PENDAHULUAN
Dewasa ini dunia bisnis bergerak dalam waktu yang sangat cepat. Segala sesuatu
yang menjadi kebutuhan dalam suatu bisnis atau pun suatu perusahaan diharapkan dapat
terpenuhi dengan cara yang aman dan tepat waktu. Setiap perusahaan yang terdaftar di
BEI memiliki kesempatan yang sama untuk mempublikasikan kondisi / posisi keuangan
perusahaan mereka dengan tujuan untuk dapat menarik minat para investor dalam
Informasi yang tepat sangat dibutuhkan, mengingat harga saham yang terus
berfluktuasi dari waktu ke waktu. Salah satu informasi aman yang dapat diperoleh
adalah informasi yang berasal dari internal perusahaan, yakni melalui kinerja
perusahaan. Saham yang berkinerja baik sangat menarik minat para pemodal. Ukuran
kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangannya. Laporan keuangan
merupakan sasaran yang penting bagi investor dan kreditor untuk mengetahui
dapat dilihat melalui pernyataan IAI (2009: 1.2) atas tujuan laporan keuangan dalam
memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang
bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pemakai lapuran dalam rangka membuat
perusahaan selama satu periode. Kinerja perusahaan dapat dinilai melalui besarnya laba
perusahaan.
bagian dari laporan keuangan tahunan karena sistem, output dan tujuan laporan interim
sama dengan laporan tahunan. Oleh karena itu, laporan keuangan interim dikembangkan
sebagai bagian integral dari laporan keuangan tahunan. Secara konseptual, laporan
keuangan interim (interim report) menyediakan informasi yang lebih tepat waktu, tetapi
Laporan keuangan interim menunjukkan adanya trade-off antara ketepatan waktu dan
adalah laporan keuangan yang diterbitkan di antara dua laporan keuangan tahunan
sehingga laporan interim ini disebut juga sebagai integral dari laporan keuangan
tahunan. Namun, karena sifat jangka pendek dari laporan ini, terdapat banyak
berpendapat bahwa setiap periode interim harus diperlakukan sebagai periode akuntansi
yang terpisah, deferral dan akrual mengikuti prinsip yang digunakan untuk laporan
tahunan. Transaksi dilaporkan pada saat terjadi dan pengakuan beban tidak berubah
dengan periode waktu yang tercakup. Kelompok lain berpendapat bahwa laporan
interim adalah bagian yang terpadu dari laporan tahunan dan bahwa untuk federal dan
akrual harus diperhitungkan apa yang akan terjadi pada keseluruhan tahun.
ekonomi serta menunjukkan kinerja yang telah dilakukan manajemen atas penggunaan
sumber daya yang telah dipercayakan kepadanya (IAI 2009). Maka dapat dikatakan
bahawa laporan keuangan interim secara telaah pustaka dapat membantu para investor,
dan masyarakat dalam menetapkan keputusan ekonomi para prinsipal dan pelaku pasar
lainnya.
Sesuai dengan latar belakang masalah di atas, tujuan penulisan makalah ini
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Laporan Keuangan Interim (PSAK No. 3)
Informasi harus disampaikan sedini mungkin untuk dapat digunakan sebagai salah satu
keputusan tersebut.
laporan keuangan interim oleh peraturan perundangan yang berlaku, misalnya pasar
modal, dan lain-lain. Untuk industri yang telah diatur dalam standar akuntansi keuangan
industri yang bersangkutan secara khusus, misalnya perbankan, maka harus mengikuti
diterbitkan di antara dua laporan keuangan tahunan. Laporan keuangan interim harus
dipandang sebagai bagian yang integral dari periode tahunan. Laporan keuangan interim
dapat disusun secara bulanan, triwulanan atau periode lain yang kurang dari setahun dan
a. Pandangan yang menganggap periode interim sebagai dasar periode akuntansi dan
menyimpulkan bahwa hasil operasi tiap periode ditentukan dengan cara yang sama
b. Pandangan yang menganggap periode interim sebagai bagian yang integral dengan
periode tahunan.
