Materi
1. Oksigen
2. Nutrisi
Widyan Karya Pangan dan Gizi Nasional, menganjurkan pada ibu hamil
untuk meningkatkan asupan energinya sebesar 285 kkal/hari. Tambahan energi ini
bertujuan untuk memasok kebutuhan ibu dalam memenuhi kebutuhan janin. Pada
trimester I kebutuhan energi meningkat untuk pembentukan organ-organ penting janin
dan jumlah tambahan energi ini terus meningkat pada trimester II dan III untuk
pertumbuhan janin.
Ibu hamil seharusnya mengkonsumsi makanan yang mengandung protein
seperti daging, ikan, telur, susu dll. Makanan yang mengandung zat besi seperti
suplemen zat besi, sayuran hijau, kacang-kacangan. Makanan yang mengandung
Asam folat seperti ragi, brokoli, sayuran hijau dan makanan yang mengandung
kalsium seperti susu, udang.
3. Personal Hygiene
Kebersihan diri harus dijaga pada masa hamil. Kebersihan gigi dan mulut
perlu perhatian karena sering kali terjadi caries gigi pada ibu hamil.
4. Pakaian
a) Pakaian harus longgar, bersih, dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah
perut
5. Eliminasi
Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil adalah konstipasi dan sering
BAK. Konstipasi terjadi karena adanya pengaruh hormon progesteron yang
mempunyai efek rileks terhadap otot polos, salah satunya otot usus. Selain itu,
desakan usus oleh pembesaran janin juga menyebabkan bertambahnya konstipasi.
Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan mengkonsumsi makanan tinggi serat
dan banyak minum air putih. Meminum air putih hangat saat perut kosong dapat
merangsang gerak peristaltik usus.
Sering BAK merupakan keluhan fisiologis yang dialami ibu hamil terutama
pada trimester I dan III. Tindakan mengurangi asupan cairan untuk mengurangi
keluhan ini sangat tidak dianjurkan karena akan menyebabkan ibu hamil dehidrasi.
Tindakan yang dapat dilakukan adalah banyak minum siang, malam dikurangi.
6. Berhubungan Seksual
d) Ketuban pecah
e) Serviks membuka
Aktivitas ibu hamil berbeda dengan ketika sebelum hamil. Ibu hamil dapat
melakukan aktifitas fisik biasa selama tidak terlalu melelahkan. Dianjurkan untuk
melakukan pekerjaan rumah secara berirama dengan menghindari gerakan
menyentak, sehingga mengurangi ketegangan pada tubuh dan menghindari kelelahan.
Dianjurkan untuk melakukan pekerjaan dengan posisi duduk lebih banyak dari pada
berdiri. Pekerjaan harus sesuai dengan kemampuan dan mempunyai cukup waktu
untuk istirahat.
Tulang punggung bertambah lordosis karena tumpuan tubuh bergeser lebih ke
belakang dibandingkan sikap tubuh ketika tidak hamil. Keluhan yang sering muncul
dari perubahan ini adalah rasa pegal di punggung dan kram kaki ketiks tidur malam.
Sikap tubuh yang baik untuk ibu hamil:
a) Pakailah sepatu dengan hak rendah/tanpa hak dan jangan terlalu sempit
b) Posisi tubuh saat mengankat beban yaitu dalam keadaan tegak dan
pastikan bebabn terfokus pada lengan.
e) Hindari duduk atau berdiri terlalu lama( ganti posisi secara bergantian
8. Exercise/Senam Hamil
Untuk menjaga Kesehatan dengan cara berjalan-jalan dipagi hari, olahraga
ringan, dan senam hamil. Agar latihan fisik pada ibu hamil tidak menimbulkan
masalah sebaiknya konsultasi dengan tenaga kesehatan.
Senam hamil dilakukan pada usia kehamilan > 22 minggu. Tujuannya adalah
untuk mempersiapkan dan melatih otot-otot sehingga dapat berfungsi secara optimal
dalam persalinan normal serta mengimbangi titik berat tubuh.
Ibu hamil dianjurkan untuk tidur pada malam hari selama kurang lebih 8 jam
dan istirahat dalam keadaan rileks pada siang hari selama 1 jam. Posisi yang
dianjurkan:
10. Imunisasi
Imunisasi yang diberikan kepada ibu hamil adalah imunisasi Tetanus Toxoid
(TT). Imunisasi ini penting untuk mencegah terjadinya tetanus pada bayi yang akan
dilahirkan dan keuntungan bagi wanita untuk mendapatkan kekebalan aktif terhadap
tetanus.
11. Traveling
c) Wanita hamil dapat mengendarai mobil maksimal 6 jam sehari dan harus berhenti
selama 2 jam lalu berjalan selama 10 menit
d) Sabuk pengaman selalu dipakai dan tidak diletakkan dibawah perut ketika
kehamilan sudah besar
12. Persiapan Laktasi
a) Hindari pemakaian bra dengan ukuran yang terlalu ketat dan yang menggunakan busa
karena busa karena akan mengganggu penyerapan keringat.
PERTEMUAN 7
MATERI
1. Support Keluarga
Tugas keluarga yang saling melengkapi dan dapat menghindari konflik adalah
dengan cara pasangan merencanakan untuk kedatangan anaknya, mencari informasi
bagaimana menjadi ibu dan ayah, suami mempersiapkan peran sebagai ibu rumah
tangga.
c) Bidan harus bekerja sama dan membangun hubungan baik dengan klien agar terjalin
hubungan yang terbuka antara bidan dan klien
5. Persiapan Sibling
Beberapa faktor yang mempengaruhi respon seorang anak adalah umur, sikap
orang tua, peran ayah, lama waktu berpisah dengan ibu, peraturan kunjungan di
rumah sakit, dan bagaimana anak itu dipersiapkan untuk suatu perubahan.
Sibling Rivalry adalah rasa persaingan di antara saudara kandung akibat
kelahiran anak berikutnya. Biasanya terjadi pada anak usia 2-3 tahun. Sibling rivalry
ini biasanya di tunjukan dengan penolakan terhadap kelahiran adiknya, menangis,
menjauh dari ibunya, atau melakukan kekerasan terhadap adiknya.
Langkah-langkah dalam mencegah sibling rivalry:
PERTEMUAN 14
MATERI
B. Prinsip Dokumentasi
Catatan pasien merupakan dokumen yang legal dan bermanfaat bagi dirinya sendiri juga
bagi tenaga kesehatan yang mengandung arti penting dan perlu memperhatikan prinsip
dokumentasi yang dapat ditinjau dari dua segi
1. Ditinjau dari isi
a. Mempunyai nilai administratif
Suatu berkas pencatatan mempunyai nilai medis, karena cacatan tersebut dapat
digunakan sebagai dasar merencanakan tindakan yang harus diberikan kepada
klien.
b. Mempunyai nilai hukum
Semua catatan informasi tentang klien merupakan dokumentasi resmi dan bernilai
hukum. Bila terjadi suatu masalah yang berhubungan dengan profesi kebidanan, di
mana bidan sebagai pemberi jasa dan klien sebagai pengguna jasa, maka
dokumentasi dapat digunakan sewaktu-waktu, sebagai barang bukti di pengadilan.
Oleh karena itu data-data harus di identifikasi secara lengkap, jelas, objektif dan
ditandatangani oleh tenaga kesehatan
c. Mempunyai nilai ekonomi
Dokumentasi mempunyai nilai ekonomi, semua tindakan kebidanan yang belum,
sedang, dan telah diberikan dicatat dengan lengkap yang dapat digunakan sebagai
acuan atau pertimbangan biaya kebidanan bagi klien.
d. Mempunyai nilai edukasi
Dokumentasi mempunyai nilai pendidikan, karena isi menyangkut kronologis dari
kegiatan asuhan kebidanan yang dapat dipergunakan sebagai bahan atau referensi
pembelajaran bagi siswa atau profesi kesehatan lainnya.
e. Mempunyai nilai penelitian
Dokumentasi kebidanan mempunyai nilai penelitian, data yang terdapat
didalamnya dapat dijadikan sebagai bahan atau objek riset dan pengembangan
profesi kebidanan.
2) O = OBYEKTIF
Data obyektif merupakan pendokumentasian hasil observasi yang jujur, hasil
pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan fisik pasien.
Catatan medik dan informasi dari keluarga atau oranglain dapat dimaksukkan dalam
data obyektif ini sebagai data penunjang. Data ini memberi bukti gejala klinis pasien
dan fakta yang berhubungan dengan diagnosa.
Data obyektif dari ibu hamil yang harus dikumpulkan adalah :
Pemeriksaan fisik ibu hamil:
1. Keadaan umum, meliputi: tingkat energi, keadaan emosi dan postur badan ibu
selama pemeriksaan, TB dan BB
2. Tanda-tanda vital, meliputi: tekanan darah, suhu badan, frekuensi denyut nadi
dan pernapasan
3. Kepala dan leher, meliputi edeme wajah, cloasma gravidarum, mata (kelopak
mata pucat, warna sklera), mulut (radang pucat, kebersihan, keadaan gigi
(karies, karang, tonsil), leher : pembesaran kelenjar tyroid, pembuluh limfe
4. Payudara, meliputi : bentuk dan ukuran, hiperpigmentasi areola, keadaan puting
susu, kolostrum atau cairan lain, retraksi, massa dan pembesaran limfe
5. Abdomen, meliputi: adanya bekas luka, hiperpigmentasi (linea nigra, strie
gravidarum,). Tinggi Fundus Uteri (TFU) dengan tangan jika kehamilan lebih
dari 12 minggu dan dengan pita ukuran jika usia kehamilan lebih dari 22
minggu. Palpasi abdomen untuk mengetahui letak, presentasi, posisi (usia
kehamilan lebih dari 28 minggu) dan penurunan kepala janin (usia kehamilan
lebih dari 36 minggu), DJJ janin dengan fetoskop jika usia kehamilan lebih dari
18 minggu
6. Ekstremitas, meliputi edema tangan dan kaki, pucat pada kuku jari, varises dan
reflek patella
7. Genetalia, meliputi: luka, varises, kondiloma, cairan (warna, konsistensi,
jumlah, bau), keadaan kelenjar bartholini (pembengkakan, cairan, kista), nyeri
tekan, hemoroid dan kelainan lain
8. Inspekulo, meliputi keadaan serviks (cairan/ darah, luka)
9. Pemeriksaan bimanual untuk mencari letak serviks, adalah dilatasi dan nyeri
tekan/ goyang. Palpasi uterus untuk menentukan ukuran, bentuk dan posisi,
mobilitas, nyeri, adanya masa (pada trimester 1)
10. Punggung, adanya kelainan bentuk atau tidak
11. Kebersihan kulit
3) A = ASSESMENT/ ANALYSIS
Merupakan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi (kesimpulan) dari data
subyektif dan obyektif. Karena keadaan pasien yang setiap saat bisa mengalami dan
akan ditemukan informasi baru dalam data subyektif maupun data obyektif. Analisis
data adalah melakukan interpretasi data yang telah dikumpulkan, mencangkup:
diagnosa/ masalah kebidanan, diagnosa / masalah potensial serta perlunya antisipasi
diagnosis/ masalah potensial dan tindakan segera.
a. Diagnosa Kebidanan
Ny. ... umur ... tahun, G...P...A... hamil...minggu, anak tunggal/ganda, hidup intra
uterin, letak memanjang/sungsang/lintang, presentasi, puka/puki,
divergen/konvergen
Dasar:
-DS
-DO
b. Diagnosa Masalah (sesuai dengan apa yang diungkapkan/ dikeluhkan klien)
Dasar :
-DS
-DO:
-Kebutuhan : (sesuai dengan kebutuhan klien)
c. Identifikasi diagnosis atau masalah potensial (Diagnosa Potensial)
Diagnosis atau masalah potensial diidentifikasi berdasarkan masalah atau
diagnosis yang sudah teridentifikasi
a. Identifikasi dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan penanganan segera
(Antisipasi Penanganan Segera)
Diperlukan untuk melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain
berdasarkan kondisi pasien.
4) P = PLANNING/ PERENCANAAN
Planning/ Perencanaan adalah membuat rencana asuhan saat ini dan akan datang.
Rencana asuhan ini bertujuan untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien
seoptimal mungkin dan mempertahankan kesejahteraannya. Proses ini termasuk
kriteria tujuan terdiri dari kebutuhan pasien yang harus dicapai dalam batas waktu
tertentu. Tindakan yang diambil harus membantu pasien mencapai kemajuan dalam
kesehatannya harus sesuai proses pslnnya dan harus mendukung rencana dokter bila
itu dalam manajemen kolaborasi/rujukan.
Meskipun secara istilah, P adalah Planning/ Perencanaan saja, namun P adalah metode
SOAP juga mengandung Implementasi dan Evaluasi. Sebanyak mungkin pasien harus
berubah, analisis juga berubah maka rencana auhan maupun implementasinya pun
kemungkinan besar akan ikut berubah atau harus disesuaikan. Dalam planning juga
mencantumkan evaluasi yaitu tafsiran dari efek tindakan yang telah diambil untuk
menilai efektifitas asuhan/ hasil pelaksanaan asuhan.