Anda di halaman 1dari 5

1.

3 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah:
1. Alat Tulis
2. Kaki tiga (tripod)
3. Modul Praktikum
4. Patok (6 buah)
5. Rambu ukur
6. Teodolit digital

1.4 Prosedur Pelaksanaan


Adapun prosedur praktikum yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah :
1. Menyiapkan alat-alat yang berhubungan dengan praktikum pada lahan
praktikum.
2. Menyiapkan alat tulis untuk mencatat hasil pengukuran.
3. Membuka kaki tiga dari pengunci.
4. Mendirikan kaki tiga dalam keadaan tidak terkunci lalu tinggikan
sampai kira-kira sebatas dada, kemudian kunci kembali.
5. Merenggangkan ketiga kakinya membentuk segitiga sama sisi dengan
jarak antar kaki disesuaikan dengan tinggi badan dan kepala kaki tiga
dalam keadaan mendatar.
6. Mengeluarkan alat ukur teodolit dari tempatnya, kemudian pasang di
atas kepala kaki tiga yang sudah disiapkan dengan mengencangkan
skrup yang ada di kepala kaki tiga hingga kaki tiga dengan alat ukur
teodolit betul-betul menjadi satu kesatuan.
7. Membuat teodolit pada posisi sejajar dengan cara memutar kedua skrup
pendatar ke dalam atau ke depan secara bersamaan sampai gelembung
nivo kotak berada di atas atau dibawah kemudian atur skrup ketiga
hingga nivo berada tepat ditengah lingkaran.
8. Membuat gelembung nivo tabung berada pada posisi tengah dengan
mengatur skrup pada teodolit secara bergantian.
9. Membidik titik benchmark yang telah ditentukan pada lahan praktikum.
10. Menge-set sudut horizontal menjadi 0 dengan menekan tombol

reset.
11. Membaca BA, BT, BB dan catat pada catatan lapangan.
12. Mencatat sudut horizontal dan sudut vertikal yang dibentuk antar dua
titik pengukuran pada catatan lapangan.
13. Mengarahkan teropong ke bacaan muka berupa rambu ukur yang
didirikan tegak pada titik pengukuran yang telah ditentukan dengan
lima buah patok.
14. Mengecek benang diafragma terlihat atau tidak. Bila tidak terlihat, putar
skrup pengatur fokus diafragma sampai benang diafragma tersebut
terlihat jelas.
15. Membaca BA, BT, BB dan catat pada catatan lapangan.
16. Mencatat sudut horizontal dan sudut vertikal yang dibentuk antar dua
titik pengukuran pada catatan lapangan.
17. Mengulangi kegiatan 12 s/d 18 hingga 13 kali pindah alat dan 12 titik

yang tersedia terbidik, serta menge-set sudut horizontal menjadi 0

pada bacaan belakang.


18. Mengitung sudut azimuth, jarak, beda tingi, elevasi serta koordinat
dengan menggunakan program Microsoft Excel.

Lisa Oktavia Br Napitupulu


240110150057

3.3 Pembahasan
Praktikum kali ini praktikan membahas mengenai pengukuran titik detail
untuk pemetaan topografi. Pengukurannya dilakukan dengan menggunakan
metode metode titik-titik kontrol dengan poligon tertutup. Untuk keperluan
pengukuran dan pemetaan selain pengukuran kerangka dasar vertikal yang
menghasilkan tinggi titik-titik ikat dan pengukuran kerangka dasar horizontal
yang menghasilkan koordinat titik-titik juga perlu dilakukan pengukuran titik-titik
detail untuk menghasilkan yang tersebar dipermukaan bumi yang menggambarkan
situasi daerah pengukuran. Dalam pengukuran titik detail prinsipnya adalah
menentukan koordinat dan tinggi titik-titik detail dari titik-titik ikat. Pengukruan
titik detail ini nantinya akan digunakan dalam menggambar peta topografi. Peta
topografi merupakan peta yang menggambarkan relief permukaan bumi baik
alami maupun buatan manusia yang dapat pula digambarkan dengan garis kontur.
Garis kontur merupakan garis yang menghubungkan titik-titik yang mempunyai
ketinggian yang sama. Semakin rapat garis yang dihasilkan maka lahan yang
digambarkan semakin curam sedangkan semakin renggang garis maka
menggambarkan lahan landai.
Praktikum pengukuran titik detail ini dilakukan di lahan yang memiliki
relief tanah yang berbeda-beda. Praktikum ini melakukan pengukuran terhadap 12
titik yang telah tersedia dan bencmark dan arah utara yang telah disediakan. Juga
diakhir kembali pada tempat alat satu kembali. Setiap 1 titik atau tempat alat
terdapat 6 titik detail yang tersebar disekitarnya yang nantinya ditandai dengan
patok-patok. Penempatan 6 titik detail disebarkan disekitar patok tempat alat yang
berada didaerah tempat alat 1 dan tidak mengambil radius tempat alat 2. Begitu
juga seterusnya. Dari setiap 13 pindah alat praktikan membidik 99 (muka dan
belakang). Dari setiap bidikan tersebut didapatkan bacaan atas, tengah, bawah
dan sudut yang nantinya digunakan dalam perhitungan jarak, beda tinggi dan
elevasi. Jarak dan beda tinggi diperlukan untuk memperoleh koordinat dari setiap
titik bidikan untuk mengetahui garis kontur lahan yang diukur.
Pengolahan data menggunakan alat bantu yaitu Ms. Excel karena data yang
didapat sangat banyak dan agar mempermudah perhitungan. Dari hasil data
pengamatan tersebut akan dicari jarak (d), beda tinggi, sudut Sinus dan sudut
Cosinus untuk masing-masing titik pengukuran. Apabila telah dilakukan
perhitungan, maka dapat dicari D sin , D Cos . Dengan menentukan besar sudut
dalam, baik secara azimuth, dapat menentukan koordinat tiap titik sehingga kita
dapat memperoleh bentuk poligon. Setiap titik dalam rangkaian akan menjadi
acuan bagi penentuan koordinat titik-titik sekitarnya.
Praktikum kali ini yang dilakukan oleh praktikan masih belum dapat
dikatakan sempurna karena masih terdapat kesalahan-kesalahan dalam
pengukuran. Kesalahan-kesalahan tersebut antara lain adalah kesalahan dalam
pembacaan rambu ukur dan pemegangan rambu oleh praktikan yang miring atau
sering kali bergoyang-goyang sehingga data yang didapatkans sering kali tidak
sesuai. Juga dalam penempatan patok-patok yang seharusnya mewakili kontur
tanah atau tanah yang memiliki beda tinggi yang berbeda namun saat praktikum
praktikan menempatkannya di daerah yang memiliki beda tinggi yag sama
sehingga hasil pengukruan kurang dapat menggambarkan kondisi lahan yang
sebenarnya dilapangan. Selain faktor dari praktikan ada pula faktor alam yang
terjadi, faktor alam ini perlu diperhatikan saat melakukan pengukuran karena
berpengatuh terhadap kerja alat-alat yang digunakan dan nantinya berdampak
pada data hasil pengukuran.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah:
1. Pengukuran titik detail dilakukan dengan menggunakan metode metode
titik-titik kontrol dengan poligon tertutup.
2. Pengukruan titik detail ini nantinya akan digunakan dalam menggambar
peta topografi.
3. Peta topografi merupakan peta yang menggambarkan relief permukaan
bumi baik alami maupun buatan manusia yang dapat pula digambarkan
dengan garis kontur.
4. Garis kontur merupakan garis yang menghubungkan titik-titik yang
mempunyai ketinggian yang sama.
5. Dengan menentukan besar sudut dalam, baik secara azimuth, kita dapat
menentukan koordinat tiap titik sehingga dapat dibuat peta.
6. Setiap titik detil yang diukur harus mewakili ketinggian daerah pada tempat
alat tersebut.
7. Semakin banyak titik detil yang diukur, maka hasil yang didapatkan akan
semakin akurat.

4.2 Saran
Saran yang diambil dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut, yaitu :
1. Sebelum melaksanakan praktikum seharusnya praktikan dapat memahami
materi praktikum yang akan dilaksanakan agar saat pelaksanaan praktikan
tidak terjadi kesalahan dan tidak menghambar dalam pemindahan alat.
2. Praktikan harus menjaga alat-alat praktikum dengan baik agar tidak rusak
dan dapat dipakai untuk praktikum selanjutnya.
3. Praktikan seharusnya mendirika alat dengan baik dan benar agar saat
pengukuran tidak terjadi kesalahan.
4. Serius dan tidak bercanda dalam melakukan praktikum.

Anda mungkin juga menyukai