TREATMENT
IM
Moisture didalam
batubara akan
menimbulkan Coal Drying /
permasalahan pada pengeringan
pemanfaatannya,
terutama jika
dimanfaatkan
sebagai bahan bakar
Jika pemanasan terus dilakukan, maka tar akan menguap. Akan tetapi,
pada proses pengeringan pada kondisi non evaporasi dengan media air
panas ini, adanya penambahan air dapat mencegah tar tidak menguap
secara berlebihan, sehingga tar yang dihasilkan dari dekomposisi
thermal batubara akan mengisi kembali pori-pori yag terbuka
(Sakaguci, 2008).
Hal ini yang menyebabkan batubara hasil proses akan lebih kuat dan
sukar untuk menyerap air kembali.
Beberapa faktor yang mempengaruhi proses adalah :
1. Suh
2. Tekanan
3. Waktu pemanasan
Pengaruh suhu pemanasan
pada proses hydrothermal
terhadap karakteristik
batubara hasil proses
hydrothermal
Metode Penelitian:
Sample batubara berasal dari
kabupaten Lahat, Sumatera Selatan,
yang memiliki kalori 5.886,53 kal/gr
adb. Gambar Alat
Variable yang akan digunakan pada
penelitian ini adalah perubahan
tekanan yaitu 75, 100, 125, 150 dan 175
barPemanasan batubara dilakukan
dengan menggunakan autoclave pada
kondisi vakum udara
GAMBUT BATUBARA
Suhu
Tekanan
Waktu
Hydrothrmal
PERUBAHAN (suhu dan tekanan)
Moisture berkurang
RANK
Nilai Kalori Meningkat
Reflektan meningkat
Perubahan Sifat
Perubahan sifat Zat Terbang Berkurang
Fisik dan kimia
fisik dan kimia
Perubahan rasio O/C
dan H/C
Parameter Rank Batubara
0.800
Peat
0.600
Raw non hydrothermal
0.400
HT 280
0.200
HT 300
0.000 HT 320
0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60
O/C HT