Anda di halaman 1dari 10

Perkembangan Dewasa Awal

Posted on April 4, 2014 - 59,269 views -

Dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja. Masa remaja yang ditandai
dengan pencarian identitas diri, pada masa dewasa awal, identitas diri ini didapat
sedikit-demi sedikit sesuai dengan umur kronologis dan mental ege-nya.

Berbagai masalah juga muncul dengan bertambahnya umur pada masa dewasa
awal. Dewasa awal adalah masa peralihan dari ketergantungan kemasa mandiri,
baik dari segi ekonomi, kebebasan menentukan diri sendiri, dan pandangan tentang
masa depan sudah lebih realistis.

Erickson (dalam Monks, Knoers & Haditono, 2001) mengatakan bahwa seseorang
yang digolongkan dalam usia dewasa awal berada dalam tahap hubungan hangat,
dekat dan komunikatif dengan atau tidak melibatkan kontak seksual. Bila gagal
dalam bentuk keintiman maka ia akan mengalami apa yang disebut isolasi (merasa
tersisihkan dari orang lain, kesepian, menyalahkan diri karena berbeda dengan
orang lain).

Hurlock (1990) mengatakan bahwa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun
samapi kira-kira umur 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis
yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif.

Secara umum, mereka yang tergolong dewasa muda (young ) ialah mereka yang
berusia 20-40 tahun. Menurut seorang ahli psikologi perkembangan, Santrock
(1999), orang dewasa muda termasuk masa transisi, baik transisi secara fisik
(physically trantition) transisi secara intelektual (cognitive trantition), serta transisi
peran sosial (social role trantition).

Perkembangan sosial masa dewasa awal adalah puncak dari perkembangan sosial
masa dewasa. Masa dewasa awal adalah masa beralihnya padangan egosentris
menjadi sikap yang empati. Pada masa ini, penentuan relasi sangat memegang
peranan penting. Menurut Havighurst (dalam Monks, Knoers & Haditono, 2001)
tugas perkembangan dewasa awal adalah menikah atau membangun suatu
keluarga, mengelola rumah tangga, mendidik atau mengasuh anak, memikul
tangung jawab sebagai warga negara, membuat hubungan dengan suatu kelompok
sosial tertentu, dan melakukan suatu pekerjaan. Dewasa awal merupakan masa
permulaan dimana seseorang mulai menjalin hubungan secara intim dengan lawan
jenisnya. Hurlock (1993) dalam hal ini telah mengemukakan beberapa karakteristik
dewasa awal dan pada salah satu intinya dikatakan bahwa dewasa awal merupakan
suatu masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru dan memanfaatkan
kebebasan yang diperolehnya.

Dari segi fisik, masa dewasa awal adalah masa dari puncak perkembangan fisik.
Perkembangan fisik sesudah masa ini akan mengalami degradasi sedikit-demi
sedikit, mengikuti umur seseorang menjadi lebih tua. Segi emosional, pada masa
dewasa awal adalah masa dimana motivasi untuk meraih sesuatu sangat besar
yang didukung oleh kekuatan fisik yang prima. Sehingga, ada steriotipe yang
mengatakan bahwa masa remaja dan masa dewasa awal adalah masa dimana lebih
mengutamakan kekuatan fisik daripada kekuatan rasio dalam menyelesaikan suatu
masalah.

Ciri Perkembangan Dewasa Awal

Dewasa awal adalah masa kematangan fisik dan psikologis. Menurut Anderson
(dalam Mappiare : 17) terdapat 7 ciri kematangan psikologi, ringkasnya sebagai
berikut:

Berorientasi pada tugas, bukan pada diri atau ego; minat orang matang berorientasi
pada tugas-tugas yang dikerjakannya,dan tidak condong pada perasaan-perasaan
diri sendri atau untuk kepentingan pribadi.

Tujuan-tujuan yang jelas dan kebiasaan-kebiasaan kerja yang efesien; seseorang


yang matang melihat tujuan-tujuan yang ingin dicapainya secara jelas dan tujuan-
tujuan itu dapat didefenisikannya secara cermat dan tahu mana pantas dan tidak
serta bekerja secara terbimbing menuju arahnya.

