Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

FARMAKOLOGI GIZI
FISIOLOGI KEHAMILAN

OLEH KELOMPOK 4:

GABRIELLA PRINCSILYA RAMADANI


GUSTIA PEBRIANI
HERMINA ROSELITA HUTASOIT
HUSNUL KHOTIMAH PAWADI
HUSNUL KHOTIMAH ABDURRAHMAN
IKA SYAPUTRI

DIV GIZI SEMESTER V

Politeknik Kesehatan Kemenkes Pontianak


Tahun Ajaran 2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT atas karunia-Nya sehingga makalah
Farmakologi Gizi tentang Fisiologi Kehamilan ini dapat diselesaikan. Tidak lupa diucapkan
terima kasih kepada pembimbing mata kuliah ini atas bimbingannya selama ini dan teman-
teman yang telah memberikan dukungan serta saran demi terwujudnya makalah ini.

Makalah ini berisi tentang Fisiologi Kehamilan, ulasan yang disediakan ini semoga
dapat menambah wawasan sehingga memperjelas pembahasan materi. Diharapkan
makalah yang disusun ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua terutama menambah
pengetahuan tentang hal yang diulas di dalamnya.

Apabila ada kesalahan dan kekurangan di dalam makalah ini. Mohon kritik dan
saran. Kritik dan saran anda sangat bermanfaat guna untuk memperbaiki kesalahan yang
ada. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Pontianak, 11 Oktober 2016

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................... 4
A. Latar Belakang............................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................4
C. Tujuan.......................................................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................6
A. Pengertian Kehamilan.................................................................................................6
B. Pengertian Obat.......................................................................................................... 6
1. Preparat Antasid.......................................................................................................7
2. Obat antagonis Histamin.........................................................................................7
3. Obat pencahar (Laksatit)..........................................................................................8
C. Perubahan Fisiologi Kehamilan...................................................................................8
1. Sistem Reproduksi...................................................................................................8
2. Sistem Sirkulasi Darah.............................................................................................9
3. Sistem pernapasan..................................................................................................9
4. Sistem Pencernaan..................................................................................................9
5. Sistem Integumen....................................................................................................9
6. Metabolisme.............................................................................................................9
7. Payudara.................................................................................................................. 9
D. Hubungan Obat Dengan Kehamilan............................................................................9
1. Farmakokinetik Obat pada Kehamilan...................................................................10
2. Kategori Obat pada Ibu Hamil................................................................................11
3. Anjuran Penggunaan Obat Pada Masa Kehamilan................................................12
4. Obat Antiemetik......................................................................................................12
E. Perubahan Farmakologi Obat Pada Kehamilan.........................................................13
1. Perubahan Farmakokinetika Obat Akibat Perubahan Maternal..............................14
2. Efek kompartemen fetal-plasental..........................................................................15
F. Farmakologi Kehamilan Pada Wanita Dengan Riwayat Penyakit..............................16
1. Penyakit asma pada kehamilan.............................................................................16
2. Gangguan mental...................................................................................................16
3. Diabetes mellitus....................................................................................................17
4. Epilepsi.................................................................................................................. 17
G. Prinsip Penggunaan Obat Pada Kehamilan...............................................................18
BAB III PENUTUP................................................................................................................ 19
A. Kesimpulan................................................................................................................ 19
B. Saran......................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. 20
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan adalah dikandungnya janin hasil pembuahan sel telur oleh sel sperma
(Kushartanti, 2004). Proses kehamilan harus ada spermatozoa, ovum, pembuahan ovum
(konsepsi) dan nidasi hasil konsepsi (Winkjosastro, 2007). Kehamilan merupakan suatu
krisis maturitas yang dapat menimbulkan stres, tetapi berharga karena wanita tersebut
menyiapkan diri untuk memberi perawatan dan mengemban tanggung jawab yang lebih
besar. Seiring persiapannya untuk menghadapi peran baru, wanita tersebut mengubah
konsep dirinya agar siap menjadi orang tua (Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2004).
Farmakologi merupakan ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan interaksi antara
sebuah sistem dalam mahluk yang hidup dan zat-zat kimia dari luar yang masuk ke
dalam sistem tersebut. Obat dapat diartikan sebagai setiap molekul kecil yang ketika
masuk ke dalam tubuh, akan mengubah fungsi tubuh melalui berbagai interaksi di
tingkat molekuler. Pemberian obat harus selalu dilakukan dengan memperhatikan
prinsip-prinsip pengetahuan hayati (bioscience) yang relevan, dasar evidensi dan
pertimbangan hukum.
Banyak fakta yang mengatakan bahwa 80% ibu hamil dan ibu menyusui terpaksa
minum obat karena masalah kesehatan yang mereka alami, 12% ibu hamil
mengkonsumsi obat-obat analgetika, sedangkan 9% menggunakan obat yang
diresepkan dokter, akibat penyakit yang menyertai seperti hipertensi dan asma. Dengan
hal demikian akan menimbulkan dampak kecacatan pada bayi, seperti yang dialami 1
diantara 25 bayi di Australia mengalami cacat lahir relative berkaitan dengan
penggunaan obat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kehamilan?
2. Apa pengertian obat?
3. Apa perubahan fisiologi kehamilan?
4. Apa hubungan obat dengan kehamilan?
5. Bagaimana perubahan farmakologi obat pada kehamilan?
6. Bagaimana farmakologi kehamilan pada wanita dengan riwayat penyakit?
7. Bagaimana prinsip penggunaan obat pada kehamilan?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian kehamilan
2. Mengetahui pengertian obat
3. Mengetahui perubahan fisiologi kehamilan
4. Mengetahui hubungan obat dengan kehamilan
5. Mengetahui perubahan farmakologi obat pada kehamilan
6. Mengetahui farmakologi kehamilan pada wanita dengan riwayat penyakit
7. Mengetahui prinsip penggunaan obat pada kehamilan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah dikandungnya janin hasil pembuahan sel telur oleh sel sperma
(Kushartanti, 2004). Proses kehamilan harus ada spermatozoa, ovum, pembuahan ovum
(konsepsi) dan nidasi hasil konsepsi (Winkjosastro, 2007). Kehamilan merupakan suatu
krisis maturitas yang dapat menimbulkan stres, tetapi berharga karena wanita tersebut
menyiapkan diri untuk memberi perawatan dan mengemban tanggung jawab yang lebih
besar. Seiring persiapannya untuk menghadapi peran baru, wanita tersebut mengubah
konsep dirinya agar siap menjadi orang tua (Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2004).

