Anda di halaman 1dari 11

Gangguan Cemas Menyeluruh

Dian Yulita Sarapang

102013212

Falkutas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510 Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731

Dianyulita93@yahoo.com

I. PENDAHULUAN

Tiap manusia pasti mempunyai rasa cemas, rasa cemas ini terjadi pada saat
adanyakejadian atau peristiwa tertentu, maupun dalam menghadapi suatu hal. Misalkan,
orangmerasa cemas, ketika tampil dihadapan banyak orang atau ketika sebelum
ujianberlangsung. Kecemasan yang dimiliki seseorng yang seperti di atas adalah normal,
danbahkan kecemasan ini perlu dimiliki manusia. Akan tetapi kecemasan berubah
menjadiabnormal ketika kecemasan yang ada di dalam diri individu menjadi berlebihan
ataumelebihi dari kapasitas umumnya.1

Individu yang mengalami gangguan seperti ini bisa dikatakan mengalami anxietydisorder
(gangguan kecemasan) yaitu ketakutan yang berlebihan dan sifatnya tidak rasional. Seseorang
dikatakan menderita gangguan kecemasan apabila kecemasan inimengganggu aktivitas dalam
kehidupan dari diri individu tersebut, salah satunya yaknigangguan fungsi sosial. Misalnya
kecemasan yang berlebihan ini menghambat diriseseorang untuk menjalin hubungan akrab antar
individu atau kelompoknya.1

II. DEFINISI

Menurut Capernito (2001) kecemasan adalah keadaan individu atau kelompok


mengalami perasaan gelisah (penilaian atau opini) dan aktivitas sistem saraf autonomdalam
berespons terhadap ancaman yang tidak jelas, nonspesifik. Kecemasan merupakanunsur
kejiwaan yang menggambarkan perasaan, keadaan emosional yang dimilikiseseorang pada saat
menghadapi kenyataan atau kejadian dalam hidupnya. (Rivai,2000).1,2

Kecemasan adalah perasaan individu dan pengalaman subjektif yang tidak diamatisecara
langsung dan perasaan tanpa objek yang spesifik dipacu oleh ketidaktahuan dandidahului oleh
pengalaman yang baru (Stuart dkk, 1998). Berdasarkan definisi tersebutdapat diambil
kesimpulan bahwa kecemasan adalah perasaan yang tidak menyenangkan,tidak enak, khawatir
dan gelisah. Keadaan emosi ini tanpa objek yang spesifik, dialami secara subjektif dipacu oleh
ketidaktahuan yang didahului oleh pengalaman baru, dandikomunikasikan dalam hubungan
interpersonal.1,2

Gangguan Cemas Menyeluruh (Generalized Anxiety Disorder) merupakan salah satu


jenis gangguan kecemasan dengan karakteristik kekhawatiran yang tidak dapat dikuasaidan
menetap, biasanya terhadap hal-hal yang sepele/tidak utama. Individu dengangangguan cemas
menyeluruh akan terus menerus merasa khawatir tentang hal-ha yangkecil/sepele.1,2,3

III. GAMBARAN TENTANG KECEMASAN

Neale dkk (2001) mengatakan bahwa kecemasan sebagai perasaan takut yang tidak
menyenangkan dan apprehension, dapat menimbulkan beberapa keadaan psikopatologissehingga
mengalami apa yang disebut gangguan kecemasan. Walaupun sebagai orangnormal, diakui atau
tidak, kita dapat saja mengalami kecemasan, namun kecemasan padaorang normal berlangsung
dalam intensitas atau durasi yang tidak berkeanjangan sehinggaindividu dapat tetap memberikan
respon yang adaptif.1,3

Untuk memahami kecemasan yang mempengaruhi beberapa area dari fungsi-


fungsiindividu, Acocella dkk (1996) mengatakan bahwa kecemasan seharusnya melibatkan
ataumemiliki 3 komponen dasar, yaitu1, 4

1. Adanya ungkapan yang subjektif (subjective reports)

mengenai ketegangan,ketakutan dan tidak adanya harapan untuk mengatasinya.

