Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI

EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF


DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO

GITA APRILIA

ABSTRAK

Data dari profil kesehatan kabupaten/ kota di Propinsi Jawa Tengah tahun 2009
menunjukkan cakupan pemberian ASI eksklusif hanya sekitar (32,93%). Berdasarkan Profil
Kesehatan Kabupaten Purworejo cakupan ASI eksklusif tahun 2010 sebesar (48,78%). Data
dari Puskesmas Grabag, cakupan ASI eksklusif pada tahun 2010 sebesar (48,7%).
Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI
eksklusif dengan pemberian ASI eksklusif.
Metode penelitian menggunakan jenis penelitian survei analitik dengan pendekatan
cross sectional terhadap 44 ibu menyusui yang mempunyai bayi berumur 6-12 bulan di Desa
Harjobinangun Purworejo. Teknik sampling menggunakan purposive sampling. Analisa data
menggunakan uji chi square.
Hasil penelitian menunjukkan diperoleh p=0,007 (=0,05) sehingga Ha diterima dan Ho
ditolak, berarti ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan
pemberian ASI eksklusif di Desa Harjobinangun Purworejo.

Kata kunci: Pengetahuan, Pemberian ASI Eksklusif


PENDAHULUAN meningkatkan daya tahan tubuh,
ASI (Air Susu Ibu) merupakan meningkatkan kecerdasan, dan
makanan alamiah yang ideal untuk bayi, meningkatkan jalinan kasih sayang.
terutama pada bulan-bulan pertama. Ibu Manfaat ASI tidak hanya bagi bayi, tetapi
memberikan makan bayi dengan ASI juga bermanfaat bagi ibu, keluarga dan
bukan hanya memberinya awal kehidupan negara (Suradi dan Roesli, 2008).
yang sehat dan bergizi, tetapi juga Bayi yang diberikan makanan
merupakan cara yang hangat, penuh kasih, pendamping atau susu selain ASI akan
dan menyenangkan. Modal dasar mempunyai resiko 17 kali lebih besar
pembentukan manusia berkualitas dimulai mengalami diare dan 34 kali lebih besar
sejak bayi dalam kandungan disertai kemungkinan terkena Infeksi Saluran
dengan pemberian ASI sejak usia dini. ASI Pernafasan Atas (ISPA) dibandingkan
adalah makanan berstandar emas yang dengan bayi yang mendapatkan ASI
tidak bisa dibandingkan dengan susu (WHO, 2000). Konferensi Tingkat Tinggi
formula atau makanan buatan apapun. ASI (KTT) tentang kesejahteraan anak tahun
mengandung zat kekebalan (kolostrum) 1990 salah satu kesepakatannya adalah
yang dapat melindungi bayi dari berbagai semua keluarga mengetahui arti penting
penyakit (Anwar, 2009). serta mendukung wanita dalam tugas
Unsur unsur yang terkandung di pemberian ASI sampai 6 bulan pertama
dalam ASI antara lain hidrat arang, kehidupan anak dan memenuhi kebutuhan
protein, lemak, mineral, dan vitamin makanan anak berusia muda pada tahun-
(Purwanti, 2004). Manfaat utama tahun rawan (Roesli, 2000).
pemberian ASI eksklusif bagi bayi sangat Sejak dicanangkan kampanye ASI
banyak, antara lain sebagai nutrisi terbaik, Eksklusif, berbagai kegiatan promosi
peningkatan penggunaan ASI diadakan, ceramahceramah kepada kelompok
misalnya penataran-penataran atau masyarakat tertentu. Kegiatan tersebut
1
dimaksudkan untuk menginformasikan pengetahuan cukup diketahui bahwa ibu
bahwa ASI adalah yang terbaik bagi bayi. tersebut tidak memberikan ASI eksklusif.
Dalam hal ini petugas kesehatan ikut Berdasarkan uraian diatas, maka