Kehamilan adalah suatu fenomena fisiologis yang dimulai dengan pembuahan dan
diakhiri dengan proses persalinan. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu
atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Tiga periode berdasarkan
lamanya kehamilan:

1. Kehamilan trimester I : 014 minggu


2. Kehamilan trimester II : 1428 minggu
3. Kehamilan trimester III : 2842 minggu

Dalam 3 trimester tersebut akan terjadi perubahan-perubahan dalam tubuh ibu.


Perubahan akan muncul pada minggu ke-5 sampai ke-6 masa kehamilan, karena
hormon-hormon kehamilan dalam tubuh mulai aktif bekerja (Hanifa, 2007).

D. Pengertian Obat

Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan untuk digunakan dalam
menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan
penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan,
memperelok badan atau bagian badan manusia (SK Menteri Kesehatan.
No.25/Kab/B.VII/ 71 tanggal 9 Juni 1971). Menurut Ansel (2001), obat adalah zat yang
digunakan untuk diagnosis, mengurangi rasa sakit, serta mengobati atau mencegah
penyakit pada manusia atau hewan.
Obat yang digunakan pada kehamilan

1 Preparat Antasid
Fungsinya untuk meredakan gejala gangguan lambung seperti nyeri uluhati dan
gangguan cerna, tetapi bukan ulkus. Kerja dan efek samping Antasid. Preparat
antasid mengurangi keasaman lambung yang :

a. Menetralkan isi lambung


b. Menurunkan refluks dengan meningkatkan tekanan pada sfingter esoffagus
bagian distal.
c. Dapat meningkatkan sekresi asam lambung sehingga memperburuk gejalanya
atau memperbesar bahaya terjadinya aspirasi lambung. Contoh obat preparat
antasid : Bisodol,andrews antacid,gaviscon.settlers,algico, infacol.

