Anda di halaman 1dari 16

Makalah IPS :

MODERNISASI
DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

Disusun

Kartika Napu
IX-4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemajuan ilmu pengetahuan selalu diikuti dengan kemajuan teknologi.
Hal ini terbukti dengan banyaknya penemuan dalam bidang teknologi guna
memenuhi kebutuhan hidup manusia dalam melakukan berbagai aktivitas
sehari-hari. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia
melibatkan Negara-negara lain. Dalam banyak proyek pengembangan ilmu
pengetahuan seperti penelitian-penelitian, beasiswa, dan institusi pendidikan,
Negara-negara lain banyak terlibat baik dari segi pembiayaan maupun segi
pengadaan fasilitas.

Modernisasi berarti proses menuju masa kini atau proses menuju


masyarakat yang modern. Modernisasi dapat pula berarti perubahan dari
masyarakat tradisional menuju masyarakat yang modern. Jadi, modernisasi
merupakan suatu proses perubahan di mana masyarakat yang sedang
memperbaharui dirinya berusaha mendapatkan ciri-ciri atau karakteristik yang
dimiliki masyarakat modern. Selain itu, ini juga menunjukkan suatu proses dari
serangkaian upaya untuk menuju atau menciptakan nilai-nilai (fisik, material
dan sosial) yang bersifat atau berkualifikasi universal, rasional, dan fungsional.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Sejarah Modernisasi


1. Pengertian Modernisasi
Modernisasi merupakan suatu proses perubahan yang menuju pada tipe
sistem-sistem sosial, ekonomi, dan politik yang telah berkembang di Eropa
Barat dan Amerika Utara pada abad ke-17 sampai 19. Sistem sosial yang baru
ini kemudian menyebar ke negara-negara Eropa lainnya serta juga ke negara-
negara Amerika Selatan, Asia, dan Afrika.
Modernisasi diartikan sebagai perubahan-perubahan masyarakat yang
bergerak dari keadaan yang tradisional atau dari masyarakat pra modern menuju
kepada suatu masyarakat yang modern. Pengertian modernisasi berdasar
pendapat para ahli adalah sebagai berikut.
Widjojo Nitisastro, modernisasi adalah suatu transformasi total dari kehidupan
bersama yang tradisional atau pramodern dalam arti teknologi serta organisasi
sosial, ke arah pola-pola ekonomis dan politis.
Soerjono Soekanto, modernisasi adalah suatu bentuk dari perubahan sosial
yang terarah yang didasarkan pada suatu perencanaan yang biasanya dinamakan
social planning.

2. Sejarah Modernisasi
Teori modernisasi lahir sebagai tanggapan ilmuwan sosial Barat terhadap
Perang Dunia II. Teori ini muncul sebagai upaya Amerika untuk memenangkan
perang ideologi melawan sosialisme yang pada waktu itu sedang populer.
Bersamaan dengan itu, lahirnya negara-negara merdeka baru di Asia, Afrika,
dan Amerika Latin bekas jajahan Eropa melatar belakangi perkembangan teori
ini. Negara adidaya melihat hal ini sebagai peluang untuk membantu Negara
Dunia Ketiga sebagai upaya stabilitas ekonomi dan politik.

Di awal perumusannya tahun 1950-an, aliran modernisasi mencari bentuk


teori dan mewarisi pemikiran-pemikiran dari teori evolusi dan fungsionalisme.
Teori evolusi dan fungsionalisme pada waktu itu dianggap mampu menjelaskan
proses peralihan masyarakat tradisional menuju masyarakat modern di Eropa
Barat, selain juga didukung oleh para pakar yang terdidik dalam alam pemikiran
struktural-fungsionalisme. Teori evolusi menggambarkan perkembangan
masyarakat sebagai gerakan searah seperti garis lurus. Kita dapat melihatnya
dalam karya-karya Spencer dan Comte. Teori fungsionalisme dari Talcott
Parsons beranggapan bahwa masyarakat tidak ubahnya seperti organ tubuh
manusia yang memiliki berbagai bagian yang saling bergantung.
Selain itu, teori modernisasi pun didukung oleh tokoh-tokoh seperti Neil
Smelser dengan teori diferensiasi strukturalnya. Smelser beranggapan dengan
proses modernisasi, ketidakteraturan struktur masyarakat yang menjalankan
berbagai fungsi sekaligus akan dibagi dalam substruktur untuk menjalankan
satu fungsi yang lebih khusus. Sedangkan Rostow yang menyatakan bahwa ada
lima tahapan pembangunan ekonomi. Ia merumuskannya ke dalam teori tahapan
pertumbuhan ekonomi, yaitu tahap masyarakat tradisional, prakondisi lepas
landas, lepas landas, bergerak ke kedewasaan, dan berakhir dengan tahap
konsumsi massal yang tinggi. Di samping itu, ada beberapa varian teori
modernisasi lain seperti Coleman dengan diferensiasi dan modernisasi politik-
nya, Harrod-Domar yang menekankan penyediaan modal untuk investasi
pembangunan, McClelland dengan teori need for Achievement (n-Ach)-nya,
Weber dengan Etika Protestan-nya, Hoselitz yang membahas faktor-faktor
nonekonomi yang ditinggalkan Rostow yang disebut faktor kondisi
lingkungan, dan Inkeles yang mengemukakan ciri-ciri manusia modern.

