Anda di halaman 1dari 9

Tujuan dilakukannya Medical Compromised antara lain:

a. Menstabilkan keadaan pasien


b. Mengurangi rasa nyeri dan cemas serta ketidaknyamanan pasien
c. Memberikan perawatan yang sesuai agar dokter gigi dapat lebih berhati-hati dengan adanya
kondisi sistemik pasien
d. Untuk dapat melanjutkan perawatan gigi yang dikeluhkan oleh pasien
e. Mengantisipasi dan mengendalikan situasi saat pemeriksaan dan perawatan
Penyakit dan kelainan yang berhubungan dengan Medical Compromised yang memiliki peranan
penting dalam mempertimbangkan rencana perawatan dalam Kedokteran Gigi, antara lain :
kelainan perdarahan, kelainan ginjal, kelainan pernapasan, kelainan jantung, kelainan saraf, dan
kelainan hormone.
I.1 Penyakit Compromised Medic di bagi menjadi 8 kategori:
Endocrine disorder
Cardiovaskular disorder
Penyakit jantung mempunyai hubungan penting dengan praktek kedokteran gigi karena
banyak alasan, termasuk resiko bahwa pengobatan oral bisa mengakibatkan endokarditis
bakterialis, penjalaran nyeri insufisiensi koroner ke wajah bagian bawah dan
mandibulum, dan bahaya anestesi umum dan anestesi lokal dengan adrenalin pada
pasien demikian.
Respiratory disease
Haematological disorder
Klaasifikasi gangguan perdarahan menurut, Lockhart ;
Liver disease
Renal disease
Allergies

Obat-obatan dan substansi lain yang dapat memicu reaksi alergi antara lain: anestetik lokal,
antibiotik, analgesik, obat-obatan anxiolitik, serta berbagai bahan atau produk-produk dental
lainnya.. Reaksi alergi, yang terjadi selama atau setelah perawatan gigi, merupakan salah satu
masalah serius yang mungkin terjadi.
3.2.4 Kompromis Medis pada Penderita Penyakit Kelainan Darah
Metode pemeriksaan yang sebaiknya dilakukan oleh dokter gigi saat mengidentifikasi
pasien dengan kelainan perdara han adalah membuat riwayat pen yakit secara lengkap,
pemeriksaan fisik, skrining laboratoris, dan observasi terjadinya perdarahan yang luas setelah
tindakan pembedahan.
Riwayat penyakit pasien harus dibuat selengkap mungkin. Pertanyaan-pertanyaan
hendaknya disusun secara berurutan dimulai dari pengalaman-pengalaman pasien terdahulu.
Beberapa penyakit gangguan perdarahan dapat diturunkan, sehingga pertanyaan juga perlu
diarahkan ke anggota keluarga yang lain. Pengelompokan pertanyaan dilak ukan sesuai
dengan jenis-jenis penyakit gangguan perdar ahan yang mungkin dapat terjadi. Adapun
pertanyaan tersebut meliputi: apakah ada anggota keluarga yang mengalami gangguan
perdarahan, apakah pernah mengalami perdarahan yang cukup lama setelah dilakukan
tindakan pembedahan seperti operasi dan cabut gigi, apakah pernah terjadi perdarahan yang
cukup lama setelah mengalami t rauma, apakah sedang meminum obat-obatan untuk
pencegahan gangguan koagulasi atau sakit kronis, riwayat pen yakit terdahulu, dan apakah
pernah mengalami perdarahan spontan.

Deteksi Pasien dengan Riwayat Perdarahan


1. Riwayat Penyakit Lengkap
a. Riwayat keluarga yang memiliki gangguan perdarahan
b. Gangguan perdarahan setelah dilakukan operasi dan pencabutan gigi
c. Gangguan perdarahan setelah mengalami trauma
d. Konsumsi obat-obatan yang menimbulkan masala h perdarahan seper ti aspirin,
antikoagulan, pemakaian antibiotika jangka panjang, dan obat-obat herbal
e. Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan gangguan perdarahan seperti
leukemia, penyakit liver, hemofilia, penyakit jantung bawaan, penyakit ginjal
f. Perdarahan spontan dari hidung, mulut, telinga, dan lain-lain
2. Pemeriksaan Fisik
a. Jaundice dan pallor
b. Spider angiomas
c. Ecchymosis
d. Ptechiae
e. Oral ulcers
f. Hyperplastic gingival tissues
g. Hemarthrosis
3. Skrining laboratoris
a. PT
b. aPTT
c. TT
d. PFA-100
e. Jumlah Platelet
4. Tindakan pembedahan yang pernah dialami sehingga menimbulkan gangguan perdarahan.
Skrining laboratoris perlu dilakukan terutama pemeriksaan PT, aPTT, TT, PFA-100
dan platelet count. Jenis peme riksaan yang dilakukan disesuaikan dengan pengelompokan
gangguan perdarahan. Beberapa macam penyakit hematologi antara lain adalah sebagai berikut:

