Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN

TENTANG GAGAL GINJAL KRONIK DAN PENANGANANNYA PADA


PASIEN DI RUANG ANTURIUM RSD dr. SOEBANDI
KABUPATEN JEMBER

disusun untuk memenuhi tugas pada Program Profesi Ners


Stase Keperawatan Medikal

Oleh
Kelompok IX
Helda Puspitasari, S. Kep NIM 102311101018
Riska Umaroh S. Kep NIM 112311101023
Umamul Faqih N.Y., S. Kep NIM 112311101044

PROGRAM PROFESI NERS


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gagal ginjal kronik merupakan penurunan fungsi ginjal yang bersifat
persisten dan ireversibel. Gangguan fungsi ginjal adalah penurunan laju filtrasi
glomerulus. Gagal ginjal terminal adalah ketidakmampuan renal untuk berfungsi
dengan adekuat untuk keperluan tubuh (harus dibantu dialisis atau
transplantasi).Pada pasien dengan Gagal Ginjal Kronik, banyak ditemukan adanya
bengkak terutama dibagian kaki.Hal tersebut dikarenakan pasien masih belum patuh
terhadap diet cairan yang telah ditentukan sesuai kebutuhannya.Pasien dengan Gagal
Ginjal Kronik mengalami bengkak (edema) karena fungsi ginjalnya sudah
rusak.Sehingga cairan yang seharusnya bisa disaring dan dikeluarkan lewat kencing,
tidak bisa dikeluarkan yang menyebabkan pasien mengalami bengkak.
Pembatasan cairan pada pasien hemodialisa adalah membatasi pemasukan
cairan yang masuk pada pasien agar proses hemodialisa dapat berjalan dengan
baik. Pembatasan asupan cairan sampai 1 liter perhari sangat penting karena
meminimalkan risiko kelebihan cairan antar sesi hemodialisa.Jumlah cairan yang
tidak seimbang dapat menyebabkan terjadinya edema paru ataupun hipertensi
pada 2-3 orang pasien hemodialisa.Ketidakseimbangan cairan juga dapat
menyebabkan terjadinya hipertropi pada ventrikel kiri.Pasien Gagal Ginjal Kronik
perlu belajar mengenal tanda ketidakseimbangan cairan, mengatur asupan cairan
sesuai program dokter, dan menerapkan terapi diet.Pasien harus memantau asupan
dan haluarannya.Mengatur asupan natrium dapat menjadi tantangan berat bagi
pasien.Tambahan berat badan yang tiba-tiba dapat menunjukkan retensi cairan
yang disebabkan kelebihan asupan natrium, yang menyebabkan rasa haus dan
membuat pasien banyak minum.Melihat pentingnya pengetahuan tentang
pembatasan cairan pada pasien gagal ginjal kronis maka kelompok mengangkat
tema penyuluhan tentang kebutuhan cairan pada pasien gagal ginjal kronik.
1.2 Perumusan Masalah
Sesuai dengan pembatasan masalah dan identifikasi masalah yang telah
dikemukakan diatas, maka dapat dirumuskan masalah yaitu bagaiamana pengaruh
pendidikan kesehatan tentang kebutuhan cairan pada pasien gagal ginjal kronik
terhadap pengetahuan keluarga dan pasien di Ruang Anturium RSD Dr. Soebandi
Jember?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari pendidikan kesehatan ini yaitu setelah selesai mengikuti
pendidikan kesehatan kesehatan selama 30 menit keluarga dan pasien mampu
memahami konsep dasar dan cara melakukan pembatasan kebutuhan cairan pada
pasien gagal ginjal kronik.
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 30 menit
diharapkan keluarga dan pasien mampu :
a. Mengetahui konsep kebutuhan cairan pada pasien gagal ginjal kronik
b. Melakukan pembatasan kebutuhan cairan pada pasien gagal ginjal kronik
saat di rumah.

