PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Polimer merupakan ilmu pengetahuan yang berkembang secara aplikatif. Kertas, plastik, ban,
serat-serat alamiah, merupakan produkproduk polimer. Polimer, merupakan ilmu yang sangat
menarik untuk dipelajari. Polimer merupakan ilmu yang sangat dinamis. Oleh karena itu, sangat
dibutuhkan pengetahuan yang baik tentang konsep-konsep dasar polimer, guna dapat memahami
dan mengembangkan ilmu polimer. Selanjutnya, konsep dasar tersebut dapat dikembangkan
untuk mengukur dan menganalisis bobot molekul polimer. Teknik pemisahan dan pengukuran
sampel polimer merupakan pengetahuan yang tidak kalah pentingnya untuk dikuasai. Teflon
adalah nama dagang terdaftar dari bahan plastik yang sangat berguna yaitu Poly Tetra Fluoro
Ethylene (PTFE). PTFE adalah salah satu kelas dari plastik yang dikenal sebagai
fluoropolymers. Suatu polimer adalah senyawa yang terbentuk oleh reaksi kimia yang
menggabungkan partikel / molekul molekul ke dalam kelompok-kelompok.
B. Rumusan Masalah
- Apakah teflon ?
- Bagaimana sejarah teflon ?
- Bagaimana bentuk gugus teflon ?
- Bagaimana proses produksi teflon ?
- Bagaimana sifat fisik / kimia teflon ?
- Apakah dampak teflon bagi kesehatan dan lingkungan hidup ?
C. Tujuan
Dengan dibuatnya makalah ini diharap mahasiswa mampu memahami dan mengaplikasikan
konsep hasil pembelajaran dengan benar, dan berguna bagi diri sendiri pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN TEFLON
Teflon adalah nama merk dari sebuah compound polimer yang ditemukan oleh Roy J.
Plunkett(1910-1994)di dupont pada dan diperkenalkan sebagai produk komersial pada 1946.
Teflon merupakan sebuah fluoropolimer thermoplastic. Teflon adalah nama dagang terdaftar dari
bahan plastik yang sangat berguna yaitu Poly Tetra Fluoro Ethylene (PTFE). PTFE adalah salah
satu kelas dari plastik yang dikenal sebagai fluoropolymers.
Suatu polimer adalah senyawa yang terbentuk oleh reaksi kimia yang menggabungkan
partikel / molekul molekul ke dalam kelompok-kelompok. Polimer biasanya berbentuk serat
sintetis seperti polyester dan nilon. PTFE memiliki banyak sifat-sifat unik, yang membuatnya
berharga dalam sejumlah aplikasi. Teflon memiliki titik lebur yang sangat tinggi, dan juga stabil
pada suhu sangat rendah. Teflon sangat tahan panas dan tahan korosi. Teflon merupakan bahan
yang sangat baik untuk melapisi bagian-bagian mesin yang terkena panas, pakaian, dan gesekan,
untuk peralatan laboratorium yang harus tahan korosif bahan kimia, dan sebagai lapisan untuk
peralatan masak dan peralatan lainnya. PTFE digunakan untuk memberi perlindungan terhadap
kain, karpet, dan penutup dinding, dan tahan cuaca di luar ruangan.
B. SEJARAH TEFLON
PTFE ditemukan secara tidak sengaja pada tahun 1938 oleh seorang ilmuwan muda yang
mencari sesuatu yang lain. Roy Plunkett adalah seorang ahli kimia untuk EI DuPont de Nemours
and Company (Du Pont). Dia telah memperoleh gelar PhD dari Ohio State University pada tahun
1936, dan pada tahun 1938 ketika ia kebetulan menemukan teflon, padahal umurnya masih 27
tahun. Banyak bahan kimia yang digunakan sebagai pendingin sebelum tahun 1930-an sangat
terancam dapat meledak (flammable). Du Pont dan General Motors telah mengembangkan jenis
baru non-pendingin mudah terbakar, sebuah bentuk pendingin freon yang disebut pendingin 114,
dan diikat dalam suatu perjanjian eksklusif dengan divisi General Motors Frigidaire, dan pada
saat itu tidak dapat dipasarkan ke produsen lain. Kemudian nama teknis untuk 114 adalah
pendingin tetrafluorodichloroethane. Plunkett berharap untuk membuat pendingin yang serupa
dengan asam klorida yang bereaksi dengan senyawa yang disebut tetrafluoroethylene, atau TFE.
TFE sendiri dikenal substansi, dan Plunkett memutuskan tugas pertamanya adalah membuat
sejumlah besar gas ini. Para ahli kimia berpikir, sebaiknya ia membuat seratus pon gas, untuk
memastikan agar mencukupi untuk semua tes kimia , dan untuk tes toksikologi juga. Dia
menyimpan gas dalam kaleng logam dengan sebuah katup rilis, sangat mirip dengan kaleng yang
digunakan secara komersial untuk semprotan bertekanan seperti hair spray. Plunkett dan
asistennya melepaskan TFE gas dari kaleng ke dalam sebuah ruangan dipanaskan. Pada pagi
hari, tanggal 6 April, tahun 1938, Plunkett menemukan bahwa gas dari kaleng telah hilang.
Plunkett dan asistennya menafsir bahwa gas dalam semalam telah berubah menjadi putih.
Polimerisasi adalah proses kimia di mana molekul-molekul bergabung menjadi tali
panjang. Salah satu yang paling dikenal adalah polimer nilon, yang juga ditemukan oleh para
peneliti di Du Pont. Ilmu polymer itu masih pada tahap awal tahun 1930-an. Plunkett percaya
bahwa TFE tidak bisa dipolimerisasi, namun entah bagaimana melakukannya. Dia mengirimkan
serpihan putih yang aneh pada DuPont Central Research Department, di mana tim ahli kimia
menganalisis barang. Serpihan putih tersebut tidak bereaksi dengan bahan kimia lain, dan
serpihan tersebut menolak arus listrik, dan permukaannya sangat halus dan licin. Plunkett bisa
mengetahui bagaimana gas TFE tidak sengaja terpolimerisasi, dan ia mengeluarkan sebuah paten
untuk polimerisasi substansi, polytetrafluoroethylene, atau PTFE.
Ketika perang dunia II pecah, blok barat dan blok timur berlomba-lomba untuk
mempersenjatai masing-masing dengan senjata yang lebih mutakhir. Tentu hal ini dilakukan
secara diam-diam karena tidak ingin musuh mengetahui senjata pamungkas yang mereka
kembangkan. Amerika sebagai ujung tombak blok barat mengembangkan bom nuklir yang
mengambil ide dasar dari reaksi pembentukan inti helium dari penggabungan atom hidrogen di
matahari atau yang lebih dikenal dengan reaksi fusi. Ada masalah yang ditimbulkan dari
pengembangan ini yaitu bagaimana menyimpan uranium sebagai bahan utama yang berbahaya.
Setelah mengetahui bahwa Dupont telah berhasil menemukan jenis polimer yang mempunyai
karakteristik mampu menahan bahan-bahan kimiakelas berat maka diujicobakanlah polimer
baru tersebut yaitu teflon untuk menyimpan uranium. Dan saat terbukti berhasil, teflon yang saat
semula ditemukan belum jelas diketahui guna dan manfaatnya, dengan penggunaan ini
terjawablah sudah pertanyaan besar Dupont.
Teflon
Pekerjaan putar tekan pada umumnya dilakukan pada permukaan luar meskipun dapat
juga diputar tekan dari sisi dalam. Proses putar tekan memiliki beberapa kelebihan dibandingkan
dengan proses pres, antara lain:
-peralatan lebih murah
-produk baru dapat dihasilkan lebih dini dan produk dalam skala besar
Kerugian pengerjaan putar tekan ;
-upah tenaga terlatih yang lebih tinggi
-laju produksi lebih rendah
Logam nonferrous setebal 6 mm dan logam ferrous lunak hingga 5 mm dapat dibentuk
dengan mudah. Toleransi sebesar 0,8 untuk diameter 460 mm dapat dijamin dengan mudah.
Proses ini sering diterapkan untuk membuat alat-alat musik, alat-alat penerangan, reflector,
corong, bejana besar untuk proses-proses dan alat-alat dapur.
Untuk membentuk pelat yang tebal diperlukan rol penekan bermotor, menggantikan
penekan tangan biasa, operasinya disebut proses putar tekan geser.
Langkah-langkah operasi putar tekan geser bisa dilihat pada. Mula-mula pelat ditekankan
pada madril oleh pemegang. Rol ditekankan pada pelat sehingga pelat terdesak mengikuti bentuk
madril dan tebal untuk keseluruhan benda sama.
Langkah-langkah pembuatan bejana konis dengan proses putar-tekan geser dari benda
tebuk berupa pelat . Pembentukan Material PTFE pada dasarnya adalah sebuah bentuk
tetrafluoroetilena dipolimerisasi (TFE), yang merupakan senyawa yang dapat diciptakan melalui
kombinasi kloroform, asam klorida, dan fluorspar. Zat kimia ini ditempatkan dalam ruang reaksi
dipanaskan sampai antara 1000 dan 1700 derajat Fahrenheit, kemudian didinginkan dan
dimurnikan untuk menghilangkan kontaminan. Pada tahap awal, TFE adalah gas beracun tidak
berbau dan biasanya bertekanan dan disimpan dalam keadaan cair pada temperatur rendah
sebelum produksi teflon dapat dimulai. TFE sangat mudah terbakar, terutama dalam bentuk gas,
sehingga beberapa produsen PTFE memproduksi on-site untuk menghindari potensi risiko yang
terlibat dalam pengangkutan ke fasilitas terpisah. Teflon (polytetrafluoroethylene) dapat
diproduksi melalui beberapa cara, tergantung pada sifat tertentu yang diinginkan untuk produk
akhir. Ada dua metode utama untuk memproduksi Teflon (polytetrafluoroethylene). Pertama
adalah polimerisasi suspensi, dalam metode ini TFE (tetrafluoroetilena) ini dipolimerisasi dalam
air, sehingga menjadi butiran PTFE. Biji-bijian ini bisa diolah lebih lanjut menjadi pelet yang
dapat dibentuk . Kedua adalah metode dispersi, teflon (polytetrafluoroethylene) yang dihasilkan
adalah susu pasta yang dapat diolah menjadi bubuk halus, baik pasta dan bubuk yang digunakan
dalam aplikasi coating.
Proses polimerisasi menggunakan jumlah yang sangat kecil, dan bahan kimia lainnya
sebagai pemrakarsa. Berbagai pemrakarsa dapat digunakan, termasuk amonium persulfate atau
disuccinic peroksida asam. Unsur penting lainnya dari proses polimerisasi adalah air.
Polimerisasi Suspensi
Reaksi 2 ruang diisi dengan air murni dan reaksi reagen atau inisiator, bahan kimia yang
akan memicu pembentukan polimer. TFE cair disalurkan ke dalam ruang reaksi untuk
memenuhi TFE inisiator dan mulai polimerisasi. Bentuk-bentuk yang dihasilkan padatan PTFE
menjadi butir yang mengambang di permukaan air. Ketika ini terjadi, reaksi ruangan terjadi
secara. Reaksi kimia di dalam ruang memanas, sehingga ruangan didinginkan oleh sirkulasi air
dingin atau pendingin. Kontrol otomatis mematikan pasokan TFE setelah adanya perubahan
bobot tertentu di dalam ruang. Air dikeluarkan dari ruangan, meninggalkan pecahan-pecahan
berserabut PTFE yang terlihat seperti parutan kelapa.
Selanjutnya, PTFE dikeringkan dan dimasukkan ke dalam sebuah pabrik. Dalam pabrik
diolah dengan pisau yang berputar, menghasilkan bahan dengan konsistensi tepung terigu /
bubuk halus. Kemudian oleh pabrik bubuk halus (tepung) diubah menjadi butiran yang lebih
besar dengan proses yang disebut aglomerasi. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara.
Salah satu metode adalah dengan mencampur bubuk PTFE dengan pelarut seperti aseton dan
dimasukkan dalam drum yang berputar. Biji-biji PTFE tetap bersatu, membentuk pelet kecil.
Kemudian pellet-pellet tersebut kemudian dikeringkan dalam oven.
Salah satu yang paling umum dan terlihat penggunaan lapisan PTFE adalah untuk panci
dan wajan antilengket. Panci atau wajan harus dibuat dari aluminium atau paduan aluminium.
Permukaan wajan harus disiapkan secara khusus untuk menerima PTFE. Pertama, panci dicuci
dengan deterjen dan dibilas dengan air, untuk menghilangkan semua minyak. Lalu panci
dicelupkan ke dalam air hangat asam klorida yang dalam prosesnya yang disebut etsa.
Kemudian panci dibilas dengan air dan dicelupkan lagi dalam asam nitrat. Kemudian panic itu
dicuci lagi dengan air dan menyeluruh kemudian deionized kering.
Polimerisasi dispersi
Sekarang panci siap untuk pelapisan dengan PTFE dispersi. Lapisan cairan dapat
disemprotkan atau dikuaskan. Lapisan biasanya diterapkan dalam sampai beberapa lapisan,
lapisan pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Setelah lapisan pertama disemprotkan /
dikuaskan, panci dikeringkan selama beberapa menit, dan biasanya dimasukkan ke dalam oven
konveksi. Kemudian lapisan berikutnya diterapkan, tanpa periode pengeringan di antara
keduanya. Setelah semua lapisan diterapkan, panci dikeringkan dalam oven dan kemudian
disinter. Sinter adalah pemanasan lambat yang juga digunakan untuk finishing billet. Jadi
biasanya, oven memiliki dua zona. Pada zona pertama, panci dipanaskan perlahan-lahan ke suhu
yang akan menguapkan air di dalam lapisan. Setelah air menguap, panci bergerak ke zona yang
lebih panas, yang suhunya sekitar 800 F (425 C) selama sekitar lima menit. Kemudian
terbentuk gel, gel ini yang dinamakan PTFE. Kemudian panci dibiarkan dingin. Setelah
pendinginan, panci teflon siap untuk langkah-langkah perakitan akhir, dan pengemasan dan
pengiriman.
Pengendalian kualitas harus dilakukan baik pada fasilitas manufaktur PTFE utama dan di
pabrik pengolahan, untuk lebih lanjut langkah-langkah seperti pelapisan, pengendalian kualitas
harus dilakukan. Dalam fasilitas manufaktur utama, industri harus mengikuti standar prosedur
untuk menentukan kemurnian bahan, ketepatan temperatur, dan lain-lain hingga produk akhir
diuji untuk kesesuaian dengan standar.
Untuk dispersi PTFE, viskositas dan bobot jenis dispersi diuji. Pemeriksaan lainnya dapat
dilakukan juga. Karena teflon adalah produk bermerek dagang, produsen yang ingin
menggunakan nama merek untuk bagian atau produk yang dibuat dengan teflon dan dengan
demikian penggunaan PTFE harus mengikuti pedoman pengendalian mutu yang ditetapkan oleh
DuPont. Dalam kasus manufaktur peralatan masak anti lengket, misalnya, para pembuat
peralatan masak mematuhi DuPont Program Sertifikasi Mutu, yang mengharuskan memonitor
ketebalan lapisan PTFE dan temperatur baking, dan melaksanakan tes adhesi beberapa kali
dalam setiap perubahan.
E. KEGUNAAN TEFLON
Teflon digunakan sebagai bahan isolator listrik, seal, gasket, bushing dan alat anti gesek
pada industri kimia, listrik dan textile. Teflon juga dimanfaatkan sebagai bahan penyekat,
misalnya untuk kotak penyekat (stuffing box), cincin geser (sifat geseran dapat diperbaiki dengan
bagian-bagian alat dari teflon menambahkan graft ke dalamnya). Teflon digunakan juga untuk
cincin 0 atau o-ring, untuk gasket konsentrik dengan diberi bahan lunak (sebab teflon tidak
begitu elastis), alat-alat yang kecil, pipa, slang selubung pipa.
PTFE bisa digunakan untuk mencegah serangga memanjat, permukaan yang dicat dengan
materi PTFE sangat licin mengakibatkan serangga tidak bisa mendapatkan pegangan dan
cenderung jatuh. Penggunaan PTFE juga sangat beragam karena sifatnya yang antilengket dan
tidak menghantar listrik. PTFE digunakan antara lain sebagai berikut.
Setelah melakukan uji dan pengambilan sampel, ilmuwan menemukan beberapa efek PFOA
dalam kesehatan:
1. Dari pengujian terhadap binatang
Binatang yang digunakan antaranya kelinci, tikus dan monyet yang diberi dosis PFOA
yang tinggi, mengalami perubahan bentuk jantung, pengurangan berat badan. Pemberian PFOA
dengan media udara mengakibatkan binatang percobaan mengalami gangguan pernafasan,
perubahan berat jantung, pengurangan berat baan, dan gangguan mata. Hal ini dalam jangka
waktu panjang mengakibatkan kanker liver, dan pankreas pada binatang uji.
2. Pengujian terhadap manusia
Pengujian dilakukan terhadap pekerja di USA dan Eropa yang banyak berhubungan
dengan dosis PFOA yang tinggi. Pada 4000 sampel pengujian tidak ditemukan hubungan antara
kadar PFOA yang tinggi dengan penyebab kanker. Namun, pada tahun 1981 ditemukan dua bukti
dari pekerja yang berinteraksi dengan PFOA, melahirkan anak yang cacat lahir.
Merupakan hal yang sangat miris ketika sebuah perusahaan besar terus mengambil
keuntungan tanpa memperhitungkan keselamatan konsumennya. Oleh karena itu kita harus
berhati hati terhadap penggunaan berbagai bahan yang mengandung bahan kimia yang belum
kita kenali. Lebih baik kita kembali ke alam, hidup serasi dengan alam. Jangan terlalu percaya
terhadap bahan bahan kimia yang dikatakan oleh produsen mempunyai fungsi yang baik.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teflon adalah nama merk dari sebuah compoundpolimer yang ditemukan oleh Roy J. Plunkett
(19101994) di DuPont pada 1938 dan diperkenalkan sebagai produk komersial pada 1946.
Teflon merupakan sebuah fluoropolimerthermoplastik. Teflon adalah nama dagang terdaftar dari
bahan plastik yang sangat berguna yaitu Poly Tetra Fluoro Ethylene (PTFE). PTFE adalah salah
satu kelas dari plastik yang dikenal sebagai fluoropolymers.
Teflon memiliki titik lebur yang sangat tinggi, dan juga stabil pada suhu sangat rendah. Teflon
sangat tahan panas dan tahan korosi. Teflon merupakan bahan yang sangat baik untuk melapisi
bagian-bagian mesin yang terkena panas, pakaian, dan gesekan, untuk peralatan laboratorium
yang harus tahan korosif bahan kimia, dan sebagai lapisan untuk peralatan masak dan peralatan
lainnya. PTFE digunakan untuk memberi perlindungan terhadap kain, karpet, dan penutup
dinding, dan tahan cuaca di luar ruangan. Teflon tidak tahan terhadap larutan alkali hidroksida.
Juga kurang tahan terhadap hidrokarbon yang mengandung khlor.
3.2 SARAN
Makalah ini masih jauh dari unsur kesempurnaan, maka dari itu mohon kritik dan saran dari
berbagai pihak. Kurangnya jumlah referensi dan lainnya menyebabkan kurang detailnya makalah
tentang teflon.
DAFTAR PUSTAKA
http://ifankiwon.blogspot.co.id/2012/01/ptfe-teflon.html
http://ariptpm.blogspot.co.id/2011/07/teflon-ptfe.html
http://snrija.blogspot.co.id/2013/11/polimer.html