PEMBAHASAN
sel yang menimbulkan depolarisasi membran dan keadaan ini akan membuka kanal
Ca. Dengan terbukanya kanal Ca maka ion Ca ++ akan masuk sel , merangsang granula
yang berisi insulin dan akan terjadi sekresi insulin dengan jumlah yang ekuivalen
dengan peptida-C. Kecuali itu sulfonilurea dapat mengurangi klirens insulin di hepar.
paruhnya sekitar 4 jam. Metabolismenya dihepar, pada pemberian dosis tunggal hanya
dapat terjadi kegagalan primer dan sekunder, dengan seluruh kegagalan kira-kira 21 %
melalui ginjal, sediaan ini tidak boleh diberikan pada pasien gangguan fungsi hepar
Indikasi glibenklamida: Pada keadaan yang gawat seperti stres,komlikasi infeksi dan
Kontra indikasi glibenklamida: Hipoglikemia, bahkan sampai koma tentu dapat timbul
. Reaksi ini lebih sering terjadi pada pasien usia lanjut dengan masa kerja panjang.
Efek samping lain yaitu reaksi alergi jarang sekali terjadi mual,muntah, diare, gejala
yaitu mencit jantan, hal ini disebabkan karena mencit betina mengalami fase estrus dimana
pada fase ini terjadi peningkatan hormone estrogen dan hormone pertumbuhan yang akan
mempengaruhi sekresi insulin. Selain itu penggunan mencit sebagai ewan uji karena
mudah. Sebelum percobaan dilakukan hewan terlebi dahulu dipuasakan yang bertujuan
agar obat dapat mengasilkan efek maksimal karena tidak adanya makanan yang
menghalangi bahan obat diserap oleh tubuh serta kerja enzim pada tubuh mencit yang satu
Langkah pertama yang dilakukan dalam percobaan ini yaitu mengecek kadar gula
darah awal pada setiap masing-masing hewan uji. Tujuan dilakukannya pengecekan ini
yaitu untuk mengetahui apakah mencit tersebut sudah mengidap diabetes atau tidak serta
untuk mengetahui penurunan kadar gula darah setelah diberi sediaan obat. Dimana
pengujian kadar gula darah pada mencit ini dengan memakai alat glucose meter dan test
script yang merupakan alat yang dipakai untuk mengukur kadar gula darah. Alasan
memakai alat ini yaitu karena glucose meter dan test script merupakan alat yang otometik
memudahkan dalam memperoleh hasil glokosa darah, periksaan dengan menggunakan alat
ini memerlukan waktu yang reltif singkat, akurat, waktu tesnya minimal 30 detik.
Mekanisme kerja dari alat glukometer ini yaitu dalam strip terdapat enzim glukooksigenase
yang mana jika sampel darah mengenai strip maka akan langsung terbaca oleh glucose
meter.
Obat yang digunkan pada percobaan ini yaitu glibenklamid sebab obat ini sebagai
penurun kadar gula darah pada penderita penyakit diabetes. Srta penggunaan Na. CMC pada
percobaan ini memiliki dua gungsi ya itun sebagai control negative dan sebagai suspending
Setelah dilakukan pengukuran kadar gula darah awal mencit, kemudian dilakukan
diinduksi dengan pemberian glibenklamid dan Na. CMC pada dua mencit yang berbeda,
lalu diukur kembali kadar gula darah masing-masing mencit tersebut pada menit 30 dan 60
setelah pemberian glibenklamid dan Na. CMC dengan perolehan data pada mencit control
negative berturut-turut yaitu 152 mg/dl , 184 mg/dl, 171 mg/dl, dan 192 mg/dl, adapun
mpada mencit yang diberikan glibenklamid berturut yaitu 161 mg/dl , 153 mg/dl , 110
mg/dl, dan 108 mg/dl. Dari data tersebut menunjukkanketidak sesuaian pada saat pengamata
kadar gula darah seteah pemberian glukosa yang seharusnya menunjukkan peningkatan
kadar glukosa pada mencit tetapi dat yang diperoleh menyatakan sebaliknya . Hal ini terjadi
akibat adanya factor kesalahan yaitu pada saat pemberan glukosa terhadap mencit terlalu
banyak glukosa yang tidak masuk kedala ubu menci selain itu mencit yang digunakan tdak
dipuasakan sehingga terjadi ketidak sesuaian mekanisme enzim pada mencit sebagaimana
mestinya. Akan tetapi berdasarkan data mekanisme obat telah sesuai sabab data