Anda di halaman 1dari 22

COAL HIDROTHERMAL

TREATMENT
IM
Moisture didalam
batubara akan
menimbulkan Coal Drying /
permasalahan pada pengeringan
pemanfaatannya,
terutama jika
dimanfaatkan
sebagai bahan bakar

Batubara kalori tinggi


TEKNOLOGI PENGERINGAN
BATUBARA PADA KONDISI
EVAPORASI

Batubara dikeringkan dengan proses


pemanasaan sehingga air pada batubara
menguap.
Proses penguapan ini akan meninggalkan
pori-pori batubara yang terbuka sehingga
batubara dapat menyerap air kembali
Batubara yang diupgrading dengan
proses ini harus segera digunakan.
Hydrothermal

Proses coal drying


dimana batubara
dipanaskan dengan
media air panas, pada
suhu tinggi dan tekanan
tinggi yaitu diatas
tekanan uap jenuh
(kondisi non evaporasi )
TEKNOLOGI PENGERINGAN
BATUBARA PADA KONDISI
NON EVAPORASI

Batubara dikeringkan pada kondisi di atas


tekanan uap jenuh sehingga kadar air
batubara dapat dihilangkan tanpa
penguapan.
Pemanasan dilakukan dengan suhu dan
tekanan yang tinggi
salah satu prosesnya adalah hidrothermal
treatment.
Hydrothermal

Proses coal drying Kelebihan teknologi :


dimana batubara tidak mudah menyerap air kembali.
dipanaskan dengan
media air panas, pada batubara yang dihasilkan tidak
suhu dan tekanan tinggi hancur/halus,
yaitu diatas tekanan uap
jenuh dan pada kondisi tidak hanya moisture yang
vakum udara berkurang tetapi diikuti oleh
perubahan beberapa karakteristik
lainnya.

Proses pembatubaraan buatan


Penambahan air dimaksudkan untuk mencegah
penguapan berlebihan dari tar batubara

Pada teori dekomposisi thermal batubara, jika batubara dipanaskan


pada suhu tinggi, maka pori-pori batubara terbuka, dan terjadi
dekomposisi thermal batubara yang menghasilkan gas, char dan tar (
N. Berkowitz, 1985).

Jika pemanasan terus dilakukan, maka tar akan menguap. Akan tetapi,
pada proses pengeringan pada kondisi non evaporasi dengan media air
panas ini, adanya penambahan air dapat mencegah tar tidak menguap
secara berlebihan, sehingga tar yang dihasilkan dari dekomposisi
thermal batubara akan mengisi kembali pori-pori yag terbuka
(Sakaguci, 2008).
Hal ini yang menyebabkan batubara hasil proses akan lebih kuat dan
sukar untuk menyerap air kembali.
Beberapa faktor yang mempengaruhi proses adalah :
1. Suh
2. Tekanan
3. Waktu pemanasan
Pengaruh suhu pemanasan
pada proses hydrothermal
terhadap karakteristik
batubara hasil proses
hydrothermal
Metode Penelitian:
Sample batubara berasal dari
kabupaten Lahat, Sumatera Selatan,
yang memiliki kalori 5.886,53 kal/gr
adb. Gambar Alat
Variable yang akan digunakan pada
penelitian ini adalah perubahan
tekanan yaitu 75, 100, 125, 150 dan 175
barPemanasan batubara dilakukan
dengan menggunakan autoclave pada
kondisi vakum udara

Analisis yang dilakukan adalah analisa


proximate dan ultimate

Karakteristik yang diamati adalah


kandungan moisture, nilai kalori, zat
terbang, karbon tertambat, oksigen,
hidrogen , karbon dan fuel ratio
Metode Penelitian Gambar Alat

Sample batubara berasal dari


kabupaten Lahat, Sumatera
Selatan.
Batubara yang digunakan pada
penelitian ini termasuk
kedalam batubara berkalori
sedang.
Variable yang akan digunakan
pada penelitian ini adalah
perubahan suhu yaitu dari suhu
280, 300, 320 dan 340oC
Perlakuan hydrothermal
dilakukan dengan
menggunakan autoclave pada
kondisi vakum udara
Tahapan Penelitian :
HASIL PENELITIAN
Pengaruh Suhu terhadap Kadar Pengaruh Suhu terhadap Nilai
Air lembab kalori
Pengaruh Suhu terhadap Pengaruh Suhu terhadap
Kandungan Zat Terbang Kandungan Karbon Tertambat
Pengaruh Suhu terhadap Nilai
Reflektan
Pengaruh Suhu terhadap Kadar Pengaruh Suhu terhadap Kadar
Oksigen Hidrogen

Pengaruh Suhu terhadap


Kadar Karbon
SECARA TEORI
PEMBATUBARAAN ALAMI
PROSES HYDROTHERMAL

GAMBUT BATUBARA

Suhu
Tekanan
Waktu

Hydrothrmal
PERUBAHAN (suhu dan tekanan)
Moisture berkurang
RANK
Nilai Kalori Meningkat
Reflektan meningkat
Perubahan Sifat
Perubahan sifat Zat Terbang Berkurang
Fisik dan kimia
fisik dan kimia
Perubahan rasio O/C
dan H/C
Parameter Rank Batubara

Lignite Subituminous Bituminous Antrasit

Standar Air lembab (%adb) (Sudarsono, 2003) 20 8 3 1

Air lembab sample batubara sebelum hydrotermal 11,6

Air lembab sample batubara setelah hydrotermal 4.01

Standar zat terbang (%adb) (Sudarsono, 2003) 50 35 25 5

Zat terbang sample batubara sebelum hydrotermal 42.97

Zat terbang sample batubara setelah hydrotermal 41.46


Rank Batubara
Nilai Reflektan Subbitumi Bituminous Antrasit
(%) nous High High High Medium, Low
Volatile C Volatile B Volatile A Volatile Volatile
Standar ( Thomas, 2002) < 0.47 0.47-0.57 0.57 0.71 0.71 1.10 1.10 - 1.5 1.5 >3
2.05
Sample batubara sebelum 0.38
hydrotermal

Sample batubara setelah 0,57


hydrothermal suhu 2800C

Sample batubara setelah 0.64


hydrothermal suhu 3000C

Sample batubara setelah 0.65


hydrothermal suhu 3200C

Sample batubara setelah 0.73


hydrothermal suhu 3400C
1.600
Antrasite
1.400
Bituminous
1.200
Subbituminous
1.000
lignite
H/C

0.800
Peat

0.600
Raw non hydrothermal

0.400
HT 280

0.200
HT 300

0.000 HT 320
0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60
O/C HT

Peta pembatubaraan batubara hasil


proses hydrothermal

Anda mungkin juga menyukai