Satu hal yang menonjol dari teori ini adalah modernisasi seolah-olah tidak
memberikan celah terhadap unsur luar yang dianggap modern sebagai sumber
kegagalan, namun lebih menekankan sebagai akibat dari dalam masyarakat itu
sendiri. Alhasil faktor eksternal menjadi terabaikan. Teori modernisasi
memberikan solusi, bahwa untuk membantu Dunia Ketiga termasuk
kemiskinan, tidak saja diperlukan bantuan modal dari negara-negara maju,
tetapi negara itu disarankan untuk meninggalkan dan mengganti nilai-nilai
tradisional dan kemudian melembagakan demokrasi politik.
Karena berpatokan dengan perkembangan di Barat, modernisasi
diidentikkan dengan westernisasi. Teori ini pun kurang mampu menjawab
kegagalan penerapannya di Amerika Latin, tidak memperhatikan kondisi
obyektif masyarakat, sejarah dan tradisi lama yang masih berkembang di
Negara Dunia Ketiga. Untuk menjawabnya, muncullah teori modernisasi baru.
Bila dalam teori modernisasi klasik, tradisi dianggap sebagai penghalang
pembangunan, dalam teori modernisasi baru, tradisi dipandang sebagai faktor
positif pembangunan. Namun, tetap saja baik teori modernisasi klasik, maupun
baru, melihat permasalahan pembangunan lebih banyak dari sudut kepentingan
Amerika Serikat dan negara maju lainnya.
2.2 Teori Modernisasi
Berdasarkan pada teori pembagian kerja secara internasional, maka secara
umum di dunia ini terdapat dua kelompok negara, yaitu kelompok negara yang
memproduksi hasil pertanian dan kelompok negara yang memproduksi barang
industri. Pada kedua kelompok negara ini terjadi hubungan dagang dan
keduanya menurut teori diatas saling menguntungkan. Tetapi setelah beberapa
puluh tahun kemudian, muncul suatu permasalahan bahwa neraca perdagangan
kedua kelompok negara ini berbeda, yang dimana negara yang memproduksi
barang industri mendapatkan keuntungan yang besar dan semakin kaya
sedangkan negara yang memproduksi hasil pertanian mendapatkan hasil yang
kurang menguntungkan dan lebih tertinggal (miskin). Dari permasalahan diatas
maka muncul beberapa teori modernisasi yang dikemukakan oleh beberapa ahli,
yang menjelaskan tentang kemiskinan disebabkan oleh beberapa faktor yang
terdapat di dalam negara tersebut. Beberapa teori yang tergolong kedalam
kelompok teori modernisasi yaitu :
1) Teori Harrod Domar : Modal dan Investasi
Roy Harrod dan Evsey Domar adalah ahli ekonomi yang berbicara tentang
teori ekonomi pembangunan yang menekankan pada penyediaan modal dan
investasi. Mereka berkesimpulan bahwa pembangunan akan berhasil dan
terlaksana dengan baik jika pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh tingginya
modal dan investasi.

2) Teori Max Weber : Etika Protestan


Max Weber adalah seorang sosiolog jerman yang dianggap bapak sosiolog
modern. Teori Max Weber menekankan tentang nilai-nilai budaya yang
menjelaskan tentang peran agama dalam pembentukan kapitalisme. Peran
agama yang dikemukakan disini mempunyai peran yang menentukan dalam
mempengaruhi tingkah laku individu. Kalau nilai-nilai yang hidup dalam
masyarakat dapat diarahkan kepada sikap yang positif terhadap pertumbuhan
ekonomi, maka proses pembangunan dalam masyarakat dapat terlaksana.