1.4 Manfaat
Pelaksanan pendidikan kesehatan kesehatan terkait kebutuhan cairan
pada pasien gagal ginjal kronik bermanfaat bagi pasien, bagi keluarga, dan bagi
rumah sakit. Manfaat tersebut antara lain sebagai berikut.
1.4.1 Bagi Pasien
Pendidikan kesehatan yang dilakukan ini diharapkan dapat membantu
meningkatakan derajat kesehatan pasien khususnya pasien mengalami
gagal ginjal kronik di Ruang AnturiumRSD dr. Soebandi Kabupaten
Jember

1.4.2 Bagi Keluarga


Pendidikan kesehatan yang dilakukan ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan, pengalaman, dan wawasan keluarga pasien sehingga dapat
membantu pasien untuk meningkatkan kesehatannya.

1.4.3 Bagi Rumah Sakit


Pendidikan kesehatan yang dilakukan di Ruang AnturiumRSD Dr.
Soebandi diharapkan dapat mengembalikan derajat kesehatan pasien dan
memberikan perawatan yang maksimal pada pasien.

BAB 2. PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1 Khalayak Sasaran


Sasaran : Masyarakat Umum
Target:Pasien dan keluarga pasien di Ruang AnturiumRSD dr. Soebandi Jember

2.2 Metode yang Digunakan


Metode : Ceramah dan diskusi
Media : Leaflet dan powerpoint

2.3 Waktu Pelaksanaan


Hari/Tanggal : Kamis, 23 Februari 2017
Pukul : 9.00 9.30 WIB
Tempat : Ruang Anturium RSD dr. Soebandi Jember
Peserta : 5 orang

Susunan Acara
No. Acara Waktu
1. Persiapan 9.00-9.05 WIB
2. Pembukaan 9.05-9.08 WIB
3. Penjelasan dan demonstrasi 9.08-9.15WIB
4. Evaluasi dan penutup 9.15-9.30 WIB

Pengorganisasian
Penanggung jawab : Umamul Faqih N.Y, S.Kep
Moderator : Riska Umaroh, S.Kep
Penyaji : Helda Puspitasari, S.Kep
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

BERITA ACARA

Pada hari ini, Kamis 23 Februari 2017 jam 09.00 s/d 09.30 WIB bertempat di
Ruang Anturium RSD.dr. Soebandi Jember telah dilaksanakan kegiatan
Pendidikan Kesehatan Gagal Ginjal Kronik oleh Mahasiswa Profesi angkatan
XVIII PSIK Universitas Jember. Kegiatan ini diikuti oleh .. orang (daftar hadir
terlampir).

Jember, 23 Februari 2017


Mengetahui,
PembimbingKlinik

(........................................)
Lampiran 2 daftar hadir

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

DAFTAR HADIR

Kegiatan Pendidikan Kesehatan tentang Gagal Ginjal Kronik dan Penanganannya


pada: Hari Kamis, Tanggal 23 Februari 2017 pukul WIB. Tempat: Ruang
Anturium RSD. dr. Soebandi Jember

No. Nama Alamat Tanda Tangan


1 1.
2 2.
3 3.
4 4.
5 5.
6 6.
7 7.
8 8.
9 9.
10 10.
11 11.
12 12.
13 13.
14 14.
15 15.

Jember, 23 Februari 2017


Mengetahui,
PembimbingKlinik

(........................................)
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(PENDIDIKAN KESEHATAN)

Topik : Gagal Ginjal Kronik dan Penangananya


Sasaran : Pasien dan keluarga
Waktu : 09.00-09.30
Hari/Tanggal : Kamis/23 Februari 2017
Tempat : Poli Hemodialisa