bertanggung jawab dalam melaksanakan penulis mengadakan penelitian dengan
upaya peningkatan dan penggunaan ASI judul hubungan tingkat pengetahuan ibu
demi kesehatan ibu dan anak. Pada pekan tentang ASI eksklusif dengan pemberian
peningkatan ASI sedunia tahun 1999 telah ASI eksklusif di Desa Harjobinangun
dicanangkan kembali gerakan masyarakat Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo.
perduli ASI pada tanggal 2 Agustus 1999
oleh Presiden RI (Menkes cit Utami, METODELOGI PENELITIAN
2000). Variabel bebas dalam penelitian ini
Berdasarkan pemantauan Dinas adalah tingkat pengetahuan ibu tentang
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah pada ASI eksklusif. Variabel terikat dalam
tahun 2007 rata-rata cakupan ASI penelitian ini adalah pemberian ASI secara
Eksklusif di Jawa Tengah baru mencapai eksklusif. Definisi operasional adalah
27,49% dari target yang diharapkan 80%. batasan ruang lingkup atau variabel yang
Pada tahun 2008 rata-rata cakupan ASI diamati dalam penelitian (Notoatmodjo,
Eksklusif meningkat menjadi 28,08% dan 2002).
32,93% pada tahun 2009 (Dinkes Provinsi
1. Pengetahuan ibu tentang ASI
Jateng, 2010). Persentase pemberian ASI
eksklusif adalah kemampuan ibu
eksklusif di Kabupaten Purworejo tahun
dalam menjawab pertanyaan
2010 adalah 41,97% atau sebanyak 3683
mengenai ASI Eksklusif. Alat ukur
bayi dari jumlah keseluruhan 8778 bayi
yang digunakan untuk
yang mendapat ASI eksklusif.
pengumpulan data adalah
Berdasarkan data Puskesmas
kuesioner dan wawancara kepada
Grabag tahun 2010 dengan jumlah bayi
responden sedangkan parameter/
usia 0-6 bulan adalah 123, hanya 60 bayi
kategorinya adalah sebagai berikut:
yang mendapat ASI eksklusif (48,78%)
(DKK Purworejo, 2010). Sedangkan a. Baik : bila nilainya 76-100
berdasarkan data di Puskesmas Grabag b. Cukup : bila nilainya 56-75%
diperoleh informasi cakupan pemberian c. Kurang : bila nilainya < 56%
ASI eksklusif di Desa Harjobinangun pada (Notoatmodjo, 2007).
tahun 2010 baru mencapai 48,7% Skala data ordinal.
(Puskesmas Grabag, 2010). 2. Pemberian ASI eksklusif adalah
Studi pendahuluan dilakukan di pemberian ASI saja sampai bayi
Desa Harjobinangun pada tanggal 13 berumur 6 bulan. Alat ukur yang
sampai dengan 15 Februari 2011 dengan 5 digunakan adalah kuesioner dan
responden ibu dan diperoleh hasil ada 4 wawancara. Sedangkan parameter/
orang ibu yang memiliki pengetahuan baik kategori yang digunakan adalah
dan 1 orang ibu yang memiliki sebagai berikut :
pengetahuan cukup. Ibu yang memiliki a. Ya : bila ibu memberikan ASI
pengetahuan baik dan memberikan ASI saja sampai bayi berumur 6
eksklusif ada 2 orang, sedangkan 2 orang bulan
ibu tidak memberikan ASI eksklusif.
b. Tidak : bila ibu tidak
Sedangkan 1 orang ibu yang memiliki
memberikan ASI saja sampai
bayi berumur 6 bulan
Hipotesis dalam penelitian ini
adalah ada hubungan pengetahuan ibu
tentang ASI eksklusif dengan pemberian
2
ASI eksklusif di Desa Harjobinangun Sebelum melakukan pengumpulan
Purworejo. Penelitian dilakukan di Desa data, terlebih dahaulu alat pengumpulan
Harjobinangun, Kecamatan Grabag, data yang berupa kuesioner dilakukan uji
Kabupaten Purworejo dalam waktu 1 validitas dan reliabilitas. Uji validitas yang
(satu) bulan yaitu pada bulan Juni 2011. digunakan dalam uji instrumen penelitian
