Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN

Project Based Learning (PjBL)

OLEH :

DWY PUJI LESTARI (1414440011)


FORTUNA UTAMI PUTRI (1414441013)
RISKA WULANDARI (1414440028)
VIVI SALVIA BAHARSYAH (1414440010)

PENDIDIKAN BIOLOGI KELAS ICP A DAN B


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSSAR
TAHUN 2017
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Pesatnya pembangunan yang disertai dengan perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi dewasa ini perlu direspon oleh kinerja dunia
pendidikan yang profesional dan memiliki mutu tinggi. Pembangunan di suatu
negara tidak bisa mengabaikan kegiatan pendidikan. Masa depan suatu negara
sangat ditentukan oleh bagaimana negara itu memperlakukan pendidikan.
Dunia pendidikan yang bermutu diharapkan dapat mendukung tercetaknya
generasi muda penerus bangsa yang cerdas, terampil dan berwawasan luas
sehingga mampu bersaing di era global. Karena pada hakikatnya, fungsi
pendidikan adalah untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan
mutu kehidupan dan martabat manusia.
Proses pembelajaran adalah merupakan suatu sistem. Dengan demikian,
pencapaian standar proses untuk meningkatkan kualitas pendidikan dapat
dimulai dari menganalisis setiap komponen yang dapat membentuk dan
memengaruhi proses pembelajaran. Namun demikian, komponen yang selama
ini dianggap sangat memengaruhi proses pendidikan adalah komponen guru.
Hal ini memang wajar, sebab guru merupakan ujung tombak yang berhubungan
langsung dengan siswa sebagai subjek dan objek belajar.
Guru adalah pihak yang bertugas membimbing siswa agar dapat
mencapai tujuan dalam pembelajaran sekaligus mengelola kelas agar dapat
menjadi sebuah tim yang solid, komunikatif dan kondusif selama proses
pembelajaran. Dari segi efektifitas, seorang guru diharapkan mampu
mengelola pembelajaran dengan baik. Pembelajaran yang monoton tentunya
akan berpengaruh terhadap semangat belajar siswa dan prestasi belajar siswa.
Pemilihan strategi juga model pembelajaran yang relevan dengan standar
kompetensi juga dapat memacu kemampuan serta minat belajar siswa demi
tercapainya optimalisasi kualitas pembelajaran dan pembelajaran yang
bermakna.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal 19 ayat 1
mengenai Standar Nasional Pendidikan juga dinyatakan bahwa proses
pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik.
Oleh sebab itu makalah ini akan membahas tentang model Pembelajaran
Berbasis Proyek (Project Based Learning). Pembelajaran Berbasis Proyek
(Project Based Learning) adalah model pembelajaran sistematik yang mengikut
sertakan pelajar ke dalam pembelajaran teoritis dan keahlian yang kompleks,
pertanyaan otentik dan perancangan produk dan tugas. Pembelajaran berbasis
proyek memiliki potensi yang amat besar untuk membuat pengalaman belajar
yang lebih menarik dan bermanfaat bagi peserta didik. Dalam pembelajaran
berbasis proyek, peserta didik terdorong lebih aktif dalam belajar. Guru hanya
sebagai fasilitator, mengevaluasi produk hasil kerja peserta didik yang
ditampilkan dalam hasil proyek yang dikerjakan
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran Project Based Learning
(PjBL) ?
2. Apa saja karakteristik dari model pembelajaran Project Based Learning
(PjBL) ?
3. Bagaimana sintak dari model pembelajaran Project Based Learning
(PjBL)?
4. Apa kelebihan dan kelemahan dari model pembelajaran Project Based
Learning (PjBL) ?
5. Berikan contoh materi pembelajaran Biologi yang dapat di ajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL)
BAB II
PEMBAHASAN

