Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN 2014 KELOMPOK 12 1

Hematologi : Koagulasi dan Perhitungan


Sel Darah
N. Shabrina (15 11 100 020)
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: shabrina.nur.92@gmail.com

Abstrak Hematologi merupakan studi mengenai darah, samping nampak seperti dua buah bulan sabit yang saling
organ yang membentuk darah, dan penyakit yang berhubungan bertolak belakang. Kalau dilihat satu per satu warnanya
dengan darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu trombosit, kuning tua pucat tetapi dalam jumlah besar kelihatan merah
leukosit, dan eritrosit. Praktikum ini bertujuan untuk dan memberi warna pada darah. Strukturnya terdiri atas
menentukan lama waktu yang dibutuhkan darah untuk pembungkus luar atau stroma bersisi massa hemoglobin [2].
koagulasi, mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
koagulasi, serta menghitung jumlah eritrosit dan leukosit.
Untuk mengetahui lama waktu koagulasi darah digunakan
jarum Franke yang ditusukkan pada jari ke-3 atau ke-4
probandus. Sedangkan untuk perhitungan sel darah digunakan
alat yakni Haemocytometer yang terdiri atas counting chamber
dan pipet Thoma yang mempunyai skala hingga 101 untuk
perhitungan eritrosit dan yang mempunyai skala hingga 11
untuk perhitungan leukosit. Hasil dari praktikum ialah
probandus laki-laki memiliki waktu koagulasi yang lebih lambat
dibandingkan probandus wanita dengan berat tinggi. Gambar 1. Sel darah merah (eritrosit) [2]
Seharusnya laki-laki cenderung memiliki waktu koagulasi lebih
cepat karena lebih banyak melakukan aktivitas fisik. Hasil yang Sel darah putih atau leukosit bening dan tidak berwarna,
demikian disebabkan berat badan lebih berpengaruh terhadap bentuknya lebih besar dari sel darah merah tetapi jumlahnya
waktu koagulasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi koagulasi lebih kecil. Leukosit terdiri dari dua golongan utama, yaitu
darah terdapat faktor internal (trombokinase, trombin dari agranular dan granular. Leukosit agranular mempunyai
protombin dan fibrin yang terbentuk dari fibrinogen) dan sitoplasma yang tampak homogen, dan intinya berbentuk
faktor eksternal (berat badan, jenis kelamin, suhu, nutrisi, dan bulat atau berbentuk ginjal. Leukosit granular mengandung
aktivitas). Probandus laki-laki jumlah eritrosit ialah 390.000 granula spesifik (yang dalam keadaan hidup berupa tetesan
sel/mm3 sedangkan jumlah leukositnya ialah 1.500 sel/mm3. setengah cair) dalam sitoplasmanya dan mempunyai inti yang
Probandus wanita jumlah eritrositnya ialah 335.000 sel/mm 3 memperlihatkan banyak variasi dalam bentuknya [3].
sedangkan jumlah leukosit ialah 1.625 sel/mm3. Jumlah eritrosit
Pembuluh darah yang terpotong atau rusak, maka akan
dan leukosit kedua probandus di bawah normal. Hal ini
kemungkinan disebabkan kedua probandus mengalami keadaan terjadi penyempitan bagian yang terluka. Pendarahan dapat
oligocythemia (eritrosit di bawah normal) dan leucopenia berhenti sendiri misalnya dengan kontraksi vasa ditempat
(leukosit di bawah normal). Kemungkinan kedua dikarenakan pendarahan yang terjadi beberapa menit sampai beberapa
pengamatan dan perhitungan pada ruang hitung jam. Apabila pembuluh darah mengalami dilatasi, darah tidak
Haemocytometer kurang teliti dan akurat. keluar lagi karena sudah dicegah oleh mekanisme trombosit.
Trombosit melekat pada endotel pada tepi-tepi pembuluh
Kata KunciHematologi, Darah, Eritrosit, Leukosit, yang rusak. Hal ini terjadi sampai elemen-elemen pembuluh
Koagulasi, darah yang putus menyempit. Penjedalan darah sangat
penting dalam mekanisme penghentian darah [4]. Penjendalan
I. HPENDAHULUAN (pembekuan) darah disebut juga koagulasi darah.
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan lama waktu
EMATOLOGI merupakan studi mengenai darah, organ yang yang dibutuhkan darah untuk koagulasi, mengetahui faktor-
membentuk darah, dan penyakit yang berhubungan dengan faktor yang mempengaruhi koagulasi, serta menghitung
darah [1]. Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua jumlah eritrosit dan leukosit. Berdasarkan uraian di atas,
bagian yaitu plasma darah yang berupa cairan dan sel darah. maka disusun laporan yang berjudul Hematologi: Koagulasi
Volume darah secara keseluruhan kira-kira merupakan satu dan Perhitungan Sel Darah.
perdua belas berat badan atau kira-kira 5 liter. Sekitar 55
persennya adalah cairan, sedangkan 45 persen sisanya terdiri II.METODOLOGI
atas sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu trombosit,
leukosit, dan eritrosit [2]. A. Lokasi dan Waktu Studi
Sel darah merah atau eritrosit beruupa cakram kecil
Praktikum koagulasi dan perhitungan sel darah ini
bikonkaf, cekung pada kedua sisinya sehingga dilihat dari
dilakukan pada Rabu, 26 Maret 2014 pukul 07.00-09.30 di
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN 2014 KELOMPOK 12 2

