Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kerang darah (Anadara sp) memiliki nilai ekonomis tinggi dan banyak
dikonsumsi masyarakat. Produksi kerang darah di Indonesia dari tahun 2008
hingga 2012 mengalami kenaikan sebesar 0,04% dan kenaikan sebesar 10,71%
antara tahun 2011 sampai 2012 dengan produksi tertinggi pada tahun 2008 yaitu
47.437 ton. Kerang darah di Pulau Jawa terpusat di perairan pesisir Jawa Timur,
Jawa Tengah, Cirebon, dan Banten (Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perikanan, 2012).
Tingginya jumlah kerang sebagai konsumsi sebanding dengan jumlah
limbah yang dihasilkan. Selama ini limbah yang paling banyak ditemukan berupa
cangkang atau kulit. Pemanfaatan limbah kulit kerang khususnya kerang darah
sangat kurang, Karena selama ini hanya digunakan sebagai hiasan, pakan ternak
dan campuran kosmetik. Sedangkan keberadaan kulit kerang semakin
mengganggu lingkungan dan merusak keindahan. Jika limbah dibuang terus
menerus tanpa adanya pengolahan yang baik dapat menimbulkan gangguan
keseimbangan lingkungan yang berupa lingkungan tidak berfungsi seperti semula,
dalam arti kesehatan, kesejahteraan, dan keselamatan hayati (Kusuma, 2012).
Chitosan merupakan produk turunan dari polimer chitin, yakni produk
samping (limbah) dari pengolahan industri perikanan. Kitin dan kitosan golongan
karbohidrat yang dapat dihasilkan dari limbah hasil laut, khususnya golongan
udang, kepiting, ketam, dan kerang (Winarni et al., 2004). Aplikasi khusus
berdasarkan sifat yang dipunyainya antara lain untuk pengolahan limbah cair
terutama sebagai penukar ion untuk minimalisasi logamlogam berat,
mengoagulasi minyak atau lemak, serta mengurangi kekeruhan, penstabil minyak,
rasa dan lemak dalam produk industri pangan serta sebagai fungisida dalam
industri kosmetik. Beberapa penelitian tentang kitosan sudah pernah dilakukan, di
antaranya adalah Pembuatan Kitosan Dari Limbah Cangkang Udang serta
Aplikasinya dalam Mereduksi Kolesterol Lemak Kambing (Sumantri et al., 2008).

1
2

Dari penelitian sebelumnya inilah yang menjadi acuan pada penelitian


kami untuk membuat kitosan dari cangkang kerang darah yang pengaplikasiannya
terhadap lemak kambing untuk mengurangi kolestrol dalam tubuh.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana proses pembuatan kitosan dari kerang darah ?
2. Bagaimana pengaruh variasi berat kitosan terhadap kadar lemak kambing

yang tidak diserap ?


3. Bagaimana pengaruh variasi waktu penyerapan kitosan terhadap kadar

lemak kambing yang tidak diserap ?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui proses pembuatan kitosan dari cangkang kerang darah

2. Mengetahui pengaruh variasi berat kitosan terhadap kadar lemak

3. Mengetahui pengaruh variasi waktu penyerapan terhadap kadar lemak

1.4. Hipotesa

1. Proses pembuatan kitosan dari proses demineralisasi, deproteinasi, dan

deasetilasi.

2. Semakin banyak berat kitosan yang digunakan maka semakin tinggi hasil

penyerapan lemak.

3. Semakin lama waktu penyerapan maka semakin optimal proses

penyerapan.

1.5. Ruang Lingkup

1. Bahan baku dalam proses pembuatan kitosan adalah cangkang kerang

darah.

2. Lemak yang digunakan adalah lemak kambing.

3. Variabel bebas dalam penelitian ini yakni berat kitosan dan waktu

penyerapan.
3

4. Variasi berat kitosan yang digunakan yakni 1, 3, dan 5 gram, sedangkan

variasi waktu penyerapan yaitu 10, 20, dan 30 menit.

1.6. Manfaat Penelitian


1. Menambah wawasan tentang pembuatan kitosan dari bahan baku selain
udang.
2. Mampu mengolah kitosan sebagai adsorben selain dari fungsinya sebagai
pengawet.
2

3.

Anda mungkin juga menyukai