Mengendalikan perasaan pribadi; seseorang yang matang dapat menyetir


perasaan-perasaan sendiri dan tidak dikuasai oleh perasaan-perasaannya dalam
mengerjakan sesuatu atau berhadapan dengan orang lain. Dia tidak mementingkan
dirinya sendiri, tetapi mempertimbangkan pula perasaan-perasaan orang lain.

Keobjektifan; orang matang memiliki sikap objektif yaitu berusaha mencapai


keputusan dalam keadaan yang bersesuaian dengan kenyataan.

Menerima kritik dan saran; orang matang memiliki kemauan yang realistis, paham
bahwa dirinya tidak selalu benar, sehingga terbuka terhadap kritik-kritik dan saran-
saran orang lain demi peningkatan dirinya.

Pertanggungjawaban terhadap usaha-usaha pribadi; orang yang matang mau


memberi kesempatan pada orang lain membantu usahan-usahanya untuk mencapai
tujuan. Secara realistis diakuinya bahwa beberapa hal tentang usahanya tidak
selalu dapat dinilainya secara sungguh-sunguh, sehingga untuk itu dia bantuan
orang lain, tetapi tetap dia brtanggungjawab secara pribadi terhadap usaha-
usahanya.
Penyesuaian yang realistis terhadap situasi-situasi baru; orang matang memiliki cirri
fleksibel dan dapat menempatkan diri dengan kenyataan-kenyataan yang
dihadapinya dengan situasi-situasi baru.

Dewasa awal merupakan suatu masa penyesuaian terhadap pola-pola kehidupan


yang baru, dan harapan-harapan sosial yang baru. Masa dewasa awal adalah
kelanjutan dari masa remaja. Sebagai kelanjutan masa remaja, sehingga ciri-ciri
masa remaja tidak jauh berbeda dengan perkembangan remaja. Ciri-ciri
perkembangan dewasa awal adalah:

Usia reproduktif (Reproductive Age). Masa dewasa adalah masa usia reproduktif.
Masa ini ditandai dengan membentuk rumah tangga.Tetapi masa ini bisa ditunda
dengan beberapa alasan. Ada beberapa orang dewasa belum membentuk keluarga
sampai mereka menyelesaikan dan memulai karir mereka dalam suatu lapangan
tertentu.

Usia memantapkan letak kedudukan (Setting down age). Dengan pemantapan


kedudukan (settle down), seseorang berkembangan pola hidupnya secara
individual, yang mana dapat menjadi ciri khas seseorang sampai akhir hayat.
Situasi yang lain membutuhkan perubahan-perubahan dalam pola hidup tersebut,
dalam masa setengah baya atau masa tua, yang dapat menimbulkan kesukaran
dan gangguan-gangguan emosi bagi orang-orang yang bersangkutan. Ini adalah
masa dimana seseorang mengatur hidup dan bertanggungjawab dengan
kehidupannya. Pria mulai membentuk bidang pekerjaan yang akan ditangani
sebagai karirnya, sedangkan wanita muda diharapkan mulai menerima
tanggungjawab sebagai ibu dan pengurus rumah tangga.

Usia Banyak Masalah (Problem age). Masa ini adalah masa yang penuh dengan
masalah. Jika seseorang tidak siap memasuki tahap ini, dia akan kesulitan dalam
menyelesaikan tahap perkembangannya. Persoalan yang dihadapi seperti persoalan
pekerjaan/jabatan, persoalan teman hidup maupun persoalan keuangan, semuanya
memerlukan penyesuaian di dalamnya.

Usia tegang dalam hal emosi (emostional tension). Banyak orang dewasa muda
mengalami kegagalan emosi yang berhubungan dengan persoalan-persoalan yang
dialaminya seperti persoalan jabatan, perkawinan, keuangan dan sebagainya.
Ketegangan emosional seringkali dinampakkan dalam ketakutan-ketakutan atau
kekhawatiran-kekhawatiran. Ketakutan atau kekhawatiran yang timbul ini pada
umumnya bergantung pada ketercapainya penyesuaian terhadap persoalan-
persoalan yang dihadapi pada suatu saat tertentu, atau sejauh mana sukses atau
kegagalan yang dialami dalam pergumulan persoalan.

Masa keterasingan sosial. Dengan berakhirnya pendidikan formal dan terjunnya


seseorang ke dalam pola kehidupan orang dewasa, yaitu karir, perkawinan dan
rumah tangga, hubungan dengan teman-teman kelompok sebaya semakin menjadi
renggang, dan berbarengan dengan itu keterlibatan dalam kegiatan kelompok diluar
rumah akan terus berkurang. Sebai akibatnya, untuk pertama kali sejak bayi semua
orang muda, bahkan yang populerpun, akan mengalami keterpencilan sosial atau
apa yang disebut krisis ketersingan (Erikson:34).

Masa komitmen. Mengenai komitmen, Bardwick (dalam Hurlock:250) mengatakan:


Nampak tidak mungkin orang mengadakan komitmen untuk selama-lamanya. Hal
ini akan menjadi suatu tanggungajwab yang trrlalu berat untuk dipikul. Namun
banyak komitmen yang mempunyai sifat demikian: Jika anda menjadi orangtua
menjadi orang tua untuk selamanya; jika anda menjadi dokter gigi, dapat dipastikan
bahwa pekerjaan anda akan terkait dengan mulut orang untuk selamanya; jika anda
mencapai gelar doctor, karena ada prestasi baik disekolah sewaktu anda masih
muda, besar kemungkinan anda sampai akhir hidup anda akan berkarier sebagai
guru besar.

Masa Ketergantungan. Masa dewasa awal ini adalah masa dimana ketergantungan
pada masa dewasa biasanya berlanjut. Ketergantungan ini mungkin pada orangtua,
lembaga pendidikan yang memberikan beasiswa sebagian atau sepenuh atau pada
pemerintah karena mereka memperoleh pinjaman untuk membiayai pendidikan
mereka.

Masa perubahan nilai. Beberapa alasan terjadinya perubahan nilai pada orang
dewasa adalah karena ingin diterima pada kelompok orang dewasa, kelompok-
kelompok sosial dan ekonomi orang dewasa.

Masa Kreatif. Bentuk kreativitas yang akan terlihat sesudah orang dewasa akan
tergantung pada minat dan kemampuan individual, kesempatan untuk mewujudkan
keinginan dan kegiatan-kegiatan yang memberikan kepuasan sebesar-besarnya.
Ada yang menyalurkan kreativitasnya ini melalui hobi, ada yang menyalurkannya
melalui pekerjaan yang memungkinkan ekspresi kreativitas.

HASIL HASIL PENELITIAN PSIKOLOGI DEWASA AWAL

Hasil penelitian dewasa awal lebih banyak mengarah pada hubungan sosial, dan
perkembangan intelektual, pekerjaan dan perkawinan di usia dewasa awal, dan
pengoptimalan perkembangan dewasa awal serta perilaku penghayatan
keagamaan. Beberapa hasil penelitian, diantaranya:

Persepsi seks maya pada dewasa awal. Hasil penelitian oleh Ida Ayu Putu Sri
Andini, menunjukkan bahwa baik pria maupun wanita memiliki sikap yang negatif
terhadap seks maya. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor kebudayaan Indonesia
yang masih memegang teguh adat dan istiadat budaya timur, dimana manusia
harus memperhatikan aturan dan nilai budaya di dalam bersikap dan berperilaku.
Menurut Azwar (dalam Riyanti dan Prabowo, 1998) kebudayaan yang berkembang
dimana seseorang hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap
pembentukan sikap, tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan pengaruh yang
kuat dalam sikap seseorang terhadap berbagai macam hal.
Penundaan usia perkawinan dengan Intensi Penundaan Usia Perkwaninan. Dari hasil
penelitian didapatkan hubungan yang positif dan sangat signifikan antara sikap
terhadap penundaan usia perkawinan dengan intensi penundaan usia. Hal ini berarti
mereka memiliki keyakinan yang tinggi bahwa penundaan usia perkawinan akan
memberikan keuntungan bagi mereka, baik keuntungan dari segi biologis,
psikologis, sosial dan ekonomi. Penundaan perkawinan akan memberikan waktu
lebih banyak bagi mereka untuk membentuk identitas pribadi sebagai individu yang
matang secara biologis, psikologis, sosial dan ekonomi.

Kesiapan Menikah pada Wanita Dewasa Awal yang Bekerja. Adanya ketakutan
menghadapi krisis pernikahan dan berujung perceraian merupakan hal/kondisi yang
membuat wanita bekerja ragu tentang kesiapan menikah mereka. Ditambah lagi
maraknya perceraian yang dipublikasikan di media massa saat ini sehingga
dianggap menjadi menjadi fenomena biasa. Salah satu penyebab wanita yang
bekerja memutuskan untuk menunda pernikahan adalah keraguan dapat berbagi
secara mental dan emosional dengan pasangannya. Ketidaksiapan menikah yang
dimiliki wanita bekerja termanifestasi dengan adanya ketakutan menghadapi krisis
perkawinan serta ragu tentang kemampuan mereka berbagi secar mosional dengan
pasangannya kelak. Selain kesiapan psikis juga ketidak siapan fisik. Individu yang
merasa memiliki kondisi kesehatan yang tidak prima (sakit, misal DM) cenderung
ragu melangkah menuju jenjang pernikahan.

Untuk mengetahui apakah seseorang siap menikah atau tidak, ada beberapa
criteria yang perlu diperhatikan:

Memiliki kemampuan mengendalikan perasaan diri sendiri.

Memiliki kemampuan untuk berhubungan baik dengan orang banyak.

Bersedia dan mampu menjadi pasangan menjadi pasangan dalam hubungan


seksual.

Bersedia untuk membina hubungan seksual yang intim.

Memiliki kelembutan dan kasih saying kepada orang lain.

Sensitif terhadap kebutuhan dan perkembangan orang lain.

Dapat berkomunikasi secara bebas mengenai pemikiran, perasaan dan harapan.

Bersedia berbagi rencana dengan orang lain.

Bersedia menerima keterbatasan orang lain.

Memiliki kapasitas yang baik dalam menghadapi masalah-masalah yang


berhubungan dengan ekonomi.

Bersedia menjadi suami isteri yang bertanggung jawab.


Individu yang memiliki kematangan emosi akan memiliki kesiapan menikah yang
lebih baik, artinya mereka mampu mengatasi perubahan-perubahan dan
beradaptasi setelah memasuki pernikahan.

Kemandirian Dewasa Awal. Penelitian dengan judul Kemandirian Mahasiswi UIN


Suska Ditinjau dari Kesadaran Gender ini, membuktikan bahwa bahwa perbedaan
perlakuan yang diterima anak laki-laki dan perempuan sejak lahir akan
mempengaruhi tingkat kemandirian. Semakin tinggi kesadaran gender maka
semakin tinggi kemandirian pada Mahasiswa UIN Suska Riau. Dengan makin
tingginya kesadaran gender yang dimiliki mahasiswi UIN Suska Riau lebih mandiri
dibandingkan dengan mahasiswi yang tidak memiliki kesadaran gender atau
memiliki kesadaran gender yang rendah. Mahasiswi yang memiliki kemandirian
tinggi akan lebih mudah menghadapi kehidupan, tantangan yang dihadapinya, serta
menjalin hubungan yang mantap dalam kehidupan sosialnya.

Perilaku Perkembangan penghayatan Identitas dan Nilai-Nilai Agama dalam


Kehidupan Sehari-Hari

a. Perkembangan Identitas Diri dalam Area Agama. Penelitian dengan judul


Perkembangan Identitas Diri Dalam Area Agama pada Remaja Akhir ini adalah
studi deskriptif pada mahasiswa di Fakultas Psikologi UIN Suska Riau, dengan usia
sample 18 22 tahun Menurut Hurlock, usia ini sudah memasuki usia Dewasa Awal.
Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa remaja akhir yang berstatus sebagai
mahasiswa Fakultas Psikologi berada pada status identitas diri yang ideal.

