Anda di halaman 1dari 44

Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan

Pertemuan Ke-5

Oleh : Agus Kurniawan, S.Si., M.Farm


Plant tissue (jaringan tumbuhan)
mencakup

Meristem Permanen
mencakup
tempatnya asalnya

Epidermis
M. Apikal
M. primer Kolenkim
Parenkim
M. Interkalar Skerenkim
Penyokong
M. Skunder
M. lateral Pengangkut Floem
Gabus Xilem
JARINGAN MERISTEM

Jaringan yang terus-menerus mengalami pembelahan atau masih


bersifat embrionik.
Sel-sel meristem membelah terus untuk menghasilkan sel-sel baru,
Jaringan
beberapa hasil pembelahan akan tetap berada dalam jaringan meristem
meristem
dan yang lain akan terdeferensiasi menjadi jaringan dewasa/permanen
Dapat beristirahat sementara (dormansi) pada tumbuhan tahunan di
empat musim
Gambar meristem apikal pada ujung batang dan ujung akar dan aktivitas
pertumbuhan primer
Sel-selnya muda, aktif melakukan pembelahan dan pertumbuhan

Ukuran selnya kecil dan seragam

Letak sel-sel rapat, tidak ada ruang antar sel

Ciri-ciri Jaringan Bentuk sel bervariasi: bulat, lonjong, atau poligonal dengan
meristem dinding sel tipis

Banyak mengandung sitoplasma sebagai tempat terjadinya


berbagai reaksi

Memiliki inti sel satu atau lebih, inti sel relatif besar

Vakuola kecil atau hampir tidak ada


Berdasarkan asal pembentukannya, jaringan meristem dapat
dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu :
promeristem, adalah jaringan meristem yang telah ada ketika
tumbuhan masih dalam tingkat embrio
meristem primer, merupakan jaringan meristem yang ditemukan
pada tumbuhan dewasa serta biasa ditemukan pada ujung batang
(yang mengakibatkan tumbuhan bertambah tinggi) dan ujung akar
(yang mengakibatkan akar bertambah dalam/panjang).
meristem sekunder, yaitu jaringan meristem yang berasal dari
jaringan yang telah mengalami diferensiasi.
Contoh : kambium (keluar membentuk kulit, ke dalam
membentuk kayu)
Berdasarkan posisinya, jaringan meristem dibedakan menjadi :
1. Meristem apikal, terdapat pada ujung batang dan ujung akar yang kelak
menghasilkan pemanjangan batang dan akar. Meristem apikal mengalami
pertumbuhan yang dikenal sebagai pertumbuhan primer, dan menghasilkan jaringan
yang dikenal dengan jaringan primer.
2. Meristem lateral, menghasilkan pertumbuhan ke arah samping. Hasilnya yang Anda
lihat adalah batang dan akar semakin membesar/menebal. Pertumbuhan ini dinamai
pertumbuhan sekunder.
Contoh : kambium vaskuler dan kambium gabus.
Kambium vaskuler berperan dalam penebalan selama pertumbuhan sekunder
sedangkan kambium gabus menghasilkan lapisan pelindung yang disebut
periderm
3. Meristem interkalar, Meristem interkalar dapat tetap aktif, tetapi dalam waktu yang
lama setelah sel-sel di ruas atas menjadi dewasa sepenuhnya. Pertumbuhan sel yang
dilakukan oleh meristem interkalar menyebabkan munculnya bunga
Letak meristem apikal pada ujung akar dan ujung batang
Meristem interkalar pada batang rumput-rumputan
JARINGAN DEWASA (PERMANEN)