1. Standar Kompetensi
Setelah diberikan pendidikan kesehatantentang Kebutuhan Cairan pada
Pasien Gagal Ginjal Kronik, diharapkan pasien dan keluargadapat mengerti dan
mematuhi pemenuhan kebutuhan cairan sesuai kondisinya untuk mencegah
terjadinya bengkak dan asites pada pasien Gagal Ginjal Kronik.
2. Kompetensi Dasar
Setelah diberikan pendidikan kesehatantentang Kebutuhan Cairan pada
Pasien Gagal Ginjal Kronik,pasien dan keluargadiharapkan dapat
a. menjelaskan pengertian Gagal Ginjal Kronik
b. menjelaskan tanda gejala Gagal Ginjal Kronik
c. menjelaskan diet untuk pasien Gagal Ginjal Kronik
d. menjelaskan kebutuhan cairan untuk pasien Gagal Ginjal Kronik
3. Pokok Bahasan
Gagal Ginjal Kronik
4. Subpokok Bahasan
a. Pengertian Gagal Ginjal Kronik
b. Tanda gejala Gagal Ginjal Kronik
c. Dietuntuk pasien Gagal Ginjal Kronik
d. Kebutuhan cairan untuk pasien Gagal Ginjal Kronik
5. Waktu: 1 x 30 menit
6. Bahan/Alat yang Diperlukan
a. Leaflet dan LCD
7. Model Pembelajaran
a. Jenis model penyuluhan: ceramah, tanya jawab, diskusi
b. Landasan teori: Konstruktivisme
c. Langkah pokok:
1) Menciptakan suasana pendidikan kesehatan yang baik
2) Mengajukan masalah
3) Membuat keputusan nilai personal
4) Mengidentifikasi pilihan tindakan
5) Memberi komentar
6) Menetapkan tindak lanjut
8. Persiapan
Penyuluh mencari referensi (buku, jurnal, hasil penelitian, artikel, dan lain-
lain) tentang Kebutuhan Cairan untuk Pasien Gagal Ginjal Kronikdan membuat
media penyuluhan.
9. Kegiatan Pendidikan Kesehatan
Tindakan
Proses Waktu
Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
Pendahuluan a. Memberikan salam, Memerhatikan dan 5 menit
memperkenalkan diri, dan menjawab salam
membuka penyuluhan
b. Menjelaskan materi secara Memerhatikan
umum dan manfaat bagi
pasien
c. Menjelaskan tentang TIU Memerhatikan
dan TIK
Penyajian a. Menjelaskan pengertian Memerhatikan 20
Gagal Ginjal Kronik menit
b. Menjelaskan tanda gejala Memerhatikan
Gagal Ginjal Kronik
1) Menanyakan kepada Memberikan
pasien dan keluarga pertanyaan
mengenai materi yang
baru disampaikan
2) Mendiskusikan Memerhatikan dan
bersama jawaban yang memberi tanggapan
diberikan
c. Menjelaskan diet untuk Memerhatikan
pasien Gagal Ginjal
Kronik
1) Menanyakan kepada Memberikan
pasien dan pertanyaan
keluargamengenai
demonstrasi yang
baru disampaikan
2) Mendiskusikan Memerhatikan dan
bersama jawaban memberi tanggapan
yang diberikan
d. Menjelaskan kebutuhan Memerhatikan
cairan untuk pasien
dengan Gagal Ginjal
Kronik
1) Menanyakan kepada Memberikan
pasien dan keluarga pertanyaan
mengenai demonstrasi
yang baru
disampaikan
2) Mendiskusikan Memerhatikan dan
bersama jawaban memberi tanggapan
yang diberikan
Penutup a. Menutup pertemuan Memerhatikan 5 menit
dengan memberi
kesimpulan dari materi
yang disampaikan
b. Mengajukan pertanyaan Memberi saran
kepada pasien dan
keluarga
c. Mendiskusikan bersama Memberi komentar
jawaban dari pertanyaan dan menjawab
yang telah diberikan pertanyaan bersama
d. Menutup pertemuan dan Memerhatikan dan
memberi salam membalas salam

10. Evaluasi
a. Apa pengertian Gagal Ginjal Kronik?
b. Apa tanda gejala Gagal Ginjal Kronik?
c. Apa saja diet untuk pasien Gagal Ginjal Kronik?
d. Bagaimanakebutuhan cairan untuk pasien Gagal Ginjal Kronik?
11. Referensi
a. Price, S. A., & Wilson, L. M. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit. Jakarta: EGC.
b. Rahmatunnisa. 2013. Manajemen Cairan pada Pasien Gagal Ginjal
Kronik. http://fantastic-nursing.blogspot.com/
c. Smeltzer, S. C., & Bare B. G. 2002. Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta : EGC.
d. http://analisadaily.com/news/read/diet-khusus-bagi-penderita-gagal-ginjal-
kronis/21909/2014/04/14

12. Lampiran
1. Materi
2. Media yang digunakan (leaflet)

Pemateri

Materi Pendidikan Kesehatan

Gagal Ginjal Kronik dan Penanganannya

A. Pengertian Gagal Ginjal Kronik


Gagal ginjal kronik merupakan penurunan fungsi ginjal yang bersifat
persisten dan ireversibel. Gangguan fungsi ginjal adalah penurunan laju
filtrasi glomerulus. Gagal ginjal terminal adalah ketidakmampuan renal untuk
berfungsi dengan adekuat untuk keperluan tubuh (harus dibantu dialisis atau
transplantasi).