Laboratorium Zoologi, jurusan Biologi, Fakultas Matematika jumlah eritrosit (sel darah merah= SDM) dalam kotak R pada
counting chamber.
Berat Perhitungan jumlah sel darah merah (SDM) dan sel darah
Waktu Koagulasi
No. Nama Badan
Darah putih (SDP) dalam tiap mm 3 dapat dilakukan dengan rumus
(kg)
berikut:
1. Ariza Yandwiputra 47 2 menit 57 detik
Jumlah SDM = ne x p x 50
2. Amalyatul Choyr 43 3 menit
3. Varah Oliviatie 55 2 menit 22 detik Keterangan :
dan Ilmu Pengetahuan, ITS. n e = Jumlah SDM dalam 5 kotak R
B. Alat dan Bahan p = Besarnya pengenceran (100)
50 = 1/ volume kotak R (4000) dibagi jumlah bujur sangkar
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum
(5 kotak R= 80)
koagulasi darah yakni jarum Franke, kaca benda, tusuk gigi,
stopwatch, kapas, dan alkohol 70%. Kemudian alat dan
Jumlah SDP = nL x p x 2,5
bahan yang digunakan dalam praktikum perhitungan eritrosit
yaitu Haemocytometer, darah probandus, larutan Hayem,
Keterangan :
kaca penutup, kapas, tissue, mikroskop, alkohol 70%, jarum
n L = Jumlah SDP dalam 4 kotak W
Franke, dan larutan pembilas (NaCl 0,9 %). Terakhir, alat
P = Besarnya pengenceran (10)
dan bahan yang digunakan dalam praktikum perhitungan
2,5 = 1/ volume kotak W (160) dibagi jumlah bujur sangkar
leukosit secara keseluruhan sama dengan praktikum
(4 kotak R= 64)
perhitungan eritrosit, namun larutan Hayem tidak digunakan
dalam perhitungan leukosit. Larutan Turk digunakan dalam
praktikum perhitungan eritrosit. III. PEMBAHASAN
C.Cara Kerja
A. Koagulasi Darah
a) Koagulasi Darah
Praktikum koagulasi darah ini bertujuan untuk
Jari probandus ke-3 atau ke-4 dipijat ke arah ujung,
menentukan lama waktu yang dibutuhkan darah untuk
kemudian dibersihkan permukaan ujungnya dengan alkohol
koagulasi serta untuk mengetahui faktor-faktor yang
70%. Setelah alkohol kering, ujung jari ditusuk dengan
mempengaruhi koagulasi. Sebelum dilakukan praktikum
menggunakan jarum Franke. Darah diteteskan pada kaca
koagulasi darah ini, seluruh probandus yang terdiri atas 1
objek dengan posisi ujung jari menghadap vertikal ke bawah.
laki-laki, 2 wanita dengan berat badan paling rendah dan
Kemudian tetesan tersebut ditarik ke atas menggunakan tusuk
paling tinggi dalam kelompok praktikum ditimbang terlebih
gigi hingga terlihat terbentuk benang fibrin. Waktu koagulasi
dahulu. Pola pemilihan probandus ini untuk mengetahui
darah dicatat sejak darah menempel (menetes) di kaca objek
pengaruh jenis kelamin serta berat badan terhadap waktu
terbentuk benang fibrin.
koagulasi darah. Kemudian, masing-masing probandus secara
b) Perhitungan Sel Darah
bergiliran diambil tetes darahnya. Langkah awal ialah jari ke-
Perhitungan eritrosit dan leukosit dilakukan dengan alat
3 atau jari ke-4 probandus dipijat ke arah ujung untuk
Haemocytometer, yang terdiri dari counting chamber dan
mengumpulkan aliran darah di bagian ujung jari sehingga
pipet Thoma yang mempunyai skala hingga 101 untuk
saat penusukan darah akan mudah keluar. Kemudian ujung
perhitungan eritrosit dan yang mempunyai skala hingga 11
jari dibersihkan dengan alkohol 70% agar jari steril dari
untuk perhitungan leukosit, serta mempunyai inti gelas
mikroorganisme sehingga sampel darah tidak terkontaminasi.
berwarna merah. Mikroskop kemudian disiapkan engan
Setelah alkohol kering, ujung jari ditusuk dengan jarum
menutup bagian diafragma dan bagian stage diturunkan.
Franke. Darah diteteskan pada kaca benda dengan posisi
Counting chamber dibersihkan terlebih dahulu dengan tissue
ujung jari menghadap vertikal ke bawah agar darah tepat
yang dibasahi dengan air kemudian diletakkan pada meja
menetes di atas permukaan kaca objek. Kemudian, tetesan
preparat mikroskop untuk menetapkan ruang hitung yang
tersebut ditarik ke atas dengan tusuk gigi dan dicatat waktu
akan digunakan. Pipet Thoma kemudian dibilas dengan NaCl
koagulasi pada saat darah tersebut keluar dari tusukan
0,9%. Selanjutnya, ujung jari ke-3 atau ke-4 probandus
menempel pada kaca objek hingga terbentuk benang fibrin.
dibersihkan dengan alkohol 70% lalu ditusuk dengan jarum
Munculnya benang-benang fibrin ini menandai bahwa darah
Franke. Darah yang keluar pertama dihapus, kemudian darah
mulai mengalami proses koagulasi atau penggumpalan.
yang keluar dihisap dengan pipet Thoma hingga skala 1,0.
Lamanya proses koagulasi darah diukur dengan stopwatch.
Setelah itu, dihisap larutan Hayem hingga skala 101 untuk
Hasil pengamatan dapat diamati pada tabel berikut.
perhitungan eritrosit. Sedangkan untuk perhitungan leukosit,
dihisap larutan Turk hingga skala 11. Pipet Thoma kemuian
dipegang pada kedua ujungnya lalu dikocok. Kemudian
counting chamber ditutup dengan menggunakan kaca
penutup yang telah dibersihkan dan didorong secara
perlahan-lahan sehingga daerah kotak perhitungan tertutup
dengan sempurna. Dibuang 2 tetes pertama, kemudian
diletakkan ujung pipet ke counting chamber dan dikeluarkan
satu tetes larutan dengan hati-hati. Setelah itu, diamati Tabel 1. Waktu Koagulasi Darah Probandus
jumlah eritrosit menggunakan mikroskop dan dihitung
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN 2014 KELOMPOK 12 3

