NAMA KELOMPOK
BAB I
PENDAHULUAN
B. Etiologi
Hal hal yang dapat memyebabkan DIC :
Fetus mati dalam kandungan
Abortus
Trauma Bisa ular
Syok
Infeksi
Anoksemia
Asidosis
Perubahan suhu
Autoimun
Sirkulasi extrakorporeal
Keganasan
Hemolisis
Orang-orang yang memiliki resiko paling tinggi untuk menderita DIC:
- Wanita yang telah menjalani pembedahan kandungan atau persalinan disertai
komplikasi, dimana jaringan rahim masuk ke dalam aliran darah
- Penderita infeksi berat, dimana bakteri melepaskan endotoksin (suatu zat yang
menyebabkan terjadinya aktivasi pembekuan)
- Penderita leukemia tertentu atau penderita kanker lambung, pankreas maupun
prostat.
Sedangkan orang - orang yang memiliki resiko tidak terlalu tinggi untuk
menderita DIC:
- Penderita cedera kepala yang hebat
- Pria yang telah menjalani pembedahan prostate
- Terkena gigitan ular berbisa
C. Patofisiologi
Tubuh mempunyai berbagai mekanisme untuk mencegah pembekuan
darah dengan terdapatnya kecepatan aliran darah. Selain itu, aktifitas faktor
pembekuan darah bisa dibawah normal hingga tidak menyebabkan pembekuan.
Peranan hati membersihkan faktor-faktor pembekuan dan mencegah
pembentukkan trombin, antara lain dengan anti trombin III. Dalam beberapa
keadaan, misalnya aliran darah yang lambat atau oleh karena syok, kegagalan hati,
dan hipoksemia dapat menyebabkan DIC.
Dalam keadaan ini, terjadi fibrinolisis disebabkan plasminogen diubah
menjadi plasmin dan terjadilah penghancuran fibrinogen. Akibatnya, faktor V dan
VII yang menstabilkan darah dalam pembuluh darah tidak aktif, sehingga dapat
terjadi DIC. Pada diatesis hemoragik, seluruh trombosit dan faktor koagulasi
digunakan untuk bembekuan darah, sehingga tidak terdapat faktor yang
mempertahankan integritas pembuluh darah sebagai akibatnya darah menembus
keluar pembuluh darah.
Emboli cairan amnion yang disertai KID sering mengancam jiwa dan
dapat menyebabkan kematian. Gejala KID karena emboli cairan amnion yaitu
gagal nafas akut, dan renjatan. Pada sindrom mati janin dalam uterus yang lebih
dari 5 minggu yang ditemukan KID pada 50% kasus. Biasanya pada permulaan
hanya KID derajat rendah dan kemudian dapat berkembang cepat menjadi KID
fulminan.Dalam keadaan seperti ini nekrosis jaringan janin, dan enzim jaringan
nekrosis tersebut akan masuk dalam sirkulasi ibu dan mengaktifkan sistem
koagulasi dan fibrinolisis,dan terjadi KID fulminan.
Pada kehamilan dengan eklamsia ditemukan KID derajat rendah dan
sering pada organ khusus seperti ginjal dan mikrosirkulasi plasenta. Namun perlu
diingat bahwa 10-15% KID derajat rendah dapat berkembang menjadi KID
fulminan. Abortus yang diinduksi dengan garam hipertonik juga sering disertai
KID derajat rendah, sampai abortus komplet,namun kadang dapt menjadi
fulminan.
Hemolisis karena reaksi transfusi darah dapat memicu sistem koagulasi
sehingga terjadi KID. Akibat hemolisis,sel darah merah (SDM) melepaskan
adenosine difosfat (ADP) atau membrane fosfolipid SDM yang mengaktifkan
sistem koagulasi baik sendiri maupun secara bersamaan dan menyebabkan KID.
Pada septikimia KID terjasi akibat endotoksin atau mantel polisakarida
bakteri memulai koagulasi dengan cara mengaktifkan factor F XII menjadi FXIIa,
menginduksi pelepasan reaksi trombosit,menyebabkan endotel terkelupas yang
dilanjutkan aktivasi F XII men F X-Xia,dan pelepasan materi prokoagulan dari
granulosit dan semuanya ini dapat mencetuskan KID.
Terakhir dilaporkan bahwa organism gram positif dapat menyebabkan KID
dengan mekanisme seperti endotoksin, yaitu mantel bakteri yang terdiri dari
mukopolisakarida menginduksi KID.
D. Manifestasi Klinik
Gejala klinis bergantung pada penyakit dasar,akut atau kronik,dan proses
patologis yang mana lebih utama,apakah akibat thrombosis mikrovaskular atau
diathesis hemoragik. Kedua proses patologis ini menimbulkan gejala klinis yang
berbeda dan dapat ditemukan dalam waktu yang bersamaan.
Perdarahan dapat terjadi pada semua tempat. Dapat terlihat sebagai
petekie, ekimosis,perdarahan gusi,hemoptisis,dan kesadaran yang menurun
sampai koma akibat perdarahan otak. Gejala akibat thrombosis mikrovaskular
dapat berupa kesadaran menurun sampai koma,gagal ginjal akut,gagal napas akut
dan iskemia fokal,dan gangrene pada kulit
Mengatasi perdarahan pada KID sering lebih mudah daripada mengobati
akibat thrombosis pada mikrovaskular yang menyababkan gangguan aliran
darah,iskemia dan berakhir dengan kerusakan organ yang menyebabkan kematian.
E. Komplikasi
- Acute respiratory distress syndrome (ARDS)
- Penurunan fungsi ginjal
- Gangguan susunan saraf pusat
- Gangguan hati
- Ulserasi mukosa gastrointestinal : perdarahan
- Peningkatan enzyme jantung : ischemia, aritmia
- Purpura fulminan
- Insufisiensi adrenal
- Lebih dari 50% mengalami kematian
3. Fibrinogen
Tes darah ini digunakan untuk mengukur berapa banyak fibrinogen dalam darah.
Fibrinogen adalah protein yang mempunyai peran dalam proses pemnekuan darah.
Tingkant fibrinogen yang rendah dapat menjadi tanda DIC. Hal ini terjadi ketika
tubuh menggunakan fibrinogen lebih cepat dari yang diproduksi.
5. Hapusan Darah
Pada tes ini, tetes darah adalah di oleskan pada slide dan diwarnai dengan
pewarna khusus. Slide ini kemudian diperiksa dibawah mikroskop jumlah, ukuran
dan bentuk sel darah merah, sel darah putih,dan platelet dapat di identifikasi. Sel
darah sering terlihat rusak dan tidak normal pada pasien dengan DIC.
Skor Tes Pembekuan
Scoring system untuk DIC diajukan oleh ISTH
(International Society on thrombosis and Hemostasis)
Skor atau Skala 0 1 2 3
Jumlah Platelet >100 <100 <50
(x109/L)
PT (detik) <3 >3 but <6 6
Fibrinogen(g/L) >1 <1
Fibrin-related Tidak Meningkat Peningkatan
markers* meningkat sedang yang tajam
(meningkat)
TOTAL Jika 5, overt DIC- tes diulang setiap hari. Jika <5, non-overt DIC
tes diulang 1-2 hari setelah tes pertama dilakukan.
*jalan pintas dari penilaian fibrin yang berhubungan dengan penanda yang ditegakkan
untuk tes spesifik.
(diadaptasi dari Franchini, et al., 2006, 6)
G. Penatalaksaan Medis
Penatalakasanaan KID yang utama adalah mengobati penyakit yang mendasari
terjadinya KID. Jika hal ini tidak dilakukan , pengobatan terhadap KID tidak akan
berhasil. Kemudian pengobatan lainnya yang bersifat suportive dapat diberikan.
1) Antikogulan
Secara teoritis pemberian antikoagulan heparin akan menghentikan proses
pembekuan, baik yang disebabkan oleh infeksi maupun oleh penyebab lain. Meski
pemberian heparin juga banyak diperdebatkan akan menimbulkan perdarahan,
namun dalam penelitian klinik pada pasien KID, heparin tidak menunjukkan
komplikas perdarahan yang signifikan.
Dosis heparin yang diberikan adalah 300 500 u/jam dalam infus kontinu.
Indikasi :
- Penyakit dasar tak dapat diatasi dalam waktu singkat
- Terjadi perdarahan meski penyakit dasar sudah diatasi
- Terdapat tanda-tanda trombosis dalam mikrosirkulasi, gagal ginjal, gagal hati,
sindroma gagal nafas
Dosis : 100iu/kgBB bolus dilanjutkan 15-25 iu/kgBB/jam (750-1250 iu/jam)
kontinu, dosis selanjutnya disesuaikan untuk mencapai aPTT 1,5-2 kali control
Low molecular weight heparin dapat menggantikan unfractionated heparin.
TINJAUAN KASUS
DATA FOKUS
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
1. Klien mengatakan pada kulitnya terlihat 1. TTV =
bercak merah Nadi : 130 X / menit
2. Klien mengatakan adanya luka pada kulit Napas : 30 x / menit
nya Suhu : 40oC
3. Klien mengatakan mual dan muntah TD : 80 / 50 mmHg
4. Klien mengeluh nyeri pada perut nya Klien terlihat kurus dan terjadi penuruna
5. Klien mengeluh nyeri : otot,sendi,punggung berat badan : 46 kg
6. Klien mengatakan jika kencing nya terdapat Pada klien ditemukan hipotensi meningk
darah dan postural
7. Klien mengeluh buang air kecil terus Klien terlihat napas cepat dan dangkal
8. Klien mengeluh sesak napas Pada klien ditemukan orthopnea
9. Klien mengatakan terdapat darah dalam Pada klien ditemukan frekuensi jantun
sputum nya meningkat
10. Klien mengeluh gelisah Pada klien ditemukan nadi perifer tida
11. Klien mengeluh tidak tenang dan merasa teraba
dirinya kacau Klien terlihatperembesan difusi darah ata
12. Klien mengeluh akral nya dingin plasma
13. Klien mengeluh badan nya kecil Pada klien terlihat purpura
14. Klien mengatakan tidak napsu makan 10. Pada klien ditemukan bula hemoragi
15. Klien mengeluh lemah dan lemas 11. Pada klien ditemukan hemora
16. Klien mengatakan gusi nya berdarah subkutan danhematoma
17. Klien mengatakan kadang mimisan 12. Klien terlihat mual dan muntah
13. Klien terlihat meringis sakit
14. Klien terlihat memegangi perut nya
15. Pada klien ditemukan akral dingin
16. Pada klien ditemukan darah dalam urin
17. Klien terlihat pucat
18. Pada klien ditemukan penurunan pengeluara
urin
19. Klien terlihat sesak napas (Dispnea)
20. Pada klien ditemukan sputum mengandun
darah
21. Pada klien terlihat perubahan tingk
kesadaran
22. Klien terlihat gelisah
23. Pada klien ditemukan ketidaksadara
vasomotor
24. Pada klien ditemukanperubahan pad
sensorium, kacau mental, sakit kepala
25. Pada hasil pemeriksaan diagnostik :
- Uji guayak positif pada emesis atau aspirasi
2. ANALISA DATA
DATA PROBLEM ETIOLOGI
DS : Resiko terjadi Penurunan factor-faktor
- Klien mengatakan pada perdarahan pembekuan darah
kulitnya terlihat bercak (trombositopeni)
merah
- Klien mengatakan adanya
luka pada kulit nya
- Klien mengatakan jika
kencing nya terdapat darah
- Klien mengatakan gusi nya
berdarah
- Klien mengatakan kadang
mimisan
DO :
- TTV =
- Nadi : 130 X / menit
- Napas : 30 x / menit
- Suhu : 40oC
- TD : 80 / 50 mmHg
- Pada klien terlihat purpura
- Pada klien ditemukan bula
hemoragi
- Pada klien ditemukan
hemoragi
subkutan danhematoma
- Pada klien ditemukan
sputum mengandung darah
- Pada klien terlihat
perubahan tingkat kesadaran
DS : Defisit volume cairan Pindahnya cairan
- Klien mengeluh buang air intravaskuler ke
kecil terus ekstravaskuler.
DDO :
- TTV =
- Nadi : 130 X / menit
- Napas : 30 x / menit
- Suhu : 40oC
- TD : 80 / 50 mmHg
- Pada klien ditemukan
capilarry refill > 2 detik
- Pada klien ditemukan
hipotensi meningkat dan
postural
- Klien terlihat napas cepat
dan dangkal
- Pada klien ditemukan
orthopnea
- Pada klien ditemukan
frekuensi jantung meningkat
- Pada klien ditemukan nadi
perifer tidak teraba
DS : Resiko Syok Perdarahan yang
- Klien mengatakan pada hipovolemik berlebihan, pindahnya
kulitnya terlihat bercak cairan intravaskuler ke
merah ekstravaskuler.
