Anda di halaman 1dari 5

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
Tabel 1. Data hasil pengamatan debit air di Selokan Mataram pada 4 titik yang berbeda

Perlakuan Titik Debit (m3/detik)


B1 0,12
B2 0,14
Dengan Bandul
B3 0,16
B4 0,10
B1 0,17
B2 0,19
Tanpa Bandul
B3 0,25
B4 0,15

B. Pembahasan
Debit aliran sungai diberi adalah jumlah air (volume) yang mengalir melalui
penampang melintang sungai tiap satu satuan waktu, yang biasanya dinyatakan
dalam(m3/detik). Pengukuran debit aliran dapat dilakukan dengan beberapa metode
diantaranya: pengukuran volume air sungai, pennggukuran debit dengan cara mengukur
kecepatan aliran dan menentukan luas penampang melintang sungai, pengukuran debit
dengan menggunakan bahan kimia, pengukuran debit dengan membuat bangunan
pengukur debit, dan metode apung. Pengukuran debit air sangt bermanfaat di berbagai
bidang.. Salah satu kegunaan pengukuran debit aliran adalah debit aliran dapat dijadikan
sebuah alat untuk memonitor dan mengevaluasi neraca air suatu kawasan melalui
pendekatan potensi sumber air permukaan. Informasi mengenai data debit merupakan
informasi yang penting dalam kegiatan pengelolaan sumber daya air. Debit puncak
(banjir) dapat digunakan menjadi data dalam merancang bangunan pengendali hujan.
Debit kecil, diperlukan dalam kegiatan pengelolaan air berbagai macam keprluan,
terutama dalam bidang pertanian seperti perencanaan irigasi pada musim kemarau
ataupun pada musim hujan. Manfaat pengukuran debit aliran di bidang lain seperti:

1. Pembuatan irigasi
Pengukuran debit aliran sangat bermanfaat dalam pembuatan saluran irigasi.
Dengan melakukan pengukuran debit aliran maka dapat diketahui debit andalan
aliran air tersebut. Debit andalan merupakan debit maksimum yang dapat
digunakan untuk irigasi.
2. Sebagai tenaga pembangkit listrik
Tenaga pembangkit listrik dapat berasal dari uap, angin, bahan bakar minyak, nuklir
maupun air. Apabila tenaga pembangki listrik berasal dari air, pengukuran debit
aliran dapat membantu untuk menentuhkan kecepatan pergerakan turbin.
3. Sebagai sarana trasportasi
Dalam bidang trasportasi pengangkutan debit aliran juga sangat bermanfaat.
Dengan adanya pengukuran debit aliran, maka dapat diketahui besarnya debit air di
suatu sungai dan kecepatan gerak air.
4. Daya tamping waduk.
Dengan mengunakan data debit aliran, dapat dimanfaatkan sebagai acuan dalam
membuat ukuran waduk, sehingga, di dapatkan ukuran waduk yang sesuai.
Kegiatan praktikum ini dilaksanakan di Selokan Mataram depan Fakultas
Peternakan UGM. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan pada setiap saluran
menunjukkan nilai kecepatan bola pingpong yang berbeda-beda untuk mencapai titik
akhir. Perbedaan ini terjadi dikarenakan adanya hembusan angin yang berbeda ketika
melakukan perlakuan. Apabila semakin kuat angin yang menghembus pelampung maka
semakin cepat pula pelampung bergerak dan juga kuatnya angin berhembus juga
mempengaruhi arah gerak pelampung mengikuti arah angin sehingga mengakibatkan
jalannya pelampung tidak lurus dan jarak yang ditempuh bertambah karna berbelok-
beloknya pelampung dan sebaliknya ketika hembusan angin tidak kuat maka gerak
pelampung yang dipengaruhi arus air menjadi lebih stabil.
Pada dasarnya debit air yang dihasilkan oleh suatu sumber air ditentukan oleh
beberapa faktor faktor yaitu :