A. Kompromis Medis pada Penderita Penyakit Hemofilia

Gejala Klinis Hemofili


Dalam anamnesa biasanya akan di dapatkan riwayat adanya salah seorang anggota keluarga laki-
laki yang menderita penyakit yang sama yaitu adanya perdarahan abnormal. Beratnya perdarahn
bervariawsia akan tetapi biasanya beratnya perdarahan itu sama dalam satu keluarga. Sering
perdarahan akibat sirkulasi adalah manifestasi pertama pada seseorang menderita hemofili. Oleh
karena perdarahan dimulai sejak kecil sehingga haemarhtros ( sebagai akibat jatuh pada saat
kelenjar berjalan yang menyebabkan perdarahan sendi merupakan gejala yang paling sering
dijumpai dari penderita hemofili ini.

Penatalaksanaan dental harus ditujukan pada pencegahan. Higiene oral yang baik membantu
menurunkan perdarahan gusi. Tidak pernah ada laporan perdarahan bermakna akibat sikat gigi
atau flossing yang baik.

Periodonsia

Profilaksis oral biasanya dapat dilakukan tanpa penggantian faktor. Perdarahan yang
disebabkan oleh scalling utrasonik supragingival atau profilaksis rubber cup dapat dikendalikand
engan trombosit. Tetapi scalling yang dapat menyebabkan perdarahan serius pada pasien yang
tidak mendapat penggantian faktor pembekuan.

Terapi periodontal, termasuk pembedahan, tidak dikontraindikasikan. Pembedahan papila


harus dilakukan hanya jika manfaat terapetik yang diharapkan melebihi kemungkinan penyulit
pascaoperatif yang parah. Tidak diperlukan penggantian faktor untuk probbing dan scalling
supragingiva yang berhati-hati. Penggantian faktor diperlukan sebelum scalling dalam, kuretase,
dan pembedahan.
Endodonsia

Pada pasien dengan hemofilia, perawatan endodontik lebih baik dibandingkan ekstraksi.
Kami tidak mengetahui adanya gangguan sistemik yang meniadakan perawatan endodontik.

Pada semua kasus dengan resiko, perawatan endodontik, terutama instrumentasi saluran
akar, harus dilakukan setelah pemberian premedikasi antibiotika, sbb : 2 g penicillin V satu jam
sebelum operasi dan 1 g enam jam setelah operasi ; atau erythromicyn satu jam sebelum operasi
dan 500 mg 6 jam setelah operasi sebagai anjuran dari American Heart Association.

Bedah Mulut

Pemberian anestesi lokal adalah permasalahan utama dalam terapi dental. Hematoma
diseksi, obstruksi saluran pernafasan, dan kematian adalah penyulit yang diketahui dari blok
anestesia pada pasien hemofilia. Injeksi tidak boleh diberikan kecuali pasien memiliki kadar
faktor dalam plasma lebih dari 50%. Faktor plasma tambahan dieprlukan jika darah teraspirasi,
jika terbentuk hematoma, atau terjadi gejala perdarahan lain seperti nyeri didaerah injeksi. Pada
hemofilia parah, terapi penggantian harus dilakukan terlebih dahulu sebelum teknik anestetik.
Anestesi lokal dapat dilakukan dengan injeksi infiltrasi atau perisemental dengan semprit injeksi
interligamentum. Injeksi intramuskular juga dikontraindikasiakn karena kemungkinan
pembentukan hematoma.

Sebagian besar terapi restoratif dapat dilakukan tanpa penggantian faktor. Rubber dam
harus digunakan untuk melindungi jaringan oral dari laserasi yang tidak disengaja. Wedge harus
dipasang sebelum preparasi interproksimal untuk melindungi dan meretraksi papila.

