Oleh:
Dimas Eko Kuswantoro
4212100085
Jurusan teknik Sistem Perkapalan
Fakultas Teknologi Kelautan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
Pencemaran Laut
BAB I
PENDAHULUAN
Kalau mesin kapal tidak dipelihara dan dirawat secara baik, maka konsentrasi polutannya
lebih buruk dibandingkan dengan mesin yang dirawat dengan baik.
Yang penting tidak boleh diabaikan adalah peningkatan kualitas bahan bakar.
Seringkali untuk kepentingan penghematan operasional sesaat, bahan bakar yang digunakan
dari jenis harga rendah, atau bahkan bahan bakar yang dioplos. Hal ini akan mengakibatkan
selain mempercepat kerusakan mesin, tapi juga tingkat pencemaran udara yang lebih tinggi.
Dalam artikel kali ini akan lebih menjelaskan tentang metode maupun alat-alat pengurang
emisi.
Hidrokarbon(HC)
Jika pembakaran berlangsung sempurna, HC dari BBM akan habis terbakar. Tapi jika proses
dari ruang bakar tidak efisien, sisa HC yang tidak terbakar akan keluar bersama asap
knalpot. Semakin banyak sisa HC di asap knalpot, berarti proses pembakaran semakin tidak
efisien. Ketika masih berada di tangki bahan bakar, HC adalah senyawa berguna yang akan
menghasilkan energy. Tapi ketika ia keluar bersama asap, statusnya tak beda dengan sampah
udara
Pencemaran Udara
Dampak Pencemaran Udara:
Pencemar utama dalam atmosfer yang berbahaya bagi materi dan kesehatan
manusia adalah : Hidrokarbon, Oksida nitrogen, karbon monoksida (CO),
Oksidan Photokimia, Partikel, Sulfur Dioksida ( SO2) , Asbestos dan logam-
logam.
Pengendalian Pencemaran Udara:
Atmosfer memiliki kemampuan alami yang dikenal self cleansing.
Perlengkapan pengendalian pencemaran udara prinsipnya mengikuti proses
penyisihan partikel dan gas pencemar di atmosfer.
Pendekatan dalam pengendalian pencemaran udara adalah pengenceran dan
pengandalian pencemar pada sumber
Kecepatan droplet
CSNOx terdiri dari 5 subsistem, yaitu Seawater Intake Bio Fouling Control yang
berfungsi menahan pertumbuhan organisme dan melindungi pipa sistem keseluruhan; Spray
Water dengan tiga komponen Sulphur Absorption Enhancer (SAE), Mineral Scale Control
(MSC) dan CO2 dan NOx Reducer (CNR) yang berfungsi meningkatkan pH dan
mengaktivasi air sebelum disalurkan ke menara penekan; Abator Tower atau menara penekan
berfungsi sebagai ruang reaksi antara air teraktivasi dengan gas buang; Wash Water menjaga
agar air yang keluar dari menara penekan tetap mempunyai pH minimal 6,5; Exhaust Gas
Monitoring yang berfungsi memantau tekanan, komposisi dan suhu gas yang keluar dari
menara penekan serta tinggi permukaan air di dalam menara penekan.
Uji coba yang dilakukan pada sebuah kapal tanker berbobot 100.000 ton di bulan
Februari 2010, yang berangkat dari Singapura menuju Timur Tengah menunjukkan
penurunan emisi SO2 sebesar 99%, 77% untuk CO2, dan 66% untuk NOx. Hasil tersebut
sudah diverifikasi oleh American Bureau of Shipping.
REFERENSI
http://www.planethijau.com/mod.php?mod=publisher&op=viewcat&cid=67
{HYPERLINK "http://navale-engineering.blogspot.com"}
{HYPERLINK "http://aranpelaut.blogspot.com/2013/04/kotoran-dan-sampah-kapal.html"}
http://officerofthewatch.com/2012/11/07/ships-garbage-management-under-revised-marpol-
annex-v/