Rancangan penelitian yang ini adalah teknik kolerasi Product
digunakan adalah survei analitik, peneliti Moment seperti yang dikemukakan oleh
mencoba untuk mencari hubungan antara Pearson. Pengujian instrument dilakukan
variabel bebas (faktor resiko) dengan pada 30 orang ibu yang memiliki ciri-ciri
variabel tergantung (efek) yang analisisnya yang hampir sama dengan responden
untuk menentukan ada tidaknya hubungan penelitian. Pengujian reliabilitas dilakukan
antar variabel sehingga perlu disusun dengan interval consistency, dengan
hipotesisnya (Taufiqurrohman, 2004). mengujicobakan instrumen sekali saja
Metode pendekatan waktu yang digunakan kemudian data yang diperoleh dianalisis
dalam penelitian ini adalah metode cross dengan teknik tertentu dan selanjutnya
sectional. digunakan untuk memprediksi reliabiliti
Populasi yang digunakan dalam instrumen(Sugiyono, 2005). Adapun
penelitian ini adalah semua ibu yang teknik analisis yamg digunakan adalah
mempunyai bayi berumur 6 - 12 bulan di rumus Spearman Brown karena skor yang
Desa Harjobinangun Kecamatan Grabag digunakan dalam instrumen tersebut
Kabupaten Purworejo yang berjumlah 50 menghasilkan dikotomi (1 dan 0)
orang. (Sugiyono, 2005).
Kriteria inklusi dalam pengambilan sampel Adapun proses pengolahan data
adalah sebagai berikut: yang dilakukan yaitu Editing, Coding,
a. Bersedia menjadi responden. Transfering dan Tabulating. Sedangkan
b. Responden bisa baca tulis proses analisa data yang digunakan adalah
Sampel dalam penelitian ini adalah 44 Ibu Analisis Univariat dan Analisis Bivariat.
yang mempunyai bayi berumur 6 bulan Analisa data dalam penelitian ini,
12 bulan dengan teknik sampling yang menggunakan uji statistik nonparameter
digunakan adalah purposive sampling, teknik analisis bivariat dengan uji Chi
dimana dalam teknik pengambilan sampel Kuadrat.
populasi dianggap mempunyai
karakteristik yang sama untuk semua HASIL PENELITIAN
anggota populasi, dan sudah diketahui 1. Analisa Univariat
sebelumnya. Tabel 1 Distribusi Frekuensi
Pengumpulan data diperoleh dari data Berdasarkan Umur
primer dan data sekunder. Data No Umur f %
primer 1 <20 tahun 8 18.2
diperoleh melalui wawancara menggunakan 2 20 35 tahun 29 65.9
kuesioner dan data sekunder diambil melaui 3 >35 tahun 7 15.9
administrasi dan dokumentasi yang ada Jumlah 44 100,00
di Puskesmas Grabag. Instrumen yang Berdasarkan tabel 1, dapat
digunakan adalah kuesioner. Kuesioner diketahui bahwa responden dengan
yang digunakan adalah pertanyaan frekuensi tertinggi memiliki umur 20-35
pengetahuan ibu tentang manfaat ASI tahun sebanyak 29 orang (65,9%), dan
eksklusif dan pemberian ASI eksklusif frekuensi terendah memiliki umur > 35
dengan menggunakan jenis pertanyaan tahun sebanyak 7 orang (15,9%).
tertutup sehingga responden tinggal memilih
jawaban dengan cara memberikan tanda tick
() pada lembar check list.
3
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Tabel 5 Distribusi Frekuensi
berdasarkan Berdasarkan Jumlah
Pendidikan Terakhir Sumber Informasi ASI
No Pendidikan Terakhir f % Eksklusif
1. SD 10 22.7 No Jumlah Sumber f %
2. SMP 10 22.7 Informasi ASI
3. SMA 20 45.5 Ekskusif
4. Perguruan Tinggi 4 9. 1 1 1-2 22 50.0
Jumlah 44 100,00 2 3-4 15 34.1
Berdasarkan tabel 2, dapat 3 >4 7 15.9
