Continual Hardening
Bab 1
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Baja merupakan sebuah paduan logam yang terdiri dari campuran besi
(Fe) denagan carbon (C). Baja umumnya digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu
baja karbon rendah, baja karbon medium, dan baja karbon tinggi. Penggolongan
tersebut didasarkan pada kandungan karbon yang terdapat dalam baja itu sendiri.
Baja karbon mempunyai nilai kekerasan yang berbeda-beda tergantung pada
kandungan karbon pada baja itu sendiri. Namun, tidak menutup kemungkinan
pada baja karbon dengan kandungan karbon yang sama juga memiliki nilai
kekerasan yang berbeda, tergantung pada proses pengerasannya. Salah satunya
adalah pengerasan dengan metode pengerasan induksi.
Banyak metode pengerasan induksi diubah termasuk metode tempat
pengerasan induksi atau Spot Induction Hardening (SIH) method. Dalam metode
tempat pengerasan induksi, induktor terdiri dari satu kumparan tembaga dan
sebuah magnetizer. Karena ukuran induktor yang kecil, pengerasan induksi bisa
memberikan perlakuan panas pada wilayah yang kecil dari permukaan yang
melengkung maupun permukaan yang komplek. Induktor bisa digabungkan
dengan system mesin CNC (Computer Numeric Control) untuk mewujudkan
gerakan dari induktor. Metode baru ini dinamakan dengan spot continual
incuction hardening (SCIH).
Bila lebih dari satu jalur yang ditetapkan pada komponen permukaan yang
komplek untuk pengerasan area yang luas, pengaruh jalur selanjutnya pada daerah
pengerasan jalur pertama harus diperhatikan karena efek tempering adalah faktor
utama yang mempengaruhi keseragaman akhir dari distribusi pengerasan pada
permukaan komponen. Oleh karena itu, pemeriksaan efek tempering dari two-
pass spot continual induction hardening (TP-SCIH) proses ini diperlukan untuk
property permukaan akhir
a. Batasan Masalah
1. Untuk pengaturan suhu pada simulasi dibatasi minimal 3900C.
2. Jarak trek untuk TP-SCH dari trek pertama minimal 80 mm.