Laporan Tppfood Bar
Laporan Tppfood Bar
FOODBAR
(Manihot esculenta)
Oleh :
Tujuan Percobaan
Prinsip Percobaan
Rumus
w bahan=formulasi x basis
w produk
produk= x 100
basis
DIAGRAM ALIR
T. beras merah
T. kacang hijau
Pengadonan
Pencetakan
Pendinginan
T= 4 C t= 4 jam
Pemotongan
Penimbangan
Food Bar
Gambar 1. Diagram Alir Proses Pembuatan Food Bar
ALUR PROSES
Pencetakan
Pencampuran III Pengadonan
Food bar
Pemanggangan
Pendinginan
Keterangan Hasil
Basis 200 gram
Bahan utama - T umbi 16% = 32 gram
- T kacang 10% = 20 gram
- T maizena 5% = 10 gram
Bahan tambahan - Icing sugar 8% = 16 gram
- Pindekas 7% = 14gram
- Madu 10% = 20 gram
- Margarin cair 1% = 2 gram
- Susu UHT 32,5% = 7 gram
- Dried coconut 3,5% = 7 gram
- Kismis 7% = 14 gram
Berat produk 154 gram
%produk 77%
Organoleptik
1. Warna 1. Coklat muda
2. Rasa 2. Manis
3. Aroma 3. Khas food bar
4. Tekstur 4. Agak keras
5. Kenampakan 5. Menarik
Gambar produk
Tahap kelima yaitu proses pencetakan dimana proses ini bertujuan untuk
memasukan bahan ke dalam alat pencetak sehingga didapatkan hasil yang
seragam. Tahap keenam yaitu proses pendinginan yang bertujuan agar bahan yang
sudah dicetak tadi dapat saling menguatkan sehingga tidak mudah hancur. Tahap
selanjutnya yaitu tampering hal ini bertujuan untuk penyesuaian suhu dari suhu
rendah ke suhu tinggi. Tahap pemanggangan ini bertujuan untuk mematangkan
produk dengan suhu 120oC selama 20 menit, tahap selanjutnya yaitu pemotongan
agar produk yang telah jadi berbentuk bar. Tahap berikutnya adalah tampering
bertujuan untuk penyesuaian suhu dari suhu tinggi ke suhu yang rendah. Tahap
terakhir yaitu penimbangan dengan hasil 139,03 g.
Pangan darurat atau food bar merupakan pangan yang diberikan pada
keadaan darurat yang dapat memenuhi kebutuhan konsumsi harian energi dan gizi
manusia sebesar 2100 kkal. Pangan darurat harus mampu memenuhi kebutuhan
kalori sehari (2100 kkal) yang dapat diperoleh dari komponen protein sebesar 10-
15%, lemak sebesar 35-45%, dan karbohidrat sebesar 40-50% dari total kalori
Bentuk makanan yang dapat dikembangkan dengan tetap memperhatikan
kecukupan kalori dan ketersediaan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh adalah
makanan padat (food bar). Makanan padat pada umumnya dibuat dari campuran
bahan pangan (blended food) yang diperkaya dengan nutrisi, berbentuk padat dan
kompak (food bar form), dan diharapkan dapat mencukupi kebutuhan kalori rata-
rata orang Indonesia per hari yaitu 2100 kkal. (Hidayat, 2000).
Critical Control Point (CCP) pada pembuatan foodbar yaitu pada proses
pencampuran dimana pada saat pencampuran semua bahan harus tercampur rata
tidak ada bahan yang menggumpal. Kemudian pada saat pengdadonan takaran
bahan harus sesuai dengan prosedur agar tidak melakukan kesalahan. Pada proses
pendinginan harus diperhatikan dalam mengatur suhunya sehingga tidak
menyebabkan kerusakan atau kegagalan karena lama pendinginan dan terakhir
pemanggangan dalam proses pemanggangan ini harus diperhatikan suhu atau
pengaturan suhu sehingga bahan tidak mengalami kegosongan.