Terapi endodontik lebih disukai ketimbang ekstraksi. Perdarahan pulpa mudah


dikendalikan dengan cara yang konvensional. Over instrumentasi dan overfilling harus dihindari

3.2.5 Kompromis Medis pada Penderita Penyakit Anemia


Gejala Klinis Anemia
1) Keletihan
2) Mudah lelah bila berolahraga
3) Sulit konsentrasi, atau mudah lupa
4) Warna kulit dan bagian putih kornea mata tampak kekuning-kuningan
5) Nyeri tulang

Hal-hal yang Harus Diperhatikan pada Pasien Anemia


a. Pada compromised medis ini hal hal yang perlu diperhatikan adalah gejala klinis
yang tampak pada pasien sewaktu datang ke tempat praktek dokter gigi diantaranya pada
penderita anemia ini terdapat cirri khusus yaitu wajah yang terlihat pucat, disertai dengan
letih lemah dan lesu serta pada rongga mulut pasien terlihat mukosa yang pucat serta
adanya kandida.
Kekambuhan yang sewaktu waktu terjadi pada penderita anemia pada saat melakukan
perawatan gigi yaitu apabila terjadi pingsan,mual dan muntah karena pada penderita
anemia ini kurangnya nafsu makan sehingga proses pengkosongan lambung sangat cepat.
Apabila terjadi demam tinggi pada saat ditengah tengah perawatan.
Terjadi pendarahan apabila melakukan tindakan bedah.
Konsultasi kepada ahli hematologi anak untuk mengatur persiapan transfusi darah
Perawatan dilakukan tak lama setelah transfusi darah dan beri antibiotik profilaksis
Meminimalkan stress agar oksigenasi jaringan adekuat
Lokal anestesi tidak di kontraindikasikan, tetapi penggunaan prilocaine tidak disarankan
karena dapat membentuk methaemoglobin

Kegawatdaruratan pada Pasien Anemia


a. Apabila terjadi pingsan maka gunakan prinsip P,A,B,C,D yaitu position, airway dan
breathing, corective definitife, sebisa mungkin menjaga jalan nafas dan meletakkan pasien
senyaman mungkin.
b. Apabila pasien mengalami letih lemah dan lesu sebaiknya dihentikan perawatan dan
diberi minum yang hangat seperti teh hangat dll.
c. Meminimalkan tindakan bedah karena apabila terjadi pendarahan maka kondisi pasien
akan semakin buruk.
d. Sediakan makan makanan yang bernutrisi tinggi sebagai asupan terhadap pasien
anemia,misalnya: susu,roti dll.

3.2.6 Kompromis Medis pada Penderita Penyakit Leukemia


Leukemia adalah suatu kejadian dimana produksi sel darah putih yag berlebihan dan
merupakan gangguan pembentukan sel darah putih yang terjadi di sumsum tulang. Sel-sel
tersebut tidak berkembang secara normal dan sebagian besar merupakan sel yang masih muda
atau belum matang yang tidak jelas fungsinya.
Pada pasien leukemia, terjadi pembentukan sel darah putih yang abnormal dan tidak
berfungsi seperti sel darah putih yang normal. Sel leukemia yang tedapat dalam sumsum tulang
akan terus membelah dan semakin mendesak sel normal, sehingga produksi sel darah normal
akan mengalami penurunan. Sebagian besar leukemia dijumpai pada umur 50-60 tahun, tetapi
pada anak-anak yang terbanyak terjadi ketika umur 2-4 tahun.

Diagnosis
Penyakit leukemia ini merupakan penyakit sistemik yang ditangani oleh dokter umum
spesialistik, tetapi tidak menutup kemungkinan bagi dokter gigi yang menemukan lebih dini dari
penderita. Karena manifestasi oral pada penyakit ini cukup mencolok, sehingga pada dokter gigi
dapat dengan mudah dan awal mencurigai penyakit ini pada pasien. Selanjutnya dokter akan
melakukan pemeriksaan darah. Jika hitung sel darah menunjukkan adanya tanda-tanda leukemia,
pemeriksaan dilanjutkan dengan memeriksa sumsum tulang dengan biopsi. Pemeriksaan sumsum
tulang ini sangat berguna karena dapat diperiksa langsung pada tempat sel darah putih itu dibuat.
Jika perlu akan dilakukan pemeriksaan analisis sitogenetik untuk mengetahui apakah ada mutasi
pada sel-sel tersebut yang menandai adanya leukemia. Dari pemeriksaan darah, ditemukan kadar
sel darah putih yang meningkat atau berkurang dan adanya sel leukemia. Saat ini terdapat 2 jenis
pengambilan sampel dari sumsum tulang, yaitu aspirasi sumsum tulang dan biopsi sumsum
tulang.

