Anda di halaman 1dari 17

7

BAB II

Tumbuh Kembang Gigi Pre-Erupsi

Gigi-gigi manusia terbentuk di balik epithelium ginggiva mulut sebagian berasal

dari jaringan ektodermal. Gigi-gigi berasal dari dua lapisan benih primer, ektodermal dan

mesodermal, yang juga dipengaruhi oleh neural crest. Enamel gigi berasal dari

ektodermal mulut, dan jaringan neural crest akan menghasilkan bahan untuk dentin,

sementum dan pulpa. Periodentium berasal baik dari neural crest maupun mesodermal.

Interaksi induksi antara jaringan neural crest dan endodermal faringeal, dan

dengan ektodermal mulut, diikuti dengan proliferasi ektodermal mulut; menghasilkan

manifestasi morfologi pertama dari perkembangan gigi, lamina gigi. Nantinya, sel-sel

neural crest akan membentuk papilla gigi individual, yang menentukan jumlah gigi-gigi.

2.1. Pertumbuhan Prenatal Gigi Geligi

Jaringan odontogenik dapat dilihat seawal mungkin, pada hari

perkembangan ke 28 (umur fertilisasi), sebagai daerah penebalan epithelial

ektodermal pada tepi stomodeum, bersamaan dengan disintegrasi membrane

orofaringeal. Epitelium mulut menebal pada tepi inferolateral tonjolan maksila

dan pada tepi superoral lengkung mandibula, dimana keduanya bergabung

membentuk tepi lateral stomodeum. Selain itu, epithelium odontogenik yang mulanya

terpisah, akan muncul pada hari perkembangan ke 35, di tepi inferolateral tojolan
8

frontonasal, membentuk empat daerah asal epithelium odontogenik untuk gigi

geligi atas. Jadi, gigi-gigi depan atas tampaknya berasal dari tonjolan maksila.

Gigi geligi bawah juga berkembang dari keempat daerah odontogenik di

lengkung mandibula, dua pada tiap sisi.

Gambar 2.1. Skema perkembangan vestibulum rahang bawah dan lamina gigi

Keempat lamina gigi rahang atas berkelompok pada hari ke 37, pada umur

dimana lamina gigi rahang bawah sudah bergabung. Lamina gigi-gigi atas dan bawah

membentuk bidang tapal kuda. Proliferasi lokal dari lamina gigi dirangsang pada

tahap-tahap genetik yang konstan menjadi mesenkim pada daerah yang berhubungan

dengan papilla gigi yang terbentuk dari sel-sel neural crest. Posisi gigi-gigi tergantung

pada letak mesenkim dalam hubungannya dengan epithelium aktif yang terus

menerus terinduksi. Distribusi ujung saraf sepanjang lamina gigi yang terputus dan

pengaruhnya pada pergeseran sel-sel neural crest, akan berperan dalam menentukan

lokalisasi ektomesenkimal di bawah epithelium mulut. Tonjolan ektodermal

membentuk primordia organ enamel dan bersama dengan papilla gigi, berperan dalam

perkembangan gigi-gigi yang masih separuh terbenam.

Proliferasi lebih lanjut dari epithelium mulut, lamina vestibulum terletak di

bukal dan labial lamina gigi. Lamina vestibulum membelah tepi atas stomodeum
9

menjadi segmen bukal yang merupakan bakal pipi dan bibir dan segmen lingual,

tempat berkembangnya gigi-gigi dan tulang alveolar. Suatu sulkus, vestibulum mulut,

terbentuk antara segmen bukal dan lingual. Segmen lamina vestibulum yang tidak

terbelah akan tetap sebagai frenulum labial.

Benih gigi, dalam hubungannya dengan jumlah gigi susu, terbentuk pada tiap

rahang. Baru kemudian, benih gigi tetap penggantiannya muncul di lingual benih gigi

susu. Primordia gigi molar tetap bertumbuh dari perluasan ke distal lamina gigi.

Masing-masing benih gigi terdiri dari organ enamel dan papilla gigi yang dikelilingi

oleh folikel atau kantung gigi. Papilla gigi, dari neural crest, dan folikel gigi dari

mesodermal, adalah anlagen pulpa gigi dan sebagian dari periodontal apparatus.

Benih gigi depan susu (incisivus, kaninus dan molar pertama) terbentuk

pertama kali, pada minggu ke 6 kehidupan janin ; benih gigi molar kedua mulai

terlihat pada minggu ke-7. Benih gigi depan tetap (incisivus, kaninus dan premolar)

terbentuk di sisi lingual organ enamel gigi susu, sedang benih gigi molar kedua gigi

susu dan tetap terbentuk tepat di perluasan belakang lamina gigi. Benih gigi molar

kedua dan ketiga tetap baru terlihat setelah lahir. Pembentukan sebagian besar gigi

tetap baru sempurna pada umur 7 tahun, sedang gigi molar ketiga, pembentukan

akarnya baru sempurna pada umur 12 tahun. Gigi-gigi memiliki kronologi

perkembangan yang paling panjang dari seluruh organ tubuh lainnya.

Tiap organ enamel selama perkembangannya, berubah dari bentuk benih

kecil, membesar melalui mitosis yang berjalan cepat dari sel-sel basal ke tahap cap,

dan nantinya membentuk mangkok menjadi tahap bell yang besar, yang menentukan

bentuk ketiga tahap perkembangan organ enamel. Adapun tahapnya sebagai berikut :
10

1) Tahap bud/kuncup

Gambar 2.2. Tahap Bud/Kuncup


Setelah pembentukan lamina dentalis, alur vestibular membagi pipi dan bibir

dari arcus dentalis. Setelah itu, lamina dentalis menunjukkan peningkatan

aktivitas mitosis yang menghasilkan bud knob-like (seperti tombol). Bentuk

bud pertama (pada minggu ke-7) adalah gigi bagian anterior mandibula. Dan

pada minggu ke-8, seluruh gigi mandibula dan maksila telah terbentuk.

Gambar 2.3. Tahap Bud/Kuncup

2) Tahap cap
11

\
Gambar 2.4. Tahap Cap
Pertumbuhan rata-rata seluruh bud itu tidak seragam, lebih aktif pada bagian

perifer. Pada akhir minggu ke-8, tampak cekungan pada permukaan dalam

bud. Gigi berada pada tahap cap (penutupan). Karena epitel dari cap gigi

bertambah luas dan berproliferasi sampai pada jaringan ikat dalam, terdapat

peningkatan aktivitas sel dengan bagian ectoderm dari bud gigi. Pada waktu

ini, bagian-bagian dasar dari gigi- enamel, papilla dental, dan folikel dental,

telah terlihat.

Gambar 2.5. Tahap Cap


3) Tahap bel
12

Gambar 2.6. Tahap Bel


Tahap ini menunjukkan peningkatan ukuran secara keseluruhan dari gigi dan

pendalaman pada bawah permukaannya. Sel-sel yang di tengah mensekresi

asam mukopolisakarida dan menghasilkan air liur. Sel epitel sebelah papilla

berkembang sampai terbentukknya layer dari sel enamel, epitel dalam gigi.

Zona transisi antara bagian luar dan dalam epitel dental membentuk loop

cerviks.

Gambar 2.7. Tahap Bel

Diferensiasi dari pembentukan odontoblas dalam papilla dental

diinisiasikan oleh sel dalam dari epitel dental. Bentuk enamel tidak dapat

terbentuk sampai jumlah dentin cukup. Interaksi timbal balik antara lapisan

dalam dan luar epitel enamel juga mempengaruhi formasi gigi. Pada daerah
13

loop cerviks, sel-sel berseberangan tersebut secara progresif tertarik

disekeliling papilla dental yang nantinya akan menjadi foramen apical. Germ

tidak berhubungan lagi dengan epitel oral dan epitel dalam dari enamel mulai

melipat, dan akan membangun bentuk mahkota yang spesifik. Dengan proses

histodiferensiasi ini, jumlah ectoderm diperoleh dari penambahan jumlah sel-

sel epitel yang berdiferensiasi menjadi komponen gigi seperti bentuk mahkota,

formasi dentin, dan bentuk enamel.

Susunan
20 gigi sulung berdiferensiasi sepanjang tahap cap dan bel yang dikenal dalam

proses Polimerisasi. Terdapat gradient mesiodistal dari perkembangan gigi

embrionik. Variasi dari perkembangan susunan bentuk terpapar sebagai berikut:


a) Postnatal, bagian incisal mandibula mengalami erupsi lebih dahulu daripada

maksila, dimana yang lebih dominan adalah bagian posterior gigi. Pada embrio,

gigi-gigi sulung yang berlawanan selalu matang pada saat yang bersamaan,

namun rahang berdiferensiasi selama mandibula mengalami kemajuan pada gigi

incisalnya dan maksila meninggi untuk molar maksila.


b) Selama postnatal,dalam perkembangan gigi terdapat jarak gradient dari ukuran

mahkota, kedekatan gigi satu sama lain dalam quadran rahang yang menunjukkan

korelasi tertinggi pada ukuran mahkota dari lebarnya gigi yang terpisah.
c) Pada kalsifikasi dan erupsi pada gigi permanent, kecuali molar ketiga, pada

perempuan maju pada gigi sulungnya, pada laki-laki agak maju. Prenatal,

perkembangan gigi pada laki-laki lebih konsisten maju daripada wanita.

Bersamaan dengan perubahan morfologi ini, terjadi histodeferensiasi

dalam organ enamel. Lapisan luarnya membentuk epithelium enamel luar, suatu

lapisan sel-sel kuboidal di dekat folikel sedang berkembang. Stelat reticulum


14

terdiri dari sel-sel stelat yang tersusun dalam matrik cairan, merupakan bagian

dari ketebalan sentral organ enamel. Lapisan dalam, batas papilla gigi,

membentuk epithelium enamel dalam, sebagian diantaranya berdeferensiasi

menjadi ameloblas kolumnar sekretoris yang akan membentuk enamel.

Kondensasi selular squamous, atau stratum intermedium, terletak mengelilingi

permukaan stelat reticulum dari epithelium enamel dalam, serta diperkirakan ikut

membantu dalam membentuk enamel. Epitelium enamel dalam dan luar

membentuk servikal loop, memanjang ke lapisan epithelial akar Hertwig, yang

dengan membungkus lebih banyak dan lebih banyak lagi papilla gigi,

mempertegas outline gigi. Jumlah akar gigi ditentukan oleh pembelahan, atau

kurangnya lapisan akar, menjadi satu, dua atau tiga bagian.

Gambar 2.8. Tahap Benih (Kiri), Cap (Tengah) Dan Bell (Kanan) Dari
Perkembangan Gigi

Epithelium enamel dalam berinteraksi dengan sel-sel ektomesenkim dari

papilla gigi, dengan sel-sel perifernya yang berdeferensiasi menjadi odontoblas.

Pembentukan dentin dari odontoblas dimulai dan diperlukan untuk menginduksi

preameloblas menjadi ameloblas, untuk membentuk enamel. Epitelium enamel


15

dalam dari lapisan akar menginduksi deferensiasi odontoblas, tetapi kurang

memiliki stratum intermedium, sehingga fgagal berdeferensiasi sendiri menjadi

ameloblas pembentuk enamel, karena itulah, tidak ada enamel pada akar.

Sementum terbentuk pada dentin di dekat daerah disintegrasi epithelium enamel

luar lapisan akar. Serat-serat pada sementum awal berasal terutama dari serat

folikel gigi yang memang sudah ada sejak semula, yang membentuk serat utama

dari ligament periodontal.

Gambar 2.9. Gigi susu sedang berkembang yang menunjukkan arah deposisi
dan pertumbuhan jaringan gigi.

Ameloblas epithelium enamel dalam dan odontoblas di dekatnya,

bersama-sama membentuk membrane bilaminar, yang memanjang melalui mitosis

di bawah control genetic dan bervariasi di antara benih-benih gigi pada berbagai

daerah. Berbagai lipatan membrane bilaminar, yang dipengaruhi oleh factor yang

belum diketahui pada ektomesenkimal papilla gigi di atasnya, menentukan

berbagai bentuk incisivus, kaninus, premolar dan molar. Ruang folikel gigi yang
16

terbatas mendekati lipatan pada saat pemanjangannya membrane amelodentinal;

lipatan ini menentukan bentuk dan daerah cusp, dan groove gigi-gigi. Lipatan

membrane amelodentinal menghasilkan template untuk bentuk mahkota gigi,

yang cukup besar melalui deposisi enamel dan dentin pada arah yang berlawanan

dengan bilaminar. Ameloblas mensekresi matrik protein dari amelogenin dan

enamelin yang nantinya termineralisasi menjadi enamel rod atau prisma, ketika

keduanya terretraksi dari dentin. Deposisi dentin merupakan proses yang terus

berlangsung sepanjang hidup. Papila gigi berdeferensiasi menjai pulpa gigi, sel-

sel perifer menjadi odontoblas dan sisa sel menjadi fibroblast. Pembentukan

enamel terbatas pada tahap pra-erupsi dari odontogenesis dan berakhir dengan

deposisi lapisan organic, kutikel enamel. Organ enamel melesak setelah deposisi

kutikel ini. Epithelium enamel luar dan dalam bersama dengan sisa stratum

intermedium membentuk reduced enamel epithelium, yang nantinya bergabung

dengan mebran mukosa di atasnya, untuk merangsang/membentuk arah erupsi.

