Anda di halaman 1dari 104

DEMAM DENGUE DAN DEMAM BERDARAH

DENGUE

No.Dokumen :
No.Revisi :
SPO
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPT drg.Wirsya Yanti
PUSKESMAS
RAMBATAN I NIP:1968041020001
22002

1. Tujuan Agar petugas dapat memahami dan memberikan pengobatan yang


tepat pada pasien demam dengue dan demam berdarah dengue.

2. Kebijakan Surat keputusan Kepala UPT Puskemas Wilayah Kerja Rambatan I


No:3.1 SK UPT Pusk-Rbt I/I/2017 tentang Penetapan Pelaksanaan
Standar Prosedur Operasional Pelayanan Klinis Puskesmas Rambatan I

3. Pengertian Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue adalah penyakit


infeksi yang disebabkan Oleh virus dengue
Tanda Patognomonik Demam Dengue
*Suhu >37.5
*Ptekie,ekimosis,purpura
*Perdarahan mukosa
* Rumple Lead test( +)
Tanda Patognomonik Demam Berdarah Dengue
*Suhu >37.5
*Ptekie,ekimosis,purpura
*Perdarahan mukosa
*Hepatomegali
*Splenomegali
*Hematemesis atau melena
Kriteria WHO untuk DBD
1.Demam 2-7 hari,akut
2.Terdapat 1 manifestasi perdarahan
3.Trombositopenia
4.Terdapat tanda kebocoran plasma yaitu peningkatan
hematokrit,efusi pleura,ascites,hipoproteinemia.

4. Prosedur 1. Petugas memanggil pasien sesuai nama pasien.


2. Petugas melakukan anamnesa/keluhan utama pada pasien
apakah ada rasa nyeri dan panas seperti terbakar pada perut
bagian atas.
3. Petugas menanyakan kepada pasien apakah ada keluhan lain
yaitu mual, muntah dan kembung bila makan.
4. Petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah.
5. Petugas mengukur suhu tubuh pasien.
6. Petugas mengukur nadi pasien.
7. Petugas melakukan pemeriksaan fisik pasien .
8. Petugas menegakan diagnose berdasarkan hasil pemeriksaan.
9. Petugas mengintruksikan pasien untuk minum air sebanyak 6-8
gelas sehari, modifikasi gaya hidup, mel;aksanakan 3M plus.
10.Petugas menulis resep untuk pengobatan berupa
Parasetamol 3x500 mh
Thiamin 2x10 mg atau metoclopramid 2x10 mg bila disertai
mual.
11.Petugas menulis hasil pemeriksaan, diagnose dan terapi pada
rekam medic pasien.
12.Petugas menulis hasil diagnose pada buku register dan
computer p-care.
5. Diagram Alir
Memanggil pasien Melakukan Melakukan
sesuai nama anamnesa pemeriksaan
pada pasien fisik

Menginstruksikan Menegakkan
Menulis resep pasien banyak diagnose
untuk minum dan berdasarkan hasil
pengobatan modifikasi gaya pemeriksaan
simptomatis hidup serta
melaksanakan 3M
plus

Menulis diagnose
Menulis hasil pasien ke buku
anamnesa,
Menyerahkan
register dan p-care
pemeriksaan dan resep ke
diagnose ke rekam pasien
medic

6. Referensi Panduan Praktik Klinik Bagi Dokter


7. Dokumen Rekam medic, register, blanko resep, komputer p-care
Terkait
8. Distribusi Poli umum, poli anak, UGD, Apotik

Rekaman histori perubahan


N Yang dirubah Isi perubahan Tgl. Mulai diberlakukan
o
HIPERTENSI

No.Dokumen :
No.Revisi :
SPO Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT drg.Wirsya Yanti


PUSKESMAS
RAMBATAN I NIP:1968041020001
22002

1. Tujuan Agar petugas dapat menegakkan diagnosis hipertensi dan melakukan


pengobatan dan penyuluhan untuk pencegahan hipertensi.

2. Kebijakan Surat keputusan Kepala UPT Puskemas Wilayah Kerja Rambatan I


No:3.1 SK UPT Pusk-Rbt I/I/2017 tentang Penetapan Pelaksanaan
Standar Prosedur Operasional Pelayanan Klinis Puskesmas Rambatan I

3. Pengertian Hipertensi adalah tekanan darah sistolik 140 mmHg dan tekanan
darah diastolic 90 mmHg, atau bila pasien memakai obat anti
hipertensi.
4. Prosedur 1. Petugas memanggil pasien sesuai nama pasien.
2. Petugas menulis identitas pasien di buku register.
3. Petugas melakukan anamnesapada pasien apakah pasien
mengeluhkan nyeri kepala, mudah emosi, telinga berdengung,
rasa berat di tengkuk, sulit tidur, mata berkunang-kunang dan
pusing.
4. Petugas menanyakan apakah pasien memiliki riwayat penyakit
darah tinggi sebelumnya, apakah sedang mengkonsumsi obat
antihipertensi, bila iya jenis obat antihipertensi apa yang sedang
digunakan.
5. Petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah
6. Petugas melakukan pemeriksaan nadi.
7. Petugas menegakkan diagnose berdasarkan hasil anamnesa dan
pemeriksaan fisik, yaiutu :
Klasifikasi Sistolik (mmHg) Diastolic (mmHg)
Normal <130 <85
Perbatasan 130-139 85-89
Hipertensi tingkat 140-159 90-99
I 160-179 100-109
Hipertensi tingkat 180 110
2
Hipertensi tingkat
3

8. Petugas memberikan.
Obat antihipertensi dimulai dengan dosis kecil dan ditingkatkan
secara bertahapsesuai respon penurunan tekanan darah, dapat
diberikan sampai dosis hamper maksimal. Pemberian obat
antihipertensi bersamaan dengan pengaturan diit dan latihan
jasmani.Bila diperlukan dapat dilakukan pemberian obat
tunggal atau kombinasi. Seperti catopril 2 x 25 mg, propanolol
2 x 10 mg atau amlodipin 1 x 5/10 mg dan HCT 1 x 25 mg.
9. Petugas mengedukasi pasien tentang penyakit hipertensi,
perlunya pengendalian dan pemantauan tekanan darah. Penyulit
hipertensi dan resikonya serta bagaimana mengatasi sementara
keadaan gawat darurat akibat hipertensi.
10.Petugas mengedukasi pasien tentang terapi gizi medis (TGM)
makanan yang seimbang sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat
gizi masing-masing individu. Pentingnya keteraturan dalamhal
jadwal makan, jenis dan jumlah makanan.
11.Petugas mengedukasi pasien tentang latihan jasmani secara
teratur 3-4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit.
12.Petugas menulis resep.
13.Petugas menyerahkan resep kepada pasien
14.Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik, laboratorium, diagnose
dan terapi ke dalam rekam medic
15.Petugas menandatangani rekam medic.
16.Petugas menulis diagnose ke buku register rawat jalan dan
computer p-care.
5.Diagram Alir
Memanggil pasien Melakukan Melakukan
sesuai nama anamnesa pada pemeriksaan fisik
pasien tentang meliputi TD, nadi,
sakit kepala, ekstrimitas atas dan
sulit tidur bawah.

Petugas Petugas
Menyerahkan mengedukasi Menegakkan
resep kepada pasien dan diagnose
pasien menulis resep. berdasarkan hasil
pemeriksaan
Menulis diagnose pasien
ke buku register rawat
Menulis hasil jalan dan p-care
pemeriksaan,diagn
ose dan terapi ke
dalam rekam medic
pasien.

6.Referensi Pedoman pengobatan dasar dipuskesmas


Panduan Praktik Klinik Bagi Dokter
7.Dokumen Rekam medic, register, blanko resep, komputer p-care
Terkait
8.Distribusi Poli umum, Apotik

Rekaman histori perubahan


N Yang dirubah Isi perubahan Tgl. Mulai diberlakukan
o

HARDEOLUM

No.Dokumen :
No.Revisi :
SPO Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT drg.Wirsya Yanti


PUSKESMAS
RAMBATAN I NIP:1968041020001
22002

1.Tujuan Agar petugas dapat memahami dan memberikan pengobatan yang


tepat pada pasien hardeolum.

2.Kebijakan Surat keputusan Kepala UPT Puskemas Wilayah Kerja Rambatan I


No:3.1 SK UPT Pusk-Rbt I/I/2017 tentang Penetapan Pelaksanaan
Standar Prosedur Operasional Pelayanan Klinis Puskesmas Rambatan I

3.Pengertian Hardeolum adalah :peradangan supuratif kelenjar kelopak mata


Gejala hardeolum:

*Kelopak mata bengkak dengan rasa sakit dan mengganjal


,merah,dan nyeri bila
Di tekan

*Perasaan tidak nyaman dan sensasi terbakar pada kelopak


mata

4.Prosedur 1. Petugas memanggil pasien sesuai nama pasien.


2.Petugas melakukan anamnesa/keluhan utama pada pasien
apakah ada bengkak
pada kelopak mata disertai rasa sakit dan mengganjal,merah
dan nyeri bila dite
kan
3.Petugas menanyakan kepada pasien apakah ada keluhan lain
yaitu perasaan tidak nyaman dan sensasi terbakar pada
kelopak mata.
4.Petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah.
5.Petugas mengukur suhu tubuh pasien.
6.Petugas mengukur nadi pasien.
7.Petugas melakukan pemeriksaan fisik pasien .
8.Petugas menegakan diagnose berdasarkan hasil pemeriksaan.
9.Petugas mengintruksikan pasien agar mata di kompres hangat
4-6 kali selama 15 menit dan kelopak mata dibersihkan dgn sabun
bayi untuk mempercepat penyembuhan dan dilakukan dgn mata
teretutup ,hindari pemakaian make up pada kelopakn mata dan
jangan memakainkontak lensa dan selalu menjaga kebersihan
mata.
10.Petugas menulis resep untuk pengobatan berupa
Terapi topical: oksitetrasiklin salaf mata setiap 8 jam atau
kloramfenicol salaf mata setiap 8 jam.
Eritromisin 2x500 mg untuk dewasa dan anak-anak sesuai
dengan berat badan
11.Petugas menulis hasil pemeriksaan, diagnose dan terapi
pada rekam medic
pasien
12.Petugas menulis hasil diagnose pada buku register dan
computer p-care.
5.Diagram Alir
Memanggil pasien Melakukan Melakukan
sesuai nama anamnesa pemeriksaan
pada pasien fisik
Menginstruksikan Menegakkan
Menulis resep pasien untuk diagnose
untuk menjaga berdasarkan hasil
pengobatan kebersihan mata pemeriksaan
simptomatis dan tidak
memakai kontak
lensa

Menulis diagnose
Menulis hasil pasien ke buku
anamnesa,
Menyerahkan
register dan p-care
pemeriksaan dan resep ke
diagnose ke rekam pasien
medic

6.Referensi Panduan Praktik Klinik Bagi Dokter


7.Dokumen Rekam medic, register, blanko resep, komputer p-care
Terkait
8.Distribusi Poli umum, poli anak, UGD, Apotik

Rekaman histori perubahan


N Yang dirubah Isi perubahan Tgl. Mulai diberlakukan
o

PAROTITIS

SPO No.Dokumen :
No.Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT drg.Wirsya Yanti


PUSKESMAS
RAMBATAN I NIP:1968041020001
22002

1.Tujuan Agar petugas dapat menegakkan diagnosis parotitis dan


memberikan pengobatan yang tepat pada pasien parotitis.

2.Kebijakan Surat keputusan Kepala UPT Puskemas Wilayah Kerja Rambatan I


No:3.1 SK UPT Pusk-Rbt I/I/2017 tentang Penetapan Pelaksanaan
Standar Prosedur Operasional Pelayanan Klinis Puskesmas
Rambatan I

3.Pengertian parotitis adalah peradangan yang terjadi pada kelenjar saliva atau
yang lebih dikenal dgn kelenjar parotis.
Parotitis viral paling sering terjadi pada anak-anak.
Keluhan patitis sebagai berikut:
*Demam.
*Pembengkakan pada kelenjar parotis mulai dari depan telinga
hingga rahang bawah
*Nyeri terutama saat mengunyah makanan dan mulut terasa kering.

Pemeriksaan fisik pada parotitis:


*Demam
*Pembengkakan kelenjar parotis.
*Eritema pada kulit.
*Nyeri tekan di kelenjar parotis.
*Terdapat air liur purulent
4.Prosedur 1.Petugas memanggil pasien sesuai nama pasien.
2.Petugas menulis identitas pasien di buku register.
3.Petugas melakukan anamnesa dgn menanyakan keuhan utama
apakah ada demam,nyeri saat menguyah,bengkak didepan
telinga pasien.
4.Petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah
5.Petugas melakukan pemeriksaan nadi.
6.Petugas mengukur suhu tubuh pasien.
7.Petugas menegakkan diagnose berdasarkan hasil anamnesa
dan pemeriksaan
Fisik pasien.
8.Petugas menginstuksikan pasien untuk minum air 6-8 gelas
sehari,makan makanan lunak.
9.Petugas menulis resep utk pengobatan:
*Paracetamol 3x500 mg utk dewasa dan utk anak-anak
menyesuaikan dengan umur dan berat badan.
*Amoksisilin 3x500 mg utk dewasa dan utk anak-anak
menyesuaikan dengan umur dan bera
10.Petugas menyerahkan resep kepada pasien
11.Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik, diagnose dan
terapi ke dalam rekam
Medis.
12.Petugas menandatangani rekam medic.
13.Petugas menulis diagnose ke buku register rawat jalan dan
computer p-care.
5.Diagram Alir
Memanggil pasien Melakukan Melakukan
sesuai nama anamnesa pada pemeriksaan fisik
pasien meliputi TD, nadi,
ekstrimitas atas dan
bawah.

Petugas Petugas
Menyerahkan mengedukasi Menegakkan
resep kepada pasien dan diagnose
pasien menulis resep. berdasarkan hasil
pemeriksaan

Menulis diagnose pasien


ke buku register rawat
Menulis hasil jalan dan p-care
pemeriksaan,diagn
ose dan terapi ke
dalam rekam medic
pasien.

6.Referensi Pedoman pengobatan dasar dipuskesmas


Panduan Praktik Klinik Bagi Dokter
7.Dokumen Rekam medic, register, blanko resep, komputer p-care
Terkait
8.Distribusi Poli umum, Apotik

Rekaman histori perubahan


N Yang dirubah Isi perubahan Tgl. Mulai diberlakukan
o

ASMA BRONKHIAL

No.Dokumen :
No.Revisi :
SPO Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT drg.Wirsya Yanti


PUSKESMAS
RAMBATAN I NIP:1968041020001
22002

1.Tujuan Agar petugas dapat memahami dan memberikan pengobatan yang


tepat pada pasien asma

2.Kebijakan Surat keputusan Kepala UPT Puskemas Wilayah Kerja Rambatan I


No:3.1 SK UPT Pusk-Rbt I/I/2017 tentang Penetapan Pelaksanaan
Standar Prosedur Operasional Pelayanan Klinis Puskesmas Rambatan I

3.Pengertian Asma merupakan gangguan inflamasi kronik jalan nafas yang


melibatkan berbagai sel inflamasi sehingga mengakibatkan
hiperaktivitas bronkus dalam berbagai tingkat penyempitan jalan
nafas dan gejala pernafasan (mengi dan sesak)

4.Prosedur 13.Petugas memanggil pasien sesuai nama pasien.


14.Petugas melakukan anamnesa/keluhan utama pada pasien
apakah terdapat bising,mengi(wheezing) bunyi ngik-ngik,batuk
produktif/berdahak terutama malam hari dan sesak nafas atau
dada seperti tertekan.
15.Petugas menanyakan kepada pasien mengenai perjalanan
penyakit,factor pencetus,riwayat penyakit keluarga dan riwayat
alergi.
16.Petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah.
17.Petugas mengukur suhu tubuh pasien.
18.Petugas mengukur nadi pasien.
19.Petugas melakukan pemeriksaan fisik pasien apakah terdapat
wheezing
20.Petugas menegakan diagnose berdasarkan hasil pemeriksaan.
21.Petugas mengintruksikan pasien untuk istirahat,hindari factor
pencetus spt kelelahan,udara dingin,stress,debu,asap
rokok,makan sea food dll.
22.Petugas menulis resep untuk pengobatan asma ringan
Bronkhodilator spt salbutamol dosis dewasa 3-4x
4mg/hari,anak 3-4x1-2mg/hari.
Aminopilin dosis dewasa 3x100-200mg/hari maks
500mg/hari,anak 5mg/kgbb/kali.
Anti inflamasi dexametason 3x0,5mg/hari .
Pada asma sedang dan berat disaran kan pasien utk rawat
inap dan memberikan obat asma inhalasi dan injeksi
sebagai berikut:
Asma sedang : agonis 2 secara
nebulasi/inhalasi/hisap 2,5 5 mg 1-3 kali dalam 1
jam pertama dilanjutkan tiap 1-4 jam kemudian atau
Agonis 2 I.m teofilin 5 mg/kgBB iv pelan.
Deksametason 5 mg 5 mg iv, serta oksigen 4
liter/menit.
Asma berat : agonis 2 secara
nebulisasi/inhalasi/hisab diulang 3 kali dalam 1 jam
pertama, diulang 1-4 jam kemudian. Teofilin iv,
steroid iv diulang per 8-12 jam.agonis 2 iv per 6 jam.
Serta oksigen 4 liter/menit.
23.Petugas menulis hasil pemeriksaan, diagnose dan terapi pada
rekam medic pasien.
24.Petugas menulis hasil diagnose pada buku register dan
computer p-care bagi pasien BPJS.
5.Diagram Alir
Memanggil pasien Melakukan Melakukan
sesuai nama anamnesa pemeriksaan
pada pasien fisik

Menginstruksikan Menegakkan
Menulis resep pasien untuk diagnose
untuk istirahat dan berdasarkan hasil
pengobatan menghindari pemeriksaan
simptomatis pencetus
Menulis diagnose
Menulis hasil pasien ke buku
anamnesa,
Menyerahkan
register dan p-care
pemeriksaan dan resep ke
diagnose ke rekam pasien
medic

6.Referensi Panduan Praktik Klinik Bagi Dokter


7.Dokumen Rekam medic, register, blanko resep, komputer p-care
Terkait
8.Distribusi Poli umum, poli anak, UGD, Apotik

Rekaman histori perubahan


N Yang dirubah Isi perubahan Tgl. Mulai diberlakukan
o

DIABETES MELITUS

No.Dokumen :
No.Revisi :
SPO Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT drg.Wirsya Yanti


PUSKESMAS
RAMBATAN I NIP:1968041020001
22002

1.Tujuan Agar petugas dapat menegakkan diagnosis diabetes melitu (DM) dan
melakukan pengobatan dan penyuluhan untuk pencegahan diabetes
mellitus (DM).

2.Kebijakan Surat keputusan Kepala UPT Puskemas Wilayah Kerja Rambatan I


No:3.1 SK UPT Pusk-Rbt I/I/2017 tentang Penetapan Pelaksanaan
Standar Prosedur Operasional Pelayanan Klinis Puskesmas Rambatan I

3.Pengertian Hipertensi adalah tekanan darah sistolik 140 mmHg dan tekanan
darah diastolic 90 mmHg, atau bila pasien memakai obat anti
hipertensi.

4.Prosedur 1.Petugas memanggil pasien sesuai nama pasien.


2.Petugas menulis identitas pasien di buku register.
3.Petugas melakukan anamnesapada pasien apakah pasien
mengeluhkan gejala klinik DM yang berupa poliuria (sering
kencing), polidipsi ( sering haus) dan polilagi (sering lapar).
4.Petugas menanyakan kepada pasien apakah terdapat keluhan
lain seperti berat badan turun tampa penyebab yang jelas,
kesemutan, gatal, mata kabur, impotensi pada pria, pruritus pada
wanita, serta adakah luka yang tidak kunjung sembuh.
5.Petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah.
6.Petugas melakukan pemeriksaan nadi.
7.Petugas melakukan pemeriksaan suhu.
8.Petugas melakukan pemeriksaan fisik termasuk ekstrimitas atas
dan bawah termasuk jari.
9.Bila diperlukan petugas membuat permintaan pemeriksaan gula
darah atau urin ke laboratorium.
10.Petugas menyerahkan surat permintaan kepada pasien untuk
selanjutnya pasien ke laboratorium.
11.Petugas menerima hasil laboratorium dari pasien.
12.Petugas membaca hasil laboratorium dan menegakkan
diagnose berdasarkan hasil lab dan anamnesa, yaiutu :
Gejala klasik DM + glukosa darah sewaktu 200 mg/dl
(darah kapiler)
Gejala klasik DM + glukosa darah puasa 100 mg/dl
(darah kapiler)
Tanpa gejala klasik DM + kadar GDS 200 mg/dl atau
GDP ulang 100 mg/dl (darah kapiler)
13.Petugas memberikan penatalaksanaan awal DM berupa terapi
gizi medis (TGM) dan latihan jasmani selama 2-4 minggu. Apabila
kadar gula darah belum mencapai sasaran dilakukan intervensi
farmakologi dengan obat hipoglikemik oral (OHO) dan atau
suntikan insulin.
Obat hipoglikemik oral (OHO) dimulai dengan dosis kecil
dan ditingkatkan secara bertahap sesuai respon kadar
glukosa darah,dapat diberikan sampai dosis hampir
manksimal. Pemberian OHO bersamaan dengan
pengaturan diit dan latihan jasmani. Bila diperlukan
dapat dilakukan pemberian OHO tunggal atau OHO
kombinasi. Terapi OHO kombinasi harus dipilih dua
macam obat dari kelompok yang mempunyai mekanisme
kerja berbeda.
Golongan biguanid :metformin dosis awal 500
mgdan dosis maksimal 2500 mg diberikanb 1-3
kali/hari
Golongan sulfonylurea : glibenklamid dosis awal
2,5 mg dan dosis maksinal 15 mg/hari diberikan
10-15 menit sebelum makan 1-2 kali/hari.
14.Petugas mengedukasi pasioen tentang penyakit DM, perlunya
pengendalian dan pemantauan gula darah, penyakit DM dan resiko
serta bagaimana mengatasi sementara keadaan gawat darurat
akibat DM ( rasa sakit dan hipoglikemia).
15.Petugas mengedukasi pasien tentang terapi gizi medis(TGM)
makanan yg seimbang sesuai dgn kebutuhan kalori dan zat gizi
masing-masing individu.
16.Petugas mengedukasi pasien tentang latihan jasmanisecara
teratur 3-4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit.
17.Petugas menulis resep.
18.Petugas menyerahkan resep kepada pasien
19.Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik, laboratorium,
diagnose dan terapi ke dalam rekam medic
20Petugas menulis diagnose ke buku register rawat jalan dan
computer p-care.
5.Diagram Alir
Memanggil pasien Melakukan Melakukan
sesuai nama anamnesa pada pemeriksaan
pasien tentang fisik:TD,nadi
trias klasik DM dan ekstermitas atas
keluhan lain

Menerima hasil Pasien ke Membuat rujukan


laboratorium laboiratorium pasien untu8k
dari pasien untuk pemeriksaan gula
pemeriksaan gula darah

Petugas
menegakkan Petugas Menyerahkan resep
diagnose mengedukasi kepada pasien
berdasarkan pasien dan
anamnesa dan menulis resep

Menulis diagnose ke buku


register rawat jalan dan Menulis hasil pemeriksaan
P-care fisik, laboratorium,
diagnose dan terapi ke
dalam rekam medic pasien
6.Referensi Panduan Praktik Klinik Bagi Dokter
7.Dokumen Rekam medic, register, blanko resep, komputer p-care
Terkait
8.Distribusi Poli umum, poli anak, UGD, Apotik

Rekaman histori perubahan


N Yang dirubah Isi perubahan Tgl. Mulai diberlakukan
o
GASTRITIS
No.Dokumen :
No.Revisi :
Tanggal Terbit :
SPO Halaman :

UPT drg.Wirsya Yanti


PUSKESMAS
RAMBATAN I NIP:1968041020001
22002

1.Tujuan Agar petugas dapat menegakkan diagnosis gastritis dan melakukan


pengobatan dan penyuluhan untuk pencegahan gastritis.

2.Kebijakan Surat keputusan Kepala UPT Puskemas Wilayah Kerja Rambatan I


No:3.1 SK UPT Pusk-Rbt I/I/2017 tentang Penetapan Pelaksanaan
Standar Prosedur Operasional Pelayanan Klinis Puskesmas Rambatan I

3.Pengertian Gastritis adalah proses imflamasi pada lapisan mukosa dan sub
mukosa apabila akumulasi bakteri atau bahan iritan lain.

4.Prosedur 1.Petugas memanggil pasien sesuai nama pasien.


2.Petugas menulis identitas pasien di buku register.
3.Petugas melakukan anamnesapada pasien apakah pasien
mengeluhkan rasa nyeri dan panas seperti terbakar pada perut
bagian atas.
4.Petugas menanyakan kepada pasien apakah terdapat keluhan
lain seperti mual,muntah dan kembung.
5.Petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah.
6.Petugas melakukan pemeriksaan nadi.
7.Petugas melakukan pemeriksaan suhu.
8.Petugas melakukan pemeriksaan fisik nyeri tekan
epigastrium,dan bising usus meningkat.
9.Petugas mengedukasi pasien tentang pola makan yg baik,jangan
terlambat makan,jangan makan makanan
pedas,asam,alcohol,the,kopi,penggunaan obat rematik tanpa
petunjuk dokter,hindari stress.
10.Petugas menulis resep ranitidin2x150 mg,omeprazol
20mg/kali,antacid 3x500mg/hari.
11.Petugas menyerahkan resep kepada pasien
12.Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik, laboratorium,
diagnose dan terapi ke dalam rekam medic
13.Petugas menulis diagnose ke buku register rawat jalan dan
computer p-care.

5.Diagram Alir
Memanggil pasien Melakukan Melakukan
sesuai nama anamnesa pemeriksaan
pada pasien fisik

Menginstruksikan Menegakkan
Menulis resep pasien agar diagnose
untuk merobah pola berdasarkan hasil
pengobatan makan. pemeriksaan
simptomatis

Menulis diagnose
Menulis hasil pasien ke buku
anamnesa,
Menyerahkan
register dan p-care
pemeriksaan dan resep ke
diagnose ke rekam pasien
medic

6.Referensi Panduan Praktik Klinik Bagi Dokter


7.Dokumen Rekam medic, register, blanko resep, komputer p-care
Terkait
8.Distribusi Poli umum, poli anak, UGD, Apotik

Rekaman histori perubahan


N Yang dirubah Isi perubahan Tgl. Mulai diberlakukan
o
OSTEOARTRITIS
No.Dokumen :
No.Revisi :
Tanggal Terbit :
SPO Halaman :

UPT drg.Wirsya Yanti


PUSKESMAS
RAMBATAN I NIP:1968041020001
22002

1.Tujuan Agar petugas dapat menegakkan diagnosis osteoartritis dan


melakukan pengobatan yang tepat pada pasien osteoarthritis.

2.Kebijakan Surat keputusan Kepala UPT Puskemas Wilayah Kerja Rambatan I


No:3.1 SK UPT Pusk-Rbt I/I/2017 tentang Penetapan Pelaksanaan
Standar Prosedur Operasional Pelayanan Klinis Puskesmas Rambatan I

3.Pengertian Osteoartritis adalah penyakit kerusakan tulang rawan sendi yang


berkembang lambat dan berhubungan dengan usia lanjut.Secara
klinis ditandai dgn nyeri,deformitas,pembesaran sendi,hambatan
gerak pada sendi.

4.Prosedur 1.Petugas memanggil pasien sesuai nama pasien.


2.Petugas menulis identitas pasien di buku register.
3.Petugas melakukan anamnesapada pasien apakah pasien
merasa kaku dan nyeri di persendian lutut ,tulang
belakang,pergelangan tangan dan kaki.
4.Petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah.
5.Petugas melakukan pemeriksaan nadi.
6.Petugas melakukan pemeriksaan suhu.
7.Petugas melakukan pemeriksaan fisik apakah pada bagian yang
nyeri bewarna kemerahan,bengkak,panas,terdapat krepitasi.

8.Petugas menegakkan diagnose berdasarkan hasil pemeriksaan.


9.Petugas menulis resep utk mengobati gejala
osteoarthritis:Natrium diklofenac atau piroksikam atau ibuproven
3x1 tablet.
10.Petugas menyerahkan resep kepada pasien,petugas
mengedukasi pasien agar menghindari aktifitas berlebihan pada
sendi yang sakit,jika berat badan berlebih agar pasien diet utk
menurunka berat badan.
11.Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik, laboratorium,
diagnose dan terapi ke dalam rekam medic
12.Petugas menulis diagnose ke buku register rawat jalan dan
computer p-care.

5.Diagram Alir
Memanggil pasien Melakukan Melakukan
sesuai nama anamnesa pemeriksaan
pada pasien fisik

Menginstruksikan Menegakkan
Menulis resep pasien utk diagnose
untuk menghindari berdasarkan hasil
pengobatan kerja berat dan pemeriksaan
simptomatis diet

Menulis diagnose
Menulis hasil pasien ke buku
anamnesa,
Menyerahkan
register dan p-care
pemeriksaan dan resep ke
diagnose ke rekam pasien
medic
6.Referensi Panduan Praktik Klinik Bagi Dokter
7.Dokumen Rekam medic, register, blanko resep, komputer p-care
Terkait
8.Distribusi Poli umum, poli anak, UGD, Apotik

Rekaman histori perubahan


N Yang dirubah Isi perubahan Tgl. Mulai diberlakukan
o

KONJUNGTIVITIS
No.Dokumen :
No.Revisi :
Tanggal Terbit :
SPO Halaman :

UPT drg.Wirsya Yanti


PUSKESMAS
RAMBATAN I NIP:1968041020001
22002

1.Tujuan Agar petugas dapat menegakkan diagnose dan memberikan


pengobatan yg tepat pada pasien konjungtivitis.

2.Kebijakan Surat keputusan Kepala UPT Puskemas Wilayah Kerja Rambatan I


No:3.1 SK UPT Pusk-Rbt I/I/2017 tentang Penetapan Pelaksanaan
Standar Prosedur Operasional Pelayanan Klinis Puskesmas Rambatan I

3.Pengertian Konjungtivitis adalah radang konjungtiva yg dapat disebabkan oleh


mikroorganisme,iritasi atau reaksi alergi dan menyerang semua umur.
Gejala utama konjungtivitis:
*Mata merah,rasa mengganjal,gatal dan berair,kadang disertai oleh
secret.
*Tanpa disertai penurunan tajam penglihatan.

Pemeriksaan fisik:
*Tajam penglihatan normal.
*Infeksi konjungtiva.
*Dapat disertai edema kelopak mata,kemosis.
*Eksudasi:serous,mukopurulen,atau purulen tergantung penyebab.
*Pada konjungtiva tarsal dapat ditemukan
folikel,papil,flikten,membrane atau pseudomembran.

4.Prosedur 1.Petugas memanggil pasien sesuai nama pasien.


2.Petugas menulis identitas pasien di buku register.
3.Petugas melakukan anamnesapada pasien apakah ada mata
merah,rasa mengganjal,gatal dan berair,apakah disertai oleh
secret.

4.Petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah.


5.Petugas melakukan pemeriksaan nadi.
6.Petugas melakukan pemeriksaan suhu.
7.Petugas menegakkan diagnose berdasarkan hasil anamnesa dan
pemeriksaan fisik.

8.Petugas memberikan edukasi agar pasien jangan memakai


kontak lensa ,selalu menjaga kebersihan mata,tidak menyentuh
mata yg sehat dgn tangan yg sudah menyentuh mata yg sakit.
9.Petugas menulis resep:
*Terapi topical:kloramfenicol salaf mata setiap 8 jam.
*Eritromisin 2x500 mg utk dewasa ,untuk anak-anak sesuai berat
badan atau amoxisilin 3x500 mg utk dewasa, utk anak-anak sesuai
berat badan.
10.Petugas menyerahkan resep kepada pasien
11.Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik, laboratorium,
diagnose dan terapi ke dalam rekam medic
12.Petugas menulis diagnose ke buku register rawat jalan dan
computer p-care.
6.Diagram Alir
Memanggil pasien Melakukan Melakukan
sesuai nama anamnesa pemeriksaan
pada pasien fisik

Menginstruksikan Menegakkan
Menulis resep pasien utk diagnose
untuk menjaga berdasarkan hasil
pengobatan kebersihan pemeriksaan
simptomatis mata,dan tdk
memakai kontak

Menulis diagnose
Menulis hasil pasien ke buku
anamnesa,
Menyerahkan
register dan p-care
pemeriksaan dan resep ke
diagnose ke rekam pasien
medic

7.Referensi Panduan Praktik Klinik Bagi Dokter


8.Dokumen Rekam medic, register, blanko resep, komputer p-care
Terkait
9.Distribusi Poli umum, poli anak, UGD, Apotik

Rekaman histori perubahan


N Yang dirubah Isi perubahan Tgl. Mulai diberlakukan
o

HEMORROID
SPO No.Dokumen :
No.Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPT drg.Wirsya Yanti
PUSKESMAS
RAMBATAN I NIP:1968041020001
22002

1.Tujuan Agar petugas dapat menegakkan diagnose dan memberikan


pengobatan yg tepat pada pasien hemorroid.

2.Kebijakan Surat keputusan Kepala UPT Puskemas Wilayah Kerja Rambatan I


No:3.1 SK UPT Pusk-Rbt I/I/2017 tentang Penetapan Pelaksanaan
Standar Prosedur Operasional Pelayanan Klinis Puskesmas Rambatan I

3.Pengertian Hemorroid adalah pelebaran vena-vena dalam pleksus hemorroidalis.

4.Prosedur 1.Petugas memanggil pasien sesuai nama pasien.


2.Petugas menulis identitas pasien di buku register.
3.Petugas melakukan anamnesapada pasien apakah ada
perdarahan waktu defekasi,apakah ada massa di anus.Petugas
menanyakan apakah ada keluhan lain yaitu bkeluarnya lender dari
anus,gejala anemia (pusing,lemah,pucat)

4.Petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah.


5.Petugas melakukan pemeriksaan nadi.
6.Petugas melakukan pemeriksaan suhu.
7.Petugas menegakkan diagnose berdasarkan hasil anamnesa dan
pemeriksaan fisik,apakah ada tanda-tanda anemia,dan memeriksa
status lokalis daerah anus.

8.Petugas memberikan edukasi agar pasien jangan memakan


makanan yg pedas dan merangsang.Menganjurkan pasien banyak
minum air 6-8 gelas sehari,banyak makan yg berserat.
9.Petugas menulis resep:
*Pengobatan simptomatis berupa pemberian anti hemoroid.
*Jika anemia berikan sulfas ferossus.
*Jika konstipasi berikan pencahar.
*Bila ada infeksi sekunder berikan antibiotic amoksisilin 3x500 mg.
10.Petugas menyerahkan resep kepada pasien
11.Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik, laboratorium,
diagnose dan terapi ke dalam rekam medic
12.Petugas menulis diagnose ke buku register rawat jalan dan
computer p-care.
5.Diagram Alir
Memanggil pasien Melakukan Melakukan
sesuai nama anamnesa pemeriksaan
pada pasien fisik

Menginstruksikan Menegakkan
Menulis resep pasien utk diagnose
untuk banyak minum berdasarkan hasil
pengobatan dan makan pemeriksaan
simptomatis makanan
berserat

Menulis diagnose
Menulis hasil pasien ke buku
anamnesa,
Menyerahkan
register dan p-care
pemeriksaan dan resep ke
diagnose ke rekam pasien
medic

8.Referensi Panduan Praktik Klinik Bagi Dokter


9.Dokumen Rekam medic, register, blanko resep, komputer p-care
Terkait
10.Distribusi Poli umum, poli anak, UGD, Apotik

Rekaman histori perubahan


N Yang dirubah Isi perubahan Tgl. Mulai diberlakukan
o
HIPERURICEMIA
No.Dokumen :
No.Revisi :
Tanggal Terbit :
SPO Halaman :

UPT drg.Wirsya Yanti


PUSKESMAS
RAMBATAN I NIP:1968041020001
22002

1.Tujuan Agar petugas dapat menegakkan diagnose dan memberikan


pengobatan yg tepat serta memberikan penyuluhan utk pencegahan
hiperuricemia.

2.Kebijakan Surat keputusan Kepala UPT Puskemas Wilayah Kerja Rambatan I


No:3.1 SK UPT Pusk-Rbt I/I/2017 tentang Penetapan Pelaksanaan
Standar Prosedur Operasional Pelayanan Klinis Puskesmas Rambatan I

3.Pengertian Hiperuricemia adalah kondisi kadar asam urat dalam darah lebih dari
7,0mg/dl,terjadi karena meningkatnya produksi atau menurunnya
pembuangan asam urat atau kombinasi keduanya.

4.Prosedur 1.Petugas memanggil pasien sesuai nama pasien.