2. Respon-respon perilaku (behavioral rensponses), seperti menghindari situasi yangditakuti,


kerusakan pada fungsi bicara dan motorik dan kerusakan tampilan untuk tugas-tugas kognitif
yang kompleks.

3. Respon-respon fisiologis (physiological responses), termasuk ketegangan otot,peningkatan


detak jantung dan tekanan darah, nafas yang cepat, mulut yang kering nausea, diare, dan
dizziness.

IV. ETIOLOGI

Upaya untuk menjelaskan penyebab dari munculnya gangguan kecemasan, Accocelladkk


(1976) memaparkan dari beberapa sudut pandang teori. Menurut para ahlipsikofarmaka,
Gangguan Kecemasan Menyeluruh bersumber pada neurosis, bukandipengaruhi oleh ancaman
eksternal tetapi lebih dipengaruhi oleh keadaan internalindividu.2,3,5

Sebagamana diketahui, Sigmund Freud sebagai bapak dari pendekatan


psikodinamikamengatakan bahwa jiwa individu diibaratkan sebagai gunung es. Bagian yang
munculdipermukaan dari gunung es itu, bagian terkecil dari kejiwaan yang disebut sebagai
bagiankesadaran. Agak di bawah permukaan air adalah bagian yang disebut pra-kesadaran,
danbagian yang terbesar dari gunung es tersebut ada di bawah sekali dari permukaan air, danini
merupakan alam ketidaksadaran (uncounsciousness). Ketidaksadaran ini berisi ide,yaitu
dorongan-dorongan primitif, belum dipengaruhi oleh kebudayaan atau peraturan-peraturan yang
ada dilingkungan. Dorongan-dorongan ini ingin muncul ke permukaan/ kekesadaran, sedangkan
tempat di atas sangat terbatas. Ego, yang menjadi pusat darikesadaran, harus mengatur dorongan-
dorongan mana yang boleh muncul dan mana yangtetap tinggal di ketidaksadaran karena
ketidaksesuaiannya dengan superego, yaitu salahsatu unit pribadi yang berisi norma-norma sosial
atau peraturan-peraturan yang berlaku dilingkungan sekitar. Jika ternyata ego menjadi tidak
cukup kuat menahan desakan ataudorongan ini maka terjadilah kelainan-kelainan atau gangguan-
gangguan kejiwaan.Neurosis adalah salah satu gangguan kejiwaan yang muncul sebagai akibat
dariketidakmampuan ego menahan dorongan ide.1,6, 7

Jadi, individu yang mengalami Gangguan Kecemasan Menyeluruh, menurut


pendekatanpsikodinamika berakar dari ketidakmampuan egonya untuk mengatasi dorongan-
doronganyang muncul dari dalam dirinya secara terus menerus sehingga ia akan
mengembangkanmekanisme pertahanan diri. Mekanisme pertahanan diri ini sebenarnya upaya
ego untuk menyalurkan dorongan dalam dirinya dan bisa tetap berhadapan dengan
lingkungan.Tetapi jika mekanisme pertahanan diri ini dipergunakan secara kaku, terus-menerus
dan berkepanjangan maka hal ini dapat menimbulkan perilaku yang tidak adaptif dan tidak
realistis.1, 6, 7

Ada beberapa mekanisme pertahanan diri yang bisa dipergunakan oleh individu, antaralain1, 4 :

1. Represi, yaitu upaya ego untuk menekan pengalaman yang tidak menyenangkan dandirasakan
mengancam ego masuk ke ketidaksadaran dan disimpan di sana agar tidak menganggu ego lagi.
Tetspi sebenarnya pengalaman yang sudah disimpan itu masih punya pengaruh tidak langsung
terhadap tingkahlaku si individu.

