PENDAHULUAN
1
BAB II
METODE PENELITIAN
2
BAB III
LANDASAN TEORI
Pada dasarnya penyebab cerebral palsy dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu
tahap prenatal, perinatal dan post natal.(Campbell, 1991)
Permasalahan yang sering terjadi pada tahap prenatal adalah infeksi pada masa
kehamilan. Infeksi merupakan salah satu hal yang dapat menyebabkan kelainan pada
janin, misalnya infeksi oleh lues, toksoplasma, rubela dan penyakit inklusi sitomegalik.
Selain infeksi, anoksia dalam kandungan (anemia, kerusakan pada plasenta), radiasi
sinar-X dan keracunan pada masa kehamilan juga berpotensi menimbulkan Cerebral
Palsy .
Pada masa bayi dilahirkan ada beberapa resiko yang dapat menimbulkan Cerebral
Palsy, antara lain:
a. Brain injury
(1) Anoksia/hipoksia
3
Anoksia merupakan keadaan saat bayi tidak mendapatkan oksigen, yang
dapat terjadi pada saat kelahiran bayi abnormal, disproporsi sefalo-pelvik,
partus lama, plasenta previa, infeksi plasenta, partus menggunakan bantuan
instrumen tertentu dan lahir dengan bedah caesar.
Perdarahan dapat terjadi karena trauma pada saat kelahiran misalnya pada
proses kelahiran dengan mengunakan bantuan instrumen tertentu. Perdarahan dapat
terjadi di ruang sub arachnoid. Perdarahan di ruang subdural dapat menekan
korteks serebri sehingga timbul kelumpuhan spastik.
b. Ikterus
c. Meningitis purulenta
Meningitis purulenta pada masa bayi bila terlambat atau tidak tepat
pengobatannya akan mengakibatkan gejala sisa berupa Cerebral Palsy.
d. Prematuritas
Pada masa pascanatal bayi beresiko mendapatkan paparan dari luar yang dapat
mempengaruhi perkembangan otak, yang mungkin dapat mengakibatkan terjadinya
kerusakan pada otak Kerusakan yang terjadi pada jaringan otak setelah proses
kelahiran yang mengganggu perkembangan dapat menyebabkan Cerebral Palsy,
misalnya pada trauma kapitis, meningitis, ensepalitis dan luka parut pada otak pasca
bedah dan bayi dengan berat badan lahir rendah..
4
Cerebral palsy (CP) dibagi menjadi empat klasifikasi utama untuk
menggambarkan gangguan gerakan yang berbeda. Klasifikasi ini juga mencerminkan
area otak yang rusak. Kelima klasifikasi utama adalah: Spastic, ataxic, athetoid /
dyskinetic, hipotonic dan kombinasi.
a. Spastic (tipe kaku-kaku), dialami saat penderita terlalu lemah atau terlalu kaku.
Jenis ini adalah jenis yang paling sering muncul. Sekitar 65 persen penderita
lumpuh otak masuk dalam tipe ini.
b. CP Ataxic, dapat disebabkan oleh kerusakan pada otak kecil. Bentuk ataksia adalah
jenis kurang umum cerebral palsy, terjadi di paling 10% dari semua kasus.
Beberapa individu memiliki hypotonia dan tremor . Keterampilan motorik seperti
menulis, mengetik, atau menggunakan gunting mungkin akan terpengaruh, serta
keseimbangan, terutama saat berjalan. Adalah umum bagi individu untuk memiliki
kesulitan dengan visual dan /atau proses pendengaran.
c. CP Athetoid, atau cerebral palsy dyskinetic. Orang dengan CP dyskinetic
mengalami kesulitan memegang diri dalam posisi, tegak mantap untuk duduk atau
berjalan, dan sering menunjukkan gerakan spontan. Bagi sebagian orang dengan
CP dyskinetic, dibutuhkan banyak pekerjaan dan konsentrasi untuk mendapatkan
tangan mereka ke tempat tertentu (seperti menggaruk hidung atau meraih cangkir).
Karena nada campuran dan kesulitan menjaga posisi, mereka tidak mungkin
mampu memegang benda, terutama yang kecil yang membutuhkan kontrol motorik
halus (seperti sikat gigi atau pensil). Sekitar 10% dari individu dengan CP
diklasifikasikan sebagai CP dyskinetic tetapi beberapa memiliki bentuk campuran
dengan kelenturan dan tardive. Kerusakan terjadi pada sistem motor atau saluran
piramidal dan ke ganglia basal . Pada bayi baru lahir, tinggi tingkat bilirubin dalam
darah, jika tidak diobati, dapat menyebabkan kerusakan otak dalam ganglia basal
(kernikterus), yang dapat menyebabkan cerebral palsy dyskinetic.
d. CP Hipotonic terjadi pada anak-anak dengan otot-otot yang sangat lemah sehingga
seluruh tubuh selalu terkulai. Biasanya berkembang menjadi spastic atau athetoid.
e. CP Kombinasi adalah campuran spastic dan athetoid
5
3.2. Retardasi mental
3.2.1. Definisi
Infeksi yang terjadi pada masa prenatal dapat berakibat buruk pada
perkembangan janin, yaitu rusaknya jaringan otak. Begitu juga dengan
terjadinya intoksinasi, jaringan otak juga dapat rusak yang pada akhirnya
menimbulkan retardasi mental.
