Oleh :
Chandra Meilyn Manurung (120100096)
Nur Shafinaz Nakoo (120100485)
Yolanda Octaviana (120100176)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini
dengan judul Miokard Infark dengan Elevasi Segmen ST (STEMI).
Penulisan laporan kasus ini adalah salah satu syarat untuk menyelesaikan
Kepaniteraan Klinik Senior Program Pendidikan Profesi Dokter di Departemen
Kardiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing, dr. Hilfan Ade Putra Lubis, Sp.JP, yang telah meluangkan
waktunya dan memberikan banyak masukan dalam penyusunan laporan kasus ini
sehingga dapat selesai tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan kasus ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik isi maupun susunan bahasanya, untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca sebagai masukan dalam penulisan
laporan kasus selanjutnya.Semoga makalah laporan kasus ini bermanfaat, akhir
kata penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis
2
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................
BAB 3 STATUS ORANG SAKIT ..................................................................................
BAB 4 FOLLOWUP......................................................................................................
BAB 5 DISKUSI KASUS..............................................................................................
BAB 6 KESIMPULAN..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan penulisan laporan kasus ini adalah untuk memahami tinjauan
ilmu teoritis penyakit infark miokard elevasi segmen ST (STEMI).
1.3 Manfaat
Manfaat penulisan laporan kasus ini adalah sebagai bahan informasi
dan pengetahuan bagi pembaca mengenai infark miokard elevasi segmen ST
(STEMI)
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.7 Diagnosis
Diagnosis SKA menjadi lebih kuat jika keluhan tersebut ditemukan pada
pasien dengan karakteristik : pria, diketahui mempunyai penyakit arterosklerosis
non koroner, diketahui mempunyai PJK atas dasar pernah mengalami infark
miokard/ bedah pintas koroner/IKP, mempunyai faktor resiko (umur, hipertensi,
merokok, dislipidemia, DM, riwayat PJK dini dalam keluarga7.
2.7.1 Anamnesis
Keluhan pasien dengan iskemi dapat berupa nyeri dada yang tipikal
seperti rasa tertekan atau berat daerah retrosternal, menjalar ke lengan kiri,
5
2.7.3 Elektrokardiografi
Pemeriksaan EKG 12 sadapan sangat penting untuk pengenalan
STEMI, LBBB baru pada kondisi klinis yang sama dapat dianggap setara.
Elevasi ST menunjukan beberapa berapa millimeter lebih besar voltase pada
segmen ST dibandingkan segmen PR8.
ekstremitas dan >2 mm pada sadapan prekordial di dua atau lebih sadapan
yang menghadap ke daerah anatomi jantung yang sama8.
2.8 Penatalaksanaan
2.8.1 Tindakan Umum dan Langkah Awal
Terapi awal pada pasien dengan diagnosa kerja kemungkinan SKA
atau SKA atas keluhan angina di ruang gawat darurat, sebelum ada hasil
pemeriksaan EKG dan atau marka jantung adalah :
1. Tirah baring
2. Suplemen O2 harus diberikan segera bagi mereka dengan saturasi O2
arteri < 95% atau mengalami distres respirasi. Suplemen O2 dapat
diberikan pada semua pasien SKA dalam 6 jam pertama, tanpa
mempertimbangkan saturasi O2 aspirin.
3. Nitrogliserin tablet sublingual bagi pasien dengan nyeri dada yang masih
berlangsung, jika nyeri dada tidak hilang bisa diulang sampai 3 kali.
4. Aspirin 160-320 mg diberikan segera pada pasien tanpa komplikasi.
5. Clopidogrel dengan dosis awal 300 mg dilanjutkan dengan maintanance
75 mg per hari.
6. Morfin sulfat 1-5 mg IV, dapat diulang 10-30 menit bagi pasien yang
tidak responsif dengan terapi 3 dosis NTG sublingual2.
ANAMNESIS
Autoanamnesi Alloanamne
s se
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Keluhan Utama : Nyeri dada
Anamnesa :
- Nyeri dada dialami sejak 2.5 jam SMRS, os merasa seperti tertekan beban
berat di dada dan semakin memberat, tidak ada penjalaran, nyeri tidak
hilang dengan perubahan posisi, keringat dingin (+), mual (-), muntah (-),
riwayat nyeri dada sebelumnya (-), dan pandangan kabur (+). Nyeri dada
baru pertama kali dirasakan os.
- Os sebelumnya berobat ke RS royal prima dan mendapatkan 4 tablet obat
langsung diminum, dan 2 tablet dibawah lidah dan nyeri dirasakan
berkurang. Dengan alasan peralatan tidak memadai maka os dirujuk ke
RSUP H. Adam Malik.
