Anda di halaman 1dari 8

Analisis Perencanaan Pembangkit Rooftop di Kantor Sekretaris

Listrik Tenaga Surya (PLTS) Daerah Karanganyar

Febri Rizky Samsul, Denny Widhiyanuriyawan, Haslinda Kusumaningsih


Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia
E-mail: samsfebrizky@gmail.com
Abstrak
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) adalah pembangkit listrik yang menggunakan irradiasi
cahaya matahari sebagai sumber energi listrik. Sel Photovoltaic (PV) digunakan untuk mengubah irradiasi
cahaya matahari menjadi energi listrik. Kantor Sekda Karanganyar dijadikan lokasi perancangan karena
konsumsi listrik gedung yang besar sekitar 17673,73 kWh perbulannya. Tujuan dilakukannya perancangan ini
adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan azimuth 0 o, 16o, 90o dan -90o dengan sudut kemiringan (tilt)
solar panel 0o, 10o, 20o, dan 30o di Kantor Sekda Karanganyar, Jawa Tengah untuk mendapatkan energi listrik
optimal yang dihasilkan dari PLTS. Aplikasi atau software yang digunakan untuk perancangan ini
menggunakan software PVsyst V.6.44. Data yang dibutuhkan dalam perancangan ini adalah intensitas cahaya
matahari, luasan atap yang digunakan, jumlah modul PV dan jenis inverter yang dibutuhkan. Hasil yang
didapatkan mengidikasikan bahwa setiap penambahan sudut kemiringan (tilt) yang berbeda didapatkan energi
listik yang dihasilkan juga berbeda dengan kecenderungan semakin tinggi tilt-nya maka semakin besar energi
listrik yang dihasilkan. Energi listrik tertinggi dengan penerapan azimuth 0o, 16o, 90o dan -90o didapatkan pada
tilt 20o dengan nilai 27447 kWh/tahun pada azimuth 0o.
Kata Kunci: PLTS, Photovoltaic, Azimuth, Tilt, Energi Listrik.

Abstract
Solar Power Plant is a power plant that uses sunlight irradiation as a source of electrical energy.
Photovoltaic cells (PV) is used to change the irradiation of sunlight into electrical energy. Secretary of
Karanganyar Office Building being used as the location to design solar power plant because its large power
consumption which is about 17673.73 kWh per month. The purpose of this design is to determine the effect of
applying azimuth 0, 16, 90 and -90 with a tilt of solar panels 0, 10, 20 and 30 in the Office Building of
the Secretary of Karanganyar, Central Java to obtain optimal electrical energy generated from solar power,
Applications or software used to design using software PVSYST V.6.44. Data needed in this design is the
intensity of sunlight, the roof area is used, the number of PV module and inverter types are needed. The results
obtained indicate that each additional tilt of different obtained electric energy generated is also different from
the tendency to tilt, the higher its tilt get, the greater the electrical energy produced. The highest electrical
energy by the application of azimuth 0, 16, 90 and -90 and tilt 20 obtained electrical energy produced
about 27447 kWh / year at 0 azimuth.
Keywords: solar power, photovoltaic, Azimuth, Tilt, Electrical Energy.

PENDAHULUAN Beberapa pemanfaatan yang


Beberapa upaya dilakukan untuk sekarang telah digunakan adalah
mencari sumber energi alternatif yang photovoltaic, flat-plate colectors,
mampu menggantikan bahan bakar fosil concentrating solar power (CSP) dan
seperti energi terbarukan, diantaranya gabungan dari ketiga sistem tersebut.
pemakaian energi mikrohidro, angin, panas Energi ini biasa digunakan untuk pemanas
bumi, nuklir, dan matahari. Pemanfaatan air, pengeringan hasil panen dan
energi matahari yang merupakan salah satu pembangkit energi listrik.
alternatif pengganti bahan bakar fosil telah Kendala penggunaan energi cahaya
diberdayakan di berbagai negara terutama matahari adalah tidak menentunya cahaya
negara-negara yang banyak menerima matahari yang sampai ke permukaan bumi
sinar matahari tiap tahunnya. Jika energi dikarenakan iklim, cuaca, dan rotasi bumi.
matahari ini dieksploitasi dengan tepat Dari kendala tersebut, sistem yang banyak
maka sangat berpotensi menyediakan dikembangkan untuk memaksimalkan
kebutuhan energi dalam kurun waktu yang pemanfaatan energi matahari adalah
sangat lama. menggunakan sistem photovoltaic (PV).

1
Pemilihan Kantor Sekretaris matahari yang sampai ke batas atmosfer
Daerah Kabupaten Karanganyar, Jawa bumi hanya 68% dan yang diserap oleh
Tengah sebagai lokasi perencanaan PLTS permukaan bumi jika tidak terdifusi hanya
karena kantor Sekda Karanganyar 48% dari total pancaran sinar matahari.
mengkonsumsi listrik yang cukup besar
per bulannya yaitu berkisar rata-rata
17673,73 kWh atau sekitar 581,58 kWh
perhari sedangkan kapasitas listrik dari
Main Distribution Panel (MDP) berkisar
105 kVA.
Selain itu, Kantor Sekda
Karanganyar memiliki potensi yang besar
untuk dipasang PLTS karena bangunan
gedung perkantoran merupakan ruang
terbuka hijau, tidak ada shading dan
menghadap ke utara. Dilihat dari struktur Gambar 1 Pancaran Radiasi Sinar
bangunannya juga sangat bagus untuk Matahari
dijadikan PLTS. Kondisi atap genteng pres
beton dengan rangka yang terbuat dari Energi surya mencapai permukaan
kayu dan tinggi sekitar 15 m dengan bumi melalui dua cara yaitu radiasi
luasan 125 m2 akan menghasilkan energi langsung (direct radiation), tergantung
listrik yang besar dan mampu untuk posisi matahari relatif terhadap permukaan
membantu memenuhi konsumsi listrik bumi dan kejernihan atmosfir dan radiasi
gedung. tersebar (diffused radiation), terutama
Penerapan panel fotovoltaik disebabkan oleh sejumlah kecil partikel
terintegrasi pada fasade dan atap telah debu dalam atmosfir dan butiran uap air
diteliti, terutama tentang hal-hal yang dalam awan. Jenis radiasi ini semakin
mempengaruhi upaya penerapan panel besar terjadi pada daerah yang memiliki
fotovoltaik pada atap dan fasade bangunan. tingkat polusi udara yang tinggi[3].
seperti rotasi bumi, revolusi bumi, letak
geografis, cuaca, iklim, latitude, altitude, Sudut Kemiringan dan Rotasi Bumi
dan azimuth[1]. Sedangkan analisis kinerja Bumi mengelilingi matahari seiring
PLTS 1MWp yang terinterkoneksi jaringan dengan perputaran bumi pada porosnya
di Kayubihi, Bangli telah dibandingkan (utara- selatan). Posisi poros tidak tegak
dengan hasil simulasi didapatkan selisih lurus pada bidang orbit, mempunyai
o
energi listrik yang dihasilkan sebesar 32,3 kemiringan sudut sebesar 23,5 dari
% dimana produksi real sebesar 729,08 sudut normal.
MWh sedangkan hasil simulasi sebesar
1076,94 MWh[2].

Energi dan Radiasi Matahari


Energi yang dipancarkan oleh
matahari adalah berupa radiasi cahaya
dalam bentuk gelombang
elektromagnetik pendek yang tidak
semuanya dapat ditangkap dengan
penglihatan mata telanjang. Menurut teori
Gambar 2 Sudut Kemiringan Poros dan
radiasi matahari, bahwa radiasi sinar
Rotasi Bumi
matahari yang masuk ke bumi tidak
Karena kemiringan poros bumi
semuanya diserap. Pancaran radiasi sinar
tetap, belahan bumi utara akan menghadap