2. Rasionalisasi, yaitu upaya ego untuk melakukan penalaran sedemikian rupa


terhadapdorongan-dorongan dalam diri yang dilarang tampil oleh superego, sehingga seolah-olah
perilakunya dapat dibenarkan.

3. Kompensasi, upaya ego untuk menutupi kelemahan yang ada di salah satu sisi
kehidupandengan membuat prestasi atau memberikan kesan sebaliknya pada sisi lain. Dengan
demikian, ego terhindar dari ejekan dan rasa rendah diri.
4. Penempatan yang keliru, yaitu upaya ego untuk melampiaskan suatu perasaan tertentu kepihak
lain atau sumber lain karena tidak dapat melampiaskan perasaannya ke sumber masalah.

5. Regresi, yaitu upaya ego untuk menghindari kegagalan-kegagalan atau ancaman terhadapego
dengan menampilkan pikiran atau perilaku yang mundur kembali ke taraf perkembangan yang
lebih rendah.

Para ahli dari aliran humanistik-eksternal mengatakan bahwa konsep kecemasan


bukanhanya sekedar masalah, yang bersifat individual tetapi juga merupakan hasil konflik
antaraindividu dengan masyarakat atau lingkungan sosialnya.1,6

Jika individu melihat perbedaan yang sangat luas antara pandangannya tentang
dirinyasendiri dengan yang diinginkan maka akan`muncul perasaan inadekuat dalam
menghadapitantangan di kehidupan ini, dan hal ini menghasilkan kecemasan. Jadi menurut
pandanganhumanis eksternalis, pusat kecemasan adalah konsep diri, yang terjadi sehubungan
denganadanya gap antara konsep diri yang sesungguhnya (real self) dan diri yang diinginkan
(idea self). Hal ini muncul sehubungan tidak adanya kesempatan bagi individu untuk
mengaktualisasikan` dirinya sehingga perkembangannya menjadi terhalang. Akibatnya,dalam
menghadapi tantangan atau kendala dalam menjalani hari-hari, di kehidupanselanjutnya, ia akan
mengalami kesulitan untuk membentuk konsep diri yang positif.Setiap kita sebenarnya perlu
mengembangkan suatu upaya untuk menjadi diri sendiri(authenticity), sedangkan indivisu yang
neurotis, atau mengalami gangguan kecemasanadalah individu yang gagal menjadi diri sendiri
(inauthenticity) karena merekamengembangkan konsep diri yang keliru/palsu4,7

Sementara para ahli dari pendekatan behavioristik mengatakan bahwa kecemasanmuncul


karena terjadi kesalahan dalam belajar, bukan hasil dari konflik intrapsikis,individu belajar
menjadi cemas. Ada 2 tahapan belajar yang berlangsung dalam diriindividu yang menghasilkan
kecemasan yaitu:1, 4, 7

1. Dalam pengalaman individu, beberapa stimulus netral tidak berbahaya atau tidak
menimbulkan kecemasan, dihubungkan dengan stimulus yang menyakitkan (aversive)akan
menimbulkan kecemasan (melalui respondent condotioning)

2. Individu yang menghindar dari stimulus yang sudah terkondisi, dan sejak penghindaran ini
menghasilkan pembebasan/terlepas dari rasa cemas, maka responmenghindar ini akan menjadi
kebiasaan (melalui operant conditioning)

Dari sudut pandang kognitif, gangguan kecemasan terjadi karena adanya kesalahandalam
mempersepsikan hal-hal yang menakutkan. Berdasarkan dari teori kognitif, masalahyang terjadi
dari individu yang mengalami gangguan kecemasan adalah terjadinyakesalahan persepsi atau
kesalahan interpretasi terhadap stimulus internal maupuneksternal. Indivisu yang mengalami
gangguan kecemasan akan melihat suatu hal yangtidak benar-benar mengancam sebagai sesuatu
yang mengancam. Jika individu mengalamipengalaman sensasi dalam tubuh yang tidak biasa,
lalu mengintepretasikannya sebagaisensasi yang bersifat catastropic, yaitu suatu gejala bahwa ia
sedang mengalami sesuatuhal seperti serangan jantung, maka akan timbul rasa panik.4,7