3) Teori David McCleland : Dorongan Berprestasi atau n-Ach


David McCleland adalah seorang ahli psikologi sosial. Teori ini
menekankan pada aspek-aspek psikologi individu. Bagi McCleland, dengan
mendorongnya proses pembangunan berarti membentuk manusia wiraswasta
dengan n-Ach yang tinggi. Kalau manusia wiraswasta ini dapat dibentuk dalam
jumlah yang banyak, maka proses pembangunan dalam masyarakat tersebut
dapat terlaksana dengan baik.
4) Teori W.W. Rostow : Lima Tahap Pembangunan
W.W. Rostow adalah seorang ahli ekonomi, perhatiannya bukan hanya pada
masalah ekonomi dalam arti sempit tetapi juga meluas pada masalah sosiologi
dalam proses pembangunan, meskipun titik berat analisisnya masih tetap pada
masalah ekonomi. Bagi Rostow sendiri pembangunan merupakan proses yang
bergerak dalam sebuah garis lurus, yakni dari masyarakat yang terbelakang ke
masyarakat yang maju. Untuk menuju ke proses ini maka rostow membaginya
menjadi lima tahap, yaitu :

a. Masyarakat tradisional
Perlunya penguasaan ilmu pengetahuan agar kehidupan dan kemajuan
masyarakat dapat berkembang.
b. Prakondisi untuk lepas landas
Proses ini memerlukan adanya campur tangan dari luar atau masyarakat yang
sudah maju. Dengan campur tangan dari luar ini maka mulai berkembang ide
pembaharuan.
c. Lepas landas
Periode ini akan ditandai dengan tersingkirnya hambatan-hambatan yang
menghalangi proses pertumbuhan ekonomi.
d. Bergerak ke kedewasaan
Periode ini ditandai perkembangan industri yang sangat pesat dan
memantapkan posisinya dalam perekonomian global. Barang-barang yang
tadinya di inpor, sekarang dapat diproduksi di dalam negeri. Yang
diproduksikan bukan hanya terbatas pada barang konsumsi tetapi juga barang
modal.
e. Zaman konsumsi masal yang tinggi
Pada periode ini konsumsi tidak lagi terbatas pada kebutuhan pokok untuk
hidup, tetapi akan meningkat ke kebutuhan yang lebih tinggi. Produksi industri
akan berubah, dari kebutuhan dasar menjadi kebutuhan barang konsumsi yang
tahan lama. Pada titik ini pembangunan sudah merupakan sebuah proses yang
berkesinambungan, yang bisa menopang kemajuan secara terus menerus.
Selain itu juga teori Rostow menekankan pada aspek-aspek non ekonomi untuk
menuju ke proses lepas landas. Baginya untuk menuju ke proses lepas landas
harus memenuhi tiga kondisi yang saling berkaitan, yaitu :
a) Peningkatan investasi pada sektor produktif
b) Pertumbuhan satu atau lebih sektor manukfaktur yang penting
dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi
c) Perlunya lembaga-lembaga politik dan sosial yang bisa memanfaatkan
berbagai dorongan gerak ekspansi dari sektor ekonomi modern dan akibat yang
mungkin terjadi terjadi dengan adanya kekuatan-kekuatan ekonomi dari luar
sebagai hasil dari lepas landas, disamping itu juga lembaga-lembaga ini bisa
membuat pertumbuhan menjadi sebuah proses berkesinambungan.
5) Teori Bert. F. Hoselitz : Faktor-Faktor Non Ekonomi
Teori Hoselitz membahas tentang faktor-faktor non ekonomi yang
ditinggalkan oleh Rostow. Teorinya menekankan pada perlunya lembaga-
lembaga yang diperlukan menjelang lepas landas. Menurut Hoselitz masalah
utama pembangunan bukan hanya sekedar masalah kekurangan modal, tetapi
ada masalah lain yang juga sangat penting yakni adanya ketrampilan kerja
tertentu, yang termasuk didalamnya tenaga wiraswata yang tangguh. Hoselitz
berfikir bahwa, dibutuhkan perubahan kelembagaan pada masa sebelum lepas
landas, yang akan mempengaruhi pemasukan modal menjadi lebih produktif.
Perubahan kelembagaan ini akan menghasilkan tenaga wiraswasta dan
administrasi, serta ketrampilan teknis dan keilmuan yang dimiliki. Oleh karena
itu, bagi Hoselitz pembangunan membutuhkan pemasukan dari beberapa unsur,
yaitu :
a) Pemasokan modal besar dan perbankan
Dibutuhkan lembaga-lembaga yang bisa menggerakan tabungan masyarakat
dan menyalurkannya ke kegiatan yang produktif. Ia menyebutkan lembaga
perbankanlah yang lebih efektif. Tanpa lembaga-lembaga seperti ini, maka
modal besar yang ada sulit dikumpulkan sehingga bisa menjadi sia-sia dan tidak
menghasilkan pembangunan.
b) Pemasokan tenaga ahli dan terampil
Tenaga yang dimaksud adalah tenaga kewiraswataan, administrator
profesional, insinyur, ahli ilmu pengetahuan, dan tenaga manajerial yang
tangguh. Disamping itu juga perlu di dukung dengan perkembangan teknologi
dan sains yang harus sudah melembaga sebelum masyarakat melakukan lepas
landas.