diketahui bahwa responden dengan Jumlah 44 100,00
frekuensi tertinggi memiliki pendidikan Berdasarkan tabel 5 diketahui
terakhir SMA sebanyak 20 orang (45,5%), responden terbanyak memperoleh
dan yang paling sedikit memiliki informasi dari 1-2 sumber yaitu 50%, dan
pendidikan perguruan tinggi yaitu paling sedikit mendapatkan sumber >4
sebanyak 4 orang (9,1%). sumber yaitu 15,9%.
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Tabel 6 Distribusi Frekuensi
Berdasarkan Pekerjaan Pengetahuan tentang
No Pekerjaan F % ASI Eksklusif
1 IRT 26 59.1 No Pengetahuan tentang F %
2 Pedagang 5 11.4 ASI Eksklusif
3 Petani 7 15.9 1 Baik 24 54,5
4 PNS 4 9.1 2 Cukup 11 25,0
5 Swasta 2 4. 5 3 Kurang 9 20,5
Jumlah 44 100,00 Jumlah 44 100,00
Berdasarkan tabel 3, dapat Pada tabel 6 diketahui responden
diketahui bahwa responden dengan dengan frekuensi tertinggi memiliki
frekuensi tertinggi memiliki pekerjaan pengetahuan tentang ASI Eksklusif baik
sebagai ibu rumah tangga yaitu 19 orang yaitu 54,5%, dan paling sedikit yaitu
(59,1%), dan paling sedikit adalah swasta 20,5% memiliki pengetahuan tentang ASI
yaitu 2 orang (24,5%). eksklusif kurang.
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Tabel 7 Distribusi Frekuensi Pemberian
Berdasarkan ASI Eksklusi
Keikutsertaan pada Pemberian ASI
No f %
Penyuluhan ASI Eksklusif
Eksklusif 1 Diberikan 26 59,1
No Keikutsertaan f % 2 Tidak diberikan 18 40,9
1 Pernah 20 45,5 Jumlah 44 100,00
2 Belum Pernah 24 54,5 Pada tabel 7 diketahui sebagian
Jumlah 44 100,00 besar memberikan ASI eksklusif
Berdasarkan tabel 4, dapat kepada bayinya yaitu 59,1%.
diketahui bahwa responden terbanyak
belum pernah mengikuti penyuluhan
kesehatan tentang ASI eksklusif.
Tabel 8 Tabulasi Silang Antara secara psikologis akan berpengaruh
Tingkat Pengetahuan Ibu pada kesiapan ibu dalam
Tentang Asi Eksklusif merawat anak. Selain itu responden
Dengan Pemberian sebagian besar sudah
ASI Eksklusif berpendidikan tinggi
Pengetah Pemberian Tota (SMA). Serta sebagian
u ASI l besar
an tentang Eksklusif responden memiliki pekerjaan
sebagai
ASI Eksklusif
Diberi ASI Tidak ibu rumah tangga sehingga
Eksklusif diberi memiliki
ASI banyak waktu untuk
menyusui
Eksklusif 24 orang (54,5%), Ini
disebabkan karena
f % f % f responden sebagian besar
% berusia 20-
Baik 19 79,2 5 20,8 24 35 tahun. Pada usia ini ibu
100 akan lebih matang
Cukup 5 45,5 6 54,5 11 dalam berfikir,
100 sehingga
Kurang 2 22,2 7 77,8 9
100
Total 26 100 18 100 44
2
X 9,908
P
0,007
Pada tabel 9 diketahui bahwa
responden yang memiliki tingkat
pengetahuan tentang ASI eksklusif
baik
79,2% memberikan ASI secara eksklusif
kepada bayinya. Responden yang
memiliki pengetahuan tentang ASI
eksklusif cukup
45,5% memberikan ASI secara
eksklusif, dan responden dengan
pengetahuan tentang ASI eksklusif
kurang 77,8% tidak memberikan ASI
secara eksklusif. Ini menunjukkan
bahwa semakin baik pengetahuan
tentang ASI eksklusif maka ibu akan
memberikan ASI secara eksklusif
kepada bayinya.
Uji statistik menggunakan chi
square diperoleh X2hitung=9,908 lebih
2
besar dari X tabel=5,991 dengan p=0,007
(<0,05)
menyebabkan Ho ditolak. Hal
ini
menunjukkan adanya hubungan tingkat
pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif
dengan pemberian ASI eksklusif di
Desa Harjobinangun Purworejo.

PEMBAHAS
AN
1. Pengetahuan tentang manfaat
ASI
ekskl
usif
Hasil Penelitian pada Tabel
9
menunjukkan responden dengan
tingkat pengetahuan baik sebanyak
bayinya. disebakan karena pengetahuan
Namun masih ada responden dengan responden tentang ASI eksklusif
tingkat pengetahuan kurang sebanyak 9 orang yang kurang. Selain itu juga
(20,5%). Hal ini disebabkan karena masih disebabkan karena responden
ada responden yang berpendidikan rendah. bekerja sehingga tidak memiliki
Selain itu ada responden yang bekerja, waktu untuk memberikan ASI
sehingga tidak memiliki banyak waktu untuk eksklusif pada bayinya.
menyusui bayinya Notoatmodjo (2003)
2. Pemberian ASI Eksklusif menyatakan bahwa perilaku
Hasil Penelitian pada tabel 7 pemberian ASI eksklusif tiga faktor
diketahui bahwa Responden memberikan ASI yaitu faktor predisposisi, faktor
eksklusif pada bayinya yaitu sebanyak 26 pemungkin, dan faktor penguat.
orang (59,1%). Hal ini disebabkan karena Faktor predisposisi antara lain
responden memiliki pengetahuan yang baik berupa pengetahuan dan sikap
tentang ASI eksklusif. Selain itu karena masyarakat terhadap kesehatan,
faktor ekonomi responden yang kurang tradisi dan kepercayaan masyarakat
sehingga tidak mampu membeli susu formula. terhadap hal- hal yang berkaitan
Namun masih terdapat responden yang belum dengan kesehatan, sistem nilai
memberikan ASI secara ekslusif pada bayinya yang dianut masyarakat,
yaitu sebanyak 18 orang (40,9%). Hal ini
tingkat pendidikan, tingkat sosial tentang ASI eksklusif, maka seorang
ekonomi. Selain itu dipengaruhi sikap ibu akan memberikan ASI eksklusif
dan perilaku petugas kesehatan pada anaknya. Begitu juga sebaliknya,
sebagai salah satu faktor penguat semakin rendah pengetahuan ibu
(reinforcing factor) terhadap perilaku tentang ASI eksklusif, maka semakin
pemberian ASI eksklusif. sedikit pula peluang ibu dalam
3. Hubungan Pengetahuan Ibu memberikan ASI eksklusif (Ruina
tentang ASI Eksklusif dengan Suradi Suharyono,1992:h.19).
Pemberian ASI Eksklusif. Pengujian hipotesis
Hasil penelitian pada tabel menggunakan analisis Chi Square
4.8 menunjukkan bahwa responden menunjukkan adanya hubungan
yang memiliki tingkat pengetahuan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI
tentang ASI eksklusif baik sebagian
besar memberikan ASI secara
eksklusif pada bayinya yaitu sebanyak
19 orang (79,2%). Namun ada pula
yang tidak memberikan ASI eksklusif
karena ibu bekerja sehingga tidak
memiliki waktu untuk memberikan
ASI eksklusif pada bayinya.
Responden dengan
pengetahuan tentang ASI eksklusif
kurang sebagian besar tidak
memberikan ASI secara eksklusif
yaitu sebanyak 7 orang (77,8%).
Namun ada pula yang memberikan
ASI eksklusif sebanyak 2 orang
(22,2%). Hal ini disebabkan karena
faktor ekonomi yang kurang sehingga
mereka hanya memberikan ASI saja
pada bayinya.
Pengetahuan ibu tentang
ASI eksklusif dapat mempengaruhi
ibu dalam memberikan ASI eksklusif.
Semakin baik pengetahuan Ibu
eksklusif dengan pemberian ASI Harjobinangun, Kecamatan Grabag,
Eksklusif di Desa Harjobinangun, Kabupaten Purworejo
Kecamatan Grabag, Kabupaten
Purworejo dengan X2hitung= 9,908 SARAN
(p=0,007) pada tingkat signifikansi 1. Bagi Tenaga Medis
5%. Diharapkan dapat memberikan
penyuluhan tentang informasi
KESIMPULAN mengenai ASI eksklusif yang lebih
Berdasarkan hasil penelitian lengkap kepada masyarakat khususnya
dapat disimpulkan sebagai berikut : ibu menyusui dalam memberikan ASI
1. Pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif pada bayinya.
Eksklusif di Desa Harjobinangun 2. Bagi Ibu di Desa Harjobinangun
Kecamatan Grabag Kabupaten Ibu seharusnya berusaha secara
Purworejo 54,5% termasuk kategori untuk memberikan ASI eksklusif
baik sebanyak 24 orang (54,5%). kepada bayinya, karena ASI eksklusif
2. Ibu yang memberikan ASI eksklusif di mengandung kandungan nutrisi dan
Desa Harjobinangun Kecamatan kandungan gizi yang sangat baik
Grabag Kabupaten Purworejo yaitu untuk bayi.
sebanyak 26 orang (59,1%). 3. Bagi peneliti berikutnya
3. Ada hubungan tingkat pengetahuan Diharapkan untuk dapat
ibu tentang ASI eksklusif dengan menambah variabel dan jumlah
pemberian ASI Eksklusif di Desa responden sehingga hasil penelitian
yang dicapai lebih baik
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Ali Saefuddin. 2003. Hak Asasi Bayi dan Pekan ASI Sedunia. Artikel diambil dari
//http.//www.suaramerdeka.com /harian/0208/03/kha.
Arikunto, S. 2010. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Bandung:Alfa Beta