V. MANIFESTASI KLINIS

Gambaran klinis bervariasi, diagnosis Gangguan Cemas Menyeluruh ditegakkan


apabiladijumpai gejala-gejala antara lain keluhan cemas, khawatir, was-was, ragu untuk
bertindak,perasaan takut yang berlebihan, gelisah pada hal-hal yang sepele dan tidak utama
yangmana perasaan tersebut mempengaruhi seluruh aspek kehidupannya, sehinggapertimbangan
akal sehat, perasaan dan perilaku terpengaruh. Selain itu spesifik untuk Gangguan Kecemasan
Menyeluruh adalah kecemasanya terjadi kronis secara terus-menerus mencakup situasi hidup
(cemas akan terjadi kecelakaan, kesulitan finansial),cemas akan terjadinya bahaya, cemas
kehilangan kontrol, cemas akan`mendapatkanserangan jantung. Sering penderita tidak sabar,
mudah marah, sulit tidur3,7,8

Untuk lebih jelasnya gejala-gejala umum ansietas dapat dilihat pada tabel di bawah:Tabel
1. Gejala-gejala Gangguan Cemas Menyeluruh:11

Ketegangan motorik 1. Kedutan otot/ rasa gemetar


2. Otot tegang/kaku/pegal
3. Tidak bisa diam
4. Mudah menjadi lelah
Hiperaktivitas otonom 5. Nafas pendek/terasa berat
6. Jantung berdebar-debar
7. Telapak tangan basah/dingin
8. Mulut kering
9. Kepala pusing/rasa melayang
10. Mual, mencret, perut tak enak
11. Muka panas/ badan menggigil
12. Buang air kecil lebih sering
Kewaspadaan berlebihan dan 13. Perasaan jadi peka/mudah ngilu
penangkapan berkurang 14. Mudah terkejut/kaget
15. Sulit konsentrasi pikiran
16. Sukar tidur
17. Mudah tersinggung

VI. DIAGNOSIS
Diagnosis Gangguan Cemas Menyeluruh (DSM-IV halaman 435, 300.02) ditegakkanbila
terdapat kecemasan kronis yang lebih berat (berlangsung lebih dari 6 bulan; biasanyatahunan
dengan gejala bertambah dan kondisi melemah) dan termasuk gejala sepertirespons otonom
(palpitasi, diare, ekstremitas lembab, berkeringat, sering buang air kecil),insomnia, sulit
berkonsentrasi, rasa lelah, sering menarik nafas, gemetaran, waspadaberlebihan, atau takut akan
sesuatu yang akan terjadi. Ada kecenderungan diturunkandalam keluarga, memiliki komponen
genetik yang sedang dan dihubungkan dengan fobiasosial dan sederhana serta depresi mayor
(terdapat pada 40% atau lebih pasien;meningkatkan resiko bunuh diri. Biasanya pada kondisi ini
tidak`ditemukan etiologi stresyang jelas, tetapi harus dicari penyebabnya.2,3, 4

Diagnosis gangguan cemas menyeluruh menurut PPDGJ-III ditegakkan berdasarkan :5

Penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung hampirsetiap
hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas atauhanya menonjol
pada keadaan situasi khusus tertentu saja (sifatnya free floating ataumengambang).

Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut:

1.Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, sulitberkonsentrasi,
dsb)

2.Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai); dan

3.Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar,sesak napas,


keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering, dsb)

Adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapa hari),


khususnyadepresi, tidak membatalkan diagnosis utama Gangguan Anxietas Menyeluruh,
selamahal tersebut tidak memenuhi kriteria lengkap dari episode depresif (F.32.-),
gangguananxietas fobik (F.40.-), gangguan panik (F42.0), atau gangguan obsesif-kompulsif
(F.42.-)3,4,7

VII. PENANGANAN

Terapi pada Gangguan Kecemasan Menyeluruh pada umumnya dapat dilakukan dengan2
cara yakni terapi psikologis (psikoterapi) atau terapi dengan obat-obatan (farmakoterapi).Angka-
angka keberhasilan terapi yang tinggi dilaporkan pada kasus-kasus dengandiagnosis dini.
Psikoterapi yang sederhana sangat efektif, khususnya dalam kontekshubungan pasien dengan
dokter yang baik, sehingga dapat membantu mengurangifarmakoterapi yang tidak perlu.1,6, 8-

Penanganan dengan psikoterapi juga dapat dijelaskan melalui pendekatanpsikodinamika,


humanistik eksistensialis atau pendekatan behavioristik maupun kognitif1
Menurut para ahli psikodinamika, karena gangguan ini berakar pada keadaan
internalindividu sehubungan dengan adanya konflik intrapsikis yang dialami individu sehingga
iamengembangkan suatu bentuk mekanisme pertahanan diri, maka upaya menanganinya
jugaterarah pada pemberian kesempatan bagi individu untuk mengeluarkan seluruh isi
pikiranatau perasaan yang muncul di dalam dirinya. Asumsinya adalah jika individu
bisamenghadapi dan memahami konflik yang dialami, ego akan lebih bebas dan tidak harusterus
berlindung di balik mekanisme pertahanan diri yang dikembangkannya.1,7

Teknik dasar yang digunakan disebut free association, individu diminta untuk
menjelaskan secara sederhana tentang hal-hal yang ada di dalam pikirannya, tanpa
melihatapakah itu logis atau tidak, tepat atau tidak, ataupun pantas atau tidak. Hal-hal dari
alambawah sadar atau tidak sadar yang diungkapkan akan dicatat oleh terapis untuk
diinterpretasikan. Tehnik ini juga bisa dimanfaatkan saat menggunakan teknik
dreaminterpretation; individu diminta untuk menceritakan mimpinya secara detail dan tepat.
Kedua teknik ini memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Dalam
melaksanakanteknik-teknik tersebut di atas, ada dua hal yang biasanya muncul, yaitu apa yang
disebut dengan resistance (yaitu individu bertahan dan beradu argumen dengan terapis saat
terapismulai sampai pada bagian sensitif), dan transference (yaitu individu
mengalihkanperasaannya pada terapis dan menjadi bergantung.1,5, 7

Sementara para ahli dari pendekatan humanistik eksistesialis yang melihat


kecemasansebagai hasil konflik diri yang terkait dengan keadaan sosial dimana pengembangan
dirimenjadi terhambat, maka mereka lebih menyarankan untuk membangun kembali diri yang
rusak (damaged self ). Tekhniknya sering disebut sebagai client centered therapy yang
berpendapat bahwa setiap individu memiliki kemampuan yang positif yang dapatdikembangkan
sehingga ia membutuhkan situasi yang kondusif untuk mengeksplorasidirinya semaksimal
mungkin.1,7, 8

Setiap permasalahan yang dihadapi setiap individu sebenarnya hanya dirinyalah


yangpaling mengerti tentang apa yang sedang dihadapinya. Oleh karena itu, individu
itusendirilah yang paling berperan dalam menyelesaikan permasalahan yang
mengganggudirinya.1,7,8

Karena para ahli melihat kecemasan sebagai sebagai hasil dari belajar (belajar
menjadicemas) maka untuk menanganinya perlu dilakukan pembelajaran ulang agar terbentuk
polaperilaku baru, yaitu pola perilaku yang tidak cemas.1,7

Tehnik yang digunakan untuk mengurangi kecemasan adalah systematic desentisitization,


yaitu mengurangi kecemasan dengan menggunakan konsep hirarkiketakutan, menghilangkan
ketakutan secara perlahan-lahan mulai dari ketakutan yangsederhana sampai ke hal yang lebih
kompleks. Pemberian reinforcement (penguat) juga dapat digunakan dengan secara tepat
memberikan variasi yang tepat antara pemberian reward-
jika ia memperlihatkan perilaku yang mengarah keperubahan ataupun punishment jika
tidak ada perubahan perilaku atau justru menampilkan perilaku yang bertolak belakang dengan
rencana perubahan perilaku. Adanya model yang secara nyata dapatdilihat dan menjadi contoh
langsung kepada individu juga efektif dalam upaya melawanpikiran-pikiran yang
mencemaskan.7, 8

Pendekatan kognitif yang melihat gangguan kecemasan sebagai hasil dari


kesalahandalam mempersepsikan ancaman (misperception of threat) menawarkan
upayamengatasinya dengan mengajak individu berpikir dan mendesain suatu pola kognitif
baru.David Clark dkk (dalam Acocella dkk, 1996) mengembangkan desain kognitif
yangmelibatkan 3 bagian yaitu1:

1.Identifikasi interpretasi negatif yang dikembangkan individu tentang sensasi tubuhnya

2.Tentukan dugaan atau asumsi dan arahkan alternatif intrepretasi, yang non catastropic.

3. Bantu individu menguji validitas penjelasan dan alternatif-alternatif tersebut.

Dengan kata lain, para ahli dari pendekatan kognitif ini menyatakan bahwa tujuan
dariterapi sebagai upaya menangani gangguan kecemasan adalah membantu individumelakukan
intrepretasi sensasi tubuh dengan cara yang non catastropic1.

Dalam beberapa hal, penanganan terhadap penderita gangguan kecemasan tidak


selaluhanya berpegang pada satu tehnik saja, atau hanya mengikuti pendapat salah satu ahli
darisuatu pendekatan saja. Terapi yang diberikan dapat sekaligus dengan menggunakan lebihdari
satu pendekatan atau lebih dari satu tehnik, asalkan tujuannya jelas dan tahapan-tahapannya juga
terinci.1,6,7

Pertimbangkan penggunaan obat-obatan maupun psikoterapi. Anti depresan yang


baru,venlafaksin XR, tampaknya cukup efektif dan aman untuk pengobatan gangguan
cemasmenyeluruh. Gunakan benzodiazepin dengan tidak berlebihan(diazepam, 5 mg per oral, 3-
4kali sehari atau 10 mg sebelum tidur) untuk jangka pendek(beberapa minggu hinggabeberapa
bulan); biarkan penggunaan obat-obatan untuk mengikuti perjalanan penyakitnya.Pertimbangkan
pemberian buspiron untuk pengobatan awal atau untuk pengobatan kronis(20-30 mg/hari dalam
dosis terbagi). Pasien tertentu yang telah terbiasa dengan efek cepatbenzodiazepin akan
merasakan kurangnya efektivitas buspiron. Anti depresan trisiklik,SSRI, dan MAOI bermanfaat
terhadap pasien-pasien tertentu (terutama bagi mereka yangdisertai dengan depresi). Sedangkan
pasien dengan gejala otonomik akan membaik dengan -bloker (misal, propanolol 80-160
mg/hari).4, 8

Obat anti-anxietas Benzodiazepine yang bereaksi dengan reseptornya (benzodiazepine


receptors) akan meng-reinforce the inhibitory action of GABA-ergic neuron, sehingga
hiperaktivitas tersebut di atas mereda.11
Dorong rasa percaya diri, rumatan aktivitas produktif, dan kognisi yang berdasarkanpada realita.
Latihlah pasien dengan teknik relaksasi (misal biofeedback, meditasi,otohipnotis). Lebih dari
50% pasien menjadi asimtomatik seiring berjalannya waktu, tetapisisanya memberat pada derajat
hendaya yang bermakna. Bantulah pasien untuk memahamiakan sifat kronis penyakitnya dan
mengerti akan adanya kemungkinan untuk selamanyahidup dengan beberapa gejala yang
memang tidak akan hilang.4,6