6) Teori Alex Inkeles dan David. H. Smith : Manusia Modern


Teori Alex Inkeles dan David Smith menekankan tentang lingkungan
material dalam hal ini lingkungan pekerjaan. Teori pada dasarnya berbicara
tentang pentingnya factor manusia sebagai komponen penting penopang
pembangunan dalam hal ini manusia modern. Kedua tokoh ini mencoba
memberikan ciri-ciri dari manusia modern, seperti : keterbukaan terhadap
pengalaman dan ide baru, berorientasi ke masa sekarang dan masa depan, punya
kesanggupan merencanakan, percaya bahwa manusia bisa menguasai alam.
Keduanya beranggapan, bahwa bagaimanapun juga manusia bisa diubah secara
mendasar setelah dia menjadi dewasa, dan karena itu tidak ada manusia yang
tetap menjadi tradisional dalam pandangan dan kepribadiannya hanya karena
dia dibesarkan dalam sebuah masyarakat yang tradisional. Artinya, dengan
memberikan lingkungan yang tepat, setiap orang bisa diubah menjadi manusia
modern setelah dia mencapai dewasa.
2.4 Gejala Modernisasi di Indonesia
a. Modernisasi Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berlangsung
seoverlaping (tumpang tindih) dan interdependency (saling ketergantungan)
Tingkat ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh suatu masyarakat tercermin dari
teknologi yang dimiliki pada saat itu. Hal itu disebabkan teknologi merupakan
buah dari ilmu pengetahuan dan dengan teknologi a membantu perkembangan
ilmu pengetahuan.
Alih teknologi semakin lama semakin menggema. Hal itu bukan karena
konferensi para ahli teknik atau bentuk-bentuk temuan baru lainnya, melainkan
sudah menjadi kesepakatan nasional bahwa bangsa Indonesia perlu
meningkatkan diri Kemajuan dapat ditempuh dengan usaha modernisasi dan
industrialisasi. Oleh karena itu, kedua usaha itu dapat didekati secara individual
Desa yang modern memiliki rakyat yang bermotivasi rakyat harus
memiliki Walaupun tidak menjalani industrialisasi motivasi maju Menurut
sifatnya, penemuan baru dalam hubungannya dengan ilmu pengetahuan dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu discovery dan invention. Discovery dan
invention merupakan pangkal tolak dari studi pertumbuhan dan perubahan
kebudayaan sebab hanya dengan proses inilah unsur baru dapat ditambahkan
dalam keseluruhan kebudayaan manusia. Meskipun unsur kebudayaan dapat
tersebar dari suatu masyarakat ke masyarakat yang lain sehingga sebagian besar
dari tambahan kekayaan kebudayaan diperoleh melalui proses difusi. Akan
tetapi, tiap-tiap unsur itu dapat dituruti kembali pada gejala discovery dan
invention.

Menurut Drs. Achmadi, prinsip perbedaan antara discovery dengan invention


sebagai berikut.
b.

Modernisasi Bidang Politik dan Ideologi


Politik adalah semua usaha dan aktivitas manusia dalam rangka
memperoleh kekuasaaan, menjalankan kekuasaan, dan mempertahankan
kekuasaan dalam kaitannya dengan penyelenggaraan pemerintahan negara.
Aktivitas yang dimaksud dapat dilaksanakan oleh perseorangan ataupun kolektif
dan pada tingkat pusat ataupun daerah
Modernisasi dalam semua peradaban telah meluas di setiap segi
kehidupan, hal ini tercermin dari meningkatnya kebutuhan, kepentingan, dan
hubungan manusia dalam masyarakat. Hal ini menuntut pembaruan pada segi
kehidupan politik dan ideologi negara, dalam arti usaha pemantapan dan segi
pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam lingkup nasional,
pembaruan bidang politik dapat berupa sebagai berikut.

1) Pembaruan perundang-undangan yang menyangkut struktur pemerintahan,


seperti tentang partai politik, pemilu, dan tata tertib kampanye
2) Usaha pemantapan ideologi negara melalui jalur pendidikan formal dan
nonformal.
3) Usaha yang bertujuan meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa yang
serba heterogen sehingga dapat terwujud integrasi nasional yang mantap dan
dinamis

Dalam lingkup internasional, pembaruan bidang politik, misalnya menyangkut


hal-hal sebagai berikut:

1) Diterbitkannya berbagai macam peraturan dan kesepakatan yang mengatur


segi kehidupan tertentu, seperti batas kedaulatan persenjataan strategis, politik
dagang, dan organisasi politik yang selalu menyesuaikan dengan situasi dan
kondisi masyarakat.
2) Pembaruan sistem politik dan ideologi dari negara yang menganut paham
komunis, dan sosialis menjadi sistem pemerintahan yang demokratis.
3) Pembaruan sistem perwakilan yang meliputi duta dan konsul bagi tiap-tiap
negara terhadap negara sahabat .