2.Petugas menulis identitas pasien di buku register.
3.Petugas melakukan anamnesapada pasien apakah pasien
mengeluhkan bengkak dan nyeri sendi terutama di malam hari
,disertai rasa panas dan kemerahan pada sendi.keluhan lain
seperti demam dan nyeri badan.
4.Petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah.
5.Petugas melakukan pemeriksaan nadi.
6.Petugas melakukan pemeriksaan suhu.
7.Petugas menegakkan diagnose berdasarkan hasil anamnesa dan
pemeriksaan fisik pada ekstremitas atas dan bawah termasuk jari.
8.Bila diperlukan petugas membuat permintaan pemariksaan
asam urat ke laboratorium.
9.Petugas menyerahkan permintaan labor kpd pasien,selanjutnya
pasien pergi ke laboratorium.
10.Petugas menerima hasil labor dari pasien.
11.Petugas membaca hasil labor dan menegakkan diagnosa
berdasarkan anamnesa,pemeriksaan fisik dan hasil labor.
12.Petugas memberikan penatalaksanaan awal hiperuricemia
berupa terapi gizi medis (TGM) dan latihan jasmani selama 2-4
minggu.Penatalaksanaan
*Allopurinol 2x100 mg.
*Kortikosteroid bila diperlukan.
*Modifikasi gaya hidup.

13..Petugas memberikan edukasi tentang penyakit


hiperuricemia,perlunya pengendalian dan pemantauan asam
urat ,penyulit dan resikonya.
14.Petugas mengedukasi pasien tentang latihan jasmani secara
teratur 3-4x seminggu selama kurang lebih 30 menit.
15.Petugas menulis resep.
16.Petugas menyerahkan resep kepada pasien
17.Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik, laboratorium,
diagnose dan terapi ke dalam rekam medic
18.Petugas menulis diagnose ke buku register rawat jalan dan
computer p-care.
5.Diagram Alir
Memanggil pasien Melakukan Melakukan
Melakukan
sesuai nama anamnesa pada peneriksaan
pemeriksaan
fisik
pasien tentang meliputio
fisik:TD,nadi
: TD, nadi,
trias
keluhan
klasik
bengkak
DM dan ekstremitas
ekstermitas atas
atas
dan
keluhan
nyeri lain
sendi atas dan bawah

Menerima hasil
Menerima hasil Pasien ke Membuat rujukan
laboratorium dari
laboratorium laboiratorium pasien untu8k
pasien
dari pasien untuk pemeriksaan asam
pemeriksaan urat
asam urat

Petugas
menegakkan Petugas Menyerahkan
Menyerahkan resep
diagnose mengedukasi kepada pasien
resep kepada
berdasarkan pasien dan
anamnesa dan menulis resep
pasien

Menulis diagnose ke buku


register rawat jalan dan Menulis hasil pemeriksaan
P-care fisik, laboratorium,
diagnose dan terapi ke
dalam rekam medic pasien
6.Referensi Panduan Praktik Klinik Bagi Dokter
7.Dokumen Rekam medic, register, blanko resep, komputer p-care
Terkait
8.Distribusi Poli umum, poli anak, UGD, Apotik

Rekaman histori perubahan


N Yang dirubah Isi perubahan Tgl. Mulai diberlakukan
o

DIARE
No.Dokumen :
No.Revisi :
Tanggal Terbit :
SPO Halaman :

UPT drg.Wirsya Yanti


PUSKESMAS
RAMBATAN I NIP:1968041020001
22002

1.Tujuan Agar petugas dapat menegakkan diagnose dan memberikan


pengobatan yg tepat serta memberikan penyuluhan pada pasien
diare.

2.Kebijakan Surat keputusan Kepala UPT Puskemas Wilayah Kerja Rambatan I


No:3.1 SK UPT Pusk-Rbt I/I/2017 tentang Penetapan Pelaksanaan
Standar Prosedur Operasional Pelayanan Klinis Puskesmas Rambatan I

3.Pengertian Diare adalah keadaan buang-buang air dengan banyak cairan dan
merupakan gejala penyakit tertentu atau gangguan lain.
Diare akut adalah buang air besar lembek/cair,konsistensinya encer
,lebih sering dari biasanya disertai lendir,bau amis, berbusa, bahkan
dapat berupa air saja dan berlangsung kurang dari 7 hari.
Diare non spesifik adalah diare yg bukan disebabkan oleh kuman
khusus maupun parasit.

4.Prosedur 1.Petugas memanggil pasien sesuai nama pasien.


2.Petugas menulis identitas pasien di buku register.
3.Petugas melakukan anamnesapada pasien,sejak kapan BAB
cair,berapa kali BAB dalam sehari,apakah terdapat
lendir,darah,adakah orang lain yg terkena diare,makanan dan
minuman yg dikosumsi sebelum diare.
Petugas menanyakan keluhan penyerta spt:
demam,mual,muntah,nyeri perut sampai kejang perut.
Petugas menayakan gejala dehidrasi spt:lemas,haus,lidah dan
kerongkongan kering,suara serak,pada bayi ubun-ubun cekung,air
mata tidak keluar dan turgor kulit menurun.

4.Petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah.


5.Petugas melakukan pemeriksaan nadi.
6.Petugas melakukan pemeriksaan suhu.
7.Petugas melakukan pemeriksaan fisik pasien apakah bising usus
meningkat,nyeri tekan pada bagian perut,turgor kulit
menurun,selaput lendir mulut dan bibir kering.
8.Petugas menegakkan diagnose berdasarkan hasil pemeriksaan.
9.Petugas menentukan derajat dehidrasi.
10.Petugas menentukan terapi sesuai dgn penyebab
diare,gejala,dan derajat dehidrasi.
11.Petugas memberikan pengobatan utk rehidrasi.

*Pasien diare tanpa dehidrasi(Terapi A)


*Pasien diare dgn dehidrasi ringan sedang(Terapi B)

12.Petugas merujuk pasien dgn dehidrasi berat ke IGD utk


rehidrasi parenteral.
*Diberikan Ringer Laktat 100ml yg terbagi dlm beberapa waktu.
*Tiap1-2 jam pasien diperiksa ulang
*Setelah 6 jam (bayi) atau 3 jam (pasien lebih tua) pasien kembali
diperiksa.

13..Petugas menentukan terapi farmakologi


*Zink selama 10 hari berturut-turut.
Bayi 2-6 bulan 1x10 mg,lebih dari 6 bulan -5 tahun 1x20 mg
*Pengobatan antibiotic:

a. Kolera: Kotrimoksazol 2x3 tab(awal),dilanjutkan 2x2 tab/hari


atau tetrasiklin 4x500mg.
b.E coli :tidak memerlukan terapi.
c.Salmonela:Kotrimoksazol 4x500mg.
d.Shigella:Kloramfenicol 4x500mg.
e.Amobiasis:Metronidazol 4x500mg atau Tetrasiklin 4x500mg.
f.Giardiasais:Metronidazol 3x250 mg.
g.Virus:Simptomatik dan Suportif.

*Pemberian anti emetic jika pasien mual


seperti:antacid,B6,metoclopramid.

14.Petugas mengedukasi pasien agar tetap meneruskan makan


dan minum lebih banyak,utk bayi agar tetap meneruskan ASI.
15.Petugas memberikan informasi mengenai diare ,prinsip
pengobatan diare,perawatan selama di rumah ,kapan control
kembali dan pencegahan supaya diare tidak terulang.
16.Petugas menulis resep.
16.Petugas menyerahkan resep kepada pasien
17.Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik, laboratorium,
diagnose dan terapi ke dalam rekam medic
18.Petugas menulis diagnose ke buku register rawat jalan dan
computer p-care.

5.Diagram Alir
Memanggil pasien Melakukan Melakukan
sesuai nama anamnesa pemeriksaan
pada pasien fisik

Melaksanakan Menegakkan
Menulis resep terapi A,B,C, diagnose
untuk sesuai derajat berdasarkan hasil
pengobatan dehirasi dan pemeriksaan
simptomatis meneruskan
makanan dan dan
Menulis diagnose
Menulis hasil pasien ke buku
anamnesa,
Menyerahkan
register dan p-care
pemeriksaan dan resep ke
diagnose ke rekam pasien
medic

6.Referensi Panduan Praktik Klinik Bagi Dokter


7.Dokumen Rekam medic, register, blanko resep, komputer p-care
Terkait
8.Distribusi Poli umum, poli anak, UGD, Apotik

Rekaman histori perubahan


N Yang dirubah Isi perubahan Tgl. Mulai diberlakukan
o

ANEMIA
SPO No.Dokumen :
No.Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPT drg.Wirsya Yanti
PUSKESMAS
RAMBATAN I NIP:1968041020001
22002

1.Tujuan Agar petugas dapat menegakkan diagnose anemia dan memberikan


pengobatan yg tepat serta memberikan penyuluhan pada pasien
anemia.

2.Kebijakan Surat keputusan Kepala UPT Puskemas Wilayah Kerja Rambatan I


No:3.1 SK UPT Pusk-Rbt I/I/2017 tentang Penetapan Pelaksanaan
Standar Prosedur Operasional Pelayanan Klinis Puskesmas Rambatan I

3.Pengertian Anemia adalah penurunan kadar Hb di bawah normal. Pada anak 6


bulan sampai umur 6 tahun Hb normal adalah 11 gr% atau lebih.
Anak di atas 6 tahun 12 gr% atau lebih, anak laki-laki dan perempuan
sama sampai masa remaja. Pada wanita dewasa dikatakan anemia
bila Hb kurang dari 10 gr%. Pria dewasa kurang dari 12,5 gr%.

4.Prosedur 1. Petugas memanggil pasien sesuai nama pasien.


2. Petugas menulis identitas pasien di buku register.
3. Petugas melakukan anamnesa pada pasien.
4. Petugas menanyakan pada pasien apakah pasien sering lemah,
sakit kepala, lekas lelah, lesu, jantung sering berdebar-debar,
sering terlihat pucat, atau badakah perdarahan dalam waktu lama.
5. Petugas melakukan pemeriksaan fisik meliputi : tekanan darah,
kelopak mata, bibir, telapak tangan dan kaki pucat.
6. Bila diperlukan petugas membuat permintaan pemeriksaan Hb ke
laboratorium.
7. Petugas menyerahkan surat permintaan kepada pasien untuk
selanjutnya pasien ke laboratorium.
8. Petugas menerima hasil laboratorium dari pasien.
9. Petugas membaca hasil laboratorium dan menegakkan diagnose
berdasarkan hasil lab dan pemeriksaan fisik.
10.Petugas memberikan tablet besi (fero sulfat) jika diperlukan
dengan dosis 1 x 325 mg.
11.Petugas menulis resep
12.Petrugas menyerahkan resep kepada pasien
13.Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik, laboratorium, diagnose
dan terapi ke dalam rekam medic pasien.
14.Petugas menandatangani rekam medic.
15.Petugas menulis diagnose ke buku register rawat jalan dan
computer p-care bagi pasien BPJS.
5.Diagram Alir
Melakukan
Memanggil pasien Melakukan
Melakukan
Melakukan pemeriksaan
peneriksaan
pemeriksaan fisik
fisik
sesuai nama
anamnesa pada meliputi :
meliputio
fisik:TD,nadi
: TD, nadi,
pasien pemeriksaan
ekstremitas
ekstermitas atas
atas
tekanan darah,
atas dan bawah
kelopak mata, bibir,

Menerima hasil Pasien ke


laboratorium laboiratorium Membuat rujukan
dari pasien untuk pasien untuk
pemeriksaan Hb pemeriksaan Hb

Petugas
menegakkan Petugas Menulis hasil
diagnose mengedukasi pemeriksaan fisik,
berdasarkan pasien dan laboratorium, diagnose
anamnesa dan menulis resep dan terapi ke dalam
rekam medic pasien

Menulis diagnose ke buku


register rawat jalan dan
P-care

6.Referensi Pedoman pengobatan dasar di puskesmas


Panduan Praktik Klinik Bagi Dokter
7.Dokumen Rekam medic, register, blanko resep, komputer p-care
Terkait
8.Distribusi Poli umum, poli ibu, laboratorium, Apotik

Rekaman histori perubahan


N Yang dirubah Isi perubahan Tgl. Mulai diberlakukan
o
MENGUKUR TEKANAN DARAH
No.Dokumen :
No.Revisi :
Tanggal Terbit :
SPO Halaman :

UPT drg.Wirsya Yanti


PUSKESMAS
RAMBATAN I NIP:1968041020001
22002

1.Tujuan Agar petugas dapat mengukur tekanan darah dengan benar, dan hasilnya
akurat.

2.Kebijakan Surat keputusan Kepala UPT Puskemas Wilayah Kerja Rambatan I No:3.1 SK
UPT Pusk-Rbt I/I/2017 tentang Penetapan Pelaksanaan Standar Prosedur
Operasional Pelayanan Klinis Puskesmas Rambatan I

3.Pengertian Mengukur tekanan darah adalah mengukur tekanan aorta saat ventrikel kiri
berkontraksi (systole) dan mengukur tekanan minimal yang ditimbulkan
terhadap dinding arteri (diastole)

4.Prosedur 1. Petugas mempersiapkan alat


2. Petugas mendekatkan alat kesamping pasien
3. Petugas menjelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuannya.
4. Petugas mengatur posisi klien : duduk atau berbaring yang nyaman
dengan lengan tersokong setinggi jantung dan telapak tangan menghadap
ke atas.
5. Petugas membuka pakaian yang menutup lengan atas.
6. Petugas melakukan palpasi artheri brachialis dan menempatkan manset
2,5 cm diatas sisi denyutarteri brachialis.
7. Petugas melakukan palpasi arteri brachialis sampai memompa manset
sampai tekanan 30 mmHg diatas dititik dimana denyut arteri menghilang
perlahan kempiskan manset perhatikan sampai saat denyut kembali
teraba (sistolik palpasi)
8. Petugas mengempiskan manset sepenuhnya dan tunggu selama 30 detik.
9. Petugas menempatkan bagian telinga stetoskop ke telinga pemeriksa.
10.Petugas mencari kembali arteri brachialis dan tempatkan diagfragma
stetoskop diatasnya.
11.Petugas menutup kantong tekanan ke atah putaran jarum jham sampai
kencang.
12.Petugas memompa manset sampai 30 mmHg di atas hasil palpasi sistolik
klien.
13.Petugas membuka katup secara perlahan sehingga memungkinkan air
raksa turun rata-rata 2-3 mmHg perdetik.
14.Petugas memperhatikan titik pada manometer saat berbunyi pertama jelas
terdengar.
15.Petugas melanjutkan membuka katup secara berlahan dan perhatikantitik
dimana bunyi menghilang.
16.Petugas mengempiskan manset dengan cepat dan total
17.Bila mengilang prosedur, petugas menunggu sampai 30 detik.
18.Petugas membuka manset dan lipat serta simpan dengan baik
19.Petugas menutup lengan atas dan bantu klien untuk posisi yang
diinginkan.
20.Petugas menginformasikan hasil pada klien
21.Petugas mendokumentasikan hasil pengukuran.
5.Diagram
Mempersiapkan alat
Alir

Mendekatkan alat kesamping pasien

Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuannya.

Mengatur posisi klien : duduk atau berbaring yang nyaman dengan


lengan tersokong setinggi jantung dan telapak tangan

Membuka pakaian yang menutup lengan atas

Melakukan palpasi artheri brachialis dan menempatkan manset 2,5 cm


diatas sisi denyut arteri brachialis

melakukan palpasi arteri brachialis sampai memompa manset sampai


tekanan 30 mmHg diatas dititik dimana denyut arteri menghilang
perlahan kempiskan manset perhatikan sampai saat denyut kembali
teraba (sistolik palpasi)
Mengempiskan manset sepenuhnya dan tunggu selama 30 detik

Menempatkan bagian telinga stetoskop ke telinga pemeriksa

Tutup kantong tekanan kearah putaran jarum jam sampai kencang

Pompa manset sampai 30 mmhg diatas hasil palpasi sistolik klien

Buka katup secara perlahan sehingga memungkinkan air raksa turun


rata-rata 2-3 mmHg perdetik

Perhatikan titik pada manometer manset bunyi pertama jelas terdengar

Lanjutkan membuka katup secara berlahan dan perhatikan titik dimana


bunyi menggilang

Kempiskan manset dengan cepat dan total

Bila mengulang prosedur tunggu sampai 30 detik

Buka manset dan lipat serta simpan dengan baik

Tutup lengan atas dan bantu klien untuk posisi yang diinginkan

Informasikan hasil kepada pasien

Mendokumentasikan hasil pengukuran

6.Referensi Modul CBT Perawat Puskesmas


7.Dokumen 1. Register
Terkait 2. Reka medik
8.Distribusi Poli umum, poli gigi, poli ibu, laboratorium, UGD

Rekaman histori perubahan


N Yang dirubah Isi perubahan Tgl. Mulai diberlakukan
o
MENGHITUNG DENYUT NADI
No.Dokumen :
No.Revisi :
Tanggal Terbit :
SPO Halaman :

UPT drg.Wirsya Yanti


PUSKESMAS
RAMBATAN I NIP:1968041020001
22002

1.Tujuan Agar petugas dapat mengukur denyut nadi dengan benar, dan hasilnya
akurat.

2.Kebijakan Surat keputusan Kepala UPT Puskemas Wilayah Kerja Rambatan I No:3.1 SK
UPT Pusk-Rbt I/I/2017 tentang Penetapan Pelaksanaan Standar Prosedur
Operasional Pelayanan Klinis Puskesmas Rambatan I

3.Pengertian Mengukur denyut nadi adalah cara utk mengetahui jumlah denyut nadi
dalam 1 menit.

4.Prosedur 1.Petugas mempersiapkan alat.

2.Petugas memberitahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukandan


tujuannya.

3.Petugas mendekatkan alat pada pasien.

4.Petugas mencuci tangan.

5.Petugas mempersiapkan pasien berbaring atau duduk dgn tenang.


6.Petugas memegang pergelangan tangan pasien dgn jari telunjuk,jari
tengah,dn jari manis petugas utk meraba denyut nadi arteri radialis.

7.Petugas memegang alat penghitung nadi/arloji dgn tangan yg lain.

8.Petugas menghitung denyut nadi dalam 1 menit.

9.Petugas mendokumentasikan hasilnya.

10.Petugas mencuci tangan.

5.Diagram
Mempersiapkan alat
Alir

Mendekatkan alat kesamping pasien

Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuannya.

Mencuci tangan

Mempersiapkan pasien berbaring atau duduk dengan tenang di tempat


tidur.

Memegang pergelangan tangan pasien dgn jari telunjuk,jari tengah dan


jari manis.

Tangan yg lain memegang alat penghitung nadi/arloji.

Mengehitung denyut nadi selama 1 menit.

Mendokumentasikan hasilnya.

Mencuci tangan.
6.Referensi Modul CBT Perawat Puskesmas
7.Dokumen 3. Register
Terkait 4. Reka medik
8.Distribusi Poli umum, poli gigi, poli ibu, laboratorium, UGD

Rekaman histori perubahan


N Yang dirubah Isi perubahan Tgl. Mulai diberlakukan
o

MENGUKUR BERAT BADAN


No.Dokumen :
No.Revisi :
Tanggal Terbit :
SPO Halaman :

UPT drg.Wirsya Yanti


PUSKESMAS
RAMBATAN I NIP:1968041020001
22002

1.Tujuan Agar petugas dapat mengukur berat badan anak/dewasa dengan benar, dan
hasilnya akurat.