Budiarto, E. 2001. Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC

Depkes RI. 2001. Modul Manajemen Laktasi Depkes Tahun 2001.

. 2002. Direktorat Jenderal Pembina Kesehatan Masyarakat. Direktorat Bina Gizi


Masyarakat Petunjuk pelaksanaan Peningkatan ASI Eksklusif Bagi Petugas
Puskesmas.

. 2004. ASI w.w.w.wepkes.go.id.com 2004


Hidayat, A.A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba
Mardikak
Kristiyanasari, W. 2009. ASI, Menyusui dan Sadari. Yogyakarta:Nuha medika
Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat.Jakarta: Rineka Cipta
. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

. 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta


Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika

Proverawati, A dan Rahmawati, E. 2010. Kapita Selekta Asi dan Menyusui. Yogyakarta:
Nuha
Medika
Purwanti, H. S. 2004. Konsep Penerapan ASI Eksklusif: Buku Saku untuk Bidan Jakarta:
EGC

Rulina, Suradi Suharyono d.k.k. 1992. ASI Tinjauan dari Beberapa Aspek. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Roesli, U. 2001. Bayi Sehat Berkat ASI Eksklusif, Makanan Pendamping Tepat dan
Imunisasi. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo
Roesli, U. 2005. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidaya

Soekanto, S. 2002. Sosiologi suatu pengantar Cetakan V. Jakarta :PT Raya Grafindo Persada.

Sugiyono. 2007. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Soetjiningsih. 2002. ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta


Taufiqurrohman, M. A. 2004. Pengantar Metodologi Penelitian untuk Ilmu Kesehatan.
Surakarta: CSGF
55

Anda mungkin juga menyukai