Interaksi dengan antasid.

Absorbsi kebanyakan obat, termasuk obat-obat kontrapsepsi oral, akan diganggu


oleh antasid dan salut enteriknya akan dirusak. (brucker & Faucher,1997)

Kewaspadaan

a. Penggunaan antasid apapun dalam waktu yang lama dapat menyebabkan


pembentukan batu ginjal.
b. Jika sudah terdapat insufisiensi renal dengan derajat berapapun (seperti pada
pre-eklampsia atau jika ada bukti ISK yang berkali-kali),penggunaan antasid
sebaiknya dihindari karena preparat ini dapat menumpuk dan menyebabakn
toksitositas.
c. Penggunaan antasid lebih dari tiga bulan dapat disertai dengan cacat lahir. (Van
Way,1999)

1. Obat antagonis Histamin


Fungsinya untuk meminimalkan kerusakan paru yang disebabkan oleh aspirasi
isi lambung. Kerja dan efek samping antagonis :

a. Meningkatkan sekresi gastrin.


b. Mengurangi pengeluaran asam lambung.
c. Menyebabkan vertigo, somnolen, dan rasa lelah
d. Menyebabkan mual, kram lambung, konstipasi, diare.
Contoh obat : De-Nol, Losec.

Interaksi dengan antagonis H2 :

a. Tidak dapat diserap dengan baik jika diminum dengan antasid, harus berselang 2
jam.
b. Kebiasaan merokok akan mengurangi kesembuhan ulkus dan meningkatkan
penguraian obat-obat antagonis H2.

2. Obat pencahar (Laksatit)


Fungsinya sebagai obat yang memfalisitasi evakuasi usus. Obat ini diberikan
dalam bentuk preparat oral, enema, atau supositoria.

Efek sampingnya menimbulkan gangguan fungsi normal gangguan keseimbangan


cairan dan elektrolit, flora colon, motilitas usus.

Contoh obat pencahar : Fybogel, Normacol, Carbalax, Micolette micro-enema.

Interaksi dengan obat pencahar :

a. Dapat mengikat obat lain dan mineral sehingga mengganggu absorbsi.


b. Pemberian dengan preparat lain harus selang 2 jam, jika tidak akan
menimbulkan motilitas lambung.

E. Perubahan Fisiologi Kehamilan

Hampir setiap tubuh wanita hamil mengalami perubahan baik pada organ dan sistem
organnya. Menurut Mochtar (2011) dan Bobak, Lowdermilk & Jensen (2004) perubahan
fisiologis yang terjadi pada wanita hamil antara lain:

1 Sistem Reproduksi
Ukuran uterus membesar akibat dari hipertrofi dan hiperplasia otot polos rahim,
berat uterus naik dari 30 gram menjadi 1000 gram, isthmus rahim hipertrofi dan
serviks uteri bertambah vaskularisasinya dan bertambah lunak. Proses ovulasi
berhenti, vagina dan vulva berwarna lebih merah atau kebiruan. Pembesaran rahim
menimbulkan peregangan dan menyebabkan robeknya serabut elastin di bawah kulit
sehingga timbul stirae gravidarum.
3. Sistem Sirkulasi Darah
Volume darah total dan volume plasma darah naik pesat sejak akhir trimester
pertama. Gambaran protein darah berubah; jumlah protein, albumin dan gama
globulin menurun pada trimester pertama dan meningkat bertahap pada akhir
kehamilan. Pompa jantung akan meningkat setelah kehamilan tiga bulan dan
menurun lagi pada minggu-minggu terakhir kehamilan. Tekanan darah cenderung
turun pada trimester kedua dan akan naik lagi seperti pada prahamil. Nadi biasanya
naik, nilai rata-ratanya 84 kali per menit.

4. Sistem pernapasan
Adanya usus yang tertekan ke arah diafragma akibat pembesaran uterus, akan
menekan paru-paru sehingga wanita hamil akan cenderung mengeluh sesak dan
napas pendek. Kapasitas vital paru sedikit meningkat selama kehamilan.

5. Sistem Pencernaan
Pada trimester pertama, muncul keluhan mual dan muntah. Salivasi meningkat,
tonus otot saluran pencernaan melemah sehingga motilitas usus menurun dan
makanan akan lebih lama berada dalam saluran makanan.

6. Sistem Integumen
Pada daerah kulit tertentu, terdapat hiperpigmentasi jaringan seperti pada muka,
payudara (puting dan areola payudara), perut dan vulva.

7. Metabolisme
Tingkat metabolik basal pada wanita hamil meningkat hingga 15-20% terutama
pada trimester akhir. Terjadi gangguan keseimbangan asam basa, kebutuhan protein
dan kalori meningkat. Wanita hamil sering merasa haus, nafsu makan bertambah,
sering buang air kecil dan kadang dijumpai glukosuria, serta berat badan ibu hamil
akan meningkat.

8. Payudara
Selama kehamilan, payudara bertambah besar, tegang dan berat. Dapat terjadi
noduli-noduli akibat hipertrofi kelenjar alveoli; bayangan vena-vena lebih membiru.

F. Hubungan Obat Dengan Kehamilan

Meskipun janin di dalam kandungan telah dilindungi dari pengaruh luar oleh plasenta
dan selaput ketuban, tetapi ia sama sekali tidak terlepas dari pengaruh buruk obat yang
dikonsumsi oleh sang ibu. Secara khusus, penggunaan obat-obatan pada ibu hamil tidak
hanya memberikan efek samping pada sang ibu, tetapi lebih dari itu ada pengaruh buruk
pada janin, yang berupa cacat-cacat bawaan. Obat atau agen lain yang dapat
mengakibatkan cacat bawaan yang nyata lazim disebut sebagai obat yang bersifat
teratogenik atau dismorfogenik (Yunika, 2009).

Sebagian besar obat yang digunakan oleh wanita hamil dapat menembus plasenta,
sehingga embrio dan janin dalam masa perkembangan terpapar terhadap efek
farmakologis dan teratogenik agen tersebut. Faktor-faktor kritis yang mempengaruhi
transfer obat menembus plasenta dan efek obat terhadap janin termasuk hal-hal sebagai
berikut:

1. Sifat fisikokimiawi;
2. Kecepatan menembus plasenta dan jumlah yang mencapai janin;
3. Durasi paparan;
4. Sifat distribusi pada jaringan janin yang berbeda;
5. Tahap perkembangan janin dan plasenta pada saat pemaparan;
6. Efek obat yang digunakan secara kombinasi (Katzung, 2004).

1 Farmakokinetik Obat pada Kehamilan


Menurut Katzung (2004), berikut hal-hal yang mempengaruhi penyerapan obat
pada kehamilan:

a. Kelarutan Lipid
Seperti juga membran biologik lainnya, obat yang melintasi plasenta bergantung
pada kelarutan lipid dan derajat ionisasi obat, obat lipofilik cenderung berdifusi
dengan mudah melintasi plasenta dan masuk sirkulasi janin.

b. Ukuran Molekul
Berat molekul obat juga mempengaruhi kecepatan transfer dan jumlah obat yang
ditransfer melalui plasenta. Obat-obat dengan molekul 250-500 dapat melintasi
plasenta dengan mudah, bergantung pada kelarutan lipidnya dan derajat ionisasi.
Obat dengan berat molekul 500-1000 lebih sulit melintasi plasenta, dan obat
dengan berat molekul lebih dari 1000 sangat sulit melintasi plasenta.

c. Ikatan Protein
Derajat ikatan obat dengan protein plasma (albumin) dapat pula mempengaruhi
laju transfer dan jumlah obat yang dipindahkan. Namun, jika obat sangat mudah
larut lipid, tidak akan banyak dipengaruhi oleh ikatan protein.
d. Metabolisme obat plasenta dan janin
Terdapat dua mekanisme yang memberikan perlindungan janin dari obat dalam
sirkulasi darah maternal:

1) Plasenta sendiri berperan baik sebagai sawar semipermeabel dan sebagai


tempat metabolisme beberapa obat yang melaluinya.
2) Obat yang telah melewati plasenta masuk dalam sirkulasi janin melalui vena
umbilikus.

9. Kategori Obat pada Ibu Hamil


Menurut Yunika (2009), sistem penggolongan kategori resiko pada masa
kehamilan dapat mengacu pada sistem penggolongan FDA (Food and Drug
Administration) atau ADEC (Australian Drug Evaluation Committee). Untuk sediaan
farmasi yang mengandung lebih dari satu bahan obat, penggolongan resiko sesuai
dengan komponen obat yang mempunyai penggolongan paling ketat.

Penggolongan ini berlaku hanya untuk dosis terapetik anjuran bagi wanita usia
produktif. Kategori kehamilan menurut FDA, adalah sebagai berikut:

a Kategori A
Studi terkontrol pada wanita tidak memperlihatkan adanya resiko pada janin pada
kehamilan trimester pertama (dan tidak ada bukti mengenai resiko terhadap
trimester berikutnya), dan sangat kecil kemungkinan obat ini untuk
membahayakan janin.

e. Kategori B
Studi terhadap reproduksi binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya
resiko terhadap janin tetapi belum ada studi terkontrol yang diperoleh pada ibu
hamil. Studi terhadap reproduksi binatang percobaan memperlihatkan adanya
efek samping (selain penurunan fertilitas) yang tidak didapati pada studi
terkontrol pada wanita hamil trimester pertama (dan ditemukan bukti adanya
pada kehamilan trimester berikutmya).

f. Kategori C
Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap
janin (teratogenik), dan studi terkontrol pada wanita dan binatang percobaan
tidak tersedia atau tidak dilakukan. Obat yang masuk kategori ini hanya boleh
diberikan jika besarnya manfaat terapeutik melebihi besarnya resiko yang terjadi
pada janin.
g. Kategori D
Terdapat bukti adanya resiko pada janin, tetapi manfaat terapeutik yang
diharapkan mungkin melebihi besarnya resiko (misalnya jika obat perlu
digunakan untuk mengatasi kondisi yang mengancam j/iwa atau penyakit serius
bilamana obat yang lebih aman tidak digunakan atau tidak efektif.

h. Kategori X
Studi pada manusia atau binatang percobaan memperlihatkan adanya
abnormalitas pada janin, atau terdapat bukti adanya resiko pada janin. Besarnya
resiko jika obat ini digunakan pada ibu hamil jelas-jelas melebihi manfaat
terapeutiknya. Obat yang masuk dalam kategori ini dikontraindikasikan pada
wanita yang sedang atau memiliki kemungkinan hamil.

10. Anjuran Penggunaan Obat Pada Masa Kehamilan


Menurut Manuaba (1998), anjuran penggunaan obat pada masa kehamilan
adalah sebagai berikut:

a. Obat hanya diresepkan pada ibu hamil bila manfaat yang diperoleh ibu
diharapkan lebih besar dibandingkan resiko pada janin.
b. Sedapat mungkin segala jenis obat dihindari pemakaiannya selama trimester
pertama kehamilan.
c. Apabila diperlukan, lebih baik obat-obatan yang telah dipakai secara luasa pada
kehamilan dan biasanya tampak aman diberikan daripada obat baru atau obat
yang belum pernah dicoba secara klinis.
d. Obat harus digunakan pada dosis efektif terkecil dalam jangka waktu sesingkat
mungkin.
e. Penggunaan banyak obat tidak boleh diberikan sekaligus (polifarmasi).
f. Perlu adanya penyesuaian dosis dan pemantauan pengobatan. Pemakaian obat-
obat bebas dan resep perlu diperhatikan sepanjang kehamilan sampai nifas.
Perubahan fisiologik pada ibu yang terjadi selama masa kehamilan
mempengaruhi kerja obat dan pemakaiannya.

11. Obat Antiemetik


Anti-emetik atau obat mual adalah obat yang digunakan untuk mengatasi rasa
mual dan muntah. Antiemetik secara khusus digunakan untuk mengatasi mabuk
perjalanan dan efek samping dari analgesik golongan opiat, anestesi umum, dan
kemoterapi yang digunakan untuk melawan kanker, juga untuk mengatasi vertigo
(pusing) atau migren (Mutschler, 1991).

Tujuan keseluruhan dari terapi anti-emetik adalah untuk mencegah atau


menghilangkan mual dan muntah, seharusnya tanpa menimbulkan efek samping.
Terapi antiemetik diindikasikan untuk pasien dengan gangguan elektrolit akibat
sekunder dari muntah, anoreksia berat, memburuknya status gizi atau kehilangan
berat badan.

a Obat Antiemetik pada Kehamilan


Jarang terjadi bahwa pengobatan mual dan muntah waktu hamil sedemikian
berhasil, sehingga ibu hamil yang mengalaminya berhasil memperoleh
kesembuhan yang sempurna. Tetapi perasaan tidak enak biasanya dapat
dikurangi.

Daftar Obat Antiemetik yang digunakan pada Masa Kehamilan

G. Perubahan Farmakologi Obat Pada Kehamilan


Pada masa kehamilan, perubahan fisiologis akan terjadi secara dinamis, hal ini
dikarenakan terbentuknya unit fetal-plasental-maternal. Karena perubahan fisiologis
inilah maka farmakokinetika obat baik absorpsi, distribusi, metabolisme maupun ekskresi
pun ikut berubah. Respon ibu dan janin terhadap obat selama kehamilan dipengaruhi
oleh dua faktor utama:

1 Perubahan Farmakokinetika Obat Akibat Perubahan Maternal

a Absorbsi saluran cerna


Pada wanita hamil terjadi penurunan sekresi asam lambung (40% dibandingkan
wanita tidak hamil), disertai peningkatan sekresi mukus, kombinasi kedua hal
tersebut akan menyebabkan peningkatan pH lambung dan kapasitas buffer.
Secara klinik hal ini akan mempengaruhi ionisasi asam-basa yang berakibat
pada absorbsinya

i. Absorbsi paru
Pada kehamilan terjadi peningkatan curah jantung, tidal volume, ventilasi, dan
aliran darah paru. Perubahan-perubahan ini mengakibatkan peningkatan
absorbsi alveolar, sehingga perlu dipertimbangkan dalam pemberian obat
inhalan.

j. Distribusi
Volume distribusi obat akan mengalami perubahan selama kehamilan akibat
peningkatan jumlah volume plasma hingga 50%. Peningkatan curah jantung
akan berakibat peningkatan aliran darah ginjal sampai 50% pada akhir trimester
I, dan peningkatan aliran darah uterus yang mencapai puncaknya pada aterm
(36-42 L/jam); 80% akan menuju ke plasenta dan 20% akan mendarahi
myometrium. Akibat peningkatan jumlah volume ini, terjadi penurunan kadar
puncak obat (Cmax) dalam serum.

k. Pengikatan protein
Sesuai dengan perjalanan kehamilan, volume plasma akan bertambah, tetapi
tidak diikuti dengan peningkatan produksi albumin, sehingga menimbulkan
hipoalbuminemia fisiologis yang mengakibatkan kadar obat bebas akan
meningkat. Obat-obat yang tidak terikat pada protein pengikat secara
farmakologis adalah obat yang aktif, maka pada wanita hamil diperkirakan akan
terjadi peningkatan efek obat.

l. Eliminasi oleh hati


Fungsi hati dalam kehamilan banyak dipengaruhi oleh kadar estrogen dan
progesteron yang tinggi. Pada beberapa obat tertentu seperti phenytoin,
metabolisme hati meningkat mungkin akibat rangsangan pada aktivitas enzim
mikrosom hati yang disebabkan oleh hormon progesteron; sedangkan pada obat-
obatan seperti teofilin dan kafein, eliminasi hati berkurang sebagai akibat
sekunder inhibisi komfetitif dari enzim oksidase mikrosom oleh estrogen dan
progesterone.

m. Eliminasi ginjal
Pada kehamilan terjadi peningkatan aliran plasma renal 25-50%. Obat-obat yang
dikeluarkan dalam bentuk utuh dalam urin seperti penisilin, digoksin, dan lithium
menunjukkan peningkatan eliminasi dan konsentrasi serum steady state yang
lebih rendah.

12. Efek kompartemen fetal-plasental


Jika pemberian obat menghasilkan satu kesatuan dosis maupun perbandingan
antara kadar obat janin: ibu maka dipakai model kompartemen tunggal. Tetapi jika
obat lebih sukar mencapai janin maka dipakai model dua kompartemen di mana
rasio konsentrasi janin: ibu akan menjadi lebih rendah pada waktu pemberian obat
dibandingkan setelah terjadi distribusi.

a Efek protein pengikat


Protein plasma janin mempunyai afinitas yang lebih rendah dibandingkan protein
plasma ibu terhadap obat-obatan. Tetapi ada pula obat-obatan yang lebih banyak
terikat pada protein pengikat janin seperti salisilat. Obat-obat yang tidak terikat
(bebas) adalah yang mampu melewati sawar plasenta.

n. Keseimbangan asam-basa
Molekul yang larut dalam lemak dan tidak terionisasi menembus membran
biologis lebih cepat dibandingkan molekul yang kurang larut dalam lemak dan
terionisasi selain itu PH plasma janin sedikit lebih asam dibandingkan ibu.
Dengan demikian basa lemah akan lebih mudah melewati sawar plasenta. Tetapi
setelah melewati plasenta dan mengadakan kontak dengan darah janin yang
relatif lebih asam, molekul-molekul akan lebih terionisasi. Hal ini akan berakibat
penurunan konsentrasi obat pada janin dan menghasilkan gradien konsentrasi.
Fenomena ini dikenal sebagai ion trapping.

o. Eliminasi obat secara feto-placental drug eliminaton


Terdapat bukti-bukti bahwa plasenta manusia dan fetus mampu memetabolisme
obat. Semua proses enzimatik, termasuk fase I dan fase II telah ditemukan pada
hati bayi sejak 7 sampai 8 minggu pasca pembuahan tetapi proses tersebut
belum matang, dan aktivitasnya sangat rendah. Kemampuan eliminasi yang
berkurang dapat menimbulkan efek obat yang lebih panjang dan lebih menyolok
pada janin. Sebagian besar eliminasi obat pada janin dengan cara difusi obat
kembali ke kompartemen ibu. Tetapi kebanyakan metabolit lebih polar
dibandingkan dengan asal-usulnya sehingga kecil kemungkinan mereka akan
melewati sawar plasenta, dan berakibat penimbunan metabolit pada jaringan
janin. Dengan pertambahan usia kehamilan, makin banyak obat yang
diekskresikan ke dalam cairan amnion, hal ini menunjukkan maturasi ginjal janin.
p. Keseimbangan Obat Maternal-fetal
Jalur utama transfer obat melalui plasenta adalah dengan difusi sederhana. Obat
yang bersifat lipofilik dan tidak terionisasi pada pH fisiologis akan lebih mudah
berdifusi melalui plasenta. Kecepatan tercapainya keseimbangan obat antara ibu
dan janin mempunyai arti yang penting pada keadaan konsentrasi obat pada
janin harus dicapai secepat mungkin, seperti pada kasus-kasus aritmia atau
infeksi janin intrauterin, karena obat diberikan melalui ibunya.

H. Farmakologi Kehamilan Pada Wanita Dengan Riwayat Penyakit

1 Penyakit asma pada kehamilan


Penyakit asma dapat mengenai hingga 10% dari populasi penduduk di negara
industri, yang meliputi 5% ibu hamil.

Penyakit asma ditandai oleh inflamasi,edema, infiltrasi eosinofil dan remodelin


bronkiolus.

Obat yang digunakan pada asma

a. Bronkodilator
Agonis adrenoreseptor beta (salbutamol), preparat anti muskarinik (ipratropium),
metilsantin (teofilin).
b. Anti-inflamasi
Kromon (kromoglikat), kortikosteroid dan glukokortiroid (beklometason,
prednisolon), antagonis reseptor leukotrien (tidak dianjurkan pada kehamilan).

13. Gangguan mental


Obat yang digunakan

a. Anti depresan (fluoksetin, paroksetin),


b. Efek sampingnya yaitu anoreksia, mual, diare, konstipasi, gangguan cerna,
kecemasan, perubahan frekuensi jantung, perdarahan.
c. Antipsikotik (proklorperazin)
d. efek sampingnya yaitu kelainan postur dan gerak, produksi prolaktin.
e. Arisiolitik (benzodiazepin)
f. efek sampingnya yaitu penurunan tonus otot, pada neonatus dapat menimbulkan
sindrom bayi yang terkulai, depresi pernapasan.
g. preparat anti mania(senyawa litium, karbamazepin)
h. efek sampingnya yaitu mual, muntah, diare.

14. Diabetes mellitus


Kelainan metabolisme yang kronis dan terjadi karena defisiensi insulin atau
resistensi insulin. Penanganannya dapat berupa pengaturan makan atau diet dan
pemberian obat-obat hipoglikemi oral atau insulin. Pasien diabetes yang hamil harus
mengkonsumsi 25 gram karbohidrat pada saat makan.

15. Epilepsi
Serangan epilepsi yang menyeluruh berpotensi untuk membahayakan keselamatan
ibu dan janinnya. Serangan kejang tonik-klonik dapat menyebabkan hipoksia janin
serta asidosis. Serangan epilepsi pada kehamilan dini menyebabkan pada embrio
dan mengakibatkan malformasi.

Obat yang digunakan pada epilepsy

a. Obat antiepilepsi generasi pertama.


1) Karbamazepin
Efek sampingnya yaitu akne, hirsutisme, kerusakan sumsum tulang yang
dapat menimbulkan agranulositosis/ anemia aplatik yang fatal.
2) Natrium valproat
Efek sampingnya yaitu kelainan hati yang serius dan perdarahan.
3) Fenitoin
Efek sampingnya yaitu insomnia, mual, muntah, konstipasi dan anemia.
b. Obat antiepilepsi generasi kedua
1) felbamat
2) gabapentin
3) lamotrigin
4) okskarbazepin
5) tiagabin
6) topiramat
7) vigabatrin
I. Prinsip Penggunaan Obat Pada Kehamilan
1. Bila mungkin, penanganan tanpa obat harus dicoba dahulu
2. Umumnya obat-obat lama yang sudah terbukti keamanannya lebih disukai daripada
obat-obat yang baru dipasarkan
3. Preparat kombinasi sedapat mungkin harus dihindari dan sebaiknya dipilih preparat
yang mengandung sebuah unsur obat saja
4. Hindari penggunaan obat bebas pada trimester pertama kecuali alasan yang
mendesak
5. Gunakan obat dengan takaran yang paling rendah untuk janhka waktu yang
sesingkat mungkin.
BAB III PENUTUP

A Kesimpulan

Kehamilan merupakan proses alami yang akan membuat perubahan baik fisik
maupun psikologis. Perubahan kondisi fisik dan emosional yang kompleks, memerlukan
adaptasi terhadap proses kehamilan yang terjadi.

Kehamilan merupakan waktu transisi, yakni suatu masa antara kehidupan sebelum
memiliki anak yang sekarang berada dalam kandungan dan kehidupan nanti setelah
anak tersebut lahir. Perubahan status yang radikal ini dipertimbangkan sebagai suatu
krisis disertai periode tertentu untuk menjalani proses persiapan psikologis yang secara
normal sudah ada selama kehamilan dan mengalami puncakn pada saat bayi lahir.

Obat yang aman digunakan untuk ibu hamil dengan berkategori A B dan C serta obat
yang tidak baik dikonsumsi untuk ibu hamil dengan kategori D dan X.

J. Saran

Mengingat pentingnya pengetahuan tentang perubahan fisiologi dalam kehamilan


serta adaptasinya, maka diharapkan para mahasiswa mengetahui dan memahami
proses tersebut sehingga dapat memberikan asuhan yang tepat kepada para calon ibu
yang sedang menentikan lahirnya sang buah hati. Ibu hamil disarankan agar tidak terlalu
bergantung pada obat ketika mengalami keluhan dan lebih baik mengkonsumsi yang
alami.
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21376/4/Chapter%20II.pdf

https://wisuda.unud.ac.id/pdf/1002106039-3-BAB%20II.pdf

Jordan, Sue. 2004. Farmakologi Kebidanan. Jakarta: EGC.

Perubahan Farmakokinetika Obat pada saat Kehamilan _ farmakoterapi-info.htm. diakses


tanggal 14 Oktober 2012.

Anda mungkin juga menyukai