Perusahaan yang dalam periode interim menggunakan estimasi laba kotor dalam
menentukan nilai persediaan atau metode lain yang berbeda dengan metode yang
perlu melaporkan penyimpangan atau selisih dengan biaya aktual yang terjadi,
jika selisih biaya tersebut tidak material atau diharapkan bisa diselesaikan pada
akhir tahun. Pengaruh dari penyimpangan yang tidak direncanakan dan tidak
diperkirakan harus dilaporkan pada akhir periode interim dengan prosedur yang
Kerugian yang disebabkan penurunan harga pasar tidak boleh ditangguhkan untuk
yang sama boleh diakui sebagai keuntungan pada periode interim selanjutnya,
keuntungan yang diakui tidak boleh melebihi kerugian yang telah dibebankan
sebelumnya memberi manfaat yang lebih besar bagi para pemakai laporan dalam contoh
dan kinerja.
dari awal tahun buku sampai dengan tanggal laporan keuangan interim untuk
periode berjalan.
buku yang lalu, untuk mendapat gambaran pengaruh dan kinerja interim tersebut
terhadap posisi keuangan, kinerja dan arus kas periode akuntansi yang lalu.
Pada akhir tiap periode interim, perusahaan harus membuat taksiran pajak
periode interim harus sesuai dengan kebijakan akuntansi tentang pajak penghasilan yang
yang tidak biasa dan tidak sering terjadi harus dibebankan pada periode interim saat
terjadinya dan tidak boleh dibebankan pada periode lain. Pos luar biasa harus
diungkapkan secara terpisah dan dimasukkan dalam laporan laba rugi periode interim
saat pos luar biasa terjadi. Dalam menentukan materialitas, pos luar biasa harus
Peristiwa atau kejadian yang tidak biasa dan tidak sering terjadi dan berpengaruh
material terhadap hasil operasi tetapi tidak dapat dikelompokkan dalam pos luar biasa
juga harus dilaporkan dan diungkapkan secara terpisah dalam laporan laba rugi periode
interim.
diungkapkan dalam laporan keuangan interim dengan cara yang sama seperti dalam
keuangan interim berikutnya dan dalam laporan keuangan tahunan sampai kewajiban
dtilaporkan dalam periode interim saat perubahan itu terjadi dengan cara yang sama
seperti yang dilaporkan dalam laporan keuangan tahunan sebagaimana yang diatur
dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.25 tentang Laba atau Rugi Bersih
bila mengetahui akan ada perubahan akuntansi dalam periode laporan keuangan interim
berikutnya.
b. yang terjadi pada periode interim sebelumnya dalam tahun buku yang sama, bila
dalam periode interim pertama dari suatu tahun buku. Perubahan akuntansi yang
dilakukan setelah periode interim pertama dalam satu tahun buku cenderung
akuntansi atau koreksi kesalahan, jumlah yang ada harus dihubungkan dengan estimasi
pendapatan setahun penuh dan kecenderungan laba pada periode interim berikutnya
dalam tahun buku yang sama. Perubahan yang material bila dikaitkan dengan suatu
periode interim tetapi tidak material bila dikaitkan dengan estimasi pendapatan setahun
penuh atau dengan kecenderungan laba harus diungkapkan secara tersendiri dalam
laporan keuangan interim oleh peraturan perundangan yang berlaku, misalnya pasar
modal, dan lain-lain. Untuk industri yang telah diatur dalam standar akuntansi keuangan
industri yang bersangkutan secara khusus, misalnya perbankan, maka harus mengikuti
Laporan keuangan interim meliputi neraca, laporan laba rugi dan saldo laba
interim, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan interim
harus disajikan secara komparatif dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Perhitungan laba-rugi interim harus mencakup periode sejak awal tahun buku sampai
lancar dan tidak lancar, dan kewajiban sebagai kelompok jangka pendek dan jangka
panjang sesuai laporan keuangan tahunan. Kalau suatu aktiva dan kewajiban dapat atau
harus direalisasikan dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca interim, maka
sebagai jangka pendek; kalau tidak aktiva tersebut digolongkan sebagai tidak lancar
Khusus untuk perusahaan tertentu seperti bank dan asuransi yang mempunyai
metode khusus dalam penggolongan aktiva, maka penggolongan aktiva harus dilakukan
laporan keuangan interim, data berikut merupakan data minimum yang harus
dilaporkan:
a. pendapatan atau penjualan kotor, beban, estimasi pajak penghasilan, pos luar
b. data laba bersih per saham untuk setiap periode interim yang disajikan;
e. pelepasan suatu segmen usaha, pos luar biasa, transaksi tidak biasa dan tidak
sering terjadi;
f. kewajiban kontinjen;
dengan melaporkan jumlah setiap penyesuaian yang terjadi yang berhubungan dengan
periode sebelumnya sebagai suatu penyesuaian pada saldo laba awal periode (retained
earnings), kecuali jika jumlah tersebut tidak dapat ditentukan secara wajar. Informasi
tidak praktis.
disusun karena pada dasarnya laporan keuangan tersebut dapat digantikan dengan
laporan keuangan tahunan. Dalam hal laporan keuangan interim triwulan keempat
laporan keuangan tahunan. Di samping itu, isi dari laporan keuangan interim triwulan
keempat harus merupakan selisih dari laporan keuangan tahunan dan laporan keuangan
Untuk IPO
Penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO) merupakan salah
satu tahapan terpenting dalam proses perusahaan untuk menuju pasar modal atau go
public. IPO merupakan Pasar Perdana bagi suatu perusahaan untuk menawarkan
efeknya (saham, obligasi, dan surat-surat berharga lainnya) kepada publik. Bagi suatu
perusahaan (Eminten) IPO secara financial merupakan sarana untuk memproleh modal
untuk pengembangan bisnis perusahaan dan sarana lainnya sebagai parameter bahwa
sendiri diatur dalam Undang-Undang No. 25 tahun 2007 mengenai Penanaman Modal
yang ditetapkan pada tanggal 26 April 2007 (Sebagai pengganti Undang-Undang No. 8
tahun 1985 tentang Pasar Modal) dan Keputusan Menteri Keuangan serta peraturan-
Dalam proses IPO (Proses Emisi), Emiten harus menempuj serangkaian tahap
yang cukup panjang. Secara garis besar proses IPO dapat dibagi menjadi 3 tahapan
1) Sebelum Emisi
public mesti dibawa ke rapat umum pemegang saham (RUPS) atau rapat umum
pemegang saham luar biasa (RUPS-LB) untuk dimintakan persetujuan. Setelah
dokumen emisi.
rapat
Konsultan hukum untuk memberikan pendapat dari segi hukum
Wali amanat sebagai wali dari kepentingan investor (untuk emisi obligasi)
Penanggung (Guarator)
Biro Administrasi efek
Kustodian untuk tempat penitipan harta.
rencana penggunaan dana yang dirinci per tahun; proyeksi jika dicantumkan
dalam prospektus; legal audit; legal opinion; riwayat hidup komisaris dan
Setelah semua dokumen yang diperlukan untuk emisi telah lengkap, emiten
2) Selama Emisi
Pada tahap ini, emiten melakukan aktivitas penawaran efek pada pasar
sekunder
kepada pemodal oleh sindikasi penjamin emisi melalui para agen penjual yang
dan calon pembeli dan memuat prospectus ringkas tersebut dalam sebuah surat
kabar harian atau lebih yang berbahasa Indonesia dan tersebar secara nasional.
Pemasangan prospectus ringkas tersebut dilakukan tiga hari kerja sebelum masa
penawaran emiten.
