Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH FARMAKOLOGI

AINS, ANALGETIK, ANTIPIRETIK

Disusun Oleh:
Ovysta Darsono 1543050025
Shinta Putri Larasati 1543050042
Adillah Salamatunisa 1543050043
Ayu Pravita 1543050057
Cahyani Susi 1543050059
Widayanti Ayuningtias 1543050094

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA
2017
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
AINS, Analgetik, Antipiretik.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalampembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Obat antipiretik dan analgesik merupakan obat yang sudah di kenal luas seperti obat
asetaminofen. Bayak dijual sebagai kemasan tunggal maupun kemasan kombinasi dengan
bahan obat lain. Obat ini tergolong sebagai obat bebas sehingga mudah ditemukan di
apotik toko obat maupun warung pinggr jalan. Karena mudah didapatkan resiko untuk
terjadi penyalahgunaan obat ini semakin besar. Di Amerika Serikat di laporkan lebih dari
100.000 kasus per tahun yang menghubungi pusat informasi keracunan, 56.000 kasus
datang ke unit gawat darurat, 26.000 kasus memerlukan perawatan intensif di rumah
sakit.
Pada umumnya (sekitar 90%) analgesik mempunyai efek antipiretik. Bagi para
pengguna mungkin memerlukan bantuan dalam mengkonsumsi obat yang sesuai dengan
dosisi-dosis obat. Penggunaan Obat Analgetik Narkotik atau Obat Analgesik ini mampu
menghilangkan atau meringankan rasa sakit tanpa berpengaruh pada sistem susunan saraf
pusat atau bahkan hingga efek menurunkan tingkat kesadaran. Obat Analgetik atau
Analgesik ini tidak mengakibatkan efek ketagihan pada pengguna.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi Analgetika, Antipiretika, Dan NSAID