Jaringan dewasa merupakan jaringan yang terbentuk dari hasil


diferensiasi sel-sel yang dihasilkan jaringan meristem, sehingga
memenuhi suatu fungsi tertentu.
Jaringan dewasa pada umumnya pertumbuhan terhenti atau
sementara terhenti.
Jaringan dewasa ada yang disebut permanen karena telah mengalami
diferensiasi yang sifatnya irreversibel.
Ciri-ciri jaringan dewasa antara lain:
Tidak melakukan aktivitas membelah diri
Ukuran sel relatif lebih besar daripada sel meristem,
vakuola berukuran besar
Jaringan Plasma sel sedikit hanya seperti selaput yang menempel
Dewasa/ pada dinding sel
Permanen Sel kadang telah mati (tidak ada sitoplasma)
Terdapat ruang antar sel, kecuali pada epidermis
Berdasarkan fungsinya, jaringan permanen terbagi menjadi
jaringan epidermis, jaringan dasar, jaringan
penyokong, jaringan pengangkut, dan jaringan gabus
Jaringan Epidermis

Jaringan epdermis merupakan jaringan paling


luar yang menutup permukaan organ tumbuhan,
seperti daun, bagian bunga, buah dan biji, serta
batang dan akar sebelum mengalami penebalan
sekunder. Jaringan epidermis berfungsi sebagai
pelindung jaringan yang ada di bagian sebelah
dalamnya

Jaringan pada daun dengan sel-sel epidermis


Susunan Sel Epidermis
1. Dinding sel
- Tebal dinding sel beragam
- Biasanya memiliki lignin, contoh pada daun tanaman coniferae
- Terdapat lapanga noktah terutama pada dinding radia dan dinding sebelah dalam.
- Terdapat Kutin, suatu senyawa bersifat lemak, merembes ke dinding sebelah luar dan
membentuk lapisan terpisah, yakni kutikula di permukaan luar epidermis.
- Kutikula pada umumnya tertutup oleh bahan bersifat lilin, baik kutikla maupun lapisan
lilin berfungsi untuk mengurangi penguapan.

2. Protoplas
Biasanya terdapat leukoplas dan tidak memiliki kloroplas, tetapi ada beberapa tumbuhan
yang di tempat teduh atau tumbuhan air memiliki kloroplas.
Beberapa bentuk khusus sel epidermis yang terdiferensiasi struktur dan
fungsinya (derivat atau turunanannya) antara lain :

a. Stomata

Stoma (jamak : stomata) merupakan celah dalam epidermis yang dibatasi oleh dua sel
epidermis yang khusus, yakni sel penutup yang mengatur pelebaran dan penyempitan celah).

Stomata (mulut daun) berfungsi sebagai tempat pertukaran gas (O2,CO2, dan uap
air/H2O).
Stomata berupa ruang antar sel yang dibatasi oleh dua sel khas yang disebut
sel penjaga. Sel penjaga dan lubang tersebut bersama-sama membentuk stomata.
Pada banyak tumbuhan dapat dibedakan yaitu sel pelengkap, yang merupakan
dua atau lebih sel khas yang membatasi sel penjaga.
Sel tetangga berperan dalam perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel
penjaga yang mengatur lebar stomata. Letak stomata kebanyakan di permukaan
bawah daun.
Pada dikotil, sel pentup biasanya berbentuk lengkung seperti biji kacang merah atau ginjal.
Setiap sel memiliki inti yang jelas dan kloroplas yang secara berkala menghasilkan pati.
Pada monokotil, biasanya strukturnya seragam, bila dilihat dari permukaan daun, sel penutup
ramping di tengah dan menggelembung di ujungnya. Inti memanjang di sepanjang sel
penutup, membulat di ujungnya dan berbentuk benang di tengah. Dua sel tetangga terdapat
masing-masing di samping sel penutu
Pada dikotil dapat dibedakan 4 jenis stomata berdasarkan susunan sel
epidermis yang ada di samping sel penutup.
a. Jenis anomositik atau jenis Ranunculaceae, Sel penutup dikelilingi oleh
sejumlah sel yang tidak berbeda ukuran dan bentuknya dari sel epidermis
lainnya.
b. Jenis anisositik atau jenis Cruciferae, Sel penutup dikelilingi oleh tiga buah sel
tetangga yang tidak sama besar.
c. Jenis parasitik atau Rubiaceae, Setiap sel pentup di kelilingi oleh sebuah sel
tetangga atau lebih dengan sumbu sel tetangga itu sejajar sumbu sel penutup
serta celah.
d. Jenis diasitik atau jenis Caryophylaceae, Setiap sel stoma dikelilingi dua sel
tetangga. Dinding bersama dari kedua sel tetanggaitu tegak lurus terhadap
sumbu melalui panjang sel penutup serta celah
Beberapa bentuk khusus sel epidermis yang terdiferensiasi struktur dan
fungsinya (derivat atau turunanannya) antara lain :