Pengaruh positif modernisasi politik dan ideologi sebagai berikut:

1) Kesadaran politik di kalangan masyarakat semakin meningkat. Hal itu dapat


dilihat dari meningkatnya keikutsertaan masyarakat luas dalam percaturan
politik melalui wakil-wakil rakyat

2) Mutu kehidupan beragama semakin meningkat. Hal itu tercermin dari


bertambahnya toleransi antarpenganut agama dan kepercayaan serta
meningkatnya mutu perilaku manusia dan mutu ketakwaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa

3) Ideologi nasional, yaitu Pancasila semakin mantap

4) Stabilitas politik dan pemerintahan semakin meningkat.

5) Proses pembangunan dan pembaruan baik dalam segi ideologi politik,


ekonomi, sosial budaya, ataupun pertahanan keamanan semakin lancar

c. Modernisasi Bidang Ekonomi


Dalam masa sebelum Perang Dunia II, Indonesia menggunakan sistem
ekonomi liberal. Kegiatan ekonomi masyarakat berada di tangan swasta, seperti
perkebunan, peternakan, dan pertanian. Demikian pula kegiatan produksi,
seperti perusahaan listrik, perusahaan kereta api dan perbankan yang
menghasilkan jasa bagi masyarakat umum banyak diselenggarakan sektor
swasta Pemerintah pada masa ekonomi liberal membatasi diri pada fungsi
tradisional selaku lembaga penjagaan keamanan dan ketertiban, di samping
membangun prasarana ekonomi yang tidak seberapa menarik bagi swasta,
seperti jalan, pelabuhan laut dan udara Sistem ekonomi pasar liberal di
Indonesia pada saat itu tidak jauh berbeda dengan sistem ekonomi liberal yang
dianut masyarakat Belanda. Indonesia sebagai negara jajahan Belanda, ikut
meniru sistem yang berkembang di negeri Belanda juga
Perkembangan pada kurun waktu 1968-1978 merupakan gerak reaksi
terhadap perkembangan sebelumnya. Berbagai kehancuran ekonomi Indonesia
segera dipulihkan. Landasan ekonomi dikukuhkan untuk memungkinkan
pertumbuhan ekonomi selanjutnya. Pada waktu perkembangan ini berlangsung,
muncul kekerasan untuk merombak ekonomi Indonesia secara struktural dan
mendasar. Kegiatan ekonomi masyarakat Indonesia cenderung pada usaha
pengolahan bahan mentah hasil pertanian dan hasil pertambangan yang
selanjutnya diolah di luar negeri Dalam struktur ekonomi semacam ini,
masyarakat Indonesia menderita kerugian sebagai berikut:

1) Saat menjual bahan mentah, masyarakat Indonesia dikenakan harga rendah.

2) Saat membeli barang jadi yang sudah diolah di luar negeri masyarakat
Indonesia dikenakan harga yang sangat tinggi

Struktur ekonomi Indonesia perlu dirombak. Bangsa Indonesia harus


mampu mengolah bahan mentah menjadi barang jadi. Hal ini berarti industri
transportasi dan kegiatan untuk mengolah bahan mentah perlu
dikembangkan.Untuk merombak struktur ekonomi ini, berarti mekanisme harga
dalam struktur ekonomi pasar tidak boleh dibiarkan bebas. Pola persaingan
yang terdapat pada struktur ekonomi Indone mendorong perombakan struktur.
Mekanisme harga kalau dibiarkan bebas, tidak mendorong proses perubahan
hubungan produsen dengan konsumen secara mendasar dan struktural

Pemerintah Indonesia memiliki kemampuan untuk melihat prose


perubahan yang perlu dikembangkan dari sudut penglihatan makro Pemerintah
berada pada posisi mampu melihat gambaran keadaan ekonomi Indonesia
sehingga dapat mengetahui segi apa yang perlu didorong dan segi apa yang
perlu dibiarkan tumbuh sendiri. Indonesia perlu bekerja dengan rencana makro
sebagai kerangka referensi bagi usaha satuan ekonom ndividual dalam
masyarakat.

Dalam rencana makro terlihat bidang yang perlu dikembangkan laju


pertumbuhan tiap-tiap sektor, sumber dana, dan belanja yang dapat dimobilisasi
baik dari luar maupun dalam negeri Setelah rencana makro tersusun, kegiatan
ekonomi diserahkan kepada satuan ekonomi individual untuk bekerja mengikuti
rencana makro baik secara langsung maupun tidak langsung. Dari gambaran ini
kemudian lahir ciri-ciri sistem ekonomi Pancasila. Sistem ekonomi Pancasila
memiliki unsur pasar yang bekerja secara aktif dan mekanisme harga terpakai
untuk alokasi sumber dana dan faktor produksi. Unsur perencanaan bekerja
aktif mengarahkan perkembangan ekonomi ke jurusan yang sesuai dengan
urutan prioritas perencanaan. Pola yang dikembangkan adalah rencana makro
yang memusatkan diri pada segi-segi strategis melukiskan perkiraan
perkembangan sektor, dan menggambarkan faktor pembatas yang
mempengaruhi kecepatan perkembangan