B. Tanda Gejala Gagal Ginjal Kronik


Penyakit CKDakan menimbulkan gangguan pada berbagai sistem atau
organ tubuh, antar lain:
1. Gangguan secara Umum
Fatigue, malaise, gagal tumbuh
2. Gangguan sistem Pernapasan
Hiperventilasi asidosis, edema paru, efusi pleura
3. Gangguan pada Sistem Kardiovaskuler
a) Pada CKD mencakup hipertensi (akibat retensi cairan dan natrium dari
aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron)
b) Gagal jantung kongestif
c) Edema pulmoner (akibat cairan berlebih)
d) Perikarditis (akibat iritasi pada lapisan perikardial oleh toksik uremik)
4. Gangguan pada Sistem Gastrointestinal
a) Anoreksia dan nause yang berhubungan dengan gangguan metabolisme
protein dalam usus dan terbentuknya zatzat toksik akibat metabolisme
bakteri usus seperti ammonia dan metal guanidine, serta sembabnya
mukosa usus.
b) Ureum yang berlebihan pada air liur yang diubah oleh bakteri dimulut
menjadi amonia oleh bakteri sehingga nafas berbau amonia. Akibat
yang lain adalah timbulnya stomatitis dan parotitis.
c) Cegukan yang belum diketahui penyebabnya.
5. Gangguan pada Sistem Hematologi
a) Anemia, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor lain :
b) Berkurangnya produksi eritropoetin, sehingga rangsangan eritropoesis
pada sum-sum tulang menurun.
c) Hemolisis, akibat berkurangnya masa hidup eritrosit dalam suasana
uremia toksik.
d) Defisiensi besi dan asam folat akibat nafsu makan yang berkurang.
e) Perdarahan, paling sering pada saluran cerna dan kulit.
f) Fibrosis sumsum tulang akibat hiperparatiroidisma skunder.
g) Gangguan fungsi trombosit dan trombosotopenia yang mengakibatkan
perdarahan.
h) Gangguan fungsi leukosit, di mana fagositosis dan kemotaksis
berkurang, fungsi limfosit menurun sehingga imunitas juga menurun.
6. Gangguan pada Neuromuskular
a) Restless leg syndrome, di mana pasien merasa pegal pada kakinya
sehingga selalu digerakkan.
b) Feet syndrome, yaitu rasa semutan dan seperti terbakar terutama di
telapak kaki.
c) Ensefalopati metabolic, yang menyebabkan lemah, tidak bisa tidur,
gangguan konsentrasi, tremor, asteriksis, mioklonus, kejang.
d) Miopati, yaitu kelemahan dan hipotrofi otot-otot terutama otot-otot
ekstremitas proksimal.
7. Gangguan pada Sistem Endokrin
a) Gangguan seksual : libido, fertilitas dan penurunan seksual pada laki-
laki, pada wanita muncul gangguan menstruasi.
b) Gangguan metabolisme glukosa, resistensi insulin yang menghambat
masuknya glukosa ke dalam sel dan gangguan sekresi insulin.GGK
disertai dengan timbulnya intoleransi glukosa.
c) Gangguan metabolisme lemak, biasanya timbul hiperlipidemia yang
bermanifestasi sebagai hipertrigliserida, peninggian VLDL (Very Low
Density Lipoprotein) dan penurunan LDL (Low Density Lipoprotein).
Hal ini terjadi karena meningkatnya produksi trigliserida di hepar akibat
menurunnya fungsi ginjal.
d) Gangguan metabolisme vitamin D.
8. Gangguan Dermatologi
a) Rasa gatal yang parah (pruritus). Butiran uremik merupakan suatu
penumpukan kristal urea dikulit.
b) Kulit berwarna pucat akibat anemia dan gatal-gatal akibat toksin uremik
dan pengendapan kalsium di pori-pori kulit.
9. Gangguan pada Tulang
Osteodistrofi ginjal yang menyebabkan osteomalasia, hiperparatiroidisme,
defisiensi vitamin D.
10. Gangguan Metabolik
Asidosis metabolik terjadi akibat ketidakmampuan pengeluaran ion
hydrogen atau asam endogen yang dibentuk.
11. Gangguan Cairan-Elektrolit
Gangguan asam-basa mengakibatkan kehilangan natrium sehingga terjadi
dehidrasi, asidosis, hiperkalemia, hipermagnesemia, dan hipokalsemia.
12. Gangguan Fungsi Psikososial
Perubahan kepribadian dan prilaku serta perubahan proses kognitif.

C. Diet untuk pasien Gagal Ginjal Kronik

Terapi nutrisi yang dapat dilakukan

1. Karbohidrat

Asupan karbohidrat untuk pasien penyakit ginjal kronis harus cukup untuk
menghindari kejadian malnutrisi.Malnutrisi sendiri adalah salah satu
komplikasi potensial pada kasus penyakit ginjal kronis mengingat
pembatasan protein dan gangguan nafsu makan pada pasien. Menurut
panduan National Kidney Foundation/Kidney Dialysis Outcomes Quality
Initiative, anjuran asupan karbohidrat untuk pasien penyakit ginjal kronis
adalah 35 kkal/kgBB/hari untuk pasien dewasa dan 30-35 kkal/kgBB/hari
untuk pasien kelompok usia lanjut. Sedangkan menurut panduan
European Best Practice Guidelines, anjuran asupan karbohidrat untuk
pasien seperti ini adalah 30-40 kkal/ kgBB/hari.

2. Protein

Protein merupakan salah satu komponen nutrisi yang menjadi fokus utama
dalam manajemen nutrisi pasien penyakit ginjal kronis. Pemberian protein
kepada pasien penyakit ginjal kronis memerlukan ketepatan; jika terlalu
banyak melebihi kebutuhan hariannya, dapat timbul antara lain komplikasi
uremia, gejala-gejala bendungan cairan (edema), dan perburukan penyakit
ginjal pasien. Sebaliknya jika diberikan terlalu sedikit, pasien cenderung
akan mengalami malnutrisi energi protein dan dehidrasi; yang juga dapat
memperburuk perjalanan penyakit ginjalnya.
Prinsip utamanya adalah bahwa pada pasien penyakit ginjal kronis tahap
predialisis, pembatasan asupan protein sangat penting untuk
memperlambat progresivitas penyakit ginjal. Sedangkan pada pasien yang
sudah menjalani dialisis, baik hemodialisis maupun dialisis peritoneal,
asupan protein justru harus ditambah untuk mengimbangi jumlah protein
yang hilang pada saat proses dialisis dilakukan.

Memilih jenis protein yang boleh diberikan kepada pasien juga harus
mendapat perhatian khusus, karena pasien penyakit ginjal kronis perlu
mendapatkan asupan protein bernilai biologis tinggi, yang memiliki
kandungan asam amino esensial dan nonesensial lengkap.

3. Lemak

Anjuran asupan lemak pada pasien penyakit ginjal kronis disamakan


dengan orang sehat, yaitu meliputi 30% total asupan kalori harian, dengan
rasio asam lemak tak jenuh terhadap asam lemak jenuh tidak kurang dari
1:1. European Best Practice Guidelines menganjurkan agar asupan lemak
diatur sedemikian sehingga kadar kolesterol total pasien tidak kurang dari
150 mg/dL; karena kadar kolesterol yang terlalu rendah berkaitan dengan
prognosis penyakit ginjal kronis yang kurang baik.

4. Vitamin dan mineral

Pada penyakit ginjal kronis, beberapa vitamin mengalami perubahan


metabolisme sehubungan dengan perjalanan penyakit itu sendiri, dengan
berkurangnya asupan makanan, ataupun dengan dialisis yang
dilakukan.Misalnya kebutuhan vitamin B6 meningkat pada pasien ginjal
dengan anemia yang mendapat terapi erythropoietin, dan kebutuhan asam
folat meningkat karena kecenderungan pasien ginjal mengalami
hiperhomosisteinemia.Sedangkan untuk mineral perlu diperhatikan
asupannya pada pasien penyakit ginjal kronis.Natrium, kalium, dan fosfor
merupakan contoh mineral yang perlu dibatasi.Sedangkan zat besi, zinc,
dan selenium merupakan contoh mineral yang sering turun kadarnya pada
pasien ginjal; sehingga perlu mendapat suplementasi khusus.