b. Rambut atau Trikoma

Tonjolan epidermis dan tersusun atas beberapa sel yang mengalami penebalan
sekunder. Trikoma berperan sebagai kelenjar yang mengeluarkan zat seperti terpen,
garam dan gula. Rambut akar juga merupakan bentuk lain dari trikoma yang
memiliki dinding sel tipis dengan vakuola yang besar

Fungsi lain trikoma antara lain:


- Mengurangi penguapan (pada epidermis daun),
- Meneruskan rangsang,
- Melindungi tumbuhan dari gangguan hewan,
- Membantu penyebaran biji, dan
- Sebagai penghasil nektar
Trikoma dibedakan atas :
1. Trikoma yang tidak menghasilkan sekret
a. Rambut bersel satu atau bersel banyka dan tidak pipih, contoh pada : Lauraceae,
Moraceae dan Triticum.
b. Rambut sisik yang memipih dan bersel banyak, ditemukan tanpa tangkai (sesil) pada
daun duren (Durio zibethinus).
c. Rambut bercabang, bersel banyak. Bentuknya dapat seperti bintang, misalnya rambut di
bagian bawah daun waru (Hibiscus)
d. Rambut akar merupakan pemanjangan sel epidermis dalam bidang yang tegak lurus
permukaan akar.
2. Trikoma yang menghasilkan sekret
Trikoma sekresi dapat bersel satu, banyak atau beberapa sisik. Trikoma bersel banyak
yang sederhana terdiri dari tangkai dengan kepala bersel satu atau bersel banyak.
Trikoma kelenjar yang menghasilkan sekret yang kental dan lengket serta biasanya terdiri
dari tangkai dan kepala bersel banyak dinamakan kolektor.
Kelenjar lain adalah Kelenjar cerna yang terdapat pada tumbuhan pemakan serangga
seperti Nepenthes. Trikoma juga dapat terspesialisasi menjadai rambut gatal seperti
pada Urtica.
Trikoma memiliki bagian dasar yang lebar yang mengandung kalsium dan bagian atasnya
meruncing yang mengandung silika. Apabila menusuk kulit maka kandungan rambut
(histamin dan asetilkolin) masuk ke kulit dan menimbulkan gatal.
Beberapa bentuk khusus sel epidermis yang terdiferensiasi struktur dan
fungsinya (derivat atau turunanannya) antara lain :

c. Lentisel, berfungsi seperti stomata yaitu sebagai tempat keluar masuknya gas-gas
ke dalam tumbuhan yang terdapat pada batang.
d. Velamen merupakan lapisan sel mati di bagian dalam jaringan epidermis pada akar
gantung (akar udara) tumbuhan anggrek dan berfungsi sebagai tempat penyimpanan air.
e. Sel kipas tersusun dari beberapa sel berdinding tipis dengan ukuran lebih besar
dibandingkan sel-sel epidermis di sekitarnya. Bila terjadi penguapan air yang relatif besar,
sel kipas akan menggulung sehingga daun akan menggulung untuk mengurangi
penguapan yang lebih lanjut. Sel kipas dapat dijumpai pada epidermis atas daun familia
Gramineae dan Cypereae.
f. Sel silica/sel gabus, sel epidermis seperti serat pada Pteridophita tertentu,
Gymnospermae, dan beberapa Gramineae, dan Dicotyledonae tertentu.
g. Litokis, sel yang mengandung sistolit. Litosis terpadat pada erpidermis daun
beringin (Ficus sp.) berupa penebalan ke arah sentripetal yang tersusun atas
tangkai selulosa dengan deposisi Ca-karbonat (kalsium karbonat) yang membentuk
bangunan seperti sarang lebah yang disebut sistolit
Jaringan Dasar (Parenkim)

