Anda di halaman 1dari 12

1.

Sebutkan persiapan, indikasi dan kontraindikasi dari pemeriksaan Colon In Loop


- Indikasi
1. Colitis, adalah penyakit-penyakit inflamasi pada colon, termasuk didalamnya
colitis ulseratif dan colitis crohn.
2. Carsinoma atau keganasan.
3. Divertikel, merupakan kantong yang menonjol pada dinding colon, terdiri atas
lapisan mukosa dan muskularis mukosa.
4. Mega colon adalah suatu kelainan konginetal yang terjadi karena tidak adanya
sel ganglion dipleksus mienterik dan sub mukosa pada segmen colon distal.
Tidak adanya peristaltic menyebabkan feases sulit melewati segmen
agangglionik, sehingga memungkinkan penderita untuk buang air besar 3
minggu sekali.
5. Obstruksi atau Illeus adalah penyumbatan pada daerah usus besar.
6. Invaginasi adalah melipatnya bagian usus besar ke bagian usus itu sendiri.
7. Stenosis adalah penyempitan saluran usus besar.
8. Volvulus adalah penyumbatan isi usus karena terbelitnya sebagian usus ke
bagian usus yang lain.
9. Atresia adalah tidak adanya saluran dari colon yang seharusnya ada.
10. Intussusepsi adalah gangguan mekanis pada bayi yang sering disebabkan oleh
cacat kelahiran dimana adanya pembesaran saluran usus didaerah distal,
biasanya didaerah illeus.

- Kontra Indikasi
1. Perforasi, terjadi karena pengisian media kontras secara mendadak dan dengan
tekanan tinggi, juga terjadi karena pengembangan yang berlebihan.
2. Obstruksi akut atau penyumbatan.
3. Alergi kontras
4. Gangguan fungsi ginjal
Ureum > 60 mg %
Creatinin > 2 mg %
5. Infeksi akut saluran kecil
6. Retensi cairan berlebihan
7. Decompensatio cordis
8. Penyakit hepar

- Persiapan Pasien
a. Mengubah pola makanan pasien
Makanan hendaknya mempunyai konsistensi lunak, rendah serat dan rendah lemak
untuk menghindari terjadinya bongkahan-bongkahan tinja yang keras.
b. Minum sebanyak-banyaknya
Pemberian minum yang banyak dapat menjaga tinja selalu dalam keadaan lembek
c. Pemberian obat pencahar
Apabila kedua hal diatas dijalankan dengan benar, maka pemberian obat pencahar
hanya sebagai pelengkap saja.

- Persiapan Alat dan Bahan


a. Persiapan alat pada pemeriksaan Colon in Loop, meliputi :
1). Pesawat x ray siap pakai
2). Kaset dan film sesuai dengan kebutuhan
3). Marker
4). Standar irigator dan irigator set lengkap dengan kanula rectal .
5). Vaselin atau jelly
6). Sarung tangan
7). Penjepit atau klem
8). Kassa
9). Bengkok
10). Apron
11). Plester
12). Tempat mengaduk media kontras
b. Persiapan bahan
1). Media kontras, yang sering dipakai adalah larutan barium dengan konsentrasi
antara 70 80 W/V % (Weight /Volume). Banyaknya larutan (ml) tergantung
pada panjang pendeknya colon, kurang lebih 600 800 ml
2). Air hangat untuk membuat larutan barium
3). Vaselin atau jelly, digunakan untuk menghilangi rasa sakit saat kanula
dimasukkan kedalam anus.

- Teknik Pemeriksaan
Metode pemasukan media kontras
1. Metode kontras tunggal
Barium dimasukkan lewat anus sampai mengisi daerah caecum. Pengisian
diikuti dengan fluoroskopi. Untuk keperluan informasi yang lebih jelas pasien
dirotasikan ke kanan dan ke kiri serta dibuat radiograf full filling untuk
melihat keseluruhan bagian usus dengan proyeksi antero posterior. Pasien
diminta untuk buang air besar, kemudian dibuat radiograf post evakuasi posisi
antero posterior.
2. Metode kontras ganda
a. Pemasukan media kontras dengan metode satu tingkat.
Merupakan pemeriksaan Colon in Loop dengan menggunakan media
kontras berupa campuran antara BaSO4 dan udara. Barium dimasukkan
kira-kira mencapai fleksura lienalis kemudian kanula diganti dengan
pompa. Udara dipompakan dan posisi pasien diubah dari posisi miring ke
kiri menjadi miring ke kanan setelah udara sampai ke fleksura lienalis.
Tujuannya agar media kontras merata di dalam usus. Setelah itu pasien
diposisikan supine dan dibuat radiograf.
b. Pemasukan media kontras dengan metode dua tingkat.
(1). Tahap pengisian
Pada tahap ini dilakukan pengisian larutan BaSO4 ke dalam lumen
colon, sampai mencapai pertengahan kolon transversum. Bagian
yang belum terisi dapat diisi dengan mengubah posisi penderita.
(2). Tahap pelapisan
Dengan menunggu kurang lebih 1-2 menit agar larutan BaSo 4
mengisi mukosa colon.
(3). Tahap pengosongan
Setelah diyakini mukosa terlapisi maka larutan perlu dibuang
sebanyak yang dapat dikeluarkan kembali.
(4). Tahap pengembangan
Pada tahap ini dilakukan pemompaan udara ke lumen kolon.
Pemompaan udara tidak boleh berlebihan (1800- 2000 ml) karena
dapat menimbulkan kompikasi lain, misalnya refleks vagal yang
ditandai dengan wajah pucat, pandangan gelap, bradikardi, keringat
dingin dan pusing.
(5). Tahap pemotretan
Pemotretan dilakukan bila seluruh colon telah mengembang
sempurna.
a. Proyeksi Radiograf
1). Proyeksi Antero posterior (AP)/postero inferior (PA)
Posisi pasien : Pasien diposisikan supine/prone di atas meja pemeriksaan
dengan MSP (Mid Sagital Plane) tubuh berada tepat pada
garis tengah meja pemeriksaan. Kedua tangan lurus di
samping tubuh dan kedua kaki lurus ke bawah.
Posisi objek : Objek diatur dengan menentukan batas atas processus
xypoideus dan batas bawah adalah symphisis pubis.
Central point : Titik bidik pada pertengahan kedua crista illiaca .
Central ray : Vertikal tegak lurus terhadap kaset
Eksposi : Dilakukan saat pasien ekspirasi penuh dan tahan nafas.
FFD : 100 cm
Kriteria radiograf : Menunjukkan seluruh colon terlihat, termasuk fleksura
dan colon sigmoid.
Gambar 1. Posisi pasien AP dan PA dan hasil radiograf pada pemeriksaan Colon In Loop

2). Proyeksi Right Anterior Obliq (RAO)


Posisi pasien : Posisi pasien telungkup di atas meja pemeriksaan
kemudian dirotasikan ke kanan kurang lebih 35- 45
terhadap meja pemeriksaan. Tangan kanan lurus di
samping tubuh dan tangan kiri menyilang di depan tubuh
berpegangan pada tepi meja. Kaki kanan lurus ke bawah
dan kaki kiri sedikit di tekuk untuk fiksasi.
Posisi objek : MSP pada petengahan meja
Cenral Point : Titik bidik pada 1-2 inchi ke arah lateral kiri dari titik
tengah kedua crista illiaca.
Central ray : Vertikal tegak lurus terhadap kaset
Eksposi : Dilakukan pada saat pasien ekspirasi dan tahan napas.
FFD : 100 cm
Kriteria : menunjukkan gambaran fleksura hepatika kanan terlihat
sedikit superposisi bila di bandingkan dengan proyeksi
PA dan tampak juga daerah sigmoid dan colon asenden.

Gambar 2. Posisi pasien RAO dan hasil radiograf pada pemeriksaan Colon In Loop

3). Proyeksi LAO


Posisi pasien : Pasien ditidurkan telungkup di atas meja pemeriksaan
kemudian dirotasikan kurang lebih 35 - 45 terhadap
meja pemeriksaan. Tangan kiri di samping tubuh dan
tangan di depan tubuh berpegangan pada meja
pemeriksaan, kaki kanan ditekuk sebagai fiksasi,
sedangkan kaki kiri lurus.
Posisi objek : MSP pada petengahan meja, lutut fleksi.
Central point : Titik bidik 1-2 inchi ke arah lateral kanan dari titik
tengah kedua crista illiaca.
Central ray : sinar vertikal tegak lurus terhadap kaset.
Eksposi : Dilakukan pada saat pasien ekspirasi dan tahan napas.
FFD : 100 cm
Kriteria : menunjukkan gambaran fleksura lienalis tampak sedikit
superposisi bila dibanding pada proyeksi PA, dan daerah
colon descendens tampak.

Gambar 3. Posisi pasien LAO dan hasil radiograf pada pemeriksaan Colon In Loop

4). Proyeksi LPO


Posisi pasien : Pasien diposisikan supine kemudian dirotasikan kurang
lebih 35 - 45 terhadap meja pemeriksaan. Tangan kiri
digunakan untuk bantalan dan tangan kanan di depan
tubuh berpegangan pada tepi meja pemeriksaan. Kaki
kiri lurus sedangkan kaki kanan ditekuk untuk fiksasi.
Posisi objek : MSP pada petengahan meja, lutut fleksi.
Central ray : Titik bidik 1-2 inchi ke arah lateral kanan dari titik
tengah kedua crista illiaca.
Central point : sinar vertikal tegak lurus terhadap kaset.
Eksposi : Dilakukan pada saat pasien ekspirasi dan tahan napas.
FFD : 100 cm

Gambar 4. Posisi pasien LPO dan hasil radiograf pada pemeriksaan Colon In Loop

5). Proyeksi RPO.


Posisi pasien : Posisi pasien supine di atas meja pemeriksaan kemudian
dirotasikan ke kanan kurang lebih 35 - 45 terhadap
meja pemeriksaan.Tangan kanan lurus di samping tubuh
dan tangan kiri menyilang di depan tubuh berpegangan
pada tepi meja. Kaki kanan lurus ke bawah dan kaki kiri
sedikit ditekuk untuk fiksasi.

Posisi objek : MSP pada petengahan meja, lutut fleksi.


Central point : Titik bidik pada 1-2 inchi ke arah lateral kiri dari titik
tengah kedua crista illiaca
Central ray : Sinar vertikal tegak lurus terhadap kaset.
Eksosi : Dilakukan saat pasien ekspirasi penuh dan tahan nafas.
FFD : 100 cm
Kriteria : Menunjukkan tampak gambaran fleksura lienalis dan
colon ascendens.
Gambar 5. Posisi pasien RPO dan hasil radiograf pada pemeriksaan Colon In Loop

6). Proyeksi Lateral.


Posisi pasien : Pasien diposisikan lateral atau tidur miring
Posisi Objek : Mid Coronal Plane (MCP) diatur pada pertengahan grid,
genu sedikit fleksi untuk fiksasi.
Cenral Ray : Arah sinar tegak lurus terhadap film
Central Point : Pada Mid Coronal Plane setinggi spina illiaca anterior
superior (SIAS).
Eksposi : Dilakukan saat pasien ekspirasi dan tahan nafas.
FFD : 100cm
Kriteria : Daerah rectum dan sigmoid tampak jelas, rectosigmoid
pada pertengahan radiograf.

Gambar 6. Posisi pasien Lateral dan hasil radiograf pada pemeriksaan Colon In Loop

7). Proyeksi Left Lateral Dicubitus (LLD)


Posisi pasien : Pasien diposisikan ke arah lateral atau tidur miring ke
kiri dengan bagian abdomen belakang menempel dan
sejajar dengan kaset.
Posisi objek : MSP tubuh berada tepat pada garis tengah grid.
Cenral point : Sinar horisontal dan tegak lurus terhadap kaset.
Central ray : Titik bidik diarahkan pada pertengahan kedua crista
illiaka
Eksposi : Dilakukan pada saat pasien ekspirasi dan tahan napas.
FFD : 100 cm
Kriteria : Menunjukkan bagian atas sisi lateral dari colon
ascendens naik dan bagian tengah dari colon descendens
saat terisi udara.

Gambar 7. Posisi pasien LLD dan hasil radiograf pada pemeriksaan Colon In Loop

8). Proyeksi Antero Posterior Aksial.


Posisi pasien : Posisi pasien supine di atas meja pemeriksaan
Posisi objek : MSP tepat pada garis tengah meja pemeriksaan. Kedua
tangan lurus di samping tubuh dan kedua kaki lurus ke
bawah. Atur pertengahan kaset dengan menentukan batas
atas pada puncak illium dan batas bawah symphisis
pubis.
Central Point : Titik bidik pada 5 cm di bawah pertengahan kedua crista
illiaca.
Central ray : Arah sinar membentuk sudut 30 - 40 kranial.
Eksposi : Dilakukan saat pasien ekspirasi penuh dan tahan nafas.
FFD : 100cm
Kriteria : menunjukkan rektosigmoid di tengah film dan sedikit
mengalami superposisi dibandingkan dengan proyeksi
antero posterior, tampak juga kolon transversum.
Gambar 8. Posisi pasien AP Aksial dan hasil radiograf pada pemeriksaan Colon In Loop

9). Proyeksi Postero Anterior Aksial.


Posisi pasien : Pasien tidur telungkup di atas meja pemeriksaan
Posisi objek : MSP tubuh berada tepat pada garis tengah meja
pemeriksaan. Kedua tangan lurus disamping tubuh dan
kaki lurus kebawah. MSP objek sejajar dengan garis
tengah grid, pertengahan kaset pada puncak illium.
Cenral point : Titik bidik pada pertengahan kedua crista illiaca
Cenral ray : Arah sinar menyudut 30 - 40 kaudal.
Eksposi : Eksposi pada saat ekspirasi dan tahan nafas.
FFD : 100cm
Kriteria : Tampak rektosigmoid ditengah film, daerah rektosigmoid
terlihat lebih sedikit mengalami superposisi
dibandingkan dengan proyeksi PA, terlihat colon
transversum dan kedua fleksura.

Gambar 9. Posisi pasien PA Aksial dan hasil radiograf pada pemeriksaan Colon In Loop
Gambar 5. Ilustrasi atresia duodenal dan stenosis. Pada tipe I membran
(B) ataupun jaringan (C) menyebabkan obstruksi duodenal intrinsic. Tipe II dicirikan oleh
hilangnya segmen proksimal duodenum dan melekat dengan segmen distalnya melalui
fibrous cord. Tipe III terdapat pemisahan komplit dari duodenum proksimal dengan
duodenum distal yang collapsed.
Identitas : 1244

Diterima foto : oesophago-gastro-duodenogram

Proyeksi : AP

Kualitas : Foto layak baca

Hasil :

Tampak kontras mengisi gaster mulai dari fundus, corpus, antrum dan piloris hingga

duodenum pars superior

Tampak distensi pada gaster, tak tampak gambaran filling defect

Kontras tidak dapat mengisi keseluruhan duodenum hanya terbatas duodenum pars superior

Sisterna tulang tervisualisasi dan intak

Kesan :

Obstruksi total duodenum sugestif Atresia Duodenum Tipe I dengan dd/ massa intraabdomen

Anda mungkin juga menyukai