VIII. PROGNOSIS

Prognosis Gangguan Kecemasan Menyeluruh sukar untuk untuk diperkirakan. Nemundemikian


beberapa data menyatakan peristiwa kehidupan berhubungan dengan onsetgangguan ini.
Terjadinya beberapa peristiwa kehidupan yang negatif secara jelasmeningkatkan kemungkinan
akan terjadinya gangguan. Hal ini berkaitan pula dengan beratringannya gangguan tersebut.8,10
KESIMPULAN

Kecemasan adalah perasaan yang tidak menyenangkan, tidak enak, khawatir dangelisah.
Keadaan emosi ini tanpa objek yang spesifik, dialami secara subjektif dipacu olehketidaktahuan
yang didahului oleh pengalaman baru, dan dikomunikasikan dalam hubunganinterpersonal.
Neale dkk (2001) mengatakan bahwa kecemasan sebagai perasaan takut yangtidak
menyenangkan dan dapat menimbulkan beberapa keadaan psikopatologis sehinggamengalami
apa yang disebut Gangguan Kecemasan.

Gambaran klinis bervariasi dapat dijumpai keluhan cemas, khawatir, was-was, raguuntuk
bertindak, perasaan takut yang berlebihan, gelisah pada hal-hal yang sepele dan tidak utama yang
mana perasaan tersebut mempengaruhi seluruh aspek kehidupannya, sehinggapertimbangan akal
sehat, perasaan dan perilaku terpengaruh. Selain itu spesifik untuk GangguanKecemasan
Menyeluruh adalah kecemasanya terjadi kronis secara terus-menerus mencakupsituasi hidup
(cemas akan terjadi kecelakaan, kesulitan finansial), cemas akan terjadinyabahaya, cemas
kehilangan kontrol, cemas akan`mendapatkan serangan jantung. Sering penderitatidak sabar,
mudah marah, sulit tidur.

Terapi pada Gangguan Kecemasan Menyeluruh pada umumnya dapat dilakukan dengan2 cara
yakni terapi psikologis (psikoterapi) atau terapi dengan obat-obatan (farmakoterapi).Obat pilihan
yang digunakan adalah antianxietas (golongan benzodiazepine khuusnyadiazepam dan
alprazolam. Anti depresan juga dapat dikombinasikan misalnya golongan SSRIyakni fluoxetine
DAFTAR PUSTAKA.

1. Maria, Josetta. Cemas Normal atau Tidak Normal. Program Studi Psikologi.
FakultasKedokteran Universitas Sumatera Utara.2.
2. Kaplan, H., Sadock, Benjamin. 1997.Gangguan Kecemasan dalam Sinopsis Psikiatri: Ilmu
Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis Edisi ke-7 Jilid 2. Jakarta: Bina RupaAksara. Hal. 1-
153.
3. Kaplan, Harold. I. 1998. Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat. Jakarta: Widya Medika. Hal.145-
544.
4. Tomb, D. A. 2000. Buku Saku Psikiatri Edisi 6. Jakarta : EGC. Hal. 96-1105.
5. Maslim, Rusdi. 2001. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-
III.Jakarta:Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Unika Atmajaya. Hal. 72-
756.
6. Adiwena, Nuklear. 2007. Anxietas.Yogyakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
IslamIndonesia.7.
7. Eldido. Anxiety Disorder; Tipe-tipe dan Penanganannya. 20 Oktober 2008.8.
8. Yates, W. R. 2008. Anxiety Disorders. Update August 13, 2008. www.emedicine.com 9.
9. Anonim.Kecemasan atau Ansietas.Update 32 Desember 2008.
www.mitrariset.blogspot.com 10.
10. Ashadi. Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi. Updates 22 Mei 2008.
www.sidenreng.com 11.
11. Maslim, Rusdi. 2007. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Jakarta: Bagian IlmuKedokteran
Jiwa Fakultas Kedokteran Unika Atmajaya. Hal. 12

Anda mungkin juga menyukai