- Kontra Indikasi
1. Perforasi, terjadi karena pengisian media kontras secara mendadak dan dengan
tekanan tinggi, juga terjadi karena pengembangan yang berlebihan.
2. Obstruksi akut atau penyumbatan.
3. Alergi kontras
4. Gangguan fungsi ginjal
Ureum > 60 mg %
Creatinin > 2 mg %
5. Infeksi akut saluran kecil
6. Retensi cairan berlebihan
7. Decompensatio cordis
8. Penyakit hepar
- Persiapan Pasien
a. Mengubah pola makanan pasien
Makanan hendaknya mempunyai konsistensi lunak, rendah serat dan rendah lemak
untuk menghindari terjadinya bongkahan-bongkahan tinja yang keras.
b. Minum sebanyak-banyaknya
Pemberian minum yang banyak dapat menjaga tinja selalu dalam keadaan lembek
c. Pemberian obat pencahar
Apabila kedua hal diatas dijalankan dengan benar, maka pemberian obat pencahar
hanya sebagai pelengkap saja.
- Teknik Pemeriksaan
Metode pemasukan media kontras
1. Metode kontras tunggal
Barium dimasukkan lewat anus sampai mengisi daerah caecum. Pengisian
diikuti dengan fluoroskopi. Untuk keperluan informasi yang lebih jelas pasien
dirotasikan ke kanan dan ke kiri serta dibuat radiograf full filling untuk
melihat keseluruhan bagian usus dengan proyeksi antero posterior. Pasien
diminta untuk buang air besar, kemudian dibuat radiograf post evakuasi posisi
antero posterior.
2. Metode kontras ganda
a. Pemasukan media kontras dengan metode satu tingkat.
Merupakan pemeriksaan Colon in Loop dengan menggunakan media
kontras berupa campuran antara BaSO4 dan udara. Barium dimasukkan
kira-kira mencapai fleksura lienalis kemudian kanula diganti dengan
pompa. Udara dipompakan dan posisi pasien diubah dari posisi miring ke
kiri menjadi miring ke kanan setelah udara sampai ke fleksura lienalis.
Tujuannya agar media kontras merata di dalam usus. Setelah itu pasien
diposisikan supine dan dibuat radiograf.
b. Pemasukan media kontras dengan metode dua tingkat.
(1). Tahap pengisian
Pada tahap ini dilakukan pengisian larutan BaSO4 ke dalam lumen
colon, sampai mencapai pertengahan kolon transversum. Bagian
yang belum terisi dapat diisi dengan mengubah posisi penderita.
(2). Tahap pelapisan
Dengan menunggu kurang lebih 1-2 menit agar larutan BaSo 4
mengisi mukosa colon.
(3). Tahap pengosongan
Setelah diyakini mukosa terlapisi maka larutan perlu dibuang
sebanyak yang dapat dikeluarkan kembali.
(4). Tahap pengembangan
Pada tahap ini dilakukan pemompaan udara ke lumen kolon.
Pemompaan udara tidak boleh berlebihan (1800- 2000 ml) karena
dapat menimbulkan kompikasi lain, misalnya refleks vagal yang
ditandai dengan wajah pucat, pandangan gelap, bradikardi, keringat
dingin dan pusing.
(5). Tahap pemotretan
Pemotretan dilakukan bila seluruh colon telah mengembang
sempurna.
a. Proyeksi Radiograf
1). Proyeksi Antero posterior (AP)/postero inferior (PA)
Posisi pasien : Pasien diposisikan supine/prone di atas meja pemeriksaan
dengan MSP (Mid Sagital Plane) tubuh berada tepat pada
garis tengah meja pemeriksaan. Kedua tangan lurus di
samping tubuh dan kedua kaki lurus ke bawah.
Posisi objek : Objek diatur dengan menentukan batas atas processus
xypoideus dan batas bawah adalah symphisis pubis.
Central point : Titik bidik pada pertengahan kedua crista illiaca .
Central ray : Vertikal tegak lurus terhadap kaset
Eksposi : Dilakukan saat pasien ekspirasi penuh dan tahan nafas.
FFD : 100 cm
Kriteria radiograf : Menunjukkan seluruh colon terlihat, termasuk fleksura
dan colon sigmoid.
Gambar 1. Posisi pasien AP dan PA dan hasil radiograf pada pemeriksaan Colon In Loop
Gambar 2. Posisi pasien RAO dan hasil radiograf pada pemeriksaan Colon In Loop
Gambar 3. Posisi pasien LAO dan hasil radiograf pada pemeriksaan Colon In Loop
Gambar 4. Posisi pasien LPO dan hasil radiograf pada pemeriksaan Colon In Loop
Gambar 6. Posisi pasien Lateral dan hasil radiograf pada pemeriksaan Colon In Loop
Gambar 7. Posisi pasien LLD dan hasil radiograf pada pemeriksaan Colon In Loop
Gambar 9. Posisi pasien PA Aksial dan hasil radiograf pada pemeriksaan Colon In Loop
Gambar 5. Ilustrasi atresia duodenal dan stenosis. Pada tipe I membran
(B) ataupun jaringan (C) menyebabkan obstruksi duodenal intrinsic. Tipe II dicirikan oleh
hilangnya segmen proksimal duodenum dan melekat dengan segmen distalnya melalui
fibrous cord. Tipe III terdapat pemisahan komplit dari duodenum proksimal dengan
duodenum distal yang collapsed.
Identitas : 1244
Proyeksi : AP
Hasil :
Tampak kontras mengisi gaster mulai dari fundus, corpus, antrum dan piloris hingga
Kontras tidak dapat mengisi keseluruhan duodenum hanya terbatas duodenum pars superior
Kesan :
Obstruksi total duodenum sugestif Atresia Duodenum Tipe I dengan dd/ massa intraabdomen