PENGOLAHAN BATUBARA
63
berukuran maksimum 500 mm. Apabila dalam kondisi tertentu
ada yang berukuran lebih dari 500 mm, maka terlebih dahulu
harus diremukkan.
V.2.1.2. Penggerusan Batubara (Coal Crushing)
Kegiatan ini bertujuan untuk memecahkan suatu ukuran
fraksi batubara, menjadi ukuran yang lebih kecil sesuai dengan
yang diharapkan. Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan
beberapa tahap operasi, yaitu :
Penggerusan Pertama (Primary Crushing)
Kegiatan tahap pertama untuk mereduksi ukuran umpan
batubara dari ukuran maksimum 500 mm menjadi fraksi
dengan ukuran yang memenuhi kegiatan crushing tahap kedua
(secondary crusing), yaitu maksimum 150 mm. Kegiatan
crushing tahap pertama ini termasuk dalam kelas heavy duty
sampai medium duty dengan daya sebesar 0.6 KVA / ton /
jam. Jenis crusher yang digunakan adalah roll crusher
dengan tipe gelondong tunggal (single roll crusher).
Crusher diatur dengan besaran Reduction Ratio (RR) antara 4
sampai 6 dan kapasitas produksi sekitar 600 ton/jam sebanyak
3 unit..
Dengan jam jalan sebesar 14 jam per hari maka produksi per
tahun adalah sebesar :
300 hari x 14 jam x 1.800 ton = 7.560.000 ton.
Selanjutnya dengan asumsi losses sebesar 7 %, maka produk
dari Crushing Plant adalah sebesar 7.000.000 ton batubara per
tahun.
Penggerusan Kedua (Secondary Crushing)
Kegiatan tahap kedua untuk memecah suatu ukuran fraksi
batubara dari maksimum 150 mm menjadi fraksi dengan
ukuran yang memenuhi persyaratan produk akhir batubara,
yaitu maksimum 50 mm. Kegiatan reduksi tahap ini termasuk
64
dalam kelas medium duty dengan daya sebesar 0.6 KVA /
ton / jam. Jenis crusher yang digunakan adalah roll crusher
dengan tipe gelondong ganda (double roll crusher).
Crusher diatur dengan besaran Reduction Ratio (RR) antara 4
sampai 6 dan kapasitas produksi sekitar 450 ton/jam sebanyak
3 unit.
V.2.1.3 Pengayakan Batubara (Coal Screening)
Kegiatan pemisahan ukuran adalah kegiatan yang
bertujuan untuk memisahkan fraksi-fraksi batubara atas dasar
ukuran yang diinginkan. Kegiatan pemisahan ukuran ini
dilakukan pada beberapa unit operasi, yaitu :
Scalper Grizzly Screen
Tahap pertama pemisahan ukuran dilakukan dengan
menggunakan scalper grizzly screen yang digunakan untuk
memisahkan batubara dari tambang (ROM) pada fraksi ukuran
500 mm, sebelum masuk sebagai umpan primary crushing.
Fraksi yang terpisah dengan ukuran +500 mm sebagai
oversize , akan diremukkan secara manual dengan
menggunakan hand hammer untuk dikembalikan lagi
sebagai umpan ; sedangkan fraksi dengan ukuran 500 mm
yang lolos, akan diperlakukan sebagai undersize untuk
umpan primary crusher .
Screen ini memiliki satu lapis permukaan (single deck) yang
diletakan dengan posisi agak miring 12 18 derajat (inclined);
screen ini bekerja pada level heavy duty, dengan
menggunakan gaya hentak (stroke).
Vibrating Screen
Tahap kedua pemisahan ukuran fraksi batubara dilakukan
dengan vibrating sreen, dengan tujuan untuk memisahkan
fraksi ukuran + 150 mm sebelum masuk sebagai umpan
secondary crusher. Screen ini bekerja secara mekanik dengan
65
mengggunakan gaya getar (vibrator).
Untuk kapasitas sekitar 600 ton/jam, tipe screen yang dipilih
adalah raw coal sizing sreen dengan dua lapis permukaan
(double deck), yang dipasang dengan kemiringan 17 25
derajat, sehingga fraksi batubara akan lewat diatasnya dengan
kecepatan 0,75 1,25 meter/detik. Lapis pertama dari screen
ini memiliki ukuran bukaan 50 mm dengan menggunakan
vibrasi rendah.
Fraksi yang terpisah dengan ukuran + 50 mm sebagai
oversize akan menjadi umpan dari secondary crusher,
sedangkan fraksi yang berukuran 50 mm (undersize) akan
langsung masuk ke tahap pemisahan ukuran pada screen
dengan bukaan 25 mm.
Fraksi yang terpisah dengan ukuran diatas 25 mm sebagai
oversize akan menjadi produk akhir I, sedangkan fraksi yang
ukurannya dibawah 25 mm (undersize) akan menjadi produk
akhir II yang fraksinya lebih halus dari produk akhir I.
5.2.1.4 Recovery Pengolahan
Pada umumnya recovery pengolahan batubara antara
95,0 sampai 97,5 % yang diakibatkan oleh hilangnya batubara
halus (debu batubara). Debu batubara ini ditampung dan
disiram serta langsung dialirkan ke kolam pengendap didekat
unit pengolahan batubara untuk mengantisipasi pencemaran
lingkungan. Air dalam kolam pengendap akan dinetralkan
kembali dengan menggunakan gamping (lime).
66
GAMBAR 5.1
DIAGRAM ALIR PROSES PENGOLAHAN BATUBARA
67
Unit pengolahan batubara akan disiapkan oleh PT. LAHAT ENERGY.
Operasional pengolahan akan selalu dipantau untuk memperoleh recovery dan
kualitas produk akhir yang baik.
V.3.1. Peralatan Unit Crusher
Peralatan unit crusher selain roll crusher, vibrating screen dan
hopper, juga dilengkapi dengan ban berjalan (belt conveyor) untuk
memindahkan batubara dari terminal satu ke terminal lainnya dan
terakhir ke kamar penampungan batubara produk (silo). Adapun
peralatan unit crusher dan pendukungnya dapat dilihat pada Tabel VI.1.
TABEL V. 1
PERALATAN REDUKSI UKURAN BATUBARA
PADA UNIT PENGOLAHAN BATUBARA PT. LAHAT ENERGY
68
Batubara yang telah diolah akan menumpuk didepan crusher, oleh
sebab itu perlu diangkut dan ditumpuk di sale stockpile sesuai dengan
spesifikasi batubaranya. Pengangkutan ini menggunakan alat muat wheel
loader dan alat angkut dumptruck.
69
Berdasarkan bentuk, pola penyebaran endapan batubara dan material penutup,
tatacara penambangan batubara dapat diterapkan dengan cara gali (dig) dan
timbun kembali (back filling), yaitu menambang lapisan batubara dari singkapan
(permukaan) sampai kedalaman tertentu di sepanjang zone penyebaran batubara.
Pengupasan material penutup dilakukan secara bertahap dan ditimbun kembali di
bekas penggalian (back filling).
70