b. Perilaku Penghayatan Nilai-Nilai Agama. Penelitian dengan judul Hubungan


Antara Sikap Terhadap Aspek Kehalalan dengan perilaku Membeli produk Makanan
dan Minuman Halal pada Mahasiswa Fakultas Syariah IAIN SUSQA Pekanbaru,
membuktikan bahwa semakin positif sikap terhadap aspek kehalalan, maka
semakin meningkat perilaku membeli produk makanan dan minuman halal. Subjek
memiliki pengetahuan tantang masalah kehalalan, sehingga subjek memiliki
persepsi dan keyakinan bahwa kehalalan adalah hal yang mendasar dalam
kaitannya dengan produk makanan dan minuman yang dikonsumsinya. Subjek
meyakini bahwa bahan yang terkandung dan proses yang dilalui dalam pembuatan
produk tersebut memiliki titik kritis untuk kehalalan pangan. Subjek juga
membentuk afek yang mendukung keyakinan tersebut, serta reaksi fisiologis yang
sesuai dengan kepercayan dan keyakinan yang dimilikinya. Selanjutnya juga
muncul keinginan dan kecenderungan untuk melakukan sesuatu yang selaras
dengan kepercayaan dan perasaan tersebut

OPTIMALISASI PERKEMBANGAN DEWASA AWAL

Dewasa awal adalah masa dimana seluruh potensi sebagai manusia berada pada
puncak perkembangan baik fisik maupun psikis. Masa yang memiliki rentang waktu
antara 20 40 tahun adalah masa-masa pengoptimalan potensi yang ada pada diri
individu. Jika masa ini bermasalah, akan mempengaruhi bahkan kemungkinan
individu mengalami masalah yang paling serius pada masa selanjutnya.

Menurut Vailant (1998), membagi masa dewasa awal menjadi tiga masa, yaitu masa
pembentukan (20 30 tahun) dengan tugas perkembangan mulai memisahkan diri
dari orang tua, membentuk keluarga baru dengan pernikahan dan mengembangkan
persahabatan. Masa konsolidasi (30 40 tahun), yaitu masa konsolidasi karir dan
memperkuat ikatan perkawinan. Masa transisisi (sekitar usia 40 tahun), merupakan
masa meninggalkan kesibukan pekerjan dan melakukan evaluasi terhadap hal yang
telah diperoleh.

Tugas-Tugas Perkembangan Dewasa Awal

Optimalisasi perkembangan dewasa awal mengacu pada tugas-tugas


perkembangan dewasa awal menurut R.J. Havighurst (1953), telah mengemukakan
rumusan tugas-tugas perkembangan dalam masa dewasa awal sebagai berikut:

Memilih teman bergaul (sebagai calon suami atau istri). Setelah melewati masa
remaja, golongan dewasa muda semakin memiliki kematangan fisiologis (seksual)
sehingga mereka siap melakukan tugas reproduksi, yaitu mampu melakukan
hubungan seksual dengan lawan jenisnya. Dia mencari pasangan untuk bisa
menyalurkan kebutuhan biologis. Mereka akan berupaya mencari calon teman
hidup yang cocok untuk dijadikan pasangan dalam perkawinan ataupun untuk
membentuk kehidupan rumah tangga berikutnya. Mereka akan menentukan kriteria
usia, pendidikan, pekerjaan, atau suku bangsa tertentu, sebagai prasyarat
pasangan hidupnya. Setiap orang mempunyai kriteria yang berbeda-beda.

Belajar hidup bersama dengan suami istri. Dari pernikahannya, dia akan saling
menerima dan memahami pasangan masing-masing, saling menerima kekurangan
dan saling bantu membantu membangun rumah tangga. Terkadang terdapat batu
saandungan yang tidak bisa dilewati, sehingga berakibat pada perceraian. Ini lebih
banyak diakibatkan oleh ketidak siapan atau ketidak dewasaan dalam menanggapi
masalah yang dihadapi bersama.

Mulai hidup dalam keluarga atau hidup berkeluarga. Masa dewasa yang memiliki
rentang waktu sekitar 20 tahun (20 40) dianggap sebagai rentang yang cukup
panjang. Terlepas dari panjang atau pendek rentang waktu tersebut, golongan
dewasa muda yang berusia di atas 25 tahun, umumnya telah menyelesaikan
pendidikannya minimal setingkat SLTA (SMU-Sekolah Menengah Umum), akademi
atau universitas. Selain itu, sebagian besar dari mereka yang telah menyelesaikan
pendidikan, umumnya telah memasuki dunia pekerjaan guna meraih karier
tertinggi. Dari sini, mereka mempersiapkan dan membukukan diri bahwa mereka
sudah mandiri secara ekonomis, artinya sudah tidak bergantung lagi pada orang
tua. Sikap yang mandiri ini merupakan langkah positif bagi mereka karena sekaligus
dijadikan sebagai persiapan untuk memasuki kehidupan rumah tangga yang baru.
Belajar mengasuh anak-anak.
Mengelolah rumah tangga. Setelah menjadi pernikahan, dia akan berusaha
mengelolah rumah tangganya. Dia akan berusaha membentuk, membina, dan
mengembangkan kehidupan rumah tangga dengan sebaik-baiknya agar dapat
mencapai kebahagiaan hidup. Mereka harus dapat menyesuaikan diri dan bekerja
sama dengan pasangan hidup masing-masing. Mereka juga harus dapat melahirkan,
membesarkan, mendidik, dan membina anak-anak dalam keluarga. Selain itu, tetap
menjalin hubungan baik dengan kedua orang tua ataupun saudara-saudaranya
yang lain.

Mulai bekerja dalam suatu jabatan. Usai menyelesaikan pendidikan formal setingkat
SMU, akademi atau universitas, umumnya dewasa muda memasuki dunia kerja,
guna menerapkan ilmu dan keahliannya. Mereka berupaya menekuni karier sesuai
dengan minat dan bakat yang dimiliki, serta memberi jaminan masa depan
keuangan yang baik. Bila mereka merasa cocok dengan kriteria tersebut, mereka
akan merasa puas dengan pekerjaan dan tempat kerja. Sebalik-nya, bila tidak atau
belurn cocok antara minat/ bakat dengan jenis pekerjaan, mereka akan berhenti dan
mencari jenis pekerjaan yang sesuai dengan selera. Tetapi kadang-kadang
ditemukan, meskipun tidak cocok dengan latar belakang ilrnu, pekerjaan tersebut
memberi hasil keuangan yang layak {baik), mereka akan bertahan dengan
pekerjaan itu. Sebab dengan penghasilan yang layak (memadai), mereka akan
dapat membangun kehidupan ekonomi rumah tangga yang mantap dan mapan.
Masa dewasa muda adalah masa untuk mencapai puncak prestasi. Dengan
semangat yang menyala-nyala dan penuh idealisme, mereka bekerja keras dan
bersaing dengan teman sebaya (atau kelompok yang lebih tua) untuk menunjukkan
prestasi kerja. Dengan mencapai prestasi kerja yang terbaik, mereka akan mampu
memberi kehidupan yang makmur-sejahtera bagi keluarganya.

Mulai bertangungjawab sebagai warga Negara secara layak. Warga negara yang
baik adalah dambaan bagi setiap orang yang ingin hidup tenang, damai, dan
bahagia di tengah-tengah masyarakat. Warga negara yang baik adalah warga
negara yang taat dan patuh pada tata aturan perundang-undangan yang ber-laku.
Hal ini diwujudkan dengan cara-cara, seperti (1) mengurus dan memiliki surat-surat
kewarganegaraan (KTP, akta kelahiran, surat paspor/visa bagi yang akan pergi ke
luar negeri), (2) mem-bayar pajak (pajak televisi, telepon, listrik, air. pajak
kendaraan bermotor, pajak penghasilan), (3) menjaga ketertiban dan keamanan
masyarakat dengan mengendalikan diri agar tidak tercela di mata masyarakat, dan
(4) mampu menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial di masyarakat (ikut terlibat
dalam kegiatan gotong royong, kerja bakti membersihkan selokan, memperbaiki
jalan, dan sebagainya). Tugas-tugas perkembangan tersebut merupakan tuntutan
yang harus dipenuhi seseorang, sesuai dengan norma sosial-budaya yang berlaku di
masyarakat. Bagi orang tertentu, yang menjalani ajaran agama (rnisalnya hidup
sendiri/selibat), mungkin tidak mengikuti tugas perkembangan bagian ini, yaitu
mencari pasangan hidup dan membina kehidupan rumah tangga. Baik disadari atau
tidak, setiap orang dewasa muda akan melakukan tugas perkembangan tersebut
dengan baik.

Memperoleh kelompok sosial yang seirama dengan nilai-nilai pahamnya. Masa


dewasa awal ditandai juga dengan membntuk kelompok-kelompok yang sesuai
dengan nilai-nilai yang dianutnya. Salah satu contohnya adalah membentuk ikatan
sesuai dengan profesi dan keahlian.

Masalah Perkembangan pada Dewasa Awal

Dengan bertambahnya usia, semakin bertambahpula masalah-masalah yang


menghampiri. Dewasa awal adalah masa transisi, dari remaja yang huru-hara,
kemasa yang menuntut tanggung jawab. Tidak bisa dipungkiri bahwa banyak orang
dewasa awal mengalami masalah-masalah dalam perkembangannya. Masalah-
masalah itu antara lain:

Penentuan identitas diri ideal vs kekaburan identitas. Dewasa awal merupakan


kelanjutan dari masa remaja. Penemuan identitas diri adalah hal yang harus pada
masa ini. Jika masa ini bermasalah, kemungkinan individu akan mengalami
kekaburan identitas.

Kemandirian vs tidak mandiri

Sukses meniti jenjang pendidikan dan karir vs gagal menempuh jenjang pendidikan
dan karir.

Menikah vs tidak menikah (lambat menikah)

Hubungan sosial yang sehat vs menarik diri

Dalam menjalani masa dewasa awal, ada beberapa masalah yang menjadi
penghambat perkembangan. Khusus dalam masa dewasa awal, diantara
penghambat yang sangat penting sehingga menyukarkan penguasaan tugas-tugas
perkembangan, diantranya[10]:

Latihan yang tidak berkesinambungan (discontinuities); sebagai salah satu


penghambat penguasaan tugas-tugas perkembangan dewasa awal, berhubungan
erat dengan pengalaman-pengalaman belajar dan latihan masa lalu.

Perlindungan yang berlebihan (over protectiveness); Bersangkutan dengan pola


asuh orangtua yng pernah dialami dalam masa kanak-kanak.

Perpanjangan pengaruh-pengaruh peer-group (prolongation of peer-group


influences); Satu diantara penghambat bagi orang dewasa awal dalam menguasai
tugas-tugas perkembangan. Disini akan terlihat pengaruh kelompok-kelompok
khusus bagi perkembangan dewasa awal.
Inspirasi-inspirasi yang tidak realistis (unrealistic aspiration); Kesukaran-kesukaran
dewasa awal, dapat ditimbulkan oleh konsep-konsep yang tidak realistis dalam
benak pada dewasa awal (yang baru meninggalkan masa remaja) tentang apa yang
diharapkan dengan apa yang dapat dicapai.

PENUTUP

Masa dewasa adalah masa yang sangat panjang (20 40 tahun), dimana sumber
potensi dan kemampuan bertumpu pada usia ini. Masa ini adalah peralihan dari
masa remaja yang masih dalam ketergantungan menuju masa dewasa, yang
menuntut kemandirian dan diujung fase ini adalah fase dewasa akhir, dimana
kemampuan sedikit demi sedikit akan berkurang. Sehingga masa dewasa awal
adalah masa yang paling penting dalam hidup seseorang dalam masa penitian
karir/pekerjaan/sumber penghasilan yang tetap.

Masa ini juga adalah masa dimana kematangan emosi memegang peranan penting.
Seseorang yang ada pada masa ini, harus bisa menempatkan dirinya pada situasi
yang berbeda; problem rumah tangga, masalah pekerjaan, pengasuhan anak, hidup
berkeluarga, menjadi warga masyarakat, pemimpin, suami/istri membutuhkan
kestabilan emosi yang baik.

Anda mungkin juga menyukai