Ariza merupakan probandus laki-laki dengan berat 47 kg, fibrinogen menjadi fibrin. Fibrin inilah yang berfungsi
Amalyatul merupakan probandus wanita dengan berat rendah menjaring sel-sel darah merah menjadi gel atau
yakni 43 kg, dan Varah merupakan probandus wanita dengan menggumpal [7]. Kisaran waktu terjadinya koagulasi darah
berat tinggi yakni 55 kg. Berdasarkan hasil pengamatan yang adalah 15 detik sampai 2 menit dan umumnya akan berakhir
dapat diamati pada tabel di atas, Amalyatul memiliki waktu dalam waktu 5 menit. Gumpalan darah normal akan
koagulasi darah paling lama dengan waktu 3 menit dan Varah mengkerlit menjadi sekitar 40% dari volume semula dalam
memiliki waktu koagulasi paling cepat dengan waktu waktu 24 jam [8].
koagulasi darah 2 menit 22 detik. Sedangkan waktu koagulasi Mekanisme pembekuan darah terdiri dari dua jalur yakni :
Ariza ialah 2 menit 57 detik. Dari hasil praktikum, pengaruh (1) melalui jalur ekstrinsik yang dimulai dengan terjadinya
jenis kelamin terhadap waktu koagulasi darah ditunjukkan trauma pada dinding pembuluh dan jaringan sekitarnya dan
bahwa wanita memiliki waktu koagulasi darah lebih cepat (2) melalui jalur instrinsik yang berawal di dalam darah itu
daripada laki-laki. Hal ini dikarenakan pada wanita apabila sendiri. Mekanisme ekstrinsik sebagai awal pembentukan
terjadi trauma akan rentan terjadi pendarahan, sehingga aktivator protrombin dimulai dengan dinding pembuluh luar
diperlukan proses koagulasi yang cepat untuk mencegah yang rusak, dan berlangsung melalui beberapa langkah yaitu
terjadinya pendarahan. Namun seharusnya laki-laki memiliki pelepasan faktor jaringan, aktivasi faktor X peranan faktor
lama waktu koagulasi darah relatif lebih cepat dibandingkan VII dan faktor jaringan. Sedangkan mekanisme intrinsik
dengan wanita karena laki-laki cenderung melakukan lebih merupakan mekanisme kedua untuk pembentukan activator
banyak aktivitas fisik. Darah akan cenderung meningkat protrombin, dan dengan demikian juga merupakan awal dari
koagulabilitasnya karena pengaruh latihan otot dan dapat proses pembekuan, dimulai dengan terjadinya trauma
diduga bahwa frekuensi kejadian pembentukan bekuan terhadap darah itu sendiri atau berkontak dengan kolagen
intravaskuler pada orang yang mempunyai pekerjaan fisik pada dinding pembuluh darahyang rusak, dan kemudian
yang berat. Sedangkan pengaruh berat badan terhadap waktu berlangsunglah serangkaian reaksi yang bertingkat [4].
koagulasi darah, data pengamatan menunjukkan probandus
dengan berat paling tinggi memiliki waktu koagulasi darah Tabel 2. Faktor Pembekuan Darah [9]
paling cepat. Hal ini dikarenakan berat badan memiliki Faktor Nama
hubungan berkebalikan dengan overanticoagulant, artinya I Fibrinogen
semakin tinggi berat badan maka semakin kecil II Protrombin
overanticoagulant dengan kata lain semakin tinggi berat III Tromboplastin ( faktor jaringan)
badan maka semakin cepat terjadinya koagulasi, dan IV Ca2+
sebaliknya[5]. Waktu koagulasi dari semua probandus yang V Proakselerin = globulin akselerator (Ac-glob)
diuji masih dalam angka yang wajar karena ambang batas VII Prokonvertin
dari waktu koagulasi darah 6 menit. Jika waktu koagulasi VIII Faktor antihemofilia, globulin antihemofilia
melebihi 6 menit ada kemungkinan probandus menderita IX (AHG)
penyakit turun-temurun, yaitu hemofilia yang menyebabkan IX Komponen Tromboplastin plasma (faktor
darah penderitanya menjadi sukar membeku[6]. Pada saat X christmas)
pengamatan, koagulasi darah ditandai dengan mengentalnya XII Faktor stuart-power
darah yang semula cair dan terbentuknya benang fibrin yang XIII Anteseden tromboplastin plasma (PTA)
ukurannya tipis dan memanjang yang terlihat saat darah Faktor hageman
ditarik ke atas dengan tusuk gigi. Hasil pengamatan dapat Faktor Laki-Lorand
dilihat pada gambar di bawah ini.
B. Perhitungan Sel Darah
Praktikum perhitungan sel darah ini bertujuan untuk
menghitung jumlah eritrosit dan leukosit. Perhitungan
eritrosit dan leukosit dilakukan dengan menggunakan alat
Haemocytometer, yang terdiri dari counting chamber dan
pipet pengencer yang mempunyai skala hingga 101 untuk
Gambar 2. Benang Fibrin Terbentuk eritrosit dan skala 11 untuk leukosit, serta mempunyai inti
gelas berwarna merah. Counting chamber terlebih dahulu
Pembekuan darah disebut juga koagulasi darah. Faktor dibersihkan dengan tissue yang dibasahi dengan air
yang diperlukan dalam penggumpalan darah adalah garam kemudian diletakkan pada meja preparat mikroskop untuk
kalsium sel yang luka yang membebaskan trombokinase, dilihat ruang hitung yang akan digunakan. Pipet Thoma
trombin dari protombin dan fibrin yang terbentuk dari kemudian dibilas dengan NaCl 0,9%. Tujuan pembilasan
fibrinogen. Faktor-faktor ini merupakan faktor internal yang dengan larutan NaCl ini ialah dikarenakan larutan NaCl
mempengaruhi penggumpalan darah [2]. Sedangkan faktor- merupakan larutan fisiologis yang dapat mempertahankan
faktor eksternal yang mempengaruhi penggumpalan darah bentuk dan komponen sel sehingga tidak lisis. Kemudian jari
ialah berat badan, jenis kelamin, suhu, nutrisi, dan aktivitas. probandus ke-3 atau ke-4 dipijat untuk mengumpulkan aliran
Mekanisme pembekuan darah adalah sebagai berikut darah di bagian ujung sehingga mudah didapatkan aliran
setelah trombosit meninggalkan pembuluh darah dan pecah, darah. Selanjutnya, ujung jari dibersihkan dengan alkohol
maka trombosit akan mengeluarkan tromboplastin. Bersama- 70% untuk mensterilkan ujung jari agar sampel darah yang
sama dengan ion Ca tromboplastin mengaktifkan protrombin didapatkan tidak terkontaminasi mikroorganisme. Darah
menjadi trombin[2]. Trombin adalah enzim yang mengubah yang keluar pertama dihapus karena tetesan darah pertama
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN 2014 KELOMPOK 12 4