Manajemen Dental pada penderita Leukemia


Manajemen yang diberikan merupakan Causatif dan Suportif, dikarenakan untuk menghilangkan
secara permanen manifestasi oral yaitu dengan memperbaiki keadaan umum terlebih dahulu.
Pencabutan atau ekstraksi gigi tidak dianjurkan atau dihindari karena ditakutkan terjadi resiko
infeksi berat, perdarahan, dan anemia. Bila terpaksa dilakukan ekstraksi, dpat dibantu dengan
transfusi darah dan pemberian antibiotik. Berikut ini merupakan beberapa hal yang dapat
dilakukan dokter gigi terhadap penderita leukemia :

DHE (Dental Health Education)


Yaitu memberitahukan kepada pasien untuk selalu menjaga kesehatan gigi dan mulutnya
agar tidak menjadi fokal infeksi yang berhubungan dengan penyakit yang diderita.
Seperti pemilihan sikat gigi dan cara menyikat gigi yang benar, waktu dan frekuensi
menyikat gigi yang tepat, serta penggunaan sikat lidah.
Pemberian obat kumur
Penggunaan obat kumur dengan kandungan chlorhexidine 0,2%, dapat mengendalikan
infeksi pada pembengkakan gingiva
Terapi antibiotik spesifik
Terapi ini diperlukan untuk ulserasi yang terjadi pada mukosa.

- Penatalaksanaan Di Bidang Kedoketran Gigi


Metode pemeriksaan yang sebaiknya dilakukan oleh dokter gigi saat mengidentifikasi pasien
dengan kelainan perdarahan adalah membuat riwayat penyakit secara lengkap, pemeriksaan fisik,
skrining laboratoris, dan observasi terjadinya perdarahan yang luas setelah tindakan
pembedahan.
- Tindakan Pencegahan Di Bidang Kedokteran Gigi
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan bagi pasien kelainan perdarahan pada
prinsipnya sama dengan pasien normal, yaitu menyikat gigi sehari dua kali dengan
menggunakan pasta gigi dengan kandungan fluor 1 ppm untuk anak di bawah usia tujuh tahun
dan 1,4 ppm untuk anak di atas usia tujuh tahun, sikat gigi yang digunakan sebaiknya memiliki
texture medium, menggunakan alat-alat interdental seperti dental floss, tape, dan sikat inter
dental, pemberian tambahan fluor melalui cairan, tablet, aplikasi topikal, obat kumur yang
mengandung fluor, memakan makanan yang sehat untuk gigi, mengkonsumsi pemanis buatan,
dan mengunjungi dokter gigi setiap tiga hingga enam bulan sekali.
1. Perawatan Periodontal
Perawatan periodontal dapat menjadi salah satu pencetus terjadinya perdarahan.
Pemberian periodontal dressing dengan atau tanpa topical antifibriolytic agents dapat
merupakan cara dalam menghentikan perdarahan. Pemakaian obat kumur yang mengandung
chlorhexidine gluconate dapat menjaga kebersihan mulut. Pemberian penerangan secara lengkap
bagi pasien sebelum tindakan merupakan langkah awal yang baik, sehingga pasien akan
mengerti kemungkinan komplikasi-komplikasi yang akan terjadi.
2. Penambalan
Pemakaian matrix dan wedges saat penambalan perlu diperhatikan dengan benar.
Luka yang diakibatkan karena pemakaian yang salah dapat menjadi masalah saat melakukan
penambalan.
3. Anastesi dan Penanggulangan Rasa Sakit
Rasa sakit pada gigi dapat ditanggulangi dengan memberikan parasetamol atau
asetaminofen. Penggunaan aspirin harus dihindari oleh karena dapat menjadi menimbulkan
penghambatan agregasi platelet. Apabila akan memberikan NSAID hendaknya melakukan
konsultasi terlebih dahulu dengan ahli hematologi oleh karena golongan obat ini dapat
menimbulkan penghambatan agregasi platelet.
Anastesi lokal dengan cara infiltrasi pada daerah bukal, intra papilary, dan
intraligamen tidak memerlukan obat anti hemostatik namun anesthesi dengan cara blok
mandibula dan infiltrasi lingual harus diberikan anti hemostatik.

Anda mungkin juga menyukai