Anda di halaman 1dari 3

Nama : Destian

NIM : 1503833
Kelas : 3A2
Jenis - Jenis Pendidikan yang Ada di Indonesia
Merujuk pada UU No.20 Tahun 2003 : Jenis pendidikan adalah kelompok yang
didasarkan pada kekhususan tujuan pendidikan suatu satuan pendidikan. Di Indonesia kita
mengenal beberapa jenis pendidikan diantarnya: pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi,
vokasi, keagamaan, dan khusus.
Pendidikan Umum
Pendidikan umum merupakan pendidikan dasar dan menengah yang mengutamakan
perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi. Bentuknya: sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP),
dan sekolah menengah atas (SMA).
Pendidikan Kejuruan
Pendidikan Kejuruan adalah pendidikan pada jenjang menengah yang mengutamakan
pengembangan kemampuan dan mempersiapkan peserta didik untuk melaksanakan atau dapat
bekerja pada jenis pekerjaan tertentu. Lebih lanjut, Djohar (2007:1285) mengemukakan bahwa
pendidikan kejuruan adalah suatu program pendidikan yang menyiapkan individu peserta didik
menjadi tenaga kerja profesional dan siap untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi.Karakteristik pendidikan kejuruan menurut Djohar (2007:1295-1297) adalah sebagai
berikut:
1. Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang memiliki sifat untuk menyiapkan
penyediaan tenaga kerja. Oleh karena itu orientasi pendidikan kejuruan tersebut mengarah pada
lulusan yang dapat dipasarkan di dunia kerja.
2. Justifikasi pendidikan kejuruan mengacu pada kebutuhan nyata tenaga kerja di dunia
usaha dan industri.
3. Pengalaman belajar yang didapatkan melalui pendidikan kejuruan meliputi aspek
afektif, kognitif, dan psikomotorik yang diterapkan baik pada situasi simulasi kerja melalui
proses belajar mengajar, maupun situasi kerja yang nyata dan sebenarnya.
4. Keberhasilan pendidikan kejuruan diukur dari dua kriteria, yaitu keberhasilan siswa di
sekolah (in-school success), dan keberhasilan siswa di luar sekolah (out-of school success).
Kriteria pertama meliputi keberhasilan siswa dalam memenuhi persyaratan kurikuler, sedangkan
kriteria kedua ditunjukkan oleh keberhasilan atau kinerja lulusan setelah berada di dunia kerja
yang nyata dan sebenarnya.
5. Pendidikan kejuruan memiliki kepekaan/daya suai (responsiveness) terhadap
perkembangan dunia kerja. Oleh karena itu pendidikan kejuruan harus dapat responsif dan
proaktif terhadap perkembangan ilmu dan teknologi, dengan menekankan pada upaya
adaptabilitas dan fleksibilitas untuk menghadapi prospek karir anak didik dalam jangka panjang.
6. Bengkel kerja dan laboratorium merupakan kelengkapan utama dalam pendidikan
kejuruan, untuk dapat mewujudkan situasi belajar yang dapat mencerminkan situasi dunia kerja
secara realistis dan edukatif.
7. Hubungan kerja sama antara lembaga pendidikan kejuruan dengan dunia usaha dan
industri merupakan suatu keharusan, seiring dengan tingginya tuntutan relevansi program
pendidikan kejuruan dengan tuntutan dunia usaha dan industri.
Pendidikan Akademik
Pendidikan akademik merupakan Pendidikan Tinggi program sarjana atau program
pascasarjana yang diarahkan pada penguasaan dan pengembangan cabang Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi. Pembinaan, koordinasi, dan pengawasan pendidikan akademik berada dalam
tanggung jawab Kementerian.
Sebagai contoh, lulusan pendidikan akademik sarjana ekonomi bergelar S.E., sarjana
kedokteran mendapat gelar S.Med., sarjana teknik mendapat gelar S.T., dan sarjana pendidikan
bergelar S.Pd.; demikian juga gelar magisternya sesuai dengan bidang atau rumpun ilmu;
sedangkan gelar pendidikan doktor sama, yakni Dr. Lazimnya, pendidikan sarjana diarahkan
untuk penerapan ilmu, pendidikan magister diarahkan untuk pengembangan ilmu, dan
