2
SKENARIO I
Klarifikasi Istilah
1. Puskesmas : Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari dinkes kabupaten/kota yang bertanggung
jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu/sebagian wilayah kecamatan1
2. Manajemen : Suatu proses yang dilakukan oleh satu orang/lebih untuk
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan orang lain guna mencapai hasil (tujuan) yang
tidak dapat dicapai oleh satu orang saja.2
3. Pelayanan Kesehatan : Upaya yang diberikan oleh puskesmas kepada masyarakat
mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pencatatan, pelaporan, dan dituangkan
dalam satu sistem.3
4. Sistem Kesehatan Nasional : Pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua
komponen bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin
terccapainya derajat kesehatan setinggi-tingginya.3
5. Standar Pelayanan Minimal : Suatu standar dengan batas tertentu untuk mengukur
kinerja penyelenggaraan kewenangan wajib daerah yang berkaitan dengan pelayanan
dasar kepada masyarakat.4
6. Promosi Kesehatan : Proses penyadaran atau peningkatan pengetahuan masyarakat
tentang kesehatan dan upaya- upaya memfasilitasi perubahan dibidang kesehatan.5
7. Kepemimpinan : Sikap dari seorang individu yang memimpin berbagai kegiatan dari
suatu kelompok menuju suatu tujuan yang ignin dicapai bersama-sama5
8. Epidemiologi : Ilmu yang mempelajari tentang distribusi dan determinan penyakit, serta
upaya pengendalian penyakit tersebut.6,7,8
9. Kesehatan Matra : Upaya kesehatan dalam bentuk khusus yang diselenggarakan untuk
meningkatkan kemampuan fisik dan mental guna menyesuaikan diri terhadap lingkungan
yang serba berubah secara bermakna, baik di lingkungan darat, laut, maupun udara.9
10. Dokter Keluarga : Dokter yang memperoleh pendidikan lanjutan khusus untuk
menerapkan prinsip kedokteran keluarga , dengan cakupan ilmu dan keterampilan yang
lebih luas dan lebih dalam sebagai dokter pelayanan kesehatan strata pertama (dokter
layanan primer).10
11.BPJS : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yang selanjutnya disingkat BPJS
Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program
Jaminan Kesehatan.11
12. Asuransi Kesehatan : Jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh
manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar
kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya
dibayar oleh pemerintah.12
13. Obat Konvensional : Bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan
hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang
secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai
dengan norma yang berlaku di masyarakat.13
14. Pengobatan Tradisional : Pengobatan atau perawatan yang mengacu pada pengalaman
dan keterampilan turun temurun secara empiris yang dilakukan sesuai dengan norma
yang berlaku di masyarakat.13
15. Pengobatan Alternatif : Pengobatan non konvensional yang ditujukan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi upaya promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif yang diperoleh melalui pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan
dan efektifitas yang tinggi berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik tapi belum diterima
dalam kedokteran konvensional.13
16. Pengobatan Komplementer : metode penyembuhan yang caranya berbeda dari
pengobatan konvensional di dunia kedokteran, yang mengandalkan obat kimia dan
operasi, yangdapat dilakukan oleh tenaga kesehatan.13
Identifikasi Masalah
1. Apa visi, misi, tujuan dan fungsi puskesmas ?
2. Jelaskan sustur dari sistem puskesmas dan fungsinya ?
3. Bagaimana upaya kesehatan di puskesmas ?
4. Apa saja tipe-tipe puskesmas ?
5. Bagaimana manajemen pelayanan kesehatan puskesmas ?
6. Bagaimana pelaksanaan sistem kesehatan nasional ?
7. Tujuan landasan dari sistem kesehatan nasional ?
8. Apa fungsi, tujuan, prinsip dasar dari standar pelayanan minimal ?
9. Apa tujuan, visi, misi, dan ruang lingkup promkes ?
10. Apa bentuk promkes dan strategi sasarannya ?
11. Apa saja contoh upaya perubahan perilaku kesehatan ?
12. Apa karakteristik dan ruang lingkup epidemiologi ?
13. Apa peranan, tujuan, dan jenis-jenis epidemiologi kesehatan ?
14. Apa saja yang termasuk kedalam unsure-unsur epidemiologi ?
15. Apa saja kegiatan dari surveilence epidemiologi ?
16. Apa saja jenis-jenis dan manfaat kesehatan matra ?
17. Bagaimana tujuan penerapan dan ruang lingkup kesehatan matra ?
18. Bagaimana bentuk, konsep dan karakteristik pelayanan doga ?
19. Apa saja ruang lingkup praktik doga ?
20. Bagaimana pembiayaan dalam praktik doga ?
21. Apa saja yang termasuk kedalam standar layanan dokter keluarga ?
22. Apa saja dasar hokum yang mengatur dokter keluarga ?
23. Apa perbedaan pelayanan dokter keluarga dan pelayanan dokter umum ?
24. Apa saja yang termasuk anggota BPJS?
25. Bagaimana penjelasan tentang BPJS?
26. Apa saja persyaratan yang harus dipenuhi oleh fasilitas kesehatan tingkat 1 ?
27. Apa saja yang dimaksud ilmu kedoteran konvensional, komplementer, alternative ?
28. Apa saja jenis-jenis pengobatan tradisional ?
29. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kedokteran komunitas !
30. Jelaskan apa saja jenis gaya kepemimpinan !
31. Jelaskan tentang gizi masyarakat !
32. Jelaskan tentang KLB !
Analisis Masalah
Visi
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah tercapainya
Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat. Kecamatan Sehat adalah gambaran
masayarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan,
yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan berperilaku sehat, memiliki kemampuan
untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Indikator Kecamatan Sehat yang ingin dicapai mencakup 4 indikator utama yakni:
a. Lingkungan sehat
b. Perilaku sehat
c. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu
d. Derajat kesehatan penduduk kecamatan
Rumusan visi untuk masing-masing puskesmas harus mengacu pada visi pembangunan
kesehatan puskesmas di atas yakni terwujudnya Kecamatan Sehat, yang harus sesuai dengan
situasi dan kondisi masyarakat serta wilayah kecamatan setempat
Misi
Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung
tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional.
Misi tersebut adalah:
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.
Puskesmas akan selalu menggerakkan pembngunan sektor lain yang diselenggarakan di
wilayah kerjanya, agar memperhatikan aspek kesehatan, yaitu pembangunan yang tidak
menimbulkan dampak negative terhadap kesehatan, setidak-tidaknya terhadap lingkungan
dan prilaku masyarakat.
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya.
Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat yang bertempat
tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya di bidang kesehatan, melalui peningkatan
pengetahuan dan kemampuan, menuju kemandirian untuk hidup sehat.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan
yang diselenggarakan.
Puskesmas akan selalu berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai
dengan standar dan memuaskan masyarakat, mengupayakan pemerataan pelayanan
kesehatan serta meningkatkan efisiensi pengelolaan dana, sehingga dapat dijangkau oleh
seluruh anggota masyarakat.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta
lingkungannya.
Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat yang berkunjung dan yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya, tanpa
diskriminasi dan dengan penerapan kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan sesuai. Upaya
pemeliharaan dan peningkatan yang dilakukan puskesmas mencakup pula aspek
lingkungan dari yang bersangkutan.
Tujuan
Pasal 4 Permenkes No. 75 Th 2014
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya
kecamatan sehat.
Fungsi
Pasal 5 Permenkes No. 75 Th 2014
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Puskesmas
menyelenggarakan fungsi: a. penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
b. penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.
8. Apa fungsi, tujuan, dan prinsip dasar dari standar pelayanan minimal ?17
Fungsi Standar Pelayanan Minimal
a. Hak masyarakat untuk menerima suatu pelayanan dasar dari Pemerintah Daerah
menjadi lebih terjamin dengan mutu tertentu
b. Sebagai landasan untuk menentukan perimbangan keuangan yang lebih merata dan
transparan
c. Menentukan total anggaran yang diperlukan untuk menyelenggarakan pelayanan
dasar
d. Mempermudah terselenggaranya sistem manajemen penganggaran berbasis kinerja.
Tujuan Standar Pelayanan Minimal
Panduan ini bertujuan untuk memberikan kemudahan dan kesamaan visi kepada
pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam melaksanakan perencanaan,pelaksanaan dan
pengendalian, serta pengawasan danpertanggung jawaban penyelenggaraan standar pelayanan minimal
bidang kesehatan di Kabupaten/Kota.Adapun sasaran dari panduan ini adalah tersusunnya
perencanaan pembiayaan SPM bidang kesehatan oleh pemerintah Daerah Kab/Kota
dalam rangka pencapaian secara bertahap SPM Bidang kesehatan di daerahnya.
Prinsip Dasar Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Dalam menyusun dan menetapkan SPM, Menteri/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non-
Departemen memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. konsensus, yaitu disepakati bersama oleh komponen-komponen atau unit-unit
kerjayang ada pada departemen/Lembaga Pemerintah Non-Departemen yang
bersangkutan;
b. sederhana, yaitu mudah dimengerti dan dipahami;
c. nyata, yaitu memiliki dimensi ruang dan waktu serta persyaratan atau prosedur
teknis;
d. terukur, yaitu dapat dihitung atau dianalisa;
e. terbuka, yaitu dapat diakses oleh seluruh warga atau lapisan masyarakat;
f. terjangkau, yaitu dapat dicapai bersama SPM jenis-jenis pelayanan dasar lainnya
dengan menggunakan sumber-sumber daya dan dana yang tersedia;
g. akuntabel, yaitu dapat dipertanggungjawabkan kepada publik; dan
h. bertahap, yaitu mengikuti perkembangan kebutuhan dan kemampuan
keuangan,kelembagaan, dan personil dalam pencapaian SPM.
SPM Bidang Kesehatan disusun dengan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Diterapkan pada urusan wajib. Oleh karena itu SPM merupakan bagian integral dari
pembangunan kesehatan yang berkesinambungan, menyeluruh, terpadu sesuai
rencana pembangunan jangka menengah nasional.
b. Diberlakukan untuk seluruh daerah kabupaten dan daerah kota. SPM harus mampu
memberikan pelayanan kepada publik tanpa kecuali (tidak hanya masyarakat miskin),
dalam bentuk, jenis, tingkat dan mutu pelayanan yang esensial dan sangat dibutuhkan
oleh masyarakat.
c. Menjamin akses masyarakat mendapat pelayanan dasar tanpa mengorbankan mutu
dan mempuyai dampak luas pada masyarakat (Positive Health Ekstenality).
d. Merupakan indikator kinerja buan standar teknis, dikelola dengan manajerial
professionnal sehingga tercapai efisiensi dan efektivitas penggunaan sumberdaya.
e. Bersifat dinamis.
f. Ditetapkan dalam ranka penyelenggaraan pelayanan dasar.
9. Apa tujuan, visi, misi dan ruang lingkup promosi kesehatan ?18,19
Tujuan Promkes
a. Tersosialisasinnya program-program kesehatan
b. Terwujudnya masyarakat Indonesia baru yang berbudaya bersih dan sehat
c. Tumbuhnya gerakan hidup sehat di masyarakat
d. Menuju terwujudnya kabupaten/kota sehat, provinsi sehat dan Indonesia sehat
Visi Promkes
Visi Promosi Kesehatan adalah: PHBS 2010, yang mengindikasikan tentang
terwujudnya masyarakat Indonesia baru yang berbudaya sehat. Visi tersebut adalah
benar-benar visioner, menunjukkan arah, harapan yang berbau impian, tetapi bukannya
tidak mungkin untuk dicapai. Visi tersebut juga menunjukkan dinamika atau gerak maju
dari suasana lama (yang ingin diperbaiki) ke suasana baru (yang ingin dicapai). Visi
tersebut juga menunjukkan bahwa bidang garapan Promosi kesehatan adalah aspek
budaya (kultur), yang menjanjikan perubahan dari dalam diri manusia dalam interaksinya
dengan lingkungannya dan karenanya bersifat lebih lestari.
Misi Promkes
Misi Promosi Kesehatan yang ditetapkan adalah: (1) Memberdayakan individu,
keluarga dan masyarakat untuk hidup sehat; (2) Membina suasana atau lingkungan yang
kondusif bagi terciptanya phbs di masyarakat; (3) Melakukan advokasi kepada para
pengambil keputusan dan penentu kebijakan. Misi tersebut telah menjelaskan tentang apa
yang harus dan perlu dilakukan oleh Promosi Kesehatan dalam mencapai visinya. Misi
tersebut juga menjelaskan fokus upaya dan kegiatan yang perlu dilakukan. Dari misi
tersebut jelas bahwa berbagai kegiatan harus dilakukan serempak.
Ruang Lingkup Promkes
1. Integrasi Promosi Kesehatan dalam Program Kesehatan Ibu dan Anak yang
difokuskan pada pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan.
2. Integrasi Promosi Kesehatan dalam Program Gizi Masyarakat yang difokuskan pada
balita diberi ASI Eksklusif.
3. Integrasi Promosi Kesehatan dalam Program Lingkungan Sehat yang difokuskan pada
kemudahan akses terhadap air bersih dan jamban secara berkesinambungan, lantai
rumah bukan dari tanah (kedap air), kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni
rumah.
4. Integrasi Promosi Kesehatan dalam program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan yang
difokuskakn pada kepesertaan masyarakat dalam jaminan pemeliharaan kesehatan.
5. Integrasi Promosi Kesehatan dalam Program pencegahan dan Penanggulangan
Penyakit Tidak Menular yang difokuskan pada konsumsi buah dan sayur, melakukan
aktivitas fisik dan tidak merokok.
10. Apa bentuk dari promosi kesehatan beserta strategi sasarannya ?18,20
Bentuk promosi kesehatan
a. Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)
b. Dinamika Kelompok
c. Pengorganisasian masyarakat
d. Pengembangan kesehatan masyarakat desa (PKMD)
e. Pendidikan/pelatihan
Strategi dan sasaran promosi kesehatan
Strategi Promosi Kesehatan yang selama ini dikenal adalah ABG, yaitu: Advokasi,
Bina Suasana dan Gerakan Pemberdayaan Masyarakat. Ketiga strategi tersebut dengan
jelas menunjukkan bagaimana cara menjalankan misi dalam rangka mencapai visi.
Strategi tersebut juga menunjukkan ketiga strata masyarakat yang perlu digarap, yaitu:
- Strata primer adalah masyarakat langsung perlu digerakkan peran aktifnya
melalui upaya gerakan atau pemberdayaan masyarakat (community development,
PKMD, Posyandu, Poskestren, Pos UKS, dll).
- Strata sekunder adalah para pembuat opini di masyarakat, perlu dibina atau diajak
bersama untuk menumbuhkan norma perilaku atau budaya baru agar diteladani
masyarakat. Ini dilakukan melalui media massa, media tradisonal, adat, atau
media apa saja sesuai dengan keadaan, masalah dan potensi setempat.
- strata tertier adalah para pembuat keputusan dan penentu kebijakan, yang perlu
dilakukan advokasi, melalui berbagai cara pendekatan sesuai keadaan, masalah
dan potensi yang ada. Ini dilakukan agar kebijakan yang dibuat berwawasan
sehat, yang memberikan dampak positif bagi kesehatan.
13. Apa saja peran dan tujuan dan jenis ilmu epidemiologi ?6,7
a Perananan epidemiologi :
1) Mengidentifikasi masalah kesehatan yang utama yang sedang dihadapi masyarakat
2) Mengetahui faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya masalah kesehatan atau
penyakit dalam masyarakat
3) Menyediakan data yang diperlukan unntuk perencanaan kesehatan dan pengambilan
keputusan
4) Membantu melakukan evaluasi terhadap program kesehatan yang sedang atau telah
dilakukan
5) Mengembangkan metodologi untuk menganalisis keadaan suatu penyakit dalam
upaya untuk mengatasi atau menanggulanginya
6) Mengarahkan intervensi yang diperukan untuk menanggulangi masalah-masalah
yang perlu dipecahkan.
c. Jenis epidemiologi
1. Epidemiologi Deskriptif
Mempelajari tentang frekuensi dan distribusi suatu masalah kesehatan dalam
masyarakat (who: Siapa, where; dimana, when: kapan)
2. Epidemiologi Analitis
Upaya epidemiologi utk menganalisis faktor-faktor (determinan) masalah kesehatan.
3. Epidemiologi Eksperimental
Upaya epidemiologi untuk menguji faktor kebenaran tentang penyakit dengan
percobaan atau eksperimen.
Pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga banyak macamnya. Secara
umum dapat dibedakan atas tiga macam :
1. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan. Pada bentuk ini, pelayanan yang
diselenggarakan pada praktek dokter keluarga hanya pelayanan rawat jalan saja.
Dokter yang menyelenggarakan praktek dokter keluarga tersebut tidak melakukan
pelayanan kunjungan dan perawatan pasien di rumah atau pelayanan rawat inap di
rumah sakit. Semua pasien yang membutuhkan pertolongan diharuskan datang ke
tempat praktek dokter keluarga. Jika kebetulan pasien tersebut memerlukan
pelayanan rawat inap, pasien tersebut dirujuk ke rumah sakit.
2. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien dirumah.
Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga
mencakup pelayanan rawat jalan serta pelayanan kunjungan dan perawatan pasien di
rumah. Pelayanan bentuk ini lazimnya dilaksanakan oleh dokter keluarga yang tidak
mempunyai akses dengan rumah sakit.
3. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien di rumah,
serta pelayanan rawat inap di rumah sakit. Pada bentuk ini, pelayanan yang
diselenggarakan pada praktek dokter keluarga telah mencakup pelayanan rawat jalan,
kunjungan dan perawatan pasien di rumah, serta perawatan rawat inap di rumah sakit.
Pelayanan bentuk ini lazimnya diselenggarakan oleh dokter keluarga yang telah
berhasil menjalin kerja sama dengan rumah sakit terdekat dan rumah sakit tersebut
memberi kesempatan kepada dokter keluarga untuk merawat sendiri pasiennya di
rumah sakit.
19. Apa saja ruang lingkup praktik dokter keluarga?10
Ruang lingkup pelayanan dokter keluarga mencakup bidang amat luas sekali.Jika
disederhanakan secara umum dapat di bedakan atas dua macam :
1. Kegiatan yang dilaksanakan Pelayanan yang diselenggarakan oleh dokter keluarga harus
memenuhi syarat pokok yaitu pelayanan kedokteran menyeluruh (comprehensive medical
services). Karakteristik :
- jenis pelayanan yang diselenggarakan mencakup semua jenis pelayanan kedokteran
yang di kenal di masyarakat.
- Tata cara pelayanan tidak di selenggarakan secara terkotak-kotak ataupun terputus-
putus melainkan di selenggarakan secara terpadu (integrated) dan berkesinambungan
(continu).
- Pusat perhatian pada waktu menyelenggarakan pelayanan kedokteran tidak
memusatkan perhatiannya hanya pada keluhan dan masalah kesehatan yang di
sampaikan penderita saja, melainkan pada penderita sebagai manusia seutuhnya.
- Pendekatan pada penyelenggaraan pelayanan tidak di dekati hanya dari satu sisi
saja, melainkan dari semua sisi yang terkait (comprehensive approach) yaitu sisi
fisik, mental dansosial (secaraholistik).
2. Sasaran pelayanan dokter keluarga adalah kelurga sebagai suatu unit. Pelayanan dokter
keluarga harus memperhatikan kebutuhan dan tuntutan kesehatan keluarga sebagai satu
kesatuan, harus memperhatikan pengaruh masalah kesehatan yang di hadapi terhadap
keluarga dan harus memperhatikan pengaruh keluarga terhadap masalah kesehatan yang di
hadapi oleh setiap anggota keluarga.
23. apa yang membedakan pelayanan dokter keluarga dengan dokter umum?10
b. Puskesmas atau yang setara: Surat Ijin Operasional; Surat Ijin Praktik (SIP) bagi
dokter/dokter gigi, Surat Ijin Praktik Apoteker (SIPA) bagi Apoteker, dan Surat Ijin Praktik
atau Surat Ijin Kerja (SIP/SIK) bagi tenaga kesehatan lain; Perjanjian kerja sama dengan
jejaring, jika diperlukan; dan Surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang terkait
dengan Jaminan Kesehatan Nasional.
c. Klinik Praktek atau yang setara: Surat Ijin Operasional; Surat Ijin Praktik (SIP) bagi
dokter/dokter gigi dan Surat Ijin Praktik atau Surat Ijin Kerja (SIP/SIK) bagi tenaga
kesehatan lain; Surat Ijin Praktik Apoteker (SIPA) bagi Apoteker dalam hal klinik
menyelenggarakan pelayanan kefarmasian; Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) badan;
Perjanjian kerja sama dengan jejaring, jika diperlukan; dan Surat pernyataan kesediaan
mematuhi ketentuan yang terkait dengan Jaminan Kesehatan Nasional.
d. Rumah Sakit Kelas D Pratama atau yang setara: Surat Ijin Operasional; Surat Ijin Praktik
(SIP) tenaga kesehatan yang berpraktik; Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) badan;
Perjanjian kerja sama dengan jejaring, jika diperlukan; dan Surat pernyataan kesediaan
mematuhi ketentuan yang terkait dengan Jaminan Kesehatan Nasional.
e. Persyaratan bagi praktik bidan dan/atau praktik perawat pada wilayah yang tidak terdapat
dokter: Surat Ijin Praktik (SIP); Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); Perjanjian kerja sama
dengan dokter atau puskesmas pembinanya; dan Surat pernyataan kesediaan mematuhi
ketentuan yang terkait dengan Jaminan Kesehatan Nasional
26. Apa saja persyaratan yang harus dipenuhi oleh faskes tingkat I?12
Persyaratan yang harus dipenuhi bagi Fasilitas Kesehatan tingkat pertama terdiri atas:
a. untuk praktik dokter atau dokter gigi harus memiliki:
1. Surat Ijin Praktik;
2. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
3. perjanjian kerja sama dengan laboratorium, apotek, dan jejaring lainnya; dan
4. surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang terkait dengan Jaminan
Kesehatan Nasional.
d. untuk Rumah Sakit Kelas D Pratama atau yang setara harus memiliki :
1. Surat Ijin Operasional;
2. Surat Ijin Praktik (SIP) tenaga kesehatan yang berpraktik;
3. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) badan;
4. Perjanjian kerja sama dengan jejaring, jika diperlukan; dan
5. Surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang terkait dengan Jaminan
Kesehatan Nasional.
27. Apa saja yang dimaksud ilmu kedokteran konvensional, komplementer, alternatif?13
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1109/MENKES/PER/IX/2007
tentang Penyelenggaraan Pengobatan Komplementer-Alternatif di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan, yang dimaksud pengobatan komplementer alternatif adalah pengobatan non
konvensional yang ditujukan untuk meningktakan derajat kesehatan masyarakat meliputi
upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang diperoleh melalui pendidikan
terstruktur dengan kualitas, keamanan, dan efektivitas yang tinggi yang berlandaskan ilmu
pengetahuan biomedik, yang belum diterima dalam kedokteran konvensional.
Tujuan pengaturan penyelenggaraan pengobatan komplementer alternative adalah:
a. Memberikan perlindungan kepada pasien
b. Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
c. Memberikan kepastian hukum kepada masyarakat dan tenaga pengobatan komplementer-
alternatif
Pengobatan komplementer alternatif dilakukan sebagai upaya pelayanan yang
berkesinambungan mulai dari peningkatan kesehatan promotif, pencegahan penyakit
(preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan atau pemulihan kesehatan (rehabilitatif).
Pengobatan komplementer alternatif yang berlandaskan pengetahuan biomedik adalah:
a. Intervensi tubuh dan fikiran
b. System pelayanan pengobatan alternatif
c. Cara penyembuhan manual
d. Pengobatan farmakologi dan biologi
e. Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan
f. Cara lain dalam diagnosa dan pengobatan.
28. Apa saja jenis pengobatan tradisional?26
Berdasarkan cara pengobatannya, pelayanan kesehatan tradisional menurut UU 36 tahun
2009 pasal 59 ayat 1 ,terbagi menjadi:
a. pelayanan kesehatan tradisional yang menggunakan keterampilan; dan
b. pelayanan kesehatan tradisional yang menggunakan ramuan.
Keterampilan yang dimaksud dalam pengobatan tradisional termasuk :
- Manual : pijat/urut, shiatsu, patah tulang, refleksi
- Alat/teknologi : akupuntur, bekam
- Mental : qigong, kebatinan, paranormal, dll.
Dan ramuan yang dimaksud dalam pengobatan tradisional termasuk : jamu, homeopath,
terapi sengat, dll.
Pola pengasuhan anak kurang memadai. Setiap keluarga dan mayarakat diharapkan
dapat menyediakan waktu, perhatian, dan dukungan terhadap anak agar dapat
tumbuh kembang dengan baik baik fisik, mental dan sosial.
Masalah gizi terbagi menjadi masalah gizi makro dan mikro. Masalah gizi makro adalah
masalah yang utamanya disebabkan kekurangan atau ketidakseimbangan asupan energi dan
protein. Manifestasi dari masalah gizi makro bila terjadi pada wanita usia subur dan ibu hamil
yang Kurang Energi Kronis (KEK) adalah berat badan bayi baru lahir yang rendah (BBLR). Bila
terjadi pada anak balita akan mengakibatkan marasmus, kwashiorkor atau marasmic-kwashiorkor
dan selanjutnya akan terjadi gangguan pertumbuhan pada anak usia sekolah. Anak balita yang
sehat atau kurang gizi secara sederhana dapat diketahui dengan membandingkan antara berat
badan menurut umur atau berat badan menurut tinggi, apabila sesuai dengan standar anak disebut
Gizi Baik. Kalau sedikit di bawah standar disebut Gizi Kurang, sedangkan jika jauh di bawah
standar disebut Gizi Buruk. Bila gizi buruk disertai dengan tandatanda klinis seperti ; wajah
sangat kurus, muka seperti orang tua, perut cekung, kulit keriput disebut Marasmus, dan bila ada
bengkak terutama pada kaki, wajah membulat dan sembab disebut Kwashiorkor. Marasmus dan
Kwashiorkor atau Marasmus Kwashiorkor dikenal di masyarakat sebagai busung lapar. Gizi
mikro (khususnya Kurang Vitamin A, Anemia Gizi Besi, dan Gangguan Akibat Kurang Yodium).
Peta konsep