OLEH
AJI PRASETIO
06/194492/PN/10676
PROGRAM STUDI AGRONOMI
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2010
ii
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN KERJA LAPANGAN
SEMESTER I TAHUN AKADEMIK 2009/2010
BUDIDAYA TANAMAN KELAPA (Cocos nucifera L.)
DI PT. PAGILARAN UNIT PRODUKSI SEGAYUNG UTARA,
KABUPATEN BATANG, JAWA TENGAH
Disusun oleh :
Nama : Aji Prasetio
NIM : 06/194492/PN/10676
Laporan kegiatan ini telah disetujui dan disahkan sebagai salah satu
kelengkapan
mata kuliah Kerja Lapangan (PNA 4060) pada semester I tahun ajaran 20
09/2010
di PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara, kabupaten Batang, Jawa Tengah.
Yogyakarta, April 2010
Dosen Pembimbing Tanda Tangan Tanggal
......................
.................
Komisi Kerja Lapangan Tanda Tangan Tanggal
......................
.................
Ketua Jurusan Budidaya Pertanian Tanda Tangan Tanggal
......................
.................
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan r
ahmat,
hidayat serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ke
rja lapangan
yang berjudul Budidaya Tanaman Kelapa (Cocos nucifera L.) di PT. Pagila
ran Unit
Produksi Segayung Utara, kabupaten Batang, Jawa Tengah yang dilaksanaan pada tang
gal
25 Januari-25 Februari 2010.
Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tulus
dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada berbagai pihak atas bantuan d
an
dukungannya, antara lain:
1. Bapak Dody Kastono, S.P., M.P. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktunya untuk berkonsultasi dan memberi masukan yang berharga.
2. Bapak Haryoso Setiyo Utomo selaku Kepala Unit Produksi Segayung Uta
ra
PT. Pagilaran yang memberi masukan selama pelaksanaan kerja lapangan.
3. Bapak Zaenal Acheroh selaku Pengawas Kebun dan Bapak Syarif Hendro
Riyantoto selaku Mandor Litbang yang banyak memberikan informasi dan
memandu kami selama proses kerja lapangan.
4. Segenap staf dan karyawan di Unit Produksi Segayung Utara PT. Pagi
laran yang
telah membantu kami selama proses kerja lapangan.
5. Rofiq Fariudin yang telah menjadi teman diskusi di sana.
6. Bapak, Mamak dan kedua kakakku yang selalu mendukung dan memberikan
semangat untukku.
7. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu per satu da
lam
pelaksanaan dan penyusunan laporan kerja lapangan ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini belum sempurna, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun. Semoga laporan ke
rja
lapangan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Yogyakarta, April 2010
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN COVER .................................................................
............................. i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................
.................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................
............................ iii
DAFTAR ISI ....................................................................
....................................... iv
DAFTAR TABEL ..................................................................
................................. v
HALAMAN LAMPIRAN ...............................................................
........................ vi
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................
.......................... 1
A. Latar Belakang .............................................................
............................ 1
B. Tujuan Umum ...............................................................
.......................... 2
C. Tujuan Khusus .............................................................
........................... 2
D. Manfaat Kerja Lapangan ....................................................
.................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................
..................... 4
BAB III METODOLOGI ............................................................
........................... 6
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ..............................................
............... 6
B. Metode Pelaksanaan Kerja Lapangan ..........................................
........... 6
C. Ruang Lingkup Masalah .....................................................
.................... 7
BAB IV KEADAAN UMUM PERUSAHAAN ................................................
.... 9
A. Sejarah Singkat PT. Pagilaran .............................................
................... 9
B. Sejarah Singkat PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara ..............
12
C. Struktur Organisasi dan Tenaga Kerja ......................................
............. 13
D. Keadaan Areal dan Batas-batas Wilayah ......................................
.......... 14
BAB V TAHAPAN BUDIDAYA TANAMAN KELAPA ................................... 18
A. Pembukaan Lahan ...........................................................
....................... 19
B. Pembibitan ................................................................
.............................. 20
C. Penanaman di Kebun ........................................................
...................... 22
D. Pemeliharaan di Kebun .....................................................
...................... 23
E. Pemupukan .................................................................
............................ 24
F. Pemberantasan Hama dan Penyakit ...........................................
............. 24
G. Produksi ..................................................................
................................ 26
H. Tenaga Kerja dan Upah .....................................................
..................... 29
BAB VI PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN KELAPA ............... 31
BAB VII KESIMPULAN ............................................................
........................... 36
DAFTAR PUSTAKA ................................................................
............................. 37
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Populasi Tanaman dan Lokasi Pertanaman Kelapa .......................
............. 15
Tabel 2. Dosis Pemupukan Tanaman Kelapa Berdasarkan Umur Tanaman .............
24
Tabel 3. Perolehan Produksi Kelapa yang Pernah Dicapai di PT. Pagilaran
Unit Produksi Segayung Utara ..................................................
..................
28
Tabel 4. Perolehan produksi kelapa PT. Pagilaran Unit Produksi
Segayung Utara tahun 2007-2009 (dalam butir). .................................
.......
29
Tabel 5. Perolehan produksi kelapa tertinggi dan terendah PT. Pagilaran
Unit Produksi Segayung Utara yang pernah dicapai sampai tahun 2009
(dalam butir) .................................................................
...............................
29
vi
HALAMAN LAMPIRAN
Lampiran 1. Struktur Organisasi PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara.
Lampiran 2. Foto Kegiatan Kerja Lapangan.
Lampiran 3.
Gulma yang Terdapat di Kebun Kelapa PT. Pagilaran Unit Produksi
Segayung Utara.