2.Kebijakan Surat keputusan Kepala UPT Puskemas Wilayah Kerja Rambatan I No:3.1 SK
UPT Pusk-Rbt I/I/2017 tentang Penetapan Pelaksanaan Standar Prosedur
Operasional Pelayanan Klinis Puskesmas Rambatan I

3.Pengertian Mengukur berat badan anak/dewasa adalah cara utk mengetahui berat
badan anak/dewasa dengan timbangan yg sudah ditentukan.

4.Prosedur 1.Petugas mempersiapkan alat.


2.Petugas memberitahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan dan
tujuannya.

3.Petugas memastikan jarum penunjuk timbangan menunjuk pada angka


nol.

4.Jika jarum penunjuk tdk pada angka nol,maka petugas menyetelnya ke


angka nol.

5.Petugas meminta pasien melepas jaket,alas kaki,tas dan barang bawaan


lainnya.

6.Petugas mempersilakan pasien naik keatas timbangan.

7.Petugas melihat jarum penunjuk skala timbangan.

8.Petugas menilai berat badan pasien sesuai dgn tempat berhentinya


jarum.

9.Petugas mempersilakan pasien turun dari timbangan.

10.Petugas mendokumentasikan hasil pengukuran berat badan.

5.Diagram
Mempersiapkan alat
Alir

Mendekatkan alat kesamping pasien

Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuannya.

Memastikan jarum penunjuk pada angka


nol.

Memerintah pasien melepas jaket,alas kaki,tas.

Mempersilakan pasien naik keatas timbangan.


Petugas melihat jarum penunjuk skala.

Mempersilakan pasien turun dari


timbangan.

Mendokumentasikan hasilnya.

6.Referensi Modul CBT Perawat Puskesmas


7.Dokumen 5. Register
Terkait 6. Reka medik
8.Distribusi Poli umum, poli gigi, poli ibu, laboratorium, UGD

Rekaman histori perubahan


N Yang dirubah Isi perubahan Tgl. Mulai diberlakukan
o

MENGHITUNG PERNAFASAN
No.Dokumen :
No.Revisi :
Tanggal Terbit :
SPO Halaman :
UPT drg.Wirsya Yanti
PUSKESMAS
RAMBATAN I NIP:1968041020001
22002

1.Tujuan Agar petugas dapat menghitung pernafasan anak/dewasa dengan benar,


dan hasilnya akurat.

2.Kebijakan Surat keputusan Kepala UPT Puskemas Wilayah Kerja Rambatan I No:3.1 SK
UPT Pusk-Rbt I/I/2017 tentang Penetapan Pelaksanaan Standar Prosedur
Operasional Pelayanan Klinis Puskesmas Rambatan I

3.Pengertian Menghitung pernafasan anak/dewasa adalah cara utk mengetahui frekuensi


pernafasan anak/dewasa dalam 1menit dengan alat yg sudah ditentukan.

4.Prosedur 1.Petugas mempersiapkan alat.


2.Petugas mencuci tangan sebelum tindakan.

3.Petugas memberitahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan dan


tujuannya.

4.Petugas membuka baju yg menutupi dada dan perut pasien.

5.Petugas melihat naik turunnya dada dan mulai menghitung dgn


menekan tombol star pada alat penghitung nafas.

6.Petugas menghitung pernafasan 1 menit dgn cermat dan teliti.

7.Petugas mencuci tangan setelah tindakan.

8.Petugas mendokumentasikan hasil tindakannya.

5.Diagram
Mempersiapkan alat
Alir

Mendekatkan alat kesamping pasien

Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuannya.


Membuka baju yg menutupi dada dan perut
pasien.

Menghitung pernafasandgn melihat naik turun dada

Menekan tombol star pada alat penghitung frekuensi nafas

Petugas menghitung pernafasan selama 1 menit

Mendokumentasikan hasilnya.

6.Referensi Modul CBT Perawat Puskesmas


7.Dokumen 7. Register
Terkait 8. Reka medik
8.Distribusi Poli umum, poli gigi, poli ibu, laboratorium, UGD

Rekaman histori perubahan


N Yang dirubah Isi perubahan Tgl. Mulai diberlakukan
o
MENGUKUR SUHU AXILLA
No.Dokumen :
No.Revisi :
Tanggal Terbit :
SPO Halaman :

UPT drg.Wirsya Yanti


PUSKESMAS
RAMBATAN I NIP:1968041020001
22002

1.Tujuan Agar petugas dapat mengukur suhu axilla anak/dewasa dengan benar, dan
hasilnya akurat,utk mengetahui panas badan pasien shg dapat membantu
menentukan diagnose dan pengobatan pasien.

2.Kebijakan Surat keputusan Kepala UPT Puskemas Wilayah Kerja Rambatan I No:3.1 SK
UPT Pusk-Rbt I/I/2017 tentang Penetapan Pelaksanaan Standar Prosedur
Operasional Pelayanan Klinis Puskesmas Rambatan I

3.Pengertian Mengukur suhu axilla anak/dewasa adalah suatu tindakan utk mengetahui
derajat panas yg dihasilkan oleh tubuh pasien anak/dewasa sebagai
keseimbangan dari adanya pembakaran dalam tubuh dan panas yg
dikeluarkan.

4.Prosedur 1.Petugas mempersiapkan alat.


2.Petugas mencuci tangan sebelum tindakan.

3.Petugas memberitahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan dan


tujuannya.

4.Petugas melonggarkan pakaian pasien agar thermometer bias diletakkan


di ketiak.
5.Petugas alat pengukur suhu kedekat pasien.
6.Petugas memeriksa air raksa pada thermometer sudah turun atau
belum.Jika belum turunkan dgn cara mengibaskan thermometer dgn posisi
ujung termoter di bawah.

7.Petugas meminta pasien membuka ketiaknya.

8.Petugas memasang thermometer tepat reservoirnya pada tengah-


tengah ketiak.
9.Petugas mengatur sikap pasien agar reservoir air raksa benar-benar
terhimpit.
10.Petugas mendiamkan thermometer 5-10 menit.
11.Petugas mengambil thermometer dan mencatat hasilnya.
12.Petugas membantu merapikan baju pasien.
13.Petugas mencelupkan thermometer dgn larutan sabun,dan dilap dgn
tissue.
14.Petugas memasukkan thermometer ke dalam larutan desinfektan
,kemudian bilas dgn air bersih.
15.Petugas mongeringkan thermometer dengan tissue sampai kering.
16.Petugas menurunkan air raksa sampai batas reservoir.
17.Petugas menyimpan thermometer pada tempatnya.
18.Petugas mencuci tangan.

5.Diagram
Mempersiapkan alat
Alir

Mendekatkan alat kesamping pasien

Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuannya.

Mencuci tangan

Melonggarkan pakaian pasien agar thermometer bias diletakkan di


ketiak

Memeriksa air raksa thermometer apakah sudah turun/belum,jika belum


termoter di kibas kan dgn posisi ujung thermometer di bawah.

Meminta pasien membuka ketiaknya.

Memasang thermometer dgn reservoir tepat di tengah-tengah ketiak.

Mengatur posisi pasien agar reservoir air raksa benar-benar terhimpit.


Mendiamkan thermometer 5-10 menit.

Mengambil thermometer dan mencatat hasilnya.

Membantu merapikan baju pasien.

Mencelupkan thermometer dgn larutan sabun dan di lap dgn tissue.

Memasukkan thermometer dalam larutan desinfektan ,lalu bilas dgn air


bersih.

Mengeringkan thermometer dgn tissue.

Menurunkan air raksa sampai batas reservoir.

Menyimpan thermometer pada tempatnya.

Mencuci tangan

Informasikan hasil kepada pasien

Mendokumentasikan hasil pengukuran

6.Referensi Modul CBT Perawat Puskesmas


7.Dokumen 9. Register
Terkait 10.Reka medik
8.Distribusi Poli umum, poli gigi, poli ibu, laboratorium, UGD

Rekaman histori perubahan


N Yang dirubah Isi perubahan Tgl. Mulai diberlakukan
o
MENULIS RESEP
No.Dokumen :
No.Revisi :
Tanggal Terbit :
SPO Halaman :

UPT drg.Wirsya Yanti


PUSKESMAS
RAMBATAN I NIP:1968041020001
22002

1.Tujuan Agar obat yg di minta dapat diracik sesuai permintaan petugas unit klinik
umum.

2.Kebijakan Surat keputusan Kepala UPT Puskemas Wilayah Kerja Rambatan I No:3.1 SK
UPT Pusk-Rbt I/I/2017 tentang Penetapan Pelaksanaan Standar Prosedur
Operasional Pelayanan Klinis Puskesmas Rambatan I

3.Pengertian a.Peresepan adalah kegiatan member resep.


b.Formolir resep adalah formolir utk resep yg berlaku utk ditebus di ruang
obat puskesmas(apotik).
c.Menulis resep adalah kegiatan menulis obat yg akan di berikan kpd
pasien ,menggunakan formolir resep utk ditebus di di ruang obat puskesmas.
d.Untuk obat psikotropika,peresepan harus dilakukan oleh dokter.
4.Prosedur 1.Petugas mengambil kertas resep yg sudah disediakan.

2.Petugas menulis nama pasien.


3.Petugas menulis tanggal pemberian obat.

4.Petugas menulis nama obat,sediaan obat.

5.Petugas menulis jumlah obat dalam angka romawi.

6.Petugas menulis aturan pakai.

7.Petugas menulis keterangan lain bila perlu.

8.Petugas memberikan paraf.

9.Petugas memberikan lembar resep pada pasien utk diserahkan ke ruang


obat/apotik.

10.Petugas mendokumentasikan resep yg ditulis.

5.Diagram
Petugas mengambil kertas resep.
Alir

Petugas menulis nama pasien.

Petugas menulis tanggal pemberian obat.

Menulis nama obat dan sedian obat.

Menuli jumlah obat dalam angka romawi.

Menulis aturan pakai.

Menulis keterangan lain bila perlu.

Memberi paraf pada akhir resep.

Petugas menyerahkan resep pada


pasien.
6.Referensi Modul CBT Perawat Puskesmas
7.Dokumen 11.Register
Terkait 12.Reka medik
8.Distribusi Poli umum, poli gigi, poli ibu, laboratorium, UGD

Rekaman histori perubahan


N Yang dirubah Isi perubahan Tgl. Mulai diberlakukan
o

PELAYANAN DI BP
No.Dokumen :
No.Revisi :
Tanggal Terbit :
SPO Halaman :

UPT drg.Wirsya Yanti


PUSKESMAS
RAMBATAN I NIP:1968041020001
22002

1.Tujuan Sebagai acuan bagi petugas dalam memberikan pelayanan kpd pasien di sub
unit BP Umum.

2.Kebijakan Surat keputusan Kepala UPT Puskemas Wilayah Kerja Rambatan I No:3.1 SK
UPT Pusk-Rbt I/I/2017 tentang Penetapan Pelaksanaan Standar Prosedur
Operasional Pelayanan Klinis Puskesmas Rambatan I
3.Pengertian a.Pemeriksaan vital sign adalah pemeriksaan tekanan darah,nadi,suhu,berat
badan.
b.Anamnesa Penyakit adalah wawancara thd pasien atau keluarganya tentang
penyakit/keluhan,lamanya sakit,dan pengobatan yg sudah didapatkan.
c.Pemeriksaan Fisik adalah pemeriksaan yg mencakup:
*Inspeksi :Keadaan umum pasien secara visual.
*Palpasi :Pemeriksaan raba pada daerah yg sakit.
*Perkusi :Pemeriksaan ketuk pada daerah yg diperiksa.
*Auskultasi:Pemeriksaan dgn menggunakan stetoskop.

d.Pemeriksaan Penunjang adalah pemeriksaanyg diperlukan utk membantu


menegakkan diagnosa penyakit yaitu laboratorium,rontgen,EKG.

e.Penegakkan diagnose adalah menetapkan jenis penyakit yg diderita pasien


berdasarkan hasil ananmnesa,pemeriksaan fisik,dan pemeriksaan
penunjang,yang dilakukan oleh dokter atau oleh paramedic jika dokter tidak
ada.

f.Rujukan Internal adalah rujukan yg ditujukan atau berasal dari sub unit lain
dalam lingkungan puskesmas meliputi klinik Sanitasi,KIA,KB,Gigi,UGD,Klinik
Gizi.

g.Rujukan Eksternal adalah rujukan ke fasilitas kesehatan di luar puskesmas.


h.Resep adalah perintah tertulis tentang cara pemberian obat,dapat berupa
resep internal yg hanya dapat diambil disub unit farmasi puskesmas dan
resep eksternal yg dapat ditebus di apotik di luar puskesmas jika obat
tersebut tidak tersedia di puskesmas.
4.Prosedur 1.Petugas memanggil pasien sesuai nama pasien.
2.Petugas mencocokkan identitas pasien dgn rekam medis,jika tdk sesuai
maka petugas mengkonfirmasikan dgn bagian pendaftaran.

3.Petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah, mengukur berat badan


dan tinggi,dicatat di buku rekam medis.

4.Petugas melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik.


5.Bila memerlukan pemeriksaan penunjang laboratorium,pasien dikirim ke
labor.
6.Petugas menegakkan diagnose,bila diperlukan tindakan medis,petugas
melakukan tindakan medis,jika perlu rujukanmaka petugas membuatkan
surat rujukan.

7.Bila pasien memerlukan obat,petugas memberikan resep dan di catat di


rekam medis.
8.Petugas melakukan pencatatan di buku register dan memasukkan ke
computer P care bagi pasien BPJS.

9.Petugas Menyerahkan resep pada pasien dan mempersilakan pasien ke


ruang obat(apotik).
10.Pada akhir pelayanan petugas mengembalikan rekam medis ke bagian
pendaftaran.

5.Diagram
Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut
Alir

Mencocokkan identitas pasien dgn rekam medis

Jika ada yg tdk sesuai petugas mengkomfirmasikan ke bagian


pendaftaran.

Melakukan pemeriksaan tekanan darah,tinggi dan berat badan dan di


catat .

Melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik.

Bila memerlukan pemeriksaan laboratorium,pasien dikirim ke labor

Petugas menegakkan diagnose,bila perlu tindakan medis,petugas


melakukan tindakan,bila perlu rujukan petugas membuat surat rujukan.

Bila pasien memerlukan obat,petugas memberikan resep dan


mencatatnya.

Petugas mencatatnya di buku register.

Petugas menyerahkan resep kpd pasien dan mempersilakan ke ruang


obat.

Petugas membuat rencana d an pelaksanaan asuhan keperawatan.

Pada akhir pelayanan petugas mengembalikan rekam medis ke bagian


pendaftaran

6.Referensi Buku Pedoman Kerja Puskesmas jilid IV


7.Dokumen a.Rekam medis.
Terkait b.Resep.
c.Blangko rujukan.
d.Blangko surat keterangan dokter.
e.Register pasien.
f.Buku kendali rujukan.
g.Buku kendali surat keterangan dokter.
h.Rincian tugas perawat di BP Umum.
i.Rincian tugas dokter di BP Umum.
j.Komputer P-care.
13.Reka medik
8.Distribusi Poli umum.

Rekaman histori perubahan


N Yang dirubah Isi perubahan Tgl. Mulai diberlakukan
o

MENGUKUR TINGGI BADAN


SPO No.Dokumen :
No.Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT drg.Wirsya Yanti


PUSKESMAS
RAMBATAN I NIP:1968041020001
22002

1.Tujuan Agar petugas dapat mengukur tinggi badan pasien dgn benar dan akurat .

2.Kebijakan Surat keputusan Kepala UPT Puskemas Wilayah Kerja Rambatan I No:3.1 SK
UPT Pusk-Rbt I/I/2017 tentang Penetapan Pelaksanaan Standar Prosedur
Operasional Pelayanan Klinis Puskesmas Rambatan I

3.Pengertian Mengukur tinggi badan adalah suatu tindakan utk mengetahui tinggi badan
seseorang.
4.Prosedur 1.Petugas memberitahu pasien tentang tindakan yg akan dilakukan.

2.Petugas menpersilakan pasien melepaskan alas kaki.

3.Petugas mempersilakan pasien berdiri tegak di tempat


pengukuran,menghadap ke petugas.

4.Petugas menarik alat pengukur tinggi tepat pada kepala pasien.

5.Petugas melihat skala yg ada pada pengukur tinggi badan .

6.Petugas mempersilakan pasien memakai alas kaki kembali.

7.Petugas mencatat hasil pengukuran pada rekam medis.


5.Diagram
Petugas memberitahu pasien tentang tindakan yg akan dilakukan.
Alir

Petugas mempersilakan pasien melepas alas kaki.

Mempersilakan pasien berdiri tegak ditempat pengukuran


menghadap petugas.

Menarik alat pengukur tinggi tepat pada


kepala pasien.

Melihat skala yg ada pada alat pengukur tinggi badan.

Mempersilakan pasien memakai alas kaki kembali.

Mencatat hasil pengukuran pada rekam medis.

6.Referensi Pedoman perawatan ruang


7.Dokumen 14.Register
Terkait 15.Rekam medik
8.Distribusi Poli umum, poli anak, poli ibu.

Rekaman histori perubahan


N Yang dirubah Isi perubahan Tgl. Mulai diberlakukan
o
MORBILI
No.Dokumen :
No.Revisi :
Tanggal Terbit :
SPO Halaman :

UPT drg.Wirsya Yanti


PUSKESMAS
RAMBATAN I NIP:1968041020001
22002

1.Tujuan Agar petugas dapat menegakkan diagnose morbili dan memberikan


pengobatan yg tepat serta memberikan penyuluhan pada pasien
morbili.

2.Kebijakan Surat keputusan Kepala UPT Puskemas Wilayah Kerja Rambatan I


No:3.1 SK UPT Pusk-Rbt I/I/2017 tentang Penetapan Pelaksanaan
Standar Prosedur Operasional Pelayanan Klinis Puskesmas Rambatan I

3.Pengertian Morbili adalah suatu penyakit yg disebabkan oleh virus Measles.


Anamnesa:
a.Gejala prodromal,berupa demam,malaise,gejala repirasi atas
(pilek,batuk),dan konjungtiva.
b.Pada demam hari ke 4,muncul lesi macula dan papula eritema yg
dimulai pada kepala ,belakang telinga,muka,badan,ekstermitas dan
kaki.
c.Masa inkubasi 10-14 hari.

Pemeriksaan fisik:
a.Demam,konjungtivitis,limfadenopati.
b.Pada orofaring ditemukan koplik spot.
c.Gejala eksantem,berupa macula dan papula eritem ,dimulai dari
kepala,belaqkang telinga,muka badan,ekstremitas,dan kaki.
d.Eksantem menghilan dalam 4-6 hari.

4.Prosedur 1.Petugas memanggil pasien sesuai nama pasien.