Kadar air yang terkandung dalam food bar akan mempengaruhi tekstur
dari food bar. Saat proses pemanggangan akan terjadi proses browning non
enzimatis, denaturasi protein dan karamelisasi. Browning non enzimatis akan
terjadi akibat reaksi antara gugus amin pada protein tepung kacang dan gula
pereduksi pada tepung ubi dengan pemanasan. Proses denaturasi protein terjadi
akibat pemanasan yang melebihi suhu melting temperature protein yaitu kurang
dari 100oC sehingga menyebabkan perubahan struktur molekul protein dan
mengakibatkan protein menggumpal serta mengurangi kelarutan protein. Proses
karamelisasi akan terjadi akibat pemanggangan pada suhu tinggi menyebabkan
sukrosa melebur membentuk karamel.(Janarko, 2008)
Food bar adalah makanan padat yang terbuat dari campuran bahan pangan
yang diperkaya oleh nutrisi dengan kecukupan kalori yang dibutuhkan oleh
manusia. Foodbar dibuat dari campuran beberapa jenis tepung dengan
penambahan bahan penunjang lainnya. Proses pembuatan foodbar terdiri dari
pencampuran, pengadonan, pembentukkan lembaran, pencetkan , pemanggangan
dan pengemasan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengolahan proses pembuatan Foodbar dengan berat
basis 200 gram dan berat produk 154 gram maka mempunyai % produk adalah 77
%. Hasil dari pengamatan secara oraganoleptik pada Foodbar, warna dari
Foodbar coklat muda, memiliki rasa manis, beraroma khas foodbar, bertekstur
padat, agak keras dan kenampakannya menarik.
I.
DAFTAR PUSTAKA
1. W bahan = W basis
T umbi = 16% x 200 = 32 gram
T kacang = 10% x 200 = 20 gram
T maizena = 5% x 200 = 10 gram
Icing sugar = 8% x 200 = 16 gram
Pindekas =7% x 200 = 14 gram
Madu = 10% x 200 = 20 gram
Margarine cair = 1% x 200 = 2 gram
Susu UHT = 32,5% x 200 = 65 gram
Dried coconut = 3,5 % x 200 = 7 gram
Kismis = 7 % x 200 = 14 gram
2. % Produk = (154/200) x 100%
= 77%
LAMPIRAN SOAL DISKUSI
Prinsip pembuatan selai secara umum adalah pemanasan campuran dari hancuran
buah (buah atau jenis komoditi lainnya), pektin atau bahan pengental, gula, dan asam
sehingga diperoleh struktur gel.
Ada, misalnya jika kacang tanah yang digunakan tidak disortir terlebih
dahulu/ bahan baku tersebut sudah terlalu lama disimpan maka akan
menyebabkan kurang timbulnya aroma dan rasa khas dari selai tersebut sehingga
akan menurunkan kualitas dan daya jual selai.
Jawaban
1. Tujuan dari percobaan pembuatan foodbar adalah untuk untuk mengetahui
cara pembuatan olahan pangan darurat berbentuk bar yang berisi nutrisis dan
dapat memenuhi kalori sesuai standar kebutuhan.
Prinsip dari percobaan pembuatan foodbar adalah berdasarkan pencampuran
serealia, kacang-kacangan dan bahan pengisi yang dicetak dan dipanggang
sehingga teksturnya keras dan kotak dan dipotong sehingga berbentuk bar.
2. Sponge and Dough : Adalah proses pembuatan roti dengan dua kali
pengadukkan dengan waktu fermentasi sekitar 4-6 jam
5. Fungsi glizing adalah bahan pengilat, dan juga agar mie tidak lengket.
LAMPIRAN SNI
Cemaran logam
8.1 kadmium (Cd) Mg/kg
8. 8.2 timah (Sn) Mg/kg Maks. 0,2
Cemaran mikroba
10.1 angka lempeng Koloni/g Maks. 1x104
total
10. 10.2 Escherichia coli Per g Maks. 10
10.3 Salmonella sp Per 25g Negatif
10.4 Bacillus cereus Koloni/g Maks. 1x102
10.5 Kapang dan khamir Koloni/g Maks. 1x104