5. Air

Asupan air untuk penderita penyakit ginjal kronis harus diperhatikan agar
tidak memberatkan kerja jantung maupun ginjal. Untuk pasien predialisis,
jika pasien dapat mentoleransi, air boleh diberikan sampai dengan 3000
mL per hari. Namun pada pasien dialisis, yang umumnya sudah berada
dalam stadium penyakit ginjal kronis sangat lanjut, anjuran asupan air
adalah tidak lebih dari 1500 mL per hari. Biasanya, asupan air untuk
pasien penyakit ginjal kronis tahap dialisis dihitung berdasarkan keluaran
urine per 24 jam terakhir, ditambah dengan 500 mL. Cairan tidak hanya
diperhitungkan dari air yang diminum, tetapi juga dari makanan yang
kandungan airnya tinggi.

Berikut adalah pantangan-pantangan untuk pasien gagal ginjal:

1. Pilih Makanan Yang Rendah kalium

Bahan makan yang tinggi diantaranya seperti pisang, jeruk, kentang,


bayam dan tomat sedangkan makanan yang rendah kalium adalah apel,
kubis, buncis, anggur, dan stroberi.

2. Hindari Makanan Olahan Dengan Garan Tambahan

Kurangi jumlah garam yang dimakan penderita setiap harinya dengan


menjauhi produk-produk makanan olahan yang memakai tambahan garam,
termasuk makanan beku, sup kalengan dan makanan cepat saji. Begitu
juga dengan cemilan asain, sayuran kaleng dan daging atau keju olahan.

3. Batasi Asupan Fosfor


Fosfor adalah salah satu jenis mineral yang banyak ditemukan pada
makanan seperti susu, keju, kacang kering, kacang-kacangan dan selai
kacang. Kelebihan jumlah fosfor dalam darah penderita akan melemahkan
tulang dan menyebabkan kulit gatal-gatal

D. Kebutuhan Cairan untuk pasien Gagal Ginjal Kronik


Pada pasien dengan Gagal Ginjal Kronik, banyak ditemukan adanya bengkak
terutama dibagian kaki.Hal tersebut dikarenakan pasien masih belum patuh terhadap diet
cairan yang telah ditentukan sesuai kebutuhannya.Pasien dengan Gagal Ginjal
Kronikmengalami bengkak (edema) karena fungsi ginjalnya sudah rusak.Sehingga
cairan yang seharusnya bisa disaring dan dikeluarkan lewat kencing, tidak bisa
dikeluarkan yang menyebabkan pasien mengalami bengkak.
1. Pengertian batasan cairan pada pasien hemodialisa
Hemodialisis adalah suatu usaha untuk memperbaiki kelainan biokimiawi
darah yang terjadi akibat terganggunya fungsi ginjal, dilakukan dengan
menggunakan mesin hemodialisis.Hemodialisis merupakan salah satu bentuk
terapi pengganti ginjal (renal replacement therapy/RRT) dan hanya menggantikan
sebagian dari fungsi ekskresi ginjal (Kandarini, 2012).Hemodialisis dilakukan
pada penderita PGK stadium V dan pada pasien dengan AKI (Acute Kidney
Injury) yang memerlukan terapi pengganti ginjal. Menurut prosedur yang
dilakukan HD dapat dibedakan menjadi 3 yaitu: HD darurat/emergency, HD
persiapan/preparative, dan HD kronik/reguler (Daurgirdas et al., 2007). Menurut
Price&Wilson (2006)tujuan dari pengobatan hemodialisa antara lain :
1) Menggantikan fungsi ginjal dalam fungsi eksekresi, yaitu membuang sisa-sisa
metabolisme yang lain
2) Menggantikan fungsi ginjal dalam mengeluarkan cairan tubuh yang
seharusnya di keluar kan sebagai urin saat ginjal sehat
3) Meningkatkan kualitas hidup pasien yang menderita penurunan fungsi ginjal
4) Menggantikan fungsi ginjal sambil menunggu program pengobatan yang lain
Pembatasan cairan pada pasien hemodialisa adalah membatasi pemasukan
cairan yang masuk pada pasien agar proses hemodialisa dapat berjalan dengan
baik. Pembatasan asupan cairan sampai 1 liter perhari sangat penting karena
meminimalkan risiko kelebihan cairan antar sesi hemodialisa.Jumlah cairan yang
tidak seimbang dapat menyebabkan terjadinya edema paru ataupun hipertensi
pada 2-3 orang pasien hemodialisa.Ketidakseimbangan cairan juga dapat
menyebabkan terjadinya hipertropi pada ventrikel kiri.
2. Tujuan pembatasan cairan pada pasien hemodialisa
a. Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh
b. Mencegah akumulasi zat-zat beracun hasil dari metabolisme tubuh
terutama ureum
c. Membantu mengontrol tekanan darah atau kadar gula darah dan beran
badan normal
d. Mencegah terjadinya edema pada daerah ektremitas akibat kelebihan
cairan

3. Prinsip diet penderita gagal ginjal kronis


1. Diet lunak atau biasa
2. Sebagai sumber karbohidrat: gula pasir, selai, sirup, dan permen.
3. Cukup energi dan rendah protein
4. Sebagai sumber protein, diutamakan protein hewani, misalnya: susu,
sapi, daging, dan ikan. Banyaknya sesuai dengan kegagalan fungsi ginjal
penderita.
5. Sebagai sumber lemak, diutamakan lemak tidak jenuh, dengan kebutuhan
sekitar 25 persen dari total energi yang diperlukan.
6. Untuk kebutuhan air, dianjurkan sesuai dengan jumlah urine 24 jam;
sekitar 500 mililiter melalui minuman dan makanan.
7. Untuk kebutuhan kalium dan natrium dengan keadaan penderita.
8. Untuk kebutuhan kalori, sekitar 35 Kkal/Kg berat badan/hari.
9. Membatasi asupan garam dapur jika ada hipertensi(darah tinggi) atau
edema (bengkak).
1. Dianjurkan juga mengonsumsi agar-agar karena selain mengandung
sumber energi juga mengandung serat yang larut.

4. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit


Pasien Gagal Ginjal Kronik perlu belajar mengenal tanda
ketidakseimbangan cairan, mengatur asupan cairan sesuai program dokter, dan
menerapkan terapi diet.Pasien harus memantau asupan dan haluarannya.Mengatur
asupan natrium dapat menjadi tantangan berat bagi pasien.Tambahan berat badan
yang tiba-tiba dapat menunjukkan retensi cairan yang disebabkan kelebihan
asupan natrium, yang menyebabkan rasa haus dan membuat pasien banyak
minum. Kata natrium atau "garam" pada label makanan yang dibeli dipasar harus
diperhatikan. Pengganti garam harus dihindari karena mengandung banyak
kalium.
Asupan air untuk penderita penyakit ginjal kronis harus diperhatikan agar
tidak memberatkan kerja jantung maupun ginjal. Untuk pasien predialisis, jika
pasien dapat mentoleransi, air boleh diberikan sampai dengan 3000 mL per hari.
Namun pada pasien dialisis, yang umumnya sudah berada dalam stadium penyakit
ginjal kronis sangat lanjut, anjuran asupan air adalah tidak lebih dari 1500 mL per
hari. Biasanya, asupan air untuk pasien penyakit ginjal kronis tahap dialisis
dihitung berdasarkan keluaran urine per 24 jam terakhir, ditambah dengan 500
mL. Cairan tidak hanya diperhitungkan dari air yang diminum, tetapi juga dari
makanan yang kandungan airnya tinggi.

Menghitung Asupan Cairan Sesuai Kebutuhan


Ukur Urine
Ukur muntah (jika ada)
Ukur diare (jika ada)
IWL 10%
Contoh :
Tn. A BB 58 kg
Urin yang keluar 200 cc
Tidak ada muntah
Tidak ada diare
15 x 58 kg/ BB
IWL = 24 jam = 36,25 cc/jam

Jika dalam 24 jam, 36,25 cc x 24 jam = 870 cc/24 jam


Output cairan
Drainage = 100 cc
Urine = 200 cc
IWL = 870 cc+
1170 cc
Input Cairan
Infus = 500cc
Tranfusi WB = 300cc
Obat Injeksi = 100cc
Air metabolisme = 290 cc (5cc x 58 kg) +
1190cc

Jadi Balance cairan Tn. A dalam 24 jam : intake cairan output cairan = 1190
1170 cc = 20 cc, maka Tn. A mengalami kelebihan volume cairan sebanyak 20 cc.
Untuk balance cairan berdasarkan kenaikan suhu
IWL + 200 (suhu tinggi 36,8 .C), nilai 36,8 C adalah konstanta
Contoh Soal :
Tn Y (35 tahun) , BB 60 Kg; dirawat dengan post op Laparatomi hari
kedua..akibat appendix perforasi, Keadaan umum masih lemah, kesadaran
composmentis..Vital sign TD: 110/70 mmHg; HR 88 x/menit; RR 20 x/menit, T
37 C: masih dipuasakan, saat ini terpasang NGT terbuka cairan berwarna kuning
kehijauan sebanyak 200 cc; pada daerah luka incici operasi terpasang drainage
berwarna merah sebanyak 100 cc, Infus terpasang Dextrose 5% drip Antrain 1
ampul /kolf : 2000 cc/24 jam., terpasang catheter urine dengan jumlah urine 1700
cc, dan mendapat tranfusi WB 300 cc; mendapat antibiotik Cefat 2 x 1 gram yg
didripkan dalam NaCl 50 cc setiap kali pemberian
Andaikan suhu Tn Y adalah 38,5 C, berapakah Balance cairannya?
berarti nilai IWL Tn Y= 900 + 200 (38,5 C 36,8 .C)
= 900 + 200 (1,7)
= 900 + 340 cc
= 1240 cc
Masukkan nilai IWL kondisi suhu tinggi dalam penjumlahan kelompok Output :
Drainage = 100 cc
NGT = 200 cc
Urine = 1700 cc
IWL = 1240 cc +

3240 cc
Jadi Balance cairannya dalam kondisi suhu febris pada Tn Y adalah : 2700 cc
3240 cc = -540 cc (defisit) (Kusuma, 2014)

Bagaimana Cara Mensiasati Rasa Haus???


1. Menjaga aktivitas yang berlebihan, yang dapat menguras tenaga dan
mengeluarkan banyak keringat.
2. Minum dengan cara menyeruput.
3. Menghindari makanan yang mengandung tinggi garam (asin) dan
mengandung bahan pengawet.
4. Menghindari makanan yang merangsang, seperti makanan yang pedas,
bersantan.
5. Menghindari makanan yang banyak mengandung minyak, misalnya
gorengan.
6. Menjaga kebutuhan albumin dalam tubuh dengan cara makan ikan kutuk
atau putih telur setiap
DAFTAR PUSTAKA

Bote, 2009.Keseimbangan cairan tubuh. http://botefilia.com/index.php/ ar-


chives/2009/01/11/. Diakses tanggal 8 Januari 2012.
Hanifa Wikyasastro (1997), Faal Tubuh. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiro-harjo, Jakarta.
Kusuma, Hardhi., dkk. 2015. Handbook for health student. Yogyakarta:
Mediaction.
Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media
Aesculapius
Moore, Lisa MD, 2005. Keseimbangan cairan tubuh.www.e-medicine.com.
Diakses tanggal 8 Januari 2012.
Price, S. A., & Wilson, L. M. 2005.Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Jakarta: EGC.
Rahmatunnisa.2013. Manajemen Cairan pada Pasien Gagal Ginjal Kronik.
http://fantastic-nursing.blogspot.com/
Sarwono Prawirohardjo, 1994. Faal. Jakarta, Yayasan Bina Pustaka.
Smeltzer, S. C., &Bare B.G. 2002.Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC.
http://analisadaily.com/news/read/diet-khusus-bagi-penderita-gagal-ginjal-
kronis/21909/2014/04/14
LAMPIRAN MEDIA LEAFLET
LAMPIRAN DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai