PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan APBN (Anggaran Belanja dan
Pendapatan Negara) yang selalu menjadi tolok ukur akan kemajuan bangsa
Indonesia. Yang mendukung pertumbuhan pembangunan baik itu pertumbuhan
ekonomi maupun pembangunan infrastruktur merupakan target dari adanya APBN
itu sendiri. Dalam hal ini perananan pajak sangat penting, di antaranya tentu saja
menjadi sumber utama penerimaan APBN yang bertujuan menciptakan lapangan
kerja , untuk mengatasi adanya masalah makro ekonomi yaitu
pengangguran.Sampai detik ini Peran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
atau APBN terhadap pertumbuhan ekonomi 2016, Anggota Komisi XI DPR
Mukhamad Misbakhun mengatakan, penerimaan pajak secara keseluruhan per 31
Desember 2016 mencapai Rp 1.105 triliun, atau sebesar 81,54 persen dari target
penerimaan pajak di APBN Perubahan 2016 yang sebesar Rp 1.355 triliun.
Penerimaan total itu tumbuh sekitar 4,13 persen dibandingkan dengan 2015,
Jumlah penerimaan itu sudah meliputi hasil tax amnesty (pengampunan pajak)
sampai periode kedua yang berakhir 31 Desember 2016. Kepatuhan dalam
mematuhi peraturan negara, khususnya untuk membayar pajak seharusnya sudah
menjadi budaya. Pajak bukan sekedar kewajiban semata, karena dari pajaklah
semua pembangunan yang ada di negara Indonesia ini dapat berlangsung. Kita
seharusnya tidak selalu menuntut hak akan fasilitas yang wajib disediakan oleh
negara, tetapi hanya untuk sekedar memberikan kontribusi pajak negara saja, kita
memikirkan berbagai macam cara untuk memanipulasinya. Saat inilah waktu yang
tepat bagi kita bersama untuk memberikan kontribusi bagi negara ini, hanya
1
dengan kepatuhan akan menjalankan peraturan negara, kita dapat membangun
negara ini menjadi lebih baik lagi.
B. Rumusan Masalah
Makalah ini disusun untuk membahas tentang Asas pajak di Indonesia dan khasus
pajak perusahaan Google yang ada di Indonesia , yaitu :
C. Tujuan
BAB 2
2
LANDASAN TEORI
3
maupun objek yang berada di luar wilayah Indonesia sepanjang ada hubungan
yang erat dalam hal terdapat hubungan ekonomis atau hubungan kenegaraan
dengan Indonesia.
4
3. Traktat-traktat (perjanjian) dengan negera lain, seperti:
a. Untuk meniadakan atau menghindarkan pajak berganda.
b. Untuk mengatur pelakuan fiskal terhadap orang-orang asing.
c. Untuk mengatur soal pemecahan laba di dalam hal suatu perusahaan
atau seseorang mempunyai cabang-cabang atau sumber-sumber
pendapatan di negara asing.
D. Asas pemajakan :
Asas domisili
Asas sumber
Asas kewarganegaraan
Asas campuran
Asas teritorial
Pajak dikenakan atas penghasilan yang diperoleh dalam wilayah suatu Negara
sehingga jika atas penghasilan yang diperoleh diluar Negara tersebut tidak
dikenakan pajak.
5
1 Asas wilayah atau territorial adalah asas untuk memungut pajak yang
didasarkan kepada wilayah tempat domisili seseorang. Sehingga kewajiban
membayar dan besaran pajak adalah bergantung kepada di mana seseorang
tersebut tinggal dan menetap dalam menjalani kehidupan sehari hari.
2 Asas Kebangsaan atau Nasionalitas, yang dimaksud dengan asas
kebangsaan ini adalah saat seseorang berada di suatu tempat, sebut saja
sebagai negara, maka ia otomatis memiliki kewajiban untuk membayar
pajak. Bahkan, ketika ia kelak sedang melakukan sebuah perjalanan singkat
di dalam maupun luar negeri, pajak wajib tetap dibayarkan selama catatan
administrasi tetap menyantumkan namanya di catatan wilayah suatu
kebangsaan.
3 Asas Sumber, yang mana dalam hal ini pemungutan pajak didasarkan
kepada adanya sumber di suatu negara. Perlu dipahami secara rinci bahwa
negara yang berhak memungut pajak adalah negara yang menjadi tempat di
mana sumber berada.
4 Asas Umum adalah pemungutan pajak hendaknya menganut asas keadilan,
maksudnya adalah bahwa segala prinsip perundang undangan yang
mengatur soal pajak maupun praktik sehari hari dalam pelaksanaannya
harus memerhatikan keadilan.