merupakan plasma darah yang 90% komponennya tersusun jumlahnya lebih rendah dibandingkan sel darah merah.
atas air, sedangkan yang dibutuhkan adalah eritrosit dan Namun jumlah sel darah putih yang terhitung dalam
leukosit. Pada perhitungan eritrosit, darah yang keluar pengamatan jauh di bawah normal, yakni 1.500 sel/mm 3 pada
dihisap dengan pipet Thoma hingga skala 1,0. Setelah itu, probandus laki-laki dan 1.625 sel/mm 3 pada probandus
dihisap larutan Hayem hingga skala 101. Fungsi penggunaan wanita. Jumlah leukosit yang di bawah normal tersebut
larutan Hayem ini karena larutan ini merupakan larutan kemungkinan disebabkan kedua probandus mengalami suatu
isotonis yang dipergunakan sebagai pengencer darah dalam keadaan yang disebut leucopenia, yakni leukosit lebih rendah
penghitungan sel darah merah. Sedangkan pada perhitungan dari jumlah normal. Kemungkinan kedua dikarenakan
leukosit, darah yang keluar dihisap dengan pipet Thoma pengamatan dan penghitungan leukosit pada ruang hitung
hingga skala 1,0. Setelah itu, dihisap larutan Turk hingga hemositometer kurang akurat dan teliti.
skala 11. Fungsi penggunaan larutan Turk ini ialah selain Sel darah merah pada saat pengamatan tampak berbentuk
untuk pengencer darah juga dapat melisiskan eritrosit, bulat berwarna transparan dengan cekungan di tengah seperti
sehingga yang terhitung pada ruang hitung nantinya hanya yang dapat diamati pada gambar yang dilampirkan (gambar
leukosit. Pipet Thoma kemudian dipegang pada kedua 6). Hal ini sesuai dengan literatur [2] yang menyatakan bahwa
ujungnya lalu dikocok kira-kira 2 menit. Fungsi pengocokan sel darah merah atau eritrosit berupa cakram kecil bikonkaf,
ini ialah agar darah dengan larutan Hayem (untuk eritrosit) cekung pada kedua sisinya sehingga dilihat dari samping
atau larutan Turk (untuk leukosit) tercampur homogen. nampak seperti dua buah bulan sabit yang saling bertolak
Counting chamber kemudian ditutup dengan menggunakan belakang. Sedangkan sel darah putih pada saat pengamatan
kaca penutup yang telah bersih dan didorong secara perlahan memiliki bentuk yang berbeda-beda dan berwarna bening
sehingga daerah kotak perhitungan tertutup sempurna. seperti yang dapat diamati pada gambar yang dilampirkan
Setelah 2 tetes pertama dalam campuran darah dengan (gambar 7). Pada pengamatan, sel darah putih terdapat yang
larutan Hayem atau Turk dibuang, ujung pipet Thoma ukurannya sedikit lebih besar dari yang lain, dan ada juga
ditempelkan ke samping lubang counting chamber dan yang lebih kecil. Kemudian, bentuknya tidak beraturan dan di
dikeluarkan sebanyak 1 tetes larutan dengan hati-hati. bagian tengahnya terdapat seperti bentukan warna hitam
Setelah itu, diamati bentuk dan juga dihitung jumlah eritrosit yang merupakan inti sel. Pada beberapa darah putih juga
dan leukosit menggunakan mikroskop. Eritrosit dihitung ditemukan yang terdapat granula dan juga tidak terdapat
pada kotak R, sedangkan leukosit dihitung pada kotak W granula. Hal ini sesuai dengan literatur [2] yang menyatakan
dalam counting chamber. Berikut merupakan hasil bahwa sel darah putih atau leukosit bening dan tidak
perhitungan jumlah eritrosit (SDM) dan perhitungan jumlah berwarna, bentuknya lebih besar dari sel darah merah tetapi
leukosit (SDP). Hasil perhitungan menggunakan rumus jumlahnya lebih kecil. Leukosit terdiri dari dua golongan