Lampiran 4.
Alat-alat yang Digunakan dalam Kegiatan Pengendalian Gulma yang
Terdapat di Kebun Kelapa PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara.
Lampiran 5. Peta Kebun Segayung Utara
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan tinggi untuk Strata 1 (S-1) di Indonesia diarahkan untuk me
ndidik
mahasiswa menjadi tenaga ahli dan terampil dalam dunia kerja. Tak terk
ecuali di
Fakultas Pertanian yang kini juga dituntut untuk dapat mencetak tenaga
kerja
profesional di bidang pertanian, perkebunan maupun industri. Melalui praktek
dan
pengalaman kerja lapangan, ketrampilan mahasiswa khususnya dalam bidang
pertanian akan semakin terasah. Kerja lapangan merupakan salah satu ben
tuk dari
praktek lapangan yang memberikan pengalaman kerja, menambah pengetahuan
serta memberi pengalaman bagi mahasiwa untuk memecahkan masalah di lapangan.
Saat ini Indonesia merupakan negara yang memiliki areal kelapa terluas
di
dunia yaitu kurang lebih 3,9 juta ha
1
dengan produksi 3,3 juta ton setara kopra dan
menempati urutan kedua setelah Philipina sebagai negara produsen kelapa. Masalah
perkelapaan Indonesia saat ini adalah produktivitas yang masih rendah k
arena
banyaknya tanaman dalam kondisi rusak dan sudah tua. Diperkirakan sekitar 10 %
atau 380.000 ha dalam keadaan rusak atau tua (Anonim a, 2008).
Kelapa merupakan komoditi penting dan merupakan bagian dari kehidupan
masyarakat Indonesia, karena dari daun, buah, dan batang semuanya dapat
dimanfaatkan. Pada tahun 2006, luas areal tanaman kelapa tercatat 3.817
.796 ha,
didominasi oleh perkebunan rakyat seluas 3.749.844 ha (98,22 %), perkeb
unan
besar negara seluas 6.148 ha (0,16 %) dan perkebunan besar swasta seluas 61.80
4
(1,62 %), dengan total produksi sebesar 3.156.876 ton, yaitu perkebunan
rakyat
sebesar 3.112.040 ton (98,58 %), perkebunan besar negara sebesar 3.672
ton
(0,12 %) dan perkebunan besar swasta sebesar 41.164 ton (1,30 %). Lok
asi
perkebunan kelapa tersebar di seluruh kepulauan Nusantara. Areal tanaman kelapa
di pulau Sumatera mencapai 33,63 %, di Jawa 22,75 %, Sulawesi 19,40
%, Bali,
NTB dan NTT sebesar 7,70 %, Maluku dan Papua 8,89 % serta Kalimantan 7,62 %
dari total luas areal kelapa Indonesia (Anonim b, 2007).
1
Estimasi tahun 2009 menurut data dari Direktorat Jenderal Perkebunan adalah 3.8
59.421 ha, dengan produksi 3.310.185 ton.
2
Di kebun Unit Produksi Segayung Utara, tanaman kelapa pada dasarnya adalah
sebagai tanaman penaung serta sebagai pematah angin (wind breaker) bagi tanaman
kakao. Berbeda dengan kondisi lahan dalam pertanaman monokultur kakao, realita
di lapangan menunjukkan bahwa kondisi pertanaman tumpangsari cenderung
terbuka dan mengakibatkan sinar matahari banyak masuk ke dalam lahan.
Hal
tersebut mengakibatkan potensi tumbuhnya gulma akan lebih besar daripada
areal
pertanaman kakao monokultur (tanpa tanaman kelapa).
Masing-masing perkebunan umumnya mempunyai kebijakan tersendiri tentang
pengendalian gulma yang ada di sekitar tanaman kelapa, termasuk di PT. Pagilaran
Unit Produksi Segayung Utara, untuk itulah mahasiswa mengadakan kegiatan kerja
lapangan di perkebunan tersebut. Selain mempelajari proses budidaya kelapa secar
a
umum, secara khusus mahasiswa akan mempelajari proses pengendalian gulma
pada tanaman kelapa serta kebijakan-kebijakan perusahaan yang berkaitan
dengan
pengendalian gulma.
B. Tujuan Umum
1. Melatih mahasiswa agar memiliki kemampuan dan keterampilan serta
berpengalaman di lapangan dalam praktek kegiatan pertanian sesuai bidangnya.
2. Melibatkan mahasiswa secara langsung dalam kegiatan pertanian agar
mempunyai kemampuan dan kepekaan terhadap berbagai persoalan yang timbul
dalam praktek di lapangan.
3. Memberikan gambaran kepada mahasiswa tentang hubungan antara teori d
an
penerapan di lapangan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
4. Memberikan bekal pengenalan praktek pada mahasiswa untuk dapat beker
ja
dalam lingkungan masyarakat setelah menjalani masa pendidikan kelak.
C. Tujuan Khusus
Mengetahui dan mempelajari budidaya tanaman kelapa di PT. Pagilaran
Unit Produksi Segayung Utara, kabupaten Batang-Jawa Tengah, khususnya tentang
pengendalian gulma pada tanaman kelapa (Cocos nucifera L.).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi ilmiah dari tanaman kelapa adalah sebagai berikut: Kerajaan
(Kingdom): Plantae; Divisio: Magnoliophyta; Kelas: Liliopsida; Ordo: Arec
ales; Familia:
Arecaceae; Genus: Cocos; Spesies: Cocos nucifera; Nama Binomial: Cocos
nucifera L.
(Anonim d, 2009).