Analgesik atau analgetik, adalah obat yang digunakan untuk mengurangi atau
menghilangkan rasa sakit atau obat-obat penghilang nyeri tanpa menghilangkan
kesadaran. Obat ini digunakan untuk membantu meredakan sakit, sadar tidak sadar kita
sering mengunakannya misalnya ketika kita sakit kepala atau sakit gigi, salah satu
komponen obat yang kita minum biasanya mengandung analgesik atau pereda nyeri.
Obat antipiretik adalah obat untuk menurunkan panas. Hanya menurunkan
temperatur tubuh saat panas tidak berefektif pada orang normal. Dapat menurunkan panas
karena dapat menghambat prostatglandin pada CNS.
NSAID (non-steroidal anti-inflamatory drugs) adalah obat yang mengurangi rasa
sakit, demam, dan peradangan.
B. Prototype Obat Dari Tiap Golongan
Tubuh kita sendiri sebenarnya memiliki analgesik alami Tubuh, analgesik tersebut
adalah Endorfin.
1. ANALGESIK
Analgesik di bagi menjadi 2 yaitu:
a. Analgesik Opioid/analgesik narkotika
Analgesik opioid merupakan kelompok obat yang memiliki sifat-sifat seperti
opium atau morfin. Golongan obat ini digunakan untuk meredakan atau
menghilangkan rasa nyeri seperti pada fractura dan kanker.
Macam-macam obat Analgesik Opioid:
Metadon.
Mekanisme kerja : Kerja mirip morfin lengkap, sedatif lebih lemah.
Indikasi : Detoksifikas ketergantungan morfin, Nyeri hebat pada
pasien yang di rumah sakit.
Efek tak diinginkan : Depresi pernapasan, konstipasi, gangguan SSP,
hipotensi ortostatik, mual dam muntah pada dosis awal
Fentanil.
Mekanisme kerja : Lebih poten dari pada morfin. Depresi pernapasan lebih
kecil kemungkinannya.
Indikasi : Medikasi praoperasi yang digunakan dalan anastesi.
Efek tak diinginkan : Depresi pernapasan lebih kecil kemungkinannya.
Rigiditas otot, bradikardi ringan.
Kodein
Mekanisme kerja : Sebuah prodrug 10% dosis diubah menjadi
morfin.Kerjanya disebabkan oleh morfin. Juga
merupakan antitusif (menekan batuk)
Indikasi : Penghilang rasa nyeri minor
Efek tak diinginkan : Serupa dengan morfin, tetapi kurang hebat pada dosis
yang menghilangkan nyeri sedang. Pada dosis tinggi,
toksisitas seberat morfin.
b. Obat Analgetik Non-narkotik
Obat Analgesik Non-Nakotik dalam Ilmu Farmakologi juga sering dikenal
dengan istilah Analgetik/Analgetika/Analgesik Perifer. Analgetika perifer (non-
narkotik), yang terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak
bekerja sentral. Penggunaan Obat Analgetik Non-Narkotik atau Obat Analgesik
Perifer ini cenderung mampu menghilangkan atau meringankan rasa sakit tanpa
berpengaruh pada sistem susunan saraf pusat atau bahkan hingga efek
menurunkan tingkat kesadaran. Obat Analgetik Non-Narkotik / Obat Analgesik
Perifer ini juga tidak mengakibatkan efek ketagihan pada pengguna (berbeda
halnya dengan penggunanaan Obat Analgetika jenis Analgetik Narkotik).
Efek samping obat-pbat analgesik perifer: kerusakan lambung, kerusakan
darah, kerusakan hati dan ginjal, kerusakan kulit.Macam-macam obat Analgesik
Non-Narkotik:
a. Ibupropen
Ibupropen merupakan devirat asam propionat yang diperkenalkan banyak
negara. Obat ini bersifat analgesik dengan daya antiinflamasi yang tidak
terlalu kuat. Efek analgesiknya sama dengan aspirin. Ibu hamil dan menyusui
tidak di anjurkan meminim obat ini.
b. Paracetamol/acetaminophen
Merupakan devirat para amino fenol. Di Indonesia penggunaan
parasetamol sebagai analgesik dan antipiretik, telah menggantikan
penggunaan salisilat. Sebagai analgesik, parasetamol sebaiknya tidak
digunakan terlalu lama karena dapat menimbulkan nefropati analgesik. Jika
dosis terapi tidak memberi manfaat, biasanya dosis lebih besar tidak
menolong. Dalam sediaannya sering dikombinasikan dengan cofein yang
berfungsi meningkatkan efektinitasnya tanpa perlu meningkatkan dosisnya.
c. Asam Mefenamat
Asam mefenamat digunakan sebagai analgesik. Asam mefenamat sangat
kuat terikat pada protein plasma, sehingga interaksi dengan obat antikoagulan
harus diperhatikan. Efek samping terhadap saluran cerna sering timbul
misalnya dispepsia dan gejala iritasi lain terhadap mukosa lambung.
Biasanya analgesik di golongkan menjadi beberapa kelompok, antara lain:
1. Analgesik Antipiretik Contoh parasetamol, fenasetin
2. Analgesik AntiInflamasi contoh ibuprofen, asam mefenamat
3. Analgesik Antiinflamasi kuat contoh Aspirin, Natrium Salisilat
Selain digolongkan berdasarkan efeknya, analgesik juga di golongkan berdasar
tempat kerjanya. Penggolongan ini membedakan analgesik menjadi:
a. Analgesik Sentral yaitu analgesik yang menduduki reseptor miu contohnya
tramadol, morphine
b. Analgesik Perifer yaitu analgesik yang bekerja pada saraf perifer contohnya
parasetamol
Atas kerja farmakologisnya, analgesic dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu:
1.) Analgetik Perifer (non narkotik) Terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat
narkotik dan tidak bekerja sentral.
2.) Analgetik Narkotik Khusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri hebat,
seperti fraktur dan kanker.
Obat-obat golongan analgetik dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu:
parasetamol, salisilat, (asetasol, salisilamida, dan benorilat), penghambat
Prostaglandin (NSAID) ibuprofen, derivate-derivat antranilat ( mefenamilat, asam
niflumat glafenin, floktafenin, derivate-derivat pirazolinon (aminofenazon,
isoprofilpenazon, isoprofilaminofenazon), lainnya benzidamin. Obat golongan
analgesic narkotik berupa, asetaminofen dan fenasetin. Obat golongan anti-
inflamasi nonsteroid berupa aspirin dan salisilat lain, derivate asam propionate,
asam indolasetat, derivate oksikam, fenamat, fenilbutazon.