- Klien mengatakan adanya
luka pada kulit nya
- Klien mengatakan jika
kencing nya terdapat darah
- Klien mengatakan gusi nya
berdarah
- Klien mengatakan kadang
mimisan
DO :
- TTV =
- Nadi : 130 X / menit
- Napas : 30 x / menit
- Suhu : 40oC
- TD : 80 / 50 mmHg
- Pada klien terlihat purpura
- Pada klien ditemukan bula
hemoragi
- Pada klien ditemukan
hemoragi
subkutan danhematoma
- Pada klien ditemukan
sputum mengandung darah
- Pada klien terlihat
perubahan tingkat kesadaran
DS : Perubahan nutrisi kurang Intake nutrisi yang tidak
- Klien mengatakan badan dari kebutuhan tubuh adekuat akibat mual dan
nya kurus nafsu makan yang
- Klien mengeluh nyeri pada menurun.
perut nya
- Klien mengatakan mual
dan muntah
DO:
- Klien terlihat gelisah
- Klien terlihat sesak napas
(Dispnea)
- Klien terlihat memegangi
perut nya
- Klien terlihat mual dan
muntah
- Klien terlihat kurus dan
terjadi penurunan berat
badan : 46 kg
- Ditemukan porsi makan
nya setengah
DS : Kecemasan (ansietas) ancaman kematian
- Klien mengatakan tidak
napsu makan
- Klien mengeluh lemah dan
lemas
- Klien mengeluh tidak
tenang dan merasa dirinya
kacau
- Klien mengeluh gelisah
DO:
- Pada klien ditemukan
frekuensi jantung meningkat
- Klien terlihat meringis
sakit
- Pada klien ditemukan akral
dingin
- Klien terlihat pucat
- Klien terlihat gelisah
- Pada klien
ditemukanperubahan pada
sensorium, kacau mental,
sakit kepala
3. DIAGNOSA
Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada pasien dengan DIC adalah
sebagai berikut :
1) Resiko terjadi perdarahan b.d Penurunan factor-faktor pembekuan darah
(trombositopeni)
Ditandai dengan :
DS :
- Klien mengatakan pada kulitnya terlihat bercak merah
- Klien mengatakan adanya luka pada kulit nya
- Klien mengatakan jika kencing nya terdapat darah
DO :
- TTV =
- Nadi : 130 X / menit
- Napas : 30 x / menit
- Suhu : 40oC
- TD : 80 / 50 mmHg
- Pada klien terlihat purpura
- Pada klien ditemukan bula hemoragi
- Pada klien ditemukan hemoragi subkutan danhematoma
- Pada klien ditemukan sputum mengandung darah
- Pada klien terlihat perubahan tingkat kesadaran
4) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.dIntake nutrisi yang tidak
adekuat akibat mual dan nafsu makan yang menurun.
Ditandai dengan :
DS :
- Klien mengeluh badan nya kecil
- Klien mengeluh nyeri pada perut nya
- Klien mengatakan mual dan muntah
DO:
- Klien terlihat gelisah
- Klien terlihat sesak napas (Dispnea)
- Klien terlihat memegangi perut nya
- Klien terlihat mual dan muntah
- Klien terlihat kurus dan terjadi penurunan berat badan : 46 kg
- Ditemukan porsi makan nya setengah
5. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari/ Tanggal No.DX Implementasi dan Hasil Paraf
Rabu, 1 a. Monitor tanda-tanda penurunan trombosit
28 November 2012 yang disertai tanda klinis.
b. Anjurkan pasien untuk banyak istirahat
( bedrest )
c. Berikan penjelasan kepada klien dan
keluarga untuk melaporkan jika ada tanda
perdarahan seperti : hematemesis, melena,
epistaksis.
d. Antisipasi adanya perdarahan : gunakan
sikat gigi yang lunak, pelihara kebersihan
mulut, berikan tekanan 5-10 menit setiap
selesai ambil darah.
