Obat-obatan dan substansi lain yang dapat memicu reaksi alergi antara lain: anestetik lokal,
antibiotik, analgesik, obat-obatan anxiolitik, serta berbagai bahan atau produk-produk dental
lainnya.. Reaksi alergi, yang terjadi selama atau setelah perawatan gigi, merupakan salah satu
masalah serius yang mungkin terjadi.
3.2.4 Kompromis Medis pada Penderita Penyakit Kelainan Darah
Metode pemeriksaan yang sebaiknya dilakukan oleh dokter gigi saat mengidentifikasi
pasien dengan kelainan perdara han adalah membuat riwayat pen yakit secara lengkap,
pemeriksaan fisik, skrining laboratoris, dan observasi terjadinya perdarahan yang luas setelah
tindakan pembedahan.
Riwayat penyakit pasien harus dibuat selengkap mungkin. Pertanyaan-pertanyaan
hendaknya disusun secara berurutan dimulai dari pengalaman-pengalaman pasien terdahulu.
Beberapa penyakit gangguan perdarahan dapat diturunkan, sehingga pertanyaan juga perlu
diarahkan ke anggota keluarga yang lain. Pengelompokan pertanyaan dilak ukan sesuai
dengan jenis-jenis penyakit gangguan perdar ahan yang mungkin dapat terjadi. Adapun
pertanyaan tersebut meliputi: apakah ada anggota keluarga yang mengalami gangguan
perdarahan, apakah pernah mengalami perdarahan yang cukup lama setelah dilakukan
tindakan pembedahan seperti operasi dan cabut gigi, apakah pernah terjadi perdarahan yang
cukup lama setelah mengalami t rauma, apakah sedang meminum obat-obatan untuk
pencegahan gangguan koagulasi atau sakit kronis, riwayat pen yakit terdahulu, dan apakah
pernah mengalami perdarahan spontan.
Penatalaksanaan dental harus ditujukan pada pencegahan. Higiene oral yang baik membantu
menurunkan perdarahan gusi. Tidak pernah ada laporan perdarahan bermakna akibat sikat gigi
atau flossing yang baik.
Periodonsia
Profilaksis oral biasanya dapat dilakukan tanpa penggantian faktor. Perdarahan yang
disebabkan oleh scalling utrasonik supragingival atau profilaksis rubber cup dapat dikendalikand
engan trombosit. Tetapi scalling yang dapat menyebabkan perdarahan serius pada pasien yang
tidak mendapat penggantian faktor pembekuan.
Pada pasien dengan hemofilia, perawatan endodontik lebih baik dibandingkan ekstraksi.
Kami tidak mengetahui adanya gangguan sistemik yang meniadakan perawatan endodontik.
Pada semua kasus dengan resiko, perawatan endodontik, terutama instrumentasi saluran
akar, harus dilakukan setelah pemberian premedikasi antibiotika, sbb : 2 g penicillin V satu jam
sebelum operasi dan 1 g enam jam setelah operasi ; atau erythromicyn satu jam sebelum operasi
dan 500 mg 6 jam setelah operasi sebagai anjuran dari American Heart Association.
Bedah Mulut
Pemberian anestesi lokal adalah permasalahan utama dalam terapi dental. Hematoma
diseksi, obstruksi saluran pernafasan, dan kematian adalah penyulit yang diketahui dari blok
anestesia pada pasien hemofilia. Injeksi tidak boleh diberikan kecuali pasien memiliki kadar
faktor dalam plasma lebih dari 50%. Faktor plasma tambahan dieprlukan jika darah teraspirasi,
jika terbentuk hematoma, atau terjadi gejala perdarahan lain seperti nyeri didaerah injeksi. Pada
hemofilia parah, terapi penggantian harus dilakukan terlebih dahulu sebelum teknik anestetik.
Anestesi lokal dapat dilakukan dengan injeksi infiltrasi atau perisemental dengan semprit injeksi
interligamentum. Injeksi intramuskular juga dikontraindikasiakn karena kemungkinan
pembentukan hematoma.
Sebagian besar terapi restoratif dapat dilakukan tanpa penggantian faktor. Rubber dam
harus digunakan untuk melindungi jaringan oral dari laserasi yang tidak disengaja. Wedge harus
dipasang sebelum preparasi interproksimal untuk melindungi dan meretraksi papila.
Diagnosis
Penyakit leukemia ini merupakan penyakit sistemik yang ditangani oleh dokter umum
spesialistik, tetapi tidak menutup kemungkinan bagi dokter gigi yang menemukan lebih dini dari
penderita. Karena manifestasi oral pada penyakit ini cukup mencolok, sehingga pada dokter gigi
dapat dengan mudah dan awal mencurigai penyakit ini pada pasien. Selanjutnya dokter akan
melakukan pemeriksaan darah. Jika hitung sel darah menunjukkan adanya tanda-tanda leukemia,
pemeriksaan dilanjutkan dengan memeriksa sumsum tulang dengan biopsi. Pemeriksaan sumsum
tulang ini sangat berguna karena dapat diperiksa langsung pada tempat sel darah putih itu dibuat.
Jika perlu akan dilakukan pemeriksaan analisis sitogenetik untuk mengetahui apakah ada mutasi
pada sel-sel tersebut yang menandai adanya leukemia. Dari pemeriksaan darah, ditemukan kadar
sel darah putih yang meningkat atau berkurang dan adanya sel leukemia. Saat ini terdapat 2 jenis
pengambilan sampel dari sumsum tulang, yaitu aspirasi sumsum tulang dan biopsi sumsum
tulang.