PENDAHULUAN
1
I.2. Maksud dan Tujuan
2
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN PT BUKIT ASAM (PERSERO), Tbk
PIT AIR LAYA TANJUNG ENIM SUMATERA SELATAN
I.5. Gambaran Umum PT. Bukit Asam (Persero), Tbk Unit Penambangan
Tanjung Enim
Perusahaan ini bernama lengkap PT. Bukit Asam (Persero) Tbk, yang
terletak di Tanjung Enim, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara
Enim, Provinsi Sumatera Selatan. PT. Bukit Asam (Persero) Tbk,
mempunyai visi yaitu menjadi perusahaan energi kelas dunia yang peduli
lingkungan dan mempunyai misi yaitu mengelola sumber energi dengan
mengembangkan kompetensi korporasi dan keunggulan insani untuk
memberikan nilai tambah maksimal bagi stakeholder dan lingkungan.
Arti adanya perusahaan PT. Bukit Asam (Persero) Tbk, yaitu untuk
mendedikasikan sumber daya energi untuk kehidupan yang lebih baik dari
dunia dan bumi. PT Bukit Asam (Persero) Tbk, berkomitmen untuk
mewujudkan visi, misi, dan nilai – nilai dari PTBA dan untuk mewujudkan
budaya perusahaan sebagai dasar dari keberhasilan jangka panjang. Adapun
nilai – nilai dari PTBA yaitu visioner, integritas, inovatif, professional, dan
sadar akan biaya dan lingkungan.
3
Lokasi wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) PT Bukit Asam
(Persero), Tbk, terletak di Tanjung Enim, Kecamatan Lawang Kidul,
Kabupaten Muara Enim dan sebagian terdapat di Kecamatan Merapi,
Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan. Secara geografis lokasi
pertambangan PT. Bukit Asam (Persero), Tbk Unit Penambangan Tanjung
Enim terletak pada 10313’00’’ BT – 103 36’10’’ BT dan 3 49’ 10’’ LS –
4 11’ 30’’ LS. Untuk lebih jelas, lihat gambar 2.1.
3o Api Api
Palembang 3o
KERTAPATI
Prabumulih
Muara Enim
Bengkulu
4o TJ. ENIM
Baturaja 4o
Daerah garis putih merupakan WIUP PT. Bukit Asam (Persero) Tbk Propinsi Lampung
BandarLampung 5o
5o
TARAHANJAKARTA
Legenda U
Ibu Kota Provinsi
Sungai
Jalan Raya
Kereta Api
Batas Provinsi Skala
0 50 100 Km
Gambar 2.1. Kesampaian daerah PT. Bukit Asam (Persero), Tbk Unit
Penambangan Tanjung Enim (Arsip Satker Eksplorasi Rinci PT. Bukit
Asam (Persero), Tbk, 2015)
4
Palembang menuju Tanjung Enim dengan jarak tempuh ± 200 kilometer.
Kemudian melalui rute darat yang menggunakan kereta api dari stasiun
Kertapati, Palembang menuju Muara Enim dengan jarak tempuh ±160
kilometer, kemudian dilanjutkan perjalanan darat menggunakan kendaraan
roda empat menuju Tanjung Enim selama dua puluh menit. Lihat gambar
2.1.
a. Visi
“ Perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan”.
b. Misi
“Mengelola sumber energi dengan mengembangkan kompetensi
korporasi dan keunggulan insani untuk memberikan nilai tambah
maksimal bagi stakeholder dan lingkungan”.
7
I.11. Produk
8
1) Antrasit adalah kelas batu bara tertinggi, dengan warna hitam
berkilauan (luster) metalik, mengandung antara 86% - 98%
unsurkarbon (C) dengan kadar air kurang dari 8%.
2) Bituminus mengandung 68 - 86% unsur karbon (C) dan berkadar
air 8- 10% dari beratnya. Kelas batu bara yang paling banyak
ditambang di Australia.
3) Sub-bituminus mengandung sedikit karbon dan banyak air, dan
oleh karenanya menjadi sumber panas yang kurang efisien
dibandingkan dengan bituminus.
4) Lignit atau batu bara coklat adalah batu bara yang sangat lunak
yang mengandung air 35-75% dari beratnya.
5) Gambut, berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai
kalori yang paling rendah.
Lapisan batubara yang tersebar wilayah Tambang Air Laya terdiri dari
lapisan batubara A, lapisan batubara B, dan lapisan Batubara C. Keadaan
kondisi geologi yang kompleks menyebabkan beberapa lapisan batubara
mengalami splitting secara intensif. Batubara lapisan A membentuk lapisan
A1 dan lapisan A2. Lapisan Batubara B terbagi lagi menjadi B1 dan B2.
Gambar 2.3. dibawah ini memperlihatkan bentu dari batubara.
9
Gambar 2.3. Batubara
BAB III
DASAR TEORI
A. CSR PTBA
Ada beberapa definisi dari para ahli, komunitas maupun lembaga yang
mengajukan mengenai pengertian CSR (Corporate Social Responsibility)
diantaranya adalah ;
10
karyawan, dan masyarakat setempat (lokal) dalam rangka meningkatkan kualitas
kehidupan.
11
Corporate Social Responsibility memiliki kemampuan untuk
meningkatkan citra perusahaan karena jika perusahaan menjalankan tata kelola
bisnisnya dengan baik dan mengikuti peraturan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah maka pemerintah dan masyarakat akan memberikan keleluasaan
bagi perusahaan tersebut untuk beroperasi di wilayah mereka.
Kegiatan CSR akan menjamin keberlanjutan bisnis yang dilakukan. Hal ini
disebabkan karena :
c. Menurunnya gangguan social yang sering terjadi akibat pencemaran
lingkungan, bahkan dapat menumbuh kembangkan dukungan atau
pembelaan masyarakat setempat.
d. Terjaminnya pasokan bahan baku secara berkelanjutan untuk jangka
panjang.
e. Tambahan keuntungan dari unit bisnis baru, yang semula merupakan
kegiatan CSR yang dirancang oleh korporat.
12
Pengembangan kapasitas SDM di lingkungan internal perusahaan
maupun lingkungan masyarakat sekitarnya.
Penguatan ekonomi masyarakat sekitar kawasan wilayah kerja
perusahaan.
Pemeliharaan hubungan relasional antara korporasi dan lingkungan
sosialnya yang tidak dikelola dengan baik sering mengundang
kerentanan konflik.
Perbaikan tata kelola perusahaan yang baik
Pelestarian lingkungan, baik lingkungan fisik, social serta budaya.
13
1. Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (“UUPT”)
serta Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab
Sosial Dan Lingkungan Perseroan Terbatas (“PP 47/2012”)
14
dalam laporan tahunan perseroan dan dipertanggungjawabkan kepada
RUPS (Pasal 6 PP 47/2012).
15
c. menaati ketentuan tentang baku mutu lingkungan hidup dan/atau
kriteria baku kerusakan lingkungan hidup.
5. Undang-Undang No. 22 Tahun 2001 Tentang Minyak Dan Gas Bumi (“UU
22/2001”)
16
usaha Minyak dan Gas Bumi (kegiatan usaha hulu dan kegiatan usaha hilir)
ikut bertanggung jawab dalam mengembangkan lingkungan dan masyarakat
setempat.
Ketiga, kegiatan CSR merupakan salah satu cara untuk meredam atau
bahkan menghindarkan konflik sosial. Potensi konflik itu bisa berasal akibat dari
dampak operasional perusahaan atau akibat kesenjangan struktural dan
ekonomis yang timbul antara masyarakat dengan komponen perusahaan.
Pada hakikatnya CSR adalah nilai atau jiwa yang melandasi aktivitas
perusahaan secara umum, dikarenakan CSR menjadi pijakan komperhensif
dalamaspek ekonomi, sosial, kesejahteraan dan lingkungan. Tidak etis jika nilai
CSR hanya diimplementasikan untuk memberdayakan masyarakat setempat,
17
disisi lain kesejahteraan karyawan yang ada di dalamnya tidak
terjamin, atau perusahaan tidak disiplin dalam membayar pajak, suburnya
praktik korupsi dan kolusi, atau mempekerjakan anak.
18
d. Landasan pokok CSR dalam isu kesejahteraan
memberikan kompensasi terhadap karyawan
memanfaatkan subsidi dan kemudahan yang diberikan pemerintah
menjaga kesehatan karyawan
menjaga keamanan kondisi tempat kerja
menjaga keselamatan dan Kesehatan Kerja
menjaga keseimbangan kerja/hidup
19
III.1. Definisi Pertambangan
Ilmu Pertambangan adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang meliputi
pekerjaan Pencarian (Prospeksi), Penyelidikan (Eksplorasi), Penambangan
(Mining), Pemurnian dan Pengolahn (Extraction Metallurgy and Mineral Dressing),
Penjualan (Marketing) terhadap mineral mineral dan batuan yang memiliki nilai
ekonomis sampai dengan proses Penutupan Tambang (Mine Closure).
Menurut Undang Undang Minerba No. 4 tahun 2009. Disebutkan bahwa,
pengertian pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam
rangka penelitian, pengelolah, dan pengusahaan mineral atau batubara yang
meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi,
penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta
kegiatan pascatambang.
Sistem Penambangan adalah suatu cara atau teknik yang dilakukan untuk
membebaskan atau mengambil endapan bahan galian yang mempunyai nilai
ekonomis dari batuan induknya untuk diolah lebih lanjut sehingga dapat
memberikan keuntungan yang besar dengan memperhatikan keamanan dan
keselamatan kerja yang terbaik serta meminimalisir dampak lingkungan yang
ditimbulkan.
20
1. Pembersihan Lahan (Land Clearing)
Kegiatan ini bertujuan untuk membersihkan area yang akan dilakukan
penambangan dari tumbuhan semak belukar, pepohonan, dan bongkahan batuan
(Thompson, RJ, 2005). Kegiatan land clearing dilakukan secara bertahap sesuai
arah kemajuan penambangan dan merupakan tahapan awal dalam kegiatan
development. Umumnya proses pekerjaan land clearing pada proyek-proyek
konstruksi dilakukan dengan memperhatikan lahan dan peralatan yang tersedia.
Dengan demikian, alat yang dipilih dapat disesuaikan untuk mengoptimalkan
kegiatan land clearing. Alat yang biasanya digunakan pada kegiatan land clearing
yaitu bulldozer tanpa dilengkapi ripper dan excavator.
3. Pengupasan Overburden
Pengupasan overburden merupakan suatu kegiatan pemindahan lapisan
material baik berupa tanah ataupun batuan yang berada di atas cadangan bahan
galian, agar bahan galian tersebut menjadi tersingkap. Tujuan pengupasan
overburden adalah untuk membuang material penutup di atas endapan bahan
galian tambang sehingga hasil bahan galian tambang dapat diambil dengan bersih
tidak tercampur tanah atau pengotor lainnya, mengurangi biaya pengolahan dan
mempermudah kegiatan penambangan.
4. Penggalian Batubara
Coal getting merupakan kegiatan penggalian batubara yang sudah
tersingkap setelah tanah penutupnya dibuang. Kegiatan coal getting dilakukan
dengan kombinasi alat gali muat berupa excavator dan alat angkut berupa
dumptruck. Sebelum dilakukan coal getting, terlebih dahulu dilakukan
kegiatan coal cleaning. Maksud dari kegiatan coal cleaning ini adalah untuk
21
membersihkan pengotor yang berasal dari permukaan batubara (coalface) yang
berupa material sisa tanah penutup yang masih tertinggal sedikit, serta pengotor
lain yang berupa agen pengendapan (air permukaan, air hujan, longsoran).
Kegiatan coal cleaning biasanya menggunakan excavator dengan kapasitas bucket
yang kecil.
Setelah coal cleaning, alat gali muat tidak langsung melakukan proses
penggalian pada lapisan batubara, namun akan dilakukan kegiatan
pembongkaran/pemberaian dari lapisan batubara untuk memudahkan alat gali
muat melakukan pekerjaannya. Kegiatan pembongkaran dapat dilakukan dengan
ripping dan blasting. Ripping atau menggaru adalah metoda untuk memecah
batubara dari kondisi insitu menjadi kondisi loose dengan menggunakan dozer
yang dilengkapi oleh ripper.
Apabila tingkat kekerasan batuan dilokasi penambangan telah melampaui
alat penggaruan (riping) maka dapat dilakukan peledakan (blasting) untuk
melakukan pemberaian material. Bieniaswski (1973) mengklasifikasi kekerasan
suatu batuan berdasarkan nilai kuat tekannya yang dimulai dari tingkat kekerasan
yang sangat lunak sampai tingkat kekerasan yang sangat keras.
22
6. Dumping
Menurut Indonesianto, Y. (2005), dumping merupakan kegiatan
penimbunan material yang dipengaruhi oleh kondisi tempat penimbunan,
mudah atau tidaknya manuver alat angkut tersebut selama melakukan
penimbunan. Untuk material overburden ditimbun di lokasi penimbunan
(waste dump), sedangkan untuk batubara ditimbun di stockpile.
III.4. Peralatan yang Digunakan pada Aktivitas Penambanga di PT. Bukit Asam
(Persero),Tbk.
Sedangkan ekskavator adalah adalah alat yang serba guna yang dapat untuk
menggali tanah, membuat parit, memuat material ke dump truck atau kayu ke
trailer. Dengan kombinasi penggatian attachment maka dapat digunakan untuk
memecah batu, mencabut tanggul, membongkar aspal dan lain-lain. Kontruksi
excavator bagian atasnya (upper structure) mampu berputar (swing) 360 derajat,
sehingga alat ini sangat lincah untuk penggalian dan pemindahan tanah pada area
yang sempit.
23
Upperstructure
Undercarriage
Untuk membandingkan kemampuan dari hydraulic excavator, dulu
berorientasi pada kapasitas bucket (bucket capacity). Sedangkan pada saat ini,
untuk membandingkannya berdasarkan berat operasi dari mesin (operating
weight). Product hydraulic excavator, bila kita lihat dari berat operasinya maka
dapat digolongkan kedalam 4 (empat) kelompok yaitu ;
Mini ; 0,6 – 6 tons
Medium : 10 – 30 tons
Large : 40 – 80 tons
Big / Giant : 80 – 800 tons
Berikut ini adalah contoh masing-masing jenis ekskavator (gambar 3.1.).
a) Dump Truck
Dump truck adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan material
pada jarak menegah sampai jarak jauh (500 m atau lebih). Muatannya diisi oleh
alat pemuat, sedangkan untuk membongkar alat ini bekerja sendiri. Ditinjau dari
besar muatannya, dump truck dapat di kelompokkan dalam 2 golongan yaitu:
24
ØOn high way dump truck muatannya < 20 m3
Ø Off high way dump truck muatanya > 20 m3.
1. Pemilihan Truck
Kapasitas truck yang dipilih harus seimbang dengan alat pemuatnya
(loader), jika perbandingan ini kurang proporsioanal, maka kemungkinan loader ini
akan banyak menunggu atau sebaliknya. Beberapa pertimbangan (keuntungan
dan kerugian) yang harus diperhatikan dalam beberapa pemilihan ukuran truck
adalah sebagai berikut:
a. Truck Kecil
Keuntungan dalam menggunakan truck berukuran kecil antara lain:
Lebih lincah dalam beroperasi dan lebih mudah mengoperasikannya
Lebih fleksibel dalam pengangkutan jarak dekat.
Pertimbangan terhadap jalan kerja lebih sederhana.
Penyesuaian terhadap kemampuan loader lebih mudah
Jika salah satu truck dalam satu unit angkutan tidak bekerja, tidak akan
bermaslah terhadap total produksi.
Sedangkan kerugiannya adalah:
Waktu hilang lebih banyak, akibat banyaknya truck yang beroperasi,
terutama waktu pemuatan (loading).
Excavator lebih sukar memuatnya karena kecilnya bak.
Biaya pemeliharaan lebih besar karena banyaknya truck, begitu pula
tenaga pemeliharaan.
b. Truck Besar
Keuntungan dengan menggunakan truck berukuran besar adalah:
Ø Untuk kapasitas yang sama dengan truck kecil, jumlah unit truck
besar lebih sedikit.
Ø Sopir dan crew yang digunakan lebih sedikit.
Ø Cocok untuk angkutan jarak jauh.
Ø Pemuatan dari loader lebiih mudah, sehingga waktu hilang lebih
sedikit.
Kerugiannya adalah:
Ø Jalan kerja harus diperhatikan karena kerusakan jalan relatif lebih
cepat akibat berat truck yang besar
Ø Pengoperasiannya lebih sulit karena ukurannya yang besar.
Ø Produksi akan sangat berkurang apabila satu truck tidak bekerja
(untuk jumlah yang relative kecil).
Ø Maintenance lebih sulit dilaksanakan.
25
Gambar 3.2.a). Dumptruck
b) KA Babaranjang
KA Babaranjang adalah nama sebuah rangkaian kereta api pengangkut
batubara di Sumatera Selatan. KA Babarajang merupakan singkatan dari kereta
api batubara rangkaian panjang. Kereta api batubara Muara Enim ± Tarahan lebih
dikenal sebagai KA Babaranjang, karena KA ini mempunyai rangkaian terpanjang
di Indonesia. KA ini disebut – sebut sebagai KA terpanjang di Indonesia sebab
dapat menarik 46 gerbong dengan kapasitas 50 ton batubara, dimana 1 gerbong
memiliki panjang hingga 15 meter, ditambah dengan panjang lokomotifnya.
Setiap harinya rata – rata KA Babaranjang pulang-pergi sebanyak 21 kali
dari Muara Enim ke Tarahan yang berjarak 410 km. Setiap satu rangkaian kereta
yang terdiri dari 46 gerbong, memerlukan dua lokomotif untuk
menggerakkanya. Hal ini dikarenakan rangakain yang terlalu panjang dan berat.
Untuk itu, digunakan lokomotif yang masing – masing lokomotif bertenaga sekitar
2450 hp untuk membawa muatan sekitar 2.300 ton batubara (Firda Rosa,
2013). Lihat gambar 3.2.b). dibawah ini:
26
Gambar 3.2.b). Babaranjang
3. Bulldozer
Bulldozer adalah suatu alat berat yang mempunyai roda rantai (track
shoe) untuk pekerjaan serbaguna yang memiliki kemampuan traksi yang tinggi.
Bisa digunakan untuk menggali (digging), mendorong (pushing), menggusur
meratakan (spreading), menarik beban, menimbun (filling), dan banyak lagi.
Mampu beroperasi di daerah yang lunak sampai daerah yang keras sekalipun.
Dengan swamp dozer untuk daerah yang sangat lunak, dan daerah yang sangat
keras perlu dibantu dengan ripper (alat garu), atau dengan blasting (peledakan
dengan tujuan pemecahan pada ukuran tertentu). Mampu beroperasi pada
daerah yang miring dengan sudut kemiringan tertentu, berbukit, apalagi
didaerah yang rata. Jarak dorong efisien berkisar antara 25-40 meter dan tidak
lebih dari 100 meter. Jarak mundur tidak boleh terlalu jauh, bila perlu gerakan
mendorong dilakukan secara estafet. Mendorong pada daerah turunan lebih
efektif dan produktif daripada di daerah tanjakan. Attachment yang biasanya
menyertainya antara lain: bermacam-macam blade, towing, winch, ripper, tree
pusher, harrow, disc plough, towed scraper, sheep foot roller, peralatan pipe
layer, dan lain - lain.
Pada dasarnya bulldozer adalah alat yang menggunakan traktor sebagai
penggerak utamanya, artinya traktor yang dilengkapi dozer attachment dalam
hal ini perlengkapannya attachment adalah blade. Sebenarnya, bulldozer adalah
nama jenis dari dozer, selain mendorong lurus ke depan, juga memungkinkan
untuk mendorong ke samping dengan sudut 250 terhadap kedudukan lurus.
Jenis pekerjaan yang biasanya menggunakan bulldozer adalah:
Mengupas top soil dan pembersihan lahan dan pepohonan,
Pembukaan jalan baru,
27
Pemindahan material pada jarak pendek sampai dengan 100 m,
Membantu mengisi material pada scraper,
Menyebarkan material,
Mengisi kembali saluran,
Membersihkan quarry.
4. Motor Grader
Motor grader merupakan alat perata yang mempunyai bermacam-
macam kegunaan. Untuk keperluan perataan tanah, digunakan grader,
disamping untuk membentuk permukaan yang dikehendaki. Grader juga dapat
digunakan untuk mencampurkan dan menebarkan tanah dan campuran aspal.
Pada umumnya grader digunakan dalam proyek dan perawatan jalan dan
dengan kemampuannya bergerak, juga sering digunakan dalam proyeklapangan
terbang.
Dalam pengoperasiannya, motor grader menggunakan blade yang
disebut moldboard yang dapat digerakkan sesuai kebutuhan bentu permukaan.
Sebagaimana diketahui motor grader adalah tipe peralatan yang dapat dipakai
dalam berbagai variasi pekerjaan konstruksi (grading). Kemampuan ini akibat
gerakan-gerakan flexibel yang dipunyainya terhadap blade dan roda-roda ban.
Keserbagunaan ini diperbesar dengan perlengkapan-perlengkapan lainnya,
seperti:
Ø Scarifier teeth (ripper dalam bentuk penggaruk kecil) dipasang di
bagian depan blade dan dapat dikendalikan secara tersendiri.
Ø Pavement widener (untuk mengatur penghamparan)
Ø Elevating grader unit (alat pengatur grading).
28
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar 3.4. dibawah ini:
29
Gambar 3.5. Compactor (Tenriajeng, A.T, 2003)
30
Gambar 3.6. Bucket Wheel Excavator (Thompson, RJ, 2005)
3. Pilling
Pada kegiatan ini batang-batang pohon hasil pembabatan
dikumpulkan.Batang-batang produktif disimpan untuk selanjutnya
dimanfaatkan dan batang yang tidak produktif disiapkan untuk dilakukan
kegiatan selanjutnya.
4. Burning
Pembakaran terhadap batang-batang yang telah ditumbangkan yang tidak
produktif. Kemudian abu hasil pembakaran disebarkan merata, yang
bertujuan untuk meningkatkan kesuburan tanah pucuk sebelum
dipindahkan.
Tanah pucuk (top soil) adalah bagian dari lapisan tanah yang letaknya
paling atas dan kaya akan unsur hara dan humus. Tanah pucuk umumnya
memiliki ketebalan + 0,5 m. Top soil yang dikupas selanjutnya dipindahkan ke
tempat penyimpanan sementara atau langsung dipindahkan ke timbunan, guna
untuk keperluan reklamasi sehingga kondisi permukaan tanah bisa dilakukan
penanaman kembali (Tenriajeng, A.T, 2003).
Kegiatan pengupasan tanah pucuk ini dilakukan pada kondisi berupa
rona awal yang asli (belum pernah digali) dengan menggunakan alat-alat
mekanis berupa bulldozer, backhoe, dan truck. Pengupasan top soil ini dilakukan
sampai pada batas lapisan sub soil, yaitu pada kedalaman dimana telah sampai
di lapisan batuan penutup. Tanah pucuk yang telah terkupas selanjutnya
ditimbun dan dikumpulkan pada lokasi tertentu yang dikenal dengan istilah top
soil bank. Untuk selanjutnya tanah pucuk yang terkumpul di top soil bank yang
pada saatnya nanti akan dipergunakan sebagai pelapis teratas pada lahan
disposal. Penebaran kembali tanah pucuk dilakukan dengan ketebalan antara 20
– 30 cm diatas lahan yang telah di tata dan dirapikan agar bebas erosi.
32
galian tambang sehingga hasil bahan galian tambang dapat diambil dengan
bersih tidak tercampur tanah atau pengotor lainnya, mengurangi biaya
pengolahan dan mempermudah kegiatan penambangan.
Tenrianjeng, A.T. (2003) mengelompokkan material yang akan digali
berdasarkan kekerasannya. Pengelompokkan tersebut bertujuan untuk
menyesuaikan alat mekanis dan metode yang akan digunakan untuk proses
pengupasan material penutup dari bahan galian tambang yang akan diambil.
Pengelompokkan tersebut yaitu sebagai berikut :
1. Lunak (soft) atau mudah digali (easy digging), misalnya: tanah atas atau top
soil, pasir (sand), lempung pasiran (sandy clay), dan pasir lempungan
(clayed sand).
2. Agak keras (medium hard digging), misalnya: tanah liat atau lempung (clay)
yang basah dan lengket dan batuan yang sudah lapuk (wheathered rock).
3. Sukar digali atau keras (hard digging) misalnya: batu sabak (slate), material
yang kompak (compacted material), batuan sedimen (sedimentary rock),
konglomerat (conglomerat), dan breksi (breccia).
4. Sangat sukar digali atau sangat keras (very hard digging) atau batuan segar
(fresh rock) yang memerlukan pemboran dan peledakan sebelum dapat
digali, misalnya: batuan beku segar (fresh igneous rock) dan batuan malihan
segar (fresh metamorfic rock).
33
tingkat kekerasan yang sangat lunak sampai tingkat kekerasan yang sangat keras
(Tabel 3.1).
III.1.6 Dumping
34
penimbunan. Untuk material overburden ditimbun di lokasi penimbunan
(waste dump), sedangkan untuk batubara ditimbun di stockpile.
35
BAB IV
PEMBAHASAN
36
Beberapa kegiatan penelitian dan pengembangan bidang lingkungan yang
dilaksanakan pada tahun 2011 adalah Perseroan mengembangkan mikoriza Arbuskula
dalam kegiatan pembibitan tanaman dan telah melakukan produksi massal, Perseroan
mengembangkan teknik Kultur Jaringan, pemanfaatan Oli bekas untuk peledakan,
melakukan revegetasi dengan tanaman sawit, ujicoba revegetasi secara lansung, serta
melakukan konservasi tanaman lokal.
Perseroan melaksanakan program pembangunan Taman Hutan Raya / Tahura Enim
dengan membagi area pasca tambang menjadi 3 blok dan 12 zona, yaitu :
Blok Perlindungan (766,40 Ha)
Blok Koleksi Tanaman (2.973,14 Ha)
Blok Pemanfaatan (1.655,03 Ha)
Tahun 2011, program reklamasi lahan pasca tambang sebagai Tahura Enim yang telah
dilaksanakan adalah :
7) Pembuatan laboratorium Kultur Jaringan,
8) Proses pelaksanaan relokasi penduduk dan TPU,
9) Menyelesaikan pembangunan Gedung olah raga, sarana olah raga Bowling,
jogging track dan Futsal,
10) Melanjutkan rencana pembuatan kantor terpadu untuk Satker K3 dan BWE
System,
11) Melakukan kerjasama penelitian lapangan lokal dengan Universitas Bengkulu,
12) Melakukan kerjasama penelitian jenis-jenis tanaman jarak dengan Universitas
Sriwijaya di IUP Banko Barat,
13) Melakukan pengkayaan tanaman dengan jenis tanaman lokal yang
bernilai ekonomis tinggi dan
14) Melakukan review master plan TAHURA ENIM.
37
Lawang Kidul ini bertujuan untuk memahami nilai tambah dari tahu beserta
limbahnya, dalam bentuk makanan lain yang bermanfaat untuk meningkatkan
perekonomian. Selain itu, kegiatan CSR PTBA kali ini juga ditujukan untuk
membantu menciptakan lapangan kerja baru dalam rangka
pemberdayaan masyarakat sekitar.
38
Tujuan Program Kemitraan PTBA adalah peningkatan
kemampuan usaha kecil dan koperasi di sekitar wilayah operasi
Perseroan agar tangguh dan mandiri dengan pemanfaatan dana dari
sebagian laba perseroan. Kegiatan Bina Lingkungan sendiri bertujuan
untuk pemberdayaan program sosial kemasyarakatan.
Perseroan bertekad meningkatkan kuantitas dan kualitas
pelaksanaan Program Kemitraan maupun Bina Lingkungan. Untuk
Program Kemitraan, Perseroan menargetkan peningkatan kemandirian
mitra binaan dan membantu perluasan penjualan produk mitra binaan
di wilayah operasional Perseroan. Kerja sama penyaluran dana PK
maupun BL dengan beberapa pihak yang kompeten dilakukan untuk
peningkatan kualitas mitra binaan.
Pada tahun 2011 Perseroan semakin aktif mengajak dan melibatkan
peran-serta masyarakat secara langsung dalam proses perencanaan,
pelaksanaan maupun monitoring program pemberdayaan sosial
ekonomi masyarakat di lingkar tambang, sehingga pembangunannya
tepat sasaran dan sesuai kebutuhan masyarakat. Perseroan juga
menjadikan pelaksanaan kegiatan Bina Lingkungan bidang pendidikan
menjadi prioritas. Melalui program PKBL dan Bina Wilayah, Perseroan
meyakini tumbuhnya kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat
sekitar menjadi lebih berdaya dan lebih mandiri. Penyaluran total dana
PKBL tahun 2011 yang dialirkan oleh Perseroan naik 55,4% dari tahun
2010, dari sebesar Rp 93,42 miliar menjadi Rp 145,20 miliar.
5. Program Kemitraan
Perseroan terus meningkatkan kemandirian mitra binaan
sekaligus membantu memperluas penjualan produk mitra binaan.
Penyaluran Dana Kemitraan dilakukan secara selektif dengan
mempertimbangkan kondisi yang dimiliki oleh calon mitra binaan.
Jenis komoditas calon mitra binaan yang diprioritaskan untuk
mendapatkan bantuan pembinaan meliputi komoditas yang menjadi
andalan daerah, komoditas tradisional yang potensial untuk
dikembangkan, komoditas yang berpeluang ekspor, komoditas yang
menyerap tenaga kerja.
Pada tahun 2011, Perseroan telah merealisasikan dana Program
Kemitraan sebesar Rp 98,95 miliar. Dana yang disalurkan tersebut
meliputi dana pinjaman lunak kepada Usaha Kecil Menengah sebesar Rp
11,62 miliar, kerjasama dengan BUMN Penyalur sebanyak 6 (enam)
perusahaan sebesar Rp 84,81 miliar, dan dana pembinaan sebesar Rp
2,51 miliar. Penyaluran dana Program Kemitraan yang direalisasikan
pada tahun 2011 meningkat 45,9% dari realisasi tahun 2010 sebesar Rp
67,63 miliar.
Dana pinjaman lunak tersebut disalurkan kepada 473 (empat ratus tujuh
puluh tiga) mitra binaan/Usaha kecil dan koperasi yang tersebar di 5
39
(lima) wilayah. Perseroan juga akan meningkatan upaya sinergi dan
profesionalitas dalam kegiatan penyaluran dan berupaya meningkatkan
tingkat kolektibilitas pengembalian pinjaman dana Program Kemitraan.
40
I.14. PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN PTBA
III.4 Kegiatan Penambangan pada Pit Suban Tambang Air Laya Selatan
(a)
41
(b)
Gambar 4.1. (a) dan (b) Lokasi Penambangan dilihat dari anjungan
Dari penjelasan yang diberikan oleh pegawai yang menemani kami, kami
jadi mengetahui bahwa kegiatan penambangan batubara pada Pit Suban Tambang
Air Laya Selatan menggunakan sistem penambangan konvensional yaitu dengan
menggunakan kombinasi excavator sebagai alat gali-muat dan truck sebagai alat
angkut. Kegiatan penambangan batubara pada Pit Suban Tambang Air Laya
Selatan dikerjakan oleh kontraktor PT. Pamapersada Nusantara dengan beberapa
sub-kontraktornya yang diawasi oleh satuan kerja Pengawasan Penambangan
Kontraktor (Wasnamtor) PT. Bukit Asam (Persero), Tbk. Aktivitas penambangan
pada Pit Suban Tambang Air Laya Selatan meliputi.
6. Coal Cleaning
42
Gambar 4.2. Kegiatan cleaning yang dilakukan oleh Excavator Backhoe
7. Ripping Batubara
Setelah coal cleaning, alat gali muat tidak serta merta langsung melakukan
proses penggalian pada lapisan batubara, namun akan dilakukan kegiatan
pembongkaran/pemberaian dari lapisan batubara untuk memudahkan alat gali
muat melakukan pekerjaannya. Kegiatan pembongkaran dapat dilakukan dengan
ripping dan blasting. Pada Pit Suban Tambang Air Laya Selatan, Ripping batubara
menggunakan alat bulldozer yang dilengkapi dengan point ripper (Gambar 4.3.).
Point ripper digunakan karena batubara pada pit ini tergolong material agak keras
sehingga apabila tidak dilakukan pemberaian, maka akan mempengaruhi
produktivitas dari alat gali muat, selain itu juga akan diperlukan perawatan yang
lebih pada bucket yang melakukan penggalian apabila tidak dilakukkan
pemberaian terlebih dahulu. Kedalaman penetrasi dari point ripper bulldozer yaitu
satu meter.
43
Gambar 4.3. Bulldozer me-ripping batubara
44
Batubara yang telah dimuat ke dalam alat angkut Dumptruck langsung
diangkut (Gambar 4.5.a) menuju temporary stock Inpit (Gambar 4.5.c) yang
berjarak 2400 meter dari front penambangan Suban.
(a) (b)
(c)
Gambar 4.5. Pengangkutan batubara (a), penimbangan dumptruck bermuatan batubara
(b) dan dumping batubara pada temporary stock inpit (c)
Kemudian dari temporary stock Inpit, batubara tersebut dikirim melalui belt
conveyor ke stockpile 1 (Gambar 4.6.a) yang berdekatan dengan TLS 1 (Train
Loading Station) (Gambar 4.6.b) untuk siap dipasarkan. Pada lokasi front
45
penambangan yang berada dekat dengan stockpile 1, pengiriman batubara
langsung menggunakan dumptruck, namun pada umumnya batubara dari front
penambangan akan ditimbun terlebih dahulu pada temporary stock inpit untuk
kemudian dikirim ke stockpile 1. Pada temporary stock inpit, terdapat alat gali
BWE (Bucket Wheel Excavator) yang dipasangkan dengan belt conveyor untuk
pengiriman ke stockpile 1. Penimbunan batubara pada temporary stock inpit
dipisahkan lokasinya berdasarkan dari nilai kalori dari batubara itu sendiri, hal
tersebut bertujuan untuk memudahkan proses pengiriman kepada konsumen
ataupun jika akan dilakukan proses selanjutnya seperti blending. Selain
menggunakan dumptruck, alat angkut lainnya yaitu : KA Babaranjang, dimana
Setiap harinya rata – rata KA Babaranjang pulang – pergi sebanyak 21 kali dari
Muara Enim ke Pelabuhan Tarahan yang berjarak 410 km. Setiap satu rangkaian
kereta yang terdiri dari 46 gerbong. Dimana 1 gerbong yang berkekuatan 2450
hp dapat membawa muatan sekitar 2.300 ton batubara.(lihat gambar 4.6.c)
d. (b)
46
(c)
Gambar 4.6. Stockpile 1 (a) dan Train Loading Station 1 (b) serta Babaranjang yang
melakukan pemuatan (c)
6. Land Clearing
Pada Pit Suban Tambang Air Laya Selatan ini proses land clearing-nya
menggunakan bulldozer (tanpa ripper) dan excavator backhoe. Setelah kegiatan
land clearing dilaksanakan akan ditentukan batas dari kegiatan penambangan
boleh dilakukan (boundary) dimana kegiatan penggalian hanya dilakukan di dalam
area yang telah dibatasi. Daerah boundary biasanya ditandai dengan pemasangan
bendera warna merah oleh tim survey sesuai batas boundary yang ditentukan
oleh tim perencanaan.
Lalu tanah pucuk tersebut di-dumping dekat daerah disposal yang dianggap
sudah final. Tanah pucuk ini mengandung humus sehingga nantinya dapat
47
dimanfaatkan kembali untuk rencana reklamasi agar lahan bekas tambang dapat
ditanami lagi pepohonan atau untuk penggunaan rencana reklamasi lainnya. Pada
saat pengamatan pada lokasi Pit Suban Tambang Air Laya Selatan sudah tidak
terdapat lagi kegiatan penggalian tanah pucuk.
(b)
48
(c) (d)
Gambar 4.7. Penggalian dan pemuatan overburden
(a) (b)
Gambar 4.8. Pengangkutan overburden (a) dan penimbunan overburden di disposal area
(b)
49
oleh compactor (Gambar 4.9.b.) untuk melakukan pemadatan terhadap jalan
angkut. Ketika jalan angkut mulai bergelombang maka grader akan men-scrapt
daerah yang bergelombang tersebut kemudian dengan bantuan compactor akan
diratakan kembali. Kegiatan ini bertujuan agar alat angkut dan kendaraan
operasional lainnya dapat berjalan dengan lancar, dengan demikian proses
produksi bisa optimal.
5. (b)
Gambar 4.9. Grader (a) dan compactor (b) sedang merawat jalan pengangkutan
10. Penyiraman
Penyiraman pada lokasi tambang bisa dibagi atas penyiraman jalan angkut,
penyiraman front penambangan, dan penyiraman alat berat. Penyiraman jalan
angkut dilakukan pada saat polusi debu dan asap sudah mengganggu jarak
pandang dan pernafasan para pekerja. Kegiatan ini tidak dilakukan pada saat
musim hujan dikarenakan jalan sudah basah. Penyiraman pada front
penambangan dilakukan apabila pada aktivitas penggalian menghasilkan debu
yang cukup menganggu penglihatan dan pernafasan para pekerja. Dan
penyiraman alat berat bertujuan untuk melepaskan material-material yang
melekat pada alat berat yang dapat menghambat kinerja operasi alat berat itu
sendiri.
50
Gambar 4.10. Water truck yang sedang menyiram excavator
52
I.15. AKTIVITAS PENAMBANGAN PTBA
e. Coal Cleaning
Maksud dari kegiatan coal cleaning ini adalah untuk membersihkan
pengotor yang berasal dari permukaan batubara (coalface) yang berupa material
sisa tanah penutup yang masih tertinggal sedikit, serta pengotor lain yang
berupa agen pengendapan (air permukaan, air hujan, longsoran). Pada lokasi ini
coal cleaning dilakukan oleh excavator backhoe Komatsu PC200 (Gambar 4.1).
53
Gambar 4.1 Kegiatan cleaning yang dilakukan oleh PC 200
f. Ripping Batubara
Setelah coal cleaning, alat gali muat tidak serta merta langsung
melakukan proses penggalian pada lapisan batubara, namun akan dilakukan
kegiatan pembongkaran/pemberaian dari lapisan batubara untuk memudahkan
alat gali muat melakukan pekerjaannya. Kegiatan pembongkaran dapat
dilakukan dengan ripping dan blasting. Pada Pit Suban Tambang Air Laya
Selatan, Ripping batubara menggunakan alat bulldozer Komatsu D375A yang
dilengkapi dengan point ripper (Gambar 4.2). Point ripper digunakan karena
batubara pada pit ini tergolong material agak keras sehingga apabila tidak
dilakukan pemberaian, maka akan mempengaruhi produktivitas dari alat gali
muat, selain itu juga akan diperlukan perawatan yang lebih pada bucket yang
melakukan penggalian apabila tidak dilakukkan pemberaian terlebih dahulu.
Kedalaman penetrasi dari point ripper bulldozer Komatsu D375A yaitu satu
meter.
54
Gambar 4.2 Bulldozer me-ripping batubara
55
Gambar 4.3 Penggalian dan Pemuatan Batubara
56
(a) (b)
(c)
57
e. (b)
i. Kegiatan-kegiatan Pendukung
Adapun kegiatan-kegiatan lainnya yang mendukung kelancaran aktivitas
penambangan pada Pit Suban Tambang Air Laya Selatan, antara lain :
14.Land Clearing
Pada Pit Suban Tambang Air Laya Selatan ini proses land clearing-nya
menggunakan bulldozer Komatsu D85 (tanpa ripper) dan excavator backhoe
Komatsu PC200. Setelah kegiatan land clearing dilaksanakan akan ditentukan
batas dari kegiatan penambangan boleh dilakukan (boundary) dimana kegiatan
penggalian hanya dilakukan di dalam area yang telah dibatasi. Daerah boundary
biasanya ditandai dengan pemasangan bendera warna merah oleh tim survey
sesuai batas boundary yang ditentukan oleh tim perencanaan. Pada bulan Juni
2015 ini tidak terdapat lagi kegiatan land clearing pada Pit Suban Tambang Air
Laya Selatan, kegiatan yang berjalan pada Pit ini sudah masuk ke tahap
penggalian bukaan pengembangan. Tahap penggalian bukaan pengembangan
yaitu tahap mengggali lapisan batubara yang telah dibebaskan dari lapisan top
soil.
58
Setelah mendapati batas boundary, dilakukanlah penanganan tanah
pucuk yang meliputi penggalian, pemuatan, pengangkutan, dan penimbunan
tanah pucuk yang berupa tanah humus dan sebagian tanah penutup dengan
menggunakan alat gali-muat Excavator backhoe Komatsu PC800 dan alat angkut
Dumptruck UD CW33 370. Lalu tanah pucuk tersebut di-dumping dekat daerah
disposal yang dianggap sudah final. Tanah pucuk ini mengandung humus
sehingga nantinya dapat dimanfaatkan kembali untuk rencana reklamasi agar
lahan bekas tambang dapat ditanami lagi pepohonan atau untuk penggunaan
rencana reklamasi lainnya. Pada saat pengamatan pada lokasi Pit Suban
Tambang Air Laya Selatan sudah tidak terdapat lagi kegiatan penggalian tanah
pucuk.
59
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 4.6 Penggalian dan pemuatan overburden PC2000 (a), PC1250 (b), PC800 (c),
dan PC400 (d)
60
(a) (b)
61
(b)
Gambar 4.8 Grader (a) dan compactor (b) sedang merawat jalan pengangkutan
18.Penyiraman
Penyiraman pada lokasi tambang bisa dibagi atas penyiraman jalan
angkut, penyiraman front penambangan, dan penyiraman alat berat.
Penyiraman jalan angkut dilakukan pada saat polusi debu dan asap sudah
mengganggu jarak pandang dan pernafasan para pekerja. Kegiatan ini tidak
dilakukan pada saat musim hujan dikarenakan jalan sudah basah. Penyiraman
pada front penambangan dilakukan apabila pada aktivitas penggalian
menghasilkan debu yang cukup menganggu penglihatan dan pernafasan para
pekerja. Dan penyiraman alat berat bertujuan untuk melepaskan material-
material yang melekat pada alat berat yang dapat menghambat kinerja operasi
alat berat itu sendiri. Pada kondisi pengamatan di lapangan dilakukan pada saat
musim kemarau, sehingga polusi debu memiliki instensitas yang tinggi, maka
kegiatan penyiraman jalan dan front penambangan sering dilakukan untuk
mengurangi polusi debu yang terjadi. Selain itu juga untuk penyiraman alat berat
dilakukan sebanyak satu kali sehari dan dilakukan pada kondisi alat tersebut
sudah kotor. Kegiatan penyiraman dilakukan dengan menggunakan water truck
yang memiliki kapasitas tanki 18.000 liter (Gambar 4.9). Kegiatan penyiraman
dapat mempengaruhi produksi dari alat gali muat dan alat angkut karena pada
saat kegiatan penyiraman berlangsung maka alat gali muat akan stop produksi
dan juga alat angkut akan menunggu alat gali muat melakukan produksi kembali.
62
Gambar 4.9 Water truck yang sedang menyiram excavator
20.Kegiatan Pemboran
63
Kegiatan pemboran yang dilakukan bertujuan untuk membuat lubang-
lubang bor yang akan diisikan bahan peledak. Kegiatan pemboran ini dilakukan
menggunakan alat bor Sandvik D245S (Gambar 4.11). Kegiatan peledakan sendiri
bertujuan untuk membantu memberai overburden dan batubara sebelum digali,
kegiatan pemberaian dengan peledakan dilakukan karena berdasarkan kajian
teknis meliputi kekerasan material dan lainnya, overburden kurang efektif jika
diberai dengan kegiatan ripping. Di Pit Suban Tambang Air Laya Selatan terdapat
kegiatan peledakan pada periode bulan Juni 2015.
64
Gambar 4.12 Pengukuran ketinggian permukaan dengan Total Station
22.Penirisan Tambang
Kegiatan penirisan tambang yang dilakukan pada Pit ini adalah
mengeluarkan air di dalam tambang dengan menggunakan pompa (4.13). Air
pada tambang sendiri dapat menghambat operasi penambangan, maka dari itu
perencanaan penirisan tambang harus dilakukan dengan baik untuk
memperlancar proses penambangan.
65
66