5 Asas Yuridis, asas ini mempertegas bahwa hukum pajak seharusnya
memberikan jaminan hukum, sebagaimana isi pasal 23 ayat (2) UUD 1945.
6 Asas Ekonomis, Asas ekonomis ini lebih menjelaskan kepada pemungutan
pajak yang harus bertitik tolak dari kepentingan umum. Intinya, keberadaan
pajak tidak boleh membuat perekonomian masyarakat menjadi merosot.
7 Asas Finansial, dalam asas ini dijelaskan bahwa biaya biaya atas segala
penetapan dan juga pemungutan pajak harus sekecil mungkin bila
dibandingkan dengan hasil pemungutan pajak.
Pajak berganda internasional umumnya terjadi karena pada dasarnya tidak ada
hukum internasional yang mengatur hal tersebut sehingga terjadi bentrokan
hukum antar dua negara atau lebih. Velkenbond memberikan pengertian bahwa
pajak berganda internasional terjadi apabila pengenaan pajak dari dua negara atau
lebih saling menindih sedemikian rupa, sehingga orang-orang yang dikenakan
pajak di negara-negara yang lebih dari satu memikul beban pajak yang lebih besar
daripada jika mereka dikenakan pajak di satu negara saja. Beban tambahan yang
terjadi tidak semata-mata disebabkan karena perbedaan tarif dari negara-negara
yang bersangkutan, melainkan karena dua negara atau lebih secara bersamaan
memungut pajak atas objek dan subjek yang sama.
6
Dari pengertian di atas jelas bahwa pajak berganda internasional akan
timbul karena atas suatu objek pajak dan subjek pajak yang sama dikenakan pajak
lebih dari satu kali sehingga menimbulkan beban yang berat bagi subjek pajak
yang dikenakan pajak tersebut. Selanjutnya Prof. Rochmat Soemitro menjelaskan
bahwa ada beberapa sebab terjadinya pajak berganda internasional, yaitu:
1. Subjek pajak yang sama dikenakan pajak yang sama di beberapa negera,
yang dapat terjadi karena:
a. Domisili rangkap
b. Kewarganegaraan rangkap
c. Bentrokan atas domisili dan asas kewarganegaraan.
2. Objek pajak yang sama dikenakan pajak yang sama di beberapa negara.
3. Subjek pajak yang sama dikenakan pajak di negara tempat tinggal
berdasarkan atas wold wide income, sedangkan di negera domisili
dikenakan pajak berdasarkan asas sumber.
F. Cara Penghindaran Pajak Berganda Internasional
1. Cara Unilateral
Cara ini dilakukan dengan memasukkan ketentuan untuk menghindari
pajak berganda dalam UU suatu negara dengan suatu prosedur yang jelas.
Pengguanaan cara ini merupakan wujud kedaulatan suatu negara untuk
mengatur sendiri masalah pemungutan pajak dalam suatu UU.
7
pemajakannya masing-masing sesuai dengan kedaulatan negaranya
sendiri.
BAB 3
PEMBAHASAN
8
GOOGLE, namanya langsung booming karena masuk dalam daftar
perusahaan asing yang mengemplang pajak di Indonesia. Tunggakan pajak
perusahaan internet raksasa asal Amerika Serikat (AS) di Indonesia ditaksir
mencapai Rp 5,5 triliun dalam kurun waktu 5 tahun.
Dalam beberapa tahun terakhir, Google telah melakukan ekspansi besar, dari
sekedar administrator mesin pencarian website terbesar di dunia, sampai dengan
pemilik Youtube.
Google Inc. didirikan di California pada 1998. Kemudian, pada 2011, pendapatan
perusahaannya hampir mencapai US$38 miliar dengan profit sekitar US$ 10
miliar.
Tarif pajak efektif perusahaan pada tahun tersebut adalah 2,4%, walaupun tarif
pajak menurut undang-undang pajak penghasilan Amerika pada saat itu adalah
35%. Pertanyaannya bagaimanakah Google berhasil mencapai efek pajak
tersebut?
9
Tahap pertama dalam struktur pajak Google adalah melakukan transfer
intellectual property (IP) keluar dari Amerika. Manajemen Google telah
mengantisipasi bahwa nilai IP Google akan meningkat seiring atau bahkan
melampaui pertumbuhan perusahaan.
Adapun cara melakukan transfer IP agar transaksi transfer IP itu sendiri tidak
terkena pajak yang besar adalah dengan cost sharing agreement. Perlu
diperhatikan bahwa IP pada dasarnya bersifat intangible sehingga dapat dengan
mudah direlokasikan ke tempat lain.
10
Dalam konteks ini Google telah mendirikan perusahaan Irlandia, namun dengan
tempat manajemen efektif (ditentukan antara lain dari status subjek pajak direksi
dan tempat dilakukannya meeting BOD) di Bermuda. Alasan dilakukan hal ini
adalah agar anak perusahaan tersebut tidak mendapatkan status subjek pajak di
negara manapun (stateless).
Tahap ketiga adalah pendirian anak perusahaan Irlandia yang kedua, yaitu Google
Ireland Limited (GIL).
GIL akan berfungsi sebagai pusat manajemen dan koordinasi aktivitas Google di
seluruh dunia (EMEA). Pilihan untuk mendirikan perusahaan di Irlandia lagi
dikarenakan oleh tarif pajak Irlandia yang cukup rendah (12,5%) dan untuk
menggunakan loophole dalam peraturan Controlled Foreign Corporation (CFC)
Amerika.
Secara singkat peraturan CFC ditujukan agar Amerika dapat memajaki anak
perusahaan multinasional Amerika dengan deemed dividends, apabila anak
perusahaan tersebut merupakan perusahaan pasif.
11
Adapun aliran pembayaran royalti adalah sebagai berikut EMEA (perusahaan
related maupun non-related yang memanfaatkan IP Google di Eropa, Timur
Tengah maupun Asia) membayar royalti kepada GIL, GIL membayar royalti ke
Belanda, dan terakhir Belanda membayar royalti ke Bermuda/Irlandia.
Apabila Belanda tidak ada, maka GIL harus membayar royalti langsung kepada
Bermuda/Irlandia (yang bukan merupakan subjek pajak di negara manapun),
pembayaran royalti tersebut dikenakan withholding tax di Irlandia.
Selain itu, Google telah mendapat tax ruling dari otoritas pajak Belanda, yang
memungkinkan anak perusahaan Google Belanda dikenakan pajak yang rendah di
Belanda, namun tetap mendapatkan status subjek pajak di Belanda.
Pendapatan Google dari luar AS tidak disalurkan ke Tanah Airnya karena bisa
dikenai pajak pemasukan perusahaan sebesar 35 persen. Alih-alih melakukan itu,
Google mentransfer dana pemasukan global ke Irlandia, yang menjadi markas
operasional untuk wilayah Eropa, Timur Tengah, dan Afrika.
Mengapa Irlandia? Karena peraturan pajak di negara ini memiliki celah yang bisa
dimanfaatkan untuk menghindari pajak.
12
Anak perusahaan pertama yang mengumpulkan pendapatan akan menyalurkan
dana tersebut sebagai pembayaran royalti ke anak perusahaan kedua yang
memegang paten. Di Irlandia, royalti dipajaki lebih rendah dibandingkan
pemasukan jenis lain.
Tapi dana tak langsung ditransfer, melainkan dialihkan terlebih dahulu ke anak
perusahaan lain di Belanda, yakni Google Netherlands Holdings B.V., untuk
menghindari pajak penghasilan (withholding tax) di Irlandia tadi, sekaligus pajak
tinggi yang dikenakan apabila dana langsung dipindahkan ke negara tax haven.
Sekali lagi terdapat celah regulasi yang dieksploitasi karena Irlandia tidak
mengategorikan perusahaan yang manajemen pusatnya berada di luar negeri
sebagai tax resident.
Dana akan sulit dilacak begitu sampai di Bermuda karena anak perusahaan
Google di sana memiliki status hukum sebagai unlimited liability company.
Artinya, menurut hukum Irlandia, perusahaan yang bersangkutan tidak diwajibkan
membuka informasi finansialnya.
Metode tax planning yang dilakukan oleh Google adalah dengan pemanfaatan
syarat physical presence.
13
adalah minimal. Google melakukannya dengan cara pertama dia jangan sampai
saya hadir secara fisik di Indonesia,
Hal itu karena kontrak dilakukan secara online, begitu juga dengan pembayaran
atas jasa yang diberikan. Sehingga bila tidak mendirikan Bentuk Usaha Tetap
(BUT), maka negara akan kesulitan untuk mengejar pajak perusahaan tersebut.
Google merasa di Indonesia tidak ada BUT karena pertama Google marasa tidak
hadir secara fisik, dan kalau dituduh memiliki BUT keagenan, faktanya kontrak
langsung antara konsumen langsung dengan Singapura, ujar Danny.
Google memiliki anak usaha di Singapura yang mengatur bisnis di sekitar Asia.
Sedangkan di Indonesia Google hanya membangun kantor marketing
representative yang berperan sebagai penunjang dan pelengkap.
Dengan klasifikasi itu, itu tidak dapat dikategorikan sebagai BUT. Google
menganggap marketing support adalah fungsi yang tidak penting sehingga dalam
konteks pricing dia hanya dikenai cost dan komisi, 8% saja nggak ada masalah,
imbuh Danny.
