Hasil pemeriksaan pertama saat pasien dalam perawatan hari pertama di RS UKI
(4 Oktober 2016)
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. M Nama ayah : Tn D.W
Usia : 4 tahun 7 bulan Usia : 38 tahun
Tanggal lahir : 4 Maret 2012 Pendidikan : S-1
Jenis kelamin : Perempuan Pekerjaan : Karyawan swasta
Alamat : Jl. H. Ahmad RT Nama ibu : Ny T
006/004 Usia : 37 tahun
No. CM : 00.08.xx.xx Pendidikan : S1
Masuk RS : 04 Oktober 2016 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
II. ANAMNESIS
(Dilakukan aloanamnesis terhadap orang tua pasien dan data rekam medis seijin
orang tua)
A. Keluhan utama : Demam
B. Keluhan tambahan : Ruam merah pada kulit
C. Riwayat penyakit sekarang
Pasien perempuan usia 4 tahun 7 bulan datang dengan keluhan demam sejak 5
hari SMRS. Demam muncul tiba-tiba dan dirasakan terus menerus. Orang tua
pasien tidak mengukur suhu tubuh. Selain itu, pasien juga batuk. Batuk
berdahak berwarna putih, tidak ada darah. Pasien lalu dibawa ke klinik 24 jam
oleh orang tua pasien, diberikan obat radang dan antibiotik namun tidak ada
perbaikan. 2 hari SMRS, muncul ruam merah yang awalnya terdapat pada
leher. Makin lama ruam merah tersebut menyebar ke punggung lalu ke seluruh
tubuh. Ruam tersebut terasa gatal dan panas. Pasien juga mengeluh sakit
menelan, pilek, dan kepalanya terasa sakit. Pasien muntah 2 kali karena batuk.
Pasien juga merasa mual. BAK dan BAB tidak ada keluhan. Pasien tidak mau
makan karena sakit menelan, tapi masih mau minum.
Hari masuk Rumah Sakit Saat masuk rumah sakit anak masih demam,
batuk, pilek, dan ruam merah di kulit yang terasa gatal dan panas.
G. Riwayat pribadi
Saat hamil, ibu berusia 30 tahun saat hamil, kehamilan kedua, tidak
terdapat riwayat abortus. Ibu teratur memeriksakan kehamilan di rumah
sakit dengan dokter tiap bulan sejak usia kehamilan 1 bulan. Selama hamil
ibu tidak pernah mengalami muntah yang berlebihan, tidak bengkak di
kaki, tidak ada demam, tidak mengalami perdarahan melalui jalan lahir,
tidak ada demam dengan kemerahan pada kulit, tidak mengalami
Case Report Morbili
Adella Faiqa Ranitria1161050133
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
keputihan dan tidak hipertensi. Ibu minum obat penambah darah dari
dokter, mendapatkan satu kali imunisasi tapi ibu lupa imunisasi apa
Kenaikan berat badan selama hamil 12 kg.
Riwayat persalinan:
Bayi lahir pada minggu ke 38 dan dilakukan tindakan sectio, tidak ada
ketuban pecah dini, atau resiko lainnya, dipilih sectio dengan indikasi
sectio sebelumnya. Bayi lahir langsung menangis, berat lahir 2700 g,
panjang lahir 50 cm, lingkar kepala tidak diketahui. Bayi kuning beberapa
jam setelah lahir.
2. Riwayat makan
0 - 6 bulan : ASI eksklusif tiap 2 jam, kurang lebih 15 menit tiap
payudara
7 - 9 bulan : ASI berikan 3-4x/hari, setiap menyusui 15 menit per
payudara dan susu formula 50 cc diberikan 3-4x/hari. Pasien sudah mulai
diberikan bubur susu 2x/hari, 1 mangkuk kecil.
10 - 12 bulan : Susu formula 50 cc diberikan 6-8x/hari, ditambah dengan
nasi tim saring dan lauk berupa daging, tempe, tahu, ayam, ikan cincang
dan sayuran rebus 2x/hari, 1 mangkuk kecil.
12 24 bulan : Susu formula 120 cc diberikan 3-4x/hari, ditambah
dengan nasi tim lembek dan lauk berupa daging, tempe, tahu, ayam, ikan
dan sayuran 3x/hari, 1 mangkuk kecil.
Ibu mengkau bahwa anak semakin lama semakin tinggi dan berat badan
naik, dari grafik WHO didapatkan .
Perkembangan
Menggunakan Kuisioner Pre-Skrining Perkembangan usia 24
bulan
Motorik kasar
Tengkurap : 4 bulan Berbicara : 6 bulan (mama papa)
Duduk : 8 bulan
Berdiri : 9 bulan
Berjalan : 10 bulan
KPSP 54 bulan
4. Status Imunisasi
Persepsi ibu tentang penyakit anak sudah baik. Ibu mengerti penularan
penyakit anak dapat berasal dari orang-orang disekitar pasien yang
mengalami gejala sama. Ibu pasien juga mengerti penyulit-penyulit yang
dapat terjadi pada penyakit pasien.
A. Pemeriksaan Umum
1. Kesan Umum : Tampak sakit sedang,
kompos mentis, kesan gizi baik
2. Tanda Utama
Frekuensi nadi : 92 kali /menit, isi dan tegangan cukup, teratur,
sama pada keempat ekstremitas
Frekuensi napas : 25 kali /menit, tipe torakoabdominal, reguler
Suhu (aksila) : 39,1 0C
Tekanan darah : 90/60 mmHg pada lengan kanan
Simpulan : demam tinggi
3. Pengukuran antropometri
Berat badan : 21,0 kg
Tinggi badan : 111,0 cm
Lingkar kepala : 48,0 cm
Lingkar lengan atas : 15,0 cm
Penilaian antropometri berdasar kurva pertumbuhan
Kesimpulan Faringitis
2. Leher
3. Thoraks
Jantung
o Inspeksi : iktus cordis tidak terlihat
o Palpasi : iktus cordis teraba, tidak terdapat thrill
o Perkusi : tidak dilakukan
o Auskultasi : BJ1/BJ2 reguler, bising (-)
Paru
4. Abdomen
o Inspeksi : perut tampak datar
o Auskultasi : bising usus normal 4x/menit
o Palpasi : supel, turgor dan elstisitas normal, cubitan kulit
kembali cepat kurang dari dua detik, nyeri tekan (-)
5. Anogenital
6. Anggota gerak
Tonus otot normal, eutrofi, tidak terdapat deformitas tulang dan sendi,
gerakan bebas, akral hangat, nadi arteri dorsalis pedis kuat, perfusi
jaringan baik, tidak terdapat jari tabuh
Simpulan : normal
Inferior
- kanan Bebas 5 Normal Eutrofi Normal Negatif
- kiri Bebas 5 Normal Eutrofi Normal Negatif
Klonus (-)
Sensibilitas baik
Tanda rangsang meningeal (-)
Nervi cranialis kesan tidak terdapat kelainan
LED meningkat
Hitung jenis leukosit shift to the right
Adanya infeksi kronis atau infeksi virus
D. Rencana edukasi
X. FOLLOW UP
Kesan umum
Kompos mentis, TSS Kompos m
Tanda utama
HR:120X/menit; RR:30x/menit; suhu:37,8C TD110/70 HR: 120x/
Pemeriksaan
fisik Faring: hiperemis Faring: hip
Paru : Simetris, ketinggalan gerak (-), retraksi (-), suara dasar Paru: Sime
vesikuler +N/+N, ronkhi -/- whz -/-
Perut: Sup
Perut: Supel, BU+ 4X/menit
Integumen
Integumen: ruam makulopapular pada wajah, badan, punggung, ekstremita
ekstremitas
Intake /BC /
Diuresis Tidak dievaluasi Tidak diev
Tindakan
- -
Paru: Simetris, retraksi (-), BND:vesikuler Whz -/- Rh -/- Paru: Sime
Obyektif
Intake /BC /
Diuresis
Penunjang - -
Paru: Simetris, retraksi (-), BND:vesikuler Whz -/- Rh -/- Paru: Sime
Obyektif
Intake /BC /
Diuresis
Penunjang - -
Intake /BC /
Diuresis
Penunjang -
Domperidone 2 x C (PO)
Cetirizine 5 mg + Vit. B6 dalam puyer 1 x 1 pulv (PO)
Salisil talk s.u.e
4. Patogenesis
Penularan campak terjadi secara droplet melalui udara, sejak 1-2 hari
sebelum timbul gejala klinis sampai 4 hari setelah timbul ruam. Di tempat
awal infeksi, penggandaan virus sangat minimal dan jarang dapat
ditemukannya virus. Virus masuk ke dalam limfatik local, bebas, maupun
6. Penyulit1,2
a. Laringotrakeobronkitis
b. Bronkopneumonia
c. Kejang demam
d. Ensefalitis
e. SSPE (Subacute Sclerosing Panencephalitis)
f. Otitis media
g. Enteritis
h. Konjungtivitis
i. Sistem kardiovaskular
j. Adenitis servikal
k. Purpura trombositopenik
l. Pada ibu hamil dapat terjadi abortus, partus prematurus, dan
kelainan kongenital pada bayi
m. Aktivasi tuberculosis
7. Penatalaksanaan
Pasien campak tanpa penyulit dapat berobat jalan. Anak harus
diberikan cukup cairan dan kalori, sedangkan pengobatan bersifat
simtomatik, dengan pemberian antipiretik, antitusif, ekspektoran, dan
antikonvulsan bila diperlukan. Sedangkan pada campak dengan penyulit,
pasien perlu dirawat inap. Di rumah sakit pasien campak dirawat di bangsal
isolasi sistem pernafasan, diperlukan perbaikan keadaan umum dengan
8. Pencegahan
Pencegahan campak dilakukan dengan pemberian imunisasi aktif
pada bayi berumur 9 bulan. Vaksin yang digunakan adalah Schwarz vaccine
yaitu vaksin hidup yang dilemahkan. Vaksin diberikan secara subkutan
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Penunjang
Pada pasien dengan berat badan 21 kg, tinggi badan 111 cm dan lingkar
lengan atas 15 cm.
BB/U 0 sd 2 terletak diantara -2 SD sampai +2 SD : berat badan cukup
TB/U 0 sd 2 terletak di antara -2 SD sampai +3 SD: normal
BB/TB 1 sd 2 terletak di antara -2 SD sampai +3 SD: gizi baik
LLA : > 13.5 gizi baik.
Penatalaksanaan
Pemberian cairan dan kalori
Pada pasien ini, cairan yang diberikan adalah D5 NS 0.45% 12 tpm lalu
diganti dengan Kaen 3A 12 tpm. Cairan kalori diberikan karena intake pasien
yang sulit karena pasien muntah. Setelah 3 hari, pasien mengalami perbaikan
dan intake membaik sehingga infus D5 NS diganti menjadi kaen 3A.
Kebutuhan cairan pasien dengan BB 21 kg adalah 1520 ml/hari.
Pemberian antipiretik bila diperlukan
Antipiretik diberikan pada pasien morbili jika pasien demam. Pada kasus,
suhu pasien 37.5 C. Pasien diberikan parasetamol dengan dosis 10-
15mg/kgBB/kali. Sehingga dosis yang tepat untuk pasien dengan berat badan
21 kg adalah 210-315 mg/kali. Pada pasien diberikan Sanmol syrup 5 ml tiap
kali pemberian. Sanmol syrup mengandung 120 mg paracetamol per 5 ml.
Sehingga, dosis paracetamol yang diberikan kurang dari dosis yang
seharusnya.
Pemberian antibiotik