1 Intensitas hujan
Karena curah hujan merupakan salah satu faktor utama yang memiliki komponen
musiman yang dapat secara cepat mempengaruhi debit air, dan siklus tahunan dengan
karakteristik musim hujan panjang (kemarau pendek), atau kemarau panjang (musim
hujan pendek). Yang menyebabkan bertambahnya debit air.
2 Penggundulan hutan
Fungsi utama hutan dalam kaitan dengan hidrologi adalah sebagai penahan tanah
yang mempunyai kelerengan tinggi, sehingga air hujan yang jatuh di daerah tersebut
tertahan dan meresap ke dalam tanah untuk selanjutnya akan menjadi air tanah. Air
tanah di daerah hulu merupakan cadangan air bagi sumber air sungai. Oleh karena itu
hutan yang terjaga dengan baik akan memberikan manfaat berupa ketersediaan
sumber-sumber air pada musim kemarau. Sebaiknya hutan yang gundul akan menjadi
malapetaka bagi penduduk di hulu maupun di hilir. Pada musim hujan, air hujan yang
jatuh di atas lahan yang gundul akan menggerus tanah yang kemiringannya tinggi.
Sebagian besar air hujan akan menjadi aliran permukaan dan sedikit sekali
infiltrasinya. Akibatnya adalah terjadi tanah longsor dan atau banjir bandang yang
membawa kandungan lumpur.
3 Pengalihan hutan
Risiko penebangan hutan untuk dijadikan lahan pertanian sama besarnya dengan
penggundulan hutan. Penurunan debit air sungai dapat terjadi akibat erosi. Selain
akan meningkatnya kandungan zat padat tersuspensi (suspended solid) dalam air
sungai sebagai akibat dari sedimentasi, juga akan diikuti oleh meningkatnya
kesuburan air dengan meningkatnya kandungan hara dalam air sungai.Kebanyakan
kawasan hutan yang diubah menjadi lahan pertanian mempunyai kemiringan diatas
25%, sehingga bila tidak memperhatikan faktor konservasi tanah, seperti pengaturan
pola tanam, pembuatan teras dan lain-lain.
4 Intersepsi
Adalah proses ketika air hujan jatuh pada permukaan vegetasi diatas permukaan
tanah, tertahan bebereapa saat, untuk diuapkan kembali(hilang) ke atmosfer atau
diserap oleh vegetasi yang bersangkutan. Proses intersepsi terjadi selama
berlangsungnya curah hujan dan setelah hujan berhenti. Setiap kali hujan jatuh di
daerah bervegetasi, ada sebagian air yang tak pernah mencapai permukaan tanah dan
dengan demikian, meskipun intersepsi dianggap bukan faktor penting dalam penentu
faktor debit air, pengelola daerah aliran sungai harus tetap memperhitungkan
besarnya intersepsi karena jumlah air yang hilang sebagai air intersepsi dapat
mempengaruhi neraca air regional. Penggantian dari satu jenis vegetasi menjadi jenis
vegetasi lain yang berbeda, sebagai contoh, dapat mempengaruhi hasil air di daerah
tersebut.
5 Evaporasi dan Transpirasi
Evaporasi transpirasi juga merupakan salah satu komponen atau kelompok yang dapat
menentukan besar kecilnya debit air di suatu kawasan DAS, mengapa dikatakan salah
satu komponen penentu debit air, karena melalu kedua proses ini dapat membuat air
baru, sebab kedua proses ini menguapkan air dari per mukan air, tanah dan
permukaan daun, serta cabang tanaman sehingga membentuk uap air di udara dengan
adanya uap air diudara maka akan terjadi hujan, dengan adanya hujan tadi maka debit
air di DAS akan bertambah juga.
Dalam kegiatan praktikum pengukuran debit aliran sungai, dalam mengukir denit
aliran menggunakan metode apung. Cara pengukuran yang dilakukan yaitu dengan
prinsip mencari lamanya waktu yang diperlukan untuk bergeraknya pelampung pada
sepanjang jarak tertentu. Selanjutnya kecepatan rerata arus didekati dengan nilai panjang
jarak tersebut dibagi dengan waktu tempuhnya. Pengukuran dilakukan oleh dua
kelompok besar yang masing-masing bertugas sebagai pelepas pengapung di titik awal,
pengamat di titik akhir lintasan dan pencatat waktu perjalanan alat pengapung dari titik
awal sampai titik akhir. Metode pelampug di lakukan dalam kegiatan praktikum kali ini
memiliki kelebihan dan juga kekurangan. Kelebihan metode apung antara lain, mudah,
murah, dan hasil yang didapat dari pengukuran cukup akurat. Namun, metode ini juga
tidak luput dari kekurangan. Beberapa kekurangan dari metode ini yaitu, hanya dapat
diterapkan pada aliran sungai yang relative stabil, pada aliran sungai yang tidak stabil
metode ini tidak cocok untuk diterpakan. Waktu yang cukup lama dalam pengukuran
dengan metode ini menjadi kekuranggan lainnya. Kekurangan lainnya yaitu, pengulangan
yang dilakukan harus beberapa kali agar didapatkan hasil yang akurat.
Berdasarkan hasil praktikum yang didapatkan, dan setlah data yang didapatkan di
uji dengan menggunakan uji-t didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 1. Hasil uji-t pada perlakuan bandul dan tanpa bandul terhadap debit air
Perlakuan Debit (m3/detik) t-test keterangan
Bandul 0,13
-2,3038 ns
Tanpa Bandul 0,19
Keterangan : ns menunjukkan hasil yang tidak signifikan dari kedua perlakuan yang
diperoleh dari perbandingan antara nilai t-test < t-tabel (-2,3038 < 2,145)
Berdasarkan hasil uji t diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil perhitungan debit air
saluran pada kedua perlakuan menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata. Yang bearti
bahwa kecepatan pelampung dalam mengarungi sungai hingga titik terakhir pada kedua
perlakuan tidak menunjukkan hasil yang signifikan perbedaannya. Tentunya hal tersebut
tidak sesuai dengan teori yang ada. Namun, apabila kita melihat dari nilai rerata debit
aliran airnya, maka pengukuran debit air dengan menggunakan pelampung tanpa bandul
terlihat lebih tinggi dibandingkan dengan debit air saluran yang diukur dengan alat
pelampung dengan bandul. Hal ini terjadi karena, pada pelampung dengan bandul,
terdapat beban tambahan bagi pelampung yang berupa bandul, penambahan beban yang
berasal dari pelampung ini tentunya akan menghambat dan mengurangi kecepatan dari
pelampung dalam mengarungi selokan hingga titik terakhir. Jadi, meskipun angin yang
berhembus sama-sama kencangnya, maka pelampung tanpa bandul akan lebih cepat
untuk mencapai titik akhir, karena tidak adanya beban tambahan atau pemberat lainnya
yang menghambat pelampung ini untuk mencapai titik akhir saluran. Dan nilai kecepatan
pelampung mencapai titik akhir pengamatan akan menentukan nilai debitnya juga.
Semakin cepat pelampung untuk mencapai titik akhir, maka akan semakin tinggi pula
nilai debitnya.

Anda mungkin juga menyukai