perhitungan SDM dan SDP yang telah diuraikan pada utama, yaitu agranular dan granular. Leukosit agranular
metodologi. mempunyai sitoplasma yang tampak homogen, dan intinya
berbentuk bulat atau berbentuk ginjal. Leukosit granular
Tabel 3. Perhitungan Jumlah Eritrosit dan Leukosit mengandung granula spesifik (yang dalam keadaan hidup
No. Probandus Berat Jumlah Jumlah berupa tetesan setengah cair) dalam sitoplasmanya dan
Badan (kg) SDM SDP (mm3) mempunyai inti yang memperlihatkan banyak variasi dalam
(mm3) bentuknya. Leukosit agranular meliputi neutrofil, eosinofil,
1. Ariza 47 390.000 1.500 dan basofil. Sedangkan leukosit agranular meliputi limfosit
2. Varah 55 335.000 1.625 dan monosit.
Jumlah eritrosit sangat bervariasi antara individu yang satu
Berdasarkan hasil perhitungan, Ariza (probandus laki-laki) dengan yang lainnya. Jumlah eritrosit diperbanyak apabila
memiliki jumlah eritrosit 390.000 sel/mm 3 dan jumlah terjadi perubahan dan atau pada waktu berada di daerah
leukosit 1.500 sel/mm 3. Sedangkan Varah (probandus wanita) tinggi dengan tujuan menormalkan pengangkutan O 2 ke
memiliki jumlah eritrosit 335.000 sel/mm 3 dan jumlah jaringan. Jumlah eritrosit dipengaruhi jenis kelamin, umur,
leukosit 1.625 sel/mm 3. Orang pria dewasa memiliki jumlah kondisi tubuh, variasi harian, dan keadaan stress [11].
sel darah normal 5-6 juta sel per mikroliter (L) darah, Banyaknya jumlah eritrosit juga disebabkan oleh ukuran sel
sedangkan wanita dewasa memiliki sekitar 4-5 juta sel per darah itu sendiri. Begitu pula dengan leukosit. Fluktuasi
mikroliter [10]. Karena 1 mm3 = 1 L, maka jumlah eritrosit jumlah leukosit pada tiap individu cukup besar pada kondisi
probandus laki-laki jauh di bawah normal. Begitu pula tertentu seperti stres, umur, aktivitas fisiologis dan lainnya.
dengan probandus wanita, jumlah eritrosit di bawah normal. Leukosit berperan penting dalam pertahanan seluler dan
Jumlah eritrosit yang di bawah normal tersebut kemungkinan humoral organisme terhadap benda-benda asing. Jumlah
disebabkan karena kedua probandus mengalami suatu leukosit lebih banyak diproduksi jika kondisi tubuh sedang
keadaan kekurangan eritrosit yang disebut oligocythemia. sakit apabila dalam sirkulasi darah jumlah leukositnya lebih
Kemungkinan kedua dikarenakan pengamatan dan sedikit ibanding dengan eritrositnya [2]. Literatur lain [12]
penghitungan eritrosit pada ruang hitung hemositometer menyatakan bahwa sel darah putih berperan dalam melawan
kurang akurat dan teliti. infeksi. Penurunan jumlah leukosit dapat terjadi karena
Eritrosit terkandung di darah dalam jumlah yang tinggi infeksi usus, keracunan bakteri, septicoemia, kehamilan, dan
dibandingkan dengan partikel darah yang lain, dibandingkan partus. Menurut [13] jumlah leukosit dipengaruhi oleh kondisi
dengan sel darah putih yang hanya memiliki sekitar 4.000- tubuh, stress, kurang makan atau disebabkan oleh faktor lain.
11.000 sel darah putih dan platelet yang hanya memiliki Pada praktikum ini untuk perhitungan sel darah digunakan
150.000-400.000 di setiap mikroliter dalam darah manusia [10]. alat yakni Haemocytometer. Haemocytometer diperlukan
Hal ini sesuai dengan hasil praktikum dimana sel darah putih karena menghitung jumlah eritrosit yang terkandung dalam
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN 2014 KELOMPOK 12 5

darah bukan suatu hal yang mudah. Hal ini disebabkan sel keduanya memilki jumlah eritrosit dan leukosit di bawah
darah merah dan sel darah putih yang terkandung dalam normal. Probandus laki-laki jumlah eritrosit ialah 390.000
darah berukuran sangat kecil sehingga dibutuhkan sel/mm3 sedangkan jumlah leukositnya ialah 1.500 sel/mm3.
Haemocytometer dengan bantuan mikroskop. Probandus wanita jumlah eritrositnya ialah 335.000 sel/mm 3
Haemocytometer adalah suatu alat yang dapat digunakan sedangkan jumlah leukosit ialah 1.625 sel/mm3. Hal ini
untuk melakukan perhitungan sel secara cepat dan dapat kemungkinan disebabkan kedua probandus mengalami
digunakan untuk konsentrasi sel yang rendah. keadaan oligocythemia (eritrosit di bawah normal) dan
Haemocytometer pada mulanya diperuntukkan untuk leucopenia (leukosit di bawah normal). Kemungkinan kedua
menghitung sel darah, yang ditemukan oleh Louis-Charles dikarenakan pengamatan dan perhitungan pada ruang hitung
Malassez. Bentuknya terdiri dari 2 counting chamber dan Haemocytometer kurang teliti dan akurat.
tiap chamber-nya memiliki garis-garis mikroskopis pada
permukaan kaca. Luas total dari chamber adalah 9 mm2. DAFTAR PUSTAKA
Chamber tersebut nantinya akan ditutup dengan coverslip
dengan ketinggian 0.1 mm di atas chamber floor [14]. Ruang [1] R. Tibes dan R. A. Mesa, Targeting hedgehog signaling in myelofibrosis
and other hematologic malignancies, Journal of Hematology &
hitung terdiri dari 9 kotak besar dengan luas 1 mm. Satu Oncology, Vol. 7 (2014) 18.
kotak besar di tengah, dibagi menjadi 25 kotak sedang [2] P. Evelin, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia
dengan panjang 0,2 mm. Satu kotak sedang dibagi lagi Pustaka Utama (2009).
menjadi 16 kotak kecil. Dengan demikian satu kotak besar [3] Effendi, Peranan Leukosit sebagai Anti Inflamasi Alergik dalam Tubuh.
Sumatera:Universitas Sumatera Utara Press (2003)
tersebut berisi 400 kotak kecil. Tebal dari ruang hitung ini [4] A. C. Guyton, Fisiologi Kedokteran 1-2. Jakarta: Penerbit Buku
adalah 0,1 mm. Sel darah yang tersuspensi akan memenuhi Kedokteran (1983).
volume ruang hitung tersebut sehingga jumlah sel darah per [5] Isselbacher, Beraunwald, Wilson, Martin, Fauci, dan Kasper, Prinsip-
satuan volume dapat diketahui. prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG.
[6] L. J. Carpenito, Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC (2001).
[7] A. Poedjiadi, Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : Universitas Indonesia Press
(1994).
[8] R. D. Frandson, Anatomi dan Fisiologi Ternak Edisi ke-4. . Yogyakarta :
Gadjah Mada University Press (1992).
[9] M. Sadikin, Biokimia Darah. Jakarta: Widya Medika (2001).
[10] K. R. Bridges. (2007, September). Iron Transport and Cellular Uptake.
Information Center for Sickle Cell and Thalassemic Disorders.[Online]
[11] W. Schmidt dan B. Nelson, Animal Physiology. New York : Harper
Collins Publisher (1990).
[12] J. W. Kimball, Biologi. Jakarta : Erlangga (1988).
[13] Soetrisno., Diktat Fisiologi Ternak. Purwokerto: Fakultas Peternakan
Unsoed (1987)
[14] Anonim. (2011, Desember). Haemocytometer. [Online] Available:
http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2105058-pengertian-spora

DISKUSI
Gambar 3. Counting Chamber Haemocytomer 1. Heparin adalah anticoagulant yang terjadi secara
alamiah diproduksi oleh basofil dan sel mast. Heparin
KESIMPULAN bertindak sebagai sebuah antikoagulan, mencegah
pembentukan bekuan dan perpanjangan pembekuan
yang ada dalam darah. Heparin bekerja dengan cara
Kesimpulan dari praktikum ini ialah laki-laki memiliki
menutup reaksi dalam tubuh yang mengarah pada
lama waktu koagulasi darah relatif lebih cepat dibandingkan
terbentuknya gumpalan darah. Meskipun heparin tidak
dengan wanita karena laki-laki cenderung melakukan lebih
memecah gumpalan yang telah terbentuk, hal itu
banyak aktivitas fisik. Namun, pada hasil praktikum
memungkinkan mekanisme lisis bekuan alami tubuh
probandus laki-laki memiliki waktu koagulasi yang lebih
untuk bekerja secara normal untuk memecah
lambat dibandingkan probandus wanita dengan berat tinggi.
gumpalan yang telah terbentuk. Heparin mengikat
Hal ini disebabkan berat badan lebih berpengaruh terhadap
inhibitor enzim antithrombin III (AT) menyebabkan
waktu koagulasi. Kecepatan waktu koagulasi berhubungan
perubahan konformasi yang mengakibatkan aktivasi
dengan kandungan overanticoagulant, dimana semakin
melalui peningkatan fleksibilitas loop situs reaktif nya.
tinggi berat badan maka semakin kecil overanticoagulant;
AT diaktifkan kemudian menginaktifasi trombin dan
dengan kata lain semakin tinggi berat badan maka semakin
protease lainnya yang terlibat dalam pembekuan
cepat terjadinya koagulasi, dan sebaliknya. Faktor-faktor yang
darah, terutama faktor Xa. Tingkat inaktivasi oleh AT
mempengaruhi koagulasi darah terdapat faktor internal dan
protease ini dapat meningkatkan hingga 1000-lipat
eksternal. Faktor internal ialah trombokinase, trombin dari
karena adanya pengikatan heparin [2].
protombin dan fibrin yang terbentuk dari fibrinogen Faktor-
faktor eksternal meliputi berat badan, jenis kelamin, suhu,
2. Skema pembekuan darah ialah sebagai berikut.
nutrisi, dan aktivitas. Kemudian, diketahui bahwa orang pria
dewasa memiliki jumlah sel darah normal 5-6 juta sel per
mikroliter (L) darah, sedangkan wanita dewasa memiliki
sekitar 4-5 juta sel per mikroliter. Namun pada perhitungan
eritrosit dan leukosit kedua probandus laki-laki dan wanita
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN 2014 KELOMPOK 12 6

Gambar 5. Probandus Wanita Berat Tinggi, Varah (55 kg)


2. Perhitungan Sel Darah

eritrosit
LAMPIRAN

A. Perhitungan Jumlah Eritrosit


Ariza
R1: 68
R2: 71 Gambar 6. Sel Darah Merah pada Ruang R
R3: 83
R4: 79
R5: 90

SDM = n e x faktor pengenceran x 50


= 78x 100x50=390.000 sel/mm3
Varah
R1: 40 leukosit
R2: 53
R3: 90
R4: 50
R5: 102
SDM = n e x faktor pengenceran x 50 Gambar 7. Sel Darah Putih pada Ruang W
= 67x100x50=335.000 sel/mm 3

B. Perhitungan Jumlah Leukosit


Ariza
W1 : 74
W2: 49
W3: 60
W4: 57
SDP = n L x faktor pengenceran x 2,5
= 60x10x2,5=1.500 sel/mm3

Varah
W1: 85
W2: 63
W3: 47
W4: 65
SDP = n L x faktor pengenceran x 2,5
= 65x10x2,5=1.625 sel/mm3
C. Foto Praktikum
1. Koagulasi Darah

Gambar 4. Probandus Wanita Berat Rendah, Amalyatul


(43 kg)

Anda mungkin juga menyukai