Anda di halaman 1dari 22

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
perkenaanNya kami dapat menyusun materi Makalah dengan judul : Analisa Sintesa
Tindakan Keperawatan Pada Klien Nn. R Dengan Iskemik Miokard di Ruang IRD Non
Bedah RS Wahidin Sudirohusodo dapat kami selesaikan dengan baik dan tidak
kekurangan sesuatu apapun.
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk menambah pemahaman/wawasan
berpikir yang kritis dalam menganalisa tindakan keperawatan yang tepat dan efektif
terhadap kasus-kasus kegawat daruratan khususnya pada kasus iskemik miokard ini.
Disamping itu materi ini disusun oleh kelompok A2 juga sebagai suatu tugas dalam
rangka seminar di akhir kegiatan Praktik Klinik Keperawatan Gawat Darurat Profesi Ners
Fakultas Kedokteran Unhas.
Pada kesempatan yang baik ini pula ijinkan kami mengucapkan banyak
terimakasih kepada :
1. Pihak RS Wahidin Sudirohusodo yang telah memberikan kesempatan kepada
kami untuk melakukan praktek klinik Profesi Gawat Darurat pada institusi ini.
2. Ibu Hasna Nosi, SKep, Ners, selaku pembimbing institusi Praktik Klinik Profesi
Keperawatan Gawat daruratan yang telah memberi arahan kepada kami untuk
perbaikan penyusunan makalah ini.
3. Pihak Ruangan IRD Non Bedah RS Wahidin S selaku penanggung jawab ruangan
perawatan yang telah banyak memberi kesempatan kepada kami dengan leluasa
untuk melakukan tindakan keperawatan yang bermakna pada kasus yang kami
ambil sebagai Analisa Tindakan Keperawatan.
4. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah membantu
kami dalam penyusunan materi makalah ini.
Kami sadari bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena berbagai saran dan kritik sangatlah kami harapkan dari berbagai pihak yang
membaca meteri makalah ini guna penyempurnaan penyusunannya.
Demikianlah sajian materi dari kami, semoga dapat bermanfaat bagi kita sekalian,
selamat belajar. Semoga sukses tetap kita dapat raih secara bersama-sama dalam suatu
kebersamaan kita yang semakin erat. Terima kasih.

November 2004
Penyusun

Kelompok A2
Daftar Isi

No. Halaman
Halaman Judul..............................................................................................................i
Daftar Nama Kelompok................................................................................................ii
Kata Pengantar..............................................................................................................iii
Daftar Isi.......................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
BAB II LANDASAN TEORI......................................................................................2
A. Gambaran Iskemik Miokard.............................................................................2
B. Etiologi..............................................................................................................2
C. Manifestasi Klinis.............................................................................................2
D. Klasifikasi Angina.............................................................................................3
E. Diagnosis...........................................................................................................4
F. Penatalaksanaan................................................................................................4
G. Proses Keperawatan..........................................................................................5
BAB III TINJAUAN KASUS.....................................................................................9
A. Pengkajian.........................................................................................................9
B. Tindakan Keperawatan.....................................................................................10
C. Diagnosa Keperawatan Dan Laporan Analisa Sintesa Tindakan
Keperawatan.....................................................................................................11
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................................15
BAB V PENUTUP......................................................................................................16
A. Kesimpulan.......................................................................................................16
B. Saran.................................................................................................................17
Daftar Pustaka..............................................................................................................vi
BAB I
PENDAHULUAN

Dengan pergeseran pola kependudukan, bergeser pula pula penyakit di


masyarakat, yaitu dari penyakit infeksi, baik infeksi saluran napas maupun
gastrointestinal yang sampai saat ini masih menduduki sebab kematian yang utama,
kepada penyakit-penyakit degeneratif seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,
penyakit kanker dan sebagainya. Penyakit jantung dan pembuluh darah dengan kata lain
penyakit kardiovaskuler dalam kurun waktu 10 tahun terakhir menunjukkan kenaikan
yang jelas.
Selain faktor kependudukan, yang mempengaruhi meningkatnya penyakit jantung
dan pembuluh darah juga adalah faktor berubahnya masyarakat agraris menjadi
masyarakat industri. Hal ini terutama terlihat dikota-kota besar, dimana terdapat
ketegangan jiwa, berubahnya kebiasaan hidup seperti kurang bergerak, berubahnya pola
makan ke arah konsumsi makanan tinggi lemak, kebiasaan merokok dan lain sebagainya.
Penyakit jantung dan pembuluh darah yang terbanyak di Indonesia adalah
penyakit jantung koroner dan penyakit jantung reumatik, dan penyakit hipertensi. Namun
penyakit jantung bawaan juga semakin banyak ditemukan karena perbaikan diagnostik
dan pelayanan perawatan perinatal.
Penyakit jantung koroner adalah terjadinya ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen miokard. Ketidakseimbangan itu terjadi akibat : (1) Penyakit jantung
koroner, (2) Penurunan aliran darah, (3) peningkatan kebutuhan oksigen di miokard, atau
(4) Spasme arteri koroner. Penyebab terserang adalah arterosklerosis.
Dalam penanganan perlu dipahami perjalanan penyakit, presentasi klinis,
pemeriksaan fisik yang dilengkapi dengan foto roentgen, elektrokardiogram dan
laboratorium.
Peranan perawat professional sangatlah diperlukan dalam melakukan tindakan
keperawatan secara optimal kepada klien. Penanganan klien yang tidak adekuat dapat
mengakibatkan bahaya komplikasi yang memperburuk keadaan klien sehingga dapat
menyebabkan kematian.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Gambaran Iskemik Miokard