2.Petugas menulis identitas pasien di buku register.
3.Petugas melakukan anamnesa pada pasien,apakah ada
demam,batuk,pilek,mata merah,bintik merah di belakang
telinga ,muka, badan,tangan dan kaki.Riwayat imunisasi campak.
4.Petugas melakukan pemeriksaan fisik meliputi : suhu
tubuh,pembengkakan kelenjar,mata,koplik spot di
orofaring,eksantem di belakang telinga,muka,badan,tangan dan
kaki.
5.Petugas menegakkan diagnose berdasarkan hasil anamnesa
dan pemeriksaan fisik.
6.Petugas memberikan obat:
*vitamin A
*Terapi suportif jika diare dan muntah diberikan utk mengganti
cairan yg hilang.
*Teapi simptomatis,antipiretik jika demam,antibiotic jika ada
infeksi sekunder.
7.Petugas menulis resep
8.Petrugas menyerahkan resep kepada pasien,dan memberikan
konseling jika ada komplikasi yg berat seperti,sesak
nafas,kejang,dehidrasi anak harus di rujuk ke rumah sakit.
9.Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik, diagnose dan terapi ke
dalam rekam medic pasien.
10.Petugas menandatangani rekam medic.
11.Petugas menulis diagnose ke buku register rawat jalan dan
computer p-care bagi pasien BPJS.
5.Diagram Alir
Memanggil pasien Melakukan Melakukan
sesuai nama anamnesa pemeriksaan
pada pasien fisik

Menginstruksikan Menegakkan
Menulis resep pasien utk tidak diagnose
untuk keluar rumah berdasarkan hasil
pengobatan selama demam pemeriksaan
simptomatis dan makan yg
bergizi.

Menulis diagnose
Menulis hasil pasien ke buku
anamnesa,
Menyerahkan
register dan p-care
pemeriksaan dan resep ke
diagnose ke rekam pasien
medic

6.Referensi Pedoman pengobatan dasar di puskesmas


Panduan Praktik Klinik Bagi Dokter
7.Dokumen Rekam medic, register, blanko resep, komputer p-care
Terkait
8.Distribusi Poli umum, poli ibu, laboratorium, Apotik

Rekaman histori perubahan


N Yang dirubah Isi perubahan Tgl. Mulai diberlakukan
o

PEMBUATAN VISUM ET REPERTUM(korban


hidup)
No.Dokumen :
No.Revisi :
SPO Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT drg.Wirsya Yanti


PUSKESMAS
RAMBATAN I NIP:1968041020001
22002

1.Tujuan Agar petugas dapat memberikan keterangan berdasarkan hasil


pemeriksaan yg ditemukan pada korban.

2.Kebijakan Surat keputusan Kepala UPT Puskemas Wilayah Kerja Rambatan I


No:3.1 SK UPT Pusk-Rbt I/I/2017 tentang Penetapan Pelaksanaan
Standar Prosedur Operasional Pelayanan Klinis Puskesmas Rambatan I

3.Pengertian Visum et Repertum (VeR) adalah keterangan tertulis yg di buat oleh


dokter dalam ilmu kedokteran forensik,atas permintaan penyidik yg
berwenang
4.Prosedur 1.Petugas memanggil pasien sesuai nama pasien.
2.Petugas menulis identitas pasien di buku register.
3.Petugas melakukan anamnesa pada pasien, berdasarkan
permintaan tertulis visum dari pihak kepolisian.Petugas menjaga
privasi pelanggan.
4.Petugas melapor pada dokter adanya permintaan visum.
5.Dokter mencuci tangan dan menggunakan alat pelindung diri.
6.Dokter menjelaskan kpd pasien mengenai tindakan yg akan
dilakukan.
7.Dokter melakukan anamnesa dan identifikasi ciri-ciri fisik,dan
memeriksa pasien mulai dari kepala,leher,dada,abdomen,dan
ekstremitas.
8.Petugas mencatat hasil pemeriksaan yg ditemukan oleh dokter
dgn benar dan lengkap,jika ada luka gambar letak luka dan
ukurannya.
9.Petugas mendokumentasikan hasil pemeriksaan.
10.Petugas menginformasikan bahwa hasil visum tidak diberikan
kpd pasien tapi akan dijemput oleh polisi selaku penyidik.
11.Dokter memberikan resep jika pasien memerlukan obat seperti
analgetik utk menghilangkan rasa sakit atau antibiotic jika ada
luka.
12.Jika ada resep,petugas mempersilakan pasien utk mengambil
obat di apotik puskesmas,jika tidak memerlukan obat pasien
dipersilakan pulang.

5.Diagram Alir
Memanggil pasien Menjaga Mencuci tangan
sesuai nama privasi dan
pelanggan menggunakan
alat pelindung

Melakukan Memberikan
Mencatat anamnesa,identifi penjelasan
semua hasil kasi fisik dan tentang tindakan
pemeriksaan pemeriksaan yg akan dilakukan
lengkap

Memberikan resep
jika diperlukan
Menyerahkan
resep ke Menginformasikan
pada pasien

Pasien bahwa hasil visum


akan di berikan pada polisi

selaku penyidik.

6.Referensi Pedoman pengobatan dasar di puskesmas


Panduan Praktik Klinik Bagi Dokter
7.Dokumen Rekam medic, register, blanko resep,
Terkait
8.Distribusi Poli umum, poli ibu,IGD, Apotik.

Rekaman histori perubahan


N Yang dirubah Isi perubahan Tgl. Mulai diberlakukan
o

MEMBUAT SURAT RUJUKAN


No.Dokumen :
No.Revisi :
Tanggal Terbit :
SPO Halaman :
UPT drg.Wirsya Yanti
PUSKESMAS
RAMBATAN I NIP:1968041020001
22002

1.Tujuan Agar petugas dapat membuat surat rujukan dgn benar dan sesuai prosedur .

2.Kebijakan Surat keputusan Kepala UPT Puskemas Wilayah Kerja Rambatan I No:3.1 SK
UPT Pusk-Rbt I/I/2017 tentang Penetapan Pelaksanaan Standar Prosedur
Operasional Pelayanan Klinis Puskesmas Rambatan I

3.Pengertian Surat rujukan adalah surat utk merujuk pasien ke rumah sakit dengan blangko
yang sudah ditentukan apabila pasien tidak bisa tangani di puskesmas.
4.Prosedur 1.Petugas mengisi blangko yang sudah disediakan.

2.Petugas mencatat dalam buku kendali rujukan.

3.Petugas memberikan nomor rujukan meliputi no urut,bulan,tahun.

4.Petugas memberi stempel puskesmas pada surat rujukan.

5.Petugas menyerahkan surat rujukan yg sudah diisi kpd pasien.

5.Diagram
Petugas mengisi blangko rujukan yg sudah disediakan.
Alir

Petugas mencatat dalam buku kendali rujukan

Memberikan nomor rujukan meliputi no urut,bulan,tahun

Memberi stempel puskesmas

Menyerahkan surat rujukan kpd pasien.

6.Referensi Kesepakatan bersama Puskesmas Rambatan I


7.Dokumen 16.Register
Terkait 17.Rekam medik
8.Distribusi Poli umum, poli anak, poli ibu.

Rekaman histori perubahan


N Yang dirubah Isi perubahan Tgl. Mulai diberlakukan
o

VARISELA
SPO No.Dokumen :
No.Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT drg.Wirsya Yanti


PUSKESMAS
RAMBATAN I NIP:1968041020001
22002

1.Tujuan Agar petugas dapat menegakkan diagnose varisela dan memberikan


pengobatan yg tepat serta memberikan penyuluhan pada pasien
varisela.

2.Kebijakan Surat keputusan Kepala UPT Puskemas Wilayah Kerja Rambatan I


No:3.1 SK UPT Pusk-Rbt I/I/2017 tentang Penetapan Pelaksanaan
Standar Prosedur Operasional Pelayanan Klinis Puskesmas Rambatan I

3.Pengertian Varsela adalah suatu penyakit yg disebabkan oleh virus varisela


zoster,yg meyerang kulit dan mukosa.
Anamnesa:
a.Gejala prodromal,berupa demam,malaise,nyeri kepala,timbul lesi
berupa papil eritema yg kemudian berobah menjadi vesikel.Biasanya
disertai gatal.
b.Gejala konstitusi,kelainan kulit polimorf,terutama berlokasi di bagian
sentral tubuh.
c.Masa inkubasi 14-12 hari.

Pemeriksaan fisik:
a.Demam.
b.Tanda patognomonis :erupsi kulit berupa papul eritematosa ,yg
kemudian menjadi vesikel.
c.Gejala konstitusi:gambaran polimorfik.

4.Prosedur 1.Petugas memanggil pasien sesuai nama pasien.


2.Petugas menulis identitas pasien di buku register.
3.Petugas melakukan anamnesa pada pasien,apakah ada
demam,malaise dan nyeri kepala.
4.Petugas melakukan pemeriksaan fisik meliputi suhu
tubuh,adanya vesikel pada kulit yg membentuk gambaran
polimorfik.
5.Petugas menegakkan diagnose berdasarkan hasil anamnesa
dan pemeriksaan fisik.
6.Petugas memberikan obat:
*Aciclovir dewasa 5x800 mg/hari,anak-anak
4x20mg/kgbb,diberikan selama 7-10 hari.
*Teapi simptomatis,antipiretik jika demam,antibiotic jika ada
infeksi sekunder.
7.Petugas menulis resep
8.Petrugas menyerahkan resep kepada pasien,dan memberikan
konseling menghindari gesekan kulit agar vesikel tidak
pecah,nutrisi TKTP,istirahat dan mencegah kontak dgn orang
lain,menjaga kebersihan tubuh.
9.Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik, diagnose dan terapi ke
dalam rekam medic pasien.
10.Petugas menandatangani rekam medic.
11.Petugas menulis diagnose ke buku register rawat jalan dan
computer p-care bagi pasien BPJS.
5.Diagram Alir
Memanggil pasien Melakukan Melakukan
sesuai nama anamnesa pemeriksaan
pada pasien fisik;Vesikel
polimorfik.

Menginstruksikan Menegakkan
Menulis resep pasien utk tidak diagnose
untuk keluar rumah berdasarkan hasil
pengobatan selama demam pemeriksaan
simptomatis dan makan yg
bergizi,istirahat.

Menulis diagnose
Menulis hasil pasien ke buku
anamnesa,
Menyerahkan
register dan p-care
pemeriksaan dan resep ke
diagnose ke rekam pasien
medic

6.Referensi Pedoman pengobatan dasar di puskesmas


Panduan Praktik Klinik Bagi Dokter
7.Dokumen Rekam medic, register, blanko resep, komputer p-care
Terkait
8.Distribusi Poli umum, poli ibu, laboratorium, Apotik
Rekaman histori perubahan
N Yang dirubah Isi perubahan Tgl. Mulai diberlakukan
o

MALARIA
No.Dokumen :
No.Revisi :
Tanggal Terbit :
SPO Halaman :

UPT drg.Wirsya Yanti


PUSKESMAS
RAMBATAN I NIP:1968041020001
22002

1.Tujuan Agar petugas dapat menegakkan diagnose malaria dan memberikan


pengobatan yg tepat serta memberikan penyuluhan pada pasien
malaria.

2.Kebijakan Surat keputusan Kepala UPT Puskemas Wilayah Kerja Rambatan I


No:3.1 SK UPT Pusk-Rbt I/I/2017 tentang Penetapan Pelaksanaan
Standar Prosedur Operasional Pelayanan Klinis Puskesmas Rambatan I

3.Pengertian Malaria merupakan penyakit infeksi yg disebabkan oleh parasit


plasmodium yg meyerang eritrosit.
Anamnesa:
a.Gejala prodromal,berupa demam hilang timbul disertai
menggigil,berkeringat.
b.Sakit kepala,nyeri otot dan persendian,sakit perut,mual,muntah dan
diare.
c.Faktor resiko:tinggal didaerah endemis,iwayat transfuse
darah,pernah berkunjung kedaerah endemis malaria.
Pemeriksaan fisik:
a.Demam.
b.Tanda patognomonis :
*Pada periode demam:kulit memerah,panas,suhu tubuh
meningkat>40C,kulit kering,pucat,nadi cepat,nafas cepat.
*Pada periode dingin dan berkeringat:kulit dingin dan berkeringat,nadi
cepat dan lemah,penurunan kesadaran.
c.Kepala:konjungtiva anemis,sklera ikterik,bibir cianosis,kaku kuduk.
d.Thorak:nafas cepat.
e.Abdomen:pembesaran hepar dan limpaa,ascites.
f.Ginjal:urin warna coklat kehitaman,oliguria/anuria.
g.Ekstremitas:akral dingin,tanda-tanda syok.

Pemeriksaan Penunjang:
1.Pemeriksaan hapusan darah tebal dan tipis.
2.Rapid diagnostic test(RDT)

4.Prosedur 1.Petugas memanggil pasien sesuai nama pasien.


2.Petugas menulis identitas pasien di buku register.
3.Petugas melakukan anamnesa pada pasien,apakah ada
demam,menggigil,berkeringat,sakit kepala,nyeri otot dan
persendian,sakit perut,mual muntah,diare.
4.Petugas melakukan pemeriksaan fisik meliputi suhu
tubuh,konjungtiva pucatis,slera ikterik,bibir canos,nadi cepat dan
lemah,nafas cepat,kulit dingin dan berkeringat,penurunan
kesadaran,kaku kuduk,hepatomegali,splenomegali,ascites,urin
coklat kehitaman,oligoria/anuria,akral dingin,tanda-tanda syok.
5.Petugas mengirim pasien utk pemeriksan laboratorium
6.Petugas menegakkan diagnose berdasarkan hasil anamnesa
dan pemeriksaan fisik,pemeriksaan labor
7.Petugas memberikan obat:
*Fixed Dose Combination (FDC): 1x3 tablet selama 3 hari
* Primakuin :1x2 tablet
8.Petugas menulis resep
9.Petugas menyerahkan resep kepada pasien,dan memberikan
konseling menghindari gigitan nyamuk dgn kelambu atau obat
nyamuk,menghindari aktifitas di luar rumah di malam hari.
10.Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik,labor, diagnose dan
terapi ke dalam rekam medic pasien.
11.Petugas menandatangani rekam medic.
12.Petugas menulis diagnose ke buku register rawat jalan dan
computer p-care bagi pasien BPJS.
5.Diagram Alir
Memanggil pasien Melakukan Melakukan
sesuai nama anamnesa pada pemeriksaan
pasien tentang fisik:TD,nadi,nafas,s
demam uhu,akral
menggigil,mual

Menerima hasil Pasien ke Membuat rujukan


laboratorium laboiratorium ke labor utk
dari pasien untuk pemeriksaan
pemeriksaan RDT,hapusan darah
malaria. tebal dan tipis

Petugas
menegakkan Petugas Menyerahkan resep
diagnose mengedukasi kepada pasien
berdasarkan pasien dan
anamnesa dan menulis resep

Menulis diagnose ke buku


register rawat jalan dan Menulis hasil pemeriksaan
P-care fisik, laboratorium,
diagnose dan terapi ke
dalam rekam medic pasien

6.Referensi Pedoman pengobatan dasar di puskesmas


Panduan Praktik Klinik Bagi Dokter
7.Dokumen Rekam medic, register, blanko resep, komputer p-care
Terkait
8.Distribusi Poli umum, poli ibu, laboratorium, Apotik

Rekaman histori perubahan


N Yang dirubah Isi perubahan Tgl. Mulai diberlakukan
o
TB PARU PADA DEWASA
No.Dokumen :
No.Revisi :
Tanggal Terbit :
SPO Halaman :

UPT drg.Wirsya Yanti


PUSKESMAS
RAMBATAN I NIP:1968041020001
22002

1.Tujuan Agar petugas dapat menegakkan diagnose TB Paru dan memberikan


pengobatan yg tepat serta memberikan penyuluhan pada pasien TB
Paru.

2.Kebijakan Surat keputusan Kepala UPT Puskemas Wilayah Kerja Rambatan I


No:3.1 SK UPT Pusk-Rbt I/I/2017 tentang Penetapan Pelaksanaan
Standar Prosedur Operasional Pelayanan Klinis Puskesmas Rambatan I

3.Pengertian Tuberculosis adalah penyakit menular langsung yg disebabkan oleh


kuman mycobacterium tuberculosis.
a.Anamnesa:batuk produktif lebih dari 2 minggu,yg disertai nyeri
dada,ssak nafas,batuk darah,demam,tdk nafsu makan,penurunan berat
badan,keringat malam,mudah lelah.
b.Pemeriksaan fisik:rongki basah,suara nafas melemah,tanda penarikan
paru,diafragma dan mediastinum.
c.Pemeriksaan penunjang:
*Darah:limfositosis,LED meningkat,HB turun.
*Sputum:Pemeriksaan BTA.
4.Prosedur 1.Petugas memanggil pasien sesuai nama pasien.
2.Petugas menulis identitas pasien di buku register.
3.Petugas melakukan anamnesa pada pasien,apakah ada
demam,batuk berdahak sudah lebih 2 minggu,nyeri dada,sesak
nafas,batuk berdarah,tidak nafsu makan,penurunan berat
badan,keringat malam,mudah lelah.
4.Petugas melakukan pemeriksaan fisik meliputi suhu
tubuh,konjungtiva pucat,suara nafas melemah di apex paru,tanda
penarikan paru,diafragma,di mediastinum.
5.Petugas mengirim pasien utk pemeriksan laboratorium
:pemeriksaan sputum dan hb.
6.Petugas menegakkan diagnose berdasarkan hasil anamnesa dan
pemeriksaan fisik,pemeriksaan labor
7.Petugas memberikan obat:obat anti tuberculosis(OAT)FDC
berdasarkan berat badan.

Tabel 1.1 Dosis obat antituberkulosis KDT/FDC

Berat Fase Intensif Fase Lanjutan


Badan
Harian Harian 3x/minggu Harian
(R/H/Z/E) (R/H/Z) (R/H/Z) (R/H)
150/75/400/275 150/75/40 150/150/500 150/75
30-37 2 2 2 2
38-54 3 3 3 3
55-70 4 4 4 4
>71 5 5 5 5

Tabel 1.2 Dosis obat TB berdasarkan berat badan (BB)


Rekomendasi dosis dalam mg/kgBB

Obat Harian 3x seminggu


INH 5(4-6) max 300mg/hr 10(8-12) max 900 mg/dosis
RIF 10 (8-12) max 600 mg/hr 10 (8-12) max 600 mg/dosis
PZA 25 (20-30) max 1600 mg/hr 35 (30-40) max 2400 mg/dosis
EMB 15 (15-20) max 1600 mg/hr 30 (25-35) max 2400 mg/dosis

8.Petugas menulis resep


9.Petugas menyerahkan resep kepada pasien,dan memberikan
konseling.
*Obat ditelan sekaligus waktu perut kosong.
*Obat di minum teratur,tidak boleh putus.
*Pola hidup sehat dan sanitasi lingkungan.
10.Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik,labor, diagnose dan
terapi ke dalam rekam medic pasien.
11.Petugas menandatangani rekam medic.
12.Petugas menulis diagnose ke buku register rawat jalan dan
computer p-care bagi pasien BPJS.
5.Diagram
Memanggil pasien Melakukan Melakukan
Alir anamnesa pada pemeriksaan
sesuai nama
pasien tentang fisik:TD,nadi,nafas,s
demam,batuk uhu,rongki basah.
berdahak lebih 2

Menerima hasil Pasien ke Membuat rujukan


laboratorium laboiratorium ke labor utk
dari pasien untuk pemeriksaan BTA
pemeriksaan sputum,HB
sputum,HB.

