Latar Belakang
Luka bakar adalah rusak atau hilangnya jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber
panas seperti kobaran api di tubuh (flame), jilatan api ketubuh (flash), terkena air panas
(scald), tersentuh benda panas (kontak panas), akibat sengatan listrik, akibat bahan-bahan
kimia, serta sengatan matahari (sunburn) (Moenajat, 2001).
Luka bakar suhu pada tubuh terjadi baik karena kondisi panas langsung atau radiasi
elektromagnetik. Sel-sel dapat menahan temperatur sampai 440C tanpa kerusakan bermakna,
kecepatan kerusakan jaringan berlipat ganda untuk tiap drajat kenaikan temperatur. Saraf dan
pembuluh darah merupakan struktur yang kurang tahan dengan konduksi panas. Kerusakan
pembuluh darah ini mengakibatkan cairan intravaskuler keluar dari lumen pembuluh darah,
dalam hal ini bukan hanya cairan tetapi protein plasma dan elektrolit. Pada luka bakar
ekstensif dengan perubahan permeabilitas yang hampir menyelutruh, penimbunan jaringan
masif di intersitial menyebabakan kondisi hipovolemik. Volume cairan intravaskuler
mengalami defisit, timbul ketidak mampuan menyelenggarakan proses transportasi ke
jaringan, kondisi ini dikenal dengan syok (Moenajat, 2001).
Luka bakar juga dapat menyebabkan kematian yang disebabkan oleh kegagalan organ
multi sistem. Awal mula terjadi kegagalan organ multi sistem yaitu terjadinya kerusakan kulit
yang mengakibatkan peningkatan pembuluh darah kapiler, peningkatan ekstrafasasi cairan
(H2O, elektrolit dan protein), sehingga mengakibatkan tekanan onkotik dan tekanan cairan
intraseluler menurun, apabila hal ini terjadi terus menerus dapat mengakibatkan hipopolemik
dan hemokonsentrasi yang mengakibatkan terjadinya gangguan perfusi jaringan. Apabila
sudah terjadi gangguan perkusi jaringan maka akan mengakibatkan gangguan sirkulasi makro
yang menyuplai sirkulasi orang organ organ penting seperti : otak, kardiovaskuler, hepar,
traktus gastrointestinal dan neurologi yang dapat mengakibatkan kegagalan organ multi
sistem.
B. Tinjauan Kasus
Tn. S. Datang ke rumah sakit pada tanggal 23 November 2016, jam 13.00 WIB dengan
keluahan nyeri panas di sekujur tubuhnya. Klien mengatakan jam sebelum masuk ke
RS.Pasien tersiram air mendidih dan mengalami luka bakar pada punggung dan
tangan.Dokter mendiagnosa pasien menderita luka bakar derajat 2.
Klien tidak memiiki riwayat penyakit apapun.Dalam riwayat kesehatan keluarga klien
tidak ada yang menderita penyakit asma,DM,jantung,dll.Sebelum sakit pasien dapat
melakukan aktivitas sendiri seperti makan,minum,toileting,berpakaian,mobilitas,mobilitas
ditempat tidur,ambulanci secara mandiri.Sedangkan selama sakit aktivitas seperti
makan,minum,toileting,berpakaian,dan berpindah dibantu oleh keluarga.
Pola kognitif perseptual sebelum sakit klien mengatakan tidak mengalami gangguan
pengindraan dan setelah sakit tidak mengalami gangguan.
Karakteristik nyeri yang dirasakan sebagai berikut:
P: Nyeri panas karena luka bakar.
Q: Nyeri seperti tersengat api.
R: Nyeri terasa punggung dan tangan.
S: 6.
T: Terus menerus.
Selama sakit klien merasa lemas dan hanya sering beraktivitas ditempat tidur. Pola
istirahat tidur sebelum sakit klien tidur selama 7-8 jam/hari sementara saat sakit klien hanya
tidur 4-5 jam/hari dan sering terbangun terutama di malam hari.
Pemeriksaan fisik didapat data bahwa keadaan umum lemah dengan kesadaran
komposmetis,tekanan darah 170/100,nadi 96x/menit,RR:26x/menit,suhu:36,5C,ekstremitas
atas tampak terpasang infus RL 20 tpm pada tangan kanan, luka bakar sebelah kana 5% dan
tangan kiri 2% berwarna kemerahan tidak ada pus dan bula mengelupas disekitar luka
bakar.BB= 45 kg TB= 160 cm.
Pemeriksaan kepala tidak didapatkan kesan anemis maupun ikterus. Pemeriksaan THT
kesan tenang. JVP normal. Tidak dijumpai pembesaran kelenjar limfe. Pemeriksaan dada :
bentuk dada simetris, terdapat pengelupasan kulit pada daerah punggung. Akral hangat tidak
ada sianosis. Pemeriksaan Jantung dan Paru dalam batas normal. Pada pemeriksaan abdomen,
bentuk normal.
Pemeriksaan penunjang Eritrosit: 7 jt/ml, Granulosit : 13000/ml, Trombosit: 535 Rb/ml,
WBC: 12x103 / ul, B12 serum meningkat, HB : 18 Gr/dl, HT : 72 %, MCV: 80,4 fL, Limfosit:
11,2 %, RDW : 44,3 fL
C. Asuhan Keperawatan
1.1 Pengkajian
Nyeri dan panas yang dirasakan pasien terjadi karena tersiram air mendidih dan
mengalami luka bakar pada punggung dan tangan.
Tampak terpasang infus RL 20 tpm pada tangan kanan, luka bakar sebelah kana
5% dan tangan kiri 2% berwarna kemerahan tidak ada pus dan bula
mengelupas disekitar luka bakar. Akral hangat tidak ada sianosis.
6. Abdomen
Bentuk normal.
h. Pemeriksaan Penunjang
1. Eritrosit : 7x 106/ml
2. Granulosit : 13x 103/ml
3. Trombosit : 535 x 103/ml
4. B12 serum meningkat.
5. WBC : 12x103 / ul
6. MCV : 80,4 fL
7. Limfosit : 11,2 %
8. RDW : 44,3 fL
9. HB : 20 Gr/dl
10. HT : 51 %
i. Terapi
Infus RL 20 tpm
1.2 Diagnosis
1.3 Perencanaan
Kelompok 2
Nanda. 2015. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015-2017. Jakarta: EGC.
Pertiwi, Triana Dian. Studi Kasus Asuhan Keperawatan Nyeri Akut pada Tn. S. Dengan Luka
Bakar Stadium II ( Combustio Grade II) di Ruang Kantil RSUD Karanganyar.
Dalam http://www.stikeskusumahusada.ac.id. Diakses pada tanggal 6 Desember
2016. Pdf.
Rohmah, Nikmatur dan Walid, Saiful. 2012. Proses keperawatan Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.