Kebutuhan oksigen miokardium akan meningkat karena latihan, stress emosional,
merokok, makan makanan berat, dan terpajan dengan cuaca dingin dan kelembaban
yang ekstrim. Vasodilatasi arteri coroner meningkatkan suplai darah,sehingga
permintaan ekstra dapat terpenuhi. Atherosklerosis coroner atau vasospasme,
bagaimanapun, dapat menghambat vasodelatasi coroner secara adekuat yang
mungkin dapat mengakibatkan iskemik miokard.
Iskemik dapat bersifat reversibel, tapi jika aliran darah miokard tidak bertambah,
atau kebutuhan oksigen miokadial tidak dikurangi, iskemia dapat berkembang
dengan cepat ke kematian sel (Myocardial Infark).
Angina Pektoris, secara harafiah adalah nyeri dada adalah suatu gejala iskemik
miokardial. Iskemik miokardial dapat terjadi tanpa angina, ataupun, menunjukan
iskemik diam.
Angina pektoris adalah suatu sindroma klinis yang ditandai dengan epidsode atau
paroksisma nyeri atau perasaan tertekan di dada depan.

B. Etiologi
Penyebabnya diperkirakan berkurangnya aliran darah koroner. Terjadi
aterosklerosis koroner dimana ini ditandai dengan penimbunan abnormal lipid atau
bahan lemak dan jaringan fibrosa di dinding pembuluh darah yang mengakibatkan
perubahan struktur dan fungsi arteri dan penurunan aliran darah ke jantung.

C. Manifestasi Klinis
Iskemia otot jantung menyebabkan nyeri dengan derajat yang bervariasi, mulai
dari rasa tertekan pada dada sampai nyeri hebat yang disertai dengan rasa takut atau
rasa akan menjelang ajal. Nyeri sangat terasa pada pada daerah belakang sternum atas
atau ketiga tengah (retrosternal). Meskipun nyeri biasanya terlokalisasi, namun nyeri
tersebut dapat menyebar ke leher, dagu, bahu, dan aspek dalam ekstremitas atas.
Pasien biasanya memperlihatkan rasa sesak, tercekik dengan kualitas yang terus
menerus. Rasa lemah atau baal dilengan atas, pergelangan tangan dan tangan akan
menyertai rasa nyeri. Selama terjadi nyeri fisik, pasien mungkin merasa segera akan
meninggal. Karakterisitik utama nyeri angina adalah nyeri tersebut akan berkurang
apabila faktor presipitasinya dihilangkan.

D. Klasifikasi Angina
Ada beberapa jenis sistem kategori untuk angina. Sebagai contoh, sistem Canada
yang didasarkan pada kapasitas fungsional dan menggunakan semua jenis angina.
Sistem lain yang telah dikembangkan lebih mengarah pada angina nonstabil.
1. Angina Stabil (Klasik)
Angina stabil dicirikan sebagai episode penampang sementara dari nyeri dada
substernal atau ketidaknyamanan (yang mana dapat disertai nyeri lengan tangan
atau rahang) berhubungan kepada aktivitas yang meningkatkan tuntutan oksigen
miokardial. Pola ini biasanya dapat diramalkan. Dengan istirahat atau pemberian
nitrogliserin sublingual biasanya dapat membebaskan rasa tidak nyaman dalam
beberapa menit kemudian.
Padanan anginal juga dapat dicirikan dengan sensasi dispnea, kelelahan
berlebihan atau kelemahan, atau lengan tangan yang terisolasi, atau nyeri rahang
sebagai manifestasi mayor untuk iskemik cardiac. Pada orang yang lebih tua
mungkin mempunyai penglaman padanan anginal yang telah digambarkan, atau
palpitasi, keringat berlebihan, kepusingan, atau sincope sebagai manifestasi
angina.
2. Angina Variant (Prinzmetals Angina)
Angina variant, sedikit umum terjadi pada angina, dicirikan dengan episode nyeri
dada yang terjadi saat istirahat. Rasa tidak nyaman dapat berlangsung lama,
menjengkelkan, dan tidak cepat baik walaupun telah diberikan nitrogliserin
dengan segera. Angina variant disebabkan oleh penyempitan arteri coroner dan
dapat disertai dengan elevasi sementara dari segmen ST. elevasi segment ST
sementara direkam selama episode angina variant haruslan tidak dibingungkan
dengan perekaman segmen elevasi ST pada fase akut Iskemik Miocard.
3. Angina Nonstable
Angina nonstabil adalah sindrom yang diklasifikasikan sebagai antara dalam
keadaan antara angina stabil dan iskemik miokardial. Corak utama adalah
serangan awal dari angina, angina yang terjadi lama pada saat istirahat, atau suatu
perubahan pola dalam pola angina. Ini diyakini karena angina nonstabil biasanya
dihasilkan dari rupture plaque atherosclerotic, yang secara parsial membuat
trobosis pada arteri coroner. Dalam penambahan, tanda pasti dan gejala yang
diperkirakan dari angina nonstabil dapat digunakan untuk menentukan
kemungkinan penyakit coroner signifikan yang berat dan risiko kematian
mendadak.