Ciri-ciri sistem ekonomi pasar dengan unsur perencanaan merupakan


karakteristik sistem ekonomi Pancasila. Secara ideologis Indonesia menganut
paham demokrasi ekonomi dengan asas peri kehidupan keseimbangan. Bangsa
Indonesia adalah bangsa yang mendambakan keselarasan dalam kehidupannya.
Keselarasan antara individu dan masyarakat, antara individu dan alam, individu
dan penciptanya, dan keselarasan antara masyarakat Indonesia dan masyarakat
di dunia

Prinsip keselarasan berarti menolak bentuk ekstremisme. Jadi, sistem


ekonomi Indonesia tidak dapat berakar pada suatu sistem ekonomi komando
dan sistem ekonomi pasar liberal. Kedua bentuk sistem ekonomi itu tidak
memuat dalam dirinya unsur keselarasan dan keseimbangan. Ruang gerak
sistem ekonomi Pancasila cenderung berada tengah-tengah antara sistem
ekonomi komando dan sistem ekonomi pasar dalam posisi keseimbangan.

Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 memberi petunjuk mengenai arah


dan ruang lingkup tipe perilaku ekonomi yang perlu dikembangkan di
Indonesia. Perilaku utama diharapkan dapat dipegang oleh satuan ekonomi
koperasi. Perilaku ekonomi yang mengendalikan segi strategis bagi negara dan
masyarakat diharapkan dipegang oleh perusahaan negara. Selebihnya, dilakukan
oleh satuan ekonomi swasta Pembangunan ekonomi adalah hasil usaha
penggabungan berbagai faktor produksi, seperti alam, tenaga kerja, modal, dan
keterampilan Laju pembangunan sangat erat dengan perkembangan berbagai
faktor produksi ini. Semakin baik dan banyak faktor produksi dan semakin
berhasil faktor ini diolah dalam kegiatan ekonomi, semakin meningkat pula laju
pembangunan.

Modernisasi ekonomi di Indonesia, menyebabkan timbulnya industri di


masyarakat. Untuk menunjang kemajuan industrialisasi di Indonesia, perlu
diperhatikan hal-hal berikut ini:

1) Modal

Permodalan industri di Indonesia mulai terbuka sejak adanya Undang-Undang


Penanaman Modal Asing pada tahun 1967 dan Undang-Undang Penanaman
Modal Dalam Negeri tahun 1968 Masuknya modal asing ke Indonesia tidak
selamanya dapat menguntungkan. Oleh karena itu, perlu perhitungan yang
cermat terutama dalam pemakaiannya sehingga dapat melahirkan investasi yang
sesuai dengan target yang telah direncanakan
2) Ketenagakerjaan

Indonesia mempunyai cadangan sumber daya manusia yang melimpah untuk


tenaga kerja, namun yang menjadi masalah adalah menciptakan tenaga kerja
yang siap pakai. Artinya, memiliki keterampilan yang memadai di bidangnya
masing-masing. Untuk itu, tidak dapat diingkari harus melalui proses alih
teknologi dari tenaga ahli asing dan pengiriman kader-kader teknologi ke luar
negeri untuk menyadap dan mengembangkan teknologi canggih yang
diperlukan masyarakat

3) Masalah Proteksi

Proteksi bukanlah satu-satunya cara untuk menjamin keuntungan pengusaha


selamanya, tanpa adanya usaha yang keras. Dalam perkembangan sektor
industri yang sehat, kebijaksanaan proteksi hanya merupakan faktor ekstern
yang memungkinkan industri yang baru berdiri dapat memperkuat diri
menghadapi persaingan dari luar negeri. Banyak industri di Indonesia tidak
mampu bersaing dengan barang impor secara wajar karena salah perhitungan
dari investor. Dalam dunia industri yang sehat, proteksi patut diberikan kepada
perusahaan yang mampu memberikan manfaat sosial yang sepadan, seperti
mengatasi pengangguran dan pemanfaatan bahan baku dalam negeri. Proteksi
berlebihan yang diberikan kepada industri tidak efisien dan akan menjadi
parasitisme terhadap masyarakat karena masyarakatlah yang akhirnya harus
menanggung kerugian investor tersebut

4) Penggalakan Pemasaran A Ekspor

Tiap negara berharap bahwa kemakmuran pada akhirnya dapat tercapai berkat
perkembangan industri yang mampu menghasilkan pendapatan yang lebih besar
bagi ekonomi nasional. Dewasa ini Indonesia menggalakkan ekspor barang non-
migas dengan cara promosi ke luar negeri, memperbaiki kualitas barang yang
diekspor dan memberikan kemudahan untuk ekspor.

