Anda di halaman 1dari 10

TUGAS SEJARAH

SEJARAH RENGASDENGKLOK
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:

NAMA : NITA FITRIANI

KELAS XI MIPA2

GURU PEMBIMBING :

TAHUN PELAJARAN 2014-2015


SMA NEGERI 1 PRABUMULIH
Pendahuluan

A.Latar belakang

Pada waktu itu Soekarno dan Moh. Hatta, tokoh-tokoh menginginkan agar proklamasi
dilakukan melalui PPKI, sementara golongan pemuda menginginkan agar proklamasi
dilakukan secepatnya tanpa melalui PPKI yang dianggap sebagai badan buatan Jepang. Selain
itu, hal tersebut dilakukan agar Soekarno dan Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Para
golongan pemuda khawatir apabila kemerdekaan yang sebenarnya merupakan hasil dari
perjuangan bangsa Indonesia, menjadi seolah-olah merupakan pemberian dari Jepang.
Sebelumnya golongan pemuda telah mengadakan suatu perundingan di salah satu lembaga
bakteriologi di Pegangsaan Timur Jakarta, pada tanggal 15 Agustus. Dalam pertemuan ini
diputuskan agar pelaksanaan kemerdekaan dilepaskan segala ikatan dan hubungan dengan
janji kemerdekaan dari Jepang. Hasil keputusan disampaikan kepada Ir. Soekarno pada
malam harinya tetapi ditolak oleh Soekarno karena merasa bertanggung jawab sebagai ketua
PPKI.
BAB II

Pembahasan

A. Peristiwa Rengasdengklok

Peristiwa Rengasdengklok ini dimulai dengan menyerahnya Jepang tanpa syarat kepada
pihak sekutu karena dua bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki oleh pihak
sekutu yang telah memporakporandakan Jepang. Berita tersebut didengar oleh para pemuda
melalui siaran Radio British Broadcasting Center (BBC) London pada 15 Agustus 1945.
Di waktu yang sama, pada tanggal tersebut Soekarno dan Mohammad Hatta baru saja
kembali dari Vietnam atas panggilan Panglima Mandala Asia Tenggara, Marsekal Terauchi di
Saigon. Sejak itulah muncul pro dan kontra tentang kemerdekaan Indonesia. Para golongan
muda ingin kemerdekaan dilakukan dengan segera, sementara golongan tua menginginkan
kemerdekaan dilakukan dengan cara yang tidak terburu-buru, terorganisir, didukung oleh
bangsa-bangsa lain dan dilakukan melalui PPKI. Namun, para golongan muda tidak setuju
dengan itu karena PPKI dianggap sebagai badan buatan Jepang. Selain itu, hal tersebut
dilakukan agar Soekarno dan Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Para golongan
pemuda khawatir apabila kemerdekaan yang sebenarnya merupakan hasil dari perjuangan
bangsa Indonesia, menjadi seolah-olah merupakan pemberian dari Jepang.
Kemudian, para golongan pemuda mengadakan suatu perundingan di salah satu lembaga
bakteriologi di Pegangsaan Timur, Jakarta. Dalam pertemuan ini, diputuskan agar
pelaksanaan kemerdekaan dilepaskan segala ikatan dan hubungan dengan janji kemerdekaan
dari Jepang. Hasil keputusan disampaikan kepada Ir. Soekarno pada malam harinya tetapi
ditolak Soekarno karena merasa bertanggung jawab sebagai ketua PPKI.
Akhirnya, para pemuda Menteng 31 membuat keputusan untuk menculik Soekarno dan Hatta
ke Rengasdengklok untuk menjauhi Soekarno dan Hatta dari pengaruh Jepang serta untuk
mendesak mereka untuk melakukan proklamasi kemerdekaan dengan segera. Kejadian
tersebut terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 pada pukul sekitar 04.00 WIB. Golongan muda
Akhir Perang Dunia II

Pada bulan Mei 1942, suatu serangan terhadap Australia terhenti dalam
pertempuran di Laut Koral. Serangan serupa terhadap Hawai terhenti di
Midway pada bulan Juni 1942. Pada bulan Agustus 1942 pasukan Amerika
Serikat mendarat di Guadalkanal (Kepulauan Solomon) dan bulan Februari
1943 pihak Jepang telah dipukul mundur. Pada bulan Februari 1944
pasukan Amerika Serikat berhasil mengusir Jepang dari Kwayalein, di
Kepulauan Marshall, dan Saipan di Kepulauan Mariana. Pada tanggal 6
Agustus 1945 Sekutu menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima dan kota
Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945. Akhirnya Jepang menyerah dan
menandatangai perjanjian di atas kapal USS Missouri tanggal 2 September
1945 di Teluk Tokyo.

Blok Sentral pada khirnya harus menyerah kepada Sekutu pada bulan Mei
1945. Berikut ini beberapa faktor penyebab kekalahan Blok Sentral
terhadap Sekutu :

a. Blok Sentral tidak ditunjang oleh sumber-sumber kekayaan alam yang


mencukupi kebutuhan perang.
b. Jumlah anggota kelompok Sekutu lebih banyak. Masuknya Rusia ke
dalam blok Sekutu memperkuat blok tersebut.
c. Sekutu memiliki daerah jajahan yang dapat menunjang kebutuhan
perang.
d. Blok Sekutu memiliki keunggulan teknologi persenjataan daripada Blok
Sentral.

Berakhirnya Perang Dunia II juga ditandai dengan penandatanganan


berbagai macam perjanjian. Berikut ini beberapa perjanjian yang
mengakhiri PD II. Lihat tabel dibawah ini.
Peristiwa penculikan Soekarno-Hatta di Rengasdengklok

Pada tanggal 15 Agustus 1945 para pemuda berkumpul di salah satu


ruang Lembaga Bakteriologi yang terletak di Jalan Pegangsaan Timur No.
13 Jakarta di bawah pimpinan Chairul Saleh. Para pemuda sepakat bahwa
kemerdekaan Indonesia merupakan hak dan masalah rakyat Indonesia
yang tidak bergantung kepada bangsa atau negara lain.

Rapat juga memutuskan untuk mendesak Soekarno-Hatta


memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 16 Agustus
1945. Adapun pertimbangan keputusan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Soekarno dan Hatta adalah dua orang pemimpin yang berwibawa di


mata rakyat Indonesia. Proklamasi kemerdekaan yang dilaksanakan oleh
mereka akan mendapat dukungan dari seluruh rakyat Indonesia.

2. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia harus dilaksanakan dengan


kekuatan sendiri tanpa pengaruh dari pihak mana pun dengan tujuan
untuk mengangkat wibawa negara Indonesia yang baru lahir.

Hasil keputusan tersebut disampaikan oleh Darwis dan Wikana kepada


Soekarno-Hatta, namun tidak dicapai kata sepakat. Karena tidak dicapai
kata sepakat, maka golongan pemuda bermaksud mengamankan
Soekarno-Hatta ke luar Jakarta

Maksud golongan pemuda itulah yang kemudian melahirkan Peristiwa


Rengasdengklok. Perbedaan tersebut berkisar pada cara melaksanakan
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

1.Golongan tua (Soekarno, Moh. Hatta, Ahmad Subarjo, dan lain-lain),


menghendaki agar proklamasi kemerdekaan Indonesia dilaksanakan pada
tanggal 18 Agustus 1945.Dengan pertimbangan mengingat
kenyataannya, Jepang masih tetap berkuasa dan bersenjata lengkap.
Sebab jika kemerdekaan Indonesia diproklamasikan di luar PPKI (tanpa
sidang PPKI) pasti akan dicegah oleh Jepang.

2. Golongan pemuda (Sukarni, Adam Malik, Chairul Saleh, Yusuf Kunto,


Wikana, dan lain-lain), menghendaki agar kemerdekaan Indonesia
diproklamasikan di luar PPKI (tanpa sidang PPKI).Dengan pertimbangan,
jika Proklamasi kemerdekaan Indonesia dilakukan dengan terlebih dahulu
mengadakan sidang PPKI, maka kemerdekaan bangsa Indonesia akan
dianggap sebagao ciptaan Jepang dan pasti akan dihancurkan oleh
pasukan Sekutu yang tidak lama lagi akan tiba di Indonesia.Golongan
pemuda mengadakan rapat lagi di asrama Baperpi, Cikini, Jakarta pada
tengah malam menjelang tanggal 16 Agustus 1945. Selain peserta rapat
di Lembaga Bakteriologi, rapat tersebut juga dihadiri oleh Sukarni, Yusuf
Kunto, dr. Muwardi, dan Shodanco Singgih..

Tempat yang dipilih untuk mengamankan Soekarno-Hatta adalah


Rengasdengklok, Kab. Karawang, Jawa Barat yang terletak 15 km dari
Jalan raya Jakarta - Cirebon. Untuk menghindari kecurigaan dari pihak
Jepang, Shodanco Singgih mendapat kepercayaan untuk melaksanakan
rencana tersebut dibantu oleh Sukarni dan Yusuf Kunto.Penculikan
Soekarno-Hatta dilakukan pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 04.30
waktu Jawa zaman Jepang atau jam 04.00 WIB. Rengasdengklok dipilih
karena berada jauh dari jalan raya utama Jakarta - Cirebon.Setelah sampai
di Rengasdengklok, Soekarno dan Moh. Hatta ditempatkan di rumah milik
warga masyarakat keturunan Tionghoa yang bernama Djiaw Kie Siong.
Golongan pemuda kembali mendesak agar Soekarno-Hatta bersedia
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Sementara itu, di Jakarta
terjadi perundingan antara Ahmad Subarjo (mewakili golongan tua) dan
Wikana (mewakili golongan pemuda) yang kemudian tercapai kata
sepakat bahwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia harus dilaksanakan di
Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1945 sebelum pukul 12.00 WIB.Di
samping itu, Laksamana Tadashi Maeda mengizinkan rumah kediamannya
dijadikan sebagai tempat perundingan dan bersedia menjamin
keselamatan para pemimpin bangsa Indonesia. Akhirnya Soekarno-Hatta

Perubahan-perubahan

a. kata tempoh diubah menjadi tempo,

b. wakil-wakil bangsa Indonesia diubah menjadi Atas nama bangsa Indonesia,


dan

c. tulisan Djakarta, 17-8-05 diubah menjadi Djakarta, hari 17 boelan 8 tahun


05.

dijemput dari Rengasdengklok dan tiba di Jakarta pada pukul 19.30 WIB.

Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

PROKLAMASI

Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan Indonesia.

Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain,

Di selenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-


singkatnya.

Jakarta, 17 Agustus 1945

Atas nama bangsa Indonesia

Soekarno Hatta

Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dilakukan dirumah Laksamana Tadashi


Maeda di jalan Imam Bonjol No.1 (sekarang Perpustakaan Nasional, Depdiknas). Naskah
proklamasi dirumuskan oleh Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Ahmad Subardjo.

Tulisan tangan naskah teks proklamasi. Inilah konsep teks proklamasi kemerdekaan yang
semula ditulis diatas secarik kertas oleh Ir. Soekarno. Coretan-coretan yang terdapat dalam
konsep itu menunjukkan banyaknya pertimbangan sebelum tercapainya kata sepakat
mengenai kepastian isi dan redaksinya. Penyusunan teks berlangsung hingga dini hari
tanggal 17 Agustus 1945.

Dalam perumusan naskah proklamasi itu, Ir. Soekarno membuat konsep dan kemudian
disempurnakan dengan pendapat dari Drs. Moh. Hatta dan Ahmad Subardjo. Saat menjelang
Subuh, naskah proklamasi berhasil diselesaikan dan Ir. Soekarno membuka pertemuan
dengan para hadirin. Ir. Soekarno menyarankan kepada seluruh yang hadir itu agar
menandatangani naskah proklamasi sebagai wakil-wakil bangsa Indonesia. Saran Ir.
Soekarno itu diperkuat oleh Drs. Moh. Hatta dengan mengambil contoh pada Declaration of
Independence (Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat) yang ditandatangani oleh 13 utusan
dari negara-negara bagian. Namun, usul itu ditentang oleh seorang tokoh golongan pemuda
yaitu Sukarni. Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani naskah proklamasi adalah
Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia. Usul Sukarni itu diterima dengan baik oleh para
hadirin.

