OLEH :
A.Latar Belakang
Pesatnya pembangunan yang disertai dengan perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi dewasa ini perlu direspon oleh kinerja dunia
pendidikan yang profesional dan memiliki mutu tinggi. Pembangunan di suatu
negara tidak bisa mengabaikan kegiatan pendidikan. Masa depan suatu negara
sangat ditentukan oleh bagaimana negara itu memperlakukan pendidikan.
Dunia pendidikan yang bermutu diharapkan dapat mendukung tercetaknya
generasi muda penerus bangsa yang cerdas, terampil dan berwawasan luas
sehingga mampu bersaing di era global. Karena pada hakikatnya, fungsi
pendidikan adalah untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan
mutu kehidupan dan martabat manusia.
Proses pembelajaran adalah merupakan suatu sistem. Dengan demikian,
pencapaian standar proses untuk meningkatkan kualitas pendidikan dapat
dimulai dari menganalisis setiap komponen yang dapat membentuk dan
memengaruhi proses pembelajaran. Namun demikian, komponen yang selama
ini dianggap sangat memengaruhi proses pendidikan adalah komponen guru.
Hal ini memang wajar, sebab guru merupakan ujung tombak yang berhubungan
langsung dengan siswa sebagai subjek dan objek belajar.
Guru adalah pihak yang bertugas membimbing siswa agar dapat
mencapai tujuan dalam pembelajaran sekaligus mengelola kelas agar dapat
menjadi sebuah tim yang solid, komunikatif dan kondusif selama proses
pembelajaran. Dari segi efektifitas, seorang guru diharapkan mampu
mengelola pembelajaran dengan baik. Pembelajaran yang monoton tentunya
akan berpengaruh terhadap semangat belajar siswa dan prestasi belajar siswa.
Pemilihan strategi juga model pembelajaran yang relevan dengan standar
kompetensi juga dapat memacu kemampuan serta minat belajar siswa demi
tercapainya optimalisasi kualitas pembelajaran dan pembelajaran yang
bermakna.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal 19 ayat 1
mengenai Standar Nasional Pendidikan juga dinyatakan bahwa proses
pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik.
Oleh sebab itu makalah ini akan membahas tentang model Pembelajaran
Berbasis Proyek (Project Based Learning). Pembelajaran Berbasis Proyek
(Project Based Learning) adalah model pembelajaran sistematik yang mengikut
sertakan pelajar ke dalam pembelajaran teoritis dan keahlian yang kompleks,
pertanyaan otentik dan perancangan produk dan tugas. Pembelajaran berbasis
proyek memiliki potensi yang amat besar untuk membuat pengalaman belajar
yang lebih menarik dan bermanfaat bagi peserta didik. Dalam pembelajaran
berbasis proyek, peserta didik terdorong lebih aktif dalam belajar. Guru hanya
sebagai fasilitator, mengevaluasi produk hasil kerja peserta didik yang
ditampilkan dalam hasil proyek yang dikerjakan
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran Project Based Learning
(PjBL) ?
2. Apa saja karakteristik dari model pembelajaran Project Based Learning
(PjBL) ?
3. Bagaimana sintak dari model pembelajaran Project Based Learning
(PjBL)?
4. Apa kelebihan dan kelemahan dari model pembelajaran Project Based
Learning (PjBL) ?
5. Berikan contoh materi pembelajaran Biologi yang dapat di ajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
1. Pembelajaran berbasis proyek adalah suatu model pembelajaran yang
melibatkan suatu proyek dalam proses pembelajaran. Proyek yang
dikerjakan oleh siswa dapat berupa proyek perseorangan atau kelompok dan
dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu secara kolaboratif, menghasilkan
sebuah produk, yang hasilnya kemudian akan ditampilkan dan
dipresentasikan.
2. Karakteristik model pembelajaran berbasis proyek yaitu adanya
permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik dimana
peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan
atau tantangan yang diajukan.
3. Sintaks model pembelajaran berbasis proyek yaitu : Start With the Essential
Question, Design a Plan for the Project , Create a Schedule , Monitor the
Students and the Progress of the Project , Assess the Outcome, Evaluate the
Experience.
4. Model pembelajaran berbasis proyek selain memiliki kelebihan-kelebihan
seperti : meningkatkan motivasi dan kemampuan pemecahan masalah siswa,
juga memiliki beberapa kelemahan-kelemahan diantaranya : dalam hal
waktu dan control dari guru.
5. Penerapan model pembelajaran berbasis proyek dalam mata pelajaran
Biologi, sangat cocok diterapkan dalam materi bioteknologi.
DAFTAR PUSTAKA
Dismawan, Muhamad Fajar., Rapani., Dan Sulistiasih. 2014. Model Project Based
Learning untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar. Jurnal Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Hadiyanti, Lutfia. 2012. Project Based Learning (Teori dan Implementasinya pada
Konsep Bioteknologi SMA Kelas XII). Universitas Pendidikan Indonesia:
Sukasari, Jawa Barat.
Jagantara, I Made Wirasana., Adnyana, Putu Budi., Widiyanti, Ni Luh Putu
Manik. Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek (project based
learning) terhadap hasil belajar biologi ditinjau dari gaya belajar siswa
SMA. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA, Vol 4.
Nurohman , Sabar. 2013. Pendekatan Project Based Learning sebagai Upaya
Internalisasi Scientific Method Bagi Mahasiswa Calon Guru Fisika.
Journal Pendidikan Fisika FMIPA UNY. Yogyakarta.
Rais, Muhammad. 2010. Project-Based Learning: Inovasi Pembelajaran Yang
Berorientasi Soft Skills. Universitas Negeri Makassar: Makassar.
Titu, Maria Anita. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning
(Pjbl) untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa pada Materi Konsep Masalah
Ekonomi. Prosiding Seminar Nasional. Universitas Negeri Surabaya :
Surabaya.