5) Bahan Dasar

Di Indonesia masalah bahan dasar dapat dikatakan cukup tersedia dan


mempunyai potensi cukup baik dilihat dari segi pertambangan perkebunan,
pertanian, peternakan, dan perikanan Dalam penggunaan dan pengambilan
bahan dasar harus terjaga kesinambungan, kelestarian, intensitas pemakaian,
dan harus menghindari segala bentuk percemaran

d. Modernisasi Bidang Agama dan Kepercayaan


Agama merupakan sumber peraturan yang menata kehidupan di dunia,
pergaulan antarsesama manusia dan kehidupan manusia kelak kalau sudah
meninggal. Prinsip kebenaran agama bagi umatnya terwujud dalam sikap dan
perilaku sehari-hari yang tampak dalam hubungan sosial. Tujuan dan kehendak
masyarakat agar terwujud keteraturan ketertiban hubungan antarwarga dapat
berpedoman pada ajaran agama masing-masing Religi atau kepercayaan
menurut Koentjaraningrat adalah semua aktivitas manusia termasuk
peralatannya dalam rangka komunikasi dengan Sang Pencipta. Pada masyarakat
primitif, yang bentuk religi manusia masih sederhana dan tidak memiliki
peralatan yang memadai, namun bentuk peribadahan sangat dipengaruhi oleh
adat dan lokalitas

Pada masyarakat primitif yang wilayahnya masih terpencil dan terasing,


keterbelakangan masih berlanjut sampai sekarang. Misalnya masyarakat
Trunyan di Bali, masyarakat Ujung Alang dan Ujung Galok di Cilacap Jateng),
masyarakat Badui di Jawa Barat, masyarakat Tengger di Jawa Timur, dan
masyarakat Asmat di Irian Jaya. Sebagai objek wisata dan budaya, masyarakat
yang masih primitif merupakan aset negara yang diminati para turis
mancanegara Pada era modernisasi, bidang religi (agama dan kepercayaan)
yang diakui di Indonesia, antara lain agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu
Buddha, dan ditambah aliran kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Berkat modernisasi bidang religi, kemajuan dalam bidang keilmuan dan
kepercayaan antara lain sebagai berikut:

1) Semakin tersedianya sarana dan prasarana ibadah dari kota besar hingga ke
pelosok daerah.

2) Semakin terorganisasinya kegiatan agama baik secara regional maupun


nasional, baik pada peringatan hari-hari besar agama maupun program
pengembangan agama masing-masing

3) Semakin meningkatnya jumlah penganut agama yang efektif menjalankan


ibadah.

4) Semakin meningkatnya mutu ketakwaan yang tercermin dari perilaku sehari-


hari.

5) Semakin berkembangnya sekolah keagamaan, termasuk buku pengetahuan


tentang agama

2.5 Dampak Positif dan Negatif Modernisasi


1. Dampak positif
Dampak positif teknologi modernisasi adalah sebagai berikut:
1) Perubahan Tata Nilai dan Sikap
Adanya modernisasi dalam zaman sekarang ini bisa dilihat dari cara berpikir
masyarakat yang irasional menjadi rasional.
2) Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat
menjadi lebih mudah dalam beraktivitas. Serta mendorong untuk berpikir lebih
maju, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pula yang membentuk
masa modernisasi yang terus kian berkembang dan maju di waktu sekarang ini.
3) Tingkat Kehidupan yang lebih Baik
Dibukanya industri atau industrialisasi berdasarkan teknologi yang sudah
maju menjadikan nilai dalam memproduksi alat-alat komunikasi dan
transportasi yang canggih, dan juga merupakan salah satu usaha mengurangi
pengangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat, hal ini juga
dipengaruhi tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi yang membantu
perkembangan modernisasi.
2. Dampak negatif
Dampak negatif teknologi modernisasi adalah sebagai berikut:
1) Pola Hidup Konsumtif
Perkembangan teknologi industri yang sudah modern dan semakin pesat
membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu
masyarakat mudah tertarik untuk menkonsumsi barang dengan banyak pilihan
yang ada, sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

2) Sikap Individualistik
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka
merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitas. Padahal manusia
diciptakan sebagai makhluk sosial.
3) Gaya Hidup Kebarat-baratan
Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya
negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada
orang tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain.
4) Kesenjangan Sosial
Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu
yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan
memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu lainnya.
Dengan kata lain individu yang dapat terus mengikuti perkembangan jaman
memiliki kesenjangan tersendiri terhadap individu yang tidak dapat mengikuti
suatu proses modernisasi tersebut.
Hal ini dapat menimbulkan kesenjangan sosial antara individu satu dengan
lainnya, yang bisa disangkutkan sebagai sikap individualistik.

5) Kriminalitas
Kriminalitas sering terjadi di kota-kota besar karena menipisnya rasa
kekeluargaan, sikap yang individualisme, adanya tingkat persaingan yang tinggi
dan pola hidup yang konsumtif.

Anda mungkin juga menyukai

  • PPKN 1
    PPKN 1
    Dokumen15 halaman
    PPKN 1
    Tata Citra
    Belum ada peringkat
  • Titi
    Titi
    Dokumen16 halaman
    Titi
    Tata Citra
    Belum ada peringkat
  • PPKN
    PPKN
    Dokumen7 halaman
    PPKN
    Tata Citra
    100% (1)
  • Tingkat
    Tingkat
    Dokumen14 halaman
    Tingkat
    Tata Citra
    Belum ada peringkat
  • Kartu Peserta
    Kartu Peserta
    Dokumen1 halaman
    Kartu Peserta
    Tata Citra
    Belum ada peringkat
  • Titi
    Titi
    Dokumen16 halaman
    Titi
    Tata Citra
    Belum ada peringkat
  • Utang Jangka Pendek
    Utang Jangka Pendek
    Dokumen21 halaman
    Utang Jangka Pendek
    Icun Ndari Lulu
    Belum ada peringkat
  • Utang Jangka Pendek
    Utang Jangka Pendek
    Dokumen21 halaman
    Utang Jangka Pendek
    Icun Ndari Lulu
    Belum ada peringkat
  • COA1
    COA1
    Dokumen2 halaman
    COA1
    Tata Citra
    Belum ada peringkat
  • Resep Masakan Ayam Bakar Iloni Sedap Gurih Ala Gorontalo
    Resep Masakan Ayam Bakar Iloni Sedap Gurih Ala Gorontalo
    Dokumen2 halaman
    Resep Masakan Ayam Bakar Iloni Sedap Gurih Ala Gorontalo
    Tata Citra
    Belum ada peringkat
  • Tia Tugas
    Tia Tugas
    Dokumen9 halaman
    Tia Tugas
    Tata Citra
    Belum ada peringkat
  • Lasmin
    Lasmin
    Dokumen6 halaman
    Lasmin
    Tata Citra
    Belum ada peringkat
  • Surat Pernyataan Kesediaan
    Surat Pernyataan Kesediaan
    Dokumen1 halaman
    Surat Pernyataan Kesediaan
    Tata Citra
    Belum ada peringkat
  • Kisi-Kisi Kelas A
    Kisi-Kisi Kelas A
    Dokumen1 halaman
    Kisi-Kisi Kelas A
    Tata Citra
    Belum ada peringkat
  • Pembahasan Baru1
    Pembahasan Baru1
    Dokumen13 halaman
    Pembahasan Baru1
    Tata Citra
    Belum ada peringkat
  • Tugas Perekonomian Indo Bab 3 Dan Bab 4
    Tugas Perekonomian Indo Bab 3 Dan Bab 4
    Dokumen1 halaman
    Tugas Perekonomian Indo Bab 3 Dan Bab 4
    Tata Citra
    75% (4)
  • Seni Budaya
    Seni Budaya
    Dokumen4 halaman
    Seni Budaya
    Tata Citra
    Belum ada peringkat
  • COA1
    COA1
    Dokumen4 halaman
    COA1
    Tata Citra
    Belum ada peringkat
  • COA1
    COA1
    Dokumen4 halaman
    COA1
    Tata Citra
    Belum ada peringkat
  • Harta Apa Saja
    Harta Apa Saja
    Dokumen4 halaman
    Harta Apa Saja
    Tata Citra
    Belum ada peringkat
  • COA1
    COA1
    Dokumen2 halaman
    COA1
    Tata Citra
    Belum ada peringkat
  • COA1
    COA1
    Dokumen4 halaman
    COA1
    Tata Citra
    Belum ada peringkat
  • Cover Now
    Cover Now
    Dokumen1 halaman
    Cover Now
    Tata Citra
    Belum ada peringkat
  • Analisis Kelayakan Usaha
    Analisis Kelayakan Usaha
    Dokumen2 halaman
    Analisis Kelayakan Usaha
    Tata Citra
    Belum ada peringkat
  • Daftar
    Daftar
    Dokumen16 halaman
    Daftar
    Tata Citra
    Belum ada peringkat
  • Seni Budaya
    Seni Budaya
    Dokumen4 halaman
    Seni Budaya
    Tata Citra
    Belum ada peringkat
  • Seni Budaya
    Seni Budaya
    Dokumen4 halaman
    Seni Budaya
    Tata Citra
    Belum ada peringkat
  • Tia Tugas
    Tia Tugas
    Dokumen5 halaman
    Tia Tugas
    Tata Citra
    Belum ada peringkat
  • Daftar
    Daftar
    Dokumen16 halaman
    Daftar
    Tata Citra
    Belum ada peringkat