- DOE (-), PND (-), OP (-), Sesak napas (-), kaki bengkak (-), DM (-),
Hipertensi (-)
- Os memiliki riwayat merokok 20 tahun, sebanyak 1 bungkus/
hari
- Os mengaku ibu nya memiliki riwayat PJK pada umur 70 tahun
Pemeriksaan Fisik :
Kepala : Konjungtiva palpebra inferior anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Leher : TVJ R+2 cmH2O
Dinding toraks: Batas Jantung
Inspeksi : Simetris fusiformis Atas : ICS II
Palpasi : SF kanan = kiri Bawah : Diafragma
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru Kanan : LPSD
Kiri : LMCS
Auskultasi
Jantung : S1 (+) N S2 (+) N S3 (-) S4 (-) reguler
Suara tambahan : -
Punctum maximum : - Radiasi : -
Elektrokardiografi
irama : sinus rhythm ; rate : 60x/i; axis: normal axis ; gelombang P normal,
durasi P: 0,06s ; interval PR : 0,20s ; kompleks QRS normal, durasi : 0,08s,
segmen ST : elevasi(+) di II, III, aVF ; Gelombang T inversi (-)
KesanEKG :
Sinus Rhythm + STEMI Inferior
Foto Toraks
CTR >50%, Jantung kesan membesar ke kiri, kesan sinus costofrenikus lancip,
diagfragma licin, tidak ada infiltrat pada kedua lapangan paru, trakea ditengah,
tulang-tulang dan soft tissue baik, kedua hilus tidak menebal, corakan vaskular
paru biasa.
Kesan: Kardiomegali
13
Metabolisme Karbohidrat
KGD sewaktu : 102 mg/dL dbn
Lemak
Kolestrol Total : 174 dbn
Trigliserida : 132 dbn
Kolestrol HDL : 29
Kolestrol LDL : 115
Ginjal
BUN : 9 mg/dL dbn
Ureum : 19 mg/dL dbn
Kreatinin : 0.83 mg/dL dbn
Elektrolit
Na/K/Cl : 134/4.0/109 mEq/L Na dbn/ K dbn/ Cl dbn
Enzim Jantung
CK-MB : 31U/L <= 24
Troponin I : 0.08ng/mL <0.1
Diagnosa kerja :- STEMI Inferior onset 2.5 jam KILLIP I Timi risk 1/14 dengan fibrinolitik
14
1. Fungsional : KILLIP I
2. Anatomi : RAD
3. Etiologi : Ruptur Plak
Diferensial Diagnosis:
- Diseksi aorta
- Emboli Pulmonal
Pengobatan:
1 Bed rest
2 O2 2-4 l/i via nasal canule
3 IVFD NaCl 0,9 %10 gtt/i mikro
4 Aspilet 1 x 80 mg
5 Clopidogrel 1 x 75 mg
6 Inj Alteplase 15 mg bolus
7 Inj SA 3 amp
8 ISDN 3 x 5 mg
9 Simvastatin 1 x 40 mg
10 Laxadyn Syr 1 x Ci
11 Clobazam 1 x 10 mg
12 Inj Lovenox 0.6 cc/ 12 jam
Prognosis:
Killip 1: 6% kemungkinan kematian dalam 30 hari
FOLLOW UP
15
TANGGAL S O A P
18/05/2016 Nyeri Sens: CM -STEMI -Bed rest
Dada(+), TD: 130/80 mmHg Inferior -O22-4 L/i via
HR: 58 x/i onset 2.5 nasal kanul
RR: 20 x/i jam KILLIP -Inj Lovenox
Pemeriksaan fisik: I TIMI Risk 0,6 cc/ 12 jam
Kepala
1/14 -Aspilet
Mata: anemia (-/-),
Dengan
1x 80 mg
ikterik (-/-)
fibrinolitik
Leher: TVJ R+2 cmH2O -Clopidogrel
Thoraks
1 x 75 mg
Cor :
S1(+) S2 (+) S3 (-) S4(-) -ISDN 3x5mg
reguler, murmur (-), -Simvastatin
gallop (-) 1x40mg
Pulmo:
-Clobazam
SP: vesikuler ST:
Abdomen: 1x10mg
soepel, BU(+)N
-Laxadyn Syr
Ekstremitas: akral
1xCI
hangat, oedem pretibial
(-/-)
Rencana :
-Cek KGD
puasa dan 2
jam pp
-lipid profil
-urinalisa
-Echo
kardiografi
-Angiografi
koroner
FOLLOW UP
TANGGAL S O A P
19/05/2016 Nyeri
20/05/2016 Sens: CM -STEMI
-STEMI -Bed rest
Dada(-)
Dada(-), TD: 100/60
100/70 mmHg Inferior
Inferior -O2 2-4 L/i via 16
Sesak
HR: 66
60 x/i onset
onset 2.5
2.5 nasal kanul
nafas (-)
RR: 20 x/i jam
jam KILLIP
KILLIP - IVFD Nacl
Pemeriksaan fisik: II TIMI
TIMI Risk
Risk 0.9% 10 gtt/i
Kepala
1/14
1/14 -Inj Lovenox
Mata: anemia (-/-), ikterik
Dengan
Dengan
0,6 cc/ 12 jam
(-/-) (-/-)
ikterik
fibrinolitik
fibrinolitik
Leher: TVJ R+2 cmH2O -Aspilet
Thoraks
1x 80 mg
Cor :
S1(+) S2 (+) S3 (-) S4(-) -Clopidogrel
reguler, murmur (-), 1 x 75 mg
gallop (-) -ISDN 3x5mg
Pulmo:
-Simvastatin
SP: vesikuler ST: -
Abdomen: 1x40mg
soepel, BU(+)N
-Clobazam
Ekstremitas: normal,
Akral
1x10mg
oedem pretibial (-/-)
hangat,
oedem pretibial (-/-) -Laxadyn Syr
1xCI
Rencana:
Rencana :
Kateterisasi
-kateterisasi
pada hari senin
pada hari senin
EKG
17
BAB 5
DISKUSI KASUS
TEORI KASUS
Faktor Resiko SKA10
Yang tidak dapat dimodifikasi : Pada kasus, didapatkan pasien
Usia memiliki faktor resiko PJK yaitu :
Resikomeningkat dengan Usia 45 tahun
bertambahnya usia, >45 tahun pada Jenis kelamin Laki-laki
pria dan >55 tahun pada wanita
Jenis kelamin
Laki-laki > perempuan walaupun
setelah menopause, tingkat kematian
perempuan akibat penyakit jantung
meningkat namun tidak sebanyak
tingkat kematian pada laki-laki
Riwayat Keluarga
Anak dengan orangtua dan saudara
kandung memiliki riwayat penyakit
jantung lebih beresiko untuk terkena
penyakit jantung
pengangkutan oksigen.
Alkohol
Hipertensi
Hipertensi dapat menyebabkan
peningkatan afterload secara tidak
langsung dan akan meningkatkan
beban kerja jantung. Kondisi seperti
ini akan memicu hipertrofi ventrikel
kiri yang pada akhirnya akan
meningkatkan kebutuhan oksigen
jantung
Hiperkolesterolemia
Kolesterol berperan penting untuk
terjadinya PJK. Akumulasi
kolesterol dalam pembuluh darah
akan membentuk plak dan akan
mengalami aterosklerosis
Stress
Manifestasi klinis :2
Nyeri dada tipikal Pada kasus :
Nyeri dada persisten dirasakan >20 Dijumpai adanya keluhan nyeri dada
menit di daerah retrosternal. Nyeri terus menerus. Nyeri dada dirasakan
seperti tertimpa beban berat, ditekan, pasien seperti ditimpa beban berat.
rasa terbakar, ditusuk dan nyeri Nyeri dada disertai keringat dingin
menjalar ke bahu, lengan, leher,
sampai ke epigastrium. Nyeri
dicetuskan oleh aktifitas fisik dan
stress emosional
Gejala penyerta
Diaphoresis (keringat dingin), mual
muntah, sulit bernafas, cemas, dan
19
lemas
Diagnosa :11
Anamnesis Pada kasus :
Keluhan nyeri dada tipikal, riwayat Berdasarkan anamnesis dijumpai
nyeri sebelumnya, faktor resiko PJK, adanya nyeri tipikal disertai dengan
serta riwayat keluarga dengan PJK. gejala penyerta berupa keringat
Perlu juga ditanyakan apa yang dingin. Pasien mempunyai faktor
dilakukan oleh pasien sebelum risiko yaitu : merokok
terjadi serangan Berdasarkan EKG ditemukan
Pemeriksaan fisik kelainan berupa: STelevasi (+) di
Sebagian besar pasien akan cemas lead II, III, aVF. Kesan EKG :
dan tidak bisa istirahat. Seringkali Sinus rhythm + STEMI inferior
disertai keringat dingin. Selain itu Berdasarkan pemeriksaan enzim
dari pemeriksaan fisik dapat jantung didapatkan
mengidentifikasi komplikasi iskemia CK-MB : 31U/L (24)
(regurgitasi katup mitral akut, S3, Troponin I : 0.08ng/mL (<0.1)
ronki basah atau edema paru) dan
juga dapat menyingkirkan diagnosa
banding
EKG
Diagnosis STEMI ditegakkan
dengan berdasarkan EKG yaitu
adanya ST elevasi 2mm, minimal
pada 2 sadapan prekondrial yang
berdampingan atau 1mm pada 2
sadapan ekstremitas. Pada sadapan
V1-V3 nilai ambang untuk
diagnostik beragam bergantung dari
usia dan jenis kelamin. Nilai ambang
segmen ST elevasi di V1-V3 pada
pria usia 40 tahun adalah 0.2mv
20
Klasifikasi Killip
pasien (%)
BAB 6
KESIMPULAN
6.1. Kesimpulan
YTA, lakilaki berusia 45 tahun, mengalami STEMI Inferior Killip I TIMI risk 1/14
diberi pengobatan:
Bed rest
26
DAFTAR PUSTAKA
1. Delima, Mihardja, L, dan Siswoyo, H. 2009. Prevalensi dan Faktor Determinan Penyakit
Jantung di Indonesia. Penelitian kesehatan 37(3): 142-159.
2. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia, 2015. Pedoman Tatalaksana
Sindrom Koroner Akut. Edisi ke-3
3. The Top Ten Causes of Death. Available
from:http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs310_2008.pdf. [Accessed 8 April 2016]
27