Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Pasti kita sering mendengar retardasi mental atau yang biasa disebut dengan
keterbelakangan mental. Tapi banyak diantara kita yang hanya tau keterbelakangan
mental itu seperti apa tanpa tau penyebabnya. Dalam biopsikologi yang telah kami
pelajari, kami mempelajari tentang kerusakan otak yang menyebabkan gangguan
system motorik. Dan kami menemukan orang yang mengalami kerusakan otak
sehingga menderita retardasi mental dan gangguan system motorik yaitu serebral palsy.
Lalu apa hubungannya gangguan system motorik dengan retardasi mental? Kenapa
bisa terjadi secara bersamaan?
Otak adalah pusat control pada tubuh. Dalam otak terdapat banyak bagian yang
mempunyai fungsi-fungsinya tersendiri. Jika salah satu bagian otak mengalami
gangguan atau kerusakan pasti akan berakibat kedalam salah satu fungsi tubuh. Oleh
karena itu kami ingin mencoba menuturkan hubungan antara kerusakan otak yang
mengakibatkan retardasi mental dan gangguan system motorik yang disebut cerebral
palsy.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa itu celebral palsy?
2. Apa itu retardasi mental?
3. Bagaimana bisa terjadi cerebral palsy?
4. Bagaimana bisa terjadi retardasi mental?
5. Mengapa cerebra palsy bisa menyebabkan retardasi mental?

1.3. Tujuan Masalah


1. Mengetahui apa itu cerebral pasly
2. Mengetahui apa itu retardasi mental
3. Mengetahui bagaimana patologis cerebral palsy
4. Mengetahui hubungan antara cerebral palsy dengan keterbelakangan mental

1
BAB II

METODE PENELITIAN

2.1. Metode Penelitian


Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yang dimana metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada
kondisi obyek yang alamiah, (sebagaoi lawannnya adalah eksperimen) dimana peneliti
adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara
triangulasi, analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian lebih
menekankan makna daripada generalisasi.
Metode penelitian kualitati sering disebut metode penelitian naturalistic karena
penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting); disebut juga
sebagai metode etnographi, akrena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan
untuk penelitian bidang antropologi budaya; disebut sebagai metode kualitatif, karena
data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif. Lebih spesifiknya,
penelitian kualitatif ini berupa penelitian studi kasus (case study) yang merupakan
salah satu jenis penelitian kualitatif , dimana peneliti melakukan eksplorasi secara
mendalam terhadap program, kejadian, proses, aktivitas, terhadap satu atau lebih
orang.
Metode pengumpulan data dari penelitian studi kasus ini dilakukan dengan
metode wawancara tidak terstruktur, dimana daftar pertanyaan dibuat tidak tersusun
atau dibuat secara acak untuk menghindari sensitivitas narasumber atau objek
penelitian.

Objek penelitian kualitatif adalah seluruh bidang/aspek kehidupan manusia,


yakni manusia dan segala sesuatu yang dipengaruhi manusia. Objek itu diungkapkan
kondisinya sebagaimana adanya atau dalam keadaan sewajarnya (natural setting),
mungkin berkenaan dengan aspek/bidang kehidupannya yang disebut ekonomi
kebudayaan, hukum, administrasi, agama dan sebagainya. Data kualitatif tentang
objeknya dinyatakan dalam kalimat, yang pengolahannya dilakukan melalui proses
berpikir (logika) yang bersifat kritik, analitik/sintetik dan tuntas. Penelitian kualitatif
menuntut keteraturan, ketertiban dan kecermatan dalam berpikir, tentang hubungan
datta yang satu dengan data yang lain dan konteksnya dalam masalah yang akan
diungkapkan.

2
BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Cerebral Palsy


3.1.1. Definisi
Secara harfiah cerebral berarti otak, sedangkan palsy yang berarti kelayuhan.
Cerebral palsy adalah suatu kelainan gerakan dan postur yang tidak progresif,akibat
cidera pada susunan saraf pusat yang berkembang (Schwartz, 2005) .Cerebral palsy
juga dapat di artikan sebagai deficit motorik sentral , sifatnya tidak progresif , hal ini
biasanya berawal dari suatu peristiwa pada masa pariental dan masa prental.Cerebral
palsy juga dapat di artikan sebagai kondisi yang paling melumpuhkan di masa kanak-
kanak (Nelson, 1992)
Jadi cerebral palsy adalah suatu kelainan gerakan dan postur yang tidak
progressif karena kerusakan sel-sel motorik saraf pusat yang menyebabkan terjadi
kelumpuhan atau kurangnya pengendalian otot sehingga penderita memiliki koordinasi
yang buruk.
3.1.2. Etiologi Cerebral Palsy

Pada dasarnya penyebab cerebral palsy dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu
tahap prenatal, perinatal dan post natal.(Campbell, 1991)

1. Prenatal (Sebelum lahir)

Permasalahan yang sering terjadi pada tahap prenatal adalah infeksi pada masa
kehamilan. Infeksi merupakan salah satu hal yang dapat menyebabkan kelainan pada
janin, misalnya infeksi oleh lues, toksoplasma, rubela dan penyakit inklusi sitomegalik.
Selain infeksi, anoksia dalam kandungan (anemia, kerusakan pada plasenta), radiasi
sinar-X dan keracunan pada masa kehamilan juga berpotensi menimbulkan Cerebral
Palsy .

2. Perinatal ( Saat lahir )

Pada masa bayi dilahirkan ada beberapa resiko yang dapat menimbulkan Cerebral
Palsy, antara lain:

a. Brain injury

Brain injury atau cidera pada kepala bayi dapat mengakibatkan:

(1) Anoksia/hipoksia

3
Anoksia merupakan keadaan saat bayi tidak mendapatkan oksigen, yang
dapat terjadi pada saat kelahiran bayi abnormal, disproporsi sefalo-pelvik,
partus lama, plasenta previa, infeksi plasenta, partus menggunakan bantuan
instrumen tertentu dan lahir dengan bedah caesar.

(2) Perdarahan otak

Perdarahan dapat terjadi karena trauma pada saat kelahiran misalnya pada
proses kelahiran dengan mengunakan bantuan instrumen tertentu. Perdarahan dapat
terjadi di ruang sub arachnoid. Perdarahan di ruang subdural dapat menekan
korteks serebri sehingga timbul kelumpuhan spastik.

b. Ikterus

Ikterus pada masa neonatal dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak


yang permanen akibat masuknya bilirubin ke ganglia basalis, misalnya pada
kelainan inkompatibilitas golongan darah.

c. Meningitis purulenta

Meningitis purulenta pada masa bayi bila terlambat atau tidak tepat
pengobatannya akan mengakibatkan gejala sisa berupa Cerebral Palsy.

d. Prematuritas

Prematuritas dapat diartikan sebagai kelahiran kurang bulan, lahir dengan


berat badan tidak sesuai dengan usia kelahiran atau terjadi dua hal tesebut. Bayi
kurang bulan mempunyai kemungkinan menderita perdarahan otak lebih banyak
dibandingkan bayi cukup bulan, karena pembuluh darah, enzim, faktor
pembekuan darah dan lain-lain masih belum sempurna.

3. Postnatal (Sesudah lahir)

Pada masa pascanatal bayi beresiko mendapatkan paparan dari luar yang dapat
mempengaruhi perkembangan otak, yang mungkin dapat mengakibatkan terjadinya
kerusakan pada otak Kerusakan yang terjadi pada jaringan otak setelah proses
kelahiran yang mengganggu perkembangan dapat menyebabkan Cerebral Palsy,
misalnya pada trauma kapitis, meningitis, ensepalitis dan luka parut pada otak pasca
bedah dan bayi dengan berat badan lahir rendah..

3.1.3. Macam-macam Cerebral Palsy

4
Cerebral palsy (CP) dibagi menjadi empat klasifikasi utama untuk
menggambarkan gangguan gerakan yang berbeda. Klasifikasi ini juga mencerminkan
area otak yang rusak. Kelima klasifikasi utama adalah: Spastic, ataxic, athetoid /
dyskinetic, hipotonic dan kombinasi.
a. Spastic (tipe kaku-kaku), dialami saat penderita terlalu lemah atau terlalu kaku.
Jenis ini adalah jenis yang paling sering muncul. Sekitar 65 persen penderita
lumpuh otak masuk dalam tipe ini.
b. CP Ataxic, dapat disebabkan oleh kerusakan pada otak kecil. Bentuk ataksia adalah
jenis kurang umum cerebral palsy, terjadi di paling 10% dari semua kasus.
Beberapa individu memiliki hypotonia dan tremor . Keterampilan motorik seperti
menulis, mengetik, atau menggunakan gunting mungkin akan terpengaruh, serta
keseimbangan, terutama saat berjalan. Adalah umum bagi individu untuk memiliki
kesulitan dengan visual dan /atau proses pendengaran.
c. CP Athetoid, atau cerebral palsy dyskinetic. Orang dengan CP dyskinetic
mengalami kesulitan memegang diri dalam posisi, tegak mantap untuk duduk atau
berjalan, dan sering menunjukkan gerakan spontan. Bagi sebagian orang dengan
CP dyskinetic, dibutuhkan banyak pekerjaan dan konsentrasi untuk mendapatkan
tangan mereka ke tempat tertentu (seperti menggaruk hidung atau meraih cangkir).
Karena nada campuran dan kesulitan menjaga posisi, mereka tidak mungkin
mampu memegang benda, terutama yang kecil yang membutuhkan kontrol motorik
halus (seperti sikat gigi atau pensil). Sekitar 10% dari individu dengan CP
diklasifikasikan sebagai CP dyskinetic tetapi beberapa memiliki bentuk campuran
dengan kelenturan dan tardive. Kerusakan terjadi pada sistem motor atau saluran
piramidal dan ke ganglia basal . Pada bayi baru lahir, tinggi tingkat bilirubin dalam
darah, jika tidak diobati, dapat menyebabkan kerusakan otak dalam ganglia basal
(kernikterus), yang dapat menyebabkan cerebral palsy dyskinetic.
d. CP Hipotonic terjadi pada anak-anak dengan otot-otot yang sangat lemah sehingga
seluruh tubuh selalu terkulai. Biasanya berkembang menjadi spastic atau athetoid.
e. CP Kombinasi adalah campuran spastic dan athetoid

5
3.2. Retardasi mental
3.2.1. Definisi

Retardasi mental adalah kelainan ataua kelemahan jiwa dengan inteligensi


yang kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa
anak). Biasanya terdapat perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan,
tetapi gejala yang utama ialah inteligensi yang terbelakang. Retardasi mental
disebut juga oligofrenia (oligo: kurang atau sedikit dan fren: jiwa) atau tuna mental
(W.F. Maramis, 2005: 386).
Pada Wikipedia (The Free Encyclopedia, 2010), dinyatakan: Mental
retardation (MR) is a generalized disorder, characterized by significantly impaired
cognitive functioning and deficits in two or more adaptive behaviors with onset
before the age of 18. It has historically been defined as an Intelligence Quotient
score under 70. The term mental retardation is a diagnostic term denoting the
group of disconnected categories of mental functioning such as idiot,
imbecile, and moron derived from early IQ tests, which acquired pejorative
connotations in popular discourse.

Retardasi mental merupakan kelemahan yang terjadi pada fungsi intelek.


Kemampuan jiwa retardasi mental gagal berkembang secara wajar. Mental,
inteligensi, perasaan, dan kemauannya berada pada tingkat rendah, sehingga yang
bersangkutan mengalami hambatan dalam penyesuaian diri.

3.2.2. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Retardasi Mental

Menurut Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa Ke-1 (W.F.


Maramis, 2005: 386-388) faktor-faktor penyebab retardasi mental adalah sebagai
berikut.

a. Infeksi dan atau intoksinasi

Infeksi yang terjadi pada masa prenatal dapat berakibat buruk pada
perkembangan janin, yaitu rusaknya jaringan otak. Begitu juga dengan
terjadinya intoksinasi, jaringan otak juga dapat rusak yang pada akhirnya
menimbulkan retardasi mental.

Infeksi dapat terjadi karena masuknya rubella, sifilis, toksoplasma, dll.


ke dalam tubuah ibu yang sedang mengandung. Begitu pula halnya dengan

6
intoksinasi, karena masuknya racun atau obat yang semestinya
dibutuhkan.

b. Terjadinya rudapaksa dan / atau sebab fisik lain

Rudapaksa sebelum lahir serta trauma lainnya, seperti hiper radiasi,


alat kontrasepsi, dan usaha melakukan abortus dapat mengakibatkan
kelainan berupa retardasi mental.

Pada waktu proses kelahiran (perinatal) kepala bayi dapat mengalami


tekanan sehingga timbul pendarahan di dalam otak. Mungkin juga karena
terjadi kekurangan oksigen yang kemudian menyebabkan terjadinya
degenerasi sel-sel korteks otak yang kelak mengakibatkan retardasi mental.

c. Gangguan metabolisme, pertumbuhan atau gizi

Semua retardasi mental yang langsung disebabkan oleh gangguan


metabolisme (misalnya gangguan metabolism karbohidrat dan protein),
gangguan pertumbuhan, dan gizi buruk termasuk dalam kelompok ini.
Gangguan gizi yang berat dan berlangsung lama sebelum anak berusia 4
tahun sangat mempengaruhi perkembangan otak dan dapat mengakibatkan
retardasi mental. Keadaan seperti itu dapat diperbaiki dengan memberikan
gizi yang mencukupi sebelum anak berusia 6 tahun, sesudah itu biarpun
anak tersebut dibanjiri dengan makanan yang bergizi, inteligensi yang
rendah tersebut sangat sukar untuk ditingkatkan.

d. Penyakit otak yang nyata

Dalam kelompok ini termasuk retardasi mental akibat beberapa reaksi


sel-sel otak yang nyata, yang dapat bersifat degeneratif, radang, dst.
Penyakit otak yang terjadi sejak lahir atau bayi dapat menyebabkan
penderita mengalamai keterbelakangan mental.

e. Penyakit atau pengaruh prenatal

Keadaan ini dapat diketahui sudah ada sejak dalam kandungan, tetapi
tidak diketahui etiologinya, termasuk anomaly cranial primer dan defek
congenital yang tak diketahui sebabnya.

7
f. Kelainan kromosom

Kelainan kromosom mungkin terjadi pada aspek jumlah maupun


bentuknya. Kelainan pada jumlah kromosom menyebabkan sindroma down
yang dulu sering disebut mongoloid. .

g. Prematuritas

Retardasi mental yang termasuk ini termasuk retrdasi mental yang


berhubungan dengan keadaan bayi yang pada waktu lahir berat badannya
kurang dari 2500 gram dan/atau dengan masa kehamilan kurang dari 38
minggu.

h. Akibat gangguan jiwa yang berat

Retardasi mental juga dapat terjadi karena adanya gangguan jiwa yang
berat pada masa kanak-kanak.

i. Deprivasi psikososial

Devripasi artinya tidak terpenuhinya kebutuhan. Tidak terpenuhinya


kebutuhan psikososial awal-awal perkembangan ternyata juga dapat
menyebabkan terjadinya retardasi mental pada anak.

3.2.3. Tingkatan Retardasi Mental


Untuk menentukan berat-ringannya retardasi mental, kriteria yang dipakai
adalah: 1. Intelligence Quotient (IQ), 2. Kemampuan anak untuk dididik dan
dilatih, dan 3. Kemampuan sosial dan bekerja (vokasional). Berdasarkan kriteria
tersebut kemudian dapat diklasifikasikan berat-ringannya retardasi mental yang
menurut GPPDGJ 1 (W.F. Maramis, 2005: 390-392) adalah : 1. Retardasi
Mental Taraf Perbatasan (IQ = 68 85), 2) Retardasi Mental Ringan (IQ = 52
67), 3. Retardasi Mental Sedang (IQ = 36 51), 4. Retardasi Mental Berat (IQ =
20 35), dan 5. Retardasi Mental Sangat Berat (IQ = kurang dari 20).

8
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Wawancara

Di SLB Negeri Cileunyi yang beralamat di Jalan Pandan Wangi kecamatan


Cileunyi. terdapat beberapa tingkatan sekolah, yaitu : Sekolah Dasar, Sekolah
Menengah Pertama dan Sekolah Menegah Atas. Dan kami melakukan penelitian
kesalah satu murid sekolah dasar kelas 6 bernama Alvin yang mengalami Cerebral
Palsy Spastik Hemiplegi

Ilustrasi Kasus : Cerebral Plasy Spastik Hemiplegi

Nama : Alvin

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat Tanggal Lahir : Tasik, 09 Desember 2000

Usia : 14 tahun

Pekerjaan : Pelajar ( Kelas 6 SD)

Alamat : Komplek taman cileunyi blok Z2/9, kecamatan


cileunyi Kabupaten Bandung

Riwayat dan latar belakang subjek penelitian dan penyakitnya dari hasil
wawancara dengan narasumber terpercaya.

Nama : Yuse Sumartini


JenisKelamin : Perempuan
Usia : 45 tahun
Hubungan dengan subjek : Ibu Kandung
Pekerjaan : Ibu rumah tangga.
Alama : Komplek taman cileunyi blok Z2/9, kecamatan
cileunyi Kabupaten Bandung

JenisPertanyaan Jawaban
Penyebab Alvin bisa menderita Semua berawal saat kadar bilirubin Alvin mencapai
cerebral palsy 23mg/dl pada usia 3 hari setelah kelahirannya.
Sehingga Alvin harus menjalani transfuse darah
untuk menetralisisasi kadar bilirubin dalam

9
darahnya.
Gimana sih ibu sebagai keluarga Yaa ibu mah ngasih dukungan terus, kalo kemana-
nemenin Alvin sampai dia bisa mana ibu selalu nemenin dia. Ga manjain tapi ibu
tumbuh besar kaya gitu biar dia ga putus asa sama keadaannya itu.
Adakah gejala yang dialami saat Ga ada kalau pasca operasi mah. Paling pas
kecil saat paska operasi sebelum operasi itu pernah panas tinggi sama
kejang-kejang.
Bagaimana perilaku sosial Alvin Alvin tuh orangnya supel, ceria, mudah bergaul
di lingkungan rumah dan sama orang, sama setia kawan. Pernah suatu waktu
lingkungan sekolahnya? pas sudah masuk jam pulang sekolah tapi ada salah
satu temannya Alvin yang belumdijemput, lalu
Alvin mau menemani temannya hingga dijemput
orang tuanya. Makanya Alvin sering pulang paling
terakhir.
Tapi kalau di lingkungan rumah dia jarang bergaul,
soalnya di sekitar rumahnya itu ga ada anak
seumuran dia, makanya dia paling kalau main sama
kakaknya.
Pernahkah Alvin menjalani terapi Pernah di Margahayu, MTC, suryakanti. Sama di
setelah operasi sekolah sekarang kan ada bina gerak, jadi disitu
dilatih jalan. Di rumah juga sering di ajak jalan
sama kakaknya.
Apakah Alvin mengonsumsi obat Engga, Alvin ga pernah ngonsumsi obat apa-apa, ya
khusus obat juga paling obat batuk.
Dengan kondisi kaya gini Ga pernah alhamdulillah, Alvin kalo ketemu orang
pernahkah Alvin merasa pesimis lain ga oernah ngerasa pesimis, dia tuh gampang
atau malu bergau sama orang lain sama tingkat kepercayaan
dirinya tuh tinggi.
Alvin itu lebih dekat sama ibu Dia lebih dekat sama ibu, soalnya kan ayahnya
atau ayahnya jarang pulang jadi dia kalo mau apa-apa sama ibu.
Kalau misalnya meminta sesuatu Maksa banget, tapi ga setiap permintaan itu di
Alvin suka memaksa atau tidak turutin sama ibu. Soalnya takut jadi kebiasaan.
Kalau aktifitas belajarnya Alvin Ga ada, cuman ya itu karna penyakitnya
ada gangguan tidak? kemempuan berfikirnya jadi agak terlambat.
Cuman kalo berhitung, menulis, menggambar,
sama membaca semuanya normal. Malah dia paling

10
seneng berhitung.
Bagaimana sih motivasi Alvin Alvin motivasinya tinggi, pernah waktu itu lagi
buat sekolah? jalan-jalan lewat jatinangor. Trus dia nunjuk
nunjuk ITB sambil bilang Alvin kalau udah gede
mau kuliah disana

4.2. Tes

Setelah melakukan wawancara dan mendapat informasi riwayat dan latar


belakang yang memadai, selanjutnya kami melakukan tes pemeriksaan neurologis dan
tes fungsi luhur pada Alvin untuk mengetahui bagaimana fungsi-fungsi saraf otak,
sensorik, motorik, begitu juga fungsi luhurnya bekerja dan merespon. Setelah
dilakukan serangkaian tes didapatkan hasil sebagai berikut :

JENIS TES HASIL DAN KETERANGAN


I Normal
II Normal
III Normal
IV Normal
V Normal
VI Normal
VII Miring ke kanan
Tidak bisa berdiri tanpa bersender
karena tidak bisa menjaga
keseimbangannya, lemah dan kaku
Saraf Otak VIII pada kaki kanannya sehingga tidak
bisa menopang tubuhnya sendiri
dan pendengaran sedikit
terganggu.
IX Normal
X Normal
Sedikit kesulitan menoleh ke
XI
kanan
Kaku, tidak fleksibel khususnya
XII
pada bagian kanan lidah.
Reflek
Kornea Normal, respon cepat
Fisiologis
Pupil Normal, gerak pupil cepat
Patologis Jaws Negatif
Hoffman Thomer Negatif

11
Babinsky Negatif
Chaddock Negatif
Oppenheim Negatif
Mendel Bechrew Negatif
Rosolimo Negatif
Motorik
Ototnya sedikit mengecil,
Atropi
khususnya otot kaki
Paramidalis (Inpeksi) Gerakan involunter Negatif
Mucle Twiching Negatif
Fasikulasi Jarang sekali terjadi
Tonus Normal
Paramidalis (Palpasi)
Rigiditas Jarang sekali tejadi

Kekuatan otot 5

Tidak dapat dites karena tidak bisa


berjalan tanpa alat bantu, tetapi
Ekstra Paramidalis Bradikinesia
diluar dari itu tidak ada tanda-
tanda bradikinesia.
Tremor Negatif
Hemibalismus Negatif
Sensorik Diskriminasi 2 titik Dapat merasakan dengan normal.
Kapas Normal

HASIL DAN
JENIS TES
KETERANGAN
Fungsi Luhur Kognisi Pembicaraan kurang lancar
Disfasia Sensorik tetapi bisa melakukan
perintah sederhana
Disfasia Motorik Normal
Diseleksia Negatif
Negatif, karena kekakuan
Disgrafia pada tangannya sehingga
tulisannya jelek
Diskalkulia Negatif
Agnosia Negatif

12
Disfasia nominal Negatif
Geografikal Agnosia Negatif
Apraksia Negatif
Bisa mengingat 5 dari 10
Immediate Memory angka dengan waktu 10
detik
Penderita bisa
Fungsi Luhur Memori Recent Memory menceritakan kejadian yang
baru dia alami
Penderita bisa
Remote Memory menceritakan 3 tahun
kebelakang.
Fungsi Luhur Emosi Normal

13
4.3. Analisis
Berdasarkan hasil penelitian pada penderita cerebral palsy spastik serta
membaca beberapa litertur dan daftar pustaka tentang penyakit tersebut sehingga
terjadinya retardasi mental pada penderita cerebralpalsy spastik. Maka penulis
menyampaikan hasil analisis sebagai berikut :
Retardasi mental adalah suatu keadaan dimana terdapat kelainan ataua
kelemahan jiwa dengan inteligensi yang kurang (subnormal) sejak masa
perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak). Biasanya terdapat perkembangan
mental yang kurang secara keseluruhan, tetapi gejala yang utama ialah inteligensi
yang terbelakang.

Cerebral palsy spastic diplegi bisa terjadi karena berbagai factor, tetapi pada
penelitian kali ini cerebral palsy spastic hemplegi terjadi kernikretus ketika dia bayi
yang dimana masuknya bilirubin tak terkonjugasi ke dalam otak, mengakibatkan
rusaknya beberapa bagian pada korteks cerebri dan taktus paramidalis atau Upper
Motor Neuron yang mengganggu system motorik piramidal. Alvin mengalami
kerusakan di girus pre-sentralis pada korteks serebri, walaupun Alvin mempunyai
kekuatan otot yang normal tapi dia kesulitan untuk menjalani aktifitasnya sehari-hari
karena pergerakannya mengalami pergerakan. Karena kernikretusnya juga Alvin
mengalami kerusakan pada hemisfer kanan dan kiri, tetapi kerusakan lebih parah
dialami pada hemisfer kiri akibatnya alat gerak bagian kanan lebih pasif dan tidak
seaktif alat gerak bagian kiri, sehingga memaksa Alvin untuk menulis menggunakan
tangan kirinya. Dan karena itu terjadi gangguan dalam penalarannya. Pada bagian
lobus frontal pada cerebrum Alvin juga mengalami kerusakan sehingga Alvin
mengalami gangguan kemampuan membuat alasan, kemampuan gerak, kognisi,
perencanaan, penyelesaian masalah, memberi penilaian, kreativitas, kontrol perasaan,
kontrol perilaku seksual dan kemampuan bahasa secara umum.