Jaringan parenkim merupakan suatu jaringan yang terbentuk dari sel-sel hidup,
dengan struktur morfologi serta fisiologi yang bervariasi dan masih melakukan
segala kegiatan proses fisiologis.

Jaringan parenkim disebut jaringan dasar karena dijumpai hampir di


setiap bagian tumbuhan.
Contohnya pada batang dan akar, parenkim dijumpai diantara epidermis
dan pembuluh angkut, sebagai korteks.
Parenkim dapat pula dijumpai sebagai empulur batang, pada daun, parenkim
merupakan mesofil daun yang kadang terdiferensiasi menjadi jaringan tiang dan
jaringan bunga karang, parenkim dijumpai sebagi parenkim penyimpan
cadangan makanan pada buah dan biji.
Jaringan parenkim
Berdasarkan fungsinya, parenkim dibedakan menjadi beberapa macam:
a. Parenkim asimilasi, yaitu parenkim yang bertugas melakukan proses pembuatan
zat-zat makanan, terletak di bagian tumbuhan berwarna hijau.
b. Parenkim penimbun, berfungsi sebagai jaringan penyimpan cadangan makanan
sebagai larutan dalam vakuola, bentuk partikel padat, atau cairan dalam siroplasma.
Letaknya di bagian dalam tumbuhan, misalnya empulur batang, akar, umbi, umbi
lapis dan akar rimpang. Organ tersebut sel-selnya berisi cadangan makanan berupa: gula,
tepung, lemak dan protein.
c. Parenkim air, dijumpai pada tumbuhan hidup di daerah kering (xerofit), tumbuhan epifit,
dan tumbuhan sukulen sebagai penimbun air untuk menghadapi masa kering.
d. Parenkim udara dijumpai pada alat pengapung tumbuhan. Parenkim udara dapat
pula dijumpai pada tangkai daun Canna sp. sebagai tempat penyimpanan udara.
e. Parenkim angkut terdapat pada jaringan pengangkut yang sel-selnya berbentuk
memanjang menurut arah pengangkutannya.
Berdasarkan bentuknya, parenkim dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:
a. Parenkim palisade, merupakan parenkim penyusun mesofil, kadang pada
biji berbentuk sel yang panjang, tegak, mengandung banyak kloroplas.
b. Parenkim bunga karang, juga merupakan parenkim penyusun mesofil
daun, bantuk dan ukurannya tak teratur dengan ruang antarsel yang lebih
besar.
c. Parenkim bintang (aktinenkim) berbentuk seperti bintang bersambungan
ujunganya dijumpai pada tangkai daun Canna sp.
d. Parenkim lipatan, dinding selnya mengadakan lipatan ke arah dalam serta
banyak mengandung kloroplas, dijumpai pada mesofil daun pinus dan padi.
Jaringan Penyokong

Dikenal juga dengan nama jaringan mekanik, jaringan penunjang, atau jaringan
penguat.
jaringan inilah yang menunjang bentuk tumbuhan hingga dapat berdiri dengan
kokoh.
memiliki sel-sel dengan dinding sel yang tebal dan kuat, juga karena sel-selnya
telah mengalami spesialisasi. Jaringan penyokong berfungsi untuk:
o menguatkan/menegakkan batang dan daun,
o melindungi biji atau embrio,
o melindungi berkas pengangkut (vaskuler).
o Ada 2 jenis jaringan penyokong, yaitu jaringan kolenkim dan jaringan
sklerenkim.
1) Jaringan Kolenkim
Sifat utama dari jaringan kolenkim adalah :
sel-sel penyusunnya hidup dan dinding selnya banyak mengandung selulosa.
Sifatnya mirip jaringan parenkim, dan dapat dianggap sebagai jaringan
parenkim khusus yang menunjang organ muda pada tumbuhan.
Kolenkim terdapat langsung di bawah atau dekat permukaan batang muda dan
tangkai daun muda, namun jarang ditemukan pada akar.
Sel-sel kolenkim mengalami penebalan di sudut-sudut selnya, tidak merata
pada seluruh permukaan dinding sel. Dinding selulosa yang tebal pada
kolenkim menyebabkan organ bersangkutan memiliki sifat lentur.
Kolenkim baik sekali untuk menopang organ yang aktif tumbuh karena sel-
selnya dapat meregang untuk menyesuaikan diri dengan perpanjangan organ.
Jaringan kolenkim
2) Jaringan Sklerenkim
Jaringan sklerenkim merupakan jaringan penunjang pada organ tumbuhan yang
telah dewasa.
Sel-sel dewasa jaringan skerenkim telah mati dan memiliki dinding sel yang tebal,
biasanya berlignin (mempunyai zat kayu)
Ada 2 kelompok besar jaringan sklerenkim, yaitu :
a) Serabut/serat. Serabut merupakan sel yang panjang dan sempit yang berujung
runcing. Sel-sel ini biasanya berkumpul menjadi sebuah jalur panjang,
sementara ujung-ujungnya yang runcing bertumpang tindih dan menyatu
dengan kuat. Serabut sklerenkim terdapat pada sebagian besar bagian
tumbuhan.
b) Sklereid merupakan sel-sel tumbuhan yang telah mati, bentuknya bervariasi
dan berdinding keras yang tahan terhadap tekanan. Sklereid dapat dijumpai
dalam keadaan tunggal atau berkelompok kecil di antara sel-sel lain, misalnya
butiran pada daging buah jambu biji dan buah pir.
Sklereid pada batok kelapa adalah contoh yang baik dari bagian tumbuhan yang
mengandung serabut dan sklereid.
Berdasarkan bentuknya, sklereis dibedakan menjadi 5 macam, yaitu:
1. Brakisklereid, merupakan sel batu yang bentuknya seperti insangikan,
dijumpai pada floem kulit kayu serta daging buah tertentu seperti pear
(Pyrus communis).
2. Makrosklereid merupakan sbutan bagi sklereid yan bentuk seperti
tongkat dan dijumpai pada kulit biji tumbuhan suku kacang-kacangan
(Leguminosae).
3. Osteosklereid apabila berbentuk seperti tulang dengan ujung yang
membesar dan kadang-kadang sedikit bercabang. Sklereid ini dijumpai
dalam kulit biji dan kadng-kadang dalam daun Dicotyledoneae.
4. Asteroslereid merupakan sklereid yang bercabang-cabang berbentuk
seperti bintang dan sering terdapat pada daun.
5. Trikoslereid merupakan sklereid yang memanjang seperti benang
dengan satu percabangan teratur.
Jaringan Pengangkut

Nama lain jaringan pengangkut adalah berkas vaskular.


Jaringan pengangkut ini berfungsi mengangkut air dan unsur hara,
serta mengedarkan zat makanan hasil fotosintesis dari satu bagian
ke bagian lain tumbuhan.
Jaringan pengangkut pada tumbuhan di bagi menjadi dua kelompok
berdasarkan fungsinya :
a) Xilem
Xilem (pembuluh kayu) berfungsi untuk menyalurkan air dan
unsur hara dari akar ke daun.
Xilem tersusun dari parenkim dan serabut, serta trakeid, dan
komponen pembuluh (trakea).
b) Floem
Floem (pembuluh tapis) merupakan jaringan yang berfungsi mengangkut
lalu menyalurkan zat-zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh
bagian tumbuhan.
Jaringan floem sangat rumit, terdiri atas berbagai macam bentuk sel dan
diantaranya ada yang masih hidup dan ada pula yang telah mati.
Komponen floem antara lain adalah parenkim floem yang berfungsi
menyimpan cadangan makanan dan berperan sebagai sekat pemisah
antara floem yang satu dengan yang lain.
Serabut floem merupakan jaringan sklerenkim yang berfungsi untuk
memperkuat jaringan pembuluh. Selain itu, komponen lain dari floem
adalah pembuluh tapis dan sel pengiring/penyerta
Skema pembuluh angkut

Sel trakeid
Sel-sel floem
Karakteristik Xilem Floem
Tersusun dari Sel mati Sel hidup
Ketebalan dinding sel Tebal Tipis
Bahan penyusun dinding
Lignin Selulosa
sel

Permeabilitas dinding sel Impermeabel Permeabel

Ada lubang antar dinding sel disebut


Lubang antar sel Tidak ada
pembuluh ayak/saringan

Sitoplasma Tidak ada Sel dibatasi dengan sitoplasma

Mengangkut air dan


Fungsi Mengangkut makanan
garam mineral
Bahan yang diangkut Bagian yang sedang tumbuh dan organ
Daun
dibawa ke penyimpan cadangan makanan
Arah pengangkutan Ke atas Ke atas dan bawah
Jaringan memiliki Serabut (Fibre) Sel ganda/pendamping
Jaringan Gabus (Periderm)

Jaringan gabus atau periderma adalah jaringan pelindung yang dibentuk secara
sekunder, menggantikan epidermis batang dan akar yang telah menebal akibat
pertumbuhan sekunder. Jaringan gabus tampak jelas pada tumbuhan Dicotyledonae
dan Gymnospremae. Jaringan gabus berfungsi sebagai pelindung tumbuhan dari
kehilangan air
Struktur peridem
Terdidiri dari felogen (kambium gabus), yaitu meristem yang membentuk peridem. Felem (gabus), yaitu
jaringan pelindung yang terbentuk dari felogen ke arah luar. Feloderm, yaitu jaringan parenkim yang dibentuk
oleh felogen ke arah dalam.
Felogen hanya terdiri dari satu macam sel, kadangkala mengandung kloroplas atau tanin.
Sel gabus (felem) berbentuk hampir seperti prisma, susunan selnya rapat dan tidak beruang antarsel, pada
waktu dewasa sel mati tetapi dapat berisi kandungan air, tidak ada atau pigmen, memilki zat gabus (suberin)
dalam dinding selnya.
Suberin adalah senyawa berlemak dan biasanya terdapat jelas sebagai lamela yang menutupi dinding selulosa
yang mungkin berlignin. Gabus ini tak tembus air, tahan minyak, ringan dan digunakan sebagai isolator dari
suhu yang berbeda.
Poliderm merupakan periderm yang silih berganti sehingga membentuk beberapa lapisan sel yang silih
berganti.
Ritidom merupakan kulit kayu mati yang terdiri dari jaringan yang terisolasi oleh periderm dan lapisan periderm
yang tidak aktif lagi.
- Periderm luka periderm yang terbentuk
ketika tumbuhan luka, di awali dengan
peutupan oleh jaringan bekas luka dan
felogen lukapun terbentuk di bawahnya.
Ketika sel gabus di hasilkan maka jaringan
mati yang menutupi luka akan terangkat
keluar.
- Lentisel adalah jaringan periderm yang
felogennya lebih aktif daripada periderm di
tempat lain dan menghasilkan jaringan yang
berbeda dengan felem serta banyak
mengandung ruang antar sel.
Jaringan Gabus

Anda mungkin juga menyukai