Diagnosa Malaria Pada Manusia Dan Daerah
Diagnosa Malaria Pada Manusia Dan Daerah
1) Pemeriksaan mikroskopik
Pemeriksaan mikroskopik meliputi pemeriksaan sediaan darah tebal dan
darah tipis untuk menentukan :
a) Ada tidaknya parasit malaria (positif atau negatif)
b) Spesies dan stadium Plasmodium
c) Kepadatan parasit
(1) Semi kuantitatif
Metode semi kuantitatif adalah menghitung parasit dalam lapangan
pandang besar (LPB), yaitu :
(-) : negatif (tidak ditemukan parasit dalam 100 LPB)
(+) : positif 1 (ditemukan 1-10 parasit dalam 100 LPB)
(++) : positif 2 (ditemukan 11-100 parasit dalam 100 LPB)
(+++) : positif 3 (ditemukan 1-10 parasit dalam 1 LPB)
(++++) : positif 4 (ditemukan >10 parasit dalam 1
LPB)
(2) Kuantitatif
Jumlah parasit dihitung per mikro liter darah pada sediaan darah
tebal (menghitung jumlah parasit per 200 leukosit) atau sediaan darah
tipis (penghitungan jumlah parasit per 1000 eritrosit).
Sediaan darah tebal berguna untuk mengkonsentrasikan parasit
di dalam bidang sediaan, jadi untuk menegakkan diagnosis malaria
harus menggunakan sediaan darah tebal. Pada sediaan darah tebal
tidak terlihat sel darah merah (karena lisis). Walaupun demikian
parasit malaria tetap terlihat, meskipun ukurannya lebih kecil
dibandingkan pada sediaan darah tipis (Kemenkes, 2011). Sediaan
darah tipis berguna untuk melihat morfologi parasit sekaligus
menentukan spesies parasit. Petunjuk yang paling sederhana untuk
membedakan keempat spesies malaria adalah perubahan yang terlihat
pada sel darah merah yang terinfeksi (Riskesdas, 2010).
6) Endemisitas Malaria
Besarnya masalah dan tingkat transmisi malaria diberbagai daerha di
Indonesia snagata bervariasi. Untuk membedakan besarnya tingkat transisi
malaria di sutau wilayah ( misal : provinsi , kabupaten/kota, puskesmasn,
desa ) ditanah air, dibuat pembagian berdasarkan besarnya API atau AMI
daerah tersebut:
(1) 1). Daerah endemis rendah: daerah dengan angka API <1 atau AMI
<25
(2) 2). Daerah endemis sedang: daerah dengan angka API 1-5 atau
AMI 25-50
(3) 3). Daerah endemis tinggi : daerah dengan angka API >5 atau AMI
>50
d. Kebijaksanaan
1) Pengumpulan, pengolahan, interpretasi data malaria dilakukan
pada semua tingkat administratif mulai dari Puskesmas Pembantu,
Puskesmas, Rumah Sakit Kabupaten/Propinsi/Pusat, Dinas
Kesehatan Kabupaten/Propinsi dan Pusat (Departemen Kesehatan).
2) Meningkatkan kemitraan dalam jaringan informasi malaria diantara
sektor-sektor terkait
3) Upaya pemberantasan malaria yang tepat dan cepat yang
berpedoman "evidence base" (fakta).
4) Situasi Lingkungan
5) Visualisasi
6) Tindak lanjut
7) Periode KLB
Kegiatan surveilans yang dilakukan dalam Periode dimana
kasus malaria menunjukkan proporsi kenaikan dua kali atau lebih dari
biasanya/sebelumnya dan terjadi peningkatan yang bermakna baik
penderita malaria klinis maupun penderita malaria positif atau
dijumpai keadaan penderita P.falciparum dominan atau ada kasus bayi
positif baik disertai ada kematian karena atau diduga malaria dan
adanya keresahan masyarakat karena malaria.