e. Kolaborasi, monitor trombosit setiap hari
Kamis, 2 a. Memonitor keadaan umum pasien
29 November 2012 b. Mengobservasi vital sign setiap 3 jam atau
lebih
c. Menjelaskan pada pasien dan keluarga tanda
perdarahan, dan segera laporkan jika terjadi
perdarahan
d. Kolaborasi : Memberikan cairan intravena
e. Kolaborasi : Memeriksa : HB, PCV,
trombosit
Jumat, 3 a. Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan
30 November 2012 yang disukai.
b. Observasi dan catat masukan makanan
pasien.
c. Timbang BB tiap hari.
d. Berikan makanan sedikit dan frekuensi
sering dan makan diantara waktu makan.
e. Observasi dan catat kejadian mual atau
muntah, flatus atau gejala lain yang
berhubungan.
f. Konsul pada ahli gizi.
g. Pantau pemeriksaan laboratorium misalnya
Hb, Ht, Albumin, Protein, B12, Asam Folat..
h. Berikan obat sesuai indikasi: Vitamin dan
suplemen mineral misalnya Sianokobalamin
(vitamin B12), Asam folat asam askorbat,
besi dekstran (IM/IV), tambahan besi oral
misalnya ferol sulfat, ferol glikonat.
Sabtu, 4 a. Mengawasi vital sign tiap 3 jam/sesuai
1 Desember 2012 indikasi
b. Mengobservasi capillary Refill
c. Mengobservasi intake dan output.
d. Mencatat warna urine / konsentrasi, BJ
e. Menganjurkan untuk minum 1500-2000
ml /hari ( sesuai toleransi )
f. Kolaborasi : memberikan cairan cairan
intravena
Minggu, 5 a. Mengkaji dan dokumentasikan tingkat
2 Desember 2012 kecemasan pasien.
b. Mengkaji mekanisme koping yang
digunakan pasien untuk mengatasi ansietas
di masa lalu.
c. Melakukan pendekatan dan berikan
motivasi kepada pasien untuk
mengungkapkan pikiran dan perasaan.
d. Memotivasi pasien untuk memfokuskan diri
pada realita yang ada saat ini, harapan-
harapan yang positif terhadap terapy yang di
jalani.
e. Memberikan penguatan yang positif untuk
meneruskan aktivitas sehari-hari meskipun
dalam keadaan cemas.
f. Menganjurkan pasien untuk menggunakan
teknik relaksasi.
g. Menyediakan informasi factual (nyata dan
benar) kepada pasien dan keluarga
menyangkut diagnosis, perawatan dan
prognosis.
h. Kolaborasi : memberikan obat anti ansietas.
6. EVALUASI
Hari / Tanggal No. DX Evaluasi Paraf
1 S: Klien mengaktakan sudah tidak ada
perdarahan lagi.
O: S= 36 C, N= 60x/mnt, TD= 110/80
mmHg, Pada gusi klien tidak terlihat darah
lagi, dan tidak ada tanda-tanda perdarahan
A: Masalah infeksi sudah teratasi
P: Intervensi dihentikan
2 S: klien mengatakan sudah tidak mual dan
muntah lagi
O: pada klien mukosa bibir sudah terlihat
kering dan pucat
A: Masalah defisit volume cairan
P: Intervensi dihentikan
3 S: klien mengatakan sudah tidak lemas dan
terlihat lebih segar
O: Klien mampu berespon dengan baik,
TTV: TD= 110/80 mmHg, RR= 24 x/mnt
S= 36 C, N= 60x/mnt, TD= 110/80
A: Masalah resiko syok hipovolemik sudah
teratasi
P: Intervensi dihentikan
4 S: Klien mengatakan sudah tidak nyeri
mulut atau lidah, klien sudah tidak kesulitan
menelan, klien sudah tidak mengeluh
mual/muntah, dyspepsia, klien terlihat nafsu
makan,klien sudah tidak mengeluh diare
atau konstipasi.
O: Bb= 40kg
A: Masalah kebutuhan nutrisi sudah teratasi
P: Intervensi dihentikan
5 S: klien mengatakan sudah tidak cemas
O: klien terlihat lebih tenang dan dapat
mengontrol emosi nya
A: Masalahkecemasan sudah teratasi
P: Intervensi dihentikan
BAB V
PENUTUP