1. Definisi Model Pembelajaran Project Based Learning


Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seorang
pendidik, sehingga tingkah laku peserta didik diharapkan dapat berubah ke
arah yang lebih baik. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Sisdiknas) Pasal 1 Ayat 20 Pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar. Sudjana (2004:28) Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap
upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan
interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik(warga belajar)
dan pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan membelajarkan.
Pembelajaran bertujuan membantu peserta didik agar memperoleh
berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku peserta didik
yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan nilai atau norma yang berfungsi
sebagai pengendali sikap dan perilaku peserta didik mengarah ke arah yang
lebih positif dan bermanfaat baik itu untuk kehidupan pribadinya maupun
untuk makhluk hidup disekitarnya. Dalam keseluruhan proses pendidikan di
sekolah, pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama. Ini berarti
bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada
bagaimana proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Pemahaman
seseorang guru terhadap pengertian pembelajaran akan sangat mempengaruhi
cara guru itu mengajar.
Dalam suatu pembelajaran seorang guru tentu mengadakan suatu variasi
dalam pembelajarannya salah satunya yaitu menerapkan model pembelajaran.
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Menurut Arends
(2001: 24), dengan menguasai sekaligus menerapkan suatu model
pembelajaran di kelas, maka seorang guru akan merasakan adanya kemudahan
di dalam pelaksanaan pembelajarannya, sehingga tujuan pembelajaran yang
hendak dicapai dalam proses pembelajaran dapat tercapai dan tuntas sesuai
yang diharapkan.
Project Based Learning dikembangkan berdasarkan faham filsafat
konstruktivisme dalam pembelajaran. Konstruktivisme mengembangkan
atmosfer pembelajaran yang menuntut peserta didik untuk menyusun sendiri
pengetahuannya (Bell, 1995: 28). Dalam artian Peserta didik diberi kesempatan
untuk menggali sendiri informasi melalui membaca berbagai sumber seperti
buku secara langsung, membuat presentasi untuk orang lain,
mengkomunikasikan hasil aktivitasnya kepada orang lain, bekerja dalam
kelompok, memberikan usul atau gagasannya untuk orang lain dan berbagai
aktivitas lainnya.
Project Based Learning terdiri atas 3 suku kata yaitu, Project yang berarti
proyek, Based yang berarti berbasis dan Learning yang berarti pembelajaran.
Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, project based learning bermakna
sebagai pembelajaran berbasis proyek. Menurut Thomas, dkk (1999) dalam
Wena (2010) disebutkan bahwa Pembelajaran berbasis proyek merupakan
model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk
mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Proyek ini
memuat tugas yang kompleks berdasarkan pada pertanyaan dan permasalahan
yang menantang, dan menuntut siswa bekerja melalui serangkaian tahap
metodel ilmiah.
Project Based Learning (PjBL) merupakan sebuah model pembelajaran
yang sudah banyak dikembangkan di negara-negara maju seperti Amerika
Serikat. Karena sebagian besar di negara maju, di dalam pembelajarannya
mencoba mengaitkan antara teknologi dengan masalah kehidupan sehari-hari
yang akrab dengan siswa.
Lebih lengkapnya Project based learning adalah sebuah model
pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar kontekstual melalui
kegiatan-kegiatan yang kompleks (Cord, 2001; Thomas, Mergendoller, &
Michaelson, 1999; Moss, Van-Duzer, Carol, 1998). Project-based learning
berfokus pada konsep-konsep dan prinsip-prinsip utama (central) dari suatu
disiplin, melibatkan siswa dalam kegiatan pemecahan masalah dan tugas-tugas
bermakna lainya, memberi peluang siswa bekerja secara otonom mengkonstruk
belajar mereka sendiri, dan puncaknya menghasilkan produk karya siswa
bernilai, dan realistik (Okudan. Gul E. dan Sarah E. Rzasa, 2004).
Pembelajaran berbasis proyek adalah suatu model pembelajaran yang
melibatkan suatu proyek dalam proses pembelajaran. Proyek yang dikerjakan
oleh siswa dapat berupa proyek perseorangan atau kelompok dan dilaksanakan
dalam jangka waktu tertentu secara kolaboratif, menghasilkan sebuah produk,
yang hasilnya kemudian akan ditampilkan dan dipresentasikan. Pelaksanaan
proyek dilakukan secara kolaboratif dan inovatif, unik, yang berfokus pada
pemecahan masalah yang berhubungan dengan kehidupan siswa. Pembelajaran
berbasis proyek merupakan bagian dari metode instruksional yang berpusat
pada pebelajar (Jagantara, 2014).
Munculnya model pembelajaran berbasis Proyek (Project Based
Learning) berangkat dari pandangan konstruktivism yang mengacu pada
pembelajaran kontekstual (Khamdi, 2007). Dengan demikian pembelajaran
berbasis proyek merupakan metode yang menggunakan belajar kontekstual,
dimana para siswa berperan aktif untuk memecahkan masalah, mengambil
keputusan, meneliti, mempresentasikan, dan membuat dokumen. Pembelajaran
berbasis proyek dirancang untuk digunaklan pada masalah kompleks yang
diperlukan siswa dalam melakukan investigasi dan memahaminya.
Leviatan (2008) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis proyek
merupakan pembelajaran yang inovatif yang menekankan pada kegiatan
kompleks dengan tujuan pemecahan masalah dengan berdasar pada kegiatan
inkuiri. Hal itu sesuai dengan tujuan pembelajaran di sekolah yaitu siswa dapat
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran berbasis
proyek adalah suatu pendekatan pendidikan yang efektif yang berfokus pada
kreatifitas berfikir, pemecahan masalah, dan interaksi antara siswa dengan
kawan sebaya mereka untuk menciptakan dan menggunakan pengetahuan baru.
Khususnya ini dilakukan dalam konteks pembelajaran aktif, dialog ilmiah
dengan supervisor yang akti sebagai peneliti (Asan, 2005).
PjBL dilakukan untuk (a) mengajarkan konsep yang penting, (b)
memerlukan kemampuan berpikir kritis, kemampuan memecahkan masalah,
kolaborasi dan berbagai macam bentuk komunikasi, (c) membutuhkan
penyelidikan sebagai bagian dari pembelajaran dan menghasilkan sesuatu, (d)
terorganisasi pada sebuah pertanyaan penuntun, (e) menganalisa kebutuhan
untuk mengetahui konsep penting dan keterampilan, (f) memberikan
kesempatan siswa untuk berpendapat, memilih dan bertanggung jawab,
(g)mencakup proses revisi dan refleksi, dan (h) melibatkan guru, teman
sekelas, serta orang lain sebagai public audience.