6
intoksinasi, karena masuknya racun atau obat yang semestinya
dibutuhkan.
Keadaan ini dapat diketahui sudah ada sejak dalam kandungan, tetapi
tidak diketahui etiologinya, termasuk anomaly cranial primer dan defek
congenital yang tak diketahui sebabnya.
7
f. Kelainan kromosom
g. Prematuritas
Retardasi mental juga dapat terjadi karena adanya gangguan jiwa yang
berat pada masa kanak-kanak.
i. Deprivasi psikososial
8
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Wawancara
Nama : Alvin
Usia : 14 tahun
Riwayat dan latar belakang subjek penelitian dan penyakitnya dari hasil
wawancara dengan narasumber terpercaya.
JenisPertanyaan Jawaban
Penyebab Alvin bisa menderita Semua berawal saat kadar bilirubin Alvin mencapai
cerebral palsy 23mg/dl pada usia 3 hari setelah kelahirannya.
Sehingga Alvin harus menjalani transfuse darah
untuk menetralisisasi kadar bilirubin dalam
9
darahnya.
Gimana sih ibu sebagai keluarga Yaa ibu mah ngasih dukungan terus, kalo kemana-
nemenin Alvin sampai dia bisa mana ibu selalu nemenin dia. Ga manjain tapi ibu
tumbuh besar kaya gitu biar dia ga putus asa sama keadaannya itu.
Adakah gejala yang dialami saat Ga ada kalau pasca operasi mah. Paling pas
kecil saat paska operasi sebelum operasi itu pernah panas tinggi sama
kejang-kejang.
Bagaimana perilaku sosial Alvin Alvin tuh orangnya supel, ceria, mudah bergaul
di lingkungan rumah dan sama orang, sama setia kawan. Pernah suatu waktu
lingkungan sekolahnya? pas sudah masuk jam pulang sekolah tapi ada salah
satu temannya Alvin yang belumdijemput, lalu
Alvin mau menemani temannya hingga dijemput
orang tuanya. Makanya Alvin sering pulang paling
terakhir.
Tapi kalau di lingkungan rumah dia jarang bergaul,
soalnya di sekitar rumahnya itu ga ada anak
seumuran dia, makanya dia paling kalau main sama
kakaknya.
Pernahkah Alvin menjalani terapi Pernah di Margahayu, MTC, suryakanti. Sama di
setelah operasi sekolah sekarang kan ada bina gerak, jadi disitu
dilatih jalan. Di rumah juga sering di ajak jalan
sama kakaknya.
Apakah Alvin mengonsumsi obat Engga, Alvin ga pernah ngonsumsi obat apa-apa, ya
khusus obat juga paling obat batuk.
Dengan kondisi kaya gini Ga pernah alhamdulillah, Alvin kalo ketemu orang
pernahkah Alvin merasa pesimis lain ga oernah ngerasa pesimis, dia tuh gampang
atau malu bergau sama orang lain sama tingkat kepercayaan
dirinya tuh tinggi.
Alvin itu lebih dekat sama ibu Dia lebih dekat sama ibu, soalnya kan ayahnya
atau ayahnya jarang pulang jadi dia kalo mau apa-apa sama ibu.
Kalau misalnya meminta sesuatu Maksa banget, tapi ga setiap permintaan itu di
Alvin suka memaksa atau tidak turutin sama ibu. Soalnya takut jadi kebiasaan.
Kalau aktifitas belajarnya Alvin Ga ada, cuman ya itu karna penyakitnya
ada gangguan tidak? kemempuan berfikirnya jadi agak terlambat.
Cuman kalo berhitung, menulis, menggambar,
sama membaca semuanya normal. Malah dia paling
10
seneng berhitung.
Bagaimana sih motivasi Alvin Alvin motivasinya tinggi, pernah waktu itu lagi
buat sekolah? jalan-jalan lewat jatinangor. Trus dia nunjuk
nunjuk ITB sambil bilang Alvin kalau udah gede
mau kuliah disana
4.2. Tes
11
Babinsky Negatif
Chaddock Negatif
Oppenheim Negatif
Mendel Bechrew Negatif
Rosolimo Negatif
Motorik
Ototnya sedikit mengecil,
Atropi
khususnya otot kaki
Paramidalis (Inpeksi) Gerakan involunter Negatif
Mucle Twiching Negatif
Fasikulasi Jarang sekali terjadi
Tonus Normal
Paramidalis (Palpasi)
Rigiditas Jarang sekali tejadi
Kekuatan otot 5
HASIL DAN
JENIS TES
KETERANGAN
Fungsi Luhur Kognisi Pembicaraan kurang lancar
Disfasia Sensorik tetapi bisa melakukan
perintah sederhana
Disfasia Motorik Normal
Diseleksia Negatif
Negatif, karena kekakuan
Disgrafia pada tangannya sehingga
tulisannya jelek
Diskalkulia Negatif
Agnosia Negatif
12
Disfasia nominal Negatif
Geografikal Agnosia Negatif
Apraksia Negatif
Bisa mengingat 5 dari 10
Immediate Memory angka dengan waktu 10
detik
Penderita bisa
Fungsi Luhur Memori Recent Memory menceritakan kejadian yang
baru dia alami
Penderita bisa
Remote Memory menceritakan 3 tahun
kebelakang.
Fungsi Luhur Emosi Normal
13
4.3. Analisis
Berdasarkan hasil penelitian pada penderita cerebral palsy spastik serta
membaca beberapa litertur dan daftar pustaka tentang penyakit tersebut sehingga
terjadinya retardasi mental pada penderita cerebralpalsy spastik. Maka penulis
menyampaikan hasil analisis sebagai berikut :
Retardasi mental adalah suatu keadaan dimana terdapat kelainan ataua
kelemahan jiwa dengan inteligensi yang kurang (subnormal) sejak masa
perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak). Biasanya terdapat perkembangan
mental yang kurang secara keseluruhan, tetapi gejala yang utama ialah inteligensi
yang terbelakang.
Cerebral palsy spastic diplegi bisa terjadi karena berbagai factor, tetapi pada
penelitian kali ini cerebral palsy spastic hemplegi terjadi kernikretus ketika dia bayi
yang dimana masuknya bilirubin tak terkonjugasi ke dalam otak, mengakibatkan
rusaknya beberapa bagian pada korteks cerebri dan taktus paramidalis atau Upper
Motor Neuron yang mengganggu system motorik piramidal. Alvin mengalami
kerusakan di girus pre-sentralis pada korteks serebri, walaupun Alvin mempunyai
kekuatan otot yang normal tapi dia kesulitan untuk menjalani aktifitasnya sehari-hari
karena pergerakannya mengalami pergerakan. Karena kernikretusnya juga Alvin
mengalami kerusakan pada hemisfer kanan dan kiri, tetapi kerusakan lebih parah
dialami pada hemisfer kiri akibatnya alat gerak bagian kanan lebih pasif dan tidak
seaktif alat gerak bagian kiri, sehingga memaksa Alvin untuk menulis menggunakan
tangan kirinya. Dan karena itu terjadi gangguan dalam penalarannya. Pada bagian
lobus frontal pada cerebrum Alvin juga mengalami kerusakan sehingga Alvin
mengalami gangguan kemampuan membuat alasan, kemampuan gerak, kognisi,
perencanaan, penyelesaian masalah, memberi penilaian, kreativitas, kontrol perasaan,
kontrol perilaku seksual dan kemampuan bahasa secara umum.
Alvin mengalami kerusakan pada syaraf otak nomor VIII yang berfungsi
untuk pendengaran dan keseimbangan, akibatnya Alvin tidak bisa berdiri tanpa
bersender ke suatu tempat dan tidak langsung merespon ketika kita memanggilnya.
Jika cerebral palsy yang di alami oleh Alvin kategorikan dengan menggunakan Gross
Motor Function Classification System (GMFCS), Alvin berada di level 3 yang
berjalan dengan bantuan alat, membutuhkan bantuan alat pegangan tangan untuk
berjalan diruangan, sedangkan untuk kegiatan diluar menggunakan peralatan beroda,
14
saat bersosialisasi dan kegiatan sekolah, dapat duduk dengan support terbatas dan
mempunyai beberapa kemampuan mandiri untuk transfers (mengubah posisi badan)
dalam posisi berdiri.
Pada bagian cerebellumnya juga mengalami kerusakan sehingga Alvin
kesulitan untuk mengatur keseimbangan dan membutuhkan waktu lebih lama untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan mudah seperti Alvin sudah makan?. Kerusakan
juga terjadi pada area broca yang membuat Alvin kesulitan untuk bicara, dengan
keadaan ini Alvin sedikit sulit berkomunikasi dengan orang lain .
Kerusakan juga terjadi pada ganglia basalis yang selain berperan dalam output
motorik tapi juga telibat dalam berbagai fungsi kogtinif. Mengakibatkan Alvin
mengalami gangguan pada fungsi kognitifnya, ditandai dengan usia avlin yang sudah
menginjak 14 tahun yang seharusnya berada pada pendidikan tingkat 9 atau 10 tetapi
Alvin kenyataannya Alvin baru ingin menginjak pendidikan tingkat 7 dengan
pendidikan luar biasa. Dari cerebral palsy yang dialami Alvin juga mengakibatkan
retardasi mental akibat dari kerusakan beberapa bagian otak. Beruntungnya retardasi
mental yang dialami Alvin berada di taraf ringan karena masih bisa menjalani
kehidupan sosial dan bisa didik.
15
BAB VI
SIMPULAN
6.1. Simpulan
16
DAFTAR PUSTAKA
https://ebekunt.wordpress.com/2010/03/30/retardasi-mental/
http://www.cerebralpalsykomunitas.com/299975717
17