Habitus tanaman ini adalah pohon dengan tinggi 20-30 m. Kelapa memiliki batang
tegak, silindris, permukaan kasar, dan umumnya berwarna coklat. Daun ke
lapa termasuk
ke dalam jenis daun majemuk, dengan ciri-ciri rnenyirip, berbentuk pita, berujun
g runcing,
dan berpangkal tumpul. Daun kelapa memiliki panjang 0,5-1 m dan lebar 3-4 cm, me
miliki
pelepah, bertangkai silindris dengan panjang 0,5-1 m, berwarna hijau de
ngan pertulangan
daun sejajar. Bunga kelapa termasuk bunga majemuk yang berbentuk malai yang
tumbuh
di ketiak daun. Malai (janjang) memiliki panjang 25-40 cm dengan tangkai berbent
uk segi
tiga. Panjang tangkai janjang 10-15 cm berwarna kuning. Kelopak bunga kelapa ber
cangap
(mancung) dengan warna kuning tua. Benang sari pada bunga kelapa memil
iki panjang
3-5 cm berwarna kuning. Tangkai putik berbentuk silindris berwarna kuni
ng. Sedangkan
mahkota berbentuk lonjong yang berjumlah lima helai dan memiliki warna
kuning. Buah
kelapa mempunyai bentuk bulat telur (pada jenis tertentu agak segitiga)
, berkulit serabut
dan berwarna hijau (tergantung jenisnya). Sedangkan biji kelapa berbentuk bulat,
berwarna
putih agak lunak. Kelapa memiliki akar serabut dan berwarna coklat (Anonim e, 20
09).
Gulma didefinisikan sebagai tumbuhan yang tumbuh/hadir pada suatu
tempat/keadaan yang tidak diinginkan (Tjitrosoedirdjo et al., 1984). Sekarang, g
ulma tidak
selamanya dinilai negatif. Keberadaan gulma dapat sebagai pencegah erosi dengan
menjadi
tanaman penutup lahan (ground cover). Dua gulma penting yang sering be
rada pada
perkebunan kelapa adalah alang-alang (Imperata cylindrica) dan lantana (Lantana
camara).
Alang-alang adalah gulma yang kuat dan sering ditemukan pada awal pemb
ukaan lahan.
Alang-alang dapat tumbuh pada tanah kahat hara, terutama pada lahan gundul (Banz
on dan
Velasco, 1982).
Kerugian yang terjadi karena gulma, secara umum disebabkan antara lain
(Mangoensoekarjo, 1983):
a. Menekan pertumbuhan dan menurunnya hasil akibat persaingan dalam hal hara,
air dan cahaya, serta zat penghambat pertumbuhan oleh gulma (alelopati);
b. Mempersulit cara pengelolaan tanaman;
c. Mempengaruhi cara pemanenan yang mengakibatkan meningkatnya biaya dan
menurunkan hasil;
d. Menurunkan kualitas hasil karena tercampur dengan bagian-bagian gulma; dan
e. Menurunkan produksi akibat meningkatnya pengaruh organisme pengganggu
tumbuhan yang lain (hama, penyakit, nematoda, dll.) yang hidup pada beberapa
jenis gulma.
6
BAB III
METODOLOGI
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kegiatan kerja lapangan ini telah dilaksanakan pada tanggal
25 Januari-25 Februari 2010 di PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung Ut
ara,
kabupaten Batang, Jawa Tengah.
2. Masalah Khusus
a. Jenis pengendalian gulma yang dipakai di PT. Pagilaran Unit Produks
i
Segayung Utara, kabupaten Batang, Jawa Tengah.
b. Bagaimana pengendalian gulma pada tanaman kelapa di PT. Pagilaran Unit
Produksi Segayung Utara, kabupaten Batang, Jawa Tengah.
c. Kelebihan dan kekurangan kegiatan pengendalian gulma di PT. Pagilara
n
Unit Produksi Segayung Utara, kabupaten Batang, Jawa Tengah.
d. Kendala yang dihadapi oleh PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung Uta
ra,
kabupaten Batang, Jawa Tengah.
BAB IV
KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat PT. Pagilaran
Sejarah PT. Pagilaran diawali dengan pembukaan hutan yang dilakukan ole
h
E. Blink seorang berkebangsaan Belanda untuk ditanami tanaman kina dan
kopi.
Hasil yang kurang menggembirakan karena berbagai sebab membuat E. Blink pada
tahun 1899, mengganti sebagian tanamannya dengan tanaman teh, yang
menemukan kesesuaian agroklimatnya di kawasan dataran tinggi Pagilaran. Dalam
perjalanannya perkebunan tersebut diambil alih oleh Maskapai Belanda yan
g
berkedudukan di Semarang. Pada masa ini perkebunan teh mengalami
perkembangan pesat, yang ditandai dengan adanya perkembangan luas areal
perkebunan. Namun demikian kegiatan usaha maskapai ini berhenti total menyusul
musibah kebakaran yang terjadi pada tahun 1920.
Kegiatan usaha baru berjalan kembali setelah perusahaan diambil alih ol
eh
perusahaan Inggris yang setelah diadakan perbaikan, pada tahun 1928 perk
ebunan
Pagilaran digabungkan dengan P & T Lands (Pemanukan dan Tjiasem) di bawah
manajemen yang sama. Pada masa inilah pembangunan sarana kabel ban unt
uk
mempermudah pengangkutan pucuk teh dari kebun ke pabrik pengolahan teh
dimulai.
