Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang

Masalah social yang dihadapi oleh masyarakat, apakah pengaruh idiologi, politik,
social, budaya, maupun hankam, baik secara langsung maupun tidak langsung
dapat mempengaruhi perilaku individu maupun kelompok masyarakat. Saat ini
pengaruh modernisasi, globalisasi, industrilisasi dan kemajuan ilmu dan teknologi
mengakkibatkan perubahan social yang cepat (rapid social change) sehingga
kehidupan di masyarakat semakin kompleks dan rumit. Kompleksitas dan kerumitan
kehidupan mengakibatkan proses adaptasi menjadi semakin sulit.

Kita amati juga bahwa kehidupan dewasa ini serba konfetitif penuh persaingan,
diwarnai prilaku yang tidak wajar dan banyak merugikan orang lain, misalnya
perilaku kriminalitas(penodongan, pencurian dan lain-lain). Perilaku tersebut
menimbulkan ketakutan, kecemasan, dan ketegangan diantara individu.

Kehidupan modern, khususnya di kota-kota besar bersifat individualistis,


materialistis, pola hidup mewah, dan konsumtif, struktur dan hubungan keluarga
rapuh, ambisi karier dan materi dengan menghalalkan segala cara, menjadikan
masyarakat yang atomistis tanpa kaitan baitn. Apabila orang tidak dapat
beradaptasi dengan perubahan zaman dan tuntutan social yang baru, pada
gilirannya akan menimbulkan kecemasan, ketakutan, konflik, ketegangan emosinal
dan gangguan batin.

Semua masalah social tersebut apabila tidak tersalurkan dan tidak dapat ditangani
dengan baik serta berlangsung dalam jangka waktu lama, dapat menimbulkan
bermacam-macam gangguan mental. Kekacauan mental dari tahap ringan sampai
berat.

Perubahan-perubahan tersebut pada klien lansia dapat disalah artikan dengan


diagnosis dimensia. Penting untuk membedakan antara yang benar-benar dimensia
dan dimensia yang berhubungan dengan depresi (pseudodemensia). Apabila
gangguan depresi mayor pada lansia diterapi, masalah-masalah daya ingat sering
kali tidak muncul. Kadang-kadang episode depresi mayor pada lansia dapat menjadi
tanda-tanda awal demensia yang ireversibel.

Gejala fisiologis depresi

Sakit kepala
Gangguan tidur
Kelelahan kronis
Nyeri dada
Masalah pencernaan
Konstipasi
Bb turun naik
Retensi urin
Aktivitas motorik menurun
Gelisah
Inpotensi
distorsi

Diagnosa :

Kurang perawatan diri bd penurunan minat pada tubuh, ketidakmampuan


untuk membuat keputusan, dan perasaan ketidakbergunaan.
Ketidakefektifan koping individu yang berhubungan dengan konflik internal
(rasa bersalah, harga diri rendah) atau perasaan ditolak.
Isolasi social yang bd ketridak mampuan untuk memulai aktivitas untuk
mengurangi isolasi sekunder akibat tingkat energy rendah.
Berduka disfungsional yang bd tidak selesainya masa berduka, perpanjangan
menyangkal dan represi.
Harga diri rendah kronik yang bd perasaan tidak berharga dan kegagalan
sekunder.
Ketidak efektifan koping individu bd gangguan perkawinan dan konflik peran
sekunder akibat efek depresi kronik.
Ketidak berdayaan bd keyakinan negative takrealistis tentang arti diri dan
kemampuan.
Resiko terhadap membahayakan diri yang bd perasaan keputusasaan dan
kesepian.
Resiko terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang bd
anoreksia sekunder akibat stress emosional.

DAFTAR PUSTAKA

Kesehatan jiwa& psikiatri pedoman klinis perawat. Linda Carman Copel. 2007. EGC.
Jakarta.

Buku saku Diagnosa Keperawatan edisi 8, Lynda Juall Capenito. 2001. EGC. Jakarta

Psikologi untuk keperawatan. Sunaryo. 2004. EGC. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai