BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Infeksi virus hepatitis yang oleh masyarakat awam dikenal sebagai penyakit
kuningmasih merupakan masalah kesehatan serius sampai saat ini. Insidens hepatitis yang terus
meningkat semakin menjadi masalah kesehatan masyarakat. Penyakit tersebut penting karena
mudah ditularkan dan memiliki morbiditas yang tinggi. 60-90% kasus hepatitis diperkirakan
berlangsung tanpa dilaporkan. Keberadaan kasus-kasus subklinis, ketidakberhasialan untuk
mengenali kasus-kasus yang ringan dan kesalahan diagnosis diperkirakan turut menjadi
penyebab.
Diperlukan asuhan keperawatan yang komprehensif dan peripurna agar hepatitis dapat
sembuh dan yang lebih penting lagi adalah agar pasien mengetahui perawatan dan
pencegahannya di rumah. Dengan perawatan yang sesuai diharapkan hepatitis tidak menjadi
penyakit yang mematikan.
B. TUJUAN
Tujuan pembuatan Laporan Pendahuluan ini adalah :
1. Mengetahui tentang penyakit hepatitis
2. Mengetahui masalah keperawatan yang muncul pada kasus hepatitis.
3. Mengetahui proses keperawatan yang diberikan kepada pasiena hepatitis.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
Hepatitis adalah peradangan dari sel-sel liver yang meluas/ menyebar , hepatitis virus merupakan
jenis yang paling dominan. Luka pada organ liver dengan peradangan bisa berkembang setelah
pembukaan untuk sejumlah farmakologi dan bahan kimia dari inhalasi , ingesti , atau pemberian
obat secara parenteral ( IV ). Toxin dan Drug induced Hepatitis merupakan hasil dari pembukaan
atau terbukanya hepatotoxin , seperti : industri toxins , alkohol dan pengobatan yang digunakan
dalam terapi medik.
Hepatitis kemungkinan terjadi sebagai infeksi sekunder selama perjalanan infeksi dengan virus-
virus lainnya , seperti :
Cytomegalovirus
Virus Epstein-Barr
Virus Herpes simplex
Virus Varicella-zoster
Klien biasanya dapat sembuh secara total dari hepatitis, tetapi kemungkinan mempunyai
penyakit liver residu. Meskipun angka kematian dari hapetitis relatif lama atau panjang , pada
hepatitis virus akut bisa berakhir dengan kematian
B. ETIOLOGI
1. Infeksi Virus
Hepatitis merupakan hasil infeksi yang disebabkan oleh salah satu dari lima golongan
besar jenis virus , antara lain :
Virus Hepatitis A ( HAV )
Virus Hepatitis B ( HBV )
Virus Hepatitis C ( HCV )
Virus Hepatitis D ( HDV ) atau Virus Delta
Virus Hepatitis E ( HEV )
Hepatitis F dan G mempunyai kesamaan atau identitas tersendiri, tetapi jenis ini jarang ada.
2. Obat-obatan, bahan kimia, dan racun.
3. Reaksi transfusi darah yang tidak terlindungi virus hepatitis.
C. PATOFISIOLOGI
Setelah liver membuka sejumlah agen, seperti virus. Liver menjadi membesar dan mendesak
dengan meradangnya sel-sel hati, lymfosit-lymfosit, bertambahnya cairan, sehingga dalam
kuadran kanan atas terasa sakit dan tidak nyaman. Sebagai kemajuan dan kelanjutan proses
penyakit, pembelahan sel-sel hati yang normal berubah menjadi peradangan yang meluas,
nekrosis dan regenerasi dari sel-sel hepar. Meningkatnya penekanan dalam lintasan sirkulasi
disebabkan karena masuk dan bercampur dengan aliran darah kedalam pembelahan jaringan-
jaringan hepar ( sel-sel hepar ). Oedema dari saluran-saluran empedu hati yang terdapat pada
jaringan intrahepatik menyebabkan kekuningan.
Data spesifik pada patogenesis hepatitis A, hepatitis , hepatitisD , dan hepatitis E sangat terbatas.
Tanda-tanda investigasi mengingatkan pada manifestasi klinik dari peradangan akut HBV yang
ditentukan oleh respon imunologi dari klien. Komplex kekebalan Kerusakan jaringan secara
tidak langsung memungkinkan untuk manifestasi extrahepatik dari hepatitis akut B. Hepatitis B
diyakini masuk kedalam sirkulasi kekebalan tubuh tersimpan dalam dinding pembuluh darah dan
aktif dalam sistem pengisian. (Dusheiko,1990). Respon-respon klinik terdiri dari nyeri
bercampur sakit yang terjadi dimana-mana.
Phase atau tahap penyembuhan dari hepatitis adalah ditandai dengan aktifitas fagositosis dan
aktifitas enzym, perbaikan sel-sel hepar. Jika tidak sungguh-sungguh komplikasi berkembang,
sebagian besar penyembuhan fungsi hati klien secara normal setelah hepatitis virus kalah.
Regenerasi lengkap biasanya terjadi dalam dua sampai tiga bulan .
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pengkajian Laboratorium.
Ditemukannya Hepatitis A dan B menunjukkan tingkatan nilai enzim hatinya yang akut,
ditunjukkan adanya kerusakan sel-sel hati dan khususnya nilai serologi.
2. Serum Enzim-enzim Liver.
Tingkatan alanine aminotransferase atau ALT bernilai lebih dari 1000 mU/mL dan mungkin lebih
tinggi sampai 4000 mU/mL dalam beberapa kasus virus Hepatitis nilai aspartat aminotransferase
atau AST antara 1000 2000 mU/mL. Alanine pospatase nilai normalnya 30 90 IU/L atau
sedikit lebih tinggi. Nilai serum total bilirubin naik kepuncak 2,5 mG/dL dan berlangsung ketat
dengan tanda-tanda klinik penyakit kuning. Tingkatan nilai bilirubin juga terdapat pada urine.
3. Pemeriksaan serologi.
Dinyatakan terkena Hepatitis A jika virus Hepatitis A anti body ( Anti-HAV ) terdeteksi dalam
darah. Peradangan pada liver yang terjadi secara terus menerus disebabkan oleh HAV adalah
bukti nyata munculnya antibody Imonoglobin M ( Ig M ) yang bertahan dalam darah 4 6
minggu. Infeksi senbelumnya diindikasi dengan munculnya antobodi Imonoglobin G atau Ig G.
Antobodi ini terdapat dalam serum dan melindungi kekebalan HAV secara permanen.
Kemunculan virus Hepatitis B ( HBV ) dapat dinyatakan jika test serologi memperkuat
kemunculan sistem antogen antibody Hepatitis B dalam darah. HBV adalah virus DNA double
shelled yang terdirri dari dalam intim dan diluar kerangka. Antigen terletak diatas permukaan
ataau kerangka virus ( HBSAG ) sangat penting bagi pemeriksaan serologi dan mereka akhirnya
memunculkan diagnosa Hepatitis B. Selama HBSAG terdapat dalam darah maka klien
diperkirakan dapat menularkan Hepatitis B. Ketakutan para peneliti selorogi selama lebih dari 6
bulan menunjukkan faktor pembawa pada Hepatitis atau hepatitis kronik. Secara normal
tingkatan HBSAG akan mengalami kemunduran dan bahkan menghilang setelah masa Hepatitis
B akut. Munculnya antibody terhadap HBSAG dalam darah menunjukkan kesembuhan dan
kekebalan terhadap Hepatitis B. Hepatitis B bermula saat antigen ( Hbe AG ) ditemukan didalam
serum 1 minggu setelah kemunculan HBs AG, kemunculan inilah yang menentukan kondisi
klien. Seseorang klien yang hasil testnya pada HbsAG dan HbeAG bernilai positif lebih
menularkan penyakit dari pada klien yang testnya untuk HbsAG positif ddan HbeAG negatif.
Kemunculan Hepatitis D bisa dipastikan dengan mengidentifikasi antigen D pada intrahepatik
atau sering kali didapatkan dengan naiknya titer antibody virus Hepatitis D ( Anti HD ).
Penyebaran antigen Hepatitis D ( HDAG ) merupakan diagnosa penyakit akut, tetapi hanya dapat
diketahui melalui laporan pemeriksaan serum. Mereka mempunyai kecanggihan atau alat yang
canggih untuk memeriksa test serologi pada Hepatitis C. Penemuan perdana : Enzim
ImonoAssay ( EIA ) yang digunakaan untuk memriksa antibody virus Hepatitis C ( anti HCV ).
Pengujian mereka tidak membedakaan antara IgM dan IgG. Saat ini penemuan kedua : Enzim
ImonoAssay dengan kemampuan dapat mendeteksi antibody dengan menambahkan antigen
sebelum digunakan dan sekarang ini EIA tidak dapat diandalkan untuk test serologi scrining
untuk mgidentifikasi Hepatitis C. Hal ini akan menambahkan nomor hasil positif yang palsu
dengan adanya test screening yang dilakukan. Pada kejadian yang sama serokan versi dengan
Hepatitis C akan tertunda sanpai tahun depan. Meskipun meningkatnya hasil ImonoAssay akan
menambah spesifikasi dan sensitifitas untuk test. Anti HCV menentukan diagnosa yang tepat,
merupakan kombinasi dari pemeriksaan secara klinis biokimia dan hasil serologi. Hal ini bukan
untuk para peneliti serologi Hepatitis E.
4. Pengkajian Radiografi.
Hanya dengan penggunaan X-Ray dapat menemukan pembesaran liver dengan menempatkan X-
Ray tepat diatas bagian abdominal.
5. Pengkajian Diagnosa Yang Lain.
Hepatitis kronik merupakan diagnosa biasa biopsy jaringan perkutan pada liver. Biopsi
membedakan antara antif kronik dengan Hepatitis kronik persisten. Penemuan jaringan lemak
yang masuk pada spesimen biopsy liver dan peradangan dengan neutrofil yang tetap dengan
Hepatitis Laennecs ( yang disebabkan oleh alkohol ).
F. PENATALAKSANAAN
1. Penerangan Perawatan Pencegahan Hepatitis Virus
a. Gunakan pencegahan umum atau pencegahan substansi tubuh untuk menjaga perpindaham
kuman antara klien atau antara klien dengan staf perawat kesehatan
b. Menghapuskan penggunaan jarum dan benda tajam lainnya dengan mengganti sistem
penggunaan jarum
c. Ambil vaksin hepatitis B ( hepatovax-B, recombinex HB ) diberikan dengan tiga seri suntikan.
Vaksin ini juga untuk menjaga atau mencegah hepatitis B
d. Untuk postexposure mencegah hepatitis B, lihat atau cari segera perhatian medis untuk
kemungkinan administrasi imuno globulin hepatitis B ( HBIG ) atau imuno globulin ( IG)
e. Laporkan semua kasus hepatitis pada DEPKES Daerah.
2. Pencegahan Hepatitis Virus
a. Memelihara sanitasi yang baik dan kebersihan diri. Cuci tangan kamu sebelum makan dan
setelah dari toilet.
b. Minum air yang sudah masak oleh sistem pencucian air
c. Jika transportasi tidak berkembang atau kota non industri, minum hanya dengan air botol.
Hindarkan makanan yang telah dicuci dengan air, seperti sayuran mentah, buah dan sop.
d. Pergunakan sanitasi yang baik untuk mencegah panyebaran kuman antar anggota keluarga.
Jangan menggunakan bagian tempat tidur dari linen, handuk, alat makan dan gelas minuman
sesama keluarga,
e. Jangan berbagi jarum suntikan
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b. d agen injury biologis
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b. d intake yang kurang adekuan
disebsbkan karena faktor biologi
3. Konstipasi b. d aktifitas yang adekuat
4. Kurang pengetahuan b. D misinterpretasi informasi
DAFTAR PUSTAKA
Barbara, CL., 1996, Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan proses keperawatan), Bandung.
Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa: Waluyo Agung.,
Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I.made karyasa, EGC, Jakarta.
Carpenito, L.J., 2000, Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis, alih bahasa: Tim PSIK
UNPAD Edisi-6, EGC, Jakarta
Doenges,M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C., 1993, Rencana Asuhan Keperawatan untuk
perencanaan dan pendukomentasian perawatan Pasien, Edisi-3, Alih bahasa; Kariasa,I.M.,
Sumarwati,N.M., EGC, Jakarta
Kuliah ilmu penyakit dalam PSIK UGM, 2004, Tim spesialis dr. penyakit dalam RSUP dr.Sardjito,
yogyakarta.
University IOWA., NIC and NOC Project., 1991, Nursing outcome Classifications, Philadelphia, USA
ASKEP HEPATITIS
Askep Hepatitis
BAB I
PENDAHULUAN
I.2 Tujuan
Maksud dalam pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih banyak lagi
tentang penyakit hepatitis dan mengetahui bagaimana proses terjadinya penyakit
tersebut. Makalah tersebut juga dijadikan sebagai refrensi dalam proses
perkuliahan.
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Konsep Dasar Medis
1. Pengertian
Hepatitis adalah peradangan pada hati atau infeksi pada hati (Elizabeth J.
Corwin, 2001). Hepatitis ada yang akut dan ada juga yang kronik. Hepatitis akut
adalah penyakit infeksi akut dengan gejala utama yang berhubungan erat dengan
adanya nekrosis pada jaringan hati (Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid I).
Hepatitis kronik adalah suatu sindrom klinis dan patologis yang disebabkan oleh
bermacam-macam etiologi yang ditandai oleh berbagai tingkat peradangan dan
nekrosis pada hati yang berlangsung terus-menerus tanpa penyembuhan dalam
waktu palaing sedikit 6 bulan (Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi 3).
2. Anatomi Fisiologi
a. Anatomi
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, rata-rata sekitar 1500 gr,
atau 2,5 % berat badan orang dewasa normal. Hati merupakan organ plastis lunak
yang tercetak oleh struktur sekitarnya. Permukaan superior adalah cembung dan
terletak di bawah kubah kanan diafragma dan sebagian kubah kiri. Bagian bawah
hati adalah cekung dan merupakan atap ginjal kanan, lambung, pankreas, dan usus.
Hati memiliki dua lobus utama, kanan dan kiri. Lobus kanan dibagi menjadi segmen
anterior dan posterior oleh fissura segmentalis kanan yang tidak terlihat di luar.
Lobus kiri dibagi menjadi segmen medial dan lateral oleh ligamentum falsiforme
yang dapat dilihat dari luar. Ligamentum falsiforme berjalan dari hati ke diafragma
dan dinding depan abdomen. Permukaan hati diliputi oleh peritoneum viseralis,
kecuali daerah kecil pada permukaan posterior yang melekat langsung pada
diafragma. Beberapa ligamentum yang merupakan lipatan peritoneum membantu
menyokong hati. Dibawah peritoneum terdapat jaringan penyambung padat yang
dinamakan kapsul glisson, yang meliputi seluruh permukaan organ ; kapsula ini
pada hilus atau porta hepatis di permukaan inferior, melanjutkan diri ke dalam
massa hati, membentuk rangka untuk cabang-cabang vena porta, arteri hepatika,
dan saluran empedu.
Struktur mikroskopik :
Vena porta menerima aliran darah dari saluran limpa dan pankreas. Darah
vena porta ini berbeda dengan darah vena lain karena :
- Oksigen lebih tinggi, karena aliran darah di daerah splanknikus ini relatif lebih
banyak.
Volume total darah yang melalui hati 100 1500 ml tiap menit dan dialirkan
melalui vena hepatica kanan dan kiri yang mengosongkannya ke vena kava inverior.
b. Fungsi Hati
Fungsi Hati
3. Metabolisme protein.
4. Metabolisme lemak.
6. Metabolisme steroid.
7. Detoksifikasi.
9. Pembentukan urea.
Dari berbagai fungsi tersebut diatas, secara garis besar dapat disimpulkan
bahwa fungsi dasar hati adalah :
Fungsi Metabolik
Setiap menit mengalir 1200 cc darah portal ke dalam hati melalui sinusoid
hati, seterusnya darah mengalir ke vena sentralis dan menuju ke vena hepatika
untuk selanjutnya masuk ke dalam vena kava inferior. Selain itu dari arteria
hepatika mengalir masuk kira-kira 350 cc darah. Darah arterial ini akan masuk dan
bercampur dengan darah portal. Pada orang dewasa jumlah aliran darah ke hati
diperkirakan mencapai 1500 cc tiap menit.
3. Patofisiologi
4. Etiologi
a. Virus.
c. Obat-obatan.
d. Racun (hepatotoxic).
e. Alcohol.
5. Klasifikasi
Terdapat dua jenis virus yang menjadi penyebab yaitu RNA (Ribo Nucleic
Acid) dan DNA (Deoksi Nucleic Acid).
HepatitisA/Hepatitis infeksius
Seringkali infeksi hepatitis A pada anak-anak tidak menimbulkan gejala, sedangkan
pada orang dewasa menyebabkan gejala mirip flu, rasa lelah, demam, diare, mual,
nyeri perut, mata kuning dan hilangnya nafsu makan. Penyakit ini ditularkan
terutama melalui kontaminasi oral fekal akibat higyne yang buruk atau makanan
yang tercemar.Gejala hilang sama sekali setelah 6-12 minggu. Orang yang
terinfeksi hepatitis A akan kebal terhadap penyakit tersebut. Berbeda dengan
hepatitis B dan C, infeksi hepatitis A tidak berlanjut ke hepatitis kronik. Masa
inkubasi 30 hari.Penularan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi
feces pasien, misalnya makan buah-buahan, sayur yang tidak dimasak atau makan
kerang yang setengah matang. Minum dengan es batu yang prosesnya
terkontaminasi.
Saat ini sudah ada vaksin hepatitis A, memberikan kekebalan selama 4 minggu
setelah suntikan pertama, untuk kekebalan yang panjang diperlukan suntikan
vaksin beberapa kali. Pecandu narkotika dan hubungan seks anal, termasuk
homoseks merupakan risiko tinggi tertular hepatitis A.
HepatitisB/hepatitis serum
Virus hepatitis B adalah suatu virus DNA untai ganda yang disebut partikel dane.
Virus ini memiliki sejumlah antigen inti dan antigen permukaan yang telah diketahui
secara rinci dapat diidentifikasikan dari sampel darah hasil pemeriksaan
lab.hepatitis B memiliki masa tunas yang lama, antara 1 7 bulan dengan awitan
rata-rata 1-2 bulan. Sekitar 5-10% orang dewasa yang terjangkit hepatitis B akan
mengalami hepatitis kronis dan terus mengalami peradangan hati selama lebih dari
6 bulan. Gejalanya mirip hepatitis A, mirip flu, yaitu hilangnya nafsu makan, mual,
muntah, rasa lelah, mata kuning dan muntah serta demam. Penularan dapat
melalui jarum suntik atau pisau yang terkontaminasi, transfusi darah dan gigitan
manusia.
Pengobatan dengan interferon alfa-2b dan lamivudine, serta imunoglobulin yang
mengandung antibodi terhadap hepatitis-B yang diberikan 14 hari setelah paparan.
Vaksin hepatitis B yang aman dan efektif sudah tersedia sejak beberapa tahun yang
lalu. Yang merupakan risiko tertular hepatitis B adalah pecandu narkotika, orang
yang mempunyai banyak pasangan seksual.
Hepatitis c
Hepatitis c diidentifikasi pada tahun 1989.cara penularan virus RNA tersebut sama
dengan hepatitis B dan terutama ditularkan melalui transfusi darah dikalangan
penduduk amerika serikat sebelum ada penapisan. Virus ini dapat dijumpai dalam
semen dan sekresi vagina tetapi jarang sekali pasangan seksual cukup lama dari
pembawa hepatitis C terinfeksi dengan virus ini. Masa tunas hepatitis C berkisar
dari 15 sampai 150 hari, dengan rata-rata 50 hari. Karena gejalanya cenderung
lebih ringan dari hepatitis B, invidu mugkin tidak menyadari mereka mengidap
infeksi serius sehingga tidak datang ke pelayanan kesehatan. Antibody terhadap
virus hepatitis C dan virus itu sendiri dapat di deteksi dalam darah, sehingga
penapisan donor darah efektif. Adanya antibody terhadap virus hepatitis C tidak
berarti stadium kronis tidak terjadi.
saat ini belum tersedia vaksin hepatitis C.
Hepatitis D
Hepatitis D Virus ( HDV ) atau virus delta adalah virus yang unik, yang tidak lengkap
dan untuk replikasi memerlukan keberadaan virus hepatitis B. Penularan melalui
hubungan seksual, jarum suntik dan transfusi darah. Gejala penyakit hepatitis D
bervariasi, dapat muncul sebagai gejala yang ringan (ko-infeksi) atau amat
progresif. agen hepatitis D ini meningkatkan resiko timbulnya hepatitis Fulminan,
kegagalan hati dan kematian. Pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari
virus hepatitis B.
Hepatitis E
virus ini adalah suatu virus RNA yang terutama ditularkan melalui ingesti air yang
tercemar. Gejala mirip hepatitis A, demam pegel linu, lelah, hilang nafsu makan dan
sakit perut. Penyakit yang akan sembuh sendiri ( self-limited ), keculai bila terjadi
pada kehamilan, khususnya trimester ketiga, dapat mematikan. Penularan melalui
air yang terkontaminasi feces.
6. Manifestasi Klinik
Ikterus mereda, warna urine dan tinja menjadi normal lagi. Penyembuhan pada
anak-anak lebih cepat daripada orang dewasa, yaitu pada akhir bulan kedua.
Karena penyebab yang biasa berbeda.
7. Penularan
Saliva Saliva
Parenteral Seksual
Resiko penularan untuk HVA yaitu : sanitasi buruk, institusi yang ramai seperti
rumah perawatan, rumah sakit jiwa, jasa boga, terinfeksi. Sedangkan resiko
penularan HVB aktivitas homoseksual, memiliki banyak pasangan seksual, memakai
obat-obatan melalui suntikan intravena, hemodialisis kronik, pekerja sosial di bidang
kesehatan, transfusi darah (sekarang sudah jarang karena ada pemeriksaan rutin).
8. Pencegahan
a. Kini tersedia globulin imun HBV tertinggi (HBIG) dan vaksin untuk pencegahan
dan pengobatan HBV, utamanya bagi petugas yang terlibat dalam kontak resiko
tinggi misalnya pada hemodialisis, transfusi tukar dan terapi parenteral perlu
sangat hati-hati dalam menangani peralatan parenteral tersebut.
b. Hindari kontak langsung dengan barang yang terkontaminasi virus hepatitis akut.
9. Penatalaksanaan
a. Tirah baring selama fase akut dengan diet yang cukup bergizi merupakan
anjuran yang lazim.
b. Diet TKTP, pemberian makanan intravena mungkin perlu selama fase akut bila
pasien terus-menerus muntah.
c. Aktivitas fisik biasanya perlu dibatasi hingga gejala-gejala mereda dan tes fungsi
hati kembali normal.
10. Komplikasi
karsinoma hepatoseluler.
a. Enzim-enzim serum AST (SGOT), ALT (SGPT), LDH : meningkat pada kerusakan
sel hati dan pada keadaan lain terutama infark miokardium.
g. Kolesterol serum : menurun pada kerusakan sel hati, meningkat pada obstruksi
duktus biliaris.
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
Proses perawatan adalah suatu metode yang sistematik dan terorganisir
dalam pemberian askep yang difokuskan pada reaksi/respon manusia unik pada
suatu kelompok/perorangan terhadap gangguan kesehatan yang dialami baik aktual
maupun resiko.
1. Pengkajian
Tahap pengkajian dari proses keperawatan merupakan proses dinamis yang
terorganisir yang meliputi tiga aktivitas dasar : mengumpulkan data, menyortir dan
mengatur data yang dikumpulkan, mendokumentasikan data yang dikumpulkan,
mendokumentasikan data dalam format yang dapat dibuka kembali. Dengan
menggunakan beberapa teknik, anda berfokus pada pendapatan profil pasien yang
akan memungkinkan untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien dan diagnosa
yang cocok, merencanakan masalah, mengimplementasikan intervensi dan
mengevaluasi hasil. Profil ini disebut data-data pasien.
a. Aktivitas/istirahat
b. Sirkulasi
c. Eliminasi
e. Neurosensori
f. Nyeri/kenyamanan
Gejala : Kram abdomen, nyeri tekan pada kuadran kanan atas, artalgia,
mialgia, sakit kepala (pruritus).
g. Pernafasan
h. Keamanan
Tanda : Demam
i. Seksualitas
e. Potensial terjadi penularan pada orang lain serta staf medis berhubungan
dengan : kontak dengan pasien serta pengelolaan alat-alat.
3. Perencanaan
Diagnosa keperawatan :
* Tujuan
* Kriteria
* Tindakan keperawatan
Rasional :
Rasional :
Rasional :
4.) Tingkatkan aktivitas sesuai intoleransi, bantu melakukan rentang gerak sedikit
pasif/aktif.
Rasional :
Tirah baring yang lama dapat menurunkan kemampuan, ini dapat terjadi karena
keterbatasan aktivitas.
5.) Berikan aktivitas hiburan yang tepat contoh menonton TV, membaca,
mendengarkan radio.
Rasional :
Rasional :
Kolaborasi :
* Tujuan
* Kriteria
- Berat badan meningkat mencapai tujuan dengan nilai laboratorium normal dan
bebas tanda malnutrisi.
* Tindakan keperawatan
1.) Awasi pemasukan diet/jumlah kalori. Berikan makanan sedikit tapi sering dalam
frekuensi sering dan tawarkan makanan pagi paling besar.
Rasional :
Makanan banyak sulit mengatur bila pasien anoreksia. Anoreksia juga paling buruk
selama siang hari, membuat masukan makanan yang sulit pada sore hari.
Rasional :
Rasional :
4.) Dorongan pemasukan sari jeruk, minuman karbohidrat dan permen berat
sepanjang hari.
Rasional :
Bahan ini merupakan ekstra kalori dan dapat lebih mudah dicerna, toleran bila
makanan lain tidak.
5.) Berikan obat sesuai indikasi : Vit. B Comp, tambahan diet lain sesuai indikasi.
Rasional :
Kolaborasi :
6.) Konsul pada ahli diet. Dukungan tim nutrisi untuk memberikan diet sesuai
kebutuhan pasien dengan pemasukan lemak dan protein sesuai toleransi.
Rasional :
Berguna dalam membuat program diet memenuhi kebutuhan individu. Metabolisme
lemak bervariasi tergantung pada produksi pengeluaran empedu dan perlunya
pembatasan masukan lemak bila terjadi diare. Bila toleransi pemasukan normal
atau lebih protein akan membantu regenerasi hati. Pembatasan protein
diindikasikan pada penyakit berat karena akumulasi produk akhir protein dapat
mencetuskan hepati ensefalopati.
Rasional :
Data subyektif : -
* Tujuan
* Kriteria
- Tanda-tanda vital stabil, turgor kulit normal, masukan dan keluaran seimbang.
* Tindaka keperawatan
1.) Awasi masukan dan haluaran, bandingkan dengan berat badan harian, catat
kehilangan melalui usus, contoh muntah dan diare.
Rasional :
2.) Kaji tanda vital, nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa.
Rasional :
Indikator volume sirkulasi/perifer.
3.) Periksa acites atau pembentukan oedema, ukur lingkar abdomen sesuai indikasi.
Rasional :
4.) Biarkan pasien menggunakan lap katun/spon dan pembersih mulut untuk sikat
gigi.
Rasional :
5.) Awasi nilai laboratorium, contoh Hb/Ht, Na + albumin dan waktu pembekuan.
Rasional :
Rasional :
Rasional :
* Kriteria
* Tindakan keperawatan
Rasional :
Rasional :
Rasional :
Pasien merasa marah/kesal dan mengalahkan diri : penilaian dari orang lain akan
merusak harga diri lebih lanjut.
Rasional :
Masalah finansial dapat terjadi karena kehilangan peran fungsi pasien pada
keluarga/penyembuhan lama.
Rasional :
Memampukan pasien untuk menggungkan waktu dan energi pada cara konstruktif
yang meningkatkan harga diri dan meminimalkan cemas dan depresi.
7.) Anjurkan pasien menggunakan warna merah terang atau biru/hitam daripada
kuning atau hijau.
Kolaborasi
8.) Buat rujukan yang tepat untuk membantu, sesuai kebutuhan, contoh perencanaan
pulang, pelayanan masyarakat dan atau lembaga komunitas lain.
Rasional :
e. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pertahankan tubuh sekunder tak adekuat
dan malnutrisi.
a subyektif : -
* Tujuan
* Kriteria
Mendemonstrasikan/melakukan teknik-teknik/cara penularan penyakit. Perubahan-
perubahan teknik ulang perilaku atau mencegah penularan penyakit terhadap orang
lain.
* Tindakan keperawatan
- Gunakan celemek dan sarung tangan bila mengadakan kontak dengan klien
(berhati-hati terhadap kontaminasi dengan alat-alat suntik klien seperti darah dan
sekretnya).
Rasional :
Mencegah transmisi penyakit virus ke orang lain. Melalui cuci tangan yang efektif
dalam mencegah transmisi virus tipe C di transmisikan melalui terpajan pada darah
dan produk darah.
Rasional :
3.) Membahas pentingnya imunisasi kepada klien, keluarga dan tenaga kesehatan.
* Tujuan
* Kriteria
* Tindakan keperawatan
1.) Gunakan air mandi dingin dan soda kue atau mandi kanji. Hindari sabun mandi
alkali.
Rasional :
2.) Anjurkan untuk menggunakan buku-buku jari untuk menggaruk rasa gatal,
pertahankan kuku pendek.
Rasional :
Rasional :
Rasional :
Kolaborasi
5.) Berikan obat sesuai indikasi ; antihistamin contoh : metdilazin, difenhidramin.
Rasional :
* Tujuan
* Kriteria
* Tindakan keperawatan
Rasional :
Rasional :
Rasional :
Aktivitas yang dapat dinikmati akan dapat membantu menghindari pemusatan pada
penyembuhan panjang.
Rasional :
Proses penyakit dapat memakai waktu berbulan-bulan untuk membaik. Bila gejala
ada lebih lama dari enam bulan. Biopsi hati diperlukan untuk memastikan adanya
hepatitis kronis.
6.) Kaji ulang perlunya menghindari alkohol selama 6 12 bulan minuman atau
lebih lama sesuai toleransi individu.
Rasional :
4. Implementasi
Merupakan tahan keempat dari proses keperawatan dimana rencana
keperawatan dilaksanakan : melaksanakan intervensi/aktivitas yang telah
ditentukan, pada tahap ini perawat siap untuk melaksanakan intervensi dan
aktivitas yang telah dicatat dalam rencana perawatan pasien.
a. Tindakan mandiri
b. Tindakan observasi
5. Evaluasi
Tahapan evaluasi merupakan proses yang menentukan sejauh mana tujuan
dapat dicapai, sehingga dalam mengevaluasi efektivitas tindakan keperawatan.
Perawat perlu mengetahui kriteria keberhasilan dimana kriteria ini harus dapat
diukur dan diamati agar kemajuan perkembangan keperawatan kesehatan klien
dapat diketahui Dalam evaluasi dapat dikemukakan 4 kemungkinan yang
menentukan keperawatan selanjutnya yaitu :
HEPATITIS
2.2 Definisi
Hepatitis adalah peradangan pada hati karena toxin, seperti kimia atau obat ataupun agen
penyebab infeksi. (Asuhan keperawatan pada anak, 2002; 131)
Hepatitis adalah keadaan radang/cedera pada hati, sebagai reaksi terhadap virus, obat atau
alkohol (Ptofisiologi untuk keperawatan, 2000;145)
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan inflamasi pada sel-sel
hati yang merupakan kumpulan perubahan klinis , biokimia, serta seluler yang khas. ( Brunner &
Suddarth .2001:1169).
Dari pendapat beberapa ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penyakit hepatitis adalah
peradangan yang terjadi pada hati yang merupakan infeksi sistemik oleh virus atau oleh toksin
termasuk alkohol yang berhubungan manifestasi klinik yang berspektrum luas dari infeksi tanpa
gejala, melalui hepatitis ikterik sampai nekrosis hati yang menghasilkan kumpulan perubahan
klinis ,biokimia, seta seluler yang khas.
Hepatitis viral dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu kronik dan akut. Klasifikasi hepatitis
viral akut dapat dibagi atas hepatitis akut viral yang khas, hepatitis yang tak khas (asimtomatik),
hepatitis viral akut yang simtomatik, hepatitis viral anikterik dan hepatitis viral ikterik. Hepatitis
virus kronik dapat diklasifikasikan dalam 3 kelompok yaitu :
Sering pula disebut hepatitis akut berkepanjangan karena perjalanan penyakit lebih dari 3 bulan.
Pada tipe ini ditemukan adanya tanda peradangan dan daerah-daerah nekrosis di dalam lobulus
hati
Adalah penyakit yang ditandai dengan destruksi hepatosit yang progresif yang
2.3 Etiologi
Penyebab hepatitis bermacam-macam akan tetapi penyebab utama hepatitis dapat dibedakan
menjadi dua kategori besar yaitu penyebab virus dan penyebab non virus. Sedangkan insidensi
yang muncul tersering adalah hepatitis yang disebabkan oleh virus. Hepatitis virus dapat dibagi
ke dalam hepatitis A, B, C, D, E, G. Hepatitis non virus disebabkan oleh agen bakteri, cedera
oleh fisik atau kimia.
1) Zat kimia dari obat dapat menimbulkan masalah yang sama dengan reaksi akibat infeksi
virus hepatitis. Gejala dapat terdeteksi dalam waktu 2 hingga 6 minggu setelah pemberian obat.
Pada sebagian besar kasus, gejala hepatitis menghilang setelah pemberian obat tersebut
dihentikan. Namun beberapa kasus dapat berkembang menjadi masalah hati serius jika kerusakan
hati (hepar) sudah terlanjur parah.
Obat-obatan yang cenderung berinteraksi dengan sel-sel hati (hepar) antara lain halotan (biasa
digunakan sebagai obat bius), isoniasid (antibiotik untuk TBC), metildopa (obat anti hipertensi),
fenitoin dan asam valproat (obat anti epilepsi) dan parasetamol (pereda demam). Jika dikonsumsi
sesuai dosis yang dianjurkan, parasetamol merupakan obat yang aman. Namun jika dikonsumsi
secara berlebihan parasetamol dapat menyebabkan kerusakan hati (hepar) yang cukup parah
bahkan kematian.
2) Alkohol sangat dapat menyebabkan kerusakan sel-sel hati (hepar). Konsumsi alkohol
berlebihan membuat kerja hati lebih berat dan bisa merusak hati.Pemakaian alkohol yang lama
juga akan menimbulkan perubahan pada mitokondria, yang menyebabkan berkurangnya
kapasitas untuk oksidasi lemak. Semua yang tersebut di atas menyebabkan terjadinya
perlemakan hati (fatty lever). Perubahan pada MEOS yang disebabkan pemakaian alkohol yang
berlangsung lama dapat menginduksi dan meningkatkan metabolisme obat-obatan,
meningkatkan lipoprotein dan menyebabkan hiperlipidemia, berkurangnya penimbunan vitamin
A dalam hepar, meningkatkan aktivasi senyawa hepatotoksik, termasuk obat-obatan dan zat
karsinogen.
4) Hepatitis autoimun terjadi karena adanya gangguan pada sistem kekebalan yang biasanya
merupakan kelainan genetik. Sistem kekebalan tubuh justru menyerang sel atau jaringan hati
(hepar). Selain merupakan kelainan genetik, gangguan ini dapat pula dicetuskan oleh virus
ataupun zat kimia tertentu
1. Replikasi virus hepatitis A termasuk ke dalam jalur lisis. Pertama-tama virus akan
menempel di reseptor permukaan sitoplasma, RNA virus masuk pada saat kapsid yang
tetinggal di luar sel akan hilang, di dalam sel RNA virus akan melakukan translasi , hasil
dari translasi terbagi menjadi dua yaitu kapsid baru dan protein prekusor untuk replikasi
DNA inang, DNA sel inang yang sudah dilekati oleh protein presukor virus melakukan
replikasi membentuk DNA sesuai dengan keinginan virus , DNA virus baru terbentuk ,
kapsid yang sudah terbentuk dirakit dengan DNA virus menjadi sebuah virion baru, virus
baru yang sudah matang keluar dan mengakibatkan lisis oleh sel-sel fagosit.( Brooks,
2005)
1. Hepatitis B. Varion menular melekat pada sel dan menjadi tidak terselubung . dalam inti
sebagian genom virus beruntai ganda dialihkan menjadi DNA untai ganda sirkuler yang
tertutup secara kovalen ( cccDNA). cccDNA berfungsi sebagai cetakan untuk semua
transkip virus, termasuk RNA pre-genom 3.5 kb. RNA pre-genom menjadi terenkapsidasi
dengan HbcAg yang baru disentesis. Dalam inti sintesis polimerasi virus melalui
transkripsi balik salinan DNA untai negatif. Polimerase mulai mensintesis untai DNA
positif, tetapi proses ini tidak lengkap . inti mungkin bertunas dari sel, mendapatkan
HbsAg yang mengandung selubung . sebagai alternatif , inti dapat ditarik kembali ke
dalam nukleus dan memulai lagi rangkaian replikasi berkutnya dari sel yang sama.
1. Hepatitis C, disebabkan oleh virus hepatitis C ( HCV ) yangmerupakan virus RNA kecil
yang terbungkus lemak yang berdiameter sekitar 30 sampai 60 nm.
1. Hepatitis D , disebabkan oleh virus hepatitis D ( HDV ) yang merupakan virus RNA
detektif yang membutuhkan kehadiran hepatitis B yang berdiameter 35 nm.
1. Hepatitis E, disebabkan oleh virus hepatitis E ( HEV ) yang merupakan virus RNA rantai
tunggal yang tidak berselubung dan berdiameter kurang lebih 32-35 nm.
1. Hepatitis F, baru ada sedikit kasus yang dilaporkan , saat ini para pakar belum sepakat
bahwa hepatitis F merupakan penyakit hepatitis yang terpisah.
2. Hepatitis G adalah gejala serupa dengan hepatiis C, seringkali infeksi bersamaan dengan
hepatitis B dan atau C. Tidak menyebabkan hepatitis fulminan atau hepatitis kronik.
Penularan melalui tranfusi darah dan jarum suntik.
1. Masa Tunas
1. Fase Ikterik
Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan suhu badan disertai
bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera yang terus meniningkat pada minggu I, kemudian
menetap dan baru berkurang setelah 10-14 hari . kadang-kadang disertai gatal-gatal seluruh
badan, rasa lesu dan mudah lelah dirasakan selama 1-2 minggu
1. Fase Penyembuhan
Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit ulu hati, disertai
bertambahnya nafsu makan , rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya masa ikterik . warna urne
tampak normal, penderita mulai merasa segar kembali, namun masih lemas dan mudah lelah.
2.5 Patofisiologi
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh
reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Virus atau bakteri yang menginfeksi
manusia masuk melalui pembuluh darah dan menuju ke hati. Di hati agen infeksi menetap dan
mengakibatkan peradangan dan terjadi kerusakan sel-sel hati (hal ini dapat dilihat pada
pemeriksaan SGOT dan SGPT), akibat kerusakan ini maka terjadi penurunan penyerapan dan
konjugasi bilirubin sehingga terjadi disfungsi hepatosit dan mengakibatkan ikterik. Peradangan
ini akan mengakibatkan peningkatan suhu tubuh sehinga timbul gejala tidak nafsu makan
(anoreksia). Salah satu fungsi hati adalah sebagai penetralisir toksin, jika toksin yang masuk
berlebihan atau tubuh mempunyai respon hipersensitivitas, maka hal ini merusak hati sendiri
dengan berkurangnya fungsinya sebagai kelenjar terbesar sebagai penetral racun. Aktivitas yang
berlebihan yang memerlukan energi secara cepat dapat menghasilkan H2O2 yang berdampak
pada keracunan secara lambat dan juga merupakan hepatitis non-virus. H2O2 juga dihasilkan
melalui pemasukan alkohol yang banyak dalam waktu yang relatif lama, ini biasanya terjadi pada
alkoholik. Peradangan yang terjadi mengakibatkan hiperpermea-bilitas sehingga terjadi
pembesaran hati, dan hal ini dapat diketahui dengan meraba / palpasi hati. Nyeri tekan dapat
terjadi pada saat gejala ikterik mulai nampak.
Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun jumlah billirubin yang belum
mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal, tetapi karena adanya kerusakan sel hati
dan duktuli empedu intrahepatik, maka terjadi kesukaran pengangkutan billirubin tersebut
didalam hati. Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal konjugasi. Akibatnya billirubin tidak
sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus, karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel
ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli, empedu belum mengalami konjugasi (bilirubin indirek),
maupun bilirubin yang sudah mengalami konjugasi (bilirubin direk). Jadi ikterus yang timbul
disini terutama disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi dan eksresi
bilirubin.
Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat (abolis). Karena
bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat dieksresi ke dalam kemih, sehingga
menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar bilirubin
terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang akan
menimbulkan gatal-gatal pada ikterus.
1.Laboratorium
a.Pemeriksaan pigmen
urobilirubin direk
bilirubin urine
urobilinogen urine
urobilinogen feses
b. Pemeriksaan protein
albumin serum
globulin serum
HbsAG
c. Waktu protombin
2. Radiologi
pemindahan hati denagn preparat technetium, emas, atau rose bengal yang berlabel
radioaktif
3. Pemeriksaan tambahan
laparoskopi
biopsi hati
2.7 Penatalaksanaan
Saat ini telah banyak jenis pengobatan yang diberikan pada pasien
penyakit hepatitis. Pengobatan yang diberikan dapat berupa tindakan medis (kedokteran)
maupun non medis. Tindakan non medis antara lain adalah akupunktur, akupresure, reflesiologi,
pengobatan herbal, dan lain-lain. Tindakan non medis ini dapat diberikan sebagai tindakan
komplementer dari tindakan medis ataupun alternatif.
Terapi secara medis dapat berupa terapi suportif, simtomatis dan kausatif. Terapi suportif adalah
terapi yang membantu agar fungsi-fungsi penting tubuh tetap bekerja dengan baik. Terapi
simtomatis diberikan pada pasien untuk meringankan gejala penyakit. Sedangkan terapi kausatif
berguna untuk menghilangkan penyebab dari penyakit hepatitis itu sendiri, biasanya berupa
antivirus pada kasus penyakit hepatitis yang disebabkan oleh virus.
Terapi medis untuk kasus hepatitis B kronis bertujuan untuk menekan replikasi virus hepatitis
B (HB). Tujuan jangka pendek pengobatan ini adalah membatasi peradangan hati dan
memperkecil kemungkinan fibrosis (jaringan ikat) pada hati maupun sirosis. Sementara tujuan
jangka panjangnya adalah mencegah meningkatnya kadar serum transminase dan komplikasi
hepatitis yang lebih buruk.
Terapi medis yang biasa diberikan pada penderita penyakit hepatitis diantaranya adalah
1. Tirah baring
Penderita penyakit hepatitis harus menjalani istirahat di tempat tidur saat mengalami fase akut.
Jika gejala klinis cukup parah, penderita perlu dirawat di rumah sakit. Penderita harus
mengurangi aktivitas hariannya. Tujuan dari istirahat ini adalah memberi kesempatan pada
tubuh untuk memulihkan sel-sel yang rusak.
1. Diet
Pada prinsipnya penderita seharusnya mendapat diet cukup kalori. Pada stadium dini
persoalannya ialah bahwa penderita mengeluh mual, dan bahkan muntah, disamping hal
yang menganggu yaitu tidak nafsu makan. Dalam keadaan ini jika dianggap perlu
pemberian makanan dapat dibantu dengan pemberian infus cairan glukosa.
1. Obat-obatan
Pada saat ini belum ada obat yang mempunyai khasiat memperbaiki kematian/kerusakan
sel hati dan memperpendek perjalanan penyakit hepatitis virus akut.
2. Penderita penyakit hepatitis diberi obat untuk mengatasi peradangan yang terjadi di hati.
Selain itu pada kasus penyakit hepatitis yang disebabkan oleh virus, penderita diberi
antiviral/antivirus dengan dosis yang tepat. Tujuan pemberian antivirus ini adalah untuk
menekan replikasi virus.Virus membutuhkan sel inang untuk melakukan replikasi
(menggandakan diri). Sel inang dalam kasus hepatitis adalah sel-sel hati. Proses replikasi
virus melalui beberapa tahapan. Tahap pertama virus melakukan penetrasi (masuk) ke
dalam sel inang (sel hati). Tahap kedua virus melakukan pengelupasan selubung virus.
Tahap ketiga adalah sintesis DNA virus. Tahap keempat adalah tahap replikasi. Tahap
terakhir adalah tahap pelepasan virus keluar dari sel inang dalam bentuk virus-virus baru.
Virus-virus baru inilah yang siap menginfeksi sel-sel hati lainnya.
Antivirus bekerja menghambat salah satu tahapan tersebut, tergantung jenis antivirusnya.
Beberapa macam antivirus diantaranya adalahinterferon, lamivudin, ribavirin, adepovir
dipivoksil, entecavir, dan telbivudin. Antivirus diberikan berdasarkan hasil tes darah dan
pemeriksaan fisik dan laboratorium. Hasil penelitian menunjukan bahwa terapi antivirus akan
lebih efektif pada kasus hepatitis aktif.
Fungsi hati dan ginjal harus terus di monitor selama terapi antivirus, sehingga efek samping
dapat dicegah sedini mungkin. Pada kasus hepatitis C, kombinasi
terapi interferon dan ribavirin adalah yang dianjurkan.
2.8 Komplikasi
Tidak setiap pasien dengan hepatitis virus akan mengalami perjalanan penyakit yang lengkap.
Sejumlah kecil pasien meperlihatkan kemunduran klinis yang cepat , adapun komplikasi yang
dapat terjadi pada klien hepatitis adalah ensefalopati hepatic terjadi pada kegagalan hati berat
yang oleh akumulasi amonia serta metabolik toksik merupakan stadium lanjut ensefalopati
hepatic. Kerusakan jaringan parenkim hati yang meluas akan menyebabkan serosis hepatis,
penyakit ini banayak ditemukan pada alkoholik.
Diagnosa keperawatan
Berdasarkan hasil pengkajian tersebut, maka di temukan beberapa diagnosa keperawatan pada
klien dengan hepetitis yaitu :
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan gangguan absorbsi dan fungsi
metebolisme pencernaan makanan.
1. 3. Intervensi keperawatan
Kriteria hasil :
Tidak menunjukkan tanda-tanda nyeri fisik dan perilaku dalam nyeri ( tidak mengeluh
kesakitan, menangis )
Intervensi :
Kolaborasi dengan individu untuk menentukan metode yang dapat digunakan untuk
intensitas nyeri .
Rasional: Nyeri yang berhubungan dengan hepatitis sangat tidak nyaman, oleh karena terdapat
peregangan secara kapsula hati, melalui pendekatan kepada individu yang mengalami perubahan
kenyamanan nyeri diharapkan lebih efektif mengurangi nyeri.
Tunjukkan pada klien penerimaan tentang respon klien terhadap nyeri
Rasional : Klien yang harus mencoba meyakinkan pemberi pelayanan kesehatan bahwa ia
mengalami nyeri
Kolaborasi dokter untuk penggunaan analgetik yang tak mengandung efek hepatotoksi
Rasional : Kemungkinan nyeri sudah tak bisa dibatasi dengan teknik untuk mengurangi nyeri.
( Carpenito Lynda Jual, 1999)
1. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan gangguan fungsi absorbsi dan fungsi
metebolisme pencernaan makanan.
Kriteria Hasil :
Intervensi :
Awasi pemasukan diet/jumlah kalori. Berikan makan sedikit dalam frekuensi sering dan
tawarkan makan pagi paling besar.
Rasional : Makan banyak sulit untuk mengatur bila pasien anoreksia. Anoreksia juga paling
buruk pada siang hari, membuat asupan makanan yang sulit pada sore hari.
Dorong pemasukan sari jeruk, minuman karbonat dan permanen berat sepanjang hari.
Rasional : Bahan ini merupakan bahan ekstra kalori dan dapat lebih mudah dicerna/toleran .
Konsul pada ahli gizi, dukungan tim nutrisi untuk memberikan diet sesuai kebutuhan
pasien, dengan masukan lemak dan protein yang sesuai toleransi
Rasional : Berguna untuk membuat program diet untuk memenuhi kebutuhan individu,
metabolisme lemak. Metabolisme lemak bervariasi tergantung pada produksi dan pengeluaran
empedu dan perlunya pembatasan masukan lemak. Pembatasan protein diindikasikan pada
penyakit berat ( hepatitis kronis ) karena pada akumulasi akhir metabolisme protein dapat
mencetuskan hepatik ensefalopati.
Kolaborasi untuk terapi steroid, contoh prednison ( deltasone ) tunggal atau kombinasi
azatoprin ( imuran )
Kriteria hasil :
Intervensi :
Rasional : Meningkatkan istirahat dan ketenangan. Menyediakan energi yang digunakan untuk
penyembuhan. Aktivitsa dan posisi duduk yang tepat diyakini menurunkan aliran darah kekaki
yang mencegah sirkulasi optimal kehati.
Rasional : Meningkatkan hasil pernapasan dan meminimalkan takanan pada area tertentu
untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan.
Rasional : Tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan aktivitas. Ini dapat terjadi karena
keterbatasan aktivitas yang mengganggu periode istirahat.
Rasional : Meningkatkan relaksasi dan penghematan energi, memusatkan kembali latihan dan
dapat meningkatkan koping.
Tujuan : setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan intake dan ouput cairan menjadi
seimbang.
Kriteria hasil :
Intervensi :
Rasional : menunjukkan hidrasi dan mengidentifikasikan retensi natrium/ kadar protei yang
dapat menimbulkan pembentukan edema.
Tujuan : setelah diberikan pendidikan kesehatan diharapkan klien memahami tentang perawatan
dan kebutuhan pengobatan pasien hepatitis.
Kriteria hasil :
Intervensi :
Rasional : kebutuhan atau rekomendasi akan bervariasi karena hepatitis ( agen penyebab ) dan
situasi individu.
Rasional : beberapa obat merupakan toksik bagi hati, dan menyebabkan efek kumulatif toksik /
hepatitis kronis.
Berikan informasi tentang perlunya menghindari alkohol selama 6-12 bulan minimal,
atau lebih lama sesuai toleransi.
Rasional : mengidentifikasi area kekurangan dan pengetahuan/ salah informasi dan memberikan
kesempatan untuk memberikan informasi tambahan sesuai keperluan
ASKEP HEPATITIS
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Hepatitis virus akut merupakan penyakit infeksi yang penyebarannya luas dalam tubuh
walaupun efek yang menyolok terjadi pada hepar. Telah ditemukan 5 kategori virus yang
menjadi agen penyebab yaitu Virus Hepatitis A (HAV), Virus Hepatitis B (HBV), Virus Hepatitis
C (HVC), Virus Hepatitis D (HDV), Virus Hepatitis E (HEV).
Walaupun kelima agen ini dapat dibedakan melalui petanda antigeniknya, tetapi
kesemuanya memberikan gambaran klinis yang mirip, yang dapat bervariasi dari keadaan sub
klinis tanpa gejala hingga keadaan infeksi akut yang total.
Bentuk hepatitis yang dikenal adalah HAV ( Hepatitis A ) dan HBV (Hepatitis B). kedua
istilah ini lebih disukai daripada istilah lama yaitu hepatitis infeksiosa dan hepatitis serum, sebab
kedua penyakit ini dapat ditularkan secara parenteral dan non parenteral.
Hepatitis virus yang tidak dapat digolongkan sebagai Hepatitita A atau B melalui
pemeriksaan serologi disebut sebagai Hepatitis non-A dan non-B (NANBH) dan saat ini disebut
Hepatitis C (Dienstag, 1990). Selanjutnya ditemukan bahwa jenis hepatitis ini ada 2 macam,
yang pertama dapat ditularkan secara parenteral (Parenterally Transmitted) atau disebut PT-
NANBH dan yang kedua dapat ditularkan secara enteral (Enterically Transmitted) disebut ET-
NANBH (Bradley, 1990; Centers for Disease Control, 1990). Tata nama terbaru menyebutkan
PT-NANBH sebagai Hepatitis C dan ET-NANBH sebagai Hepatitia E (Bradley,1990; Purcell,
1990).
Virus delta atau virus Hepatitis D (HDV) merupakan suatu partikel virus yang
menyebabkan infeksi hanya bila sebelumnya telah ada infeksi Hepatitis B, HDV dapat timbul
sebagai infeksi pada seseorang pembawa HBV.
Hepatitis menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting tidak hanya di Amerika
tetapi juga diseluruh Dunia. Penyakit ini menduduki peringkat ketiga diantara semua penyakit
menular yang dapat dilaporkan di Amerika Serikat (hanya dibawah penyakit kelamin dan cacar
air dan merupakan penyakit epidemi di kebanyakan negara-negara dunia ketiga. Sekitar 60.000
kasus telah dilaporkan ke Center for Disease Control di Amerika Serikat setiap tahun, tetapi
jumlah yang sebenarnya dari penyakit ini diduga beberapa kali lebih banyak. Walaupun
mortalitas akibat hepatitis virus ini rendah, tetapi penyakit ini sering dikaitkan dengan angka
morbiditas dan kerugian ekonomi yang besar.
2. Tujuan
Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran secara nyata dalam melaksanakan asuhan keperawatan klien
hepatitis
Tujuan khusus
Untuk memperoleh gambaran nyata mengenai :
Pengkajian klien hepatitis
Diagnosa yang mungkin timbul pada klien hepatitis
Intervensi yang akan dilaksanakan pada klien hepatitis
Pelaksaan tindakan keperawatan pada klien hepatitis
Manfaat
Sebagai bahan pembelajaran untuk penderita hepatitis agar lebih menjaga kesehatannya
Sebagai tambahan membuat asuhan keperawatan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
B. ANATOMI FISIOLOGI
C. ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO
1. Hepatitis A
a. Virus hepetitis A (HAV) terdiri dari RNA berbentuk bulat tidak berselubung berukuran 27 nm
b. Ditularkan melalui jalur fekal oral, sanitasi yang jelek, kontak antara manusia, dibawah oleh
air dan makanan
c. Masa inkubasinya 15 49 hari dengan rata rata 30 hari
d. Infeksi ini mudah terjadi didalam lingkungan dengan higiene dan sanitasi yang buruk dengan
penduduk yang sangat padat.
2. Hepetitis B (HBV)
a. Virus hepatitis B (HBV) merupakan virus yang bercangkang ganda yang memiliki ukuran 42 nm
b. Ditularkan melalui parenteral atau lewat dengan karier atau penderita infeksi akut, kontak seksual
dan fekal-oral. Penularan perinatal dari ibu kepada bayinya.
c. Masa inkubasi 26 160 hari dengan rata- rata 70 80 hari.
d. Faktor resiko bagi para dokter bedah, pekerja laboratorium, dokter gigi, perawat dan terapis
respiratorik, staf dan pasien dalam unit hemodialisis serta onkologi laki-laki biseksual serta
homoseksual yang aktif dalam hubungan seksual dan para pemaki obat-obat IV juga beresiko.
3. Hepatitis C (HCV)
a. Virus hepatitis C (HCV) merupakan virus RNA kecil, terbungkus lemak yang diameternya 30
60 nm.
b. Ditularkan melalui jalur parenteral dan kemungkinan juga disebabkan juga oleh kontak seksual.
c. Masa inkubasi virus ini 15 60 hari dengan rata 50 hari
d. Faktor resiko hampir sama dengan hepetitis B
4. Hepatitis D (HDV)
a. Virus hepatitis B (HDP) merupakan virus RNA berukuran 35 nm
b. Penularannya terutama melalui serum dan menyerang orang yang memiliki memakai obat
terlarang dan kebiasaan penderita hemovilia
c. Masa inkubasi dari virus ini 21 140 hari dengan rata rata 35 hari
d. Faktor resiko hepatitis D hampir sama dengan hepatitis B.
5. Hepattitis E (HEV)
a. Virus hepatitis E (HEV) merupakan virus RNA kecil yang diameternya + 32 36 nm.
b. Penularan virus ini melalui jalur fekal-oral, kontak antara manusia dimungkinkan meskipun
resikonya rendah.
c. Masa inkubasi 15 65 hari dengan rata rata 42 hari.
d. Faktor resiko perjalanan kenegara dengan insiden tinggi hepatitis E dan makan makanan, minum
minuman yang terkontaminasi.
D. GEJALA KLINIS
Menifestasi klinik dari semua jenis hepatitis virus secara umum sama. Manifestasi klinik
dapat dibedakan berdasarkan stadium. Adapun manifestasi dari masing amsing stadium adalah
sebagai berikut.
1. Stadium praicterik berlangsung selama 4 7 hari. Pasien mengeluh sakit kepala, lemah,anoreksia,
muntah, demam, nyeri pada otot dan nyeri diperut kanan atas urin menjadi lebih coklat.
2. Stadium icterik berlangsung selama 3 6 minggu. Icterus mula mula terlihat pada
sklera,kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan keluhan berkurang, tetapi klien masih
lemah, anoreksia dan muntah. Tinja mungkin berwarna kelabu atau kuning muda. Hati membesar
dan nyeri tekan.
3. Stadium pascaikterik (rekonvalesensi). Ikterus mereda, warna urin dan tinja menjadi normal lagi.
Penyebuhan pada anak anak menjadi lebih cepat pada orang dewasa, yaitu pada akhir bulan ke
2, karena penyebab yang biasanya berbeda
E. INSIDEN
1. Hepetitis A
Penyakit endemik dibeberapa bagian dunia, khususnya area dengan sanitasi yang buruk.
Walaupun epidemik juga terjadi pada negara negara dengan sanitasi baik.
2. Hepatitis B
Ditemukan dibeberapa negara insidennya akan meningkat pada area dengan populasi
padat dengan tingkat kesehatan yang buruk.
3. Hepatitis C
90 % kasus terjadi akibat post transpusi dan banyak kasus sporadik, 4 % kasus hepatitis
disebabkan oleh hepatitis virus dan 50 % terjadi akibat penggunaan obat secara intra vena
4. Hepatitis D
Selalu ditemukan dengan hepatitis B, delta agent adalah indemik pada beberapa area
seperti negara mediterania, dimana lebih dari 80 % karier hepatitis B dapat menyebabkan infeksi
5. Hepatitis E
Adalah RNA virus yang berbeda dari hepatitis A dan eterovirus biasanya terjadi di India,
Birma, Afganistan, Alberia, dan Meksiko.
G. PATOFISIOLOGI
H. PENATALAKSANAAN
Pengobatan yang dilakukan terutama bersifat dukungan dan mencakup istirahat, hidrasi, dan
asupan makanan yang adekuat. Hospitalisasi diindikasikan bila terdapat muntah, dehidrasi,
faktor pembekuan abnormal, atau tanda-tanda gagal hati, yang membahayakan (gelisah,
perubahan kepribadian, letargi, penurunan tingkat kesadaran, dan perdarahan). Terapi IV, studi
laboratorium yang berulangkali, dan pemeriksaan fisik terhadap perkembangan penyakit adalah
1. Globulin imun (Ig) digunakan sebagai profilaksis sebelum dan sesudah terpajan hepatitis A
2. HBIG diberikan sebagai profilaksis setelah pemajanan (tidak divaksinasi : diberikan per IM
dan mulai dengan vaksin HB. Divaksinasi : diberikan per IM ditambah dosis booster. Perinatal :
(Perinatal : diberikan per IM dalam 12 jam setelah kelahiran, diulangi pada usia 1 dan 6 bulan.
Anak-anak yang berusia kurang dari 10 tahun. Tiga dosis IM (paha anterolateral / deltoid), dua
dosis pertama diberikan berselang 1 bulan, dan booster diberikan 6 bulan setelah dosis pertama.
Anak-anak yang berusia lebih dari 10 tahun. Diberikan tiga dosis ke dalam otot deltoid.
Perhatikan bahwa anak yang menjalankan hemodialisis jangka panjang dan anak dengan sindrom
Down harus divaksinasi secara rutin karena tingginya resiko memperoleh infeksi Hepatitis B
ini).
1. Aktivitas
Kelemahan
Kelelahan
Malaise
2. Sirkulasi
3. Eliminasi
Urine gelap
Peningkatan oedema
Asites
5. Neurosensori
Cenderung tidur
Letargi
Asteriksis
6. Nyeri / Kenyamanan
Kram abdomen
Mialgia
Atralgia
Sakit kepala
Gatal ( pruritus )
7. Keamanan
Demam
Urtikaria
Lesi makulopopuler
Eritema
Splenomegali
8. Seksualitas
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Beberapa masalah keperawatan yang mungkin muncul pada penderita hepatitis :
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan tidak nyaman di
kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan, kegagalan
masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah.
Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami
inflamasi hati dan bendungan vena porta.
Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi
hepar.
Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder terhadap hepatitis
Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan pruritus sekunder
terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu.
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan pengumpulan cairan intraabdomen, asites penurunan
ekspansi paru dan akumulasi sekret
Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular dari agent virus
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan tidak nyaman di
kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan, kegagalan
masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah.
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam nutrisi pasien terpennuhi.
Kriteria hasil : Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan nilai
laboratorium normal dan bebas dari tanda-tanda mal nutrisi.
2. Awasi pemasukan diet/jumlah kalori, tawarkan makan sedikit tapi sering dan tawarkan
pagi paling sering
R/ adanya pembesaran hepar dapat menekan saluran gastro intestinal dan menurunkan kapasitasnya.
3. Pertahankan hygiene mulut yang baik sebelum makan dan sesudah makan
R/ akumulasi partikel makanan di mulut dapat menambah baru dan rasa tak sedap yang menurunkan
nafsu makan.
R/ glukosa dalam karbohidrat cukup efektif untuk pemenuhan energi, sedangkan lemak sulit untuk
diserap/dimetabolisme sehingga akan membebani hepar.
Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami
inflamasi hati dan bendungan vena porta.
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam nyeri pasien berkurang atau
teratasi.
Kriteria hasil : Menunjukkan tanda-tanda nyeri fisik dan perilaku dalam nyeri (tidak meringis
kesakitan, menangis intensitas dan lokasinya)
1. Kolaborasi dengan individu untuk menentukan metode yang dapat digunakan untuk
intensitas nyeri
R/ nyeri yang berhubungan dengan hepatitis sangat tidak nyaman, oleh karena terdapat peregangan
secara kapsula hati, melalui pendekatan kepada individu yang mengalami perubahan
kenyamanan nyeri diharapkan lebih efektif mengurangi nyeri.
R/ klienlah yang harus mencoba meyakinkan pemberi pelayanan kesehatan bahwa ia mengalami
nyeri
R/ klien yang disiapkan untuk mengalami nyeri melalui penjelasan nyeri yang sesungguhnya akan
dirasakan (cenderung lebih tenang dibanding klien yang penjelasan kurang/tidak terdapat
penjelasan)
4. Bahas dengan dokter penggunaan analgetik yang tak mengandung efek hepatotoksi
R/ kemungkinan nyeri sudah tak bisa dibatasi dengan teknik untuk mengurangi nyeri.
Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi
hepar.
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam suhu badan pasien normal
Kriteria hasil : Tidak terjadi peningkatan suhu
2. Ajarkan klien pentingnya mempertahankan cairan yang adekuat (sedikitnya 2000 l/hari)
untuk mencegah dehidrasi, misalnya sari buah 2,5-3 liter/hari.
R/ dalam kondisi demam terjadi peningkatan evaporasi yang memicu timbulnya dehidrasi
R/ menghambat pusat simpatis di hipotalamus sehingga terjadi vasodilatasi kulit dengan merangsang
kelenjar keringat untuk mengurangi panas tubuh melalui penguapan
R/ kondisi kulit yang mengalami lembab memicu timbulnya pertumbuhan jamur. Juga akan
mengurangi kenyamanan klien, mencegah timbulnya ruam kulit.
Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder terhadap hepatitis
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam keletihan pasien berkurang
Kriteria hasil : tidak terjadi keletihan
R/ dengan penjelasan sebab-sebab keletihan maka keadaan klien cenderung lebih tenang
R/ tirah baring akan meminimalkan energi yang dikeluarkan sehingga metabolisme dapat digunakan
untuk penyembuhan penyakit.
4. Analisa bersama-sama tingkat keletihan selama 24 jam meliputi waktu puncak energi,
waktu kelelahan, aktivitas yang berhubungan dengan keletihan
R/ keletihan dapat segera diminimalkan dengan mengurangi kegiatan yang dapat menimbulkan
keletihan
5. Bantu untuk belajar tentang keterampilan koping yang efektif (bersikap asertif, teknik
relaksasi)
Sering mandi dengan menggunakan air dingin dan sabun ringan (kadtril, lanolin)
2. Cegah penghangatan yang berlebihan dengan pertahankan suhu ruangan dingin dan
kelembaban rendah, hindari pakaian terlalu tebal
3. Anjurkan tidak menggaruk, instruksikan klien untuk memberikan tekanan kuat pada area
pruritus untuk tujuan menggaruk
1. Gunakan kewaspadaan umum terhadap substansi tubuh yang tepat untuk menangani
semua cairan tubuh
Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan semua klien atau spesimen
Gunakan sarung tangan untuk kontak dengan darah dan cairan tubuh
Tempatkan spuit yang telah digunakan dengan segera pada wadah yang tepat, jangan
menutup kembali atau memanipulasi jarum dengan cara apapun
2. Gunakan teknik pembuangan sampah infeksius, linen dan cairan tubuh dengan tepat
untuk membersihkan peralatan-peralatan dan permukaan yang terkontaminasi
R/ teknik ini membantu melindungi orang lain dari kontak dengan materi infeksius dan mencegah
transmisi penyakit
3. Jelaskan pentingnya mencuci tangan dengan sering pada klien, keluarga dan pengunjung
lain dan petugas pelayanan kesehatan.
4. Rujuk ke petugas pengontrol infeksi untuk evaluasi departemen kesehatan yang tepat
R/ rujukan tersebut perlu untuk mengidentifikasikan sumber pemajanan dan kemungkinan orang
lain terinfeksi
D. IMPLEMENTASI
Diagnosa 1:
1. Memabntau makanan yang dimakan oleh klien beserta jumlah dan bagaimanan pola makan
klien
2. Memberikan snack atau makanan yang mengundang selera pasien
3. Menjelaskan pentingnya nutrisi bagi metabolisme tubuh
4. Memberikan pola diet rendah lemak
Diagnosa 2:
1. Mengukur skala nyeri untuk mengetahui perkembangan kondisi klien
2. Mengompres bagian yang nyeri agar nyeri berkurang
3. Memberikan penjelasan mengenai proses infeksi hingga menyebabkan nyeri
4. Memberikan obat analgesic sesuai anjuran dokter
Diagnosa 3
1. Mengukur suhu tubuh klien
2. Mengompres aksila, kepala, dan lipat paha klien untuk mengurangi panas
3. Memberikan minum pada klien sedikitnya 8 gelas perhari
4. Memberikan obat antipiretik sesuai dosis dan tepat waktu
F. EVALUASI
1. Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan nilai laboratorium normal dan
bebas dari tanda-tanda mal nutrisi.
2. Menunjukkan tanda-tanda nyeri fisik dan perilaku dalam nyeri (tidak meringis kesakitan,
menangis intensitas dan lokasinya)
3. Tidak terjadi peningkatan suhu
4. Tidak terjadi keletihan
5. Jaringan kulit utuh, penurunan pruritus.
6. Pola nafas adekuat
7. Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi.
BAB 3
PENUTUP
1. Kesimpulan
Hepatitis merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus menyebakan peradangan pada
hati. Hepatitis selain disebakan oleh virus disebabkan juga alcohol dan juga obat-obatan dan
bahan-bahan kimia. Hepatitis pada anak-anak sebagian besar disebabkan oleh bahan-bahan kimia
yang terkandung dalam snack. Selain itu juga anak-anak kurang memperhatikan akan kebersihan
sehingga memudahkan virus untuk masuk ke dalam tubuh.
2. Saran
Orang tua harus memberikan perhatian khusus pada anak dalam pemilihan makanan
serta memberikan pendidikan akan pentingnya kebersihan agar tidak terkena virus yag dapat
menyebabkan penyakit hepatitis. Pada bayi sebaiknya ibu memberikan imunisasi secara tepat
waktu untuk mencegah terjadinya hepatitis.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito Lynda Jual, 1999, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, EGC, Jakarta.
Gallo, Hudak, 1995, Keperawatan Kritis, EGC, Jakarta.
Hadim Sujono, 1999, Gastroenterologi, Alumni Bandung.
Moectyi, Sjahmien, 1997, Pengaturan Makanan dan Diit untuk Pertumbuhan Penyakit, Gramedia
Pustaka Utama Jakarta.
Price, Sylvia Anderson, Wilson, Lorraine Mc Carty, 1995, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit, EGC, Jakarta.
Smeltzer, suzanna C, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner dan Suddart. Alih bahasa Agung
Waluyo, Edisi 8, jakarta, EGC, 2001.
Susan, Martyn Tucker et al, Standar Perawatan Pasien, jakarta, EGC, 1998.
Reeves, Charlene, et al,Keperawatan Medikal Bedah, Alih bahasa Joko Setiyono, Edisi I, jakarta,
Salemba Medika.
Sjaifoellah Noer,H.M, 1996, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid I, edisi ketiga, Balai Penerbit FKUI,
jakarta.\
B. ETIOLOGI
Type A Type B Type C Type D Type
E
Metod Fekal Parente Parente Parenteral Fekal
e -oral ral ral perinatal, -
transm melal seksual, jarang memerluk oral
isi ui perinata seksual, an
orang l orang koinfeksi
lain ke dengan
orang, type B
perinata
l
Kepa- Tak Parah Menyeb Peningkat Sama
rahan ikteri ar luas, an insiden deng
k dan dapat kronis an D
asimt berkem dan gagal
o- - hepar
matik bang akut
sampai
kronis
Sumbe Dara Darah, Terutam Melalui Dara
r virus h, saliva, a darah h,
feces, semen, melalui feces,
saliva sekresi darah saliva
vagina
2.Alkohol
Menyebabkan alkohol hepatitis dan selanjutnya menjadi alkohol sirosis.
3.Obat-obatan
Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering disebut hepatitis toksik dan hepatitis akut.
E.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.Laboratorium
a.Pemeriksaan pigmen
- urobilirubin direk
- bilirubun serum total
- bilirubin urine
- urobilinogen urine
- urobilinogen feses
b.Pemeriksaan protein
- protein totel serum
- albumin serum
- globulin serum
- HbsAG
c. Waktu protombin
- respon waktu protombin terhadap vitamin K
d. Pemeriksaan serum transferase dan transaminase
- AST atau SGOT
- ALT atau SGPT
- LDH
- Amonia serum
2. Radiologi
- foto rontgen abdomen
- pemindahan hati denagn preparat technetium, emas, atau rose bengal yang berlabel radioaktif
- kolestogram dan kalangiogram
- arteriografi pembuluh darah seliaka
3. Pemeriksaan tambahan
- laparoskopi
- biopsi hati
F. KOMPLIKASI
Ensefalopati hepatic terjadi pada kegagalan hati berat yang disebabkan oleh akumulasi amonia
serta metabolik toksik merupakan stadium lanjut ensefalopati hepatik. Kerusakan jaringan
paremkin hati yang meluas akan menyebabkan sirosis hepatis, penyakit ini lebih banyak
ditemukan pada alkoholik.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Data dasar tergantung pada penyebab dan beratnya kerusakan/gangguan hati
1.Aktivitas
- Kelemahan
- Kelelahan
- Malaise
2. Sirkulasi
- Bradikardi ( hiperbilirubin berat )
- Ikterik pada sklera kulit, membran mukosa
3. Eliminasi
- Urine gelap
- Diare feses warna tanah liat
4. Makanan dan Cairan
- Anoreksia
- Berat badan menurun
- Mual dan muntah
- Peningkatan oedema
- Asites/Acites
5. Neurosensori
- Peka terhadap rangsang
- Cenderung tidur
- Letargi
- Asteriksis
6. Nyeri / Kenyamanan
- Kram abdomen
- Nyeri tekan pada kuadran kanan
- Mialgia
- Atralgia
- Sakit kepala
- Gatal ( pruritus )
7. Keamanan
- Demam
- Urtikaria
- Lesi makulopopuler
- Eritema
- Splenomegali
- Pembesaran nodus servikal posterior
8. Seksualitas
- Pola hidup / perilaku meningkat resiko terpajan
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Beberapa masalah keperawatan yang mungkin muncul pada penderita hepatitis :
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan tidak nyaman
di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan, kegagalan
masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah.
2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami
inflamasi hati dan bendungan vena porta.
3. Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap
inflamasi hepar
4. Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder terhadap hepatitis
5. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan pruritus sekunder
terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu
6. Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular dari agent virus
G. INTERVENSI
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan tidak nyaman
di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan, kegagalan
masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah.
Hasil yang diharapkan : Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan nilai
laboratorium normal dan bebas dari tanda-tanda mal nutrisi.
a.Ajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum makan
R/keletihan berlanjut menurunkan keinginan untuk makan
b.Awasi pemasukan diet/jumlah kalori, tawarkan makan sedikit tapi sering dan tawarkan pagi
paling sering
R/adanya pembesaran hepar dapat menekan saluran gastro intestinal dan menurunkan
kapasitasnya.
c.Pertahankan hygiene mulut yang baik sebelum makan dan sesudah makan
R/akumulasi partikel makanan di mulut dapat menambah baru dan rasa tak sedap yang
menurunkan nafsu makan.
d.Anjurkan makan pada posisi duduk tegak
R/menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan pemasukan
e.Berikan diit tinggi kalori, rendah lemak
R/glukosa dalam karbohidrat cukup efektif untuk pemenuhan energi, sedangkan lemak sulit
untuk diserap/dimetabolisme sehingga akan membebani hepar.
2.Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami
inflamasi hati dan bendungan vena porta.
Hasil yang diharapkan :
Menunjukkan tanda-tanda nyeri fisik dan perilaku dalam nyeri (tidak meringis kesakitan,
menangis intensitas dan lokasinya)
a.Kolaborasi dengan individu untuk menentukan metode yang dapat digunakan untuk intensitas
nyeri
R/nyeri yang berhubungan dengan hepatitis sangat tidak nyaman, oleh karena terdapat
peregangan secara kapsula hati, melalui pendekatan kepada individu yang mengalami perubahan
kenyamanan nyeri diharapkan lebih efektif mengurangi nyeri.
b.Tunjukkan pada klien penerimaan tentang respon klien terhadap nyeri
- Akui adanya nyeri
- Dengarkan dengan penuh perhatian ungkapan klien tentang nyerinya
R/ klienlah yang harus mencoba meyakinkan pemberi pelayanan kesehatan bahwa ia mengalami
nyeri
c.Berikan informasi akurat dan
- Jelaskan penyebab nyeri
- Tunjukkan berapa lama nyeri akan berakhir, bila diketahui
R/ klien yang disiapkan untuk mengalami nyeri melalui penjelasan nyeri yang sesungguhnya
akan dirasakan (cenderung lebih tenang dibanding klien yang penjelasan kurang/tidak terdapat
penjelasan)
d. Bahas dengan dokter penggunaan analgetik yang tak mengandung efek hepatotoksi
R/ kemungkinan nyeri sudah tak bisa dibatasi dengan teknik untuk mengurangi nyeri.
3. Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap
inflamasi hepar.
Hasil yang diharapkan :
Tidak terjadi peningkatan suhu
a. Monitor tanda vital : suhu badan
R/ sebagai indikator untuk mengetahui status hypertermi
b. Ajarkan klien pentingnya mempertahankan cairan yang adekuat (sedikitnya 2000 l/hari) untuk
mencegah dehidrasi, misalnya sari buah 2,5-3 liter/hari.
R/ dalam kondisi demam terjadi peningkatan evaporasi yang memicu timbulnya dehidrasi
5. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan pruritus sekunder
terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu
Hasil yang diharapkan :
Jaringan kulit utuh, penurunan pruritus.
a. Pertahankan kebersihan tanpa menyebabkan kulit kering
- Sering mandi dengan menggunakan air dingin dan sabun ringan (kadtril, lanolin)
- Keringkan kulit, jaringan digosok
R/ kekeringan meningkatkan sensitifitas kulit dengan merangsang ujung syaraf
b. Cegah penghangatan yang berlebihan dengan pertahankan suhu ruangan dingin dan
kelembaban rendah, hindari pakaian terlalu tebal
R/ penghangatan yang berlebih menambah pruritus dengan meningkatkan sensitivitas melalui
vasodilatasi
c. Anjurkan tidak menggaruk, instruksikan klien untuk memberikan tekanan kuat pada area
pruritus untuk tujuan menggaruk
R/ penggantian merangsang pelepasan hidtamin, menghasilkan lebih banyak pruritus
d. Pertahankan kelembaban ruangan pada 30%-40% dan dingin
R/ pendinginan akan menurunkan vasodilatasi dan kelembaban kekeringan
6. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan pengumpulan cairan intraabdomen, asites
penurunan ekspansi paru dan akumulasi sekret.
Hasil yang diharapkan :
Pola nafas adekuat
Intervensi :
a. Awasi frekwensi , kedalaman dan upaya pernafasan
R/ pernafasan dangkal/cepat kemungkinan terdapat hipoksia atau akumulasi cairan dalam
abdomen
b. Auskultasi bunyi nafas tambahan
R/ kemungkinan menunjukkan adanya akumulasi cairan
c. Berikan posisi semi fowler
R/ memudahkan pernafasan denagn menurunkan tekanan pada diafragma dan meminimalkan
ukuran sekret
d. Berikan latihan nafas dalam dan batuk efektif
R/ membantu ekspansi paru dalam memobilisasi lemak
e. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
R/ mungkin perlu untuk mencegah hipoksia
7. Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular dari agent virus
Hasil yang diharapkan :
Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi.
a. Gunakan kewaspadaan umum terhadap substansi tubuh yang tepat untuk menangani semua
cairan tubuh
- Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan semua klien atau spesimen
- Gunakan sarung tangan untuk kontak dengan darah dan cairan tubuh
- Tempatkan spuit yang telah digunakan dengan segera pada wadah yang tepat, jangan menutup
kembali atau memanipulasi jarum dengan cara apapun
R/ pencegahan tersebut dapat memutuskan metode transmisi virus hepatitis
b. Gunakan teknik pembuangan sampah infeksius, linen dan cairan tubuh dengan tepat untuk
membersihkan peralatan-peralatan dan permukaan yang terkontaminasi
R/ teknik ini membantu melindungi orang lain dari kontak dengan materi infeksius dan
mencegah transmisi penyakit
c.Jelaskan pentingnya mencuci tangan dengan sering pada klien, keluarga dan pengunjung lain
dan petugas pelayanan kesehatan.
R/ mencuci tangan menghilangkan organisme yang merusak rantai transmisi infeksi
d. Rujuk ke petugas pengontrol infeksi untuk evaluasi departemen kesehatan yang tepat
R/ rujukan tersebut perlu untuk mengidentifikasikan sumber pemajanan dan kemungkinan orang
lain terinfeksi
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito Lynda Jual, 1999, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, EGC, Jakarta.
Gallo, Hudak, 1995, Keperawatan Kritis, EGC, Jakarta.
Hadim Sujono, 1999, Gastroenterologi, Alumni Bandung.
Moectyi, Sjahmien, 1997, Pengaturan Makanan dan Diit untuk Pertumbuhan Penyakit, Gramedia
Pustaka Utama Jakarta.
Price, Sylvia Anderson, Wilson, Lorraine Mc Carty, 1995, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-
proses Penyakit, EGC, Jakarta.
Smeltzer, suzanna C, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner dan Suddart. Alih bahasa
Agung Waluyo, Edisi 8, jakarta, EGC, 2001.
Susan, Martyn Tucker et al, Standar Perawatan Pasien, jakarta, EGC, 1998.
Reeves, Charlene, et al,Keperawatan Medikal Bedah, Alih bahasa Joko Setiyono, Edisi I, jakarta,
Salemba Medika.
Sjaifoellah Noer,H.M, 1996, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid I, edisi ketiga, Balai Penerbit
FKUI, jakarta.
ASKEP HEPATITIS
HEPATITIS
Hepatitis adalah peradangan dari sel-sel liver yang meluas/ menyebar , hepatitis virus
merupakan jenis yang paling dominan . Dimana juga merupakan hasil infeksi yang disebabkan
oleh salah satu dari lima golongan besar jenis virus , antara lain :
Virus Hepatitis A ( HAV )
Virus Hepatitis B ( HBV )
Virus Hepatitis C ( HCV )
Virus Hepatitis D ( HDV ) atau Virus Delta
Virus Hepatitis E ( HEV )
Hepatitis F dan G mempunyai kesamaan atau identitas tersendiri , tetapi jenis ini jarang ada.
Luka pada organ liver dengan peradangan bisa berkembang setelah pembukaan untuk
sejumlah farmakologi dan bahan kimia dari inhalasi , ingesti , atau pemberian obat secara
parenteral ( IV ) . Toxin dan Drug induced Hepatitis merupakan hasil dari pembukaan atau
terbukanya hepatotoxin , seperti : industri toxins , alkohol dan pengobatan yang digunakan dalam
terapi medik.
Hepatitis kemungkinan terjadi sebagai infeksi sekunder selama perjalanan infeksi dengan virus-
virus lainnya , seperti :
Cytomegalovirus
Virus Epstein-Barr
Virus Herpes simplex
Virus Varicella-zoster
Klien biasanya dapat sembuh secara total dari hepatitis , tetapi kemungkinan mempunyai
penyakit liver residu . Meskipun angka kematian dari hapetitis relatif lama atau panjang , pada
hepatitis virus akut bisa berakhir dengan kematian
PATHOFISIOLOGI
Setelah liver membuka sejumlah agen , seperti virus. Liver menjadi membesar dan mendesak
dengan meradangnya sel-sel hati , lymfosit-lymfosit , bertambahnya cairan , sehingga dalam
kuadran kanan atas terasa sakit dan tidak nyaman . Sebagai kemajuan dan kelanjutan proses
penyakit , pembelahan sel-sel hati yang normal berubah menjadi peradangan yang meluas ,
nekrosis dan regenerasi dari sel-sel hepar . meningkatnya penekanan dalam lintasan sirkulasi
disebabkan karena masuk dan bercampur dengan aliran darah kedalam pembelahan jaringan-
jaringan hepar ( sel-sel hepar ) . Oedema dari saluran-saluran empedu hati yang terdapat pada
jaringan intrahepatik menyebabkan kekuningan.
Data spesifik pada patogenesis hepatitis A , hepatitis C , hepatitis D , dan hepatitis E sangat
terbatas . Tanda-tanda investigasi mengingatkan pada manifestasi klinik dari peradangan akut
HBV yang ditentukan oleh respon imunologi dari klien . Komplex kekebalan Kerusakan
jaringan secara tidak langsung memungkinkan untuk manifestasi extrahepatik dari hepatitis akut
B . Hepatitis B diyakini masuk kedalam sirkulasi kekebalan tubuh tersimpan dalam dinding
pembuluh darah dan aktif dalam sistem pengisian. (Dusheiko,1990) . Respon-respon klinik
terdiri dari nyeri bercampur sakit yang terjadi dimana-mana.
Phase atau tahap penyembuhan dari hepatitis adlah ditandai dengan aktifitas fagositosis dan
aktifitas enzym , perbaikan sel-sel hepar . Jika tidak sungguh-sungguh komplikasi berkembang ,
sebagian besar penyembuhan fungsi hati klien secara normal setelah hepatitis virus kalah .
Regenerasi lengkap biasanya terjadi dalam dua sampai tiga bulan .
KLASIFIKASI HEPATITIS
Hepatitis Virus
Lima jenis penyakit hepatitis virus akut dengan melalui ragam penyerangan, ragam permulaan
dan masa inkubasi . Virus ini untuk jenis parenteral dan non parenteral sehubungan dengan
mekanisme transmisi (penyerangan).
Jenis non-parenteral : Hepatitis A dan Hepatitis E , penyebaran virus melalui route oral-fecal .
Jenis parenteral : Hepatitis B , Hepatitis C , dan Hepatitis D , penyebarannya melalui transfusi
darah melalui pembuluh darah vena dan hubungan sex.
Hepatitis A
Bahan penyebab yang dapat menjangkit Hepatitis A kemungkinannya adalah virus RNA dari
golongan enterovirus . Karakteristik Hepatitis A adalah sama dengan sifat khas dari syndroma
virus dan sering kali tidak dapat dikenali . Penyebaran Hepatitis A melalui route oral-fecal
dengan ingesti oral dari ketidakbersihan fecal.
Air yang tidak bersih mengandung sumber penyakit atau infeksi, kerang-kerang yang diambil
dari air yang tercemar , dan makanan yang tidak bersih karena terjamah oleh HAV . Virus dapat
juga tersebar melalui aktivitas sex oral-anal dan kadang-kadang melalui pembukaan pengeluaran
fecal dalam Rumah Sakit. Dalam kasus yang sama , Hepatitis A dapat juga bertransmisi dalam
aliran darah . Masa inkubasi Hepatitis A antara dua sampai enam minggu dengan rata-rata waktu
empat minggu . Penyakit ini dapat mengancam hidup manusia ( sangat berbahaya bagi hidup
manusia ).
Hepatitis B
Hepatitis B berbentuk sebagai serum hepatitis . Virus Hepatitis B ( HBV ) adalah partikel
double-sheel berisi DNA yang terdiri dari antigen ( HBcAg ) , permukaan antigen ( HBsAg) dan
protein independent ( HBeAg ) dalam sirkulasi darah.
Jenis penyebaran HBV adalah route terkontaminasinya jaringan percutaneous dengan darah .
Selain itu juga penyebarannya melalui mukosa membran dengan lewat :
Kontak dengan cairan tubuh , seperti : semen , saliva , dan darah .
Kontaminasi dengan luka yang terbuka .
Peralatan dan perlengkapan yang terjangkit.
Contoh waktuterjadinya transmisi ( penyebaran ) , antara lain :
Jarum suntik ( secara sengaja atau kebetulan ).
Transfusi darah yang terkontaminasi dengan luka , goresan atau lecet
Mulut atau mata yang terkontaminasi selama irigasi luka atau suction.
Prosedur bedah mulut atau gigi.
HBV dapat terjadi klien yang menderita AIDS . HBV lebih menjangkit atau berbahaya dari pada
HIV , dimana sebagai penyebab AIDS . Untuk penyebab ini Hepatitis B mendapat tempat
terbesar untuk perawatan kesehatan profesional .
Hepatitis B dapat tersebar melalui hubungan sex dan khususnya para gay (male-homo)
(Dindzans,1992). Virus ini dapat juga tersebar dengan melalui penggunaan peralatan tato dan
pelubang daun telinga ; penggunaan yang terkontaminasi pada perlengkapan pembagian obat
( terkontaminasinya perlenkapan pembagian obat ) ; berciuman ; dan perlengkapan lainnya
seperti : cangkir , pasta gigi , dan rokok.
Perjalanan penyakit Hepatitis B sangat beragam. Hepatitis B kemungkinan mempunyai serangan
tipuan dengan sinyal yang lemah dan sekumpulan penyakit atau komplikasi yang serius ,
seperti : masa inkubasi 40 sampai dengan 180 hari , tetapi Hepatitis B secara umum akan
berkembang 60 sampai 90 hari setelah pembukaan (terserang) . Penyakit liver kronik
berkembang 5% pada klien dengan infeksi HBV akut.
Hepatitis C
Virus Hepatits C (HCV) sama dengan HBV, dan mempunyai pengurai seperti flavi-virus, virus
pemutus rantai RNA. HCV penebarannya melalui darah dan produksi darah dan terindentitas
pada gay , tersebar selama hubungan sex . Symptom berkembang 40 sampai 100 hari setelah
penyerangan virus . Masa inkubasi adalah 2 sampai 22 minggu , dengan rata-rata masa inkubasi
8 minggu.
Akibat meningkatnya Hepatitis C dan Hepatitis B pada klien yang sama , epidemiologi dan
hepatologi dipelajari dengan seksama . Klien yang menggunakan obat secara IV menyebabkan
40% terjangkit HCV .
Hepatitis D
Hepatitis D disebabkan karena terinfeksi HDV , virus RNA yang tidak sempurna membutuhkan
fungsi pembantu HBV. HDV bergabung dengan HBV dengan kehadirannya dibutuhkan untuk
replikasi virus. Virus delta dapat menjangkit pada klien secara simultan dengan HBV atau bisa
juga dengan meninfeksi secara superimpose pada klien yang terinfeksi HBV super infeksi
kemungkinan mempunyai waktu hidup yang sama dengan Hepatitis B kronik dan mungkin juga
berkembang dalam keadaan carrier yang kronik . Transmisi primer penyakit ini melalui route
non-percuntaneous , terutama hubungan personal yang tertutup (selingkuh).
Durasi infeksi HDV ditentukan dengan durasi infeksi HBV tidak lebih lama dari infeksi HBV.
Bagaimanapun infeksi HDV kronik menunjukkan adanya kemajuan yang cepat dari penyakit
liver, penyebab penambah kerusakan hati yang telah siap disatukan dari infeksi HBV kronik.
Hepatitis E
Virus hepatitis sangat mudah dikenal dengan epidemis cairan dari hepatitis, sejak ditemukan
epidemi di Asia, Afrika dan Mexico. Di AS dan Canada hepatitis E terjadi pada orang orang
yang mengunjungi daerah endemic. Virus rantai tunggal RNA dikirimkan melalui rute oral
fecal dan menyerupai virus hepatitis A. HEV mempunyai periode inkubasi 2 9 minggu.
Hepatitis E tidak menuju infeksi kronik atau carier.
KOMPLIKASI HEPATITIS
Kegagalan sel liver untuk regenerasi, dengan kemajuan proses nekrotik dihasilkan secara
hebat, sering membentuk hepatitis yang fatal yang lebih dikenal dengan hepatitis fulminan.
Bentuk nekrosis hepatitis secara besar besaran sangat jarang. Hepatitis kronik terjadi seperti
hepatitis B atau hepatitis C. Infeksi sangat tidak mungkin pada agent delta hepatitis ( HDV ),
dalam klien dengan penampakan antigen hepatitis B atau HbS Ag mungkin menuju hepatitis
kronik yang akut dan kemunduran klinis. Dalam beberapa kasus hepatitis fulminan dengan
kematian mungkin terjadi.
Pada seseorang dengan hepatitis kronik aktif ( CAH ) kerusakan liver yang meningkat
dan dikarakteristikkan oleh nekrosis hepatitis secara terus menerus, inflamasi akut dan fibrosis.
Klien mungkin tidak ada gejala untuk waktu yang lama dari proses penyakit liver atau fibrosis
yang terus menerus mungkin menuju ke kerusakan liver, sirosis, dan kematian.
Hepatitis kronik aktif mungkin di manifestasikan oleh :
Gejala klinik persistent dan hepatomegali.
Adanya kelanjutan dari HbS Ag.
Pengangkatan, turun naiknya tingkatan serum aspartate amino transferase ( AST ), billirubin dan
alkaline phospatase untuk 6 12 bulan setelah terjadi hepatitis akut.
Biopsi liver lebih mudah oleh keseimbangan diagnosa hepatitis kronik. Pada seseorang
dengan hepatitis kronik persistent dan hepatitis kronik lobar,kerusakan liver tidak meningkat
setelah tanda pengambilan.Tipe dari hepatitis dihasilkan dari infeksi dengan dan virus
hepatitis B dan hepatitis C. Pada kesalahan yang tidak meningkat, perkembangan serosis
jarang. Banyak klien dengan hepatitis kronik persisten tidak ada gejala dan fisiknya terlihat
normal. Data laboratorium mungkin menampakkan peningkatan serum AST dan alkaline
phospatase yang mungkin tetap bertahan sampai 1 tahun.
ETIOLOGI
Penyebab hepatitis meliputi :
Infeksi virus.
Obat-obatan, bahan kimia, dan racun.
Reaksi transfusi darah yang tidak terlindungi virus hepatitis.
Peradangan virus pada hati umumnya dalam bentuk hepatitis. Hepatitis A disebabkan
oleh virus hepatitis A dan Hepatitis B juga terinfeksi oleh virus hepatitis B. Virus hepatitis C
( HCV ) belum dapat diidentifikasi. Ini menunjukkan bahwa sedikitnya dua virus dalam
klasifikasi ini. HCV negatif non A, hepatitis non B mungkin timbul karena infeksi oleh virus
yang belum terisolasi atau terinfeksi HCV yang tidak dapat teridentifikasi oleh penanda serologi.
Empat tipe virus hepatitis, delta hepatitis hanya terjadi pada virus hepatitis B dan
disebabkan oleh virus hepatitis D. Hepatitis E disebabkan oleh virus hepatitis E.
Penyaringan rutin dari donor darah dan menghapuskan penjualan sumber darah membuat
penurunan terjadinya hepatitis B setelah transfusi darah. Bagaimanapun resiko vital hepatitis
setelah transfusi merupakan masalah penyebab utama dan tergantung pada metode dimana
produksi darah diproses. Berbagai macam produk darah membawa resiko besar klien dengan
hemodialisis juga membawa resiko tinggi terkena hepatitis B.
Laporan kasus pada DEPKES daerah untuk semua tipe hepatitis vital diketahui
jumlahnya untuk mencegah penyebaran.
MANAJEMEN KOLABORASI
TINDAKAN.
Riwayat :
Ketika diperoleh riwayat dari klien dengan dicurigai hepatitis vital perawat mengatakan
pada klien bahwa dia diketahui mengidap hepatitis A atau B. Pearawat menanyakan apakah klien
baru baru ini melakukan transfusi darah atau melakukan hemodialisis untuk penyakit ginjal.
Perawat bertanya tentang :
- Aktifitas social termasuk hubungan seksual ( heteroseksual, biseksual atau homo seksual )
- Penggunaan obat obatan
- Menggunakan anting atau tattoo
- Akomodasi kehidupan seperti barak militer yang penuh, institusi yang benar atau apartemen
yang padat, atau pusat penampungan orang dengan lambat mental.
Riwayat pekerjaan klien dimasukkan. Perawat mempunyai pertanyaan khusus tentang
pekerjaan sebagai berikut :
- Pekerja perawat kesehatan seperti teknisi laboratorium
- Perawat di area beresiko tinggi seperti ruangan operasi, ruangan darurat, klinik perawatan kritis
dan klinik hemodialisis dan feresis.
- Seorang pegawai di pusat perkembangan lambat mental.
Perawat menanyakan pada klien apakah baru baru ini melakukan perjalanan ke negara
asinga atu daerah yang sanitasinya jelek / fasilitas air yang jelek. Juga ditanyakan tentang
penyerapan air dan kemungkinan sumber kontaminasi atau penyerapan dari kerang kerangan
seperti oister.
TINDAKAN PSIKOSOSIAL
Hepatitis vital biasanya terjadi pada penderita akut. Gejala ini mungkin meringankan dan
mengurangi dengan cepat atau tidak diketahui. Manifestasi klinik dari hepatitis B dapat tetap
dalam usaha selama 6 bulan.
Problem emosional untuk menyenangkan klien sering terpusat pada perasaan mereka atau
marah karena sakit dan merasa lelah dari pengungkapan selera. Perasaan tidak umum secara
umum tidak aktifitas dan keluhan samar menunjukkan depresi dan keputusasaan. Klien khawatir
tentang efek panas dan komplikasi.
Klien dengan hepatitis vital sering merasa bersalah bahwa mereka membawa virus untuk
orang lain. Injfeksi adanya penyakit hepatitis dapat menyebabkan kesenjangan sosial, kien akan
merasa malu dengan adanya tindakan isolasi dan perasaan kesehatan yang diberikan oleh pihak
rumah sakit dan akhirnya berkelanjutan di rumah. Adanya ras malu inilah menyebabkan klien
membatasai interaksi sosial dengan lingkungan sekitar. Klien takut akan penyebarab virus
kepada keluarga dan teman.
Anggota keluarga klien setiap takut kontak dengan penyakit dan mereka akan menjaga
jarak dengan klien. Perawat memberi ijin kepada klien beserta keluarganya untuk saling
mengungkapkan perasaannya dan mengetahui penyebab penyebarannya. Tindakan pencegahan
berupa isolasi membuat klien beserta keluarganya menjadi gelisah.
Jika penyebarab Hepatitis B disebabkab oleh tindakan tingkah laku sosial yang buruk
seperti ; penggunaan obat-obatan terlarang dan perilaku homoseksual maka klien akan merasa
malu dan bersalah. Klien tidak dapat kembali bekerja sampai hasil tes darah yang menunjukkan
serologi bernilai negatif. Kerugian biaya pengobatan dan rawat inap bagi klien dengan tampa
adanya asuransi kesehatan menyebabkan pasien beserta keluarganya sangat cemas akan
keuangan yang harus ditanggung.
Pengkajian Laboratorium.
Ditemukannya Hepatitis A dan B menunjukkan tingkatan nilai enzim hatinya yang akut,
ditunjukkan adanya kerusakan sel-sel hati dan khususnya nilai serologi.
Pemeriksaan serologi.
Dinyatakan terkena Hepatitis A jika virus Hepatitis A anti body ( Anti-HAV ) terdeteksi
dalam darah. Peradangan pada liver yang terjadi secara terus menerus disebabkan oleh HAV
adalah bukti nyata munculnya antibody Imonoglobin M ( Ig M ) yang bertahan dalam darah 4
6 minggu. Infeksi senbelumnya diindikasi dengan munculnya antobodi Imonoglobin G atau Ig G.
Antobodi ini terdapat dalam serum dan melindungi kekebalan HAV secara permanen.
Kemunculan virus Hepatitis B ( HBV ) dapat dinyatakan jika test serologi memperkuat
kemunculan sistem antogen antibody Hepatitis B dalam darah. HBV adalah virus DNA double
shelled yang terdirri dari dalam intim dan diluar kerangka. Antigen terletak diatas permukaan
ataau kerangka virus ( HBSAG ) sangat penting bagi pemeriksaan serologi dan mereka akhirnya
memunculkan diagnosa Hepatitis B. Selama HBSAG terdapat dalam darah maka klien
diperkirakan dapat menularkan Hepatitis B. Ketakutan para peneliti selorogi selama lebih dari 6
bulan menunjukkan faktor pembawa pada Hepatitis atau hepatitis kronik. Secara normal
tingkatan HBSAG akan mengalami kemunduran dan bahkan menghilang setelah masa Hepatitis
B akut. Munculnya antibody terhadap HBSAG dalam darah menunjukkan kesembuhan dan
kekebalan terhadap Hepatitis B.
Hepatitis B bermula saat antigen ( Hbe AG ) ditemukan didalam serum 1 minggu setelah
kemunculan HBs AG, kemunculan inilah yang menentukan kondisi klien. Seseorang klien yang
hasil testnya pada HbsAG dan HbeAG bernilai positif lebih menularkan penyakit dari pada klien
yang testnya untuk HbsAG positif ddan HbeAG negatif.
Kemunculan Hepatitis D bisa dipastikan dengan mengidentifikasi antigen D pada
intrahepatik atau sering kali didapatkan dengan naiknya titer antibody virus Hepatitis D ( Anti
HD ). Penyebaran antigen Hepatitis D ( HDAG ) merupakan diagnosa penyakit akut, tetapi
hanya dapat diketahui melalui laporan pemeriksaan serum.
Mereka mempunyai kecanggihan atau alat yang canggih untuk memeriksa test serologi
pada Hepatitis C. Penemuan perdana : Enzim ImonoAssay ( EIA ) yang digunakaan untuk
memriksa antibody virus Hepatitis C ( anti HCV ). Pengujian mereka tidak membedakaan antara
IgM dan IgG. Saat ini penemuan kedua : Enzim ImonoAssay dengan kemampuan dapat
mendeteksi antibody dengan menambahkan antigen sebelum digunakan dan sekarang ini EIA
tidak dapat diandalkan untuk test serologi scrining untuk mgidentifikasi Hepatitis C. Hal ini akan
menambahkan nomor hasil positif yang palsu dengan adanya test screening yang dilakukan. Pada
kejadian yang sama serokan versi dengan Hepatitis C akan tertunda sanpai tahun depan.
Meskipun meningkatnya hasil ImonoAssay akan menambah spesifikasi dan sensitifitas untuk
test. Anti HCV menentukan diagnosa yang tepat, merupakan kombinasi dari pemeriksaan secara
klinis biokimia dan hasil serologi. Hal ini bukan untuk para peneliti serologi Hepatitis E.
Pengkajian Radiografi.
Hanya dengan penggunaan X-Ray dapat menemukan pembesaran liver dengan
menempatkan X-Ray tepat diatas bagian abdominal.
ANALISA
Diagnosa Keperawatan.
Diagnosa keperawatan digunakan pada klien dengan Hepatitis virus akut yang
disebabkan oleh :
1. Intoleransi aktifitas sehubungan dengan ketidaknyamanan ataau rasa tidak nyaman.
2. Berubahnya nutrisi yang masuk kedalam tubuh atau kurang dari kebutuhan tubuh sehubungan
dengan anoreksia, nausea dan vomiting.
Terapi Diet .
Diet spesial biasanya tidak dikehendaki. Diet tinggi karbohidrat dan kalori dengan
kualitas lemak dan protein yang layak sedikitnya, sering makan akan lebih baik dari pada tiga
kali makan dalam porsi besar. Perawaat bertanya tentang makaanan pilihan klien karena
makanan favorit ditoleransi lebih baik dari pada makanan yang diberikan secara acak. Klien
dianjurkan menyiapkan menu diet, menyelaksi makanan yang menarik. Perawat berkonsultasi
dengan ahli gizi tentang sumber-sumber gizi yang mengandung kalori tinggi seperti susu.
Dokter spesialis memerintahkan untuk tambahan vitamin jika intake kalori sangat kurang
seperti ensure. Jika klien tidak dapat menerima makanan secara oral, makanan diberikan secara
sonde.
Erawat menanyakan kepada keluarga klien apkah menyiapkan makanan favorit dari
rumah dan membawanya ke RS jika mungkin. Makanan yang berlemak dan makanan yang
digoreng perlu dihindari dan menyediakan makanan tinggi karbohidrat dan protein.
Terapi Obat.
Dokter menulis resep obat anti-emetic untuk menghilangkan rasa mual seperti :
trimethobenzamide hydrochorida (Tigon,Tegamide ) dan Dimenhydrinate ( Dramaamine,
Travomine ), Proclhorperazine maleate ( Compazine ) , Phenothiazine, dilarang atau
dihindari karena potensial akan efek hepatotoxic.
RENCANA PEMULANGAN
* Persiapan perawatan di rumah
Jika mungkin klien disedikan kamar mandi sendiri untuk personal higien, mesin cuci
sendiri, handuk sendiri, alat makan dan minum sendiri, pisau cukur sendiri, dan makanan klien
disendirikan.
*Pendidikan kesehatan
Perawat mengajarkan klien dan keluarga untuk mengobservasi pencegahan transmisi
infeksi. Perawat menganjurkan klien untuk menghindari alkohol dan minum obat yang tidak
diresepkan oleh dokter. Misal acetominophen (Tylenol,Exdol) selama 3-12 bulan. Klien harus
mengukur pola istirahat dari toleransi fisik peningkatan aktivitas. Perawat menganjurkan klien
beraktivitas untuk mencegah kelelahan. Klien makan makanan ringan, tinggi karbohidrat dan
rendah lemak. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang diit dan perencanaan menu. Perawat
mengajarkan klien tentang penyebab penyakit dan menghindari aktivitas seksual sampai test
HBsAg negatif.
Panduan pendidikan virus hepatitis
- Hindari obat-obatan yang tidak diresepkan oleh dokter
- Hindari alkohol
- Istirahat yang cukup dan tidur di malam hari secara adekuat
- Makan makanan tinggi karbohidrat dan rendah lemak
- Hindari aktivitas seksual sampai test antibody negatif
- Ikuti panduan pencegahan transmisi penyakit
* Persiapan Psikososial
Dirumah, klien mermerlukan peningkatan aktivitas social tapi terjadi isolasi social karena
penyebab. Perawat memberikan dukungan emosional. Perawat menjelaskan klien dapat kontak
dengan orang lain selama personal hygine baik. Kontak yang dekat seperti berpelukan,
berciuman harus dicegah sampai tes HbsAg negatif
* Sumber Perawatan Kesehatan
Klien dengan virus hepatitis dan keluarga harus kontak dengan pelayanan kesehatan
untuk mendapatkan informasi dalam mengontrol infeksi. Klien dirumah diberi batasan toleransi
aktivitas/ dukungan keluarga minimal dalam melakukan aktivitas sehari- hari, persiapan
makanan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum
Kriteria hasil : Klien dapat meningkatkan aktivitasnya.
2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual, muntah
Kriteria hasil : Klien mendapatkan intake nutrisi dan kalori secara optimal untuk
meningkatkan penyembuhan jaringan liver.
INTERVENSI
Diagnosa no 1
1. Beri waktu pada klien untuk istirahat
2. Lakukan perawatan yang tidak melelahkan
3. Anjurkan bedtrest untuk masa penyembuhan
4. Beri jadwal aktivitas pada klien , misal : perawatan diri sebelum ambulasi
Rasional no 1- 4 :
Istirahat meningkatkan penyembuhan liver, mengurangi radang Sel hepatic.
5. Berikan aktivitas yang disukai klien , misal : membaca, menoton Tv
6. Anjurkan pada keluarga dan pengunjung untuk tidak terlalu lama menjenguk
Rasional no 5 6 :
Kunjungan dan aktivitas independaen menurunkan kecemasan. Perawat harus mencegah
kunjungan yang terlalu lama karena menimbulkan kelelahan.
Diagnosa no 2
1. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diet TKTPRL
Rasional no 1: Diet tinggi karbohidrat memberikan energi, protein memberikan regenerasi Sel
hepatic.
2. Berkan makanan ringan ( camilan )
3. Berikan makanan yang disukai klien dan diizinkan oleh menu
4. Berkan makanan tinggi protein misal : susu
5. Berikan suplemaen vitamin dan makanan cair seperti Ensure/Ensure plus
6. Hindari makanan berlemak dan kering yang dapat menimbulkan mual
Rasional no 2 6 : Makanan berat menyebabkan anoreksia, makan terlalu banyak menyebabkan
distensi abdomen, mual dan muntah.
7. Beri anti antiemetic seperti trimothobensamide hydrochloride ( Tigan ) sesuai resep dokter
Rasional no 7: Antiemetic untuk menurunkan mual dan muntah .
8. Hindarkan bau yang tidak enak dari klien
Rasional no 8 : Bau yang tidak enak menyebabkan mual .
EVALUASI
Pada diagnosa keperwatan dan dukungan intervensi perawatan kesehatan, perawat
mengevaluasi perawatan pada klien :
1. Klien akan membatasi aktivitas fisik
2. Klien akan melakukan isolasi yang diperlukan
3. Klien akan meningkatkan intake nutrisi
4. Klien akan
adalah adalah penyakit yang menyerang salah satu organ penting dalam tubuh kita yaitu organ
hati. Penyakit Hepatitis atau penyakit kuning adalah segala hal bentuk peradangan yang
menyerang organ tubuh yang disebut dengan hati ataupun liver. Demikian kurang lebih dari
pengertian hepatitis.
Tadi di atas adalah pengertian penyakit hepatitis menurut tinjauan medisnya.Nah kali ini Blog
Keperawatan akan sedikit berbagi mengenai askep hepatitis yang tentunya akan dibahas menurut
tinjauan dari keperawatan dan semoga hal mengenai askep hepatitis ini bisa berguna serta dapat
bermanfaat. Dan bagi sahabat yang ingin mengetahui akan artikel mengenai hepatitis anak dan
cara mencegahnya sahabat bisa membacanya di hepatitis pada anak
Langsung saja sahabat menginjak kedalam asuhan keperawatan hepatitis ini. Seperti biasanya
dalam melakukan asuhan keperawatan yang dilakukan pertama kali adalah dengan melakukan
pengkajian.
1. Aktifitas. Yang dikaji dalam hal ini diantaranya yaitu : kelemahan, kelelahan, malaise.
2. Sirkulasi. Yang dikaji dalam hal ini diantaranya yaitu : bradikardi ( hiperbilirubin berat ),
ikterik pada sklera kulit, membran mukosa.
3. Eliminasi. data yang didapatkan pada pengkajian ini yaitu : urine gelap, diare feses warna
tanah liat.
4. Makanan dan Cairan. Data yang dikaji diantaranya yaitu : anoreksia, berat badan
menurun, mual dan muntah, peningkatan oedema, asites (acites).
5. Neurosensori. Data yang dikaji diantaranya yaitu : peka terhadap rangsang, cenderung
tidur, letargi, asteriksis.
6. Nyeri / Kenyamanan. Data yang dikaji pada pengkajian ini diantaranya yaitu : adanya
kram abdomen, nyeri tekan pada kuadran kanan, mialgia, atralgia, sakit kepala, rasa gatal
( pruritus ).
7. Keamanan. data yang dikaji pada pengkajian ini berupa : demam, urtikaria, lesi
makulopopuler, eritema, splenomegali, pembesaran nodus servikal posterior
8. Seksualitas. Data yang dikaji diantaranya yaitu : Pola hidup / perilaku meningkat resiko
terpajan.
Selanjutnya kita melangkah kepada diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan pada pasien
dengan hepatitis adalah sebagai berikut :
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan tidak
nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan
makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia,
mual dan muntah.
Hasil yang diharapkan : Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan nilai
laboratorium normal dan bebas dari tanda-tanda mal nutrisi.
Intervensi Keperawatan :
2. Awasi pemasukan diet/jumlah kalori, tawarkan makan sedikit tapi sering dan tawarkan
pagi paling sering.
3. Pertahankan hygiene mulut yang baik sebelum makan dan sesudah makan.
1. Kolaborasi dengan individu untuk menentukan metode yang dapat digunakan untuk
intensitas nyeri.
2. Tunjukkan pada klien penerimaan tentang respon klien terhadap nyeri : Akui adanya
nyeri, dengarkan dengan penuh perhatian ungkapan klien tentang nyerinya.
3. Berikan informasi akurat dan jelaskan penyebab nyeri, tunjukkan berapa lama nyeri akan
berakhir, bila diketahui.
4. Bahas dengan dokter penggunaan analgetik yang tak mengandung efek hepatotoksi.
3. Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap
inflamasi hepar.
Hasil yang diharapkan : Tidak terjadi peningkatan suhu.
Intervensi Keperawatan :
1. Monitor tanda vital : terutama dalam hal ini adalah suhu badan.
2. Ajarkan klien pentingnya mempertahankan cairan yang adekuat (sedikitnya 2000 l/hari)
untuk mencegah dehidrasi, misalnya sari buah 2,5-3 liter/hari.
4. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan pruritus
sekunder terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu.
Hasil yang diharapkan : Jaringan kulit utuh, penurunan pruritus.
Intervensi Keperawatan :
2. Cegah penghangatan yang berlebihan dengan pertahankan suhu ruangan dingin dan
kelembaban rendah, hindari pakaian terlalu tebal.
3. Anjurkan tidak menggaruk, instruksikan klien untuk memberikan tekanan kuat pada area
pruritus untuk tujuan menggaruk.
5. Resiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular dari agent
virus.
Hasil yang diharapkan : Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi.
Intervensi Keperawatan :
1. Gunakan kewaspadaan umum terhadap substansi tubuh yang tepat untuk menangani
semua cairan tubuh. Dengan cara cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan semua
klien atau spesimen. Gunakan sarung tangan untuk kontak dengan darah dan cairan
tubuh. Tempatkan spuit yang telah digunakan dengan segera pada wadah yang tepat,
jangan menutup kembali atau memanipulasi jarum dengan cara apapun
2. Gunakan teknik pembuangan sampah infeksius, linen dan cairan tubuh dengan tepat
untuk membersihkan peralatan-peralatan dan permukaan yang terkontaminasi.
3. Jelaskan pentingnya mencuci tangan dengan sering pada klien, keluarga dan pengunjung
lain dan petugas pelayanan kesehatan.
4. Rujuk ke petugas pengontrol infeksi untuk evaluasi departemen kesehatan yang tepat.
5.
BAB II
6.
7. PEMBAHASAN
8.
9. A. Definisi Hepatitis Akut
10.
11. Hepatitis atau lebih dikenal dengan "Penyakit Hati" adalah terjadinya peradangan pada
hati karena toxin. Bisa disebabkan oleh kimia atau obat ataupun agen penyebab infeksi
karena Pola Hidup Sehat yang diabaikan. Bila hepatitis yang berlangsung kurang dari 6
bulan disebut "hepatitis akut".
12. Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan oleh
infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia.
(Sujono Hadi, 1999).
13. Hepatitis virus akut adalah penyakit infeksi yang penyebarannya luas, walaupun efek
utamanya pada hati.( Syivia .A. price : 2005 hal : 485).
14. Hepatitis virus akut adalah penyakit pada hati yang gejala utamanya berhubungan erat
dengan adanya nekrosis pad hati. Biasanya disebabkan oleh virus yaitu virus hepatitis A,
virus hepatitis B, virus hepatitis C, dll.( Arief Mansjoer, 2001 : 513
15. Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis,
biokimia serta seluler yang khas (Smeltzer, 2001)
16. B. Jenis-jenis Hepatitis
17. 1. Hepatitis A
18. Hepatitis A adalah satu-satunya hepatitis yang tidak serius dan sembuh secara
spontan tanpa meninggalkan jejak. Penyakit ini bersifat akut, hanya membuat kita sakit
sekitar 1 sampai 2 minggu. Virus Hepatitis A (HAV) yang menjadi penyebabnya sangat
mudah menular, terutama melalui makanan dan air yang terkontaminasi oleh tinja orang
yang terinfeksi. Kebersihan yang buruk pada saat menyiapkan dan menyantap makanan
memudahkan penularan virus ini. Karena itu, penyakit ini hanya berjangkit di masyarakat
yang kesadaran kebersihannya rendah. Hepatitis A dapat menyebabkan pembengkakan
hati, tetapi jarang menyebabkan kerusakan permanen. Anda mungkin merasa seperti
terkena flu, mual, lemas, kehilangan nafsu makan, nyeri perut dan ikterik (mata/kulit
berwarna kuning, tinja berwarna pucat dan urin berwarna gelap) atau mungkin tidak
merasakan gejala sama sekali. Virus hepatitis A biasanya menghilang sendiri setelah
beberapa minggu. Untuk mencegah infeksi HAV, ada vaksin hepatitis A untuk
menangkalnya.
19.
20. 2. Hepatitis B
21. Hepatitis B adalah jenis penyakit liver berbahaya dan dapat berakibat fatal. Virus
Hepatitis B (HBV) ditularkan melalui hubungan seksual, darah (injeksi intravena,
transfusi), keringat, peralatan medis yang tidak steril atau dari ibu ke anak pada saat
melahirkan. Pada 90% kasus HBV menghilang secara alami, tetapi pada 10% kasus
lainnya virus tersebut tetap bertahan dan mengembangkan penyakit kronis, yang
kemudian bisa menyebabkan sirosis atau kanker hati. Banyak bayi dan anak-anak yang
terkena hepatitis B tidak betul-betul sembuh, sehingga mendapatkan masalah liver di usia
dewasa. Anda perlu berhati-hati dengan virus HBV karena dapat ditularkan oleh orang
yang sehat (yang tidak mengembangkan penyakit hepatitis B) tetapi membawa virus ini.
Hepatitis B seringkali tidak menimbulkan gejala. Bila ada gejala, keluhan yang khas
dirasakan adalah nyeri dan gatal di persendian, mual, kehilangan nafsu makan, nyeri
perut, dan ikterik. Hepatitis B dapat ditangkal dengan vaksin. Anak-anak biasanya
mendapatkan vaksin ini sebagai bagian dari program vaksinasi anak.
22.
23. 3. Hepatitis C
24. Hepatitis C menular terutama melalui darah. Sebelumnya, transfusi
darah bertanggung jawab atas 80% kasus hepatitis C. Kini hal tersebut tidak lagi terjadi
berkat kontrol yang lebih ketat dalam proses donor dan transfusi darah. Virus ditularkan
terutama melalui penggunaan jarum suntik untuk menyuntikkan obat-obatan, pembuatan
tato dan body piercing yang dilakukan dalam kondisi tidak higienis. Penularan virus
hepatitis C (HCV) juga dimungkinkan melalui hubungan seksual dan dari ibu ke
anak saat melahirkan, tetapi kasusnya lebih jarang. Seperti halnya pada hepatitis B,
banyak orang yang sehat menyebarkan virus ini tanpa disadari. Gejala hepatitis C sama
dengan hepatitis B. Namun, hepatitis C lebih berbahaya karena virusnya sulit
menghilang. Pada sebagian besar pasien (70% lebih), virus HCV terus bertahan di dalam
tubuh sehingga mengganggu fungsi liver. Evolusi hepatitis C tidak dapat diprediksi.
Infeksi akut sering tanpa gejala (asimtomatik). Kemudian, fungsi liver dapat membaik
atau memburuk selama beberapa bulan atau bahkan bertahun-tahun. Pada sekitar 20%
pasien penyakitnya berkembang sehingga menyebabkan sirosis. Saat ini belum ada
vaksin yang dapat melindungi kita terhadap hepatitis C.
25.
26. 4. Hepatitis D
27. Hepatitis D Virus ( HDV ) atau virus delta adalah virus yang unik, yang tidak
lengkap dan untuk replikasi memerlukan keberadaan virus hepatitis B. Penularan melalui
hubungan seksual, jarum suntik dan transfusi darah. Gejala penyakit hepatitis D
bervariasi, dapat muncul sebagai gejala yang ringan (ko-infeksi) atau amat progresif.
.
28.
29. 5. Hepatitis E
30. Gejala mirip hepatitis A, demam pegel linu, lelah, hilang nafsu makan dan sakit
perut. Penyakit yang akan sembuh sendiri ( self-limited ), keculai bila terjadi pada
kehamilan, khususnya trimester ketiga, dapat mematikan. Penularan melalui air yang
terkontaminasi feces. .
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37. C. Etiologi Hepatitis Akut
38. 1. Berdasarkan Tipe :
Tipe A Tipe B Tipe C Tipe D Tipe E
Metode Fekal-oral Parenteral Parenteral Parenteral Fekal-
transmisi melalui seksual, jarang perinatal, oral
orang lain perinatal seksual, memerluk
orang ke an
orang, koinfeksi
perinatal dengan
type B
Kepa- Tak ikterik Parah Menyebar Peningkat Sama
rahan dan luas, dapat an insiden dengan D
asimto- berkem- kronis dan
matik bang gagal
sampai hepar akut
kronis
Sumber Darah, Darah, Terutama Melalui Darah,
virus feces, saliva, melalui darah feces,
saliva semen, darah saliva
sekresi
vagina
39.
40. 2. Zat kimia dari obat
41. Zat kimia atau obat-obatan dapat menimbulkan masalah yang sama dengan reaksi akibat
infeksi virus hepatitis. Gejala dapat terdeteksi dalam waktu 2 hingga 6 minggu setelah
pemberian obat. Pada sebagian besar kasus, gejala hepatitis menghilang setelah
pemberian obat tersebut dihentikan. Namun beberapa kasus dapat berkembang menjadi
masalah hati serius jika kerusakan hati (hepar) sudah terlanjur parah.
42. Obat-obatan yang cenderung berinteraksi dengan sel-sel hati (hepar) antara lain halotan
(biasa digunakan sebagai obat bius), isoniasid (antibiotik untuk TBC), metildopa (obat
anti hipertensi), fenitoin dan asam valproat (obat anti epilepsi) dan parasetamol (pereda
demam). Jika dikonsumsi sesuai dosis yang dianjurkan, parasetamol merupakan obat
yang aman. Namun jika dikonsumsi secara berlebihan parasetamol dapat menyebabkan
kerusakan hati (hepar) yang cukup parah bahkan kematian.
43. 3. Alkohol
44. Alkohol sangat dapat menyebabkan kerusakan sel-sel hati (hepar). Konsumsi alkohol
berlebihan membuat kerja hati lebih berat dan bisa merusak hati.Pemakaian alkohol yang
lama juga akan menimbulkan perubahan pada mitokondria, yang menyebabkan
berkurangnya kapasitas untuk oksidasi lemak. Semua yang tersebut di atas menyebabkan
terjadinya perlemakan hati (fatty lever). Perubahan pada MEOS yang disebabkan
pemakaian alkohol yang berlangsung lama dapat menginduksi dan meningkatkan
metabolisme obat-obatan, meningkatkan lipoprotein dan menyebabkan hiperlipidemia,
berkurangnya penimbunan vitamin A dalam hepar, meningkatkan aktivasi senyawa
hepatotoksik, termasuk obat-obatan dan zat karsinogen.
45. D. Tanda dan Gejala Hepatitis Akut
46.
47. 1. Masa Tunas
48. .
Virus A : 15-45 hari (rata-rata 25 hari) .
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
80.
81.
82.
83.
84.
85.
86.
87.
88.
89.
90.
91.
92.
93.
94.
95.
96.
97.
98.
99.
100.
101.
102.
103.
104.
105.
106.
107.
108.
109.
110.
111.
112.
113.
114.
115.
116.
117.
118.
119.
120.
121.
122.
123.
124.
125.
126.
127.
128.
129.
130.
131.
132. F. Komplikasi
133. Ensefalopati hepatik terjadi pada kegagalan hati berat yang disebabkan
oleh akumulasi amonia serta metabolik toksik merupakan stadium lanjut ensefalopati
hepatik. Kerusakan jaringan paremkin hati yang meluas akan menyebabkan sirosis
hepatis, penyakit ini lebih banyak ditemukan pada alkoholik.
134.
135. G. Pemeriksaan Penunjang
136. 1. Laboratorium
137. a. Pemeriksaan pigmen
138. 1) Urobilirubin direk
139. 2) Bilirubun serum total
140. 3) Bilirubin urine
141. 4) Urobilinogen urine
142. 5) Urobilinogen feses
143. b. Pemeriksaan protein
144. 1) Protein totel serum
145. 2) Albumin serum
146. 3) Globulin serum
147. 4) HbsAG
148. HBsAG adalah antigen hepatitis B permukaan yang merupakan protein virus yang
pertama muncul setelah infeksi. Keberadaan HBsAg selama 6 bulan menunjukkan infeksi
kronis. Apabila hasil yang didapat adalah negatif mengindikasikan orang tersebut belum
pernah terpapar terhadap virus atau tengah pulih dari infeksi hepatitis akut dan telah
berhasil bebas dari virus (atau jika ada maka itu infeksi yang tersembunyi). Nilai positif
(reaktif) mengindikasikan sebuah infeksi aktif namun tidak mengindikasikan apakah
virus itu bisa ditularkan atau tidak.
149. 5) HbeAG
150. HBeAG adalah antigen e Hepatitis yang merupakan protein dari virus dan
menunjukkan bahwa virus secara aktif mereplikasi dalam hati dan bahwa darah seseorang
dan cairan tubuhnya sangat menular. Hasil positif (reaktif) mengindikasikan adanya virus
yang bisa ditularkan pada orang lain. Hasil negatif berarti virus tidak bisa ditularkan pada
orang lain, kecuali di belahan dunia di mana strain virus tidak memproduksi protein e-
antigen adalah hal yang umum.
151. c. Waktu protombin
152. Respon waktu protombin terhadap vitamin K
153. d. Pemeriksaan serum transferase dan transaminase
154. 1) SGPT
155. SGPT (Serum Glutamic Pyruvate Transaminase): merupakan suatu enzim yang
terdapat di dalam sel hati. Ketika sel hati mengalami kerusakan, akan terjadi pengeluaran
enzim SGPT dari dalam sel hati ke sirkulasi darah dan akan terukur melalui pemeriksaan
laboratorium.
156. 2) SGOT
157. SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase) : seperti halnya SGPT,
SGOT merupakan enzim hati yang terdapat di dalam sel parenkim hati. SGOT akan
meningkat kadanya di dalam darah jika terdapat kerusakan sel hati. Namun SGOT tidak
spesifik hanya terdapat di dalam hati. SGOT juga dapat ditemukan di sel darah, sel
jantung dan sel otot, karena itu peningkatan SGOT tidak selalu menunjukkan adanya
kelainan di sel hati.
158. 3) LDH (Laktat Dehidrogenase)
159. Laktat dehidrogenase (LDH) adalah enzim intraseluler yang terdapat pada hampir
semua sel rmetabolisme, dengan konsentrasi tertinggi yang ditemukan di jantung, otot
rangak, hati, ginjal, otak dan sel darah merah.
160. 4) Amonia serum
161. Amonia serum merupakan indicator yang sensitive untuk menunjukkan cedera
selhati sangat membantu dalam pendeteksian penyakit hati yang akut seperti hepatitis.
162. 2. Radiologi
163. a. Foto rontgen abdomen
164. b. Pemindahan hati dengan preparat technetium, emas, atau rose bengal yang
berlabel radioaktif
165. c. Kolestogram dan kalangiogram
166. d. Arteriografi pembuluh darah seliaka
167. 3. Pemeriksaan tambahan
168. a. Laparoskopi
169. b. Biopsi hati
170. H. Penatalaksanan
171. 1. Tirah baring (bed rest)
172. Biasanya direkomendasikan tanpa memperhitungkan bentuk terapi yang lain
sampai gejala hepatitis sudah mereda. Selanjutnya,aktifitas pasien harus dibatasi sampai
gejaola pembesaran hati dan kenaikan kadar bilirubin serta enzim-enzim hati dalam
serum kembali normal.
173. 2. Nutrisi yang adekuat
174. Nutrisi yang adekuat harus dipertahanakan; asupan nutrisi dibatasi bila
kemampuan hati untuk memetabolisasi produk sampingan protein terganggu
175. 3. Upaya kuratif
176. Untuk mengendalikan gejala dispepsia dan malaise umum mencakup penggunaan
antasid, beladonna, serta preparat antiemetik. Apabila muntah tetap terjadi klien
mendapat terafi cairan.
177. 4. Masa Pemulihan
178. Pemulihan gejala yang lengkap kadang-kadang membutuhkan waktu 3 atau 4
bulan atau lebih lama lagi. Selama stadium ini pengembalian aktivitas fisik yang
berangsur-angsur diperbolehkan dan harus dianjurkan sesudah gejal ikterus menghilang.
179.
180. 5. Pertimbangan psikososial
181. Pertimbangan psikososial harus dikenali oleh perawat, khususnya akibat
pengisolasian dan pemisahan pasien dari keluarga serta sahabat mereka selama stadium
akut dan infektif. Prencanaan khusus diperlukan unutk meminimalkan perubahan dalam
persepsi sensorik. Keluarga perlu diikutsertakan dalam perencanaan untuk mengurangi
rasa takut dan cemas dalam diri pasien tentang penularan penyakit tersebut.
182. I. Pencegahan Hepatitis Akut
183. 1. Personal Hygiene
184. Selalu cuci tangan, menjaga kebersihan dan lingkungan.
185. 2. Persedian air
186. Menjaga persediaan air agar tidak terkontaminasi dengan virus hepatitis.
187. 3. Restoran
188. Orang yang sudah terkontaminasi virus hepatitis tidak boleh bekerja direstoran
karena dapat ditularkan melalui makanan.
189. 4. Imunisasi pasif
190. Imunisasi serum diberikan pada orang yang tinggal atau berkunjung di daerah
yang mempunyai resiko tinggi hepatitis A dimana dapat memberikan perlindungan
selama 2 bulan. .
191. J. Asuhan Keperawatan Hepatitis Akut
192. 1. Pengkajian
193. Data dasar tergantung pada penyebab dan beratnya kerusakan/gangguan hati
194. a. Aktivitas
195. 1) Kelemahan
196. 2) Kelelahan
197. 3) Malaise
198. b. Sirkulasi
199. 1) Bradikardi ( hiperbilirubin berat )
200. 2) Ikterik pada sklera kulit, membran mukosa
201. c. Eliminasi
202. 1) Urine gelap
203. 2) Diare feses warna tanah liat
204. d. Makanan dan Cairan
205. 1) Anoreksia
206. 2) Berat badan menurun
207. 3) Mual dan muntah
208. 4) Peningkatan edema
209. 5) Asites
210. e. Neurosensori
211. 1) Peka terhadap rangsang
212. 2) Cenderung tidur
213. 3) Letargi
214. 4) Asteriksis
215. f. Nyeri / Kenyamanan
216. 1) Kram abdomen
217. 2) Nyeri tekan pada kuadran kanan
218. 3) Mialgia
219. 4) Atralgia
220. 5) Sakit kepala
221. 6) Gatal ( pruritus )
222. g. Keamanan
223. 1) Demam
224. 2) Urtikaria
225. 3) Lesi makulopopuler
226. 4) Eritema
227. 5) Splenomegali
228. 6) Pembesaran nodus servikal posterior
229. h. Seksualitas
230. Pola hidup / perilaku meningkat resiko terpajan
231.
232. 2. Diagnosa Keperawatan :
233. a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
dan mual/muntah.
234. b. Nyeri berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi
hati dan bendungan vena porta.
235. c. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan umum, penurunan kekuatan atau ketahanan
dan nyeri.
236. d. Kerusakan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan akumulasi pigmen
bilirubin dalam garam empedu.
237.
238. Rencana Asuhan Keperawatan :
239.
No Tujuan Dan Kriteria
Diagnosa Keperawatan Intervensi
. Hasil
1. Perubahan nutrisi kurang Setelah dilakukan - Awasi pemasukan
dari kebutuhan tubuh b/d tindakan diet/jumlah kalori.
anoreksia dan mual/muntah keperawatan selama Berikan makanan
3 X 24 jam, sedikit dalam
diharapkan pasien frekuensi sering dan
dapat menunjukkan tawarkan makan
status gizi dengan pagi paling besar.
- Berikan perawatan
kriteria hasil :
- Menunjukkan mulut sebelum
perubahan pola makan
- Anjurkan makan
makan yang
pada posisi tegak
meningkat
- Konsultasi pada
- Menunjukkan
ahli diet, dukung
peningkatan berat
tim nutrisi untuk
badan mencapai
memberikan diet
tujuan
sesuai kebutuhan
pasien.
- Awasi glukosa
darah
- Berikan tambahan
makanan dukungan
total bila perlu
2. Nyeri b/d pembengkakan Setelah dilakukan - Meringankan atau
hepar yang mengalami tindakan mengurangi nyeri
inflamasi hati dan keperawatan selama sampai pada tingkat
bendungan vena porta. 3 X 24 jam, kenyamanan yang
diharapkan pasien didapat oleh pasien
- Instruksikan paien
dapat menunjukkan
untuk
pengurangan rasa
menginformasikan
nyeri dengan
kepada perawat jika
kriteria hasil:
- Memperlihatkan peredaan nyeri tidak
teknik relaksasi dapat dicapai
- Gunakan tindakan
secara individual
pengendalian nyeri
yang efektif untuk
sebelum nyeri
mencapai
menjadi lebih berat
kenyamanan.
- Bantu pasien
- Melaporkan nyeri
mengidentifikasi
kepada penyedia
tindakan
layanan kesehatan
- Menggunakan kenyamanan yang
tindakan meredakan efektif di masa lalu
nyeri dengan seperti, distraksi,
analgesic dan relaksasi, atau
nonanalgesik secara kompres
tepat. hangat/dingin
3. Intoleransi aktivitas b/d Setelah dilakukan - Bantu arahkan
kelemahan umum, tindakan pasien untuk
penurunan kekuatan atau keperawatan selama melakukan aktivitas
ketahanan dan nyeri 3 x 24 jam, kehidupan sehari-
diharapkan pasien hari
- Bantu pasien untuk
mampu melakukan
mengubah posisi
tugas-tugas fisik
secara berkala
yang paling dasar
- Rencanakan
dengan kriteria
aktivitas bersama
hasil: pasien dan keluarga
Melaporkan
untuk meningkatkan
kemampuan
kemandirian dan
melakukan
ketahanan
peningkatan - Evaluasi motivasi
intoleransi aktivitas dan keinginan
Menunjukkan
pasien untuk
perilaku yang
meningkatkan
mampu melakukan
aktivitas
aktivitas
Liver
Fungsi utama dari hati atau liver adalah menyaring racun-racun yang ada pada darah. Selain itu,
masih ada sekitar 500 fungsi lain dari hati. Jika seseorang menderita hepatitis, yang merupakan
peradangan pada hati atau liver ini, dapat menghancurkan kesehatan orang tersebut secara
keseluruhan karena racun tetap mengendap pada darah dan merusak atau mengganggu kerja
organ lain. Akibat lainnya adalah hati menolak darah yang mengalir sehingga tekanan darah
menjadi tinggi dan pecahnya pembuluh darah.
Rusaknya fungsi hari atau liver ini dapat disebabkan karena seseorang mengkonsumsi alkohol
secara berlebihan atau karena termakan racun yang membebani kerja liver dan mengakibatkan
fungsi hati menjadi rusak. Tetapi, pada kebanyakan kasus, hepatitis disebabkan oleh virus yang
ditularkan penderita hepatitis.
Ada 5 macam virus hepatitis yang dinamai sesuai abjad. Kelima virus itu adalah virus hepatitis
A (VHA), virus hepatitis B (VHB), virus hepatitis C (VHC), virus hepatitis D (VHD) dan
virus hepatitis E (VHE). Virus-virus ini terus berkembang dan bahkan diperkirakan sedikitnya
masih ada 3 virus lagi yang dapat menyebabkan hepatitis.
Virus yang paling banyak menjangkiti manusia adalah VHB, penyebab hepatitis B. Diperkirakan
1 dari 3 orang yang ada di bumi pernah terinfeksi. Sekitar 350 juta hidup dengan virus
mengendap pada tubuhnya dan berpotensi menulari orang lain. Sekitar 78% pengidap hepatitis
menimpa penduduk Asia dan pulau-pulau di daerah Pasifik. Virus ini menyebabkan kematian
sedikitnya 600.000 orang per tahun.
Hepatitis adalah peradangan pada hati karena toxin, seperti kimia atau obat ataupun agen
penyebab infeksi. Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut hepatitis akut,
hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut hepatitis kronis.
Gejala Hepatitis
Beberapa gejala yang umum dari hepatitis adalah rasa nyeri atau sakit pada perut bagian kanan,
badan lemas, mual, demam dan diare. Pada beberapa kasus juga ditemukan gejala seperti akan
flu dan sakit kuning yang ditandai kulit dan mata yang terlihat kuning. Tetapi, gejala penyakit
hepatitis tidak selalu tampak, khususnya pada kebanyakan kasus yang menimpa anak-anak.
Virus dapat berpindah dari seorang penderita ke orang yang sehat. Jika kekebalan tubuh
seseorang sedang lemah, virus akan menjangkiti tubuh orang yang sehat. Walau sebenarnya,
virus dapat dibersihkan oleh antibodi manusia itu sendiri jika sistem kekebalan tubuhnya baik.
Hepatitis A
Virus hepatitis A biasa terdapat pada kotoran penderitanya. Virus dapat hidup pada air atau es
batu. Cara penyebaran virus ini adalah karena meminum air yang tercemar VHA. Bisa juga
karena mengkonsumsi makanan yang tidak dimasak dengan benar sehingga virus tetap hidup
pada makanan atau karena orang yang mempersiapkan makanan tidak terbiasa cuci tangan
dengan benar terlebih dahulu, padahal mungkin saja pada tangannya terdapat virus hepatitis A.
Tidak mencuci tangan sehabis menggunakan toilet juga menyebabkan virus ada pada kotoran
manusia ini akhirnya berpindah. Hepatitis A adalah salah satu dari tipe hepatitis yang ada. Pada
kesempatan kali ini kita hanya menekankan pada tipe A termasuk pengobatan hepatitis A.
Penyakit ini di sebabkan oleh hepatitis A virus (HAV). HAV dapat ditularkan dengan makan
makanan atau minum air yang telah terkontaminasi oleh kotoran individu yang terinfeksi.
Wabah bisa terjadi di negara-negara di mana pasokan air tercemar oleh limbah. Pada beberapa
Negara, kontaminasi kerang telah menyebabkan wabah besar. Kontak erat dengan individu yang
terinfeksi juga dapat menularkan infeksi hepatitis A, ini merupakan perhatian khusus di sekolah
tempat anak-anak untuk berhati-hati dan pemberitahuan tentang cara mencuci tangan setelah
menggunakan fasilitas toilet sebagai upaya pencegahan. Hal ini tentunya lebih efektif ketimbang
harus melakukan pengobatan hepatitis A kepada mereka yang menderita.
HAV memiliki masa inkubasi 10 sampai 40 hari. Ini adalah waktu dari paparan virus sampai
timbulnya penyakit ini. Gejala pertama termasuk hilangnya nafsu makan, membenci rokok,
mual, sakit otot dan sendi dan demam ringan. Kemudian termasuk gejala menguningnya kulit
(dalam istilah kedokteran disebut jaundice), selaput lendir, dan urin gelap. Lamanya penyakit ini
biasanya dua sampai tiga minggu, tetapi setiap orang dapat tetap bergejala untuk beberapa bulan.
Sebelum berbicara pengobatan hepatitis A, tentunya kita harus tahu dulu bagaimana tipe hepatitis
A dapat dicegah. Pertimbangkan vaksinasi hepatitis A, hal ini biasanya digalakkan oleh negara-
negara dengan kebersihan terbatas. Kebersihan yang baik mengurangi risiko infeksi.
Sebagai langkah lanjut pengobatan hepatitis A, dokter biasanya akan memberi nasihat tentang
vaksinasi untuk rumah tangga dan kontak dekat lainnya. Selanjutnya langkah diagnosis dibuat
berdasarkan tes antibodi, yang akan menunjukkan adanya antibodi terhadap virus hepatitis A
dalam darah pasien. Antibodi IgM menunjukkan infeksi baru (atau vaksin) dan antibodi IgG
menunjukkan infeksi sebelumnya atau vaksinasi yang sukses. Tes darah untuk fungsi hati akan
mengungkapkan keparahan kerusakan hati dan dimonitor sampai pemulihan. Mereka dengan
hepatitis berat mungkin membutuhkan pemantauan masuk rumah sakit untuk rawat inap.
Hepatitis B
Penularan virus hepatitis B (VHB) biasanya melalui darah atau cairan tubuh seperti air liur,
cairan vagina, atau air mani yang masuk dalam aliran darah orang sehat. Ini karena hepatitis B
terdapat dalam darah dan cairan tubuh tersebut. Tranfusi darah, darah pada pisau cukur,
perawatan gigi, gunting kuku, jarum suntik atau jarum yang digunakan untuk membuat tato
dapat memindahkan sejumlah kecil darah yang terinfeksi virus hepatitis. Bahkan noda darah
yang sudah mengering dapat menulari orang lain selama 1 minggu sejak menempel pada suatu
benda. Cara lain penyebaran virus ini adalah karena terbawa dari sejak kandungan dari seorang
ibu yang terinfeksi dan karena hubungan seks. Penyakit Hepatitis B disebabkab oleh virus
Hepatitis, merupakan penyakit kronis (menahun) dan sangat menular. Intensitas penularan
Hepatitis B seratus kali lebih menular daripada penularan Virus HIV AIDS Uniknya sipenderita
hampir tidak merasakan gejala yang khas, sehingga mereka merasa sehat sehat saja.
Keadaan ini sangat berbahaya karena dengan diam diam Hepatitis B menular ke semua orang
tanpa diwaspadai oleh orang sekitarnya. Gejala yang khas yang perlu diwaspadai adalah warna
urine (air kencing) menjadi keruh seperti air teh. Komplikasi Hepatitis B bisa mengakibatkan
berkerutnya jaringan hati atau bisa juga menjadi kanker hati. Lebih parah lagi sel hati akan
meletus, membengkak dan menyebabkan kerusakan organ hati.
Cara Penularan :
Cara Pencegahan :
Catatan :
Hepatitis jenis lain yaitu Hepatitis A,C,D,E,F dan G, namun yang sering dijumpai adalah
Hepatitis A dan Hepatisis B. Sampai kini masih belum ditemukan obat penyembuh Hepatitis.
Hepatitis C
Pengindap hepatitis C biasanya ditularkan dengan cara yang hampir sama dengan penularan
hepatitis B, tetapi pada kebanyakan orang adalah karena jarum suntik. Hepatitis C sama seperti
hepatitis B, yang disebabkan virus hepatitis C yang ditularkan melalui darah atau cairan tubuh
yang lain. Seperti halnya hepatitis B, hepatitis C juga dapat menyebabkan sirosis hati atau kanker
hati. Hepatitis C merupakan jenis hepatitis yang paling serius. Penderita Hepatitis C kadang tidak
menampakkan gejala yang jelas, akan tetapi pada penderita Hepatitis C kronik menyebabkan
kerusakan/kematian sel-sel hati dan terdeteksi sebagai kanker (cancer) hati. Sejumlah 85% dari
kasus, infeksi Hepatitis C menjadi kronis dan secara perlahan merusak hati bertahun-tahun.
Seringkali, penderita hepatitis C tidak menunjukkan gejala walaupun telah terinfeksi bertahun-
tahun lamanya. Namun beberapa gejala yang samar adalah lelah, hilang selera makan, sakit
perut, urin menjadi gelap dan kulit atau mata menjadi kuning yang disebut jaundice (jarang
terjadi). Pada beberapa kasus dapat ditemukan peningkatan enzyme hati pada pemeriksaan urine,
namun demikian pada penderita Hepatitis C justru terkadang enzyme hati fluktuasi bahkan
normal.
Hepatitis C kronis dapat diobati dengan Pegylated Interferon dan Ribavirin. Pengobatan
Hepatitis C sedini mungkin sangatlah penting. Meskipun tubuh penderita telah melakukan
perlawanan terhadap infeksi, tetapi hanya 15% yang berhasil, pengobatan tetap diperlukan untuk
mencegah Hepatitis C kronis dan membantu mengurangi kemungkinan hati menjadi rusak.
Kadangkala, pengobatan Hepatitis C memerlukan waktu yang lama, dan tidak dapat membantu.
Tetapi karena penyakit ini dapat menjadi parah sepanjang waktu, sangatlah penting untuk
mencari pengobatan yang tepat dari dokter.
Untuk mencegah agar tidak terjangkiti hepatitis C maka harus tetap menjaga kesehatan dan
kebersihan diri, diantaranya adalah beberapa hal berikut ini:
Lakukan kehidupan seks yang aman, atau dengan kata lain jangan
melakukan hubungan seks secara bebas.
Jangan pernah berbagi alat seperti jarum, alat cukur, sikat gigi, dan gunting
kuku, dimana dapat menjadi tempat potensial penyebaran virus Hepatitis C.
Bila melakukan manicure, tato dan tindik tubuh pastikan alat yang dipakai
steril dan tempat usahanya resmi.
Pernah sembuh dari salah satu penyakit Hepatitis tidak mencegah penularan
penyakit Hepatitis lainnya. Orang yang menderita penyakit Hepatitis C dan
juga menderita penyakit Hepatitis A memilki resiko tinggi terkena penyakit
hepatits fulminant, suatu penyakit hati yang mematikan dan
perkembangannya sangat cepat.
Menangangi Hepatitis
Perawatan dini harus segara dilakukan agar penderita dapat disembuhkan, karena semakin
lambat ditangani, virus akan semakin merusak hati dan bahkan menjadi kanker. Tetapi,
kadangkala karena tidak menampakkan gejala yang jelas, kebanyakan orang tidak menyadari
kalau dalam tubuhnya sudah berdiam virus hepatitis dan terlanjur hati sudah menjadi rusak
parah.
Vaksinasi dapat diberikan agar seseorang mendapatkan antibodi dari virus hepatitis A (VHA) dan
virus hepatitis B (VHB). Namun, untuk hepatitis C tidak ada vaksinasi untuk mencegahnya.
Walau seseorang belum terindikasi virus ini tetapi pemberian vaksin dapat mencegah virus
merusak hati karena gejala hepatitis bisa saja baru muncul puluhan tahun kemudian. Pemberian
vaksin khususnya perlu diberikan pada anak-anak karena kekebalan tubuh mereka lebih lemah
untuk membersihkan virus hepatitis dibandingkan orang dewasa.
Jika kondisi hati sudah rusak parah, pilihannya adalah melakukan pencangkokkan hati. Tetapi,
ini akan sulit karena donor hati yang ada lebih sedikit dibandingkan daftar tunggu dari penderita
yang membutuhkan hati.
Penderita hepatitis seharusnya mengkonsumsi makanan yang bergizi dan istirahat yang cukup
agar tubuh mampu bertahan menghadapi virus ini dan mencegah jumlah virus semakin banyak
yang akan menggeroti kesehatan penderitanya.
Gizi dan istirahat yang baik juga harus dipenuhi untuk semua, karena bisa saja tanpa
sepengetahuan kita, virus menulari dan menyerang hati atau liver. Tetapi, dengan kekebalan
tubuh yang kuat, tubuh akan mampu menangani virus hepatitis yang membahayakan ini.
Asuhan Keperawatan Pasien dengan Hepatitis
PENGERTIAN
Hepatitis adalah Suatu peradangan pada hati yang terjadi karena toksin seperti; kimia atau obat
atau agen penyakit infeksi (Asuhan keperawatan pada anak, 2002; 131)
Hepatitis adalah keadaan radang/cedera pada hati, sebagai reaksi terhadap virus, obat atau
alkohol (Ptofisiologi untuk keperawatan, 2000;145)
1. Virus hepetitis A (HAV) terdiri dari RNA berbentuk bulat tidak berselubung
berukuran 27 nm
2. Ditularkan melalui jalur fekal oral, sanitasi yang jelek, kontak antara
manusia, dibawah oleh air dan makanan
4. Infeksi ini mudah terjadi didalam lingkungan dengan higiene dan sanitasi
yang buruk dengan penduduk yang sangat padat
2. Hepetitis B (HBV)
2. Ditularkan melalui parenteral atau lewat dengan karier atau penderita infeksi
akut, kontak seksual dan fekal-oral. Penularan perinatal dari ibu kepada
bayinya.
4. Faktor resiko bagi para dokter bedah, pekerja laboratorium, dokter gigi,
perawat dan terapis respiratorik, staf dan pasien dalam unit hemodialisis
serta onkologi laki-laki biseksual serta homoseksual yang aktif dalam
hubungan seksual dan para pemaki obat-obat IV juga beresiko
3. Hepatitis C (HCV)
1. Virus hepatitis C (HCV) merupakan virus RNA kecil, terbungkus lemak yang
diameternya 30 60 nm.
4. Hepatitis D (HDV)
3. Masa inkubasi dari virus ini 21 140 hari dengan rata rata 35 hari
5. Hepattitis E (HEV)
1. Virus hepatitis E (HEV) merupakan virus RNA kecil yang diameternya + 32
36 nm.
C. INSIDEN
1. Hepetitis A
Penyakit endemik dibeberapa bagian dunia, khususnya area dengan sanitasi yang buruk.
Walaupun epidemik juga terjadi pada negara negara dengan sanitasi baik.
2. Hepatitis B
Ditemukan dibeberapa negara insidennya akan meningkat pada area dengan populasi padat
dengan tingkat kesehatan yang buruk.
3. Hepatitis C
90 % kasus terjadi akibat post transpusi dan banyak kasus sporadik, 4 % kasus hepatitis
disebabkan oleh hepatitis virus dan 50 % terjadi akibat penggunaan obat secara intra vena
4. Hepatitis D
Selalu ditemukan dengan hepatitis B, delta agent adalah indemik pada beberapa area seperti
negara mediterania, dimana lebih dari 80 % karier hepatitis B dapat menyebabkan infeksi
5. Hepatitis E
Adalah RNA virus yang berbeda dari hepatitis A dan eterovirus biasanya terjadi di India, Birma,
Afganistan, Alberia, dan Meksiko.
D. PATOFISIOLOGI
Virus hepatitis yang menyerang hati menyebabkan peradangan dan infiltrat pada hepatocytes
oleh sel mononukleous. Proses ini menyebabkan degrenerasi dan nekrosis sel perenchyn hati.
Respon peradangan menyebabkan pembekakan dalam memblokir sistem drainage hati, sehingga
terjadi destruksi pada sel hati. Keadaan ini menjadi statis empedu (biliary) dan empedu tidak
dapat diekresikan kedalam kantong empedu bahkan kedalam usus, sehingga meningkat dalam
darah sebagai hiperbilirubinemia, dalam urine sebagai urobilinogen dan kulit hapatoceluler
jaundice.
Hepatitis terjadi dari yang asimptomatik samapi dengan timbunya sakit dengan gejala ringan. Sel
hati mengalami regenerasi secara komplit dalam 2 sampai 3 bulan lebih gawat bila dengan
nekrosis hati dan bahkan kematian. Hepattis dengan sub akut dan kronik dapat permanen dan
terjadinya gangguan pada fungsi hati. Individu yang dengan kronik akan sebagai karier penyakit
dan resiko berkembang biak menjadi penyakit kronik hati atau kanker hati
E. MANIFESTASI KLINIK
Menifestasi klinik dari semua jenis hepatitis virus secara umum sama. Manifestasi klinik dapat
dibedakan berdasarkan stadium. Adapun manifestasi dari masing amsing stadium adalah
sebagai berikut.
1. Stadium praicterik berlangsung selama 4 7 hari. Pasien mengeluh sakit kepala, lemah,
anoreksia, muntah, demam, nyeri pada otot dan nyeri diperut kanan atas urin menjadi lebih
coklat.
2. Stadium icterik berlangsung selama 3 6 minggu. Icterus mula mula terlihat pada sklera,
kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan keluhan berkurang, tetapi klien masih lemah,
anoreksia dan muntah. Tinja mungkin berwarna kelabu atau kuning muda. Hati membesar dan
nyeri tekan.
3. Stadium pascaikterik (rekonvalesensi). Ikterus mereda, warna urin dan tinja menjadi normal
lagi. Penyebuhan pada anak anak menjadi lebih cepat pada orang dewasa, yaitu pada akhir
bulan ke 2, karena penyebab yang biasanya berbeda
F. TES DIAGNOSTIK
1. ASR (SGOT) / ALT (SGPT)
Awalnya meningkat. Dapat meningkat 1-2 minggu sebelum ikterik kemudian tampak menurun.
SGOT/SGPT merupakan enzim enzim intra seluler yang terutama berada dijantung, hati dan
jaringan skelet, terlepas dari jaringan yang rusak, meningkat pada kerusakan sel hati
2. Darah Lengkap (DL)
SDM menurun sehubungan dengan penurunan hidup SDM (gangguan enzim hati) atau
mengakibatkan perdarahan.
3. Leukopenia
Trombositopenia mungkin ada (splenomegali)
4. Diferensia Darah Lengkap
Leukositosis, monositosis, limfosit, atipikal dan sel plasma.
5. Alkali phosfatase
Agaknya meningkat (kecuali ada kolestasis berat)
6. Feses
Warna tanah liat, steatorea (penurunan fungsi hati)
7. Albumin Serum
Menurun, hal ini disebabkan karena sebagian besar protein serum disintesis oleh hati dan karena
itu kadarnya menurun pada berbagai gangguan hati.
8. Gula Darah
Hiperglikemia transien / hipeglikemia (gangguan fungsi hati).
9. Anti HAVIgM
Positif pada tipe A
10. HbsAG
Dapat positif (tipe B) atau negatif (tipe A)
11. Masa Protrombin
Mungkin memanjang (disfungsi hati), akibat kerusakan sel hati atau berkurang. Meningkat
absorbsi vitamin K yang penting untuk sintesis protombin.
12. Bilirubin serum
Diatas 2,5 mg/100 ml (bila diatas 200 mg/ml, prognosis buruk, mungkin berhubungan dengan
peningkatan nekrosis seluler)
13. Tes Eksresi BSP (Bromsulfoptalein)
Kadar darah meningkat.
14. BPS dibersihkan dari darah, disimpan dan dikonyugasi dan diekskresi. Adanya gangguan
dalam satu proses ini menyebabkan kenaikan retensi BSP.
15. Biopsi Hati
Menujukkan diagnosis dan luas nekrosis
16. Skan Hati
Membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan parenkin hati.
17. Urinalisa
18. Peningkatan kadar bilirubin.
Gangguan eksresi bilirubin mengakibatkan hiperbilirubinemia terkonyugasi. Karena bilirubin
terkonyugasi larut dalam air, ia dsekresi dalam urin menimbulkan bilirubinuria.
G. PENATALAKSANAAN MEDIK
Tidak ada terpi sfesifik untuk hepatitis virus. Tirah baring selama fase akut dengan diet yang
cukup bergizi merupakan anjuran yang lazim. Pemberian makanan intravena mungkin perlu
selama fase akut bila pasienterus menerus muntah. Aktivitas fisik biasanya perlu dibatasi hingga
gejala-gejala mereda dan tes fungsi hati kembali normal.
H. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian a
Tidak ada terapi spesifik untuk hepatitis virus.Identitas.
- Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan, tanggal masuk rumah
sakit, tanggal pengkajian, No register, dan dignosa medis.
- Identitas orang tua yang terdiri dari : Nama Ayah dan Ibu, agama, alamat,
pekerjaan, penghasilan, umur, dan pendidikan terakhir.
- Identitas saudara kandung meliputi : Nama, umur, jenis kelamin,
pendidikan, dan hubungan dengan klien.
b. Keluhan utama
Keluhan anak sehingga anak membutuhkan perawatan. Keluhan dapat berupa nafsu makan
menurun, muntah, lemah, sakit kepala, batuk, sakit perut kanan atas, demam dan kuning
c. Riwayat kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Gejala awal biasanya sakit kepala, lemah anoreksia, mual muntah, demam,
nyeri perut kanan atas
2. Riwayat Kesehatan Masa lalu
Riwayat kesehatan masa lalu berkaitan dengan penyakit yang pernah diderita sebelumnya,
kecelakaan yang pernah dialami termasuk keracunan, prosedur operasi dan perawatan rumah
sakit serta perkembangan anak dibanding dengan saudara-saudaranya
3. Riwayat kesehatan keluarga
Berkaitan erat dengan penyakit keturunan, riwayat penyakit menular
khususnya berkaitan dengan penyakit pencernaan.
2.Diagnosa keperawatan yang lazim muncul .
9 a. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum.
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kegagalan masukan metabolik, anoreksia, mual/muntah.
c. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan
kehilangan yang berlebihan melalui muntah dan diare.
d. Isolasi sosial berhubungan dengan perawatan isolasi.
e. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak
adekuat.
f. Resiko infeksi pada orang lain berhubungan dengan kontak pada anak yang
terinfeksi.
g. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan akumulasi garam
empedu dalam jaringan.
h. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi dengan proses
penyakit.
i. Hipertermi berhunbungan dengan proses infeksi.
j. Diare berhubungan dengan peningkatan peristaltik usus.
k. Konstipasi berhubungan dengan kurangnya aktifitas.
l. Nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan hepar.
m. Kehilangan kontrol berhubungan dengan perubahan aktifitas rutin.
3. Rencana keperawatan.
DX.I . Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum.
Tujuan : Klien menunjukkan perbaikan terhadap aktifitas.
Kriteria hasil :
Mengekspresikan pemahaman tentang pentingnya perubahan tingkat
aktifitas.
Meningkatkan aktifitas yang dilakukan sesuai dengan perkembangan
kekuatan otot.
Intervensi
Rasional
1.Tingkatkan tirah baring, ciptakan lingkunga yang tenang.
2.Tingkat aktifitas sesuai
Meningkatkan ketenangan istirahat dan menyediakan energi yang digunakan untuk
penyembuhan.
Tiarah baring lama dapat menurunkan toleransi
3. Awasi kadar enzim hepar.
kemampuan. Ini dapat terjadi karena keterbatasan aktifitas yang mengganggu periode istirahat.
Membantu menurunkan kadar aktifitas tepat, sebagai peningkatan prematur pada potensial resiko
berulang.
DX . II. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kegagalan masukan metabolik, anoreksia, mual/ muntah
Tujuan : Klien menunjukkan status nutrisi yang adekuat.
Kriteria hasil :
Nafsu makan baik.
Tidak ada keluhan mual/muntah.
Mencapai BB , mengarah kepada BB normal .
Intervensi
Rasional
1. Awasi keluhan anoreksia,
mual/muntah.
2. Awasi
pemasukan
diet/jumlah
kalori. Berikan makanan sedikit dalam frekwensi sering.
3. Lakukan
perawatan
mulut sebelum makan.
4. Timbang berat badan.
5. Berikan obat vit. B kompleks, vit c dan tambahan diet lain sesuai indikasi.
Berguna dalam mendefinisikan derajat luasnya masalah dan pilihan intervensi yang tepat.
Makan banyak sulit untuk mengatur bila klien anoreksia. Anoreksia juga paling buruk pada siang
hari, membuat masukan makanan sulit pada sore hari.
Menghilangkan rasa tidak enak dan
meningkatkan nafsu makan.
Penurunan BB menunjukkan tidak adekuatnya nutrisi klien.
Memperbaiki kekurangan dan membantu proses penyembuhan.
DX. III. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan
kehilangan berlebihan melalui muntah dan diare.
11 Tirah baring selama fase akut dengan diet yang cukup bergizi merupakan anjuran yang lazim.
Pemberian makanan intravena mungkin perlu selama fase akut bila pasien terus menerus muntah.
Aktivitas fisik biasanya perlu dibatasi hingga gejala-gejala mereda dan tes fungsi hati kembali
normal.
H. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a) Biodata.
o Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan, tanggal masuk rumah
sakit, tanggal pengkajian, No register, dan dignosa medis.
o Identitas orang tua yang terdiri dari : Nama Ayah dan Ibu, agama, alamat, pekerjaan,
penghasilan, umur, dan pendidikan terakhir.
o Identitas saudara kandung meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, dan hubungan
dengan klien.
b) Keluhan utama
Keluhan anak sehingga anak membutuhkan perawatan. Keluhan dapat berupa nafsu makan
menurun, muntah, lemah, sakit kepala, batuk, sakit perut kanan atas, demam dan kuning
c) Riwayat kesehatan
o Riwayat Kesehatan Sekarang
Gejala awal biasanya sakit kepala, lemah anoreksia, mual muntah, demam, nyeri perut kanan
atas
o Riwayat Kesehatan Masa lalu
Riwayat kesehatan masa lalu berkaitan dengan penyakit yang pernah diderita sebelumnya,
kecelakaan yang pernah dialami termasuk keracunan, prosedur operasi dan perawatan rumah
sakit serta perkembangan anak dibanding dengan saudara-saudaranya
o Riwayat kesehatan keluarga
Berkaitan erat dengan penyakit keturunan, riwayat penyakit menular khususnya berkaitan
dengan penyakit pencernaan.
2. Diagnosa keperawatan
a) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum.
b) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan masukan
metabolik, anoreksia, mual/muntah.
c) Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan yang berlebihan melalui
muntah dan diare.
d) Isolasi sosial berhubungan dengan perawatan isolasi.
e) Resiko terhadap infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat.
f) Resiko infeksi pada orang lain berhubungan dengan kontak pada anak yang terinfeksi.
g) Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan akumulasi garam empedu dalam
jaringan.
h) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi dengan proses penyakit.
i) Hipertermi berhunbungan dengan proses infeksi.
j) Diare berhubungan dengan peningkatan peristaltik usus.
k) Konstipasi berhubungan dengan kurangnya aktifitas.
l) Nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan hepar
3. Rencana keperawatan.
Diagnosa I : Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum.
Tujuan : Klien menunjukkan perbaikan terhadap aktifitas.
Kriteria hasil :
o Mengekspresikan pemahaman tentang pentingnya perubahan tingkat aktifitas.
o Meningkatkan aktifitas yang dilakukan sesuai dengan perkembangan kekuatan otot.
Intervensi :
a) Tingkatkan tirah baring, ciptakan lingkunga yang tenang.
Rasional : Meningkatkan ketenangan istirahat dan menyediakan energi yang digunakan untuk
penyembuhan.
b) Tingkat aktifitas sesuai toleransi
Rasional : Tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan. Ini dapat terjadi karena
keterbatasan aktifitas yang mengganggu periode istirahat.
c) Awasi kadar enzim hepar
Rasional : Membantu menurunkan kadar aktifitas tepat, sebagai peningkatan prematur pada
potensial resiko berulang.
Diagnosa VI : Resiko infeksi pada orang lain berhubungan dengan kontak pada anak yang
terinfeksi.
Tujuan : Keluarga dan orang lain tidak tertular infeksi.
Kriteria hasil :
o Keluarga mengerti tentang cara penularan.
o Orang tua menerapkan pola hidup yang sehat dan bersih.
Intervensi :
a) Ajarkan tehnik mencuci tangan yang benar.
Rasional : Cuci tangan mencegah transmisi virus.
b) Ajarkan tentang kebersihan perorangan.
Rasional : Infeksi hepatitis dapat terjadi didalam lingkungan dengan hygiene dan sanitasi yang
buruk.
c) Imunisasi bila indikasi ketularan
Rasional : Karena terbatasnya pengobatan terhadap hepatitis maka penekanan lebih diarahkan
pada pencegahan melalui imunisasi.
Diagnosa VII : Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan akumulasi garam empedu
dalam jaringan .
Tujuan : Klien menunjukkan jaringan kulit yang utuh.
Kriteria hasil :
o Melaporkan penurunan proritus atau menggaruk.
o Ikut serta dalam aktifitas untuk mempertahankan integritas kulit.
Intervensi :
a) Lakukan perawatan kulit dengan sering, hindari sabun alkali.
Rasional : Mencegah kulit kering berlebihan. Memberikan penghilang gatal
b) Pertahankan kuku klien terpotong pendek. Instruksikan klien menggunakan ujung jari atau
menggunakan ujung jari untuk menekan pada kulit bila sangat perlu menggaruk.
Rasional : Untuk menurunkan resiko kerusakan kulit bila menggaruk.
c) Pertahankan liner dan pakaian kering.
Rasional : Pakaian basah dan berkeringat adalah sumber ketidaknyamanan .
Diagnosa VIII : Kurang pengetahuan berhubungan kurangnya informasi tentang proses penyakit.
Tujuan : Klien dan keluarga mengetahui tentang proses penyakitnya.
Kriteria hasil :
o Mengungkapkan pengertian tentang proses penyakit.
o Melakukan perubahan perilaku dan berpartisipasi pada pengobatan
Intervensi :
a) Kaji tingkat pemahaman proses penyakit, harapan /prognosis, kemungkinan pilihan
pengobatan.
Rasional : Mengidentifikasi area kekurangan/salah informasi dan memberikan informasi
tambahan sesuai keperluan.
b) Berikan informasi khusus tentang penyakitnya.
Rasional : Kebutuhan atau rekomendasi akan bervariasi karena tipe hepatitis dan situasi individu.
c) jelaskan pentingnya istirahat dan latihan
rasional : Aktifitas perlu dibatasi sampai hepar kembali normal.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hepatitis merupakan inflamasi dan cedera pada hepar, penyakit ini dapat
disebabkan oleh infeksi atau oleh toksin termasuk alkohol dan dijumpai pada kanker
hati. Hepatitis virus adalah istilah yang digunakan untuk infeksi hepar oleh virus,
identifikasi virus penyakit dilakukan terus menerus, tetapi agen virus A, B, C, D, E, F
dan G terhitung kira-kira 95% kasus dari hepatitis virus akut. (Ester Monica, 2002 : 93)
Penyakit hepatitis merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit hati
diseluruh dunia. Penyakit ini sangat berbahaya bagi kehidupan karena penykit hepatits
ataupun gejala sisanya bertanggung jawab atas 1-2 juta kematian setiap tahunnya.
(Aru, w sudoyo, 2006 : 429). Infeksi virus hepatitis bisa berkembang menjadi sirosis
atau pengerasan hati bahkan kanker hati. Masalahnya, sebagian besar infeksi hepatitis
tidak menimbulkan gejala dan baru terasa 10-30 tahun kemudian saat infeksi sudah
parah. Pada saat itu gejala timbul, antara lain badan terasa panas, mual, muntah,
mudah lelah, nyeri diperut kanan atas, setelah beberapa hari air seninya berwarna
seperti teh tua, kemudian mata tampak kuning dan akhirnya seluruh kulit tubuh menjadi
kuning. Pasien hepatitis biasanya baru sembuh dalam waktu satu bulan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Hepatitis merupakan istilah umum yang berarti peradangan pada sel-sel hati.
Peradangan hati ini dapat disebabkan oleh infeksi, paparan alcohol, obat-obatan
tertentu, bahan kimia, atau racun, atau dari system kekebalan tubuh. ( Arif Muttaqin,
2011 )
Hepatitis virus akut adalah penyakit infeksi yang penyebarannya luas, walaupun
efek utamanya pada hati.( Syivia .A. price, 2005 )
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan inflamasi
pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis, biokimia serta seluler
yang khas. ( Brunner & Suddarth, 2001 )
Jadi, Hepatitis virus akut adalah penyakit pada hati yang gejala utamanya
berhubungan erat dengan adanya nekrosis pad hati. Biasanya disebabkan oleh virus
yaitu virus hepatitis A, virus hepatitis B, virus hepatitis C, dll.
Jenis-jenis Hepatitis
Hepatitis A : yang dahulu dinamakan hepatitis infeksiosa, disebabkan oleh virus RNA
dari family enterovirus. Cara penularan penyakit ini adalah melalui jalur fekal-oral,
terutama lewat konsumsi makanan atau minuman yang tercemar virus tersebut.
Umumnya terjadi didaerah kumuh berupa endemik. Masa inkubasi : 2-6 minggu,
kemudian menunjukkan gejala klinis. Populasi paling sering terinfeksi adalah anak-anak
dan dewasa muda.( Brunner & Suddarth, 2001 )
Hepatitis C : yang dahulu dinamakan non-A, non-B. suatu peradangan pada sel-sel
hati yang disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV ). cara penularan HCV sama dengan
HBV, tetapi terutama transfuse darah dan produk darah, terkena darah yang
terkontaminasi lewat peralatan atau parafenalia obat. ( Brunner & Suddarth, 2001 ).
Populasi yang paling sering terinfeksi adalah pengguna obat injeksi, individu yang
menerima produk darah, potensial risiko terhadap pekerja perawatan kesehatan dan
keamanan masyarakat yang terpajan pada darah. Masa inkubasinya adalah selama 18-
180 hari.
Hepatitis D : yang dahulu sering disebut hepatitis delta, suatu peradangan pada sel-
sel hati yang disebabkan oleh virus hepatitis D (HDV ). Cara penularan sama seperti
HBV. Antigen permukaan HBV diperlukan untuk replikasi, pola penularan serupa
dengan pola penularan hepatitis B. (Brunner & Suddarth, 2001 ; Arief Muttaqin, 2011).
Populasi yang sering terinfeksi adalah pengguna obat injeksi, hemofili, resipien tranfusi
darah multipel (infeksi hanya individu yang telah mempunyai HBV). Masa inkubasinya
belum diketahui secara pasti. HDV ini meningkatkan resiko timbulnya hepatitis fulminan,
kegagalan hati, dan kematian
Hepatitis E : mengacu pada peradangan pada sel-sel yang disebabkan oleh infeksi
virus hepatitis E (HEV). Cara penularan melalui jalur-jalur fekal-oral, kontak antar
manusia dimungkinkan menskipun resikonya rendah. (Brunner & Suddarth, 2001 ; Arief
Muttaqin, 2011). . populasi yang paling sering terinfeksi adalah orang yang hidup pada
atau perjalanan pada bagian Asia, Afrika atau Meksiko dimana sanitasi buruk, dan
paling sering pada dewasa muda hingga pertengahan.
Kemungkinan Hepatitis F dan G : Baru ada sedikit kasus yang dilaporkan tentang
hepatitis F. Saat ini para pakar belum sepakat hepatitis F merupakan penyakit hepatitis
yang terpisah. Sedangkan hepatitis G gejala serupa hepatitis C, seringkali infeksi
bersamaan dengan hepatitis B dan/atau C. Tidak menyebabkan hepatitis fulminan
ataupun hepatitis kronik. Penularan melalui transfusi darah jarum suntik.
4. Saluran saluran bilier juga disebut kanalikuli empedu, dibentuk oleh kapiler-kapiler
empedu yang menyatu dan menyalurkan empedu yang dihasilkan oleh sel-sel hepar.
(mary Baradero, 2008)
Sirkulasi darah ke dalam dan keluar hati sangat penting dalam penyelenggaraan
fungsi hati. Darah yang mengalir ke dalam hati berasal dari dua sumber. Kurang lebih
75% suplai darah datang dari vena porta yang mengalirkan darah yang kaya akan
nutrien dari traktus gastrointestinal. Bagian lain suplai darah tersebut masuk ke dalam
hati lewat arteri hepatika dan banyak mengandung oksigen. Cabang-cabang terminalis
kedua pembuluh darah ini bersatu untuk membentuk capillary beds bersama yang
merupakan sinusoid hepatik. Dengan demikian, sel-sel hati (hepatosit) akan terendam
oleh campuran darah vena dan arterial. Sinusoid hepatik kemudian mengosongkan
isinya ke dalam venule yang berada pada bagian tengah masing-masing lobulus
hepatik dan dinamakan vena sentralis. Vena sentralis bersatu membentuk vena
hepatika yang merupakan drainase vena dari hati dan akan mengalirkan isinya ke
dalam vena inferior di dekat diafragma. Jadi, terdapat dua sumber yang mengalirkan
darah masuk ke dalam hati dan hanya terdapat satu lintasan keluarnya. (Susanne C.
Smeltzer, 2001)
b) Fungsi
- Pembentukan empedu
- Penyimpanan dan pelepasan karbohidrat
- Pembentukan urea
- Metabolisme kolesterol
- Pembentukan protein plasma
- Detoksifikasi
C. ETIOLOGI
1. Virus
Type A Type B Type C Type D Type E
Metode Fekal- Parenteral Parenteral Parenteral Fekal-
transmisi oral seksual, jarang perinatal, oral
melalui perinatal seksual, memerlukan
orang orang ke koinfeksi
lain orang, dengan type B
perinatal
Keparah- Tak Parah Menyebar Peningkatan Sama
an ikterik luas, dapat insiden kronis dengan
dan berkem- dan gagal D
asimto- bang hepar akut
matik sampai
kronis
Sumber Darah, Darah, Terutama Melalui darah Darah,
virus feces, saliva, melalui feces,
saliva semen, darah saliva
sekresi
vagina
2. Alkohol
Menyebabkan alkohol hepatitis dan selanjutnya menjadi alkohol sirosis.
3. Obat-obatan
Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering disebut hepatitis toksik dan hepatitis
akut.
D. PATOFISIOLOGI
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi
virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit
fungsional dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai darah
sendiri. Sering dengan berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar
terganggu. Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini
menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya, sel-sel
hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh respon sistem imun dan digantikan
oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh karenanya, sebagian besar klien yang
mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal.
Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu
badan dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman
pada perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan
nyeri di ulu hati.
Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun jumlah billirubin
yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal, tetapi karena
adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu intrahepatik, maka terjadi kesukaran
pengangkutan billirubin tersebut didalam hati. Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal
konjugasi. Akibatnya billirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus,
karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli,
empedu belum mengalami konjugasi (bilirubin indirek), maupun bilirubin yang sudah
mengalami konjugasi (bilirubin direk). Jadi ikterus yang timbul disini terutama
disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi dan eksresi bilirubin.
Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat (abolis).
Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat dieksresi ke dalam
kemih, sehingga menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna gelap. Peningkatan
kadar bilirubin terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-garam empedu dalam
darah yang akan menimbulkan gatal-gatal pada ikterus.
HEPATITIS A :
Virus hepatitis A merupakan virus RNA kecil berdiameter 27 nm yang
dapat dideteksi didalam feses pada akhir masa inkubasi dan fase praikterik. HAV
merupakan jenis infeksi hepatitis virus yang paling sering di Amerika Serikat. HAV lazim
terjadi pada anak dan dewasa muda. Terdapat peningkataninsidensi pada musim
tertentu, yaitu musim gugur dan musim dingin.
HAV terutama ditularkan melalui per oral dengan menelan makanan yang sudah
terkontaminasi dengan feses, penularan melalui tranfusi darah jarang terjadi. Penyakit
ini sering terjadi pada anak-anak atau terjadi akibat kontak dengan orang yang
terinfeksi melalui kontaminasi feses pada makanan atau air minum, atau dengan
menelan karang yang mengandung virus yang tidak dimasak dengan baik. Kasus yang
timbul dapat bersifat sporadic, sedangkan epidemi dapat timbul pada daerah yang
sangat padat seperti pada pusat perawatan dan rumah sakit jiwa. Penularan ditinjau
oleh sanitasi yang buruk, dan kontak yang intim ( tinggal serumah atau seksual). Masa
inkubasi sekitar 30 hari. Masa penularan tertinggi adalah pada minggu kedua segera
sebelum timbulnya ikterus. .( Syivia .A. price, 2005 )
HEPATITIS B :
Virus hepatitis B ( HBV ) merupakan virus DNA berselubung ganda berukuran
42 nm yang memiliki lapisan permukaan dan bagian inti.
Hepatitis B memiliki masa inkubasi yang panjang. Virus hepatitis B mengadakan
replikasi pada hati dan tetap berada dalam serum selama periode yang relative lama
sehingga memungkinkan penularan virus tersebut. Dengan demikian, indifidu yang
berisiko terhadap hepatitis B adalah para dokter bedah, pekerja laboratorium klinik,
dokter gigi, perawat dan terapis respiratorik. (Brunner & Suddarth, 2001 ).
Infeksi HBV merupakan penyebab utama hepatitis akut, kronis, sirosis dan kanker hati
diseluruh dunia. Cara utama penularan HBV adalah melalui perenteral, dan menembus
mukosa, terutama melalui hubungan seksual. Masa inkubasi rata-rata adalah sekitar 60
hingga 90 hari. ( Syivia .A. price, 2005 )
HEPATITS C :
HCV merupakan virus RNA untai tunggal, linear berdiameter 50 sampai 60 nm.
( Syivia .A. price, 2005 ).
Kasus-kasus ini diklasifikasikan sebagai hepatitis C ( yang dahulunya disebut hepatitis
non-A, non-B atau hepatitis NANB ). Orang-orang dengan resiko khusus untuk terkena
hepatitis C mencangkup anak-anak yang sering mendapatkan transfuse atau individu
yang memerlukan darah dalam jumlah yang besar. Hepatitis lebih besar
kemungkinannya untuk ditularkan dari donor komersial atau donor bayaran ketimbang
donor relawan. Masa inkubasi hepatitis C bervariasi dan dapat berkisar dari 15 sampai
160 hari. Perjalanan klinis hepatitis C yang akut serupa dengan hepatitis B; gejala
hepatitis C biasanya ringan. Meskipun demikian, status karier yang kronis sering terjadi
dan terdapat peningkatan resiko untuk menderita penyakit hati yang kronis sesudah
hepatits C, termasuk sirosis atau kanker hati. (Brunner & Suddarth, 2001 ).
HEPATITIS D :
Virus hepatitis D ( HDV, virus delta ) merupakan virus RNA berukuran 35 hingga 37 nm
yang tidak biasa karena membutuhkan HBsAg untuk berperan sebagai lapisan luar
partikel yang infeksius. Sehingga hanya penderita positif HBsAg yang dapat terinfeksi
HDV. Penularan terjadi terutama melalui serum, dan di Amerika Serikat penyakit ini
terutama menyerang pengguna obat melalui intravena. ( Syivia .A. price, 2005 ).
Gejala hepatitis D serrupa dengan gejala hepatits B, kecuali pesiennya lebih cenderung
untuk menderita hepatitis fulminan dan berlanjut menjadi hepatitis aktif yang kronis
serta sirosis hati. (Brunner & Suddarth, 2001 ).
Masa inkubasi diyakini menyerupai HBV yaitu sekitar 1 hingga 2 bulan. HDV dapat
timbul sendiri sebagai infeksi akut, infeksi kronis, atau ko-infeksi atau superinfeksi
dengan HBV. ( Syivia .A. price, 2005 ).
HEPATITIS E :
HEV adalah suatu virus RNA untai-tunggal yang kecil berdiameter kurang lebih 32
sampai 34 nm dan tidak berkapsul. HEV adalah jenis hepatitis non-A, non-B yang
ditularkan secara enteric melalui jalur fekal-oral. Penyakit ini paling sering menyerang
usia dewasa muda sampai pertengahan dengan angka mortalitas sebesar 1 hingga 2 %
dalam popilasi umum dan memiliki angka mortalitas yang sangat tinggi (20%) pada
wanita hamil. Masa inkubasi sekitar 6 minggu. ( Syivia .A. price, 2005 ).
Kemungkinan HEPATITIS F dan G :
Masih terdapat perdebatan dalam penelitian hepatitis mengenai kemungkinan adanya
virus hepatitis F. dilakukan penelitian ditemukannya beberapa partikel virus (non-A, non-
B,non-C,non-D, non-E), yang disuntikan ke kera rhesus Indian. Oleh karena itu
meskipun telah dapat system klasifikasi nama HFV, masih belum dipastikan bahwa
virus hepatitis F benar-benar ada.
Virus hepatitis G (HGV) adalah suatu flavivirus RNA yang mungkin menyebabkan
hepatitis fulminan. HGV ditularkan terrutama melalui air, namun juga dapat ditularkan
melalui hubungan seksual. Kelompok yang berisiko adalah individu yang telah
menjalani transfusi darah, tertusuk jarum suntik secara tidak sengaja, penggunaan obat
melalui intravena atau pasien hemodialisis. ( Syivia .A. price, 2005 ).
E. MANIFESTASI KLINIS
Hepatitis A :
- dapat terjadi dengan atau tanpa gejala ; sakit mirip flu
- fase praikterik : sakit kepala, malaise, fatigue, anoreksia, febris.
- Fase ikterik : urin yang berwarna gelap, gejala ikterus pada sclera dan kulit, nyeri tekan
pada hati.
Hepatits B : dapat terjadi tanpa gejala, dapat timbul artlargia, ruam.
Hepatitis C : serupa dengan HBV, tidak begitu berat dan anikterik
Hepatitis D : serupa dengan HBV
Hepatitis E : serupa dengan HAV, sangat berat pada wanita yang hamil.
(Brunner & Suddarth, 2001 ).
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Laboratorium
a. Pemeriksaan pigmen
- urobilirubin direk
- bilirubun serum total
- bilirubin urine
- urobilinogen urine
- urobilinogen feses
b. Pemeriksaan protein
- protein totel serum
- albumin serum
- globulin serum
- HBsAg akut da kronis hepatitis B
G. KOMPLIKASI
Kerusakan jaringan paremkin hati yang meluas akan menyebabkan sirosis
hepatis, penyakit ini lebih banyak ditemukan pada alkoholik. Hiperbilirubinemia.
H. PENATALAKSANAAN MEDIK
Saat ini telah banyak jenis pengobatan yang diberikan pada pasien
penyakit hepatitis. Pengobatan yang diberikan dapat berupa tindakan medis
(kedokteran) maupun non medis. Tindakan non medis antara lain adalah akupunktur,
akupresure, reflesiologi, pengobatan herbal, dan lain-lain. Tindakan non medis ini dapat
diberikan sebagai tindakan komplementer dari tindakan medis ataupun alternatif.
Terapi secara medis dapat berupa terapi suportif, simtomatis dan kausatif. Terapi
suportif adalah terapi yang membantu agar fungsi-fungsi penting tubuh tetap bekerja
dengan baik. Terapi simtomatis diberikan pada pasien untuk meringankan gejala
penyakit. Sedangkan terapi kausatif berguna untuk menghilangkan penyebab dari
penyakit hepatitis itu sendiri, biasanya berupa antivirus pada kasus penyakit hepatitis
yang disebabkan oleh virus.
Terapi medis untuk kasus hepatitis B kronis bertujuan untuk menekan replikasi
virus hepatitis B (HB). Tujuan jangka pendek pengobatan ini adalah membatasi
peradangan hati dan memperkecil kemungkinan fibrosis (jaringan ikat) pada hati
maupun sirosis. Sementara tujuan jangka panjangnya adalah mencegah meningkatnya
kadar serum transminase dan komplikasi hepatitis yang lebih buruk.
Terapi medis yang biasa diberikan pada penderita penyakit hepatitis diantaranya
adalah
1. Tirah baring
Penderita penyakit hepatitis harus menjalani istirahat di tempat tidur saat
mengalami fase akut. Jika gejala klinis cukup parah, penderita perlu dirawat di rumah
sakit. Penderita harus mengurangi aktivitas hariannya. Tujuan dari istirahat ini
adalah memberi kesempatan pada tubuh untuk memulihkan sel-sel yang rusak.
2. Diet
Pada prinsipnya penderita seharusnya mendapat diet cukup kalori. Pada stadium
ini persoalannya ialah bahwa penderita mengeluh mual dan bahkan muntah, disamping
hal mengganggu yaitu tidak nafsu makan. Dalam keadaan ini jika dianggap perlu
pemberian makanan dapt dibantu dengan pemberian infuse cairan glukosa.
.
3. Obat-obatan
Pada saat ini belum ada obat yang mempunyai khasiat memperbaiki kematian /
kerusakan sel hati dan memperpendek perjalanan penyakit hepatitis virus akut.
1. Dilarang makan dan minum yang mengandung alkohol. Biasanya penderita
penyakit hepatitis akut merasa mual di malam hari. Oleh karena itu sebaiknya asupan
kalori diberikan secara maksimal di pagi hari. Jika penderita mengalami rasa mual yang
hebat atau bahkan muntah terus menerus maka biasanya makanan diberikan dalam
bentuk cair melalui infus.
2. Penderita penyakit hepatitis diberi obat untuk mengatasi peradangan yang terjadi di
hati. Selain itu pada kasus penyakit hepatitis yang disebabkan oleh virus, penderita
diberi antiviral/antivirus dengan dosis yang tepat. Tujuan pemberian antivirus ini adalah
untuk menekan replikasi virus.Virus membutuhkan sel inang untuk melakukan replikasi
(menggandakan diri). Sel inang dalam kasus hepatitis adalah sel-sel hati. Proses
replikasi virus melalui beberapa tahapan. Tahap pertama virus melakukan penetrasi
(masuk) ke dalam sel inang (sel hati). Tahap kedua virus melakukan pengelupasan
selubung virus. Tahap ketiga adalah sintesis DNA virus. Tahap keempat adalah tahap
replikasi. Tahap terakhir adalah tahap pelepasan virus keluar dari sel inang dalam
bentuk virus-virus baru. Virus-virus baru inilah yang siap menginfeksi sel-sel hati
lainnya.
Antivirus bekerja menghambat salah satu tahapan tersebut, tergantung jenis
antivirusnya. Beberapa macam antivirus diantaranya
adalahinterferon, lamivudin, ribavirin, adepovir dipivoksil, entecavir, dan telbivudin.
Antivirus diberikan berdasarkan hasil tes darah dan pemeriksaan fisik dan laboratorium.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terapi antivirus akan lebih efektif pada kasus
hepatitis aktif.
Fungsi hati dan ginjal harus terus di monitor selama terapi antivirus, sehingga
efek samping dapat dicegah sedini mungkin. Pada kasus hepatitis C, kombinasi
terapi interferon dan ribavirin adalah yang dianjurkan.
Riwayat kesehatan
1. Aktivitas
Kelemahan
Kelelahan
Malaise
2. Sirkulasi
Bradikardi ( hiperbilirubin berat )
Ikterik pada sklera kulit, membran mukosa
3. Eliminasi
Urine gelap
Diare feses warna tanah liat
4. Makanan dan Cairan
Anoreksia
Berat badan menurun
Mual dan muntah
Peningkatan oedema
Asites
5. Neurosensori
Peka terhadap rangsang
Cenderung tidur
Letargi
Asteriksis
6. Nyeri / Kenyamanan
Kram abdomen
Nyeri tekan pada kuadran kanan
Mialgia
Atralgia
Sakit kepala
Gatal ( pruritus )
7. Keamanan
Demam
Urtikaria
Lesi makulopopuler
Eritema
Splenomegali
Pembesaran nodus servikal posterior
8. Seksualitas
Pola hidup / perilaku meningkat resiko terpajan
2. Diagnosa Keperawatan
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia dan gangguan
gastrointestinal.
b. Intoleransi aktivitas b/ d kelemahan fisik.
c. Kelebihan volume cairan b/d asites dan pembentukan edema.
d. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan ikterus dan status imunologi yang
terganggu.
e. Resiko tinggi Pola napas tidak efektif b/d asites.
3. Intervensi Keperawatan
a. Perubahan nutisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia dan gangguan
gastrointestinal.
Tujuan : Perbaikan status nutrisi.
yang diharapkan : Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan nilai laboratorium
normal dan bebas tanda malnutrisi.
ensi :
Mandiri
i. Awasi pemasukan diet / jumlah kalori. Tawarkan makanan dengan porsi
sedikit tapi sering.
R / Makanan dengan porsi kecil dan sering lebih ditolerir oleh penderita anoreksia.
ii. Berikan perawatan mulut sebelum makan.
R / Menghilangkan rasa tak enak, meningkatkan nafsu makan.
iii. Anjuran makan pada posisi duduk tegak.
R / Menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan pemasukan
iv. Pantang alkohol.
R / Menghilangkan makanan dengan kalori kosong dan menghindari iritasi lambung
oleh alkohol.
v. Hidangkan makanan yang menimbulkan selera dan menarik dalam
penyajiannya.
R / Mengurangi citarasa yang tidak enak dan merangsang selera makan.
Kolaborasi
4. Konsul pada ahli diet, dukungan tim nutrisi untuk memberikan diet sesuai kebutuhan
klien, dengan memasukkan lemak dan protein sesuai toleransi.
R / Berguna dalam membuat program diet untuk memenuhi kebutuhan individu.
Metabolisme lemak bervariasi tergantung pada produksi dan pengeluaran empedu dan
perlunya pembatasan lemak jika terjadi diare. Pembatasan protein diidentifikasikan
pada hepatitis kronis karena akumulasi produk akhir dapat mencetuskan hepatic
ensefalopati.
5. Awasi glukosa darah.
R / Hiperglikemia/hipoglikemia dapat terjadi, memerlukan perubahan diet.
6. Berikan obat sesuai indikasi
R / beberapa obat bersifat hepatotoksik, selain itu kerusakan hati telah menurunkan
kemampuan metabolisme obat, meningkatkan kecenderungan perdarahan.s
d. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan ikterus dan status imunologi yang
terganggu
Tujuan : Memperbaiki integritas kulit dan meminimalkan iritasi kulit Intervensi:
i. Observasi dan catat derajat ikterus pada kulit dan sklera.
R / Memberikan dasar untuk deteksi perubahan dan evaluasi intervensi.
ii. Lakukan perawatan yang sering pada kulit, mandi tanpa menggunakan sabun dan
melakukan masase dengan losion pelembut (emolien).
R / Mencegah kekeringan kulit dan meminimalkan pruritus
iii. Jaga agar kuku pasien selalu pendek
R / Mencegah ekskoriasi kulit akibat garukan
4. Evaluasi
Toleransi terhadap makanan dan diet yang dianjurkan
Penanganan yang tepat tehadap masalah yang muncul.
Tidak terjadi komplikasi yang lebih lanjut
5. Discharge planning
Berikan penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang terapi yang di berikan ,
dosis serta efek samping.
Tekankan kepada pasien untuk control sesuai dengan waktu yang di tentukan.
Anjurkan pasien banyak minum air putih dan konsumsi makanan sehat seperti
sayur dan buah.
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
1. Hepatitis adalah penyakit hati kronik yang di sebabkan oleh virus yang ditandai dengan
hilangnya sebagian besar fungsi hati
2. Penanganan untuk mengatasi masalah pada pasien dengan Hepatitis harus dilakukan
melalui tindakan keperawatan yang berurutan dan sistematis yang terdiri dari
pengkajian, perumusan masalah, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi,
dan evaluasi
3. Peningkatan pengetahuan penyakit, perawatan dan pengobatan pada keluarga dan
masyarakat untuk mengenal manifestasi klinik yang dialami pasien Hepatitis serta cara
untuk mengatasinya.
b. Saran
Diharapakan mahasiswa/i agar lebih meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
khususnya seluruh komponen proses keperawatan seiring dengan perkembangan
penemuan baru di dunia keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Mutaqin Arif, Sari kumala 2011. Gangguan Gastrointestinal. Jakarta : Salemba Medical
2. Fahrial syam, Ari, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam 2009, Jilid 1,Edisi Ke-5. Jakarta :
Interna Publishing
3. Mansjoer arief, Kuspuji Triyanti, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I, Edisi Ke-3.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Media Aesculapius
4. Rubenstein David, David Wayne, dan John Bradley. 2005. Kedokteran Klinis, edisi Ke-6.
Jakarta : Erlangga
5. Smeltzer,C.Suzanne. dan Brenda G. Bare. 2001. Buku Ajaran Keperawatan Medikal-
Bedah (Brunner & Suddarth), Edisi 8, vol 2. Jakarta : EGC
6. Sylvia A. Price, Lorraine M. Wilson 2005. Patofisiologi : konsep klinis proses-proses
penyakit, Volume, Edisi Ke-6, . Jakarta : EGC
7. Doenges, Marilynn E 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
.
Penyakit Hepatitis
Posted by Penyakit Hepatitis
Penyakit Hepatitis merupakan penyakit cikal bakal dari kanker hati. Hepatitis dapat
merusak fungsi organ hati dan kerja hati sebagai penetral racun dan sistem pencernaan makanan
dalam tubuh yang mengurai sari-sari makanan untuk kemudian disebarkan ke seluruh organ
tubuh yang sangat penting bagi manusia.
Hepatitis merupakan penyakit peradangan hati karena berbagai sebab. Penyebab tersebut adalah
beberapa jenis virus yang menyerang dan menyebabkan peradangan dan kerusakan pada sel-sel
dan fungsi organ hati. Hepatitis memiliki hubungan yang sangat erat dengan penyakit gangguan
fungsi hati. Hepatitis banyak digunakan sebagai penyakit yang masuk ke semua jenis penyakit
peradangan pada hati (liver). Banyak hal yang menyebabkan hepatitis itu dapat terjadi yang
tidak hanya dikarenakan adanya infeksi virus dari suatu sumber tertentu. Penyebab hepatitis juga
dapat berasal dari jenis obat-obatan tertentu, jenis makanan tertentu atau bahkan pada hubungan
seksual yang salah satu dari pasangan memiliki penyakit hepatitis.
Penyakit hepatitis dapat menyerang siapa saja tak pandang usia. Hepatitis jugat dapat terjadi
pada bayi, anak-anak, orang dewasa dan orang tua. Hepatitis yang juga banyak melanda pada
bayi dari usia 0-12 bulan, pada anak-anak diperkirakan terjadi dari mulai usia 2- 15 tahun, orang
dewasa 15-20 tahun dan orang tua diatas usia 40 tahun keatas.
Namun hepatitis yang banyak terjadi dan dialami oleh penduduk Indonesia adalah
hepatitis B.
Gambar : virus dari jenis
hepatitis yang kemudian akan merusak fungsi organ hati
Berikut ini adalah cara penularan virus dari hepatitis B yang banyak terjadi dan dialami
khususnya jika terjadi pada anak.
- Jika seorang ibu yang memiliki riwayat penyakit hepatitis ketika dalam mengandung sangat
memungkinkan janin atau bayi yang dikandung juga terjangkit jenis hepatitis yang sama, bahkan
resiko lebih besar terjadi pada bayi dibanding ibunya.
- Juga dapat terjadi melalui kontak langsung dengan salah satu anggota keluarga yang menderita
hepatitis B.
- Virus hepatitis B (VHB) dapat menyebabkan peradangan yang bersifat akut atau kronis
merupakan salah satu penyebab awal kanker hati.
- Jika infeksi yang terjadi pada bayi sebelum bayi berusia kurangd ari 1 tahun memiliki resiko
lebih tinggi sekitar 90 % mengidap hepatitis akut atau kronis, namun sebaliknya jika infeksi
hepatitis B terjadi pada bayi setelah berusia 2-5 tahun maka resiko dari penyakit hepatitis B akan
berkurang sekitar 50 % bahkan apabila infeksi terjadi diatas usia 5 tahun resiko penyakit
hepatitis ini hanya 5-10 %.
- Diperkirakan sekitar 25 % dari anak yang teridentifikasi penyakit hepatitis kronis dapat
berlanjut mejadi dan berkembang menjadi sirosis ( kerusakan pada organ hati dan pengerutan
hati ) dan atau kanker hati dan pada orang dewasa hanya 15 % yang berkembang menjadi sirosis
atau kanker hati.
Posted in Penyakit Hepatitis | Tagged apa itu hepatitis, apa itu penyakit hepatitis,
artikel hepatitis, artikel penyakit hepatitis, cara penularan hepatitis, cara penularan
penyakit hepatitis, gambar virus hepatitis, hepatitis, hepatitis adalah, hepatitis akut,
hepatitis b akut, hepatitis kronis, hepatitis menular, jenis virus hepatitis, kanker
hati, komplikasi hepatitis, komplikasi hepatitis b, pengertian penyakit hepatitis,
penularan hepatitis, penularan hepatitis a, penularan hepatitis b, penyakit
gangguan fungsi hati, penyakit hepatitis, penyakit hepatitis b, penyakit peradangan
hati, penyebab hepatitis, penyebab penyakit hepatitis, sakit hepatitis, sirosis, sirosis
hepatitis, tentang hepatitis, virus hepatitis, virus penyebab hepatitis | Leave a
comment
Sakit Hepatitis
Posted by Penyakit Hepatitis
Problem penyakit hati sangat besar, 1 dari 10 masyarakat Indonesia terserang hepatitis B.
Kurang lebih 20 juta masyarakat Indonesia menderita hepatitis, 15 juta diantaranya
menderita hepatitis B dan 5 juta hepatitis C. Sayangnya, tingginya angka ini tidak diikuti
dengan kesadaran dari masyarakat. Bahkan sebelumnya pemerintah pun juga tidak banyak
menaruh perhatian. Hepatitis B seperti fenomena gunung es yang hanya nampak sebagian kecil
saja, yaitu hanya sekitar 30%. Sementara menurut catatan Kementrian Kesehatan sekitar 5-10 %.
Sedangkan sisanya 70% tidak terjamah atau terdeteksi oleh tenaga kesehatan.
Hepatitis B dan C bila dibiarkan akan menjadi cikal bakal kanker hati. Dan pengobatannya hanya
bisa dilakukan dengan transplantasi. Penyait hepatitis bukanlah penyakit yang baru. Tapi karena
banyaknya penyakit lain, hepatitis seolah-olah ter-masking atau tertutup dari perhatian
pemerintah ataupun head provider.
Hepatitis adalah penyakit yang tidak memberikan gejala dan keluhan pada penderitannya.
Oleh sebab itu disebut sillent killer. Liver adalah organ yang kuat dan tidak cengeng
berbeda dengan flu yang menimbulkan gejala begitu virus masuk. Sementara hepatitis
tidak sama saat virus masuk, tubuh tidak memberikan rekasi sampai 15-20 tahun
kemudian. Hanya saja, saat pergi ke dokter telah terjadi sirosis pada liver. Bentuknya
sudah berenjolan dan bahkan sudah mencapai kanker hati. Hanya orang yang
ringkihyang akan ccepat terdeteksi adanya virus hepatitis.
Angka penyebaran virus hepatitis di Indonesia yaitu berkisar 3-15%. Slain itu, tingginya
angka penyebaran virus hepatitis juga berkaitan degan kondisi kebersihan dan kepadatan
penduduk yang mempermudah penularan. Mahalnya pengobatan masih menjadi kendala
utama. Terutama pada kasus hepatitis B dan C. Untuk periksa darah saja sekitar 2 juta.
Apalagi pengobatan hepatitis. Pada hepatitis C, harga obatnya sangat mahal, bisa sampai
ratusan juta. Untuk satu suntikan yang tiap 9 juta.
Sebetulnya kalau mengenai pelayanan untuk diagnosisi Indonesia tidak terlalu ketinggalan jauh
dengan negara tetangga artinya, ilmu yang sedang dikembangkan di luar negeri saat ini juga
sedang diikuti Indonesia. Terkecuali, beberapa teknis yang Indonesia sendiri tidak bisa misalnya
transplantasi hati. Namun bukan berarti kemampuan dokter Indonesia tidak mumpuni. Bahkan
untuk kemampuan, dokter Indoensia terkenal sangat prigel dalam melakukan tindakan
pengobatan. Namun, cangkok hati merupakan suatu tindakan atau prosedur yang sangat sulit.
Sehingga dibutuhkan keterampilan khusus dan persiapan yang sangat kompleks dalam melalukan
transplantasi hati. Sementara biaya yang diberikan pemerintah memang sangat kecil.
Gangguan pada hati dapat terjadi misalnya karena terkena infeksi. Hepatitis merupakan salah
satu contoh penyakit hati yang disebabkan oleh virus. Virus ini dapat menular melalui
makanan, minuman, jarum suntik dan transfusi darah.
Penderita hepatitis mengalami kerusakan pada sel hatinya sehingga zat warna empedu beredar ke
seluruh tubuh. Akibatnya, warna tubuh menjadi kekuningan. Oleh karena itu, penyakit hepatitis
yang biasa disebut sebagai penyakit kuning.
Hepatitis berarti radang atau pembengkakan hati. Hepatitis dapat disebabkan oleh virus alkohol,
narkoba, obat-0batan (termasuk obat yang diresepkan) atau racun. Hepatitis merupakan penyakit
yang sangat umum, bahkan dapat terjadi pada orang yang sistem kekebalannya baik. Hepatitis
juga dapat mengakibatkan goresan/ pengerasan hati (sirosis) sehingga fungsi hati menjadi gagal
dan berakibat kematian.
Banyak penyakit lain yang jauh lebih mudah menular melalui keagiatan sosial, misalnya
tuberkulosis paru. Banyak virus yang kebih tahan berada di luar tubuh manusia sehingga
lebih mudah menular, misanya hepatitis B. Banyak virus lain yang dapat menyebabkan
penderitaan dan kematian dan belum ditemukan obat yang efektif misalnya hepatitis C.
Istilah hepatitis fulminan akut lebih banyak dikenal sebagai gagal hati fulminan yang merupakan
suatu keadaan yang jarang ditemukan, disebabkan oleh karena kerusakan dan kematian sel-sel
hati yang masif.
Kemampuan fungsi sintesis hati menjadi berkurang (waktu protrombin memanjang setelah
pemberian vitamin K), kegagalan ekskresi bilirubin (serum bilirubin > 20mg/100ml),
glukoneogenesis menurun (hipoglikemia), kesadaran menurun (prekoma atau koma) dan
keseimbangan air maupun elektrolit terganggu (serum natrium dan kalium menurun).
Gagal hati fulminan ditandai oleh ensefalopati yang terjadi dalam 8 minggu setelah adanya
gejala pertama penyakit hati dijumpai. Tanda-tanda ensefalopati mulai tampak setelah periode 8-
24 minggu serangan, dahulu keadaan ini disebut sebagai gagal hati yang timbul pada fase lanjut.
Penyakit gagal hati fulminan bisa timbul pada masa neonatus atau masa setelah neonatus
(masa kanak-kanak) biasanya disebabkan oleh berbagai virus, toksin, gangguan
metabolisme, obat-obatan dll seperti tersebut di bawah ini :
1. Virus hepatitis A, B, C (NANB post tranfusi), D dan E (NANB menular melalui air)
2. Virus Epstein-Barr dan Sitomegalovirus serta penyakit Demam Kuning (yellow fever),
Ekovirus dan Adenovirus
3. Leptospirosis
5. Toksin (Amanita phalloides, alkaloid pyrrolizidine, aflatoksin, karbon tetraklorida dan fosfor)
7. Vaskuler (sindroma Budd-Chairi, post cardiac bypass dan sumbatan vena), iskemia/hipotensi,
leukemia/limfoma.
Hepatitis virus adalah infeksi sistemik yang berakibat tidak baik terhadap fungsi normal sel-sel
hati. Peneybab dari hepatitis virus akut adalah hepatitis A, B, C atau Non A Non B (water borne
epidemic dan post transfusion) dan D (delta virus). Beberapa virus lainnya dapat menimbulkan
hepatitis seperti virus sitomegalo, virus herpes, virus Epstein-Barr, virus rubela dan virus koksaki
dll.
Hepatitis akut sering menimbulkan keluhan mual dan nafsu makan menjadi berkurang, makanan
diberikan secara bertahap sesuai dengan nafsu makannya dalam porsi kecil dan sering. Bilamana
anak tidak mau/tidak bisa makan dengan baik perlu ditpertimbangkan pemberian makan lewat
sonde lambung.
Hepatitis yang terjadi pada anak juga dapat diakibatkan oleh penurunan gen orangtua yang
memiliki risiko hepatitis atau penderita hepatitis. Hepatitis pada anak dapat juga disebabkan oleh
kelainan sewaktu masa kehamilan, oleh ibu yang menderita hepatitis atau kelainan tertentu yang
berdampak pada janin atau bayi. Untuk mencegah penyakit hepatitis ini, anak akan diberikan
vaksin anti hepatitis yang diadakan setiap 3-6 bulan sekali.
Hepatitis
Posted by Penyakit Hepatitis
Hepatitis berasal dari dua kata yaitu hepa (hepar/hati) dan itis (radang). Hepatitis
merupakan radang yang terjadi pada organ hati. Karena hampir seluruh tubuh penderita
berwarna kekuning-kuningan maka dalam masyarakat dikenal dengan istilah penyakit
kuning (jaundice). Namun, sebenarnya istilah sakit kuning dapat menimbulkan kerancuan
karena tidak semua sakit kuning disebabkan radang hati.
Dapat juga terjadi karena gangguan ada saluran empedu sehingga cairan mepedu tidak dapat
masuk ke dalam usus melainkan ke darah. Gejala kuning juga dapat terjadi karena pemecahan sel
darah merah yang terlalu berlebihan sehingga zat bilirubin menyebar dalam darah. Gangguan
pada organ tertentu, seperti tumor pada pankreas dan kantung empedu atau ketidak sesuaian
transfusi darah jug dapat menimbulkan warna kuning.
Penyakit Hepatitis C
Posted by Penyakit Hepatitis
Penyakit Hepatitis C adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis C (HCV=
Hepatitis C virus). Virus Hepatitis C masuk ke sel hati, menggunakan mesin genetik dalam sel
untuk menduplikasi virus Hepatitis C, kemudian menginfeksi banyak sel lainnya.
15% dari kasus infeksi Hepatitis C adalah akut, artinya secara otomatis tubuh membersihkannya
dan tidak ada konsekuensinya. Sayangnya 85% dari kasus, infeksi Hepatitis C menjadi kronis
dan secara perlahan merusak hati bertahun-tahun. Dalam waktu tersebut, hati bisa rusak menjadi
sirosis (pengerasan hati), stadium akhir penyakit hati dan kanker hati.
Hepatitis C adalah penyakit menular yang mempengaruhi hati, yang disebabkan oleh virus
hepatitis C (HCV). Infeksi ini sering tanpa gejala, tetapi sekali didirikan, infeksi kronis dapat
berkembang menjadi jaringan parut hati (fibrosis), dan maju jaringan parut (sirosis) yang
umumnya terlihat setelah bertahun-tahun.
Gejala khusus sugestif penyakit hati biasanya hadir sampai parut pada hati substansial telah
terjadi. Namun, hepatitis C adalah penyakit sistemik dan pasien mungkin mengalami spektrum
yang luas dari manifestasi klinis mulai dari tanpa gejala pada penyakit lebih gejala sebelum
perkembangan penyakit hati lanjut. Tanda-tanda umum dan gejala yang berhubungan dengan
hepatitis C kronis termasuk kelelahan, gejala seperti flu, nyeri sendi, gatal, gangguan tidur,
perubahan nafsu makan, mual, dan depresi.
Sekali hepatitis C kronis telah berkembang ke sirosis, tanda dan gejala mungkin muncul yang
umumnya disebabkan oleh salah satu fungsi hati menurun atau meningkatnya tekanan dalam
sirkulasi hati, kondisi yang dikenal sebagai hipertensi portal. Kemungkinan tanda dan gejala
sirosis hati termasuk asites (penimbunan cairan di perut), memar dan berdarah kecenderungan,
varises (vena membesar, terutama di perut dan kerongkongan), sakit kuning, dan sindrom
gangguan kognitif yang dikenal sebagai ensefalopati hepatik. Ensefalopati hepatik adalah karena
akumulasi amonia dan zat lain yang biasanya dibersihkan oleh hati yang sehat.
Posted in Penyakit Hepatitis | Tagged apa itu hepatitis, apa itu penyakit hepatitis,
artikel hepatitis, artikel penyakit hepatitis, definisi virus hepatitis c, hepatitis c
adalah, hepatitis c akut, komplikasi hepatitis, penularan hepatitis c, penyakit
hepatitis c, penyecac hepatitis, virus hepatitis c | Leave a comment
Penyakit Hepatitis B
Posted by Penyakit Hepatitis
Indonesia merupakan daerah endemis infeksi virus hepatitis B, didaerah tertentu pada setiap 100
penduduk di jumpai 8 pengidap virus hepatitis B.
Seseorang dikatakan menderita infeksi virus hepatitis B apabila dalam pemeriksaan ditemukan
HBsAg positif. Sumber penularan virus hepatitis B di Indonesia terutama melalui ibu hamil ke
bayinya sehingga setiap ibu yang hamil dianjurkan untuk melakukan skrining HBsAg.
Ibu Hamil dengan HBsAg dan HBeAg positif akan menularkan virus hepatitis dengan peluang
lebih dari 90%. Dalam keadaan demikian bayi perlu mendapatkan vaksinasi dan pemberian
imunoglobulin.
Pada meraka yang terinfeksi VHB akut, 90% pada anak-anak dan 70% pada dewasa tidak
menampakkan gejala sama sekali. Hanya sepertiga dari yang terinfeksi memperlihatkan keluhan,
terutama mata kuning.
Infeksi VHB yang diperoleh pada masa bayi akan menyebabkan 95% bayi di antaranya menjadi
penderita hepatitis kronis. Sementara kelompok dewasa yang terinfeksi virus ini, 95% akan
sembuh dan hanya 5% yang berkembang menjadi hepatitis B kronis.
Posted in Penyakit Hepatitis | Tagged apa itu hepatitis, apa itu penyakit hepatitis,
artikel hepatitis, artikel penyakit hepatitis, definisi virus hepatitis b, hepatitis b
adalah, hepatitis b akut, penularan hepatitis b, penyakit hepatitis b, penyebab
hepatitis, virus hepatitis b | Leave a comment
Penyakit Hepatitis A
Posted by Penyakit Hepatitis
Penyakit akan semakin dikenali apabila memberikan dampak yang besar, baik menyangkut aspek
sosial ekonomi maupun risiko kesakitan dan kematian atau karena jumlah kejadiannya sangat
tinggi. Hepatitis A, suatu penyakit yang menyerang hati yang disebabkan oleh virus
hepatitis A, meskipun tidak mengakibatkan risiko kematian yang besar, namun berisiko
menimbulkan kejadian yang luar biasa atau outbreak. Oleh karena itulah, penyakit ini
mendapat perhatian besar baik dari masyarakat kesehatan maupun pemerintah dan publik secara
umum.
Seseorang menjadi panik karena penyakit hepatitis A, biasanya karena tidak mengetahui
karakteristik dan perjalanan penyakit tersebut. Apabila serang penderita hepatitis A atau keluarga
terdekat mengenal tipikal penyakit ini maka kecemasan dan kepanikan tidak perlu terjadi. Pada
dasarnya penyakit ini bersifat self limited disease (dapat sembuh dengan sendirinya).
- Pendahuluan (prodromal) dengan gejala letih, lesu, demam, kehilangan selera makan dan mual;
- Stadium kesembuhan (konvalesensi). Gejala kuning tidak selalu ditemukan. Untuk memastikan
diagnosis dilakukan pemeriksaan enzim hati, SGPT, SGOT. Karena pada hepatitis A juga bisa
terjadi radang saluran empedu, maka pemeriksaan gama-GT dan alkali fosfatase dapat dilakukan
di samping kadar bilirubin.
Umumnya, masyarakat sering menganggap bahwa sakit kuning adalah hepatitis karena
timbulnya warna kuning pada kulit, kuku, dan bagian putih bola mata. Kondisi ini hanyalah salah
satu gejala dari hepatitis. Peradangan ini dapat menyebabkan kerusakan sel-sel, jaringan, bahkan
semua bagian organ hati. Hepatitis dapat terjadi karena penyakit yang memang menyerang sel-
sel hati atau penyakit lain yang menyebabkan komplikasi pada hati. Pemahaman hepatitis dapat
ebih mudah jika kita mengenal lebih dahulu mengenai organ hati.
Hepatitis dapat berlangsung singkat (akut) kemudian sembuh total atau malah berkembang
menjadi menahun (kronis). Tingkatan keparahan hepatitis bervariasi, mulai dari kondisi yang
dapat sembuh sendiri (self limited) dengan penyembuhan total, kondisi yang mengancam jiwa,
menjadi penyakit menahun, hingga kondisi organ hati yang tidak berfungsi lagi (yang disebut
kegagalan fungsi hati). Jika kondisi terakhir ini terjadi maka untuk penanganannya
membutuhkan transplantasu atau cangkok hati.
Serangan hepatitis akut dapat terjadi tiba-tiba tanpa gejala awal atau bertahap. Umumnya,
hepatitis akut berlangsung dalam periode waktu 1-2 bulan. Kerusakan hati yang terjadi pada
heoatitis akut biasanya hanya mengenai sebagian kecil jaringan saja. Namun pada kasus yang
jarang, misalnya pada saat daya tahan tubuh pasien terlalu rendah, hepatitis akut dapat
mengancam jiwa.
Sementara hepatitis kronis terjadi jika sebagian hati yang
terserang dapat menjadi tidak aktif atau berkembang sangat lambat, tetapi sebagian lain dapat
juga menjadi aktif dan terus memburuk dalam hitungan tahun. Komplikasi dari hepatitis kronis
yang memburuk adalah terjadinya sirosis atau kanker hati. Kedua komplikasi ini sering berakhir
dengan kematian.
Dibawah ini adalah tips sehat untuk mencegah terserang penyakit hepatitis adalah :
Istirahat cukup
Posted in Pencegahan Hepatitis | Tagged apa itu hepatitis, apa itu penyakit
hepatitis, artikel hepatitis, artikel penyakit hepatitis, cara mencegah hepatitis, cara
penularan hepatitis, cara penularan penyakit hepatitis, definisi virus hepatitis b,
gambar virus hepatitis, hepatitis adalah, hepatitis akut, hepatitis b adalah,
pencegahan hepatitis, pengertian penyakit hepatitis, penyebab hepatitis, tentang
hepatitis, virus hepatitis c, virus penyebab hepatitis | Leave a comment
Hepatitis B dapat di cegah dengan imunisasi aktif atau pasif. Imunisasi aktif adalah istilah
yang digunakan untuk proses dimana anda membangun perlindungan jangka panjang
terhadap infeksi yang bari dari produksi antibodi. Antibodi ini dapat berkembang secara
alami ketika anda menderita penyakit ini, atau secara artifisial setelah menerima vaksin.
Imunisasi pasif adalah istilah yang digunakan untuk proses dimana anda mengembangkan
perlindungan jangka pendek terhadap infeksi yang baru. Perlindungan pasif dapat
berkembang ketika :
Seorang bayi yang belum lahir menerima suntikan antibodi dari ibunya.
Seorang bayi yang baru lahir menerima antibodi dari kolostrum, ASI pertama
yang dikeluarkan oleh ibu setelah persalinan.
2. Vaksin yang diperoleh dari plasma : Vaksin ini diperoleh dari darah yang
merupakan pembawa virus hepatitis B. Ini berarti orang-orang ini memiliki
viorus di dalam darah mereka tetapi tidak mengalami gejala apapun. Vaksin
yang diperoleh dari plasma sama amannya dan efektifnya dengan vaksin
hepatitis B rekombinan.
Imunisasi terhadap hepatitis B kini dianjurkan bagi semua anak yang baru lahir dan bagi orang
yang beresiko tinggi terkena infeksi. Kotak 4 akan membuat daftar orang-orang yang beresiko
tinggi karena infeksi hepatitis B. Satu suntikan vaksin hepatitis B diberikan pada otot lengan
bagian atas luar pada saat lahir, pada usia satu bulan, pada usia enam bulan. Dosis penguat
direkomendasikan pada usia lima tahun.
Imunisasi pasif dilakukan melalui suntikan imunoglobulin hepatitis B. Ini adalah suatu protein
dalam darah yang mengandung antibodi terhadap virus hepatitis B. Imunisasi pasif dianjurkan
untuk dilakukan sesegera mungkin setelah paparan yang terhadap infeksi hepatitis B. Paparan
teradap virus hepatitis B bisa saja disebabkan oleh sebuah tusukan dari jarum yang terinfeksi
atau paparan pada darah atau produk darah yang terinfeksi. Dalam waktu tujuh hari setelah
paparan, suatu suntikan imunoglobulin hepatitis B harus diberikan. Vaksin hepatitis B juga harus
duberikan bersama-sama imunoglobulin tetapi pada lokasi yang berbeda.
Posted in Pencegahan Hepatitis | Tagged apa itu hepatitis, cara penularan hepatitis,
hepatitis, hepatitis adalah, hepatitis akut, hepatitis b adalah, pencegahan hepatitis,
pencegahan hepatitis B, penularan hepatitis, penularan hepatitis a, penyakit
hepatitis, penyakit hepatitis b, penyebab hepatitis, penyebab penyakit hepatitis,
vaksin aktifvaksin pasif, virus hepatitis | Leave a comment
Hepatitis adalah peradangan yang terjadi pada hati. Penyakit ini sangat berbahaya karena dapat
merusak kesehatan secara keseluruhan. Racun yang harusnya dilawan oleh hati tetap berada
dalam darah dan mengendap kemudian merusak dan mengganggu organ lainnya.
Gejala Hepatitis
Sebelum kita membahas tentang jenis virus hepatitis, kita akan membahas gejala hepatitis
pertama. Pada awalnya, seorang pasien hepatitis umumnya akan merasakan sakit di perut bagian
kanan, kelemahan, mual, demam dan diare. Dalam beberapa kasus juga ditemukan gejala seperti
flu dan penyakit kuning yang ditandai kulit dan mata terlihat kuning. Namun, gejala hepatitis
tidak selalu terlihat, terutama dalam kasus yang terjadi pada anak-anak.
Virus hepatitis
Jika seseorang menderita hepatitis, virus dapat ditransfer pada orang sehat dengan kekebalan
tubuh yang lemah. Setidaknya ada 5 virus hepatitis, yaitu hepatitis A, virus hepatitis B virus
hepatitis C , virus hepatitis D dan hepatitis E . Dari kelimanya, virus hepatitis B menginfeksi
kebanyakan orang, bahkan diperkirakan 1 diantara 3 orang di bumi pernah terinfeksi. Sekitar
78% dari penderita hepatitis menimpa orang-orang Asia dan Kepulauan Pasifik. Virus ini
menyebabkan kematian sedikitnya 600 ribu orang per tahunnya.
Hepatitis A
Hepatitis A dapat menyebar ke orang lain melalui air yang terkontaminasi oleh virus. juga dapat
ditularkan melalui makanan yang dimasak tidak sempurna, atau melalui tangan yang tidak dicuci
dengan benar. Anda harus mencuci tangan setelah menggunakan toilet, hal itu bertujuan untuk
mencegah penularan.
Hepatitis B
Virus hepatitis B dapat menular dengan mudah melalui transfusi darah, darah pada pisau cukur,
perawatan gigi, gunting kuku, jarum suntik atau jarum yang digunakan untuk tato.
Hepatitis C
Secara umum, hepatitis C ditularkan melalui jarum, tetapi juga dapat ditularkan seperti pada
hepatitis B.
Penanganan Hepatitis
Jika seseorang telah didiagnosis menderita hepatitis, maka ia perlu mendapatkan perawatan.
Pengobatan harus dipercepat supaya virus tidak menyebar. Jika tindakan penanganan lambat
membuat kerusakan lebih besar pada hati dan menyebabkan kanker. Namun, sebagian besar
orang dengan hepatitis tidak menyadari bahwa mereka menderita hepatitis,sebagian besar justru
tahu ketika hatinya sudah rusak dan sulit untuk mendapatkan bantuan.
Untuk MENCEGAH VIRUS HEPATITIS, maka diperlukan vaksin, vaksin hepatitis A dan vaksin
virus hepatitis B. Namun, untuk hepatitis C tidak ada vaksin untuk mencegahnya. vaksinasi
dilakukan sejak kecil, karena akan lebih efektif dibandingkan bila diberikan ketika seseorang
telah dewasa.
Jika seseorang menderita hepatitis berat, maka satu-satunya cara untuk menyembuhkan adalah
dengan melakukan transplantasi hati, dan hal iu sangat sulit untuk dilakukan. Oleh karenanya,
penderita hepatitis berat akan berujung pada kematian. Untuk memperlambatnya, dianjurkan
untuk pasien dengan hepatitis untuk makan makanan bergizi sehingga sistem kekebalan tubuh
menjadi lebih kuat.
Sebuah sistem kekebalan yang kuat adalah salah satu kunci untuk tetap sehat dan terhindar dari
berbagai penyakit. Memenuhi kebutuhan gizi sehari-hari dan disertai dengan istirahat yang
cukup. Lakukan vaksinasi kepada anak-anak sedini mungkin untuk mencegah hepatitis.
Ada 5 macam virus hepatitis yang dinamai sesuai abjad. Kelima virus itu adalah virus hepatitis
A (VHA), virus hepatitis B (VHB), virus hepatitis C (VHC), virus hepatitis D (VHD) dan
virus hepatitis E (VHE). Virus-virus ini terus berkembang dan bahkan diperkirakan sedikitnya
masih ada 3 virus lagi yang dapat menyebabkan hepatitis.
Gejala Hepatitis
Gejala-gejala umum dari hepatitis ini adalah rasa nyeri atau sakit pada perut bagian kanan, badan
lemas, mual, demam dan diare. Pada beberapa kasus juga ditemukan gejala seperti akan flu dan
sakit kuning yang ditandai kulit dan mata yang terlihat kuning. Namun, gejala penyakit hepatitis
tidak selalu tampak, khususnya pada kebanyakan kasus yang menimpa anak-anak.
Virus dapat berpindah dari seorang penderita ke orang yang sehat. Jika kekebalan tubuh
seseorang sedang lemah, virus akan menjangkiti tubuh orang yang sehat. Walau sebenarnya,
virus dapat dibersihkan oleh antibodi manusia itu sendiri jika sistem kekebalan tubuhnya baik.
Hepatitis A
Virus hepatitis A biasanya terdapat pada kotoran si penderita, dan virus ini dapat hidup pada air
atau es batu. Virus ini menyebar karena
seseorang meminum air yang tercemar VHA atau mengkonsumsi makanan yang tidak dimasak
dengan benar sehingga virus tetap hidup pada makanan atau bisa juga karena orang yang
mempersiapkan makanan tidak mencuci tangan dengan benar terlebih dahulu, padahal mungkin
saja pada tangannya terdapat virus hepatitis A. Tidak mencuci tangan sehabis menggunakan
toilet juga menyebabkan virus ada pada kotoran manusia ini akhirnya berpindah.
Hepatitis B
Virus Hepatitis B (VHB) biasanya menular melalui darah atau cairan tubuh seperti air liur, cairan
vagina, atau air mani yang masuk dalam aliran darah orang sehat. Ini karena hepatitis B terdapat
dalam darah dan cairan tubuh tersebut. Tranfusi darah, darah pada pisau cukur, perawatan gigi,
gunting kuku, jarum suntik atau jarum yang digunakan untuk membuat tato dapat memindahkan
sejumlah kecil darah yang terinfeksi virus hepatitis. Bahkan noda darah yang sudah mengering
dapat menulari orang lain selama 1 minggu sejak menempel pada suatu benda. Cara lain
penyebaran virus ini adalah karena terbawa sejak dari kandungan oleh seorang ibu yang
terinfeksi (keturunan) dan karena hubungan seks.
Hepatitis C
Cara penularan virus ini hampir sama dengan penularan hepatitis B, tetapi pada kebanyakan
orang adalah karena jarum suntik.
Banayak bahan alami penyakit hepatitis terdapat di bumi Indonesia, hanya saja masyarakat yang
kurang meneliti dan belum bisa mengolah bahan alami menjadi sebuah produk kesehatan.
Bahan alami yang bisa dimanfaatkan sebagai obat alami penyakit hepatitis
diantaranya:
Ada dua jenis ginseng yaitu ginseng Amerika (Panax quinquefolius) dan ginseng Asia (Panax
ginseng) yang berasal dari Cina, Jepang, dan Korea.Tes pada hewan dan manusia menunjukkan
ginseng dapat membantu sistem imunitas tubuh. Pengujian pada hewan juga menunjukkan
ginseng dapat membantu memperbaiki cara kerja hati dan mengurangi kerusakan jaringan hati
yang disebabkan oleh hepatitis. Namun, penelitian mengenai manfaat ginseng untuk hepatitis
masih terbatas.
Kunyit adalah bumbu dapur yang cukup banyak pemakaiannya. Selama ribuan tahun, kunyit
telah digunakan oleh praktisi pengobatan Ayurweda sebagai obat untuk penyakit hati. Komponen
aktif kunyit adalah kurkumin yang berkhasiat antioksidan. Dalam penelitian pada hewan
percobaan, kunyit terlihat menghambat kerusakan hati dari aflatoksin dan racun hati lainnya.
Karena kunyit adalah bumbu utama pada kari India, mungkin itulah sebabnya penduduk India
memiliki insiden penyakit hati terendah di dunia. Namun hal ini perlu pembuktian lebih lanjut.
Kulit manggis
Hasil penelitian di Tokyo pada tahun 2003, menunjukkan bahwa antioksidan xanthone dalam
manggis juga memiliki efek anti bakteri yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme
seperti Mycobacterium tuberculosis (penyebab TBC) dan Staphylococcus aureus(penyebab
infeksi dan gangguan pencernaan). Ekstrak kulit manggis juga dipercaya dapat mengobati
arthritis, asma, Alzheimer, alergi, dyspepsia(gangguan pencernaan), jerawat, dan eksim.
Liver
Fungsi utama dari hati atau liver adalah menyaring racun-racun yang ada pada darah. Selain itu,
masih ada sekitar 500 fungsi lain dari hati. Jika seseorang menderita hepatitis, yang merupakan
peradangan pada hati atau liver ini, dapat menghancurkan kesehatan orang tersebut secara
keseluruhan karena racun tetap mengendap pada darah dan merusak atau mengganggu kerja
organ lain. Akibat lainnya adalah hati menolak darah yang mengalir sehingga tekanan darah
menjadi tinggi dan pecahnya pembuluh darah
Rusaknya fungsi hati atau liver ini dapat disebabkan karena seseorang mengkonsumsi alkohol
secara berlebihan atau karena termakan racun yang membebani kerja liver dan mengakibatkan
fungsi hati menjadi rusak. Tetapi, pada kebanyakan kasus, hepatitis disebabkan oleh virus yang
ditularkan penderita hepatitis.
Ada5 macam virus hepatitis yang dinamai sesuai abjad. Kelima virus itu adalah virushepatitis
A (VHA), virus hepatitis B (VHB), virus hepatitis C (VHC), virus hepatitis D(VHD) dan
virus hepatitis E (VHE). Virus-virus ini terus berkembang dan bahkan diperkirakan sedikitnya
masih ada 3 virus lagi yang dapat menyebabkan hepatitis..
Virus yang paling banyak menjangkiti manusia adalah VHB, penyebab hepatitis B. Diperkirakan
1 dari 3 orang yang ada di bumi pernah terinfeksi. Sekitar 350 juta hidup dengan virus
mengendap pada tubuhnya dan berpotensi menulari orang lain. Sekitar 78% pengidap hepatitis
menimpa pendudukAsia dan pulau-pulau di daerah Pasifik. Virus ini menyebabkan kematian
sedikitnya 600.000 orang per tahun.
Gejala Hepatitis
Beberapa gejala yang umum dari hepatitis adalah rasa nyeri atau sakit pada perut bagian kanan,
badan lemas, mual, demam dan diare. Pada beberapa kasus juga ditemukan gejala seperti
akan flu dan sakit kuning yang ditandai kulit dan mata yang terlihat kuning. Tetapi, gejala
penyakit hepatitis tidak selalu tampak, khususnya pada kebanyakan kasus yang menimpa anak-
anak.
Virus dapat berpindah dari seorang penderita ke orang yang sehat. Jika kekebalan tubuh
seseorang sedang lemah, virus akan menjangkiti tubuh orang yang sehat. Walau sebenarnya,
virus dapat dibersihkan oleh antibodi manusia itu sendiri jika sistem kekebalan tubuhnya baik.
Hepatitis A
Virus hepatitis A biasa terdapat pada kotoran penderitanya. Virus dapat hidup pada air atau es
batu. Cara penyebaran virus ini adalah karena meminum air yang tercemar VHA. Bisa juga
karena mengkonsumsi makanan yang tidak dimasak dengan benar sehingga virus tetap hidup
pada makanan atau karena orang yang mempersiapkan makanan tidak terbiasa cuci
tangan dengan benar terlebih dahulu, padahal mungkin saja pada tangannya terdapat virus
hepatitis A. Tidak mencuci tangan sehabis menggunakan toilet juga menyebabkan virus ada pada
kotoran manusia ini akhirnya berpindah.
Hepatitis B
Penularan virus hepatitis B (VHB) biasanya melalui darah atau cairan tubuh seperti air liur,
cairan vagina, atau air mani yang masuk dalam aliran darah orang sehat. Ini karena hepatitis B
terdapat dalam darah dan cairan tubuh tersebut. Tranfusi darah, darah pada pisau cukur,
perawatan gigi, gunting kuku, jarum suntik atau jarum yang digunakan untuk membuat tato
dapat memindahkan sejumlah kecil darah yang terinfeksi virus hepatitis. Bahkan noda darah
yang sudah mengering dapat menulari orang lain selama 1 minggu sejak menempel pada suatu
benda. Cara lain penyebaran virus ini adalah karena terbawa dari sejak kandungan dari seorang
ibu yang terinfeksi dan karena hubungan seks.
Hepatitis C
Pengindap hepatitis C biasanya ditularkan dengan cara yang hampir sama dengan penularan
hepatitis B, tetapi pada kebanyakan orang adalah karena jarum suntik
Penanganan Hepatitis C
Perawatan dini harus segara dilakukan agar penderita dapat disembuhkan, karena semakin
lambat ditangani, virus akan semakin merusak hati dan bahkan menjadi kanker. Tetapi,
kadangkala karena tidak menampakkan gejala yang jelas, kebanyakan orang tidak menyadari
kalau dalam tubuhnya sudah berdiam virus hepatitis dan terlanjur hati sudah menjadi rusak
parah.
Vaksinasi dapat diberikan agar seseorang mendapatkan antibodi dari virus hepatitis A (VHA) dan
virus hepatitis B (VHB). Namun, untuk hepatitis C tidak ada vaksinasi untuk mencegahnya.
Walau seseorang belum terindikasi virus ini tetapi pemberian vaksin dapat mencegah virus
merusak hati karena gejala hepatitis bisa saja baru muncul puluhan tahun kemudian. Pemberian
vaksin khususnya perlu diberikan pada anak-anak karena kekebalan tubuh mereka lebih lemah
untuk membersihkan virus hepatitis dibandingkan orang dewasa.
Jika kondisi hati sudah rusak parah, pilihannya adalah melakukan pencangkokkan hati. Tetapi,
ini akan sulit karena donor hati yang ada lebih sedikit dibandingkan daftar tunggu dari penderita
yang membutuhkan hati.
Penderita hepatitis seharusnya mengkonsumsi makanan yang bergizi dan istirahat yang cukup
agar tubuh mampu bertahan menghadapi virus ini dan mencegah jumlah virus semakin banyak
yang akan menggeroti kesehatan penderitanya.
Gizi dan istirahat yang baik juga harus dipenuhi untuk semua, karena bisa saja tanpa
sepengetahuan kita, virus menulari dan menyerang hati atau liver. Tetapi, dengan kekebalan
tubuh yang kuat, tubuh akan mampu menangani virus hepatitis yang membahayakan ini.
Hepatitis A
merupakan infeksi virus pada hati. Virus Hepatitis A ditularkan melalui jalur anus dan mulut.
Media penularanya adalah makanan atau air tercemar, atau melalui kontak langsung dengan
orang yang terinfeksi.
Diagnosis Hepatitis A
Berdasarkan tanda/ gejala pasien dan diperkuat dengan pemeriksaan penunjang, seperti tes darah
yang menunjukkan antibodi IgM terhadap hepatitis A.
Penderita Hepatitis A akan mengalami tanda/gejala kurang enak badan, demam, mual, nafsu
makan menurun, perut terasa kurang enak, diikuti dengan air seni berwarna pekat, tinja pucat,
mata dan kulit menjadi kuning (Penyakit Kuning), penyakit biasanya berlanjut selama satu
sampai tiga minggu. Walaupun gejala tertentu dapat berlanjut lebih lama dan hampir selalu
diikuti dengan penyembuhan sepenuhnya. Anak-anak kecil yang terinfeksi biasanya tidak
menderita gejala seperti orang dewasa.
Hepatitis A tidak mengakibatkan penyakit hati jangka panjang (kronis) dan kematian akibat
hepatitis A jarang terjadi. Jangka waktu antara kontak dengan virus dan timbulnya gejala
biasanya empat minggu, tetapi dapat berkisar antara dua sampai tujuh minggu, orang
yang terinfeksi virus Hepatitis A dapat menularkan virus ini kepada orang lain dari dua minggu
sebelum timbulnya gejala sampai seminggu setelah timbulnya penyakit kuning (kira-kira tiga
minggu secara keseluruhan).
Jumlah virus yang besar ditemui dalam tinja (cirik) orang yang terinfeksi selama waktu
penularan. Hepatitis A biasanya ditularkan sewaktu virus dari orang yang terinfeksi tertelan oleh
orang lain melalui, makanan dan minum air tercemar, seprai dan handuk yang dikotori tinja dari
orang yang terinfeksi virus hepatitis A, Hubungan Seksual dengan orang yang terinfeksi juga
dapat kena Penyakit Hepatitis A. Orang yang belum menderita Hepatitis A dan belum divaksinasi
sangat beresiko terjangkit penyakit tersebut.
Penyakit Hepatitis A dapat dicegah dengan Vaksinasi. Vaksin ini mungkin memakan waktu
sampai dua minggu untuk memberikan perlindungan.Vaksinasi direkomendasikan untuk
kelompok-kelompok berikut yang menghadapi risiko tinggi:
Semua orang harus selalu mencuci tangan dengan baik dengan sabun dan air mengalir selama
sekurang-kurangnya 10 detik dan dikeringkan dengan handuk bersih. Cuci tangan dapat
dilakukan sebagai berikut:
2. Sebelum makan
Pencegahan yang dapat dilakukan oleh penderita hepatitis A, di samping mencuci tangan dengan
bersih adalah harus menjauhi dari kegiatan berikut sekurang-kurangnya seminggu setelah
timbulnya penyakit, tanda dan gejala:
2. Jangan menggunakan alat makan atau alat minum yang sama dengan orang
lain
3. Jangan menggunakan seprai dan handuk yang sama dengan orang lain
5. Cuci alat makan dalam air bersabun, dan cuci seprai dan handuk dengan
mesin cuci.
Orang berikut yang menderita hepatitis A harus tidak menghadiri tempat kerja atau sekolah
ketika dapat menularkan penyakit:
3. Staf, anak-anak dan kaum remaja harus tidak menghadiri fasilitas penitipan
anak atau sekolah ketika dapat menularkan penyakit
Penyakit Hepatitis A adalah penyakit menular yang dapat dicegah dan diobati. virus Hepatitis A
dapat menginfeksi manusia melalui rute anus-mulut. Jika seseorang terdiagnosis Hepatitis A,
pencegahan yang baik adalah istirahat total, menghindari kontak dengan orang lain dan
mengkonsumsi makanan yang bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh, serta menghindari
makanan yang berlemak dan berminyak agar tidak mual dan muntah. Kemudian, menjalani
terapi sesuai program.
Hepatitis B
Adalah suatu penyakit hati yang di sebabkan oleh Virus Hepatitis B (VHB) suatu anggota famili
Hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun yang pada sebagian
kecil kasus dapat berlanjut menjadi ironis hati atau kanker hati, mula-mula di kenal sebagai
serum hepatitis dan telah menjadi epidemi pada sebagian Asia dan Afrika hepatitis B telah
menjadi endemik di tiongkok dan berbagao Negara asia
Penyebab Hepatitis ternyata tak semata-mata virus Keracunan obat dan paparan berbagai
macam zat kimia seperti karbon tetraklorida, chlorpromazine,chloroform, arsen, fosfor, dan zat-
zat lain yang digunakan sebagai obat dalam industri modern, bisa juga menyebabkan Hepatitis
Zat-zat kimia ini mungkin saja tertelan, terhirup atau diserap melalui kulit penderita.
Menetralkan suatu racun yang beredar di dalam darah adalah pekerjaan hati. Jika banyak sekali
zat kimia beracun yang masuk ke dalam tubuh, hati bisa saja rusak sehingga tidak dapat lagi
menetralkan racun-racun lain.
Diagnosis Hepatitis B
Dibandingkan virus HIV, virus Hepatitis B (HBV) seratus kali lebih ganas (infectious), dan
sepuluh kali lebih banyak (sering) menularkan. Kebanyakan gejala Hepatitis B tidak nyata.
Hepatitis B kronis merupakan penyakit nekroinflamasi kronis hati yang disebabkan oleh infeksi
virus Hepatitis B persisten. Hepatitis B kronis ditandai dengan HBsAg positif (> 6 bulan) di
dalam serum, tingginya kadar HBV DNA dan berlangsungnya proses nekroinflamasi kronis
hati. Carrier HBsAg inaktif diartikan sebagai infeksi HBV persisten hati tanpa nekroinflamasi.
Sedangkan Hepatitis B kronis eksaserbasi adalah keadaan klinis yang ditandai dengan
peningkatan intermiten ALT>10 kali batas atas nilai normal (BANN). Diagnosis infeksi Hepatitis
B kronis didasarkan pada pemeriksaan serologi, petanda virologi, biokimiawi dan histologi.
Secara serologi, pemeriksaan yang dianjurkan untuk diagnosis dan evaluasi infeksi Hepatitis B
kronis adalah : HBsAg, HBeAg, anti HBe dan HBV DNA (4,5). Pemeriksaan virologi, dilakukan
untuk mengukur jumlah HBV DNA serum sangat penting karena dapat menggambarkan tingkat
replikasi virus Pemeriksaan biokimiawi yang penting untuk menentukan keputusan terapi adalah
kadar ALT. Peningkatan kadar ALT menggambarkan adanya aktivitas kroinflamasi. Oleh karena
itu pemeriksaan ini dipertimbangkan sebagai prediksi gambaran histologi. Pasien dengan kadar
ALT yang menunjukkan proses nekroinflamasi yang lebih berat dibandingkan pada ALT yang
normal. Pasien dengan kadar ALT normal memiliki respon serologi yang kurang baik pada terapi
antiviral. Oleh sebab itu pasien dengan kadar ALT normal dipertimbangkan untuk tidak diterapi,
kecuali bila hasil pemeriksaan histologi menunjukkan proses nekroinflamasi aktif. Sedangkan
tujuan pemeriksaan histologi adalah untuk menilai tingkat kerusakan hati, menyisihkan diagnosis
penyakit hati lain, prognosis dan menentukan manajemen anti viral.
Pada umumnya, gejala penyakit Hepatitis B ringan. Gejala tersebut dapat berupa selera makan
hilang, rasa tidak enak di perut, mual sampai muntah, demam ringan, kadang-kadang disertai
nyeri sendi dan bengkak pada perut kanan atas. Setelah satu minggu akan timbul gejala utama
seperti bagian putih pada mata tampak kuning, kulit seluruh tubuh tampak kuning dan air seni
berwarna seperti teh. Ada3 kemungkinan tanggapan kekebalan yang diberikan oleh tubuh
terhadap virus Hepatitis B pasca periode akut. Kemungkinan pertama, jika tanggapan kekebalan
tubuh adekuat maka akan terjadi pembersihan virus, pasien sembuh. Kedua, jika tanggapan
kekebalan tubuh lemah maka pasien tersebut akan menjadi carrier inaktif. Ketiga, jika tanggapan
tubuh bersifat intermediate (antara dua hal di atas) maka penyakit terus berkembang menjadi
hepatitis B kronis.
Penularan
Hepatitis B merupakan bentuk Hepatitis yang lebih serius dibandingkan dengan jenis hepatitis
lainnya. Penderita Hepatitis B bisa terjadi pada setiap orang dari semua golongan
umur. Adabeberapa hal yang dapat menyebabkan virus Hepatitis B ini menular.
Secara vertikal, cara penularan vertikal terjadi dari Ibu yang mengidap virus
Hepatitis B kepada bayi yang dilahirkan yaitu pada saat persalinan atau
segera setelah persalinan.
Sebagai antisipasi, biasanya terhadap darah-darah yang diterima dari pendonor akan di tes
terlebih dulu apakah darah yang diterima reaktif terhadap Hepatitis, Sipili dan HIV.
Sesungguhnya, tidak semua yang positif Hepatitis B perlu ditakuti. Dari hasil pemeriksaan
darah, dapat terungkap apakah ada riwayat pernah kena dan sekarang sudah kebal, atau bahkan
virusnya sudah tidak ada. Bagi pasangan yang hendak menikah, tidak ada salahnya untuk
memeriksakan pasangannya untuk menenularan penyakit ini.
Perawatan
Hepatitis yang disebabkan oleh infeksi virus menyebabkan sel-sel hati mengalami kerusakan
sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Pada umumnya, sel-sel hati dapat tumbuh
kembali dengan sisa sedikit kerusakan, tetapi penyembuhannya memerlukan waktu berbulan-
bulan dengan diet dan istirahat yang baik.
Hepatitis B akut umumnya sembuh, hanya 10% menjadi Hepatitis B kronik (menahun) dan dapat
berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati.Saat ini ada beberapa perawatan yang dapat
dilakukan untuk Hepatitis B kronis yang dapat meningkatkan kesempatan bagi seorang penderita
penyakit ini. Perawatannya tersedia dalam bentuk antiviral seperti lamivudine dan adefovir dan
modulator sistem kebal seperti InteAlfa( Uniferon)
Selain itu, ada juga pengobatan tradisional yang dapat dilakukan. Tumbuhan obat
atau herbal yang dapat digunakan untuk mencegah dan membantu pengobatan Hepatitis
diantaranya mempunyai efek sebagai hepatoprotektor, yaitu melindungi hati dari pengaruh zat
toksik yang dapat merusak sel hati, juga bersifat anti radang, kolagogum dan khloretik, yaitu
meningkatkan produksi empedu oleh hati. Beberapa jenis tumbuhan obat yang dapat digunakan
untuk pengobatan Hepatitis, antara lain yaitu temulawak (Curcuma
xanthorrhiza), kunyit (Curcuma longa), sambiloto (Andrographis
paniculata), meniran (Phyllanthus urinaria), daun serut/mirten, jamur kayu/lingzhi (Ganoderma
lucidum), akar alang-alang (Imperata cyllindrica), rumput mutiara (Hedyotis
corymbosa), pegagan(Centella asiatica), buah kacapiring (Gardenia augusta), buah mengkudu
(Morinda citrifolia), jombang (Taraxacum
officinale).selain itu juga ada pengobatan alternatif lain Hepatitis B Dari Wikipedia
seperti hijamah/bekam yang bisa menyembuhkan segala penyakit hepatitis, asal dilakukan
dengan benar dan juga dengan standar medis.
Penyakit Hepatitis C
Penyakit Hepatitis C adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis C (HCV=
Hepatitis C virus). Virus Hepatitis C masuk ke sel hati, menggunakan mesin genetik dalam sel
untuk menduplikasi virus Hepatitis C, kemudian menginfeksi banyak sel lainnya.
15% dari kasus infeksi Hepatitis C adalah akut, artinya secara otomatis tubuh membersihkannya
dan tidak ada konsekwensinya. Sayangnya 85% dari kasus, infeksi Hepatitis C menjadi kronis
dan secara perlahan merusak hati bertahun-tahun. Dalam waktu tersebut, hati bisa rusak
menjadi sirosis (pengerasan hati), stadium akhir penyakit hati dan kanker hati.
Penyebab Hepatitis C
Hepatitis berarti pembengkakan pada hati.Banyak macam dari virus Hepatitis C. Dalam banyak
kasus, virus yang masuk ke dalam tubuh, mulai hidup di dalam sel hati, mengganggu aktivitas
normal dari sel tersebut, lalu menggunakan mesin genetik dalam sel untuk menduplikasi virus
Hepatitis C kemudian menginfeksi sel lain yang sehat.
Jika anda penderita Hepatitis C, sangat penting untuk mengkonsumsi makanan sehat dan
menghindari alkohol. Alkohol akan memperparah kerusakan hati anda, baik anda dalam
pengobatan ataupun tidak.
Salah satu gejala umum dari Hepatitis C adalah kelelahan kronis. Kelelahan juga bisa sebagai
efek samping pengobatan Hepatitis C. Rasa lelah akibat Hepatitis C dapat diatasi dengan istirahat
cukup dan menjalankan olah raga yang rutin.
Virus Hepatitis C sangat pandai merubah dirinya dengan cepat. Sekarang ini ada sekurang-
kurangnya enam tipe utama dari virus Hepatitis C (yang sering disebut genotipe) dan lebih dari
50 subtipenya.
Hal ini merupakan alasan mengapa tubuh tidak dapat melawan virus dengan efektif dan
penelitian belum dapat membuat vaksin melawan virus Hepatitis C. Genotipe tidak menentukan
seberapa parah dan seberapa cepat perkembangan penyakit Hepatitis C, akan tetapi genotipe
tertentu mungkin tidak merespon sebaik yang lain dalam pengobatan.
Gejala Hepatitis C
Sering kali orang yang menderita Hepatitis C tidak menunjukkan gejala, walaupun infeksi telah
terjadi bertahun-tahun lamanya.
Lelah
Sakit perut
Dalam beberapa kasus,Hepatitis C dapat menyebabkan peningkatan enzim tertentu pada hati,
yang dapat dideteksi pada tes darah rutin. Walaupun demikian, beberapa penderita Hepatitis C
kronis mengalami kadar enzim hati fluktuasi ataupun normal.
Meskipun demikian, sangat perlu untuk melakukan tes jika anda pikir anda memiliki resiko
terjangkit Hepatitis C atau jika anda pernah berhubungan dengan orang atau benda yang
terkontaminasi. Satu-satunya jalan untuk mengidentifikasi penyakit ini adalah dengan tes darah.
Penularan Hepatitis C
Penularan Hepatitis C biasanya melalui kontak langsung dengan darah atau produknya dan jarum
atau alat tajam lainnya yang terkontaminasi. Dalam kegiatan sehari-hari banyak resiko terinfeksi
Hepatitis C seperti berdarah karena terpotong atau mimisan, atau darah menstruasi. Perlengkapan
pribadi yang terkena kontak oleh penderita dapat menularkan virus Hepatitis C (seperti sikat
gigi, alat cukur atau alat manicure). Resiko terinfeksi Hepatitis C melalui hubungan seksual
lebih tinggi pada orang yang mempunyai lebih dari satu pasangan.
Penularan Hepatitis C jarang terjadi dari ibu yang terinfeksi Hepatitis C ke bayi yang baru lahir
atau anggota keluarga lainnya. Walaupun demikian, jika sang ibu juga penderita HIV positif,
resiko menularkan Hepatitis C sangat lebih memungkinkan. Menyusui tidak menularkan
Hepatitis C.
Jika anda penderita Hepatitis C, anda tidak dapat menularkan Hepatitis C ke orang lain melalui
pelukan, jabat tangan, bersin, batuk, berbagi alat makan dan minum, kontak biasa, atau kontak
lainnya yang tidak terpapar oleh darah. Seorang yang terinfeksi Hepatitis C dapat menularkan ke
orang lain 2 minggu setelah terinfeksi pada dirinya.
Hepatitis D
Hepatitis D , juga disebut virus delta, adalah virus cacat yang memerlukan pertolongan virus
hepatitis B untuk berkembang biak sehingga hanya ditemukan pada orang yang terinfeksi
hepatitis B. Virus hepatitis D (HDV) adalah yang paling jarang tapi paling berbahaya dari semua
virus hepatitis.
Pola penularan hepatitis D mirip dengan hepatitis B. Diperkirakan sekitar 15 juta orang di dunia
yang terkena hepatitis B (HBsAg +) juga terinfeksi hepatitis D. Infeksi hepatitis D dapat terjadi
bersamaan (koinfeksi) atau setelah seseorang terkena hepatitis B kronis (superinfeksi).
Orang yang terkena koinfeksi hepatitis B dan hepatitis D mungkin mengalami penyakit akut
serius dan berisiko tinggi mengalami gagal hati akut. Orang yang terkena superinfeksi hepatitis
D biasanya mengembangkan infeksi hepatitis D kronis yang berpeluang besar (70% d- 80%)
menjadi sirosis.
Tidak ada vaksin hepatitis D, namun dengan mendapatkan vaksinasi hepatitis B maka otomatis
Anda akan terlindungi dari virus ini karena HDV tidak mungkin hidup tanpa HBV.
Hepatitis E
Hepatitis E mirip dengan hepatitis A. Virus hepatitis E (HEV) ditularkan melalui kotoran
manusia ke mulut dan menyebar melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. Tingkat
tertinggi infeksi hepatitis E terjadi di daerah bersanitasi buruk yang mendukung penularan virus.
Hepatitis E menyebabkan penyakit akut tetapi tidak menyebabkan infeksi kronis. Secara
umum, penderita hepatitis E sembuh tanpa penyakit jangka panjang. Pada sebagian sangat kecil
pasien (1-4%), terutama pada ibu hamil, hepatitis E menyebabkan gagal hati akut yang
berbahaya. Saat ini belum ada vaksin hepatitis E yang tersedia secara komersial. Anda hanya
dapat mencegahnya melalui penerapan standar kebersihan yang baik.
Sementara itu, 6 murid dari SDN 42, dua positif terjangkit penyakit yang dikenal sakit kuning
itu. Kalau yang tidak positif itu hanya demam biasa, ujar Zulnasri, petugas Analisis Labora-
torium Puskesmas Kuranji, kemarin.
Arda menambahkan, petugas Surveilans, mewakili kepala Puskesmas Kuranji, rata-rata yang
terjangkit virus hepatitis itu murid kelas enam. Antisipasi agar tak mewabah, kami telah
mendatangi SD-SD di Koronggadang. Kami minta agar kepala sekolah, beserta guru-guru lebih
memperhatikan kebersihan lingkungan dan jajanan sekolah, paparnya.
Penyebaran virusnya cepat dan terjadi karena makanan yang terkontaminasi tinja lalat atau WC
kumuh. Makanya kami sarankan murid yang positif hepatitis diberi waktu istirahat total 14 hari
di rumah. Agar penyebaran virus tidak semakin luas, paparnya.
Eri, 38, orangtua Kanaya Rahma, 7, murid kelas dua SDN 47 yang tengah mengantar anaknya
melakukan pemeriksaan di laboratorium, tidak menduga anaknya terjangkit hepatitis.
Saya menduga Kanaya demam biasa, sebab kakaknya yang duduk di kelas tiga SD 47, baik-
baik saja. Tapi, karena disuruh gurunya tes urine, baru saya bawa anak saya ke puskesmas, jelas
Eri.
Eri menerangkan, anaknya memang sering jajan di tempat pedagang asongan di depan sekolah.
Kalau penyebabnya kelelahan tidak mungkin, karena anak saya baru kelas dua. Saat ini, saya
tidak beri Kanaya jajan, agar dia bisa makan di rumah saja dan tidak jajan sembarangan, papar
Eri yang terkejut saat anaknya dinyatakan positif hepatitis. Kepala Dinas Kesehatan Padang,
Frisdawati, mengatakan tengah berupaya melakukan pencegahan penyebaran virus hepatitis
tersebut. Saya sudah minta puskemas lakukan penyuluhan, khususnya pihak Puskemas Kuranji,
dengan lebih memperhatikan kebersihan lingkungan sekolah di sana, jelas Frisdawati.
Soal penyebaran virus penyakit hepatitis itu dari makanan yang tidak bersih, dia enggan
berkomentar. Kita tunggu hasil dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan dulu. Jika memang
virus itu tersebar karena makanan kurang bersih, baru kita lakukan penertiban pedagang yang
sering berjualan di sana. Untuk mengantisipasinya, saat ini kita telah mewanti-wanti pihak
sekolah, agar memperhatikan jajanan murid, dan kebersihan sekolah, paparnya. (cr4)
Apakah penyakit hepatitis berbahaya bagi kita, mukin Penyakit hepatitis merupakan salah satu
penyakit yang menyerang organ hati yang merupakan organ penting didalam tubuh hati ini
berfungsi sebagai saringan atas setiap masuknya partikel berbahaya yang masuk ke dalam
tubuh.Penyakit hepatitis ini dapat menyerang siapa saja tanpa terkecuali tanpa memandang usia
atau jenis kelamin perlu anda ketahui pula bahwa hepatitis dapat terjadi kurang dari 6 bulan yang
disebut hepatitis akut serta lebih dari 6 bulan yang disebut hepatitis kronis penyakit ini sangat
berbahaya salah satu bahaya hepatitis jika dibiarkan virus akan menyerang organ hati serta lama
kelamaan akan menjadi kanker dan jika sudah demikian dapat pula menyebabkan kematian
sangat mengerikan sekali bukan
Perlu anda ketahui ada beberapa gejala hepatitis yang perlu anda ketahui salah satu diantaranya
sering merasa nyeri atau sakit pada perut bagian kanan, badan lemas, mual, demam dan diare.
Pada beberapa kasus juga ditemukan gejala seperti akan flu dan sakit kuning yang ditandai kulit
dan mata yang terlihat kuning. Tetapi, gejala penyakit hepatitis tidak selalu tampak, khususnya
pada kebanyakan kasus yang menimpa anak-anak. Virus dapat berpindah dari seorang penderita
ke orang yang sehat. Jika kekebalan tubuh seseorang sedang lemah, virus akan menjangkiti
tubuh orang yang sehat. Walau sebenarnya, virus dapat dibersihkan oleh antibodi manusia itu
sendiri jika sistem kekebalan tubuhnya baik.
Karena bahaya hepatitis ini tidak bisa dianggap amin-main perlu anda ketahui apabila hepatitis
semakin lambat ditangani, virus akan semakin merusak hati dan bahkan menjadi kanker.Namun
terkadang hepatitis tidak menampakkan gejala yang jelas, kebanyakan orang tidak menyadari
kalau dalam tubuhnya sudah berdiam virus hepatitis dan terlanjur hati sudah menjadi rusak
parah.
Salah satu cara untuk mengatasi masalah ini yaitu dengan memberikan vaksinasi agar seseorang
mendapatkan antibodi dari virus hepatitis A (VHA) dan virus hepatitis B (VHB). Namun, untuk
hepatitis C tidak ada vaksinasi untuk mencegahnya. Walau seseorang belum terindikasi virus ini
tetapi pemberian vaksin dapat mencegah virus merusak hati karena gejala hepatitis bisa saja baru
muncul puluhan tahun kemudian.
Pemberian vaksin khususnya perlu diberikan pada anak-anak karena kekebalan tubuh mereka
lebih lemah untuk membersihkan virus hepatitis dibandingkan orang dewasa. Jika kondisi hati
sudah rusak parah, pilihannya adalah melakukan pencangkokkan hati. Tetapi, ini akan sulit
karena donor hati yang ada lebih sedikit dibandingkan daftar tunggu dari penderita yang
membutuhkan hati.
Penderita hepatitis seharusnya mengkonsumsi makanan yang bergizi dan istirahat yang cukup
agar tubuh mampu bertahan menghadapi virus ini dan mencegah jumlah virus semakin banyak
yang akan menggeroti kesehatan penderitanya. Gizi dan istirahat yang baik juga harus dipenuhi
untuk semua, karena bisa saja tanpa sepengetahuan kita, virus menulari dan menyerang hati atau
liver. Tetapi, dengan kekebalan tubuh yang kuat, tubuh akan mampu menangani virus hepatitis
yang membahayakan ini.
Mukin artikel di atas sudah membahas tentang penyakit hepatitis berbahaya dan cara
mencegahnya, maka dari itu obat hepatitis b kronis ini dapat mengatasi penyakit hepatitis
berbahaya, waspada dan jangan di biarkan penyakit hepatitis menjadi penyakit yang sangat
mematikan
Penyakit hepatitis seperti yang kita ketahui memang menimblkan dampak yang sangat
berpengaruh terhadap kehidupan manusia, penyakit hepatitis termasuk salah satu penyakit yang
berbahaya karena bisa mengakibatkan kematian pada penderitanya. Dan hepatitis b ini bisa
menularkan pada seorang yang tidak terkena dampaknya yaitu bisa melalui dari virus hepatitis
itu sendiri.
Akibat terkena penyakit hepatitis itu sangat berdampak buruk sekali karena organ hati yang rusak
dapat mengganggu kemampuan tubuh manusia dalam memecah sel darah merah dari toksin atau
racun yang terkandung di dalamnya. Bilirubin pada darah serta racun atau toxin lain yang ada
pada darah pun tidak mampu dikeluarkan tubuh sehingga menetap di dalam tubuh.
Kerusakan hati yang parah dapat dikenali dengan perubahan warna bola mata dan kulit menjadi
kuning dan juga membuat air seni atau kencing menjadi gelap. Hati yang telah rusak akan
berdampak pada kemampuan tubuh dalam memecah protein.
Jadi bilamana anda terkena pada penyakit hepatitis ini harus tahu apa yang akan terjadi apabila
dampak dari penyakit hepatitis itu memang sangat berbahaya jika melekat pada tubuh. Dan anda
harus tahu bagaimana cara yang baik dan aman untuk menghindari penyakit tersebut.
Sebenarnya dampak penyakit hepatitis supaya tidak terjadi pada diri anda itu sangat mudah
sekali dilakukan, karena itu tergantung pada diri anda masing-masing. Dengan cara berpola
hidup sehat yang baik dan sering berolahraga, mengatur pola makan yang sehat seperti makan
buah dan sayuran itu sangat membantu dalam menjaga kesehatan agar terhindar dari dampak
penyakit hepatitis.
Seperti kita ketahui dampak penyakit hepatitis bisa menularkan melalui virus seperti air ludah
dan jarum suntik akibat dipakai bersama, atau juga bisa dengan akibat memakai sikat gigi yang
secara bersamaan. Dll. Menggunakan bahan-bahan yang terbiasa dilakukan dengan secara
bersamaan seharusnya jangan dilakukan atau harus punya diri sendiri saja. Karena anda tahu dari
akibat melakukan hal yang seperti itu sangat berdampak buruk sekali bagi kesehatan tubuh anda,
selain akan tercemar dan melekat pada organ tubuh pastinya damapak hepatitis tidak akan mudah
hilang dan itu sangat susah sekali.
Bila sudah begitu mungkin sangat patal sekali dan akan mengakibatkan pada hati mengalami
kerusakan yang berulang-ulang dan itu dapat menjadi kerusakan permanen dalam bentuk koreng
besar di hati serta ukurannya akan mengecil atau mengerut. Hati tidak akan lagi memiliki
kemampuan untuk untuk menyaring racun, kotoran, obat, dsb. Pada darah juga tidak akan
mampu menghasilkan zat clotting factor untuk pengehenti pendarahan saat terluka. Selain itu
dapat menyebabkan pendarahan usus, penurunan kemampuan mental, dan ada cairan tubuh pada
abdomen pada kaki. Seperti meminum minuman keras yang beralkohol dapat menyebabkan
kerusakan hati yang sangat parah dan itu akan mengakibatkan hati menjadi panas seperti terbakar
akhirnya hati menjadi rusak.
Dari informasi dampak penyakit hepatitis ini jangan anda abaikan dan risawkan, karena artikel
ini sangat bermanfaat untuk kita ketahui sebagai salah satu informasi ilmu pengetahuan untuk
menambah wawasan yang lebih bisa mengetahui tentang seputar dampak penyakit hepatitis.
Itulah yang bisa saya jelaskan sedikit tentang dari dampak penyakit hepatitis b yang sering
kita kenal dengan sebutan penyakit kuning, semoga dengan informasi ini anda bisa
menyimaknya dan mengerti betapa bahayanya dampak penyakit hepatitis ini.Maka solusi
terbaik untuk menangani penyakit hepatitis B ini dengan obat hepatitis b kronis yang sangat
baik untuk penyembuhan dan menjaga daya tahan tubuh anda.
Organ hati berada di bagian kanan atas lambung atau di bagian kanan bawah dada.
Hati yang normal akan berwarna merah segar, halus, dan kenyal. Hati mempunyai
fungsi yang sangat penting, antara lain:
1. mengatur zat-zat penting dalam tubuh seperti gula darah, kolesterol, hormon
dan enzim
3. menyimpan nutrisi yang penting bagi tubuh seperti vitamin dan mineral
Setelah terjadinya infeksi, maka hati dapat melawan patogen dan mengembalikan
fungsinya yang tergganggu dengan membentuk fibrosis. Fibrosis merupakan luka
kecil (parut) yang terbentuk untuk memperbaiki diri setelah terjadi inflamasi akibat
infeksi. Jika terjadi infeksi kembali baik disebabkan oleh patogen yang sama
maupun yang berbeda maka luka yang terbentuk akan semakin meluas sehingga
terbentuk lubang dan darah tidak dapat mengalir. Kerusakan hati yang demikian
disebut sirosis hati. Sirosis ini dapat berkembang menjadi kanker hati atau
kegagalan fungsi hati yang mana hati tidak dapat menjalankan fungsinya seperti
pada hati yang sehat.
Gejala Hepatitis :
Penderita hepatitis seringkali tidak menunjukkan gejala khusus walaupun telah bertahun-tahun
terinfeksi. Pada umumnya penderita hepatitis akan mengalami perubahan warna kulit dan mata
menjadi kuning sehingga seringkali hepatitis dikenal sebagai penyakit kuning. Namun, gejala ini
dapat muncul atau terjadi hanya dalam waktu yang singkat.
Jika penderita sudah berada pada fase prodormal (sebelum badan menjadi kuning), biasanya
mengalami gejala badan lemas, cepat lelah, lesu, tidak nafsu makan, mual, muntah, perasaan
tidak enak dan nyeri di perut, demam dan kadang menggigil, sakit kepala, nyeri pada persendian,
pegal di seluruh tubuh, terutama pinggang dan bahu, serta diare. Kadang penderita seperti akan
pilek dan batuk dengan atau tanpa sakit tenggorokan.
Bila sudah sampai fase kuning (ikterik), penderita akan menemui air kencingnya berwarna
kuning pekat seperti teh. Selain itu, bagian putih bola mata, selaput lendir langit-langit mulut,
dan kulit berubah menjadi kekuningan. Dan bila terjadi hambatan aliran empedu yang masuk ke
dalam usus, tinja akan berwarna pucat seperti dempul (feces acholis).
Tidak semua hepatitis memiliki gejala seperti yang sudah disebutkan. Ada penderita hepatitis
tanpa gejala sama sekali atau mungkin hanya dengan gejala ringan, dan ada yang benar-benar
berat dalam waktu singkat yang kemudian diakhiri kematian.
Penularan Hepatitis :
Hepatitis yang disebabkan oleh infeksi virus dapat menular dengan beberapa cara. Hepatitis A
dan E, sangat erat kaitannya dengan higene dan sanitasi yang kurang baik. Hepatitis ini dapat
menular melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi virus tersebut.
Hepatitis B dan C dapat menular melalui cairan tubuh, antara lain darah, urin, dan selaput lendir.
Hepatitis D terjadi bersamaan dengan hepatitis B (ko-infeksi hepatitis B). Penularan ketiga
hepatitis ini dapat terjadi melalui transfusi darah, pemakaian jarum suntik yang tidak steril dan
digunakan secara berganti-gantian, aktivitas seksual yang berganti-ganti, penular dari ibu ke
janinnya, dan lain-lain.
sering tidak disadari, padahal ada sekitar 2 milyar orang di dunia yang menderita penyakit
Hepatitis B ini. Data dari WHO menunjukkan bahwa sejumlah 400 juta orang di dunia menderita
Hepatitis B akut yang berpotensi menjadi sirosis yaitu pengerasan hati bahkan berpotensi
menjadi kanker hati. Paling tidak ada satu juta orang meninggal setiap tahunnya karena penyakit
ini.
Penularan Hepatitis B lebih tinggi dibandingkan dengan penularan virus HIV. Menurut data yang
diperoleh dari WHO, Penularan Hepatitis B lebih mudah sekitar 50 hingga 100 kali dibanding
penularan virus HIV. Penularan Hepatitis B dapat terjadi melalui kontak darah dan atau
pertukaran cairan tubuh. Penularan Hepatitis B antara lain dapat terjadi melalui transfusi darah,
melalui jarum suntik yang digunakan lebih dari satu kali, jarum tato, jarum bor gigi, atau alat
kebersihan pribadi seperti pemakaian bersama pisau cukur, sikat gigi atau handuk.
Penularan Hepatitis B lebih sering terjadi melalui kulit atau selaput lendir, bagian tubuh yang
mengalami luka terbuka, ciuman atau hubungan seks dengan orang yang menderita penyakit
Hepatitis B. Jadi Penularan Hepatitis B bukan melalui makanan dan minuman serta kontak
langsung (seperti bersalaman, berbicara saling berhadapan) layaknya virus penyakit hepatitis A
( VHA ).
Mengingat Penularan Hepatitis B sendiri sebenarnya cukup masif, seharusnya setiap orang dapat
menjadi waspada akan resiko tertular penyakit ini. Hepatitis B sebetulnya terbagi dalam dua
kelompok, yaitu Hepatitis B akut dan Hepatitis B kronis. Hepatitis B akut biasanya berjangka
pendek yaitu kurang lebih 6 bulan dan masih dapat direspon oleh sistem kekebalan tubuh.
Sedangkan Hepatitis B kronis umumnya berjangka panjang dan lebih sulit direspon oleh sistem
kekebalan tubuh manusia.
Penularan Hepatitis B terjadi dengan sangat mudah yaitu melalui cairan tubuh penderita,
misalnya lewat air mani, air liur, serta cairan tubuh lainnya. Mereka yang beresiko mengalami
Penularan Hepatitis B ini antara lain adalah bayi yang baru lahir, orang yang melakukan
hubungan seksual yang tidak aman; dalam hal ini mereka yang sering berganti pasangan atau
homoseksual. Hubungan seksual memang merupakan salah satu cara penularan hepatitis B ke
pasangan. Pintu masuknya adalah lender pada vagina dan atau air mani pengidap virus hepatitis
B ( VHB ).
Namun penularan cara ini kebanyakan terjadi di negara dengan endemisitas infeksi virus
hepatitis B ( VHB ) rendah. Menurut sebuah penelitian, pasangan penderita infeksi Virus
Hepatitis B ( VHB ) kronis berisiko tertular VHB. Dan sektiar 70% homo seksual terinfeksi
penyakit hepatitis B setelah lima tahunmelakukan hubungan seksual aktif. Para pengidap virus
hepatitis B umumnya tidak memperlihatkan gejala atau keluhan, sehingga mereka umumnya
tidak mengetahui bahwa dirinya mengidap VHB. Dengan demikian, jika mereka ini (pembawa
carrier) setiap kali berganti pasangan, maka potensi penularan hepatitis B ke pasangan-pasangan
seksualnya tinggi.
Selain dari itu penularan hepatitis B juga beresiko terhadap mereka yang terbiasa menggunakan
alat kebersihan secara bersama, jarum suntik, tindik, tato, dan lain sebagainya. Penularan hepatits
B ini disebut penularan parenteral. Bisa juga penularan melalui goresan atau abrasi kulit.
Penularan Hepatitis B menjadi sangat mudah karena virus Hepatitis B dapat bertahan hidup di
luar tubuh manusia hingga beberapa minggu. Pencegahannya Penularan Hepatitis B di antaranya
adalah dengan menjalani gaya hidup sehat dan melakukan vaksinasi atau imunisasi terutama
untuk bayi secara lengkap yaitu tiga kali suntikan dalam durasi yang berbeda. Vaksin Hepatitis B
sendiri telah ditetapkan menjadi salah satu dari lima vaksin dasar yang wajib diberikan pada bayi
baru lahir, mulai usia 0 hingga 7 hari. Hal ini sangat penting karena bayi baru lahir belum
memiliki kemampuan untuk memproduksi antibodi sebagai sistim kekebalan tubuhnya. Jika
ditemukan kasus anak yang mengidap Hepatitis B, maka bisa dipastikan Penularan Hepatitis B
anak tersebut terjadi pada saat ia masih bayi.
Bagaimana kondisi di Indonesia? Indonesia telah diketahui merupakan salah satu daerah endemis
infeksi virus hepatitis B. Menurut hasil penelitian, ada daerah di mana setiap 100 penduduk
terdapat 8 pengidap virus hepatitis B ( VHB ). Sedangkan sumber penularan hepatitis B di
Indonesia terutama melalui ibu hamil (yang mengidap VHB) ke janin yang dikandungnya atau ke
bayi yang dilahirkannya. Karena itu, dianjurkan setiap ibu hamil melakukan skrining uji
laboratorium HBsAg, yaitu hepatitis B suface antigen, suatu protein yang merupakan selubung
luar partikel virus hepatitis B, atau antifen yang berasal dari permukaan virus hepatitis B. Jika
HBsAg ibu hamil positif, berarti ia mengidap infeksi virus hepatitis B.
Jika ibu hamil dengan HBsAg dan HBeAg positif, maka peluang penularan hepatitis B lebih
besar dari 90%. HBeAg adalah hepatitis B envelope antigen, yaitu suatu protein antigen
nonstructural virus hepatitis B (bukan bagian dari VHB). Jika HBeAg itu hamil positif, maka
resiko penularan hepatitis B sangat tinggi, karena virus tersebut aktif menggandakan diri dan
merusak sel organ hati. Dilaporkan bahwa di beberapa kota seperti Jakarta, Surabaya,
Yogyakarta, Surakarta, Denpasar, dan Mataram, angka kejadian ibu hamil yang mengidap VHB
antara 2,1-5,2%. Dari jumlah itu 50%-nya berstatus HBeAg positif, sehingga risiko bayinya
tertular hepatitis B sangat tinggi. Dengan demikian, si bayi perlu mendapat vaksinasi dan
pemberian immunoglobulin.
Di wilayah Asia Pasifik, kebanyakan kasus Penularan Hepatitis B terjadi pada saat lahir atau
pada masa kanak-kanak. Sembilan dari sepuluh anak yang terinfeksi penyakit tersebut bertahan
sampai dewasa. Sementara Penularan Hepatitis B pada orang dewasa adalah seperti yang telah
dijelaskan di atas. Selain bayi, orang-orang yang rentan Penularan Hepatitis B adalah pekerja
kesehatan, penghuni asrama, tahanan, dan pengguna narkoba suntik. Dari beberapa cara
Penularan Hepatitis B yang sudah kita bahasa di atas, kita harus mewaspadai semua itu demi
keamanan dan kesehatan bersama.
Dari hasil penelitian di China, diketahui banyak bayi yang terinfeksi virus hepatitis B ( VHB )
yang didapat dari ibunya. Penularan hepatitis B dari ibu ke janin dikenal sebagai penularan
transmisi perinatal atau vertical. Virus hepatitis B tersebut menular dari ibu ke janin yang
dikandungnya atau di bayi yang dilahirkannya melalui peredaran darah tali pusat, atau saat
proses melahirkan, atau setelah melahirkan. Diduga penularan semacam ini banyak terjadi di
negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia.
setelah melihat panjang lebar penjelasan tentang penularan penyakit hepatitis b ada baiknya
kita waspada, maka dari itu bagi anda yang terkena penyakit hepatitis segera obati dengan
Obat hepatitis b kronis karena bila mana anda tida segera mengobati maka penyakit hepatitis
akan bertambah parah dan susah untuk sembuh normal.