Setelah kekalahan sekutu dari Jepang pada perang Asia Timur Raya, maka
perkebunan dikuasai oleh pendudukan Jepang dan sebagian areal perkebunan
diganti dengan tanaman pangan untuk memenuhi kebutuhan pangan tentara Jepang
dalam Perang Dunia II. Keadaan ini berlangsung hingga tahun 1947. Pada
kurun
waktu 1947-1949 perkebunan kembali ke tangan perusahaan Inggris dan dilakukan
pembangunan dengan peralatan lama yang masih tersisa akibat perusakan
selama
pendudukan Jepang.
Pada tanggal 23 Mei 1964 melalui Surat Keputusan Menteri PTIP,
Prof. Ir. Toyib Hadiwijaya perkebunan diserahkan kepada Fakultas Pertani
an
Universitas Gadjah Mada untuk dijadikan sebagai sarana penunjang
penyelenggaraan pendidikan pertanian. Selanjutnya nama perusahaan diganti
dengan Perusahaan Negara (PN) Pagilaran dan pengelolaannya diserahkan ke
pada
10
11
12
13
kerja dari lingkungan sekitar baik menjadi staf karyawan, buruh tetap
maupun
buruh musiman.
C. Struktur Organisasi dan Tenaga Kerja
1. Struktur Organisasi dan Pengelolaan Perusahaan
PT. Pagilaran adalah perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan,
perindustrian, perdagangan dan konsultan berstatus swasta yang kepemilika
n
sahamnya terdiri dari beberapa pemilik modal. Para pemilik modal ini
tergabung dalam Dewan Komisaris (Board of Commisioners). Pembuat
kebijakan-kebijakan umum yang akan dilaksanakan oleh perusahaan adalah
Dewan Direktur (Board of Directors). Dewan Direktur dipimpin oleh Direktur
Utama yang merupakan pemegang saham terbesar dan bertanggung jawab
terhadap Dewan Komisaris. Selain Direktur Utama, terdapat Direktur Umum
dan Keuangan yang bertanggung jawab mengatur dan mengawasi keuangan
serta Direktur Produksi bertanggung jawab terhadap produksi dari unit produksi
yang dimiliki oleh PT. Pagilaran.
2. Struktur Organisasi Unit Produksi Segayung Utara
PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara adalah salah satu dari 6 (enam)
Unit Produksi yang dimiliki PT. Pagilaran. Unit Produksi Segayung Utara
dipimpin oleh seorang Kepala Unit. Pelaksanaan tugas sehari-hari diawasi oleh
seorang pengawas kebun. Pengawas kebun dibantu oleh 2 (dua) mandor besar,
yaitu mandor besar kakao dan mandor besar kelapa serta mandor litbang.
Kecuali mandor litbang, masing-masing mandor tersebut membawahi mandor
pemeliharaan untuk kegiatan pemeliharaan di kebun, mandor petik untuk
kegiatan petik, serta mandor gudang khusus untuk komoditas kelapa. Mand
or
14
3 meter
9 meter
Gambar 1. Layout pertanaman kelapa hibrida tumpangsari dengan tanaman kakao
Keterangan:
Tanaman kelapa
Tanaman kakao
16
Keadaan fisik yang perlu diketahui di areal PT. Pagilaran Unit Produks
i
Segayung Utara ini antara lain:
1. Tinggi Tempat
Kebun Unit Produksi Segayaung Utara memiliki ketinggian tempat yang
bervariasi dengan ketinggian tempat tertinggi yaitu 92,5 mdpl dan ketin
ggian
tempat terendah yaitu 40 mdpl.
Untuk tanaman kelapa, ketinggian yang baik sampai 400 mdpl, sedangkan
ketinggian di atas 400 mdpl, pertumbuhan dan produksinya akan mengalami
hambatan (Witjaksana, 1989 cit. Asmono dan Jatmika, 1989).
2. Curah Hujan
Di kebun Unit Produksi Segayung Utara, rata-rata curah hujan mencapai
2.804,5 mm per tahun. Curah hujan yang dikehendaki sekurang-kurangnya
1.800 mm/tahun dengan penyebaran merata sepanjang tahun (150 mm/bulan)
(Thampan, 1982 cit. Witjaksana, 1989 cit. Asmono dan Jatmika, 1989). P
ada
beberapa tempat yang tanahnya baik, cadangan air tanah masih dapat
dimanfaatkan untuk 1-2 bulan kekeringan. Defisit air maksimal adalah
400 mm/tahun. Curah hujan yang kurang akan berpengaruh pada pertumbuhan
tanaman khususnya pada masa-masa awal pertumbuhan dan produktivitas yang
cenderung menurun.
3. Suhu
Suhu di kebun Unit Produksi Segayung Utara berkisar antara 24-36 C.
Suhu optimal yang dikehendaki tanaman kelapa adalah 27 C dengan fluktuasi
6-7 C. Sehubungan dengan ketinggian tempat, semua daerah di Indonesia yang
berada di bawah 400 mdpl suhunya memenuhi syarat (Witjaksana, 1989 cit
.
Asmono dan Jatmika, 1989). Pada umumnya, suhu berhubungan dengan laju
evapotranspirasi serta proses pembungaan, sehingga akan berpengaruh pada
produktivitas dari kelapa tersebut.
17
4. Jenis Tanah
Jenis tanah di kebun Unit Produksi Segayung Utara ini adalah tanah Latosol
dengan pH 3,6-4,7. Hal ini masih memungkinkan karena diantara pH tanah
yang sesuai, yaitu berkisar antara 4,5-6,5. Semakin rendah pH maka unsu
r Fe,
Al, dan Mn akan mudah terlarut sehingga dalam jumlah banyak dapat meracuni
tanaman. pH yang terlalu tinggi menyebabkan banyak unsur tidak tersedia
,
sehingga tanaman menjadi miskin hara.