Petugas
menegakkan Petugas Menyerahkan resep
diagnose mengedukasi kepada pasien
berdasarkan pasien dan
anamnesa,pem.fisi menulis resep

Menulis diagnose ke buku


register rawat jalan dan Menulis hasil pemeriksaan
P-care fisik, laboratorium,
diagnose dan terapi ke
dalam rekam medic pasien
6.Referensi Pedoman pengobatan dasar di puskesmas
Panduan Praktik Klinik Bagi Dokter
7.Dokumen Rekam medic, register, blanko resep, komputer p-care
Terkait
8.Distribusi Poli umum, poli ibu, laboratorium, Apotik

Rekaman histori perubahan


N Yang dirubah Isi perubahan Tgl. Mulai diberlakukan
o

TB PARU PADA ANAK


No.Dokumen :
No.Revisi :
Tanggal Terbit :
SPO Halaman :
UPT drg.Wirsya Yanti
PUSKESMAS
RAMBATAN I NIP:1968041020001
22002

1.Tujuan Agar petugas dapat menegakkan diagnose TB Paru pada anak dan
memberikan pengobatan yg tepat serta memberikan penyuluhan
pada pasien TB Paru anak.

2.Kebijakan Surat keputusan Kepala UPT Puskemas Wilayah Kerja Rambatan I


No:3.1 SK UPT Pusk-Rbt I/I/2017 tentang Penetapan Pelaksanaan
Standar Prosedur Operasional Pelayanan Klinis Puskesmas Rambatan I

3.Pengertian Tuberculosis adalah penyakit menular langsung yg disebabkan oleh


kuman mycobacterium tuberculosis.
a.Anamnesa:nafsu makan kurang(anoreksia),disertai gagal
tumbuh,demam sub febris>2minggu,lesu,batuk persisten >3
minggu.Apakah ada kontak dengan penderita TB Paru BTA (+).
b.Pemeriksaan fisik:tidak spesifik,tergantung berat manifestasi
respirasi dan sistemiknya.
c.Pemeriksaan penunjang:
*Uji tuberculin: dengan cara mantoux test.
4.Prosedur 1.Petugas memanggil pasien sesuai nama pasien.
2.Petugas menulis identitas pasien di buku register.
3.Petugas melakukan anamnesa pada pasien,apakah ada
demam,batuk persisten,gagal tumbuh,lesu,tidak nafsu makan.
4.Petugas melakukan pemeriksaan fisik meliputi suhu
tubuh,konjungtiva pucat,berat badan turun,pembesaran kelenjar
limfa leher,axilla,inguinal dan pembengkakan sendi
panggul,lutut,jari.
5.Petugas mengirim pasien utk pemeriksan laboratorium
:pemeriksaan mantoux test di rumah sakit.
6.Petugas menegakkan diagnose berdasarkan hasil anamnesa
dan pemeriksaan fisik,pemeriksaan labor
7.Petugas memberikan obat:obat anti tuberculosis(OAT)
berdasarkan sistim scoring sbb:
Tabel Sistem Skoring TB Anak
Parameter 0 1 2 3 Skor

Kontak TB Tidak Laporan BTA (+)


jelas keluarga,
BTA (-)
atau BTA
tidak
jelas/tidak
tahu
Uji (-) (+) (10mm,
Tuberkulin atau 5mm
(Mantoux) pd keadaan
immunocom
p romised
Berat badan/ BB/TB < 90% Klinis gizi
keadaan gizi atau BB/U < buruk
80% atau
BB/TB
<70% atau
BB/U <
60%
Demam yang > 2 minggu
tidak
diketahui
penyebabnya
Batuk kronik 3 minggu
Pembesaran >1 cm,
kelenjar limfe Lebih dari 1
kolli, aksila, KGB, tidak
inguinal nyeri
Pembengka- Ada pembeng-
kan tulang/ kakan
sendi
panggul
lutut, falang
Foto toraks Normal, Gambaran
kelainan sugestif TB
tidak
jelas
Skor Total

Jika score >6,beri OAT selama 2 bulan,jika ada perbaikan


pengobatan dilanjutkan sampai 6 bulan.Jika tidak ada perbaikan
pasien di rujuk ke RS utk mencari penyakit lain.
8.Petugas menulis resep berdasarkan berat badan.
Tabel OAT Kombinasi Dosis 2 bulan tiap 4 bulan tiap
Tepat (KDT) pada anak (sesuai hari 3KDT Anak hari 2KDT
RHZ Anak
rekomendasi IDAI) Berat badan (kg)
(75/50/150) RH (75/50)
5-9 1 tablet 1 tablet
10-14 2 tablet 2 tablet
15-19 3 tablet 3 tablet
20-32 4 tablet 4 tablet

9.Petugas menyerahkan resep kepada pasien,dan memberikan


konseling.
*Obat ditelan sekaligus waktu perut kosong.
*Obat di minum teratur,tidak boleh putus.
*Pola hidup sehat dan sanitasi lingkungan.
*Jika ada keluhan setelah makan obat segera hubungi petugas
kesehatan.
10.Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik,labor, diagnose dan
terapi ke dalam rekam medic pasien.
11.Petugas menandatangani rekam medic.
12.Petugas menulis diagnose ke buku register rawat jalan dan
computer p-care bagi pasien BPJS.
5.Diagram Alir
Memanggil pasien Melakukan Melakukan
sesuai nama anamnesa pada pemeriksaan
pasien tentang fisik:nadi,nafas,suh
demam,batuk u,pembesaran
persisten lebih 3

Menerima hasil Pasien ke Membuat rujukan


laboratorium laboiratorium ke labor RS utk
dari pasien untuk pemeriksaan
pemeriksaan mantoux test
mantoux test
Petugas
menegakkan Petugas Menyerahkan resep
diagnose mengedukasi kepada pasien
berdasarkan pasien dan
anamnesa,pem.fisi menulis resep

Menulis diagnose ke buku


register rawat jalan dan Menulis hasil pemeriksaan
P-care fisik, laboratorium,
diagnose dan terapi ke
dalam rekam medic pasien

6.Referensi Pedoman pengobatan dasar di puskesmas


Panduan Praktik Klinik Bagi Dokter
7.Dokumen Rekam medic, register, blanko resep, komputer p-care
Terkait
8.Distribusi Poli umum, poli ibu, laboratorium, Apotik

Rekaman histori perubahan


N Yang dirubah Isi perubahan Tgl. Mulai diberlakukan
o

DEMAM TIFOID
No.Dokumen :
No.Revisi :
Tanggal Terbit :
SPO Halaman :

UPT drg.Wirsya Yanti


PUSKESMAS
RAMBATAN I NIP:1968041020001
22002

1.Tujuan Agar petugas dapat menegakkan diagnose demam tipoid dan


memberikan pengobatan yg tepat serta memberikan penyuluhan
pada pasien demam tipoid.

2.Kebijakan Surat keputusan Kepala UPT Puskemas Wilayah Kerja Rambatan I


No:3.1 SK UPT Pusk-Rbt I/I/2017 tentang Penetapan Pelaksanaan
Standar Prosedur Operasional Pelayanan Klinis Puskesmas Rambatan I

3.Pengertian Demam tifoid adalah demam yg disebabkan oleh infeksi kuman


salmonella tifosa.
*Anamnesa:demam turun naik terutama sore dan malam hari dgn
pola intermitten dan dapat terus menerus hingga minggu kedua,sakit
kepala,mual,muntah,diare,konstipasi,sakit perut,pada kasus berat
bisa terjadi penurunan kesadaran dan kejang.

*Pemeriksaan fisik:suhu>37,5c ,pada mulut ditemukan lidah


tifoid,tremor dan halitosis,nyeri perut,hepatosplenomegali,pada kasus
berat penurunan kesadaran dan derilium.
*Pemeriksaan penunjang:lekosit,pemeriksaan serologi.

4.Prosedur 1.Petugas memanggil pasien sesuai nama pasien.


2.Petugas menulis identitas pasien di buku register.
3.Petugas melakukan anamnesa pada pasien,apakah ada demam
yg turun naik terutama sore hari,sudah lebih 1minggu,sakit
kepala,mual,muntah,sakit perut.
4.Petugas melakukan pemeriksaan fisik meliputi suhu tubuh,lidah
tifoid,hepatosplenomegali.
5.Petugas menegakkan diagnose berdasarkan hasil anamnesa
dan pemeriksaan fisik.
6.Petugas memberikan obat:simptomatik utk menurunkan demam
dgn antipiretik dan pengobatan definitive dgn pemberian
antibiotic:kloramfenicol,amoxillin,kotrimoxazol.

TABEL PILIHAN ANTIBIOTIK


UTK DEMAM TIFOID
ANTIBIOTIKA DOSIS KETERANGAN
Kotrimok-sazole Dewasa: 2x(160-800) Tidak mahal
(TMP-SMX) selama 7-10 hari Pemberian per oral
Anak: Kotrimoksazol
4-6 mg/kgBB/hari,
per oral, dibagi 2
dosis, selama 10 hari.
Kuinolon Ciprofloxacin 2x500 Pefloxacin dan
mg selama 1 minggu Fleroxacin lebih cepat
Ofloxacin 2x(200-400) menurunkan suhu
selama 1 minggu Efektif mencegah
relaps dan kanker
Pemberian peroral
Pemberian pada anak
tidak dianjurkan
karena efek samping
pada pertumbuhan
tulang
Sefiksim Anak: 20 Aman untuk anak
mg/kgBB/hari, per Efektif
oral, dibagi menjadi 2 Pemberian per oral
dosis, selama 10 hari
Thiamfen ikol Dewasa: 4x500 Dapat dipakai untuk
mg/hari anak dan dewasa
Anak: 50 Dilaporkan cukup
mg/kgbb/hari selama sensitif pada beberapa
5-7 hari bebas panas tempat.

7.Petugas memberikan resep dan memberikan konseling:


* Perbaikan sanitasi lingkungan.
* Peningkatan higiene makanan dan minuman.
* Peningkatan higiene perorangan.
* Pencegahan dengan imunisasi.
*minum obat teratur.
*cukup istirahat.
*jika penyakit berlanjut harus di bawa ke RS utk perawatan.

8.Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik,, diagnose dan terapi ke


dalam rekam medic pasien.
9.Petugas menandatangani rekam medic.
10.Petugas menulis diagnose ke buku register rawat jalan dan
computer p-care bagi pasien BPJS.
5.Diagram Alir
Memanggil pasien Melakukan Melakukan
sesuai nama anamnesa pemeriksaan
pada fisik;suhu,lidah
pasien:dema tifoid,
Menginstruksikan Menegakkan
Menulis resep pasien utk diagnose
untuk menjaga berdasarkan hasil
pengobatan kebersihan dan pemeriksaan
simptomatis makan yg
bergizi,istirahat.

Menulis diagnose
Menulis hasil pasien ke buku
anamnesa,
Menyerahkan
register dan p-care
pemeriksaan dan resep ke
diagnose ke rekam pasien
medic

6.Referensi Pedoman pengobatan dasar di puskesmas


Panduan Praktik Klinik Bagi Dokter
7.Dokumen Rekam medic, register, blanko resep, komputer p-care
Terkait
8.Distribusi Poli umum, poli ibu, laboratorium, Apotik

Rekaman histori perubahan


N Yang dirubah Isi perubahan Tgl. Mulai diberlakukan
o

OTITIS EKSTERNA
SPO No.Dokumen :
No.Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT drg.Wirsya Yanti


PUSKESMAS
RAMBATAN I NIP:1968041020001
22002

1.Tujuan Agar petugas dapat menegakkan diagnose otitis eksterna dan me


mberikan pengobatan yg tepat serta memberikan penyuluhan pada
pasien otitis eksterna.

2.Kebijakan Surat keputusan Kepala UPT Puskemas Wilayah Kerja Rambatan I


No:3.1 SK UPT Pusk-Rbt I/I/2017 tentang Penetapan Pelaksanaan
Standar Prosedur Operasional Pelayanan Klinis Puskesmas Rambatan I

3.Pengertian Otitis eksterna adalah radang pada telinga luar.


Klasifikasi otitis eksterna (OE):
1. OE akut.
a. OE akut difus.
b. OE akut infeksi sirkumskripta, yaitu infeksi folikel rambut yang
menimbulkan furunkel di liang telinga luar.
2. OE kronik
3. OE ekzematoid, yang merupakan manifestasi dari kelainan
dermatologis, seperti dermatitis atopik, psoriasis, atau SLE.
4. OE nekrotikans

4.Prosedur 1.Petugas memanggil pasien sesuai nama pasien.


2.Petugas menulis identitas pasien di buku register.
3.Petugas melakukan anamnesa pada pasien rasa sakit pada
telinga pada saat daun telinga di sentuh dan waktu
mengunyah,rasa penuh dan berdengung,kadang disertai
demam.Apakah ada riwayat berenang,trauma,dermatitis,diabetes.
4.Petugas melakukan pemeriksaan fisik meliputi suhu tubuh,nyeri
tekan pada tragus,nyeri tarik daun telinga.
Otoskopi:
a. OE akut difus: liang telinga luar sempit, kulit liang telinga luar
hiperemis dan edem dengan batas yang tidak jelas, dan dapat
ditemukan sekret minimal.
b. OE akut sirkumskripta: furunkel pada liang telinga luar.
Tes garputala: Normal atau tuli konduktif.
5.Petugas menegakkan diagnose berdasarkan hasil anamnesa
dan pemeriksaan fisik.
6.Petugas memberikan pengobatan:

*. Non-medikamentosa:
a. Membersihkan liang telinga secara hati-hati dengan pengisap
atau kapas yang dibasahi dengan H2O2 3%.
b. Bila terdapat abses, dilakukan insisi dan drainase.
*. Medikamentosa:
a. Topikal
Larutan antiseptik povidon iodine.
OE akut sirkumskripta pada stadium infiltrat:
Salep ikhtiol, atau
Salep antibiotik: Polymixin-B, Basitrasin.
OE akut difus: Tampon yang telah diberi campuran Polimyxin-B,
Neomycin, Hidrocortisone, dan anestesi topikal.
b. Sistemik
Antibiotik sistemik diberikan bila infeksi cukup berat.
Analgetik, seperti Paracetamol atau Ibuprofen dapat diberikan.

7.Petugas memberikan resep dan memberikan konseling:


1. Tidak mengorek telinga baik dengan cotton bud atau alat lainnya
2. Selama pengobatan pasien tidak boleh berenang
3. Penyakit dapat berulang sehingga harus menjaga liang telinga
agar dalam kondisi kering dan tidak lembab.
8.Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik,, diagnose dan terapi ke
dalam rekam medic pasien.
9.Petugas menandatangani rekam medic.
10.Petugas menulis diagnose ke buku register rawat jalan dan
computer p-care bagi pasien BPJS.
5.Diagram Alir
Memanggil pasien Melakukan Melakukan
sesuai nama anamnesa pemeriksaan
pada fisik;suhu,otosko
pasien:dema pi.

Menginstruksikan Menegakkan
Menulis resep pasien utk diagnose
untuk menjaga berdasarkan
pengobatan kebersihan dan anamnesa dan
simptomatis tidak mengorek hasil
telinga.
Menulis diagnose
Menulis hasil pasien ke buku
anamnesa,
Menyerahkan
register dan p-care
pemeriksaan dan resep ke
diagnose ke rekam pasien
medic

6.Referensi Pedoman pengobatan dasar di puskesmas


Panduan Praktik Klinik Bagi Dokter
7.Dokumen Rekam medic, register, blanko resep, komputer p-care
Terkait
8.Distribusi Poli umum, poli ibu, Apotik

Rekaman histori perubahan


N Yang dirubah Isi perubahan Tgl. Mulai diberlakukan
o
OTITIS MEDIA AKUT
No.Dokumen :
No.Revisi :
Tanggal Terbit :
SPO Halaman :

UPT drg.Wirsya Yanti


PUSKESMAS
RAMBATAN I NIP:1968041020001
22002

1.Tujuan Agar petugas dapat menegakkan diagnose otitis media akut dan me
mberikan pengobatan yg tepat serta memberikan penyuluhan pada
pasien otitis media akut.

2.Kebijakan Surat keputusan Kepala UPT Puskemas Wilayah Kerja Rambatan I


No:3.1 SK UPT Pusk-Rbt I/I/2017 tentang Penetapan Pelaksanaan
Standar Prosedur Operasional Pelayanan Klinis Puskesmas Rambatan I

3.Pengertian Otitis media akut (OMA) adalah peradangan sebagian atau seluruh
mukosa telinga tengah, tuba eustachius, antrum mastoid, dan sel-
sel mastoid yang terjadi dalam waktu kurang dari 3 minggu.OMA
terdiri dari beberapa stadium:
1. Stadium oklusi tuba
Telinga terasa penuh atau nyeri, pendengaran dapat berkurang.
2. Stadium hiperemis
Nyeri telinga makin intens, demam, rewel dan gelisah (pada bayi /
anak), muntah, nafsu makan hilang, anak biasanya sering
memegang telinga yang nyeri.
3. Stadium supurasi
Sama seperti stadium hiperemis
4. Stadium perforasi
Keluar sekret dari liang telinga
5. Stadium resolusi
Setelah sekret keluar, intensitas keluhan berkurang (suhu turun,
nyeri mereda, bayi / anak lebih tenang. Bila perforasi permanen,
pendengaran dapat tetap berkurang.
4.Prosedur 1.Petugas memanggil pasien sesuai nama pasien.
2.Petugas menulis identitas pasien di buku register.
3.Petugas melakukan anamnesa pada pasien rasa penuh dan nyeri
pada telinga ,keluar secret dari liang telinga,pendengaran
berkurang,demam.
4.Petugas melakukan pemeriksaan fisik meliputi suhu tubuh.
Otoskopi:
Stadium OMA Tampilan
Stadium oklusi Tuba : Membran timpani suram, retraksi,
dan refleks cahayanya hilang
Stadium hiperemis : Membran timpani hiperemis dan
edema
Stadium supurasi : Membran timpani menonjol ke arah
luar (bulging) berwarna kekuningan

Stadium perforasi :
Perforasi membran timpani
Liang telinga luar basah atau
dipenuhi sekret

Stadium resolusi :
Membran timpani tetap perforasi
atau utuh.
Sekret di liang telinga luar sudah
berkurang atau mengering.