2. Karakteristik Model Pembelajaran Project Based Learning


Global SchoolNet (2000) melaporkan hasil penelitian the AutoDesk
Foundation tentang karakteristik Project Based Learning. Hasil penelitian
tersebut menyebutkan bahwa Project Based Learning adalah pendekatan
pembelajaran yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja,
b. adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik,
c. peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan
atau tantangan yang diajukan,
d. peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan
mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan,
e. proses evaluasi dijalankan secara kontinyu,
f. peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah
dijalankan,
g. produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif,
h. situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan

3. Sintaks Model Pembelajaran Project Based Learning


Langkah-langkah pembelajaran dalam Project Based Leraning
sebagaimana yang dikembangkan oleh The George Lucas Educational
Foundation (2005) terdiri dari :
a. Start With the Essential Question
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan
yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu
aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan
dimulai dengan sebuah investigasi mendalam. Pengajar berusaha agar topik
yang diangkat relefan untuk para peserta didik (The George Lucas
Educational Foundation : 2005).
b. Design a Plan for the Project
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta
didik. Dengan demikian peserta didik diharapkan akan merasa memiliki
atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan
aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial,
dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta
mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu
penyelesaian proyek (The George Lucas Educational Foundation : 2005).
c. Create a Schedule
Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal
aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain:
11 (1) membuat timeline untuk menyelesaikan proyek, (2) membuat
deadline penyelesaian proyak, (3) membawa peserta didik agar
merencanakan cara yang baru, (4) membimbing peserta didik ketika mereka
membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta
peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu
cara (The George Lucas Educational Foundation : 2005).
d. Monitor the Students and the Progress of the Project
Pengajar bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap
aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan
dengan cara menfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain
pengajar berperan menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik. Agar
mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat
merekam keseluruhan aktivitas yang penting (The George Lucas
Educational Foundation : 2005).
e. Assess the Outcome
Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur
ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan
masingmasing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat
pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu pengajar dalam
menyusun strategi pembelajaran berikutnya (The George Lucas Educational
Foundation : 2005).
f. Evaluate the Experience
Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik
melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah
dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun
kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengungkapkan
perasaan dan pengalamanya selama menyelesaikan proyek. Pengajar dan
peserta didik mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja
selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu
temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan
pada tahap pertama pembelajaran (The George Lucas Educational
Foundation : 2005).

4. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Project Based Learning


a. Keuntungan Model Pembelajaran Project Based Learning
Menurut Moursund (1997) beberapa keuntungan dari pembelajaran
berbasis proyek antara lain sebagai berikut:
1) Increased motivation,
2) Increased problem-solving ability,
3) Improved library research skills,
4) Increased collaboration,
5) Increased resource-management skills.
PjBL mempunyai keunggulan dan memberikan keuntungan dalam
kegiatan belajar mengajar. Beberapa keuntungan PjBL yakni :
1) Meningkatkan motivasi belajar siswa. Laporan-laporan tertulis tentang
proyek itu banyak yang mengatakan bahwa siswa suka tekun sampai
kelewat batas waktu, berusaha keras dalam mencapai proyek. Guru juga
melaporkan pengembangan dalam kehadiran dan berkurangnya
keterlambatan. Siswa melaporkan bahwa belajar dalam proyek lebih fun
daripada komponen kurikulum yang lain.
2) Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Penelitian pada
pengembangan keterampilan kognitif tingkat tinggi siswa menekankan
perlunya bagi siswa untuk terlibat di dalam tugas-tugas pemecahan
masalah dan perlunya untuk pembelajaran khusus pada bagaimana
menemukan dan memecahkan masalah. Banyak sumber yang
mendiskripsikan lingkungan belajar berbasis proyek membuat siswa
menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang
kompleks.
3) Meningkatkan kolaborasi. Pentingnya kerja kelompok dalam proyek
memerlukan siswa mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan
komunikasi. Kelompok kerja kooperatif, evaluasi siswa, pertukaran
informasi online adalah aspek-aspek kolaboratif dari sebuah proyek.
Teori-teori kognitif yang baru dan konstruktivistik menegaskan bahwa
belajar adalah fenomena sosial, dan bahwa siswa akan belajar lebih di
dalam lingkungan kolaboratif.
4) Meningkatkan keterampilan mengelola sumber. Bagian dari menjadi
siswa yang independen adalah bertanggungjawab untuk menyelesaikan
tugas yang kompleks. Pembelajaran Berbasis Proyek yang
diimplementasikan secara baik memberikan kepada siswa pembelajaran
dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu
dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
b. Kelemahan Model Pembelajaran Project Based Learning
Pada kenyataanya tidak ada satu model pembelajaran yang paling
efektif dalam kegiatan belajar mengajar. Suatu model pembelajaran dapat
dikatakan efektif dan dapat diterapkan jika dapat membantu pengajar
dan pembelajar mencapai tujuannya pada situasi tertentu.
PjBL di samping memiliki kelebihan ternyata masih juga memiliki
kendala dalam pelaksanaannya.
1) Time. Proyek yang dilakukan oleh siswa sering kali membutuhkan waktu
yang lebih lama dibanding alokasi waktu yang disediakan. Hal ini juga
disebabkan oleh kesulitan guru yang belum berpengalaman dalam
mengaitkan PjBL dengan kurikulum yang telah ditetapkan.
2) Control. Guru harus sering mengontrol arus informasi dan
memastikan bahwa siswa membangun pemahaman mereka sendiri.
3) Support of student learning. Guru sulit untuk menentukan sejauh mana
mereka harus berperan dalam kegiatan siswa, sering kali membiarkan
siswa kemandirian yang berlebihan atau memberikan pemodelan dan
umpan balik yang terlalu sedikit porsinya.
4) Technology use. Guru sering kali kesulitan menggunakan teknologi
dalam pembelajaran di kelas, khususnya sebagai perantara kognitif.
5) Assessment. Kesulitan juga dialami oleh guru dalam merancang penilaian
yang mempersyaratkan siswa untuk mendemonstrasikan pemahaman
mereka.

5. Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning


Model pembelajaran Project Based Learning dapat diterapkan dalam
pembelajaran Biologi salah satunya dapat digunakan di materi Bioteknologi
kelas XII SMA semester II. Kompetensi Dasar (KD) pada materi ini adalah
(3.10) menganalisis prinsip-prinsip biteknologi yang menerapkan bioproses
dalam menghasilkan produk baru untuk meningkatkan kesejahteraan manusia
dan (4.10) merencanakan dan melakukan percobaan dalam penerapan prinsip-
prinsip biteknologi konvensional untuk menghasilkan produk dan
mengevaluasi produk yang dihasilkan serta prosedur yang dilaksanakan. Pada
KD tersebut siswa dituntut untuk dapat menghasilkan produk sebagai salah
satu implementasi atau penerapan prinsip-prinsip bioteknologi konvensional.
Tentu dalam pembuatan produk bioteknologi misalnya membuat kecap tentu
harus melewati beberapa tahap-tahap dan membutuhkan waktu, tenaga dan
biaya. Hal inilah yang disebut dengan proyek. Menurut kamus besar Bahasa
Indonesia Proyek adalah rencana pekerjaan dengan sasaran khusus dan
dengan saat penyelesaian yang tegas.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pembelajaran berbasis proyek adalah suatu model pembelajaran yang
melibatkan suatu proyek dalam proses pembelajaran. Proyek yang
dikerjakan oleh siswa dapat berupa proyek perseorangan atau kelompok dan
dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu secara kolaboratif, menghasilkan
sebuah produk, yang hasilnya kemudian akan ditampilkan dan
dipresentasikan.
2. Karakteristik model pembelajaran berbasis proyek yaitu adanya
permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik dimana
peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan
atau tantangan yang diajukan.
3. Sintaks model pembelajaran berbasis proyek yaitu : Start With the Essential
Question, Design a Plan for the Project , Create a Schedule , Monitor the
Students and the Progress of the Project , Assess the Outcome, Evaluate the
Experience.
4. Model pembelajaran berbasis proyek selain memiliki kelebihan-kelebihan
seperti : meningkatkan motivasi dan kemampuan pemecahan masalah siswa,
juga memiliki beberapa kelemahan-kelemahan diantaranya : dalam hal
waktu dan control dari guru.
5. Penerapan model pembelajaran berbasis proyek dalam mata pelajaran
Biologi, sangat cocok diterapkan dalam materi bioteknologi.
DAFTAR PUSTAKA

Dismawan, Muhamad Fajar., Rapani., Dan Sulistiasih. 2014. Model Project Based
Learning untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar. Jurnal Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Hadiyanti, Lutfia. 2012. Project Based Learning (Teori dan Implementasinya pada
Konsep Bioteknologi SMA Kelas XII). Universitas Pendidikan Indonesia:
Sukasari, Jawa Barat.
Jagantara, I Made Wirasana., Adnyana, Putu Budi., Widiyanti, Ni Luh Putu
Manik. Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek (project based
learning) terhadap hasil belajar biologi ditinjau dari gaya belajar siswa
SMA. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA, Vol 4.
Nurohman , Sabar. 2013. Pendekatan Project Based Learning sebagai Upaya
Internalisasi Scientific Method Bagi Mahasiswa Calon Guru Fisika.
Journal Pendidikan Fisika FMIPA UNY. Yogyakarta.
Rais, Muhammad. 2010. Project-Based Learning: Inovasi Pembelajaran Yang
Berorientasi Soft Skills. Universitas Negeri Makassar: Makassar.
Titu, Maria Anita. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning
(Pjbl) untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa pada Materi Konsep Masalah
Ekonomi. Prosiding Seminar Nasional. Universitas Negeri Surabaya :
Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai