Anda di halaman 1dari 11

PENUNTUN PRAKTIKUM

MBS 1

(BIOKIMIA)

Penyusun:

Tim Biokimia FK UNILA

FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

UNIVERSITAS LAMPUNG

2016
PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Illahi Robbi, atas segala rahmat dan karunia-Nya Buku Panduan
Praktikum Biokimia ini dapat tersusun dengan baik. Penyusunan buku panduan praktikum ini dimaksudkan untuk
membantu mahasiswa dalam menjalankan kegiatan praktikum, sehingga dapat memperoleh pemahaman yang
lebih baik dari teori yang telah dipelajari dalam kegiatan mini lecture maupun tutorial dalam Blok MBS 1

Buku penuntun praktikum ini disusun sejalan dengan pengembangan inovasi pembelajaran praktikum
Biokimia yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman ilmu biokimia kedokteran di dalam bagian dari Blok
MBS 1, melalui pembelajaran praktikum berbasis permasalahan klinis. Dalam kegiatan praktikum ini mahasiswa
juga akan dilatih untuk mengidentifikasi permasalahan mengumpulkan informasi melalui studi kepustakaan
tentang hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan melakukan pengukuran untuk mendapatkan data
mengevaluasi data yang diperoleh menarik kesimpulan melaporkan hasil dan kesimpulan yang merupakan
tambahan informasi untuk lebih memahami teori yang mendasari atau berkaitan dengan permasalahan klinis
yang dibahas.

Berkaitan dengan tujuan pembelajaran praktikum ini, maka disamping berisi teknik atau metoda
pemeriksaan biokimiawi, buku penuntun praktikum ini juga memuat permasalahan klinis yang berkaitan dengan
pokok bahasan praktikum, teori yang mendasari pokok bahasan, serta penuntun mengenai issue-issue yang
harus dibahas pada tiap pokok bahasan. Dengan susunan seperti ini diharapkan kegiatan praktikum akan
berjalan lebih efektif dan efisien, mahasiswa akan lebih mampu belajar mandiri dan terarah, dan relevan dengan
tuntutan tugas profesi lulusan kelak, serta dapat merupakan pengalaman belajar yang menarik serta
menyenangkan bagi mahasiswa.

Kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan Penuntun Praktikum Biokimia ini kami
ucapkan terima kasih dan penghargaan.

Semoga Buku Penuntun Praktikum Biokimia ini dapat bermanfaat.

Bandar Lampung, Maret 2015

Penyusun
PERATURAN TATA TERTIB LABORATORIUM BIOKIMIA

PERATURAN UMUM

1. Praktikan tidak boleh masuk ruangan laboratorium sebelum jam praktikum


2. Praktikan harus mengisi absensi sebelum melakukan praktikum
3. Sebelum praktikum dimulai sewaktu-waktu akan diadakan responsi/ pretest mengenai percobaan-
percobaan yang sudah/akan dilakukan, baik lisan atau tertulis.
4. Ketidakhadiran mahasiswa pada kegiatan praktikum harus disertai alasan yang sah. Selanjutnya
mahasiswa tersebut harus menyerahkan surat izin kepada Dosen Pembimbingnya sesegera mungkin.
Ketidakhadiran tanpa alasan yang sah menyebabkan mahasiswa tidak diperkenankan mengikuti ujian
praktikum Biokimia.
5. Hasil-hasil pekerjaan praktikum, keaktifan berdiskusi, responsi-responsi, pretest-posttest, akan
diperhitungkan dalam menentukan nilai akhir.
6. Setelah selesai melakukan percobaan praktikum, mahasiswa mendiskusikan topik bahasan dalam
kelompok masing-masing.
7. Mahasiswa diharuskan membuat laporan mengenai apa yang telah didiskusikan. Laporan diserahkan
minggu berikutnya.

PERATURAN KHUSUS

1. Jangan membuang kotoran/sampah ke dalam bak pencuci, buanglah ke tempat yang telah disediakan.
2. Jangan memindahkan/membawa botol-botol reagen dari tempatnya.
3. Pergunakan zat-zat seefisien mungkin sesuai dengan buku penuntun praktikum dan jagalah supaya
reagen tidak tercampur satu sama lain :
- Bila pada tiap botol reagen disediakan pipet, ambillah reagen dengan pipet tersebut, dan untuk
mengukurnya gunakanlah gelas ukur yang tersedia. Janganlah sekali-kali menuangkan reagen
dari botolnya, atau mempertukarkan pipet bersama tutupnya.
- Bila pada botol reagen tidak disediakan pipet khusus dapat digunakan pipet yang mempunyai
kalibrasi yang tersedia, tetapi tiap pengambilan zat haruslah pipet tersebut dibilas dengan air
terlebih dahulu.
4. Mikropipet yang Saudara pinjam, jika telah selesai dipergunakan agar dikembalikan ke tempat semula
yang telah disediakan
- Tips/ujung pipet bekas pakai agar disimpan pada tempat yang telah disediakan.
5. Hati-hatilah dengan zat-zat yang mudah terbakar, seperti : ether, benzen, alkohol. Jauhkan dari api.
6. Pemakaian bahan-bahan kimia yang uapnya beracun/berbau tidak enak, seperti : HCl pekat, asam sulfat
pekat, kloroform dan sebagainya, dikerjakan di lemari asam.
7. Membuang asam dan basa kuat harus dengan mengalirkan air yang banyak.
8. Semua alat harus bersih, jika perlu cucilah dengan campuran K-bichromat dan asam sulfat pekat
(terutama untuk biuret dan pipet)
9. Sekali-kali janganlah mempergunakan alat pusingan (sentrifugasi). Kalau belum mengetahui caranya :
- Tabung sentrifugasi harus selalu setimbang dan dipasang berhadapan
- Janganlah mencoba memanaskan tabung sentrifugasi
- Bersihkan tabung setiap kali sesudah memakai
10. Setiap kali sebelum dan sesudah praktikum, alat-alat harus diperiksa dahulu. Kalau ada yang
rusak/hilang segera laporkan.
11. Alat-alat yang rusak/hilang diganti oleh praktikan yang bersangkutan dalam waktu 1 minggu
12. Peminjaman alat-alat di luar inventaris sendiri, selalu memakai bon peminjaman. Kalau alat dikembalikan,
bon peminjaman alat harus diminta kembali.
13. Spesimen praktikum (darah, urin, air liur dan sebagainya) disiapkan oleh mahasiswa.

SANKSI-SANKSI

Praktikan-praktikan yang dianggap melanggar peraturan-peraturan di atas akan dikenakan sanksi sesuai dengan
berat ringannya pelanggaran, dan tidak diperkenankan mengikuti praktikum sampai tak diperkenan mengikuti
ujian.

Bandar Lampung, Maret 2016

Bagian Biokimia

Fakultas Kedokteran

Program Studi Pendidikan Dokter

Universitas Lampung
PRAKTIKUM BIOKIMIA DARAH

DASAR TEORI
Darah merupakan jaringan yang terdapat didalam sitem kardiovaskular. Darah berfungsi
sebagai alat transport di dalam tubuh, seperti :

Transport O2 dari paru-paru ke jaringan dan mengangkat CO2 dari jaringan ke paru-paru
(respirasi)
Transport zat makanan yanhg diserap dari traktus digestivus (nutrition)
Transport metabolit-metabolit yang tidak diperlukan tubuh melalui ginjal, paru-paru, kulit dan
saluran pencernaan (eksresi)
Mempertahankan keseimbangan asam basa dalam tubuh
Mengatur keseimbangan air yang terdapat di dalam darah dan jaringan. Kelebihan air akan
dikeluarkan dari tubuh melalui gunjal, kulit, paru-paru dan saluran pencernaan
Mengatur suhu tubuh dalam batas-batas normal
Mengatasi infeksi yang merupakan fungsi leukosit dan zat-zat anti yang selalu beredar di dalam
tubuh
Transport hormon-hormon untuk mengatur metabolisme
Transport metabolit-metabolit antar jaringan, sesuai dengan fungsi jaringan itu.

Jumlah darah di dalam tubuh kira-kira 5-7% dari berat badan atau sekitar 70-100 ml/kg
BB. Darah terdiri dari cairan (plasma) dan sel-sel darah (eritrosit, leukosit, trombosit). Dalam keadaan
normal, pada pria sel-sel ini jumlahnya kira-kira 45% dari volume darah total dan pada wanita 41%
(disebut juga hematokrit).
Plasma, 55% dari volume darah, terdiri dari air (91-92%) dan zat-zat yang larut di dalamnya (8-9%).
Zat-zat tadi diantaranya adalah protein (albumin, globulin, fibrinogen), enzim, hormon, lipid (kolesterol,
trigliserida, fosfolifid), vitamin, asam amino , dan metabolitnya, glukosa, dan metabolitnya, urea,
kreatin, kreatinin, anion dan kation (Na, K, Cl, Ca, P, Mg, Fe, I Cu) dan sebagainya.
Darah setelah dikeluarkan dari dalam tubuh akan membeku dalam waktu 10 menit.
Setelah kira-kira 30 menit akan terjadi pemisahan cairan, yang dinamakan serum. Bilamana
pembekuan darah tidak diinginkan dapat dipakai antikoagulan. Pada pemakaian antikoagulan darah
tidak membeku, sehingga pada pemusingan sel-sel darah dapat dipisahkan dari cairan darah (plasma).
Plasma berbeda dengan serum, karena di dalamnya plasma masih terdapat fibronogen karena adanya
pemakaian antikoagulan.
Antikoagulan bekerja dengan cara mengikat ion Ca dari darah dan menghambat
pembentukan trombin dari protrombin. Macam-macam antikoagulan :

Heparin : berfungsi sebagai antitrombin, pemakaiannya 2 mg/100 ml darah


K/Na Oksalat : berfungsi mengikat ion Ca, pemakaiannya sebanyak 10-20 mg/10 ml darah
NH4 oksalat dan K oksalat (dengan perbandingan 3:2), berfungsi mengikat ion Ca,
pemakaiannya 2 mg/1 ml darah
Na Sitrat : berfungsi mengikat ion Ca, pemakaiannya 30 mg/10 ml darah
NaF : kurang bagus untuk koagulan, pemakaiannya 4 mg/1 ml
EDTA, (Na2EDTA, K2EDTA, Li2EDTA) berfungsi mengikat ion Ca, pemakaiannya 1 mg/1 ml
darah

Hemoglobin adalah metalprotein pengangkut oksigen yang mengandung besi dalam sel
merah dalam darah mamalia dan hewan lainnya. Molekul hemoglobin terdiri dari globin, apoprotein dan
empat gugus heme, suatu molekul organik dengan satu atom besi. Hemoglobin merupakan protein
yang kaya akan zat besi. Memiliki afinitas (daya gabung) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu
membentuk oxihemoglobin di dalam sel darah merah. Dengan melalui fungsi ini maka oksigen dibawa
dari paru-paru ke jaringan-jaringan. Sebuah molekul hemoglobin memiliki empat gugus haeme yang
mengandung besi fero dan empat rantai globin.
Hemoglobin suatu molekul yang berbentuk bulat yang terdiri dari 4 subunit. Setiap subunit
mengandung satu bagian heme yang berkonjugasi dengan suatu polipeptida. Heme adalah suatu
derivat porfirin yang mengandung besi. Polipeptida itu secara kolektif disebut sebagai bagian globin
dari molekul hemoglobin.
Pada pusat molekul terdiri dari cincin heterosiklik yang dikenal dengan porfirin yang menahan
satu atom besi, atom besi ini merupakan situs/lokal ikatan oksigen. Porfirin yang mengandung besi
disebut heme. Nama hemoglobin merupakan gabungan dari heme dan globin, globin sebagai istilah
generik untuk protein globular. Ada beberapa protein mengandung heme dan hemoglobin adalah yang
paling dikenal dan banyak dipelajari.
Pada manusia dewasa, hemoglobin berupa tetramer (mengandung 4 submit protein), yang
terdiri dari dari masing-masing dua sub unit alfa dan beta yang terikat secara non kovalen. Sub unitnya
mirip secara struktural dan berukuran hampir sama. Tiap sub unit memiliki berat molekul kurang lebih
16.000 Dalton, sehingga berat molekul total tetramernya menjadi 64.000 Dalton. Tiap sub unit
hemoglobin mengandung satu heme, sehingga secara keseluruhan hemoglobin memiliki kapasitas
empat molekul oksigen.
Hemoglobin di dalam darah membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh dan
membawa kembali karbondioksida dari seluruh sel ke paru-paru untuk dikeluarkan dari tubuh.
Mioglobin berperan sebagai reservoir oksigen yaitu menerima, menyimpan dan melepas oksigen di
dalam sel-sel otot. Sebanyak kurang lebih 80% besi tubuh berada di dalam.
Oksihemoglobin dibentuk selama respirasi fisiologis ketika oksigen mengikat komponen protein
hemoglobin dalam sel darah merah. Proses ini terjadi di dalam kapiler paru-paru. Oksigen kemudian
berjalan melalui aliran darah untuk disalurkan ke dalam sel-sel di mana ia akan digunakan dalam
proses glikolisis dan produksi ATP melalui proses fosforilasi oksidatif. Sedangkan deoksihemoglobin
adalah bentuk hemoglobin yang tidak lagi mengikat oksigen. Oksihemoglobin membuat warna darah
lebih terang dari normal karena banyak mengandung oksigen. Hal ini dapat kita lihat di pembuluh nadi
dimana warna darah terlihat lebih terang. Sebaliknya deoksihemoglobin itu dapat kita lihat pada
pembuluh vena dimana darahnya terlihat lebih gelap karena melepaskan oksigen.
Kadar normal hemoglobin
Kadar hemoglobin menggunakan satuan gram/dl. Yang artinya banyaknya gram hemoglobin
dalam 100 mililiter darah.
Nilai normal hemoglobin tergantung dari umur pasien :
Bayi baru lahir : 17-22 gram/dl
Umur 1 minggu : 15-20 gram/dl
Umur 1 bulan : 11-15 gram/dl
Anak anak : 11-13 gram/dl
Lelaki dewasa : 14-18 gram/dl
Perempuan dewasa : 12-16 gram/dl
Lelaki tua : 12.4-14.9 gram/dl
Perempuan tua : 11.7-13.8 gram/dl
Nilai diatas dapat berbeda pada masing masing laboratorium namun tidak akan terlalu jauh
dari nilai diatas. Ada pula laboratorium yang tidak membedakan antara lelaki atau perempuan dewasa
dengan lelaki atau perempuan tua.
Kadar hemoglobin dalam darah yang rendah dikenal dengan istilah anemia. Ada banyak penyebab
anemia diantaranya yang paling sering adalah perdarahan, kurang gizi, gangguan sumsum tulang,
pengobatan kemoterapi dan abnormalitas hemoglobin bawaan.
Kadar hemoglobin yang tinggi dapat dijumpai pada orang yang tinggal di daerah dataran tinggi dan
perokok. Beberapa penyakit seperti radang paru paru, tumor dan gangguan sumsum tulang juga bisa
meningkatkan kadar hemoglobin.
Fungsi hemoglobin antara lain :
1. Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam jaringan-jaringan tubuh.
2. Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa ke seluruh jaringan-jaringan tubuh untuk
dipakai sebagai bahan bakar.
3. Membawa karbondioksida dari jaringan-jaringan tubuh sebagai hasil metabolisme ke paru-paru
untuk di buang, untuk mengetahui apakah seseorang itu kekurangan darah atau tidak, dapat
diketahui dengan pengukuran kadar hemoglobin. Penurunan kadar hemoglobin dari normal berarti
kekurangan darah yang disebut anemia
Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin adalah :
1. Kecukupan Besi dalam Tubuh
Besi dibutuhkan untuk produksi hemoglobin, sehingga anemia akan gizi besi akan menyebabkan
terbentuknya sel darah merah yang lebih kecil dan kandungan hemoglobin yang rendah. Besi juga
merupakan mikronutrien essensil dalam memproduksi hemoglobin yang berfungsi mengantar oksigen
dari paru-paru kejaringan tubuh, untuk dieksresikan ke dalam udara pernafasan, sitokrom, dan
komponen lain pada sistem enzim pernafasan seperti sitokrom oksidase, katalase, dan peroksidase.
Besi berperan dalam sintesis hemoglobin dalam sel darah merah dan mioglobin dalam sel otot.
Kandungan 0,004 % berat tubuh (60-70%) terdapat dalam hemoglobin yang disimpan sebagai ferritin
di dalam hati, hemosiderin di dalam limpa dan sumsum tulang.
Kurang lebih 4% besi di dalam tubuh berada sebagai mioglobin dan senyawa-senyawa besi
sebagai enzim oksidatif seperti sitokrom dan flavoprotein. Walaupun jumlahnya sangat kecil namun
mempunyai peranan yang sangat penting. Mioglobin ikut dalam transportasi oksigen menerobos sel-sel
membran masuk kedalam sel-sel otot. Sitokrom, flavoprotein, dan senyawa-senyawa mitokondria yang
mengandung besi lainnya, memegang peranan penting dalam proses oksidasi menghasilkan Adenosin
Tri Phosphat (ATP) yang merupakan molekul berenergi tinggi. Sehingga apabila tubuh mengalami
anemia gizi besi maka terjadi penurunan kemampuan bekerja.
Kecukupan besi yang direkomendasikan adalah jumlah minimum besi yang berasal dari
makanan yang dapat menyediakan cukup besi untuk setiap individu yang sehat pada 95% populasi,
sehingga dapat terhindar kemungkinan anemia .
2. Metabolisme Besi dalam Tubuh
Besi yang terdapat di dalam tubuh orang dewasa sehat berjumlah lebih dari 4 gram. Besi
tersebut berada di dalam sel-sel darah merah atau hemoglobin (lebih dari 2,5 g), myoglobin (150
mg), phorphyrin cytochrome, hati, limpa sumsum tulang (> 200-1500 mg). Ada dua bagian besi dalam
tubuh, yaitu bagian fungsional yang dipakai untuk keperluan metabolik dan bagian yang merupakan
cadangan. Hemoglobin, mioglobin, sitokrom, serta enzim hem dan nonhem adalah bentuk besi
fungsional dan berjumlah antara 25-55 mg/kg berat badan. Sedangkan besi cadangan apabila
dibutuhkan untuk fungsi-fungsi fisiologis dan jumlahnya 5-25 mg/kg berat badan. Ferritin dan
hemosiderin adalah bentuk besi cadangan yang biasanya terdapat dalam hati, limpa dan sumsum
tulang. Metabolisme besi dalam tubuh terdiri dari proses absorpsi, pengangkutan, pemanfaatan,
penyimpanan dan pengeluaran.

PROSEDUR KERJA
1. Uji Methemoglobin
Hb (Ferro) + K3Fe (CN)6 -------> Hb (Ferri) + K4Fe(CN)6
Hb oksidator MetHb
MetHb ini tidak dapat lagi mengikat oksigen.

Metode :
a. Encerkan 1 ml darah 4 ml air suling dalam tabung reaksi.
b. Ke dalam tabung itu tambahkan beberapa tetes K3Fe(CN)6 33%. Perhatikan dan catat perubahan
warna yang terjadi. Kemudian tambahkan pereaksi Stokes ke dalam tabung itu dan kocok kuat-
kuat. Perubahan apa yang terlihat?
c. Encerkan 3 ml darah dengan 3 ml air suling dan panaskan sebentar, lalu tambahkan 6 ml
K3Fe(CN)6 33%. Campur dengan membolak balikkan. Perhatikan gelembung-gelembung oksigen
yang terbentuk.

Hasil :
Tabung 1 Pengamatan
+ K3Fe(CN)6
Pengocokkan kuat
+ Stokes
Pengocokkan kuat

Tabung 2 Pengamatan
+ K3Fe(CN)6
Gelembung udara
2. Uji Oksi Hb dan Deoksi Hb
Dasar :
Dalam keadaan tereduksi Fe dalam molekul Hb dapat mengikat dan melepaskan oksigen tergantung
pada tekanan O2 atau CO2.

Hb (Ferro) + O2 -------> Hb(Ferro)O2


Deoksi Hb Oksi Hb

Untuk mereduksi OksiHb menjadi DeoksiHb digunakan pereduksi Stokes.


Metode :
a. OksiHb
1. Encerkan 2 ml darah segar dengan 6 ml suling ke dalam tabung reaksi
Campur dengan baik dan perhatikan warna merah terang dari OksiHb yang terbentuk.
2. Bagi 2 isi tabung tersebut, sehingga masing-masing tabung berisi 4 ml.
Gunakan tabung 1 sebagai kontrol.

b. Pembentukan Deoksi Hb
1. Isi tabung ketiga dengan 2 ml pereaksi Stokes dan tambahan NH4OH secukupnya untuk
melarutkan endapan yang segera terbentuk. Campuran ini merupakan larutan pereduksi
kuat.
2. Masukkan 5 tetes larutan Stokes ke dalam tabung 2. Terlihat perubahan warna
karena terbentuknya deoksi Hb. Bandingkan dengan tabung 1.

c. Pembentukan kembali OksiHb dari DeoksiHb


1. Kocok kuat-kuat yang berisi deoksi Hb, maka akan terjadi kembali oksigenasi dari
udara. Perhatikan dan catat warna HbO2 yang kembali terbentuk.
2. Oksigenasi dan deoksigenasi kembali ini dapat dilakukan berulang-ulang.
Hasil :

Hasil Tabung 1 Oksi Hb Tabung 2 Deoksi Hb Tabung 3


Reoksigenai
Deoksi Hb
Warna yang
terbentuk

Kesimpulan :

Anda mungkin juga menyukai