1. Italia
Otoritas pajak di Italia meminta Google membayar 300 juta euro atau setara Rp
4,4 triliun pada awal 2016. Nilai itu telah dikalkulasi dari pendapatan rata-rata
Google selama enam tahun berbisnis di Negeri Pasta.
Sama seperti di Indonesia, Google Italia juga berdalih telah mematuhi ketetapan
pajak di tiap negara operasi mereka.
14
2. Inggris
Urusan pajak Google Inggris dengan pemerintah di sana telah didiskusikan dalam
rentang waktu cukup panjang. Akhirnya, pada Februari 2016, Google sepakat
membayar pajak sebesar 130 juta poundsterling atau Rp 2,2 triliun.
Kesepakatan itu terjadi antara otoritas pajak dengan Google Inggris. Namun,
beberapa politikus dan ahli pajak menganggap nilai itu terlampau kecil. Otoritas
pajak Inggris juga dinilai tak transparan dalam diskusinya bersama pihak Google.
Nilai 130 juta poundsterling dibayar Google untuk menebus pajak selama 10
tahun. Padahal, pendapatan Google Inggris dalam rentang waktu itu ditaksir
mencapai 7,2 miliar poundsterling atau Rp 123 triliun.
3. Perancis
Kantor Google di Paris, Perancis, diuber-uber tim investigasi pajak Negeri Eiffel
pada Mei lalu. Pemerintah setempat menuding Google tak kooperatif soal
kewajiban pajaknya.
4. Spanyol
Sekitar satu bulan pasca penggrebekan kantor Google di Perancis, insiden serupa
menimpa kantor Google di Madrid, Spanyol, pada Juni 2016. Dasarnya pun sama:
Google dituding berkelit dari kewajiban pajak. Pemerintah Spanyol mengaku
kecewa atas niat Google di negaranya yang dianggap cuma cari untung.
Perwakilan Google Spanyol pun melontarkan pernyataan seragam dengan
perwakilan Google di negara lain. "Kami patuh terhadap regulasi fiskal di
Spanyol, sama seperti kami patuh di semua negara tempat kami beroperasi,"
perwakilan tersebut menuturkan.
BAB 4
PENUTUP
15
A KESIMPULAN
Begitu banyak peraturan peraturan yang ada sperti adanya peraturan dalam
perpajakan mengenai penghasilan dari luar negeri mapun dalam negeri yang
sudah tertera berbagai macam peraturan yang telah di buat . seperti halnya
permasalahan pada google ini yang menghindarkan pajak di beberapa negara
termasuk negara indonesia ini . seharusnya google tidak boleh
menghindarkan pajak seperti ini dengan enaknya google menerima
peenghasilan dari negara negara yg memakai servernya namun dia tidak mau
memanjakan penghasilannya . semua peraturan perpajakan sudah di buat dan
harus di patuhi bukan dengan di hindarkan seperti ini alangkah baiknya
google membayar pajaknya di indonesia yg hanya eberapa persen d
penghasiannya yg begitu besar dr pada google selalu di kejar permasalahan
permasalahan mengenai penghindaran pajaknya yg akan mengakibatkan
nama baik google dan perusahaannya yg akan memburuk kedepannya jika
permasalahan pembayaran pajak di negara negara yg di hidarkan pajaknya
tida kunjung di selesaikan.
B SARAN
Menurut kami jika indonesia ingin sukses menagih pajak kepada google,
indonesia harus mengikuti langkah inggris yaitu membuat data akurat se
spesifik mungkin agar dapat menentukan tarif besarnya pajak yang harus di
bayar oleh google dan dengan masalah BUT indonesia pun harus sudah
mengikuti langkah inggris yang menetapkan juka perusahaan OTT (over The
Top), sengaja tidak membentuk BUT dan sudah terbukti menghindari pajak
maka harus di kenakan pajak 25% terhadap google. Dan juga indonesia dan
negara-negara terlibat juga harus transpalansi data agar masing-masing
negara dapat memiliki data yang akurat terhadap pendapatan google
Daftar pustaka
http://tekno.kompas.com/read/2016/09/30/20120057/kasus.pajak.google.jadi.mom
entum.menata.kedaulatan.cyber.ri
16
http://tekno.kompas.com/read/2016/09/17/19060027/selain.di.indonesia.pajak.goo
gle.dipermasalahkan.di.4.negara.ini
http://tekno.kompas.com/read/2016/09/20/10330087/cara.google.memanfaatkan.c
elah.untuk.menghindari.pajak
http://inet.detik.com/cyberlife/d-3320705/cara-google-menghindari-pajak-di-
indonesia
https://docs.google.com/file/d/0B6aC4A7EcCajSF9KMVVvS2hhM1U/edit
https://www.scribd.com/document/326142387/Hukum-Pajak-Internasional
17