pendidikan doktor diarahkan untuk penemuan ilmu.
Pendidikan Profesi
Pendidikan profesi merupakan Pendidikan Tinggi setelah program sarjana yang
menyiapkan Mahasiswa dalam pekerjaan yang memerlukan persyaratan keahlian khusus yang
diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi bekerja sama dengan Kementerian, Kementerian lain,
LPNK, dan/atau organisasi profesi yang bertanggung jawab atas mutu layanan profesi.
Sebagai contoh, setelah bergelar S.E, seseorang menempuh pendidikan profesi Akuntan,
maka dia bergelar S.E. Ak; setelah bergelar S.Med., seseorang menempuh pendidikan profesi
dokter, maka dia mendapat gelar dr. (dokter) dan seorang yang telah begelar profesi dokter
(umum) melanjutkan ke program pendidikan spesialis (PPDS), dia mendapat gelar spesialis
tententu, misalnya, dr. Sp.M (spesialis Mata), dr. Sp.A (spesialis Anak), dr. SpKJ (spesialis
Kesehatan Jiwa), dsb.
Pendidikan Vokasi
Pendidikan vokasi merupakan Pendidikan Tinggi program diploma yang menyiapkan
Mahasiswa untuk pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu sampai program sarjana terapan
dan dapat dikembangkan oleh pemerintah sampai program magister terapan atau program doktor
terapan yang mana pembinaan, koordinasi, dan pengawasannya berada dalam tanggung jawab
Kementerian. Pendidikan vokasi mencakup program pendidikan diploma I, diploma II, diploma
III, dan diploma IV. Lulusan pendidikan vokasi mendapatkan gelar vokasi, misalnya A.Ma (Ahli
Madya), A.Md (Ahli Madya).
Pendidikan Keagamaan
Pendidikan keagamaan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat
menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan tentang ajaran agama dan/atau
menjadi ahli ilmu agama dan mengamalkan ajaran agamanya. Berfungsi mempersiapkan peserta
didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran
agamanya dan/atau menjadi ahli ilmu agama. bertujuan untuk terbentuknya peserta didik yang
memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan/atau menjadi ahli ilmu agama
yang berwawasan luas, kritis, kreatif, inovatif, dan dinamis dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia. Diantara bentuk pendidikan
keagamaan, yaitu: Pendidikan diniyah, Pesantren, Teologi, Pasraman, Pesantian, Pabbajja dan
Shuyuan.
Pendidikan Khusus
Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat
kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial,
dan atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Pendidikan layanan khusus
merupakan pendidikan bagi peserta didik di daerah terpencil atau terbelakang, masyarakat adat
yang terpencil. Sebagai contoh, Pendidikan khusus menyelenggarakan pendidikan untuk peserta
didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang
diselenggarakan secara inklusif (bergabung dengan sekolah biasa) atau berupa satuan pendidikan
khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah (dalam bentuk Sekolah Luar Biasa/SLB).
Menurut data Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, di Indonesia ada sekitar 1600 an
sekolah luar biasa dari berbagai tingkatan dan kategori yang tersebar di Indonesia , namun
ironisnya hampir 70% dari jumlah SLB tersebut dikelola secara mandiri oleh masyarakat
sementara 30% lagi adalah SLB negeri. Jumlah ini masih sangat jauh ratio perbandingannya agar
dapat menampung anak berkebutuhan khusus di dunia pendidikan formal. Masih dibutuhkan
ratusan SLB lagi.

Daftar Pustaka
Saridatif, s. (2015). Jalur Jenjang dan Jenis Pendidikan. Diakses pada 30 September 2016, dari
http://srohmahwati.blogspot.co.id/2015/10/jalur-jenjang-dan-jenis-pendidikan-by.html
Huda, N. (2013). Jenis Pendidikan di Indonesia. Diakses pada 30 September 2016, dari
http://kangnas.blogspot.co.id/2013/05/jenis-pendidikan.html

Anda mungkin juga menyukai