2
matahari pada bulan juni dan belahan bumi mengambil energi cahaya matahari sebagai
selatan akan menghadap matahari pada sumber energi utama yang dapat diambil
bulan desember. Matahari akan berada secara bebas, bersih dan tidak bersuara.
tepat diatas garis khatulistiwa pada tanggal Dalam perancangan PLTS ini photovoltaic
21 Maret dan 21 September. Kutub utara yang digunakan adalah Monocrystalline
berada paling dekat dengan matahari pada dengan kapasitas 260 Wp 60 cells (6x10)
tanggal 21 Juni dan pada tanggal 21
Desember merupakan posisi terjauh kutub Komponen Utama PLTS
utara dengan matahari. Kondisi ekstrem Komponen-komponen utama PLTS
terjadi pada saat itu, kutub utara terdiri dari panel surya / solar panel,
mengalami siang selama 24 jam dan inverter grid tie, DC combiner box dan AC
malam selama 24 jam. combiner box, remote monitoring system
(RMS) dan kabel PV dan kabel power.
Azimuth dan Altitude
Sudut vertikal dimana sinar Software PVsyst
matahari menyentuh bumi disebut sebagai PVsyst adalah suatu software atau
sudut altitude dan merupakan sebuah hasil aplikasi yang memungkinkan
perhitungan fungsi lintang geografis, penggunanya untuk merancang sistem
waktu tahunan, dan waktu harian. Prinsip pembangkit listrik tenaga surya berbasis
geometris sudut altitude adalah 90 derajat sel fotovoltaik[4]. Dalam perancangan ini
dikurangi posisi garis lintang atau dengan yang digunakan adalah PVsyst V.6.44.
kata lain altitude merupakan sudut vertikal
dari poyeksi sinar matahari. Analisis Untuk Kinerja PLTS.
Azimuth adalah sudut horizontal, Untuk menganalisa kinerja dari
dimana diukur dari selatan pada garis rancangan PLTS dapat digunakan rumus
utara-selatan. Vektor dari pengamat (asal) [5] seperti di bawah ini:
ke tempat tujuan diproyeksikan tegak lurus a. Luasan Area Pemasangan Solar Panel
ke bidang acuan; sudut antara vektor PV (LPV)
proyeksi dan vektor referensi pada bidang Luas area yang bisa dipasang solar
referensi disebut azimuth[3]. panel PV yaitu perkalian jumlah modul
(paralel dan seri) dengan panjang x
lebar dari satu panel PV (1,67 m x 0,99
m)
LPV = (mpx0,99 m) x (msx1,67 m) (1)
Dengan:
mp = Jumlah modul paralel
ms = Jumlah modul seri

b. Irradiation Value untuk PV Plant (GPV)


Nilai irradiation untuk suatu PV
Gambar 3 Sudut Azimuth Plant diukur berdasarkan nilai
intensitas rata-rata solar irradiation
Fotovoltaik hasil pengukuran periode satu tahun
Fotovoltaik adalah sel solar yang dikalikan dengan luasan area modular
merupakan sistem aktif solar yang PV
menghasilkan energi tingkat tinggi atau GPV = HT x LPV (2)
listrik. Efek fotovoltaik merupakan proses
dasar dimana fotovoltaik mengkonversi
cahaya matahari menjadi listrik[2]. Dalam Dengan:
hal ini sel fotovoltaik lebih spesifik

3
HT = Nilai intensitas rata-rata solar
irradiation per satuan luas (kWh/m2)
LPV = Luasan area pemasangan solar
panel (m2)

c. Nominal Plant Output (Gout)


Nilai Nominal Plant Output (Gout)
diukur berdasarkan nilai Irradiation
untuk PV Plant (GPV) dikalikan dengan
efisiensi modul PV (PV)
Gout = GPV x PV (3)
Dengan:
GPV = Irradiation Value untuk PV
Plant (kWh)
PV = Efisiensi modul PV (%)

d. Performance Ratio (PR)


Performance Ratio (PR) diukur
berdasarkan perbandingan antara nilai
energi yang terinjeksi ke grid (E_grid)
dengan nilai Nominal Plant Output Gambar 4 Instalasi Penelitian
(Gout) dikalikan dengan 100 %
E grid Keterangan :
PR = Gout x 100 % (4) 1. Solar Power Meter
2. Clamp Meter
Dengan: 3. Garmin GPS
E_grid = Nilai energi yang terinjeksi 4. Laser Distance Meter
ke grid (kWh) 5. Kompas
Gout = Nominal Plant Output (kWh) 6. Laptop / Komputer
7. Software PVsyst
e. Efisiensi PLTS Rancangan (PLTS)
Sudut kemiringan atap divariasikan
Efisiensi PLTS dari rancangan
30o, 20o, 10o, dan 0o serta Azimuth 0o, 16o,
diukur berdasarkan perbandingan
90o, dan -90o. Luasan Atap yang digunakan
energi yang terinjeksi ke grid (E_grid)
untuk perancangan yaitu 122 m2 dengan
dengan energi array (E_array)
E grid jumlah modul PV yang digunakan yaitu 75
modul (25 Paralel dan 3 Seri). Penelitian
PLTS = E array x 100 % (5) ini menggunakan inverter jenis Sunny
Tripower 20000TL-30 serta data yearly
Dengan:
solar irradiance yang digunakan pada
E_Array = Energi efektif dari keluaran
software PVsyst hasil dari hasil rekapan
Array (kWh)
MeteoNorm. Energi grid yang dihasilkan
Metodologi Penelitian
panel PV, shading dan losses, performance
Metode penelitian yang digunakan
ratio dan efisiensi rancangan PLTS akan
adalah simulasi perancangan
diperoleh dalam penelitian ini.
menggunakan Photovoltaic System
Software yaitu PVsyst versi V6.44.

4
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 3 Hasil Perhitungan Rancangan
Tabel 1 Perspektif 3D Bangunan dan PLTS
Azimuth 0o dan 16o

Gambar 5 adalah grafik pengaruh


sudut azimuth 0o, 16o, 90o dan -90o
terhadap performance ratio hasil
perhitungan PVsyst. Semakin tinggi sudut
kemiringan pemasangan PV (tilt) maka
nilai performance ratio-nya semakin
tinggi. Hal ini dikarenakan semakin tinggi
sudut kemiringan pemasangan PV maka
energi yang dihasilkan oleh array
fotovoltaik (E_Array) semakin tinggi juga
sehingga menyebabkan energi yang
diinjeksikan ke grid (E_Grid) semakin
Tabel 2 Perspektif 3D Bangunan tinggi juga.
dan PLTS Azimuth 90o dan -90o

Gambar 5 Pengaruh Sudut Azimuth 0o, 16o,


90o dan -90o terhadap Performance Ratio
Hasil Perhitungan PVsyst

Energi yang diinjeksikan ke grid


(E_Grid) mempengaruhi nilai
performance ratio-nya dimana nilai
E_Grid semakin tinggi maka nilai PR akan
semakin tinggi juga karena E_Grid
berbanding lurus dengan Performance
Ratio.
Hal ini sesuai dengan dasar teori
dimana performance ratio akan meningkat

5
nilainya jika E_Grid juga meningkat. Nilai
E_Grid puncak / peak terdapat pada
rancangan gedung menggunakan tilt 20o
pada masing-masing azimuth.

Gambar 8 Hubungan PR PVsyst dan


Perhitungan Manual

Hubungan antara PR PVsyst dan


perhitungan manual adalah linear dimana
Gambar 6 Pengaruh Sudut Azimuth 0o, 16o, nilai PR PVsyst dan perhitungan manual
90o dan -90o terhadap Performance Ratio hampir sama. Ini menunjukkan
Perhitungan Manual perhitungan manual yang dilakukan
peneliti dianggap valid seperti yang
Gambar 6 menunjukkan grafik ditunjukkan gambar 8.
pengaruh sudut azimuth 0o, 16o, 90o dan
-90o terhadap performance ratio
perhitungan manual. Semakin tinggi sudut
kemiringan (tilt) dari array fotovoltaik
maka nilai performance ratio-nya semakin
tinggi. Hal ini dikarenakan semakin tinggi
sudut kemiringan panel surya (tilt) maka
losses akibat near shadings semakin kecil.
Perancangan peletakan dan pemasangan
masing-masing frame penyangga PV Gambar 9 Pengaruh Sudut Azimuth 0o, 16o,
sangat mempengaruhi shading yang 90o dan -90o terhadap Efficiency Systems
dihasilkan. Pada perancangan ini peneliti
memberi jarak pemasangan masing- Gambar 9 ialah grafik pengaruh
masing modul seri sekitar 10 cm atau lebih sudut azimuth 0o, 16o, 90o dan -90o
sehingga shading dan difusi cahaya terhadap efficiency systems. Semakin
mataharinya menjadi berkurang seperti tinggi sudut kemiringan panel surya (tilt)
yang terlihat pada gambar 7. maka nilai efisiensi sistemnya semakin
tinggi juga. Hal ini dikarenakan semakin
tinggi sudut kemiringan panel surya (tilt)
maka energi yang dihasilkan sistem panel
fotovoltaik semakin tinggi juga. Eout
Systems adalah energi yang dihasilkan dari
perhitungan energy injected to grid dengan
nilai Intensitas Rata-Rata Solar Irradiation
1 Tahun dimana nilai Eout Systems
berbanding lurus dengan nilai efisiensi
sistem seperti terlihat pada rumus di bawah
ini:
Gambar 7 Jarak Pemasangan Modul PV. Eout Systems
EffSysR = Modular Area x 100 %

6
atau sedangkan energi listrik dari rancangan
EGrid mampu menghasilkan energi sebesar
EffSysR = HT x Modular Area x 100 2287.25 kWh perbulannya sehingga bisa
menghemat konsumsi listrik dari gedung
% sebesar 13%.

Dengan:
E_Grid = Energy injected to grid
(kWh)
HT = Intensitas Rata-Rata
Solar Irradiation 1 Tahun
(kWh/m2)
Modular Area = Luasan area pemasangan
PV (m2)
Gambar 11 Diagram Konsumsi Listrik
Gedung dan Energi Listrik Hasil PLTS

KESIMPULAN
1. Sel fotovoltaik yang digunakan pada
perancangan ini adalah jenis
Monochrystalline dengan kapasitas 260
Wp 60 cells (6x10) karena memiliki
efisiensi sebesar 16 %, harga yang lebih
murah dibandingkan jenis lainnya dan
Gambar 10 Pengaruh Sudut Azimuth 0o, tersedia banyak untuk saat ini.
16o, 90o dan -90o terhadap E_Grid 2. Jumlah modul PV yang digunakan
adalah 75 modul dengan rincian 25
Grafik pengaruh sudut azimuth 0o, modul disusun paralel dan 3 modul
16o, 90o dan -90o terhadap E_Grid seperti disusun seri.
yang ditunjukkan pada gambar 10. Energi 3. Energi optimal yang dihasilkan dari
listrik optimal yang dihasilkan dari rancangan mengikuti azimuth gedung
rancangan adalah menggunakan sudut adalah dengan memasang panel PV
kemiringan pemasangan panel sebesar 20o. mengikuti kemiringan atap sebesar 20o
Hal ini dikarenakan lokasi perancangan yang menghasilkan energi listrik
tidak berada tepat di garis khatuliswa sebesar 27148 kWh per tahun dan
sehingga sudut 0o bukan merupakan sudut efisiensi sistem sebesar 12,5 %.
optimal untuk menghasilkan energi listrik 4. Inverter yang digunakan sebanyak 1
yang optimal dari perancangan. Longitude buah menggunakan 2 MPPT 50 %
dan latitude dari suatu wilayah sangat yang berjenis Sunny Tripower
mempengaruhi hasil rancangan dimana 20000TL-30 berkapasitas total 20
setiap lokasi dapat menghasilkan energi kWac yang diproduksi oleh SMA.
yang optimal berdasarkan sudut
kemiringan pemasangan panel surya yang SARAN
berbeda. 1. Dapat dilakukan penelitian selanjutnya
Konsumsi listrik gedung perbulan dimana membandingkan antara daerah
dengan energi listrik hasil dari rancangan yang berada di selatan garis
PLTS dapat dilihat pada gambar 11. Dari khatulistiwa dengan daerah yang
diagram di bawah dapat dilihat bahwa rata- berada di utara garis khatulistiwa.
rata konsumsi listrik gedung sekda 2. Melakukan perancangan dengan
Karanganyar adalah sebesar 17673 kWh menggunakan variasi jenis sel solar

7
panel agar bisa dibandingkan hasil Tenaga Surya (PLTS) Satu MWp
rancangannya. Terinterkoneksi Jaringan Di
3. Dapat dilakukan penelitiaan lebih Kayubihi, Bangli. Skripsi.
lanjut menggunakan metode Universitas Udayana: Denpasar.
eksperimental nyata untuk [3] Lechner, Norbert. 2015. Heating,
membuktikan hasil perancangan dan Cooling, Lighting, Fourth Edition,
membandingkannya dengan hasil New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
simulasi. [4] Mermoud, Andre and Bruno
Wittmer. 2014. PVsyst Userss
DAFTAR PUSTAKA Manual. Switerland: PVsyst.
[1] Rizal, M. Fiki. 2008. Penerapan [5] SMA Solar Technology AG. 2015.
Panel Fotovoltaik Terintegrasi Pada Quality Factor for the Plant.
Fasade dan Atap. Skripsi. Universitas Germany: SMA Solar Technology
Indonesia: Depok. AG.
[2] Setiawan, Agus. 2014. Analisis
Untuk kinerja Pembangkit Listrik

Anda mungkin juga menyukai