Alvin mengalami kerusakan pada syaraf otak nomor VIII yang berfungsi
untuk pendengaran dan keseimbangan, akibatnya Alvin tidak bisa berdiri tanpa
bersender ke suatu tempat dan tidak langsung merespon ketika kita memanggilnya.
Jika cerebral palsy yang di alami oleh Alvin kategorikan dengan menggunakan Gross
Motor Function Classification System (GMFCS), Alvin berada di level 3 yang
berjalan dengan bantuan alat, membutuhkan bantuan alat pegangan tangan untuk
berjalan diruangan, sedangkan untuk kegiatan diluar menggunakan peralatan beroda,

14
saat bersosialisasi dan kegiatan sekolah, dapat duduk dengan support terbatas dan
mempunyai beberapa kemampuan mandiri untuk transfers (mengubah posisi badan)
dalam posisi berdiri.
Pada bagian cerebellumnya juga mengalami kerusakan sehingga Alvin
kesulitan untuk mengatur keseimbangan dan membutuhkan waktu lebih lama untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan mudah seperti Alvin sudah makan?. Kerusakan
juga terjadi pada area broca yang membuat Alvin kesulitan untuk bicara, dengan
keadaan ini Alvin sedikit sulit berkomunikasi dengan orang lain .
Kerusakan juga terjadi pada ganglia basalis yang selain berperan dalam output
motorik tapi juga telibat dalam berbagai fungsi kogtinif. Mengakibatkan Alvin
mengalami gangguan pada fungsi kognitifnya, ditandai dengan usia avlin yang sudah
menginjak 14 tahun yang seharusnya berada pada pendidikan tingkat 9 atau 10 tetapi
Alvin kenyataannya Alvin baru ingin menginjak pendidikan tingkat 7 dengan
pendidikan luar biasa. Dari cerebral palsy yang dialami Alvin juga mengakibatkan
retardasi mental akibat dari kerusakan beberapa bagian otak. Beruntungnya retardasi
mental yang dialami Alvin berada di taraf ringan karena masih bisa menjalani
kehidupan sosial dan bisa didik.

15
BAB VI

SIMPULAN

6.1. Simpulan

Retardasi mental adalah kelainan ataua kelemahan jiwa dengan inteligensi


yang kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa
anak). Biasanya terdapat perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan,
tetapi gejala yang utama ialah inteligensi yang terbelakang. dan Cerebral palsy adalah
suatu kelainan gerakan dan postur yang tidak progressif karena kerusakan sel-sel
motorik saraf pusat yang menyebabkan terjadi kelumpuhan atau kurangnya
pengendalian otot sehingga penderita memiliki koordinasi yang buruk.

Retardasi mental banyak sekali penyebabnya, cerebral palsy spastik bisa


menjadi salah satu penyebabnya. Karena kerusakan otak terjadi di bagian yang
berfungsi pada fungsi motorik juga fungsi kognisi. Masyarakat biasanya menganggap
bahwa penderita retardasi mental tidak akan bisa tumbuh dengan baik, tidak bisa
bersosialisasi dan tidak bisa mengenyam pendidikan dengan baik. Sejatinya, penderita
retardasi mental tidak akan bisa tumbuh dengan baik fisik maupun mentalnya jika
tanpa dukungan penuh dimulai dari orang-orang terdekatnya. Setiap orang
mempunyai tujuan dan cita-cita, bukan tidak mungkin penderita retardasi mental
sekaligus cerebral palsy spastic tidak bisa menggapai cita-citanya. Oleh karena itu
sebuah dukungan dari sangat dibutuhkan dimulai dari orang-orang terdekatnya.

16
DAFTAR PUSTAKA

https://ebekunt.wordpress.com/2010/03/30/retardasi-mental/

http://www.cerebralpalsykomunitas.com/299975717

P.J.Pinel. Jhon. 2012. Biopsikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Sugiyono.2012.Metode Penelitian Kombinasi. Bandung :Alfabeta

17

Anda mungkin juga menyukai