Setelah mendapat persetujuan, Soekarno meminta Sayuti Melik untuk mengetik sesuai
dengan naskah tulisan tangannya yang telah mengalami perubahan-perubahan yang telah
disepakatinya.

PELAKSANAAN PROKLAMASI KEMERDEKAAN 17 AGUSTUS 1945

Pada pukul 05.00 waktu Jawa tanggal 17 Agustus 1945, para pemimpin Indonesia dari
golongan tua dan golongan muda keluar dari rumah Laksamana Maeda. Mereka pulang ke
rumah masing-masing setelah berhasil merumuskan naskah proklamasi. Mereka telah sepakat
untuk memproklamasikan kemerdekaan pada pukul 10.30 waktu Jawa atau pukul 10.00 WIB
sekarang. Sebelum pulang Bung Hatta berpesan kepada para pemuda yang bekerja di kantor
berita dan pers, utamanya B.M. Diah untuk memperbanyak teks proklamasi dan
menyiarkannya ke seluruh dunia.Pagi hari itu, rumah Ir. Sukarno dipadati oleh sejumlah
massa pemuda yang berbaris dengan tertib. Untuk menjaga keamanan upacara pembacaan
proklamasi, dr. Muwardi (Kepala Keamanan Ir. Sukarno) meminta kepada Cudanco Latief
Hendraningrat untuk menugaskan anak buahnya berjaga-jaga di sekitar rumah Ir. Sukarno.
Sedangkan Wakil Walikota Suwirjo memerintahkan kepada Mr. Wilopo untuk
mempersiapkan pengeras suara. Untuk itu Mr. Wilopo dan Nyonopranowo pergi ke rumah
Gunawan pemilik toko radio Satria di Jl. Salemba Tengah 24, untuk meminjam mikrofon dan
pengeras suara.Sudiro yang pada waktu itu juga merangkap sebagai sekretaris Ir. Sukarno
memerintahkan kepada S. Suhud (Komandan Pengawal Rumah Ir. Sukarno) untuk
menyiapkan tiang bendera. Suhud kemudian mencari sebatang bambu di belakang rumah.
Bendera yang akan dikibarkan sudah dipersiapkan oleh Nyonya Fatmawati.Menjelang pukul
10.30 para pemimpin bangsa Indonesia telah berdatangan ke Jalan Pegangsaan Timur.
Diantara mereka nampak Mr. A.A. Maramis, Ki Hajar Dewantara, Sam Ratulangi, K.H. Mas
Mansur, Mr. Sartono, M. Tabrani, A.G. Pringgodigdo dan sebagainya. Adapun susunan acara
yang telah dipersiapkan adalah sebagai berikut:

Pertama, Pembacaan Proklamasi;

Kedua, Pengibaran Bendera Merah Putih;

Ketiga, Sambutan Walikota Suwirjo dan Muwardi.

Lima menit sebelum acara dimulai, Bung Hatta datang dengan berpakaian putih-putih.
Setelah semuanya siap, Latief Hendraningrat memberikan aba-aba kepada seluruh barisan
pemuda dan mereka pun kemudian berdiri tegak dengan sikap sempurna. Selanjutnya Latif
mempersilahkan kepada Ir. Sukarno dan Moh. Hatta. Dengan suara yang mantap Bung Karno
mengucapkan pidato pendahuluan singkat yang dilanjutkan dengan pembacaan teks
proklamasi.Acara dilanjutkan dengan pengibaran bendera Merah Putih. S. Suhud mengambil
bendera dari atas baki yang telah disediakan dan mengikatkannya pada tali dengan bantuan
Cudanco Latif Hendraningrat. Bendera dinaikkan perlahan-lahan. Tanpa dikomando para
hadirin spontan menyanyikan Indonesia Raya. Acara selanjutnya adalah sambutan dari
Walikota Suwirjo dan dr. Muwardi.

Penyebaran Berita Proklamasi dan Sikap Rakyat di Berbagai Daerah

Wilayah Indonesia sangatlah luas. Komunikasi dan transportasi sekitar tahun 1945 masih
sangat terbatas. Di samping itu, hambatan dan larangan untuk menyebarkan berita proklamasi
oleh pasukan Jepang di Indonesia, merupakan sejumlah faktor yang menyebabkan berita
proklamasi mengalami keterlambatan di sejumlah daerah, terutama di luar Jawa. Namun
dengan penuh tekad dan semangat berjuang, pada akhirnya peristiwa proklamasi diketahui
oleh segenap rakyat Indonesia. Lebih jelasnya ikuti pembahasan di bawah ini. Penyebaran
proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 di daerah Jakarta dapat dilakukan secara cepat dan
segera menyebar secara luas. Pada hari itu juga, teks proklamasi telah sampai di tangan
Kepala Bagian Radio dari Kantor Domei, Waidan B. Palenewen. Ia menerima teks
proklamasi dari seorang wartawan Domei yang bernama Syahruddin. Kemudian ia
memerintahkan F. Wuz (seorang markonis), supaya berita proklamasi disiarkan tiga kali
berturut-turut. Baru dua kali F. Wuz melaksanakan tugasnya, masuklah orang Jepang ke
ruangan radio sambil marah-marah, sebab mengetahui berita proklamasi telah tersiar ke luar
melalui udara.
Meskipun orang Jepang tersebut memerintahkan penghentian siaran berita proklamasi, tetapi
Waidan Palenewen tetap meminta F. Wuz untuk terus menyiarkan. Berita proklamasi
kemerdekaan diulangi setiap setengah jam sampai pukul 16.00 saat siaran berhenti. Akibat
dari penyiaran tersebut, pimpinan tentara Jepang di Jawa memerintahkan untuk meralat berita
dan menyatakan sebagai kekeliruan. Pada tanggal 20 Agustus 1945 pemancar tersebut disegel
oleh Jepang dan para pegawainya dilarang masuk. Sekalipun pemancar pada kantor Domei
disegel, para pemuda bersama Jusuf Ronodipuro (seorang pembaca berita di Radio Domei)
ternyata membuat pemancar baru dengan bantuan teknisi radio, di antaranya Sukarman,
Sutamto, Susilahardja, dan Suhandar. Mereka mendirikan pemancar baru di Menteng 31,
dengan kode panggilan DJK 1. Dari sinilah selanjutnya berita proklamasi kemerdekaan
disiarkan.
1. Teuku Mohammad Hassan dari Aceh.
2. Sam Ratulangi dari Sulawesi.
3. Ktut Pudja dari Sunda Kecil (Bali).
4. A. A. Hamidan dari Kalimanta

PENUTUP

Peristiwa besar bersejarah yang telah mengubah jalan sejarah bangsa


Indonesia itu berlangsung hanya satu jam, dengan penuh kehidmatan.
Sekalipun sangat sederhana, namun ia telah membawa perubahan yang
luar biasa dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia . Gema lonceng
kemerdekaan terdengar ke seluruh pelosok Nusantara dan menyebar
ke seantero dunia. Para pemuda, mahasiswa, serta pegawai-pegawai
bangsa Indonesia pada jawatan-jawatan perhubungan yang penting giat
bekerja menyiarkan isi proklamasi itu ke seluruh pelosok negeri. Para
wartawan Indonesia yang bekerja pada kantor berita Jepang Domei ,
sekalipun telah disegel oleh pemerintah Jepang, mereka berusaha
menyebarluaskan gema Proklamasi itu ke seluruh dunia.

Dirgahayu Indonesiaku!

KESIMPULAN

Proklamasi kemedekaan bukanlah tujuan akhir melainkan merupakan


alat untuk mencapai cita-cita bangsa Indonesia yaitu mewujudkan
masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Kita sebagai warga
negara Indonesia memiliki kewajiban moral atas kemerdekaan itu, dan
mengisinya dengan pembangunan di segala bidang kehidupan.

Anda mungkin juga menyukai