Mesenkim yang mengelilingi folikel gigi akan menjadi terosifikasi,

membentuk cryt tulang, untuk tempat berkembangnya gigi. Lapisan mesenkimal

dari folikel gigi didekat sementum akan berdeferensiasi menjadi lapisan dalam

periodontal ligament, melalui perkembangan serat kolagen. Serat-serat ini sudah

tersusun menjadi lapisan luar, dalam dan tengah antara sementum dan tulang.

Periodontal ligamen adalah jaringan, tempat dimana gerak ortodonti diaktifkan.

Penyusunan ulang attachement apparatus, membentuk sementum, serat

periodontal, dan tulang alveolar, merupakan keharusan untuk mendapat

pergerakan gigi yang berhasil selama perawatan ortodonti.


17

2.2. Pola Tata Ruang

a. Arch Shape (Bentuk Lengkung)

Pascakelahiran lengkungan gigi manusia pada umumnya dijelaskan oleh

kurva yang berhubung dengan deretan. Scott melaporkan bahwa pola yang

berhubung dengan deretan juga menjelaskan kedua embrionik lamina gigi dan

germs susunan gigi. Hal ini telah ditunjukkan untuk menjadi overgeneralization.

Lengkungan gigi pralahir mengalami perubahan bentuk progresif pada 6 sampai 8

minggu,lengkung anteroposteriorly diratakan, tidak berhubungan dengan deretan

kurva sama sekali. Pada tahap bell germs gigi, gigi anterior segmen arch telah

memanjang dan mendekati yang berhubung dengan deretan pada awal bulan

keempat. Sebuah celah bibir bilateral dan palatal ditemukan perkembangan

ini,dengan bedah koreksi dari celah dan dilanjutkannya pertumbuhan wajah,

lengkungan gigi rahang atas akan melanjutkan proses ke arah yang berhubung

dengan deretan bentuk yang diharapkan.

b. Spacing ( Jarak)

Ada banyak studi mengenai pengembangan jarak gigi postnatal, di

antaranya adalah kontribusi Lundstrom klasik dan Moorrees, tapi berkurangnya

pembentukan telah dilaporkan tentang periode pralahir. Gigi anterior yang erupsi,

terutama gigi seri lateral, sering muncul bertumpukan dan keluar dari keselarasan

dalam lengkung gigi total sebelum kelahiran, tetapi biasanya erupsi dengan

barisan yang baik Jumlah dari mesiodistal diameter dari lima decidious germs gigi

rahang di masing-masing kuadran meningkat seiring waktu sampai sekitar


18

minggu ke 23 itu melebihi panjang lengkung gigi yang selaras. Letak jarak gigi

relatif konstan selama periode ini. Sebagian besar germs gigi menunjukkan

peningkatan yang signifikan dalam ukuran mahkota mesiodistal terkait dengan

fase-fase pertumbuhan linier 11-14 dan 20 sampai 26 minggu dengan tingkat fase

pertumbuhan di antara masa-masa pertumbuhan linier. Dalam lengkung anterior

hanya ada sedikit peningkatan dalam jarak terletak di antara gigi; di kedua rahang

lengkungan ruang posterior menunjukkan penurunan selama periode ini. Jadi,

sementara rahang meningkat dalam ukuran mutlak, jaringan interdental tidak

mengimbangi dengan peningkatan dalam ukuran gigi posterior.

c. Fields

Gambar di bawah ini menunjukkan berapa banyak bidang space-tooth-

space tertentu yang ditempati oleh kuman gigi yang gugur.


19

Gambar 2.10. Banyak Bidang Space-Tooth-Space Tertentu Yang Ditempati

Oleh Kuman Gigi Yang Gugur.

Deciduous pertama dari gigi molar dan bagian lateral dari gigi incisivus

merupakan bagian terbesar yang ditempati oleh kuman gigi /germ tooth, yaitu

sebesar 80 persen. Pada daerah ini terjadi adaptasi.

Sekitar 16 minggu kehamilan, germ tooth pada sisi lateral incisivus

menempati 100 atau lebih dari bidang gigi yang tersedia di lengkung selaras/ aligned

arch. Tetapi sering terjadi perpindahan rotasi dan perpindahan lingual yang muncul

untuk menjaga gigi dalam kesesuaian dengan 80 persen dari germ tooth .
20

Perpindahan dari lingual gigi seri lateral terjadi pada sekitar 4 sampai 10

prenates dan pada awal kehamilan menunjukkan awal perpindahan gigi seri lateral

yang serupa dalam jangka prenates dilaporkan oleh van der Linden et al.

Setelah gigi selesai erupsi terlihat variasi perkembangan dengan surficient

regularity untuk memperhatikan susunan gigi yang stabil atau polymorf involving

structural atau spatial relationships over time.karakteristik dimorphisms terlihat

jelas.perkembangan formasi gigi terjadi pada minggu ke 3 embrio sampai 5

tahun.tidak heran jika terjadi paralel antara prenata odontogenesis dan formasi gigi

dan melihat susunan gigi oleh petugas klinik

Gambar 2.11. Postulat Mekanisme Odontogenesis

2.3. Mulut Neonatal

2.3.1. Bantalan Gusi


21

Saat lahir, prosessus alveolaris dilindungi oleh bantalan gusi, yang segera

tersegmentasi untuk menunjukkan lokasi gigi yang sedang berkembang. Gusi

tersebut kuat, seperti dalam mulut edentulous orang dewasa. Bentuk dasar

lengkungan ditentukan dalam kehidupan intrauterine.

Ukuran bantalan gusi saat lahir dapat ditentukan oleh salah satu dari

faktor-faktor berikut, menurut Leighton; (1) keadaan bayi saat kelahiran; (2) berat

bayi saat lahir; (3) ukuran gigi primer yang berkembang dan (4) murni faktor

genetik. Lengkungan maksilaris berbentuk tapal kuda dan bantalan gusi

cenderung meluas secara buccal dan labial, lebih jauh lagi, lengkungan

mandibularis terletak pada posterior lengkung maksila ketika bantalan gusi kontak

2.3.2. Hubungan rahang neonatal

Meskipun bantalan gusi atas dan bawah menyentuh sekitar lengkungan,

belum secara tepat "menggigit" atau hubungan rahang belum terlihat. Memang,

pada saat kelahiran ada berbagai macam hubungan antara bantalan gusi atas dan

bawah bahwa hubungan neonatl tidak dapat digunakan sebagai kriteria diagnostik

untuk prediksi oklusi gigi primer. Beberapa berpendapat bahwa sebuah gigitan

terbuka anterior dari bantalan gusi adalah normal dan bahkan sebuah prasyarat

untuk hubungan gigi incisivus normal berikutnya. Simpson dan Cheung

menemukan bahwa hanya 2% dari semua neonatus memiliki hubungan bantalan

gusi dengan gigitan terbuka anterior. Mereka juga melaporkan, kebiasaan oral

memiliki pengaruh tertentu pada bantalan gusi kanak-kanak, menghasilkan

peningkatan yang signifikan dalam insiden gigitan terbuka anterior hubungan

pada usia 4 bulan.


22

Mulut neonatal adalah sistem panduan indera yang menyediakan input

untuk banyak fungsi neuromuskuler yang vital, misalnya, menyusui, pernapasan,

menelan, menguap, dan batuk

2.3.3. Erupsi gigi primer yang erupsi sebelum waktunya

Kadang-kadang, seorang anak akan lahir dengan gigi yang sudah ada

dalam mulut. Natal (ada pada saat lahir), neonatal (erupsi pada mulut pertama),

dan pra-erupsi gigi (erupsi pada bulan kedua atau ketiga) hampir selalu gigi

incisivus rahang bawah sering muncul dengan enamel hypoplasia. Gigi seperti itu

tidak boleh dihilangkan, jika mereka mendekati normal, meskipun dapat

menyebabkan beberapa ketidaknyamanan selama ibu menyusui.

Gambar 2.12. Campuran Gigi Desidua Dan Gigi Permanen Pada Anak Umur 8

Tahun
23

Gambar 2.13. Kronologi Erupsi Gigi

Anda mungkin juga menyukai