2. ANTIPIRETIK
Macam-macam obat Antipiretik:
a. Benorylate
Benorylate adalah kombinasi dari parasetamol dan ester aspirin. Obat ini
digunakan sebagai obat antiinflamasi dan antipiretik. Untuk pengobatan
demam pada anak obat ini bekerja lebih baik dibanding dengan parasetamol
dan aspirin dalam penggunaan yang terpisah. Karena obat ini derivat dari
aspirin maka obat ini tidak boleh digunakan untuk anak yang mengidap
Sindrom Reye.
b. Fentanyl
Fentanyl termasuk obat golongan analgesik narkotika. Analgesik narkotika
digunakan sebagai penghilang nyeri. Dalam bentuk sediaan injeksi IM
(intramuskular) Fentanyl digunakan untuk menghilangkan sakit yang
disebabkan kanker.
Menghilangkan periode sakit pada kanker adalah dengan menghilangkan
rasa sakit secara menyeluruh dengan obat untuk mengontrol rasa sakit yang
persisten/menetap. Obat Fentanyl digunakan hanya untuk pasien yang siap
menggunakan analgesik narkotika.
Fentanyl bekerja di dalam sistem syaraf pusat untuk menghilangkan rasa
sakit. Beberapa efek samping juga disebabkan oleh aksinya di dalam sistem
syaraf pusat. Pada pemakaian yang lama dapat menyebabkan ketergantungan
tetapi tidak sering terjadi bila pemakaiannya sesuai dengan aturan.
Ketergantungan biasa terjadi jika pengobatan dihentikan secara mendadak.
Sehingga untuk mencegah efek samping tersebut perlu dilakukan penurunan
dosis secara bertahap dengan periode tertentu sebelum pengobatan dihentikan.
c. Piralozon
Di pasaran piralozon terdapat dalam antalgin, neuralgin, dan novalgin.
Obat ini amat manjur sebagai penurun panas dan penghilang rasa nyeri.
Namun piralozon diketahui menimbulkan efek berbahaya yakni
agranulositosis (berkurangnya sel darah putih), karena itu penggunaan
analgesik yang mengandung piralozon perlu disertai resep dokter.

3. NSAID (Non-Steroidal Anti-Inflamatory Drugs)


Efek dari NSAID (Anti-Inflamasi)
Inflamasi adalah rekasi tubuh untuk mempertahankan atau menghindari
faktor lesi. COX2 dapat mempengaruhi terbentuknya PGs dan BK. Peran PGs
didalam peradangan yaitu vasodilatasi dan jaringan edema, serta berkoordinasi
dengan bradikinin menyebabkan keradangan.
Mekanisme Anti-Inflamasi
Menghambat prostaglandin dengan menghambat COX.
Karakteristik Anti-Inflamasi
NSAID hanya mengurangi gejala klinis yang utama (erythema, edema,
demam, kelainan fungsi tubuh dan sakit). Radang tidak memiliki efek pada
autoimunological proses pada reumatik dan reumatoid radang sendi. Memiliki
antithrombik untuk menghambat trombus atau darah yang membeku.
Contoh obat NSAID (Anti Inflamasi)
1. Gol. Indomethacine
- Proses didalam tubuh
Absorpsi di dalam tubuh cepat dan lengkap, metabolisme sebagian
berada di hati, yang dieksresikan di dalam urine dan feses, waktu
paruhnya 2-3 jam, memiliki anti inflamasi dan efek antipiretic yang
merupakan obat penghilang sakit yang disebabkan oleh keradangan, dapat
menyembuhkan rematik akut, gangguan pada tulang belakang dan
asteoatristis.
- Efek samping
a. Reaksi gastrointrestianal: anorexia (kehilangan nafsu makan), vomting
(mual), sakit abdominal, diare.
b. Alergi: reaksi yang umumnya adalah alergi pada kulit dan dapat
menyebabkan asma.
2. Gol. Sulindac
Potensinya lebih lemah dari Indomethacine tetapi lebih kuat dari aspirin,
dapat mengiritasi lambung, indikasinya sama dengan Indomethacine.
3. Gol. Arylacetic Acid
Selain pada reaksi aspirin yang kurang baik juga dapat menyebabkan
leucopenia thrombocytopenia, sebagian besar digunakan dalam terapi rematik
dan reumatoid radang sendi, ostheoarthitis.
4. Gol. Arylpropionic Acid
Digunakan untuk penyembuhan radang sendi reumatik dan ostheoarthitis,
golongan ini adalah penghambat non selektif cox, sedikit menyebabkan
gastrointestial, metabolismenya dihati dan di keluarkan di ginjal.
5. Gol. Piroxicam
Efek mengobati lebih baik dari aspirin indomethacine dan naproxen,
keuntungan utamanya yaitu waktu paruh lebih lama 36-45 jam.
6. Gol. Nimesulide
Jenis baru dari NSAID, penghambat COX-2 yang selektif, memiliki efek
anti inflamasi yang kuat dan sedikit efek samping.

Obat golongan Antiinflamasi non Steroid


a. Turunan asam salisilat : aspirin, salisilamid,diflunisal.
Aspirin adalah agen antiinflamasi yang tertua, merupakan penghambat
prostaglandin yang menurunkan proses inflamasi dan dahulu merupakan agen
antiinflamasi yang paling sering dipakai sebalum adanya ibuprofen.
Indikasi : Meringankan rasa sakit, nyeri otot dan sendi, demam, nyeri
karena haid, migren, sakit kepala dan sakit gigi tingkat
ringan hingga agak berat.
Kontra Indikasi : Tukak lambung dan peka terhadap derivet asam salisilat,
penderita asma dan alergi, penderita yang pernah atau
sering mengalami pendarahan di bawah kulit, penderita
hemofilia; anak-anak di bawah umur 16 tahun.
b. Turunan paraaminofenol : Paracetamol
Parasetamol (asetaminofen) seringkali dikelompokkan sebagai NSAID,
walaupun sebenarnya parasetamol tidak tergolong jenis obat-obatan ini, dan juga
tidak pula memiliki khasiat anti nyeri yang nyata. Merupakan penghambat
prostaglandin yang lemah. Parasetamol mempunyai efek analgetik dan antipiretik,
tetapi kemampuan antiinflamasinya sangat lemah. Intoksikasi akut parasetamol
adalah N-asetilsistein, yang harus diberikan dalam 24 jam sejak intake
parasetamol.
c. Turunan 5-pirazolidindion : Fenilbutazon, Oksifenbutazon.
Kelompok derivat pirazolon tinggi berikatan dengan protein. Fenilbutazon
(butazolidin) berikatan 96% dengan protein. Telah dipakai bertahun-tahun untuk
obat artritis rematoid dan gout akut. Obat ini mempunyai waktu paruh 50-65 jam
sehingga sering timbul reaksi yang merugikan dan akumulasi obat dapat terjadi.
Iritasi lambung terjadi pada 10-45% klien. Agen lain: oksifenbutazon (tandearil),
aminopirin (dipirin), dipiron (feverall), jarang dipakai kerena reaksi yang
ditimbulkannya karena terjadi toksisitas. Reaksi yang paling merugikan dan
berbahaya dari kelompok ini adalah diskrasia darah, seperti agranulositosis dan
anmeia aplastik. Fenilbutazon hanya boleh dipakai untuk obat artritis dengan
keadaan NSAIA/NSAID yang berat dimana NSAIA/NSAID lainnya yang kurang
toksik telah digunakan tanpa hasil.
d. Turunan asam N-antranilat : Asam mefenamat
Asam flufenamat untuk keadaan artritis akut dan kronik. Dapat mengiritasi
lambung. Klien dengan riwayat tukak peptik jangan menggunakan obat ini. Efek
lain: edema, pusing, tinnitus, pruritus. Fenamanat lain: meklofenamanat sodium
monohidrat (meclomen), dan asam mefenamat (ponstel).
e. Turunan asam arilasetat/asam propionat : Naproksen, Ibuprofen, Ketoprofen
Kelompok ini lebih relatif baru. Obat-obat ini seperti aspirin, tetapi
mempunyai efek yang lebih kuat dan lebih sedikit timbul iritasi gastrointestinal,
tidak seperti pada aspirin, indometacin, dan fenilbutazon. Diskrasia darah tidak
sering terjadi. Agen ini yaitu: fenoprofen kalsium (nalfon), naproksen (naprosyn),
suprofen (suprol), ketoprofen (orudis), dan flurbiprofen (ansaid).
Farmakokinetik ibuprofen: diabsorpsi dngan baik melalui saluran
gastrointestinal. Obat-obatan ini mempunyai waktu paruh singkat tetapi tinggi
berikatan dengan protein. Jika dipakai bersama-sama obat lain yang tinggi juga
berikatan dengan protein, dapat terjadi efek samping berat. Obat ini
dimetabolisme dan dieksresi sebagai metabolit inaktif di urin.
Farmakodinamik ibuprofen: menghambat sintesis prostaglandin sehingga
efektif dalam meredakan inflamasi dan nyeri. Perlu waktu beberapa hari agar efek
antiinflamasinya terlihat. Juga dapat menambah efek koumarin, sulfonamid,
banyak dari falosporin, dan fenitoin. Dapat terjadi hipoglikemia jika ibuprofen
dipakai bersama insulin atau obat hipoglikemik oral. Juga berisiko terjadi
toksisitas jika dipakai bersama-sama penghambat kalsium.
f. Turunan oksikam : Peroksikam, Tenoksikam, Meloksikam.
Piroksikam/feldene adalah NSAIA/NSAID baru. Indikasinya untuk artritis
yang lama seperti rematoid dan osteoartritis. Keuntungan utama, waktu paruh
panjang sehingga mungkin dipakai satu kali sehari. Menimbulkan masalah
lambung seperti tukak dan rasa tidak enak pada epigastrium, tetapi jarang
daripada NSAIA/NSAID lain. Oksikam juga tinggi berikatan dengan protein.
g. Asam Paraklorobenzoat/asam asetat indol
NSAIA/NSAID yang mula-mula diperkenalkan adalah
indometacin/indocin, yang digunakan untuk obat rematik, gout, dan osteoartritis.
Merupakan penghambat prostaglandin yang kuat. Obat ini berikatan dengan
protein 90% dan mengambil alih obat lain yang berikatan dengan protein
sehingga dapat menimbullkan toksisitas. Indometacin mempunyai waktu paruh
sedang (4-11 jam). Indocin sangat mengiritasi lambung dan harus dimakan
sewaktu makan atau bersama-sama makanan. Derivat asam paraklorobenzoat
yang lain adalah sulindak (clinoril) dan tolmetin (tolectin), yang dapat
menimbulkan penurunan reaksi yang merugikan daripada indometacin. Tolmetin
tidak begitu tinggi berikatan dengan protein seperti indometacin dan sulindak dan
mempunyai waktu paruh yang singkat. Kelompok NSAIA/NSAID ini dapat
menurunkan tekanan darah dan menyebabkan retensi natrium dan air.
h. Turunan asam fenilasetat : Natrium diklofenak
Diklofenak sodium (voltaren), adalah NSAIA/NSAID terbaru yang
mempunyai waktu paruh plasmanya 8-12 jam. Efek analgesik dan
antiinflamasinya serupa dengan aspirin, tetapi efek antipiretiknya minimal atau
tidak sama sekali ada. Indikasi untuk artritis rematoid, osteoartritis, dan
ankilosing spondilitis. Reaksi sama seperti obat-obat NSAIA/NSAID lain. Agen
lain: ketorelak/toradol adalah agen antiinflamasi pertama yang mempunyai
khasiat analgesik yang lebih kuat daripada yang lain. Dianjurkan untuk nyeri
jangka pendek. Untuk nyeri pascabedah, telah terbukti khasiat analgesiknya sama
atau lebih dibanding analgesik opioid.

C. Jenis Obat Baru


Obat golongan Antiinflamasi non Steroid
1. Turunan asam salisilat : Aspirin, salisilamid,diflunisal.
2. Turunan 5-pirazolidindion : Fenilbutazon, Oksifenbutazon.
3. Turunan asam N-antranilat : Asam mefenamat, Asam flufenamat
4. Turunan asam arilasetat : Natrium diklofenak, Ibuprofen, Ketoprofen.
5. Turunan heteroarilasetat : Indometasin.
6. Turunan oksikam : Peroksikam, Tenoksikam.

D. Peran Hipotalamus Sebagai Termostat


Hipotalamus adalah sebuah kawasan yang kompleks di otak manusia, dan bahkan
kecil inti dalam hipotalamus terlibat dalam banyak fungsi yang berbeda. Inti
paraventricular misalnya berisi Oksitosin dan vasopresin (juga disebut antidiuretic
hormon) neuron yang proyek untuk pituitari posterior, tetapi juga mengandung neuron
yang mengatur ACTH dan TSH sekresi (yang proyek untuk pituitari anterior), lambung
refleks, tekanan darah, makan, respon imun, dan suhu.
Mengkoordinir hipotalamus banyak hormon dan perilaku ritme sirkadian, pola
yang kompleks neuroendocrine output, kompleks homeostatic mekanisme dan banyak
perilaku yang penting.
Hipotalamus harus karena itu menanggapi banyak sinyal yang berbeda, beberapa
di antaranya dihasilkan eksternal dan beberapa internal. Jadi seperti terhubung dengan
banyak bagian dari sistem saraf pusat, termasuk pembentukan reticular batang otak dan
otonom zona, limbik otak-depan (terutama amigdala, septum, diagonal band Broca, dan
lampu Bulbus dan korteks otak besar).
Hipotalamus responsif terhadap:
1. Cahaya: daylength dan photoperiod untuk mengatur ritme sirkadian dan musiman
2. Penciuman rangsangan, termasuk feromon
3. Steroid, termasuk gonad steroid dan Kortikosteron
4. Neurally ditransmisikan informasi yang timbul khususnya dari hati, perut, dan
saluran reproduksi
5. Input otonom
6. Darah yang bertalian rangsangan, termasuk leptin, ghrelin, angiotensin, insulin,
pituitary hormon, sitokin, plasma konsentrasi glukosa dan osmolarity.
7. Stres
8. Menyerang mikroorganisme oleh peningkatan suhu tubuh, reset termostat tubuh
keatas.
Peptida hormon memiliki pengaruh penting hipotalamus, dan untuk melakukannya
mereka harus menghindari blood - brain barrier. Hipotalamus dikelilingi sebagian oleh
daerah otak yang khusus yang kurang efektif blood - brain barrier; pengenduran kapiler
di situs ini fenestrated untuk memungkinkan bagian gratis bahkan besar protein dan
molekul lainnya. Sebagian dari situs ini adalah situs neurosecretion - neurohypophysis
dan eminensia rata-rata. Namun orang lain situs di mana otak sampel komposisi darah.
Dua dari situs ini, subfornical organ dan OVLT (organum vasculosum lamina terminalis)
adalah organ-organ yang disebut circumventricular, di mana neuron berada dalam kontak
intim dengan darah dan CSF. Struktur ini padat vascularized, dan berisi osmoreceptive
dan menerima natrium neuron yang mengendalikan minum, vasopresin rilis, ekskresi
natrium, dan natrium nafsu. Mereka juga mengandung neuron dengan reseptor
angiotensin, faktor natriuretic atrial, endothelin dan relaxin, masing-masing penting
dalam peraturan cairan dan elektrolit keseimbangan. Neuron di OVLT dan SFO proyek
supraoptic inti dan paraventricular inti, dan juga untuk preoptic membantu daerah. Organ
circumventricular juga dapat tempat tindakan interleukin untuk memperoleh demam dan
sekresi ACTH melalui efek pada paraventricular neuron.
Ini tidak jelas bagaimana semua peptid yang mempengaruhi aktivitas membantu
mendapatkan akses yang diperlukan. In the case of prolaktin dan leptin, ada bukti
pengambilan aktif pada plexus choroid dari darah ke CSF. Beberapa hormon pituitary
memiliki umpan balik negatif yang mempengaruhi pada sekresi membantu; sebagai
contoh, hormon pertumbuhan feed kembali pada hipotalamus, tapi bagaimana itu masuk
ke otak adalah tidak jelas. Ada juga bukti untuk tindakan pusat prolaktin dan TSH.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Analgesik atau analgetik, adalah obat yang digunakan untuk mengurangi atau
menghilangkan rasa sakit atau obat-obat penghilang nyeri tanpa menghilangkan
kesadaran. Obat ini digunakan untuk membantu meredakan sakit, sadar tidak sadar kita
sering mengunakannya misalnya ketika kita sakit kepala atau sakit gigi, salah satu
komponen obat yang kita minum biasanya mengandung analgesik atau pereda nyeri.
Analgesic terbagi menjadi dua golongan yaitu Analgesik Opioid/analgesik narkotika dan
Analgesik non Narkotika.
Obat antipiretik adalah obat untuk menurunkan panas. Hanya menurunkan
temperatur tubuh saat panas tidak berefektif pada orang normal. Dapat menurunkan
panas karena dapat menghambat prostatglandin pada CNS. Jenis obatnya Benorylate,
Fentanyl, Piralozon.
NSAID (non-steroidal anti-inflamatory drugs) adalah obat yang mengurangi rasa
sakit, demam, dan peradangan. Golongan obatnya Turunan asam salisilat, Turunan
paraaminofenol, Turunan 5-pirazolidindion, Turunan asam N-antranilat, Turunan asam
arilasetat/asam propionate, Turunan oksikam, Asam Paraklorobenzoat/asam asetat indol,
dan Turunan asam fenilasetat.
Hipotalamus adalah sebuah kawasan yang kompleks di otak manusia, dan bahkan
kecil inti dalam hipotalamus terlibat dalam banyak fungsi yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA

Deglin, Vallerand, 2005, Pedoman Obat Untuk Perawat, Jakarta, EGC


Katzung. G. Bertram 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi VIII Bagian ke II. Jakarta :
Salemba Medika.
Sutistia G.Ganiswara .2007. Farmakologi Dan Terapi edisi V. Jakarta, Gaya Baru
Tan Hoan Tjay dan Kirana Raharja. 2005. Obat-Obat Penting .Jakarta : PT Gramedia

Anda mungkin juga menyukai