E. Diagnosis
Iskemik Miokadial dapat di diagnosa dengan riwayat penyakit pasien, ECG, testing
stress, penggambaran jantung, echocardiography, dan angiography. Pasien dengan
nyeri dada dapat distratifikasikan kedalam rendah atau golongan risiko tinggi untuk
iskemik miokardial didasarkan pada riwayat dan hasil penemuan laboratorium.

F. Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan medis angina adalah menurunkan kebutuhan oksigen jantung
dan untuk meningkatkan suplai oksigen.
Terapi Farmakologi :
1. Nitrogliserin : senyawa nitrat merupakan obat utama untuk menangani angina
pektoris. Nitrogliserin diberikan untuk menurunkan konsumsi oksigen jantung
yang akan mengurangi nyeri angina. Nitrogliserin adalah bahan vasoaktif yang
berfungsi melebarkan baik vena maupun arteri sehingga mempengaruhi sirkulasi
perifer. Nitrogliserin biasanya diletakakkan dibawah lidah (sublingual) atau dipipi
(kantong bukal) dan akan menghilangkan nyeri iskemia dalam 3 menit.
2. Penyekat Beta-adrenergik : bila pasien tetap menderita nyeri dada meskipun
telah mendapatkan nitrogliserin dan merubah gaya hidup, maka perlu untuk
diberikan bahan penyekat be-adrenergik. Propranolol hidroklorit (Inderal) masih
merupakan obat pilihan. Obat ini berfungsi menurunkan konsumsi oksigen
dengan menghambat impuls simpatis ke jantung. Hasilnya terjadi penurunan
frekwensi jantung, tekanan darah, dan waktu kontraktilitas jantung yang
menciptakan suatu keseimbangan antara kebutuhan oksigen jantung dan jumlah
oksigen yang tersedia.
3. Antagonis Ion Kalsium/Penyekat Kanal Penyekat atau antagonis kalsium
memiliki sifat yang sangat berpengaruh pada kebutuhan dan suplai oksigen
jantung, jadi berguna untuk menangani jantung. Secara fisiologis, ion kalsium
berperan ditingkat sel mempengaruhi kontraksi disemua jaringan otot dan
berperan dalam stimulasi listrik pada jantung.
Hati-hati penggunaannya pada pasien gagal jantung Karena obat ini akan
menyekat kalsium yang mendukung kontraktilitas. Hipotensi dapat terjadi pada
pemberian intra vena (IV).
4. Kontrol Terhadap Faktor Risiko : berhenti merokok karena dapat menyebabkan
takikardia dan naiknya tekanan darah, sehiongga memaksa jantung bekerja keras.
Orang obesitas dianjurkan untuk menurunkan berat badan untuk mengurangi kerja
jantung.

G. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
Perawat mengumpulkan informasi tentang seluruh segiaktivitas pasien, terutama
mereka yang ditemukan berisiko mengalami sertangan jantung atau nyeri angina.
Pertanyaan yang sesuai mencakup :
Kapan cenderung terjadi serangan ? setelah makan ? setelah melakukan
aktivitas tertentu ? setelah melakukan aktivitas fisik secara umum ? setelah
mengunjungi keluarga atau teman-teman ?
Bagaimana pasien menggambarkan nyerinya ?
Apakah awitan nyeri mendadak atau bertahap ?
Berapa lama hal itu terjadi dalam berapa detik ? menit ? jam ?
Apakah kualitas nyeri menetap dan terus menerus ?
Apakah rasa tidak nyaman disertai dengan gejala seperti respirasi yang
berlebihan, sedikit sakit kepala, mual, palpitasi, dan napas pendek ?
Berapa menit lagi berlangsung setelah minum nitrogliserin ?
Bagaimana nyeri berkurang ?
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarakan pada data pengkajian, diagnosa keperawatan utama untuk klien ini
mencakup yang berikut :
1. Gangguan perfusi jaringan b.d menurunya suplai oksigen ke otot jantung.
2. Nyeri b.d iskemia miokardium
3. Cemas b.d rasa takut akan kematian
4. Kurang pengetahuan tentang sifat dasar penyakit dan metode untuk
menghindari komplikasi.
5. