Anda di halaman 1dari 13

PERTEMUAN 6

Materi

A.1 Kebutuhan fisik ibu hamil

1. Oksigen

Oksigen merupakan kebutuhan utama. Berbagai gangguan pernafasan bisa


terjadi, untuk mencegah berbagai gangguan pernafasan adalah:

1. Latihan nafas melalui senam hamil

2. Tidur dengan Posisi bantal lebih tinggi

3. Makan tidak terlalu banyak

4. Kurangi atau hentikan merokok

5. Konsultasi ke dokter bila ada kelainan/gangguan pernafasan,


contohnya asma

6. Pada ibu hamil dianjurkan tidur dengan posisi miring kiri

2. Nutrisi

Widyan Karya Pangan dan Gizi Nasional, menganjurkan pada ibu hamil
untuk meningkatkan asupan energinya sebesar 285 kkal/hari. Tambahan energi ini
bertujuan untuk memasok kebutuhan ibu dalam memenuhi kebutuhan janin. Pada
trimester I kebutuhan energi meningkat untuk pembentukan organ-organ penting janin
dan jumlah tambahan energi ini terus meningkat pada trimester II dan III untuk
pertumbuhan janin.
Ibu hamil seharusnya mengkonsumsi makanan yang mengandung protein
seperti daging, ikan, telur, susu dll. Makanan yang mengandung zat besi seperti
suplemen zat besi, sayuran hijau, kacang-kacangan. Makanan yang mengandung
Asam folat seperti ragi, brokoli, sayuran hijau dan makanan yang mengandung
kalsium seperti susu, udang.
3. Personal Hygiene

Kebersihan diri harus dijaga pada masa hamil. Kebersihan gigi dan mulut
perlu perhatian karena sering kali terjadi caries gigi pada ibu hamil.

4. Pakaian

Ibu hamil disarankan menggunakan pakaian sebagai berikut:

a) Pakaian harus longgar, bersih, dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah
perut

b) Bahan pakaian usahakan yang menyerap keringat

c) Pakailah bra yang menyokong payudara

d) Memakai sepatu dengan hak yang rendah

e) Pakaian dalam yang selalu bersih

5. Eliminasi

Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil adalah konstipasi dan sering
BAK. Konstipasi terjadi karena adanya pengaruh hormon progesteron yang
mempunyai efek rileks terhadap otot polos, salah satunya otot usus. Selain itu,
desakan usus oleh pembesaran janin juga menyebabkan bertambahnya konstipasi.
Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan mengkonsumsi makanan tinggi serat
dan banyak minum air putih. Meminum air putih hangat saat perut kosong dapat
merangsang gerak peristaltik usus.
Sering BAK merupakan keluhan fisiologis yang dialami ibu hamil terutama
pada trimester I dan III. Tindakan mengurangi asupan cairan untuk mengurangi
keluhan ini sangat tidak dianjurkan karena akan menyebabkan ibu hamil dehidrasi.
Tindakan yang dapat dilakukan adalah banyak minum siang, malam dikurangi.

6. Berhubungan Seksual

Selama kehamilan berjalan denngan normal, koitus diperbolehkan sampai


akhir kehamilan. Koitus dilarang bila:
a) Terdapat perdarahan pervaginam

b) Terdapat riwayat abortus berulang dan kelahiran prematur

c) Koitus harus dilakukan dengan hati-hati terutama pada minggu


terakhir kehamilan

d) Ketuban pecah

e) Serviks membuka

7. Mobilisasi dan Body mekanik

Aktivitas ibu hamil berbeda dengan ketika sebelum hamil. Ibu hamil dapat
melakukan aktifitas fisik biasa selama tidak terlalu melelahkan. Dianjurkan untuk
melakukan pekerjaan rumah secara berirama dengan menghindari gerakan
menyentak, sehingga mengurangi ketegangan pada tubuh dan menghindari kelelahan.
Dianjurkan untuk melakukan pekerjaan dengan posisi duduk lebih banyak dari pada
berdiri. Pekerjaan harus sesuai dengan kemampuan dan mempunyai cukup waktu
untuk istirahat.
Tulang punggung bertambah lordosis karena tumpuan tubuh bergeser lebih ke
belakang dibandingkan sikap tubuh ketika tidak hamil. Keluhan yang sering muncul
dari perubahan ini adalah rasa pegal di punggung dan kram kaki ketiks tidur malam.
Sikap tubuh yang baik untuk ibu hamil:

a) Pakailah sepatu dengan hak rendah/tanpa hak dan jangan terlalu sempit

b) Posisi tubuh saat mengankat beban yaitu dalam keadaan tegak dan
pastikan bebabn terfokus pada lengan.

c) Jangan membungkuk saat mengambil benda jatuh

d) Duduk dengan posisi tegak.

e) Hindari duduk atau berdiri terlalu lama( ganti posisi secara bergantian

8. Exercise/Senam Hamil
Untuk menjaga Kesehatan dengan cara berjalan-jalan dipagi hari, olahraga
ringan, dan senam hamil. Agar latihan fisik pada ibu hamil tidak menimbulkan
masalah sebaiknya konsultasi dengan tenaga kesehatan.
Senam hamil dilakukan pada usia kehamilan > 22 minggu. Tujuannya adalah
untuk mempersiapkan dan melatih otot-otot sehingga dapat berfungsi secara optimal
dalam persalinan normal serta mengimbangi titik berat tubuh.

9. Istirahat dan Tidur

Ibu hamil dianjurkan untuk tidur pada malam hari selama kurang lebih 8 jam
dan istirahat dalam keadaan rileks pada siang hari selama 1 jam. Posisi yang
dianjurkan:

a) TM I : Terlentang, tengkurap, miring kiri-kanan

b) TM II dan III : Miring kiri

10. Imunisasi

Imunisasi yang diberikan kepada ibu hamil adalah imunisasi Tetanus Toxoid
(TT). Imunisasi ini penting untuk mencegah terjadinya tetanus pada bayi yang akan
dilahirkan dan keuntungan bagi wanita untuk mendapatkan kekebalan aktif terhadap
tetanus.

11. Traveling

Hal-hal yang dianjurkan apabila Ibu hamil berpergian

a) Hindari pergi ke suatu tempat yang ramai, sesak dan panas

b) Apabila berpergian jauh, hindari duduk dalam jangka waktu yg lama.

c) Wanita hamil dapat mengendarai mobil maksimal 6 jam sehari dan harus berhenti
selama 2 jam lalu berjalan selama 10 menit

d) Sabuk pengaman selalu dipakai dan tidak diletakkan dibawah perut ketika
kehamilan sudah besar
12. Persiapan Laktasi

Perhatian dalam perawatan payudara:

a) Hindari pemakaian bra dengan ukuran yang terlalu ketat dan yang menggunakan busa
karena busa karena akan mengganggu penyerapan keringat.

b) Gunakan bra dengan bentuk yang menyangga payudara

c) Bersihkan puting dengan minyak kelapa lalu bersihkan

d) Jika ditemukan pengeluaran cairan yg berwarna kekuningan dari payudara berarti


produksi ASI sudah dimulai

13. Persiapan Persalinan dan Kelahiran Bayi

5 komponen penting dalam rencana persalinan adalah:

1) Membuat rencana persalinan

2) Membuat rencana untuk pengambilan keputusan jika terjadi kegawatdaruratan

3) Mempersiapkan sistem transportasi jika terjadi kegawat daruratan

4) Membuat rencana atau pola menabung

5) Mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk persalinan

PERTEMUAN 7

MATERI

A. Kebutuhan Psikologi Ibu Hamil

1. Support Keluarga

Tugas keluarga yang saling melengkapi dan dapat menghindari konflik adalah
dengan cara pasangan merencanakan untuk kedatangan anaknya, mencari informasi
bagaimana menjadi ibu dan ayah, suami mempersiapkan peran sebagai ibu rumah
tangga.

2. Support dari tenaga Kesehatan

Yang harus dilakukan tenaga kehatan adalah :

a) Memberi support atau dukungan moral bagi klien

b) Meyakinkan bahwa klien dapat menghadapi kehamilannya dan perubahan yang


dirasakannya adalah sesuatu yang normal

c) Bidan harus bekerja sama dan membangun hubungan baik dengan klien agar terjalin
hubungan yang terbuka antara bidan dan klien

d) Bidan juga berfungsi sebagai fasilitator bagi kliennya

e) Bidan berperan sebagai seorang pendidik

3. Rasa Aman dan Nyaman

Kebutuhan pertama ialah menerima tanda-tanda bahwa ia dicintai dan


dihargai. Kebutuhan kedua ialah merasa yakin akan penerimaan pasangannya
terhadap sang anak dan mengasihi bayi tersebut kedalam keluarga.

4. Persiapan Menjadi Orang Tua

Komponen pertama bersifat praktis atau mekanis, melibatkan keterampilan


kognitif dan motorik. Keterampilan kognitif-motorik adalah komponen pertama
dalam proses menjadi orang tua melibatkan aktifitas perawatan anak, seperti memberi
makan, menjaganya dari bahaya, memungkinkan untuk bisa bergerak (steele, Polack,
1968).
Komponen kedua bersifat emosional, melibatkan keterampilan afektif dan
kognitif. Keterampilan kognitif-afektif menjadi orang tua ini meliputi sikap yang
lembut, waspada dan memberi perhatian kepada ibunya.

5. Persiapan Sibling
Beberapa faktor yang mempengaruhi respon seorang anak adalah umur, sikap
orang tua, peran ayah, lama waktu berpisah dengan ibu, peraturan kunjungan di
rumah sakit, dan bagaimana anak itu dipersiapkan untuk suatu perubahan.
Sibling Rivalry adalah rasa persaingan di antara saudara kandung akibat
kelahiran anak berikutnya. Biasanya terjadi pada anak usia 2-3 tahun. Sibling rivalry
ini biasanya di tunjukan dengan penolakan terhadap kelahiran adiknya, menangis,
menjauh dari ibunya, atau melakukan kekerasan terhadap adiknya.
Langkah-langkah dalam mencegah sibling rivalry:

a) Jelaskan pada anak tentang posisinya(meskipun ada adiknya, ia tetap


disayang)

b) Libatkan anak dalam mempersiapkan kelahiran adiknya

c) Ajak anak untuk berkomunikasi dengan bayi sejak masih dalam


kandungan

d) Ajak anak untuk melihat benda-benda yang berhubungan dengan


kelahiran bayi

PERTEMUAN 14
MATERI

A. Model-Model Dokumen Asuhan


1. Model Naratif
Naratif adalah paragraf sederhana menggambarkan status pasien, intervensi dan
pengobatan serta respon pasien terhadap intervensi. Pencatatn naratif adalah catatan
harian atau format cerita yang digunakan untuk mendokumentasikan peristiwa
asuhan kebidanan pada pasien yang terjadi selama jam dinas.
Contoh pendokumentasian naratif:
Tanggal Jam
23/3/10 09.00
Ny. D G1P0A0 hamil 8 minggu umur 24 tahun dengan keluhan mual. TD=120/80
mmHg, S= 36C, N=80 kali/ menit, RR=20 kali/menit. Terapi diberikan B6, Fe,
Vitamin C
2. Model Orientasi Masalah
a. POR (Problem Orientasi Record)
Diperkenalkan oleh dr. Lowrence (1969). Berisi dokumen masalah pasien dan
intervensi pemecahannya. Digunakan oleh para dokter dikembangkan di dunia
keperawatan/kebidanan dalam bentuk POR yang merupakan dokumentasi
multidisuplimer. Setelah 20 tahun sistem ini dikembangkan langsung menjadi
sistem SOAP Nakes.
Pada awalnya, pencatatan SOAP memang tidak mengarahkan aspek implementasi
dan dan evaluasi, sehingga beberapa tahun kemudian pencatatan SOAP
dimodifikasi agar mencerminkan seluruh aspek asuhan kebidanan/ keperawatan
secara lebih akurat. Bentuk modifikasi pencatatan metode SOAP adalah
pencatatan dengan metode SOAPIER (Subjektif Informations, Objectif
Informations, Assesment, Planning, Implementation of plan, Evaluation dan
Reassessment of clients needs). Bentuk lain modifikasi pencatatan SOAP adalah
tetap dengan SOAP, hanya saja pada Planning, tidak hanya berisi tentang rencana
asuhan, namun juga mengandung implentasi dan evaluasi.

b. Source Oriented Record


Source Oriented Record (SOR) adalah catatan pasien yang berorientasi pada
sumber, karena setiap sumber data mempunyai catatan tersendiri dan terpisah satu
dengan yang lain. Catatan yang digunakan dalam model ini umumnya berbentuk
naratif dan masih bersifat tradisional.
Pada umumnya, catatan model Source Orient Record ini mempunyai 6 bagian
yaitu catatan khusus, lembar catatan dokter, lembar riwayat medik, lembar
identitas, catatan keperawatan/ kebidanan, dan laporan khusus lainnya.
c. Charthing By Exception (CBE)
Dimulai sejak tahun 1983 di St. Luke Hospital di Midwaukee, Wisconsin.
Merupakan metode pencatatan singkat dan berbeda dari dokumen pada
umumnya. Dianggap dapat mengatasi masalah pendokumentasian dengan
membuat catatan tentang pasien menjadi lebih nyata, hemat waktu, dan
mengakomodasikan adanya informasi baru. CBE mempunyai elemen inti yaitu:
lembar alur, standar praktek, protokol dan instruksi insidental, data dasar
keperawatan, rencana perawatan berdasarkan diagnosis keperawatan, catatan
perkembangan SOAP.
d. Kardeks
Merupakan pendokumentasian tradisional dipergunakan diberbagai sumber
mengenai informasi pasien yang disusun dalam suatu buku. Informasi yang
terdapat dalam kardeks:
1) Data pasien, meliputi nama, alamat, status perkawinan, tanggal lahir,
pekerjaan, agama, dan kepercayaan
2) Diagnosa kebidanan, daftar prioritas masalah
3) Pengobatan sekarang/yang sedang dilakukan
4) .Tes diagnostik, tanggal dan hasil
5) Kegiatan atau aktivitas yang boleh dilakukan pasien sehari-hari
e. Komputerisasi
Teknik pendokumentasian dengan komputerisasi adalah sistem komputer yang
berperan menyimpulkan, menyimpan proses, memberikan informasi yang
diperlukan dalam kegiatan pelayanan kebidanan, penelitian dan pendidikan.

B. Prinsip Dokumentasi
Catatan pasien merupakan dokumen yang legal dan bermanfaat bagi dirinya sendiri juga
bagi tenaga kesehatan yang mengandung arti penting dan perlu memperhatikan prinsip
dokumentasi yang dapat ditinjau dari dua segi
1. Ditinjau dari isi
a. Mempunyai nilai administratif
Suatu berkas pencatatan mempunyai nilai medis, karena cacatan tersebut dapat
digunakan sebagai dasar merencanakan tindakan yang harus diberikan kepada
klien.
b. Mempunyai nilai hukum
Semua catatan informasi tentang klien merupakan dokumentasi resmi dan bernilai
hukum. Bila terjadi suatu masalah yang berhubungan dengan profesi kebidanan, di
mana bidan sebagai pemberi jasa dan klien sebagai pengguna jasa, maka
dokumentasi dapat digunakan sewaktu-waktu, sebagai barang bukti di pengadilan.
Oleh karena itu data-data harus di identifikasi secara lengkap, jelas, objektif dan
ditandatangani oleh tenaga kesehatan
c. Mempunyai nilai ekonomi
Dokumentasi mempunyai nilai ekonomi, semua tindakan kebidanan yang belum,
sedang, dan telah diberikan dicatat dengan lengkap yang dapat digunakan sebagai
acuan atau pertimbangan biaya kebidanan bagi klien.
d. Mempunyai nilai edukasi
Dokumentasi mempunyai nilai pendidikan, karena isi menyangkut kronologis dari
kegiatan asuhan kebidanan yang dapat dipergunakan sebagai bahan atau referensi
pembelajaran bagi siswa atau profesi kesehatan lainnya.
e. Mempunyai nilai penelitian
Dokumentasi kebidanan mempunyai nilai penelitian, data yang terdapat
didalamnya dapat dijadikan sebagai bahan atau objek riset dan pengembangan
profesi kebidanan.

2. Ditinjau dari teknik pencatatan


a. Mencantumkan nama pasien pada setiap lembaran catatan
b. Menulis dengan tinta (idealnya tinta hitam)
c. Menulis/menggunakan dengan symbol yang telah disepakati oleh institusi
untuk mempercepat proses pencatatan
d. Menulis catatan selalu menggunakan tanggal, jam tindakan atau observasi
yang dilakukan sesuai dengan kenyataan dan bukan interpretasi.
e. Hindarkan kata-kata yang mempunyai unsur penilaian; misalnya: tampaknya,
rupanya dan yang bersifat umum.
f. Tuliskan nama jelas pada setiap pesanan, pada catatan observasi dan
pemeriksaan oleh orang yang melakukan.
g. Hasil temuan digambarkan secara jelas termasuk keadaan, tanda, gejala,
warna, jumlah dan besar dengan ukuran yang lazim dipakai. Interpretasi data
objektif harus didukung oleh observasi.
h. Kolom jangan dibiarkan kosong, beri tanda bila tidak ada yang perlu ditulis
i. Coretan harus disertai paraf disampingnya

C. Pendokumentasian Hasil Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Metode


SOAP
Menurut Thomas (1994 cit. Mufdlillah, dkk,2001) dokumentasi adalah catatan tentang
interaksi antara tenaga kesehatan, pasien, keluarga pasien dan tim kesehatan tentang hasil
pemeriksaan, prosedur tindakan, pengobatan pada pasien, pendidikan pasien, dan respon
pasien terhadap semua asuhan yang diberikan. Pendokumentasian yang benar adalah
pendokumentasian mengenai asuhan yang telah dilakukan pada seorang pasien di
dalamnya tersirat proses berfikir bidan yang sistematis dalam menghadapi seorang pasien
sesuai langlah-langkah manajemen kebidanan.
Pendokumentasian atau catatan manajemen kebidanan dapat diterapkan dengan metode
SOAP (S adalah Data Subyektif, O adalah Data Obyektif, A adalah Assesment dan P
adalah Planning). Merupakan catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis, dan singkat.
Prinsip dari metode SOAP ini merupakan proses pemikiran penatalaksanaan manajemen
kebidanan.
1) S = SUBYEKTIF
Data subyektif merupakan data yang didapat dari hasil anamnesis kepada pasien.
Catatan ini berhubungan masalah dengan sudut pandang pasien. Ekspresi pasien
mengenai kekhawatiran dan keluhannya dicatat sehingga kutipan langsung atau
ringkasan yang berhubungan dengan diagnosa (data primer). Pada bayi/anak kecil
data subjektif ini dapat diperoleh dari orang tuanya (data sekunder). Data subjektif
menguatkan diagnosa yang akan dibuat.
Data subyektif dari ibu hamil yang harus dikumpulkan meliputi :
a. Biodata ibu dan suami (penanggungjawab)
b. Riwayat perkawinan, terdiri atas: status perkawinan, perkawinan ke, umur ibu saat
perkawinan dan lama perkawinan
c. Riwayat menstruasi, meliputi: HPHT, siklus haid, perdarahan pervaginamn dan
flour albus
d. Riwayat kehamilan sekarang, meliputi: riwayat ANC, gerakan janin, tanda-tanda
bahaya atau penyulit, keluhan utama, obat yang dikonsumsi termasuk jamu,
kekhawatiran ibu
e. Riwayat obstetri (Gravida/G... Para/P... Abortus/A... Anak hidup,/Ah...), meliputi
perdarahan pada kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu, BB lahir bayi < 2500
gram atau >4000 gram serta masalah selama kehamilan, persalinan dan nifas yang
lalu
f. Riwayat Keluarga Berencana, meliputi: jenis metode yang dipakai, waktu, tenaga
dan tempat saat pemasangan dan berhenti, keluhan/ alasan berhenti.
g. Riwayat Kesehatan/ penyakit ibu dan keluarga, meliputi: penyakit jantung,
hipertensi, DM, TBC, ginjal, asma, epilepsi, hati, malaria, penyakit kelamin,
HIV/AIDS
h. Riwayat kecelakaan, operasi, alergi obat/ makanan
i. Imunisasi TT
j. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari, meliputi: pola nutrisi (makan dan minum),
eliminasi (BAB dan BAK), personal hygiene, aktivitas dan istirahat
k. Riwayat psikososial, meliputi: pengetahuan dan respon ibu terhadap kehamilan
dan kondisi yang dihadapi saat ini, jumlah keluarga di rumah, respon keluarga
terhadap kehamilan, dukungan keluarga, pengambilan keputusan dalam keluarga,
tempat melahirkan dan penolong yang diinginkan ibu.

2) O = OBYEKTIF
Data obyektif merupakan pendokumentasian hasil observasi yang jujur, hasil
pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan fisik pasien.
Catatan medik dan informasi dari keluarga atau oranglain dapat dimaksukkan dalam
data obyektif ini sebagai data penunjang. Data ini memberi bukti gejala klinis pasien
dan fakta yang berhubungan dengan diagnosa.
Data obyektif dari ibu hamil yang harus dikumpulkan adalah :
Pemeriksaan fisik ibu hamil:
1. Keadaan umum, meliputi: tingkat energi, keadaan emosi dan postur badan ibu
selama pemeriksaan, TB dan BB
2. Tanda-tanda vital, meliputi: tekanan darah, suhu badan, frekuensi denyut nadi
dan pernapasan
3. Kepala dan leher, meliputi edeme wajah, cloasma gravidarum, mata (kelopak
mata pucat, warna sklera), mulut (radang pucat, kebersihan, keadaan gigi
(karies, karang, tonsil), leher : pembesaran kelenjar tyroid, pembuluh limfe
4. Payudara, meliputi : bentuk dan ukuran, hiperpigmentasi areola, keadaan puting
susu, kolostrum atau cairan lain, retraksi, massa dan pembesaran limfe
5. Abdomen, meliputi: adanya bekas luka, hiperpigmentasi (linea nigra, strie
gravidarum,). Tinggi Fundus Uteri (TFU) dengan tangan jika kehamilan lebih
dari 12 minggu dan dengan pita ukuran jika usia kehamilan lebih dari 22
minggu. Palpasi abdomen untuk mengetahui letak, presentasi, posisi (usia
kehamilan lebih dari 28 minggu) dan penurunan kepala janin (usia kehamilan
lebih dari 36 minggu), DJJ janin dengan fetoskop jika usia kehamilan lebih dari
18 minggu
6. Ekstremitas, meliputi edema tangan dan kaki, pucat pada kuku jari, varises dan
reflek patella
7. Genetalia, meliputi: luka, varises, kondiloma, cairan (warna, konsistensi,
jumlah, bau), keadaan kelenjar bartholini (pembengkakan, cairan, kista), nyeri
tekan, hemoroid dan kelainan lain
8. Inspekulo, meliputi keadaan serviks (cairan/ darah, luka)
9. Pemeriksaan bimanual untuk mencari letak serviks, adalah dilatasi dan nyeri
tekan/ goyang. Palpasi uterus untuk menentukan ukuran, bentuk dan posisi,
mobilitas, nyeri, adanya masa (pada trimester 1)
10. Punggung, adanya kelainan bentuk atau tidak
11. Kebersihan kulit

3) A = ASSESMENT/ ANALYSIS
Merupakan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi (kesimpulan) dari data
subyektif dan obyektif. Karena keadaan pasien yang setiap saat bisa mengalami dan
akan ditemukan informasi baru dalam data subyektif maupun data obyektif. Analisis
data adalah melakukan interpretasi data yang telah dikumpulkan, mencangkup:
diagnosa/ masalah kebidanan, diagnosa / masalah potensial serta perlunya antisipasi
diagnosis/ masalah potensial dan tindakan segera.
a. Diagnosa Kebidanan
Ny. ... umur ... tahun, G...P...A... hamil...minggu, anak tunggal/ganda, hidup intra
uterin, letak memanjang/sungsang/lintang, presentasi, puka/puki,
divergen/konvergen
Dasar:
-DS
-DO
b. Diagnosa Masalah (sesuai dengan apa yang diungkapkan/ dikeluhkan klien)
Dasar :
-DS
-DO:
-Kebutuhan : (sesuai dengan kebutuhan klien)
c. Identifikasi diagnosis atau masalah potensial (Diagnosa Potensial)
Diagnosis atau masalah potensial diidentifikasi berdasarkan masalah atau
diagnosis yang sudah teridentifikasi
a. Identifikasi dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan penanganan segera
(Antisipasi Penanganan Segera)
Diperlukan untuk melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain
berdasarkan kondisi pasien.
4) P = PLANNING/ PERENCANAAN
Planning/ Perencanaan adalah membuat rencana asuhan saat ini dan akan datang.
Rencana asuhan ini bertujuan untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien
seoptimal mungkin dan mempertahankan kesejahteraannya. Proses ini termasuk
kriteria tujuan terdiri dari kebutuhan pasien yang harus dicapai dalam batas waktu
tertentu. Tindakan yang diambil harus membantu pasien mencapai kemajuan dalam
kesehatannya harus sesuai proses pslnnya dan harus mendukung rencana dokter bila
itu dalam manajemen kolaborasi/rujukan.
Meskipun secara istilah, P adalah Planning/ Perencanaan saja, namun P adalah metode
SOAP juga mengandung Implementasi dan Evaluasi. Sebanyak mungkin pasien harus
berubah, analisis juga berubah maka rencana auhan maupun implementasinya pun
kemungkinan besar akan ikut berubah atau harus disesuaikan. Dalam planning juga
mencantumkan evaluasi yaitu tafsiran dari efek tindakan yang telah diambil untuk
menilai efektifitas asuhan/ hasil pelaksanaan asuhan.

Anda mungkin juga menyukai