Pada masa penawaran umum, calon investor yang tertarik dapat mulai
ditunjuknya. Masa ini berlangsung tiga hari kerja dan selesai 60 hari setelah
penjatahan efek. Penjatahan efek adalah pengalokasian efek para investor sesuai
dengan jumlah yang tersedia. Jika kemudian ternyata jumlah permintaan efek
selama masa penawaran umum melebihi jumlah efek yang ditawarkan, diadakan
3) Sesudah Emisi
dan relevan
10%.
pihak yang tidak memiliki akses langsung kepada emiten, dapat mengetahui
14 dan IX.C.1-11
penawaran umum
6) Peraturan Nomor IX.A.6 mengenai Pembatasan atas saham yang diterbitkan
1) Bentuk, isi, dan persyaratan dalam penyajian laporan keuangan yang harus
Keuangan (PSAK) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan
laporan keuangan yang termuat dalam PSAK yang diterbitkan oleh IAI, yaitu
Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan dan data yang disajikan dalam
dan X.K. 6)
(peraturan X.K.2)
bentuk asli, dan disertai dengan laporan dalam salinan elektronik (soft copy).
c) Laporan Keuangan Berkala tersebut merupakan laporan keuangan lengkap
d) Bagi Emiten atau Perusahaan Publik yang Efeknya tercatat di Bursa Efek di
Indonesia dan Bursa Efek di negara lain, maka Laporan Keuangan Berkala
pasar modal di negara lain tersebut, dan paling sedikit memenuhi ketentuan
No. X.K.6)
tahunan dalam bentuk asli dimaksud adalah laporan tahunan yang wajib
jangka waktu 4 (empat) bulan sejak tahun buku berakhir, maka laporan
yang diterbitkannya.
e) Dalam hal Emiten atau Perusahaan Publik menyampaikan laporan tahunan
kepada masyarakat secepat mungkin, paling lambat akhir hari kerja ke-2 (kedua)
setelah keputusan atau terjadinya suatu peristiwa, informasi atau fakta material
yang mungkin dapat mempengaruhi nilai Efek perusahaan atau keputusan
investasi pemodal.
2) Informasi atau Fakta Material yang diperkirakan dapat mempengaruhi harga
Efek atau keputusan investasi pemodal, antara lain hal-hal sebagai berikut:
a) Penggabungan usaha, pembelian saham, peleburan usaha, atau pembentukan
usaha patungan;
b) Pemecahan saham atau pembagian dividen saham;
c) Pendapatan dari dividen yang luar biasa sifatnya;
d) Perolehan atau kehilangan kontrak penting;
e) Produk atau penemuan baru yang berarti;
f) Perubahan dalam pengendalian atau perubahan penting dalam manajemen;
g) Pengumuman pembelian kembali atau pembayaran Efek yang bersifat
utang;
h) Penjualan tambahan efek kepada masyarakat atau secara terbatas yang
material jumlahnya;
i) Pembelian, atau kerugian penjualan aktiva yang material;
j) Perselisihan tenaga kerja yang relatif penting;
k) Tuntutan hukum yang penting terhadap perusahaan, dan atau direktur dan
komisaris perusahaan;
l) Pengajuan tawaran untuk pembelian Efek perusahaan lain;
m) Penggantian Akuntan yang mengaudit perusahaan;
n) Penggantian Wali Amanat;
o) Perubahan tahun fiskal perusahaan;
Right Issues adalah efek yang memberikan hak kepada pemegang saham lama
untuk membeli saham baru yang akan dikeluarkan oleh emiten pada proporsi dan harga
tertentu. Hak dalam right adalah preventive right yaitu suatu hak untuk menjaga
proporsi kepemilikan saham bagi pemegang saham lama disuatu perusahaan dengan
pengeluaran saham baru, right issues muncul ketika penawaran kedua. Bapepam LK
menerbitkan lima peraturan untuk right issues yaitu peraturan nomor IX.D.1-IXD5.
2.3.1 Peraturan Bapepam LK No. IX.D.1
Dalam peraturan ini dijelaskan pengertian Right Issues (Hak Memesan Efek
Terlebih Dahulu) yaitu hak yang melekat pada saham yang memungkinkan para
pemegang saham yang ada untuk membeli Efek baru, termasuk saham, Efek yang dapat
dikonversikan menjadi saham dan waran, sebelum ditawarkan kepada Pihak lain. Hak
tersebut wajib dapat dialihkan. Selain itu pengertian Waran yaitu Efek yang diterbitkan
oleh suatu perusahaan yang memberi hak kepada pemegang Efek untuk memesan
saham dari perusahaan tersebut pada harga tertentu untuk jangka waktu 6 (enam) bulan
Apabila suatu perusahaan yang telah melakukan Penawaran Umum saham atau
penerbitan Waran atau Efek konversi, maka setiap pemegang saham wajib diberi Hak
Memesan Efek Terlebih Dahulu atas Efek baru dimaksud sebanding dengan persentase
pemilikan mereka.
Jika perusahaan tersebut mempunyai lebih dari satu jenis saham, dan jika
jumlah saham dalam setiap jenis ditambah secara proporsional, maka para pemegang
saham yang ada wajib mempunyai Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebanding
Jika perusahaan tersebut mempunyai lebih dari satu jenis saham tetapi
penambahan hanya terjadi pada satu jenis saham saja, atau jumlah penambahan dari
setiap jenis saham tidak sebanding, atau jika Penawaran Umum terdiri dari Efek yang
dapat ditukar dengan saham, maka semua pemegang saham wajib mempunyai Hak
Dalam yang menerbitkan Waran, maka jumlah Waran yang diterbitkan dan
Waran yang telah beredar tidak melebihi 35% (tiga puluh lima perseratus) dari jumlah
saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh pada saat Pernyataan Pendaftaran
disampaikan. Dalam hal ini perusahaan tersebut jika bermaksud untuk menambah
modal sahamnya melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu atau melalui Penawaran
Umum Waran atau Efek konversi wajib mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham
delapan) hari sebelum Rapat Umum Pemegang Saham dilaksanakan. Setiap perubahan
atau penambahan informasi mengenai Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu wajib
tersedia bagi pemegang saham paling lambat pada saat Rapat Umum Pemegang Saham
dilaksanakan.
Penawaran Umum dengan Hak Memesan Efek, perusahaan atau emiten wajib
dalam bentuk serta mencakup informasi yang ditetapkan untuk Penawaran Umum
Persyaratan untuk memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu ini tidak
berlaku jika perusahaan mengeluarkan saham sebagai hasil kapitalisasi dari laba yang
ditahan dan atau modal disetor lainnya seperti dividen saham atau saham bonus.
2.3.2 Peraturan Bapepam LK No. IX.D.2
Peraturan ini berisi pedoman mengenai bentuk dan isi pernyataan pendaftaran
dalam rangka penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu (Right Issues). Dokumen-
dokumen yang harus disiapkan untuk Right Issues sekurang-kurangnya terdiri dari:
keuangan Emiten atau Perusahaan Publik yang terjadi setelah tanggal laporan
dalam Prospektus;
g. Kebijakan dividen serta riwayat pembayaran dividen;
h. Laporan pemeriksaan dan pendapat dari segi hukum (sehubungan dengan
sebelumnya dan hal yang berkaitan dengan penggunaan dana hasil Penawaran
Umum);
i. Surat pencabutan pembatasan-pembatasan (negative covenant) yang dapat
Peraturan ini berisi pedoman mengenai bentuk dan isi prospectus dalam rangka
Material mengenai Penawaran Umum dari Emiten atau Perusahaan Publik, yang
oleh Emiten atau Perusahaan Publik. Prospektus harus dibuat sedemikian rupa
yang paling penting harus dibuat ringkasannya dan diungkapkan pada bagian
Informasi atau Fakta Material yang telah diatur dalam ketentuan ini.
secara jelas dengan penekanan yang sesuai dengan bidang usaha atau sektor
Publik serta Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal bertanggung jawab
untuk menentukan dan mengungkapkan fakta tersebut secara jelas dan mudah
dibaca.
2.3.4 Peraturan Bapepam LK No. IX.D.4
Emiten atau Perusahaan Publik dapat menambah modal tanpa memberikan Hak
Memesan Efek Terlebih Dahulu kepada pemegang saham, sepanjang ditentukan dalam
a. jika dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun, penambahan modal tersebut sebanyak-
pemerintah lain yang jumlahnya lebih dari 200% (dua ratus perseratus) dari
atau
perusahaan yang gagal atau tidak mampu untuk menghindari kegagalan atas
pinjaman tersebut.
Peraturan ini memuat mengenai saham bonus. Saham Bonus adalah saham yang
dibagikan secara cuma-cuma kepada pemegang saham berdasarkan jumlah saham yang
dimiliki, pembagian Saham Bonus harus proporsional dengan kepemilikan saham dari
setiap pemegang saham. Pelaksanaan pembagian Saham Bonus harus telah selesai
dilakukan selambat-lambatnya 45 (empat puluh lima) hari setelah pelaksanaan Rapat
penjatahan Saham Bonus yang telah diperiksa oleh Akuntan yang terdaftar di Bapepam
pembagian Saham Bonus dilaksanakan. Saham Bonus yang merupakan Dividen Saham,
berasal dari kapitalisasi Saldo Laba. Saham Bonus yang bukan merupakan Dividen
Jumlah saham yang dibagikan dalam rangka Saham Bonus yang merupakan
a. Dalam hal harga pasar saham pada penutupan perdagangan 1 (satu) hari sebelum
Rapat Umum Pemegang Saham di bawah nilai nominal saham, maka jumlah
nominal saham.
b. Dalam hal harga pasar saham sama atau lebih tinggi dari nilai nominal saham,
maka jumlah saham yang dibagikan ditentukan berdasarkan harga pasar saham
Saham.
Pembagian Saham Bonus hanya dapat dilaksanakan apabila asal Saham Bonus
tersebut telah dimuat dalam Laporan Keuangan Tahunan terakhir yang telah diaudit oleh
Akuntan yang terdaftar di Bapepam. Dalam hal Saham Bonus berasal dari kapitalisasi
Agio Saham maka nilai yang dapat dikapitalisasi adalah jumlah Agio Saham setelah
mengenai rencana pembagian Saham Bonus oleh Emiten atau Perusahaan Publik
tertentu. Jumlah saham yang dibagikan dalam rangka Saham Bonus yang bukan
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
PGN)
Kasus yang dialami oleh PT Perusahaan Gas Negara Tbk di indikasi bermula
dari jatuhnya penjualan saham perusahaan tersebut dibursa efek dimana terjadi
penurunan secara signifikan harga saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk di Bursa Efek
Jakarta, yaitu dari Rp 9.650,00 (harga penutupan pada tanggal 11 januari 2006) menjadi
Rp 7.400,00 per lembar saham pada tanggal 12 januari 2007. Adanya dugaan insider
trading pada kasus ini karena Jatuhnya harga saham tersebut dilihat tidak wajar, karena
merujuk pada harga sebelumnya Rp 9.650,00 berarti telah jatuh sebanyak 23,36%.
Melihat dengan jatuhnya harga saham dalam penjualan dibursa efek, patut diduga
bahwa adanya kesalahan atau pun kesengajaan dalam hal transaksi yang dilakukan oleh
PT Perusahaan Gas Negara Tbk. Kala itu, saham PGN merosot hingga 23,36% atau Rp
Selain itu pada masa periode tersebut, yaitu 12 September 2006 sampai dengan
11 Januari 2007 terdapat adanya perdagangan saham yang dilakukan oleh para pihak
orang dalam perusahaan. Selain dugaan terjadinya praktek haram insider trading pada
transaksi saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk, terdapat juga indikasi terjadinya
pelanggaran prinsip keterbukaan informasi. PT. Gas Negara Tbk pada saat penjualan
dibursa efek. Penurunan harga saham yang signifikan tersebut sangat erat hubungannya
dengan siaran pers yang dilakukan manajemen PT Perusahaan Gas Negara Tbk sehari
sebelum (11 januari 2007). Dalam siaran pers tersebut dinyatakan bahwa terjadi koreksi
atas rencana besarnya volume gas yang akan dialirkan, yaitu mulai dari (paling sedikit)
150 MMSCFD menjadi 30 MMSCFD. Dan terdapat Pernyataan bahwa tertundanya gas
in yang semula akan dilakukan pada akhir Desember 2006 tertunda menjadi Maret
2007.
(PGN) dari Sumatra Selatan sampai Jawa Barat dan yang membuat informasi ini
berhubungan erat dengan kasus anjloknya harga saham PGN, yaitu manajemen PT
Perusahaan Gas Negara Tbk baru menjelaskan penundaan komersialisasi gas pada 11
Januari 2007, padahal informasi tentang adanya penundaan tersebut sebenarnya sudah
diketahui oleh manajemen PT Perusahaan Gas Negara Tbk sejak tanggal 12 September
2006 (informasi tentang penurunan volume gas) dan sejak tanggal 18 Desember 2006
(informasi tentang tertundanya gas in). Ada dugaan bahwa beberapa pelaku pasar telah
Dalam arti lain, tidak semua pelaku pasar mengetahui informasi penting
tersebut. Sehingga bagi mereka yang mengetahui informasi penting tersebut, langsung
mengambil langkah yang dapat menguntungkan mereka sendiri, dengan menjual saham
PGN lebih dulu dibanding investor lainnya. Puncaknya pada tanggal 12 Januari 2007,
para investor lainnya ikut-ikutan menjual saham PGN secara besar-besaran, yang
mengakibatkan jatuhnya harga saham PGN 23,36% dari harga Rp 9.650,00 menjadi Rp
7.400,00.
di bidang Pasar Modal yang di lakukan oleh PT Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk.
melalui proyek SSWJ yang tidak sesuai dengan fakta bahwa telah terjadi
Nomor X.K.1 ;
b. Sanksi denda sebesar Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) kepada
Direksi PT PGN yang menjabat pada periode bulan juli 2006 atas
PENUTUP
dua laporan keuangan tahunan. Laporan keuangan interim harus dipandang sebagai
bagian yang integral dari periode tahunan. Laporan keuangan interim dapat disusun
secara bulanan, triwulanan atau periode lain yang kurang dari setahun dan mencakupi
Laporan keuangan interim meliputi neraca, laporan laba rugi dan saldo laba
interim, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan interim
harus disajikan secara komparatif dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Perhitungan laba-rugi interim harus mencakup periode sejak awal tahun buku sampai
efeknya (saham, obligasi, dan surat-surat berharga lainnya) kepada publik. Bagi suatu
perusahaan (Eminten) IPO secara financial merupakan sarana untuk memproleh modal
untuk pengembangan bisnis perusahaan dan sarana lainnya sebagai parameter bahwa
Right Issues adalah efek yang memberikan hak kepada pemegang saham lama
untuk membeli saham baru yang akan dikeluarkan oleh emiten pada proporsi dan harga
tertentu. Hak dalam right adalah preventive right yaitu suatu hak untuk menjaga
proporsi kepemilikan saham bagi pemegang saham lama disuatu perusahaan dengan
Berdasarkan atas kasus di atas, tiap perusahaan yang akan melakukan listing di
Bursa Efek Indonesia sebaiknya benar-benar mematuhi dan siap menjalankan segala
Hans, Rosita, Merliyana dan Sylvia Veronica Siregar, 2012, Akuntansi Keuangan SAK
Berbasis IFRS, Jakarta: Salemba Empat.
https://www.scribd.com/document/291131637/Cg-Sesi-11-Kasus-Pgn