Tes garputala:
Dapat ditemukan tuli konduktif, yaitu: tes Rinne (-) dan tes
Schwabach memendek pada telinga yang sakit, tes Weber terjadi
lateralisasi ke telinga yang sakit.
5.Petugas menegakkan diagnose berdasarkan hasil anamnesa
dan pemeriksaan fisik.
6.Petugas memberikan pengobatan:
Medikamentosa
a. Topikal i. Pada stadium oklusi tuba, terapi bertujuan membuka
kembali tuba eustachius. Obat yang diberikan adalah:
-H2O2 3%,3X sehari.
. ii. Pada stadium perforasi, diberikan obat cuci telinga:
- H2O2 3%, 3 kali sehari, 4 tetes di telinga yang sakit, didiamkan
selama 2 5 menit.
- Asam asetat 2%, 3 kali sehari, 4 tetes di telinga yang sakit.
- Ofloxacin, 2 kali sehari, 5 10 tetes di telinga yang sakit, selama
maksimal 2 minggu
b. Oral Sistemik: antibiotik, antihistamin (bila terdapat tanda-tanda
alergi), dekongestan, analgetik / antipiretik.
Tabel Daftar Dewasa Anak
antibiotik untuk
terapi OMA Obat
Amoxicillin 3 x 500 25 50 mg/kgBB/hari,
mg/hari dibagi 3 dosis per hari
selama 10- 14
hari
Trimetoprim 2 x 160 mg 8 20 mg
Sulfametoksazol TMP/hari TMP/kgBB/hari, dibagi
2 dosis per hari
Amoxicillin Asam 3 x 500 mg / 25 50 mg/kgBB/hari,
Clavulanat hari dibagi 3 dosis per hari
Erithromycin 4 x 500 25 50 mg/kgBB/hari,
mg/hari dibagi 4

7.Petugas memberikan resep dan memberikan konseling:


*. Untuk bayi / anak, orang tua dianjurkan untuk memberikan ASI
minimal 6 bulan sampai 2 tahun. Hati-hati memberikan susu dari
botol dalam posisi berbaring telentang.
*. Menghindarkan bayi / anak dari paparan asap rokok.

8.Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik,, diagnose dan terapi ke


dalam rekam medic pasien.
9.Petugas menandatangani rekam medic.
10.Petugas menulis diagnose ke buku register rawat jalan dan
computer p-care bagi pasien BPJS.

5.Diagram Alir
Memanggil pasien Melakukan Melakukan
sesuai nama anamnesa pemeriksaan
pada fisik;suhu,otosko
pasien:dema pi.
Menginstruksikan Menegakkan
Menulis resep pasien utk diagnose
untuk menjaga berdasarkan
pengobatan kebersihan dan anamnesa dan
simptomatis hati-hati hasil
memberikan susu

Menulis diagnose
Menulis hasil pasien ke buku
anamnesa,
Menyerahkan
register dan p-care
pemeriksaan dan resep ke
diagnose ke rekam pasien
medic

6.Referensi Pedoman pengobatan dasar di puskesmas


Panduan Praktik Klinik Bagi Dokter
7.Dokumen Rekam medic, register, blanko resep, komputer p-care
Terkait
8.Distribusi Poli umum, poli ibu, Apotik

Rekaman histori perubahan


N Yang dirubah Isi perubahan Tgl. Mulai diberlakukan
o

OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK


No.Dokumen :
No.Revisi :
Tanggal Terbit :
SPO Halaman :

UPT drg.Wirsya Yanti


PUSKESMAS
RAMBATAN I NIP:1968041020001
22002
1.Tujuan Agar petugas dapat menegakkan diagnose otitis media supuratif
kronik dan me mberikan pengobatan yg tepat serta memberikan
penyuluhan pada pasien otitis media supuratif kronik.

2.Kebijakan Surat keputusan Kepala UPT Puskemas Wilayah Kerja Rambatan I


No:3.1 SK UPT Pusk-Rbt I/I/2017 tentang Penetapan Pelaksanaan
Standar Prosedur Operasional Pelayanan Klinis Puskesmas Rambatan I

3.Pengertian Otitis media supuratif kronik (OMSK) adalah peradangan kronik


telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan riwayat
keluarnya sekret dari telinga lebih dari 2 bulan, baik terus menerus
maupun hilang timbul. Terdapat dua tipe OMSK, yaitu OMSK tipe
aman (tanpa kolesteatoma) dan tipe bahaya (dengan
kolesteatoma.
4.Prosedur 1.Petugas memanggil pasien sesuai nama pasien.
2.Petugas menulis identitas pasien di buku register.
3.Petugas melakukan anamnesa pada pasien,apakah ada keluar
cairan dari telinga hilang timbul lebih dari 2 bulan,apakah
pendengaran terganggu,apakah cairan berwarna
kuning,kehijauan,berdarah dan berbau?
4.Petugas melakukan pemeriksaan fisik meliputi suhu tubuh.
Otoskopi:
a. OMSK tipe aman (tubotimpani)
Perforasi pada sentral atau pars tensa berbentuk ginjal atau
bundar
Sekret biasanya mukoid dan tidak terlalu berbau
Mukosa kavum timpani tampak edema, hipertrofi, granulasi, atau
timpanosklerosis
b. OMSK tipe bahaya
Perforasi atik, marginal, atau sental besar (total)
Sekret sangat berbau, berwarna kuning abu-abu, purulen, dan
dapat terlihat kepingan berwarna putih mengkilat
Kolesteatoma

5.Petugas menegakkan diagnose berdasarkan hasil anamnesa


dan pemeriksaan fisik.
6.Petugas memberikan pengobatan:
*. Non-Medikamentos
Membersihkan dan mengeringkan saluran telinga dengan kapas lidi
atau cotton bud. Obat cuci telinga dapat berupa NaCl 0,9%, Asam
Asetat 2%, atau Hidrogen Peroksida 3%.
*. Medikamentosa
a. Antibiotik topikal golongan Ofloxacin, 2 x 4 tetes per hari di
telinga yang sakit
b. Antibiotik oral:
Dewasa:
- Lini pertama : Amoxicillin 3 x 500 mg per hariselama 7 hari,
atauAmoxicillin-Asam clavulanat 3 x 500 mg per hari selama 7 hari,
atauCiprofloxacin 2 x 500 mg selama 7 hari.
- Lini kedua : Levofloxacin 1 x 500 mg per hari selama 7
hari,atauCefadroxil 2 x 500 100 mg per hari selama 7 hari.
Anak:
- Amoxicillin Asam clavulanat 25 50 mg/kgBB/hari, dibagi
menjadi 3 dosis per hari, atau
- Cefadroxil 25 50 mg/kgBB/hari, dibagi menjadi 2 dosis per hari.

7.Petugas memberikan resep dan memberikan konseling:


a. Menjaga kebersihan telinga dan tidak mengorek-ngorek telinga
dengan benda tajam.
b. Menjaga agar telinga tidak kemasukan air.

8.Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik,, diagnose dan terapi ke


dalam rekam medic pasien.
9.Petugas menandatangani rekam medic.
10.Petugas menulis diagnose ke buku register rawat jalan dan
computer p-care bagi pasien BPJS.

5.Diagram Alir
Memanggil pasien Melakukan Melakukan
sesuai nama anamnesa pemeriksaan
pada fisik;suhu,otosko
pasien:dema pi.

Menginstruksikan Menegakkan
Menulis resep pasien utk diagnose
untuk menjaga berdasarkan
pengobatan kebersihan dan anamnesa dan
simptomatis hati-hati hasil
membersihkan

Menulis diagnose
Menulis hasil pasien ke buku
anamnesa,
Menyerahkan
register dan p-care
pemeriksaan dan resep ke
diagnose ke rekam pasien
medic
6.Referensi Pedoman pengobatan dasar di puskesmas
Panduan Praktik Klinik Bagi Dokter
7.Dokumen Rekam medic, register, blanko resep, komputer p-care
Terkait
8.Distribusi Poli umum, poli ibu, Apotik

Rekaman histori perubahan


N Yang dirubah Isi perubahan Tgl. Mulai diberlakukan
o

CERUMEN PROP
No.Dokumen :
No.Revisi :
Tanggal Terbit :
SPO Halaman :

UPT drg.Wirsya Yanti


PUSKESMAS
RAMBATAN I NIP:1968041020001
22002

1.Tujuan Agar petugas dapat menegakkan diagnose otitis cerumen prop dan
me mberikan pengobatan yg tepat serta memberikan penyuluhan
pada pasien cerumen prop.

2.Kebijakan Surat keputusan Kepala UPT Puskemas Wilayah Kerja Rambatan I


No:3.1 SK UPT Pusk-Rbt I/I/2017 tentang Penetapan Pelaksanaan
Standar Prosedur Operasional Pelayanan Klinis Puskesmas Rambatan I

3.Pengertian Serumen adalah sekret kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa,


epitel kulit yang terlepas, dan partikel debu yang terdapat pada
bagian kartilaginosa liang telinga. Bila serumen ini berlebihan
maka dapat membentuk gumpalan yang menumpuk di liang
telinga, dikenal dengan serumen prop.
4.Prosedur 1.Petugas memanggil pasien sesuai nama pasien.
2.Petugas menulis identitas pasien di buku register.
3.Petugas melakukan anamnesa pada pasien,apakah ada rasa
penuh pada telinga,pendengaran berkurang,pusing,nyeri dan
berdenging di telinga.
4.Petugas melakukan pemeriksaan fisik meliputi suhu tubuh.
Otoskopi:
Otoskopi: obstruksi liang telinga luar oleh material berwarna kuning
kecoklatan atau kehitaman. Konsistensi dari serumen dapat
bervariasi.
5.Petugas menegakkan diagnose berdasarkan hasil anamnesa
dan pemeriksaan fisik.
6.Petugas memberikan pengobatan:
*. Non-medikamentosa: Evakuasi serumen
a. Bila serumen lunak, dibersihkan dengan kapas yang dililitkan
pada pelilit kapas.
b. Bila serumen keras, dikeluarkan dengan pengait atau kuret.
Apabila dengan cara ini serumen tidak dapat dikeluarkan, maka
serumen harus dilunakkan lebih dahulu dengan tetes Karbogliserin
10% atau H2O2 3% selama 3 hari.
c. Serumen yang sudah terlalu jauh terdorong kedalam liang telinga
sehingga dikuatirkan menimbulkan trauma pada membran timpani
sewaktu mengeluarkannya, dikeluarkan dengan mengalirkan (irigasi)
air hangat yang suhunya disesuaikan dengan suhu tubuh.
*. Medikamentosa
Tetes telinga Karbogliserin 10% atau H2O2 3% selama 3 hari untuk
melunakkan serumen
7.Petugas memberikan resep dan memberikan konseling:
*. Menganjurkan pasien untuk tidak membersihkan telinga secara
berlebihan, baik dengan cotton bud atau alat lainnya.
*. Menganjurkan pasien untuk menghindari memasukkan air atau
apapun ke dalam telinga

8.Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik,, diagnose dan terapi ke


dalam rekam medic pasien.
9.Petugas menandatangani rekam medic.
10.Petugas menulis diagnose ke buku register rawat jalan dan
computer p-care bagi pasien BPJS.

5.Diagram Alir
Memanggil pasien Melakukan Melakukan
sesuai nama anamnesa pemeriksaan
pada pasien: fisik;otoskopi.
rasa penuh

Menginstruksikan Menegakkan
Menulis resep pasien utk tidak diagnose
untuk membersihkan berdasarkan
pengobatan telinga anamnesa dan
non berlebihan. hasil
Menulis diagnose
Menulis hasil pasien ke buku
anamnesa,
Menyerahkan
register dan p-care
pemeriksaan dan resep ke
diagnose ke rekam pasien
medic

6.Referensi Pedoman pengobatan dasar di puskesmas


Panduan Praktik Klinik Bagi Dokter
7.Dokumen Rekam medic, register, blanko resep, komputer p-care
Terkait
8.Distribusi Poli umum, poli ibu, Apotik

Rekaman histori perubahan


N Yang dirubah Isi perubahan Tgl. Mulai diberlakukan
o

ANGINA PEKTORIS STABIL


SPO No.Dokumen :
No.Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPT drg.Wirsya Yanti
PUSKESMAS
RAMBATAN I NIP:1968041020001
22002

1.Tujuan Agar petugas dapat menegakkan diagnose angina pectoris stabil dan
me mberikan pengobatan yg tepat serta memberikan penyuluhan
pada pasien angina pectoris stabil.

2.Kebijakan Surat keputusan Kepala UPT Puskemas Wilayah Kerja Rambatan I


No:3.1 SK UPT Pusk-Rbt I/I/2017 tentang Penetapan Pelaksanaan
Standar Prosedur Operasional Pelayanan Klinis Puskesmas Rambatan I

3.Pengertian Angina pectoris stabil adalah keluhannyeri dada yang mempunyai


ciri khas sebagai berikut:
1. Letak
Sering pasien merasakan nyeri dada di daerah sternum atau di
bawah sternum (substernal: tidak dapat melokalisasi), atau dada
sebelah kiri dan kadang-kadang menjalar ke lengan kiri, dapat
menjalar ke punggung, rahang, leher, atau ke lengan kanan. Nyeri
dada juga dapat timbul di tempat lain seperti di daerah epigastrium,
leher, rahang, gigi, dan bahu.
2. Kualitas
Pada angina, nyeri dada biasanya seperti tertekan benda berat, atau
seperti diperas atau terasa panas, kadang-kadang hanya mengeluh
perasaan tidak enak di dada karena pasien tidak dapat menjelaskan
dengan baik.
3. Hubungan dengan aktivitas
Nyeri dada pada angina pektoris biasanya timbul pada saat
melakukan aktivitas, misalnya sedang berjalan cepat, tergesa-gesa,
atau sedang berjalan mendaki atau naik tangga. Pada kasus yang
berat,aktivitas ringan seperti mandi atau menggosok gigi, makan
terlalu kenyang atau emosi sudah dapat menimbulkan nyeri dada.
Nyeri dada tersebut segera hilang bila pasien menghentikan
aktivitasnya.
4. Lamanya serangan
Lamanya nyeri dada biasanya berlangsung 1-5 menit, kadang-
kadang perasaan tidak enak di dada masih terasa setelah nyeri
hilang. Bila nyeri dada berlangsung lebih dari 20 menit, mungkin
pasien mengalami sindrom koroner akut dan bukan angina pektoris
biasa. Pada angina pektoris dapat timbul keluhan lain seperti sesak
napas, perasaan lelah, kadang-kadang nyeri dada disertai keringat
dingin.
5. Nyeri dada bisa disertai keringat dingin, mual, muntah, sesak dan
pucat.

4.Prosedur 1.Petugas memanggil pasien sesuai nama pasien.


2.Petugas menulis identitas pasien di buku register.
3.Petugas melakukan anamnesa pada pasien,apakah ada nyeri
dada sebelah kiri,menjalar ke lengan,leher,rahang.Nyeri dada
seperti tertekan benda berat,seperti diperas ,nyeri dada timbul
saat aktifitas,berlangsung 1-5 menit,disertai keringat
dingin,mual,muntah dan sesak.
4.Petugas melakukan pemeriksaan fisik
*. Sewaktu terjadi serangan angina dapat tidak menunjukkan
kelainan. Walau jarang pada auskultasi dapat terdengar derap atrial
atau ventrikel dan murmur sistolik di daerah apeks. Frekuensi
denyut jantung dapat menurun, menetap atau meningkat pada
waktu serangan angina.
*. Dapat ditemukan pembesaran jantung.
5.Petugas menegakkan diagnose berdasarkan hasil anamnesa
dan pemeriksaan fisik.
6.Petugas memberikan pengobatan:
*. Oksigen dimulai 2 L/menit
*. Nitrat dikombinasikan dengan -blocker atau Calcium Channel
Blocker (CCB) non dihidropiridin yang tidak meningkatkan denyut
jantung (misalnya verapamil, diltiazem). Pemberian dosis pada
serangan akut :
a. Nitrat 5 mg sublingual dapat dilanjutkan dengan 5 mg peroral
sampai mendapat pelayanan rawat lanjutan di pelayanan sekunder.
b. Beta bloker:
Propanolol 20-80 mg dalamdosis terbagi atau
Bisoprolol 2,5-5 mg per 24 jam.
c. Calcium Channel Blocker (CCB) non dihidropiridine
Dipakai bila Beta Blocker merupakan kontraindikasi, misalnya:
Verapamil 80 mg (2-3 kali sehari)
Diltiazem 30 mg (3-4 kali sehari)
3. Antipletelet
Aspirin 160-320 mg sekali minum pada serangan akut.

7.Petugas memberikan resep dan memberikan konseling: pada


pasien dan keluarga untuk melakukan modifikasi gaya hidup antara
lain:
*. Mengontrol emosi danmengurangi kerja berat dimana
membutuhkan banyak oksigen dalam aktivitasnya
*. Mengurangi konsumsi makanan berlemak
*. Menghentikan konsumsi rokok dan alkohol
*. Menjaga berat badan ideal
*. Mengatur pola makan
*. Melakukan olah raga ringan secara teratur
*. Jika memiliki riwayat diabetes tetap melakukan pengobatan
diabetes secara teratur.
*. Melakukan kontrol terhadap kadar serum lipid
*. Mengontrol tekanan darah

8.Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik,, diagnose dan terapi ke


dalam rekam medic pasien.
9.Petugas menandatangani rekam medic.
10.Petugas menulis diagnose ke buku register rawat jalan dan
computer p-care bagi pasien BPJS.

5.Diagram Alir
Memanggil pasien Melakukan Melakukan
sesuai nama anamnesa pemeriksaan
pada pasien: fisik;auskultasi
nyeri dada jantung

Menginstruksikan Menegakkan
Menulis resep pasien utk diagnose
untuk modifikasi gaya berdasarkan
pengobatan . hidup. anamnesa dan
medikamentosa hasil

Menulis diagnose
Menulis hasil pasien ke buku
anamnesa,
Menyerahkan
register dan p-care
pemeriksaan dan resep ke
diagnose ke rekam pasien
medic
6.Referensi Pedoman pengobatan dasar di puskesmas
Panduan Praktik Klinik Bagi Dokter
7.Dokumen Rekam medic, register, blanko resep, komputer p-care
Terkait
8.Distribusi Poli umum, poli ibu, Apotik

Rekaman histori perubahan


N Yang dirubah Isi perubahan Tgl. Mulai diberlakukan
o

EPILEPSI
No.Dokumen :
No.Revisi :
Tanggal Terbit :
SPO Halaman :

UPT drg.Wirsya Yanti


PUSKESMAS
RAMBATAN I NIP:1968041020001
22002

1.Tujuan Agar petugas dapat menegakkan diagnose epilepsi dan me mberikan pengobatan
yg tepat serta memberikan penyuluhan pada pasien epilepsi.

2.Kebijak Surat keputusan Kepala UPT Puskemas Wilayah Kerja Rambatan I No:3.1 SK UPT
an Pusk-Rbt I/I/2017 tentang Penetapan Pelaksanaan Standar Prosedur Operasional
Pelayanan Klinis Puskesmas Rambatan I

3.Penger Epilepsi adalah suatu keadaan yang ditandai oleh bangkitan kejang berulang
tian berselang lebih dari 24 jam yang timbul tanpa provokasi. Sedangkan yang
dimaksud dengan bangkitan epilepsi adalah manifestasi klinis yang disebabkan
oleh aktivitas listrik yang abnormal dan berlebihan dari sekelompok neuron di
otak
4.Prosed 1.Petugas memanggil pasien sesuai nama pasien.
ur 2.Petugas menulis identitas pasien di buku register.
3.Petugas melakukan anamnesa pada pasien:
memastikan apakah kejadian yang bersifat paroksismal merupakan bangkitan
epilepsi. Pada sebagian besar kasus, diagnosis epilepsi dapat ditegakkan
berdasarkan informasi yang diperoleh dari anamnesis baik auto maupun allo-
anamnesis dari orang tua maupun saksi mata yang lain.
a. Gejala sebelum, selama dan paska bangkitan

b. Penyakit lain yang mungkin diderita sekarang maupun riwayat penyakit


neurologik dan riwayat penyakit psikiatrik maupun penyakit sistemik yang
mungkin menjadi penyebab.
c. Usia awitan, durasi, frekuensi bangkitan, interval terpanjang antar
bangkitan.
d. Riwayat terapi epilepsi sebelumnya dan respon terhadap terapi (dosis, kadar
OAE, kombinasi terapi).
e. Riwayat penyakit epilepsi dalam keluarga.
f. Riwayat keluarga dengan penyakit neurologik lain, penyakit psikitrik atau
sistemik.
g. Riwayat pada saat dalam kandungan, kelahiran dan perkembangan
bayi/anak.
h. Riwayat bangkitan neonatal/kejang demam.
i. Riwayat trauma kepala, infeksi SSP.

4.Petugas melakukan pemeriksaan fisik: pada dasarnya adalah mengamati


adanya tanda-tanda dari gangguan yang berhubungan dengan epilepsi seperti
trauma kepala, infeksi telinga atau sinus, gangguan congenital,kecanduan
alkohol atau obat terlarang, kelainan pada kulit, kanker, defisit neurologik fokal.
Pemeriksaan neurologis
Hasil yang diperoleh dari pemeriksaan neurologik sangat tergantung dari
interval antara dilakukannya pemeriksaan dengan bangkitan terakhir.
a. Jika dilakukan pada beberapa menit atau jam setelah bangkitan maka akan
tampak tanda pasca iktal terutama tanda fokal seperti todds paresis
(hemiparesis setelah kejang yang terjadi sesaat), trans aphasic syndrome (afasia
sesaat) yang tidak jarang dapat menjadi petunjuk lokalisasi.
b. Jika dilakukan pada beberapa waktu setelah bangkitan terakhir berlalu,
sasaran utama adalah menentukan apakah ada tanda-tanda disfungsi system
saraf permanen (epilepsi simptomatik) dan walaupun jarang apakah ada tanda-
tanda peningkatan tekanan intrakranial.

5.Petugas menegakkan diagnose berdasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaan


fisik. 6.Petugas memberikan pengobatan:
Tabel .OAE Dosis Awal Dosis Jumlah Waktu Waktu Steady State
(mg/hr) Rumatan Dosis/hari Paruh
(mg/hr) Plasma
Carbamazepine 400-600 mg 400-1600 2-3 (untuk CR 2) 15-25 jam 2-7 hari
mg
Titrasi Carbamazepine Mulai 100/200 mg/hr ditingkatkan sampai target dalam 1-
4 minggu
Phenytoin 200-300 mg 200-400 mg 1-2 10-80 jam 3-15 hari
Titrasi Phenytoin Mulai 100 mg/hr ditingkatkan sampai target dalam 3-7
hari
Valproic Acid 500-1000 500-2500 2-3 (untuk CR 1- 12-18 jam 2-4 hari
mg mg 2)
Titrasi Valproic Acid Mulai 500 mg/hr ditingkatkan bila perlu setelah 7 hari
Phenobarbital 50-100 mg 50-200 mg 1 50-170 jam 8-30 hari
Titrasi Phenobarbital Mulai 30-50 mg malam hari ditingkatkan bila perlu setelah
10-15 hari

Bila pasien terdiagnosis sebagai epilepsi, untuk penanganan awal pasien harus
dirujuk ke dokter spesialis saraf.
7.Petugas memberikan resep dan memberikan konseling:
a. Penting untuk memberi informasi kepada keluarga bahwa penyakit ini tidak
menular
b. Kontrol pengobatan merupakan hal penting bagi penderita
.c Pendampingan terhadap pasien epilepsi utamanya anak-anak perlu
pendampingan sehingga lingkungan dapat menerima dengan baik
d. Pasien epilepsi dapat beraktifitas dengan baik
e. Efek samping obat:

Epilepsi Efek Samping Efek Samping Minor


(OAE) Mengancam Jiwa
Obat
Carbamaze Anemia aplastik, Dizziness, ataksia, diplopia, mual,ke
pine hepato-toksitas, lelahan, agranulo-sitosis, leukopeni,
sindrom Steven- trombo-sitopeni, hiponatremia, ruam,
Johnson, Lupus like gangguan perilaku, tiks, peningkatan
syndrome. berat badan, disfungsi seksual,
disfungi hormon tiroid, neuropati
perifer.
Phenytoin Anemia aplastik, Hipertrofi gusi, hirsutisme, ataksia,
gangguan fungsi hati, nistagmus, diplopia, ruam, anoreksia,
sindrom Steven mual, makroxytosis, neuropati perifer,
Johnson, lupus like agranu-lositosis, trombositopenia,
syndrome, disfungsi seksual.
pseudolymphoma.

Phenobarbi Hepatotoksik, Mengantuk,ataksia,nistagmus,


tal gangguan jaringan depresi,hiperaktif,gangguan
ikat dan sum-sum belajar,disfungsi seksual.
tulang,SJS.

Valproate Hepatotoksik,leukopen Mual,muntah,rambut


Acid ia,trombositopenia, menipis,tremor,amenore,peningkatan
pancreatitis. berat badan,konstipasi,hirsutisme,
alopecia,polikistik ovary sindrom.

8.Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik,, diagnose dan terapi ke dalam


rekam medic pasien.
9.Petugas menandatangani rekam medic.
10.Petugas menulis diagnose ke buku register rawat jalan dan computer p-care
bagi pasien BPJS.

5.Diagra
Memanggil pasien Melakukan Melakukan
m Alir
sesuai nama anamnesa pemeriksaan
pada fisik
pasien:bangki
Merujuk pasien ke Menegakkan
Menulis resep spesialis syaraf diagnose
untuk utk pengobatan berdasarkan
pengobatan . pertama dan anamnesa dan
medikamentosa member hasil
konseling.

Menulis diagnose
Menulis hasil pasien ke buku
anamnesa,
Menyerahkan
register dan p-care
pemeriksaan dan resep ke
diagnose ke rekam pasien
medic

6.Refere Pedoman pengobatan dasar di puskesmas


nsi Panduan Praktik Klinik Bagi Dokter
7.Dokum Rekam medic, register, blanko resep, komputer p-care
en
Terkait
8.Distrib Poli umum, poli ibu, Apotik
usi

Rekaman histori perubahan


N Yang dirubah Isi perubahan Tgl. Mulai diberlakukan
o
BELLS PALSY
No.Dokumen :
No.Revisi :
Tanggal Terbit :
SPO Halaman :

UPT drg.Wirsya Yanti


PUSKESMAS
RAMBATAN I NIP:1968041020001
22002

1.Tujuan Agar petugas dapat menegakkan diagnose bellspalsy dan me


mberikan pengobatan yg tepat serta memberikan penyuluhan pada
pasien bellspalsy.

2.Kebijakan Surat keputusan Kepala UPT Puskemas Wilayah Kerja Rambatan I


No:3.1 SK UPT Pusk-Rbt I/I/2017 tentang Penetapan Pelaksanaan
Standar Prosedur Operasional Pelayanan Klinis Puskesmas Rambatan I

3.Pengertian Bellspalsy adalah paralisis fasialis perifer idiopatik, yang


merupakan penyebab tersering dari paralisis fasialis perifer
unilateral. Bells palsy muncul mendadak (akut), unilateral, berupa
paralisis saraf fasialis perifer, yang secara gradual dapat
mengalami perbaikan pada 80-90% kasus.
4.Prosedur 1.Petugas memanggil pasien sesuai nama pasien.
2.Petugas menulis identitas pasien di buku register.
3.Petugas melakukan anamnesa pada pasien
a. Pipi turun sebelah,sebelum 2 hari.
b. Nyeri pada telinga belakang.
c. Air mata keluar terus.
d. Telinga berdenggung sebelah.
e. Lidah tidak berasa

4.Petugas melakukan pemeriksaan fisik :Pemeriksaan yang teliti


pada kepala, telinga, mata, hidung dan mulut harus dilakukan pada
semua pasien dengan paralisis fasial.
a. Kelemahan atau paralisis yang melibatkan saraf fasial (N VII)
mengakibatkan kelemahan wajah (atas dan bawah)satu sisi
(unilateral). Pada lesi UMN (lesi supra nuclear/di atas nukleus
fasialis di pons), wajah bagian atas tidak mengalami kelumpuhan.
Hal ini disebabkan muskuli orbikularis, frontalis dan korrugator,
diinervasi bilateral oleh saraf kortikobulbaris. Inspeksi awal pasien
memperlihatkan hilangnya lipatan (kerutan) dahi dan lipatan
nasolabial unilateral.
b. Saat pasien diminta untuk tersenyum, akan tampak kelumpuhan
otot orbikularis oris unilateral, dan bibir akan tertarik ke sisi wajah
yang normal (kontralateral).
c. Pada saat pasien diminta untuk mengangkat alis, sisi dahi yang
lumpuh terlihat datar.
5.Petugas menegakkan diagnose berdasarkan hasil anamnesa
dan pemeriksaan fisik.
6.Petugas memberikan pengobatan:
*. Pengobatan inisial.
a. Kortikosteroid (Prednison), dosis: 1 mg/kg atau 60 mg/day
selama 6 hari, diikutipenurunan bertahap total selama 10 hari.
b. Steroid dan asiklovir (dengan prednison) mungkin efektif untuk
pengobatan Bells palsy (American Academy Neurology/AAN, 2011).
c. Steroid kemungkinan kuat efektif dan meningkatkan perbaikan
fungsi saraf kranial, jika diberikan pada onset awal (ANN, 2012).
d. Apabila tidak ada gangguan gungsi ginjal, antiviral
(Asiklovir)dapat diberikan dengan dosis 400 mg oral 5x1,selama7-10
hari. Jika virus varicella zoster dicurigai, dosis tinggi 800 mg oral 5
kali/hari.
*. Lindungi mata.
Perawatan mata: lubrikasi okular topikal dengan air mata artificial
(tetes air mata buatan) dapat mencegah corneal exposure. (lihat
bagian pembahasan dry eye)
*. Fisioterapi atau akupunktur dapat dilakukan setelah melewati
fase akut (+/- 2 minggu).
7.Petugas memberikan resep dan memberikan konseling: pada
pasien dan keluarga untuk melakukan modifikasi gaya hidup antara
lain: Paparan dingin (kehujanan, udara malam, AC),jaga
kebersihan,pola makan,fikiran.
8.Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik,, diagnose dan terapi ke
dalam rekam medic pasien.
9.Petugas menandatangani rekam medic.
10.Petugas menulis diagnose ke buku register rawat jalan dan
computer p-care bagi pasien BPJS.

5.Diagram Alir

Memanggil pasien Melakukan Melakukan


sesuai nama anamnesa pemeriksaan
pada fisik;paralise N
pasien:pipi VII
Menginstruksikan Menegakkan
Menulis resep pasien utk diagnose
untuk menghindari berdasarkan
pengobatan . paparan anamnesa dan
medikamentosa dingin,pola hasil
makan,fikiran.

Menulis diagnose
Menulis hasil pasien ke buku
anamnesa,
Menyerahkan
register dan p-care
pemeriksaan dan resep ke
diagnose ke rekam pasien
medic

6.Referensi Pedoman pengobatan dasar di puskesmas


Panduan Praktik Klinik Bagi Dokter
7.Dokumen Rekam medic, register, blanko resep, komputer p-care
Terkait
8.Distribusi Poli umum, poli ibu, Apotik

Rekaman histori perubahan


N Yang dirubah Isi perubahan Tgl. Mulai diberlakukan
o
KEJANG DEMAM
No.Dokumen :
No.Revisi :
Tanggal Terbit :
SPO Halaman :

UPT drg.Wirsya Yanti


PUSKESMAS
RAMBATAN I NIP:1968041020001
22002

1.Tujuan Agar petugas dapat menegakkan diagnose kejang demam dan me


mberikan pengobatan yg tepat serta memberikan penyuluhan pada
pasien kejang demam.

2.Kebijakan Surat keputusan Kepala UPT Puskemas Wilayah Kerja Rambatan I


No:3.1 SK UPT Pusk-Rbt I/I/2017 tentang Penetapan Pelaksanaan
Standar Prosedur Operasional Pelayanan Klinis Puskesmas Rambatan I

3.Pengertian Kejang Demam (KD) adalah bangkitan kejang yang terjadi pada
kenaikan suhu tubuh (suhu rektal > 38o C) akibat dari suatu proses
ekstra kranial. Kejang berhubungan dengan demam, tetapi tidak
disebabkan infeksi intrakranial atau penyebab lain seperti trauma
kepala, gangguan kesimbangan elektrolit, hipoksia atau
hipoglikemia.
Klasifikasi kejang demam terbagi menjadi 2, yaitu:
1. Kejang demam sederhana
a. Kejang umum tonik, klonik atau tonik-klonik.
b. Durasi < 15 menit
c. Kejang tidak berulang dalam 24 jam.
2. Kejang demam kompleks
a. Kejang fokal atau fokal menjadi umum.
b. Durasi > 15 menit
c. Kejang berulang dalam 24 jam.

4.Prosedur 1.Petugas memanggil pasien sesuai nama pasien.


2.Petugas menulis identitas pasien di buku register.
3.Petugas melakukan anamnesa pada pasienriwayat
perjalanan penyakit sampai terjadinya kejang, deskripsi kejang
seperti tipe kejang, lama, frekuensi dan kesadaran pasca kejang,
adanya faktor pencetus, riwayat kejang sebelumnya, kondisi medis
yang berhubungan, obat-obatan, trauma, gejala infeksi, keluhan
neurologis, nyeri atau cedera akibat kejang,riwayat kejang demam
dalam keluarga.
4.Petugas melakukan pemeriksaan fisik : dimulai dengan tanda-
tanda vital dan kesadaran.Pemeriksaan ditujukan untuk mencari
tanda-tanda infeksi penyebab demam. Pemeriksaan neurologi
meliputi kepala, ubun-ubun besar, tanda rangsang meningeal, pupil,
saraf kranial, motrik, tonus otot, refleks fisiologis dan patologis.
5.Petugas menegakkan diagnose berdasarkan hasil anamnesa
dan pemeriksaan fisik.
6.Petugas memberikan pengobatan:
* Pemberian farmakoterapi untuk mengatasi kejang akut adalah
dengan:
a. Diazepam per rektal (0,5mg/kgBB) atau BB < 10 kg diazepam
rektal 5 mg , BB > 10 kg diazepam rektal 10 mg, Jika akses
intravena telah diperoleh diazepam lebih baik diberikan
intravena dibandingkan rektal. Dosis pemberian IV 0,3-0,5
mg/kgBB/kali dengan maksimum pemberian 20 mg. Jika
kejang belum berhenti diazepam rektal/IV dapat diberikan 2
kali dengan interval 5 menit.
b. Jika dengan 2 kali pemberian diazepam rektal/intravena
masih terdapat kejang dapat diberikan fenobarbital IV dengan dosis
inisial 20 mg/kgBB, tanpa pengenceran dengan kecepatan
pemberian 20 mg/menit.
Jika kejang berhenti dengan fenobarbital, maka lanjutkan dengan
pemberian rumatan 12 jam kemudian denagn dosis 4-6
mg/kgBB/hari dalam 2 dosis.

* Pemberian farmakoterapi untuk profilaksis untuk mencegah


berulangnya kejang di kemudian hari.
a. Profilaksis intermiten dengan diazepam oral/rektal, dosis 0,3
mg/kgBB/kali tiap 8 jam, hanya diberikan selama episode demam,
terutama dalam waktu 24 jam setelah timbulnya demam.
b. Profilaksis kontinyu dengan fenobarbital dosis 4-6 mg/kgBB/hari
dibagi 2 dosis atau asam valproat dengan dosis 15-40
mg/kgBB/hari dibagi 2-3 dosis. Profilaksis hanya diberikan pada
kasus-kasus tertentu seperti kejang demam dengan status
epileptikus, terdapat defisit neurologis yang nyata seperti cerebral
palsy. Profilaksis diberikan selama 1 tahun.

7.Petugas memberikan resep dan memberikan konseling:


a. Kejang demam suatu kondis yang jinak/benign, tidak
menyebabkan kematian. Sebagian besar akan menghilang pada usia
5-6 tahun.
b. Tidak ada peningkatan risiko keterlambatan sekolah atau
kesulitan intelektual akibat kejang demam.
c. Kejang demam kurang dari 30 menit tidak mengakibatkan
kerusakan otak.
d. Risiko kekambuhan penyakit yang sama di masa depan.

8.Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik,, diagnose dan terapi ke


dalam rekam medic pasien.
9.Petugas menandatangani rekam medic.
10.Petugas menulis diagnose ke buku register rawat jalan dan
computer p-care bagi pasien BPJS.

5.Diagram Alir

Memanggil pasien Melakukan Melakukan


sesuai nama anamnesa pemeriksaan
pada fisik;tanda vital.
pasien:kejang

Menginstruksikan Menegakkan
Menulis resep pasien utk diagnose
untuk menghindari berdasarkan
pengobatan . resiko kejang anamnesa dan
medikamentosa berulang. hasil

Menulis diagnose
Menulis hasil pasien ke buku
anamnesa,
Menyerahkan
register dan p-care
pemeriksaan dan resep ke
diagnose ke rekam pasien
medic
6.Referensi Pedoman pengobatan dasar di puskesmas
Panduan Praktik Klinik Bagi Dokter
7.Dokumen Rekam medic, register, blanko resep, komputer p-care
Terkait
8.Distribusi Poli umum, poli ibu, Apotik

Rekaman histori perubahan


N Yang dirubah Isi perubahan Tgl. Mulai diberlakukan
o

Anda mungkin juga menyukai