5. Topografi
Di kebun Unit Produksi Segayung Utara, kemiringan lahan yang ada
berkisar 5-10 . Hal tersebut sesuai dengan teori bahwa, untuk perkebunan
kelapa, kemiringan lereng yang ideal adalah antara 0-10 (datar-berombak)
(Witjaksana, 1989 cit. Asmono dan Jatmika, 1989). Semakin miring lahan,
maka kemungkinan tanaman tersebut untuk roboh cukup besar.
6. Kelembaban
Di kebun Unit Produksi Segayung Utara, kelembaban yang pernah tercatat
berkisar antara 60-80 %. Hal ini dimungkinkan karena pengaruh tanaman utama
(kakao) yang cenderung membutuhkan kelembaban tinggi. Dalam beberapa
kasus, kelembaban yang tinggi dapat mengakibatkan tanaman terserang jamu
r,
terlebih jamur yang dapat menyerang tanaman kakao sekaligus tanaman kelapa,
misalnya: Phytophthora palmivora Buttler.
18
BAB V
TAHAPAN BUDIDAYA TANAMAN KELAPA
Kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan tumbuhan asli daerah yang beriklim tropis.
Bentuk morfologi kelapa berbatang tegak lurus ke atas dengan menyesuaik
an terhadap
arah sinar matahari, tidak bercabang, tidak berkambium, berakar serabut
yang jumlahnya
tergantung pada tingkat kesuburan tanah, iklim serta kesehatan tanaman,
daunnya
berbentuk memanjang dan bertulang sejajar, dengan pertumbuhan yang lebih
cepat pada
musim hujan, bunga merupakan buah berkarang (Wahyuni, 2002).
Di Jawa Tengah, perkebunan yang memiliki komoditas tanaman kelapa salah
satunya diusahakan oleh PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara. Di
PT. Pagilaran
Unit Produksi Segayung Utara, kelapa yang ditanam bukan sebagai tanaman
utama atau
tanaman pokok melainkan sebagai tanaman penaung bagi tanaman kakao deng
an sistem
pertanaman tumpang sari. Selain berfungsi ekologis terhadap tanaman kaka
o sebagai
naungan, tanaman kelapa juga memberikan nilai ekonomis yang cukup tingg
i untuk
memberikan masukan pendapatan PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara
setiap
harinya.
Habitat asli tanaman kakao adalah hutan tropika basah. Pada habitat te
rsebut,
tanaman kakao tumbuh di bawah naungan pohon-pohon tinggi. Dalam budiday
a kakao,
kondisi yang sesuai dengan habitat aslinya masih dipertahankan, yaitu d
engan cara
memberikan tanaman penaung. Dipilihnya tanaman kelapa sebagai penaung dibandingk
an
tanaman yang lain untuk digunakan sebagai penaung dikarenakan antara ta
naman kelapa
dengan tanaman kakao pada dasarnya memiliki syarat tumbuh yang sama. K
eduanya
merupakan tanaman daerah tropika, tumbuh di dataran rendah sehingga menghendaki
sifat-
sifat iklim dan sifat fisik tanah yang relatif sama (Wahyudi et al., 2008).
Bila dibandingkan dengan jenis tanaman penaung yang lain, beberapa keung
gulan
kelapa sebagai tanaman penaung kakao adalah sebagai berikut (Wahyudi et al., 200
8):
- Kelapa tahan terhadap hembusan angin yang kencang karena memiliki ta
juk
dan sistem perakaran yang kuat. Oleh karena itu, kelapa merupakan tana
man
pematah angin (wind-breaker) yang cukup efektif dan ekonomis.
- Tajuk kelapa termasuk mudah diatur. Hanya dengan memotong sebagian
pelepahnya, jumlah naungan yang dikehendaki mudah disesuaikan. Dalam
keadaan normal, pemangkasan rutin tidak perlu dilakukan karena pelepah yang
19
sudah tua dan kering akan gugur dengan sendirinya sehingga jumlah pele
pah
daun relatif tetap.
- Kelapa relatif tahan kering dan selama musim kemarau daunnya tidak
mudah
gugur.
- Bila tanaman kelapa sudah dewasa, akan terdapat jarak yang cukup lebar antara
tajuk kelapa dengan tajuk kakao. Keadaan ini akan menciptakan sirkulasi udara
yang baik sehingga membantu sanitasi kebun secara keseluruhan.
- Tanaman kelapa memberi nilai tambah yang bernilai ekonomi cukup besa
r,
yakni baik dalam hal hasil buahnya, pelepah kering, maupun batangnya.
- Secara tidak langsung, tanaman kelapa berperan dalam membantu pengendalian
hama Helopeltis secara biologis karena semut hitam (Dolichoderus thoracicus)
yang suka bersarang pada pohon kelapa merupakan pemangsa dari hama
tersebut.
Kegiatan budidaya tanaman kelapa (Cocos nucifera L.) yang dilakukan di
PT.
Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara, kabupaten Batang-Jawa Tengah ada
lah sebagai
berikut:
A. Pembukaan Lahan
Kegiatan ini dilakukan ketika akan melakukan penanaman di areal baru
(membuka lahan). Kegiatan yang dilakukan antara lain melakukan pembersihan
lahan dari gulma (rumput/alang-alang). Cara yang dilakukan adalah sebaga
i
berikut:
- Pembersihan gulma secara mekanis (dilakukan dengan cangkul, sabit
maupun babat dengan tangan).
- Pembersihan gulma secara kimiawi (dilakukan dengan aplikasi
herbisida, contoh: Roundup). Cara yang dilakukan adalah dengan
membabat alang-alang menjadi 20 cm, selanjutnya dibiarkan agar
tumbuh kembali sampai 30-40 cm. Kemudian disemprot dengan
memakai knap sack atau power sprayer dengan dosis 2-3 liter dalam
800 liter air/ha.
20
B. Pembibitan
Perbanyakan tanaman kelapa dikenal ada dua cara, yaitu secara
konvensional atau cara biasa maupun dengan rekayasa genetika berupa
perbanyakan bibit menggunakan kultur jaringan atau kultur embrio (Sukamt
o,
2001). Dalam kegiatan pembibitan tanaman kelapa, PT. Pagilaran Unit
Produksi Segayung Utara menggunakan metode konvensional untuk melakukan
perbanyakan tanaman, yaitu dengan buah kelapa tua sebagai bibit. Dalam
kegiatan pembibitan secara biasa atau konvensional ada beberapa tahapan yang
harus dilakukan. Tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
- Memilih bibit kelapa yang baik dan cocok sebagai bibit. Ciri-cirinya
antara lain:
Berasal dari pohon induk yang baik. Syarat pohon induk adalah
berumur 20-40 tahun, produksi tinggi
(80-120 butir/pohon/tahun) terus menerus dengan kadar kopra
tinggi (25 kg/pohon/tahun), batangnya kuat dan lurus dengan
mahkota berbentuk sperical (berbentuk bola) atau semisperical,
daun dan tangkainya kuat, bebas dari gangguan hama dan
penyakit (Anonim c, 2009).
Ciri buah yang matang untuk benih, yaitu umur 12 bulan,
4/5 bagian kulit berwarna coklat, bentuk bulat dan agak lonjong,
sabut tidak luka, tidak mengandung hama penyakit, panjang
buah 22-25 cm, lebar buah 17-22 cm, buah licin dan mulus, air
buah cukup, apabila digoncang terdengar suara nyaring
(Anonim c, 2009).
- Bibit kelapa diistirahatkan selama 1 bulan.
- Menyiapkan tempat pembibitan tanaman kelapa.
Lokasi yang dipilih untuk melakukan pembibitan tanaman kelapa
antara lain:
Lokasi datar. Lokasi datar akan lebih mempermudah dalam
penataan bibit serta pengawasan dan perhitungan jumlah bibit.
Dekat sumber air. Hal ini sangat penting karena umumnya pada
masa awal pertumbuhan tanaman masih sangat rentan dan belum
21
sisi sesuai dengan jarak tanam. Jarak tanam antar tanaman yang
digunakan PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara adalah
9 m x 9 m x 9 m (pola segitiga sama sisi). Setelah didapatkan pato
kan
letak tanaman yang berbentuk segitiga, maka langkah yang dilakukan
selanjutnya adalah memasang acir bambu (pasak dari bambu). Acir
bambu ini dibuat untuk menjaga kelurusan barisan tanaman.
Pembuatan lubang tanam dilakukan dengan membuat pola bujur
sangkar menggunakan bambu berdasarkan ukuran panjang x lebar
lubang tanam yang ingin dibuat. Membuat lubang tanam berukuran
80 cm x 80 cm x 80 cm (panjang x lebar x kedalaman). Terakhir,
dilakukan pemberian pupuk kandang pada setiap lubang sebanyak
1 blek ( 5 kg).
D. Pemeliharaan di Kebun
Beberapa hal yang dilakukan PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara
dalam kegiatan pemeliharaan tanaman kelapa di kebun adalah sebagai berikut:
- Pemberantasan gulma (rumput/alang-alang) dilakukan dengan cara
mekanis (babat) dengan sabit atau dengan aplikasi herbisida (Roundup
atau Posat) dengan memakai knap-sack sprayer (semprotan manual).
- Melakukan pembersihan (pembabatan) melingkar dengan diameter
2 m di bawah tegakan pohon kelapa. Pembabatan ini dilakukan untuk
mengurangi persaingan hara oleh gulma pada awal masa pertmbuhan
tanaman kelapa.
- Dangir bumbun dilakukan menjelang pemupukan yang dilakukan
2 kali setahun. Hal ini dilakukan agar tanah lebih gembur dan dapat
menyerap pupuk dengan baik.
- Pengurangan jumlah daun atau menurunkan pelepah daun tua (blarak)
umumnya dilakukan pada saat kegiatan petik kelapa. Kegiatan ini
bertujuan sebagai sanitasi (pada daun tua) serta dengan pertimbangan
keefektifan jumlah daun yang ada dan mengurangi resiko roboh akibat
beratnya tajuk saat terjadi angin kencang.
24
E. Pemupukan
Pemupukan yang dilakukan PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara
pada tanaman kelapa dilakukan 2 kali setahun dan dilakukan pada awal
dan
akhir musim hujan dengan dosis sesuai umur tanaman. Aplikasi pemupukan
terakhir dilakukan pada akhir 2008. Setelah tahun 2009, belum diadakan
pemupukan lagi dengan pertimbangan biaya, terlebih akar tanaman kelapa
tersebut sudah mampu menjangkau hara yang jauh (anchoring) dalam tanah
maupun pupuk yang diberikan untuk tanaman kakao pada tanaman tumpang
sari.
Tabel 2. Dosis pemupukan tanaman kelapa berdasarkan umur tanaman
Tahun ke- Urea
(gram)
TSP
(gram)
KCl
(gram)
Kirsit
(gram)
NaCl
(gram)
1 34 54 170 100 50
2 135 215 505 305 50
3 169 269 675 405 120
4 203 323 675 505 150
Keterangan:
Untuk tahun ke-5 dan seterusnya, dosis pemupukan mengacu pada tahun ke-4.
Cara aplikasi pupuk yang dilakukan oleh PT. Pagilaran Unit Produksi
Segayung Utara adalah menggunakan teknik ringplacement. Dengan metode
ringplacement, akar lateral akan terpotong dan pertumbuhan akar akan
cenderung tumbuh ke bawah tanah, sehingga tidak mengganggu tanaman pokok
dalam hal persaingan hara.
F. Pemberantasan Hama dan Penyakit
Hama yang pernah menyerang tanaman kelapa di PT. Pagilaran Unit
Produksi Segayung Utara adalah sebagai berikut:
a. Perusak daun
- Ulat api, ulat artona (Artona catoxantha)
Gejala: (1) pada helaian daun terjadi kerusakan dengan adanya
lubang seperti jendela kecil; (2) jika serangan berat, tajuk tanaman
kelapa nampak layu dan seperti terbakar; (3) pada bagian bawah
anak daun terlihat beberapa bekas serangan menyerupai tangga,
dengan tulang daun arahnya melintang seperti anak tangga;
25
2 orang. Tugas dari mandor ini adalah mencegah adanya kehilangan butir buah
kelapa akibat pencurian maupun tertinggal di kebun dan sebagai pengarah serta
penanggung jawab jumlah kelapa yang dipetik pada hari tersebut sebelum
diserahkan ke mandor gudang.
Setelah dilakukan kegiatan petik dari kebun, kelapa diangkut dari kebun ke
gudang kelapa menggunakan truk. Jalan yang menghubungkan kebun dan
gudang cukup bagus sehingga memungkinkan truk untuk lewat. Hanya saja,
kadang kala saat musim hujan ada areal tertentu yang mempunyai jalan terlalu
berlumpur sehingga membahayakan truk saat melewatinya. Selanjutnya mandor
petik akan melakukan kegiatan serah terima jumlah butir kelapa kepada mandor
gudang kelapa untuk kemudian dilakukan pembagian jumlah kelapa yang dapat
dibeli oleh calon pembeli.
Di PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara tidak dilakukan kegiatan
pascapanen kelapa karena kelapa setiap hari habis dijual untuk tujuan
industri
makanan/santan, sehingga kelapa dapat dijual langsung setelah kegiatan p
etik
kelapa.
28
29
BAB VI
PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN KELAPA
Pemeliharaan tanaman selalu diperlukan untuk menjaga tanaman kelapa dapa
t
tumbuh dan berproduksi sesuai yang diharapkan. Salah satu macam pemeliharaan tan
aman
kelapa adalah dengan melakukan kegiatan pengendalian gulma.
Secara umum, kegiatan pengendalian gulma yang dilakukan di kebun Unit
Segayung Utara adalah: pengendalian gulma saat membuka lahan (pada awal
penanaman
tanaman), pengendalian gulma pada saat pembibitan, dan pengendalian gulm
a sebagai
kegiatan pemeliharaan di kebun.
Gulma merupakan organisme pengganggu tanaman di perkebunan yang menjadi
masalah sejak persiapan lahan sampai dengan pemeliharaan tanaman menghas
ilkan.
Gangguan gulma tidak terlalu eksplosif seperti halnya hama dan penyakit
, tetapi terjadi
secara terus menerus dan dalam jangka panjang. Sebagai konsekuensinya,
pengendalian
gulma merupakan kegiatan yang harus rutin dilakukan di perkebunan kelap
a maupun
tanaman perkebunan lainnya.
Tanaman kelapa yang ada di kebun Unit Segayung Utara ini rata-rata telah berumur
30 tahun (tanaman menghasilkan), jadi habitus yang sudah besar dan jangkauan aka
r yang
meluas membuat keberadaan gulma sebagai kompetitor tanaman kelapa dapat
sedikit
diabaikan, akan tetapi keberadaan gulma juga mengganggu pekerja dalam m
elakukan
kegiatan petik kelapa yang dilakukan setiap hari. Selain hal tersebut,
yang tidak kalah
penting adalah keberadaan gulma sangat mengganggu kegiatan pemupukan tanaman kak
ao
yang menjadi tanaman utama pada blok tumpangsari karena dikhawatirkan pupuk ters
ebut
hanya dimanfaatkan oleh gulma tersebut saja.
Pada blok tanaman kakao monokultur, gulma cenderung tidak tumbuh pada
areal
tersebut. Hal itu dikarenakan banyaknya seresah daun yang menutupi perm
ukaan tanah
serta lebih rapatnya tajuk tanaman kakao yang menyebabkan terhambatnya
cahaya yang
masuk ke dalam kebun dan lapisan daun yang susah tertembus oleh gulma.
Sedangkan pada blok tumpangsari, gulma cenderung banyak tumbuh dikarenak
an
ruang terbuka pada setiap selang tanaman kelapa-kakao yang cukup merata
sehingga
menyebabkan cahaya dapat masuk dan gulma dapat tumbuh dengan baik. Sel
ain hal
tersebut, kegiatan petik yang sering merusak tajuk tanaman kakao juga
menambah ruang
terbuka yang ada di areal kebun.
32
33
BAB VII
KESIMPULAN
1. PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara mempunyai dua tanaman bu
didaya
yaitu kakao sebagai tanaman pokok (utama), dan tanaman kelapa sebagai tanaman
penaung yang menghasilkan (bernilai ekonomis).
2. Pola pertanaman kelapa hibrida yang dipakai yaitu berbentuk segitiga
sama-sisi
dengan jarak 9 m x 9 m x 9 m, sedangkan untuk kelapa tall adalah 8 m x 10 m.
3. Pemeliharaan yang dilakukan adalah pemupukan (terakhir tahun 2008),
pemberantasan OPT (terakhir tahun 2008), pembabatan gulma secara manual
dan
kimiawi (berupa post emergence), serta kegiatan penurunan pelepah daun
kelapa
yang kering.
4. Pengendalian gulma yang dilakukan PT. Pagilaran Unit Produksi Segayu
ng Utara
belum intensif dan sesuai standar.
5. Kegiatan pengelolaan gulma lebih lanjut hanya dilakukan pada gulma
lempuyang
(Zingiber zerumbet) dengan mengambil rimpangnya sebagai bahan baku jamu.
37
DAFTAR PUSTAKA
Anonim a. 2008. Pendeklarasian Berdirinya Dewan Kelapa Indonesia (DEKINDO).
<http://ditjenbun.deptan.go.id/web.old//index.php?option=com_geda&Itemid=184>.
Diakses tanggal 13 November 2009.
Anonim b. 2007. Roadmap Komoditi Kelapa. Departemen Pertanian Direktorat Jendera
l
Bina Produksi Perkebunan, Jakarta.
Anonim c. 2009. Budidaya Tanaman Kelapa (Cocos nucifera L.).
<http://lc.bppt.go.id/iptek/index.php?>. Diakses tanggal 8 April 2009.
Anonim d. 2009. <http://id.wikipedia.org/wiki/Klasifikasi_ilmiah>.
Diakses tanggal 8 April 2009.
Anonim e. 2009. Kelapa.
<http://www.warintek.ristek.go.id/pangan_kesehatan/tanaman_obat/depkes/2-
070.pdf>. Diakses tanggal 21 Juli 2009.
Mangoensoekarjo, S. 1983. Pedoman Pengendalian Gulma pada Tanaman Perkeb
unan.
Direktorat Jenderal Perkebunan, Departemen Pertanian, Jakarta.
Sukamto. 2001. Kelapa Kopyor: Pembibitan, Budidaya. Penebar Swadaya, Jakarta.
Tjitrosoedirdjo, S., Is Hidajat Utomo, dan J. Wiroatmodjo. 1984. Pengel
olaan Gulma di
Perkebunan. Penerbit Gramedia, Jakarta.
Wahyudi, T., T. R. Panggabean, dan Pujiyanto. 2008. Panduan Lengkap Ka
kao:
Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. Penebar Swadaya, Jakarta.
Wahyuni, M. 2002. Bertanam Kelapa Kopyor. Penebar Swadaya, Jakarta.
HALAMAN
L
A
M
P
I
R
A
N
LAMPIRAN 1
STRUKTUR ORGANISASI
PT. PAGILARAN UNIT PRODUKSI SEGAYUNG UTARA
KABUPATEN BATANG-JAWA TENGAH
Direksi
Kepala Unit
Pengawas Kebun Kepala Tata Usaha
Mandor Besar
Pengolahan Kakao
& Kelapa
Kepala Satpam Mandor Besar
Tanaman Kakao
Mandor Besar
Tanaman Kelapa
Mandor
Pemeliharaan
Mandor
Pemeliharaan
Mandor
Petik Kakao
Mandor
Petik Kelapa
Karyawan Mandor Bagian
Gudang
Karyawan
Mandor Litbang
Tanaman
Mandor Teknik
Mandor
Rupa-rupa
Karyawan
Administrasi/
Juru Tulis
Bendahara
Kasir Pembayaran
Kelapa
Mandor
Pengolahan
Juru Tulis Pabrik
Karyawan
Anggota
Keterangan:
Garis instruksi
Garis koordinasi
LAMPIRAN 2
Foto Kegiatan Kerja Lapangan
di PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara
Foto 6. Daun tanaman kelapa yang diserang ulat api (Setora nitens) (gambar a)/ul
at artona
(Artona catoxantha) (gambar b).
a a
a
b
Foto 7. Hama ngengat bunga kelapa (Batrachedra sp.).
LAMPIRAN 4
Alat-alat yang Digunakan dalam Kegiatan Pengendalian Gulma
yang Terdapat di Kebun Kelapa
PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara
Foto 1. Sabit
Digunakan sebagai alat penyiangan gulma secara mekanis (babat).
Foto 2. Cangkul
Digunakan sebagai alat dalam
kegiatan dangir bumbun dan
penyiangan gulma secara
mekanis.
Foto 3. Knapsack-sprayer.
Keterangan gambar:
a. Bagian-bagian dari knapsack-sprayer
b. Knapsack-sprayer manual
c. Knapsack-sprayer bermesin.
a b
c
Foto 4. Kegiatan penyemprotan herbisida di lapangan.
Keterangan gambar:
a. Herbisida yang digunakan: Roundup
b. Kegiatan penyemprotan herbisida menggunakan knapsack-sprayer.
a b
PetaKebunSegayungUtara
Skala1:500
Utara
desaKenconorejo
VIIIa
VIIIb
VII
IV
VI
Vb
Va
III
II
desa Tegalsari
RawaKlabang
desaSraman
desaWonokerso
K.Sigelap
I
desa Beji
desaWonokerto
TanahMilikDIPERADA
LUASKEBUN(Bersih)
BlokI
I
II
V
Va
b
V
VI
VIIa
VIIIb
BlokI
BlokI
BlokI
Blok
BlokV
Blok I
Blok I
Blok I
Blok
18,43ha
23,25ha
30,46ha
18,36ha
15,59ha
19,32ha
22,58ha
28,17ha
14,79ha
9,20ha
Total200,15ha
LAMPIRAN5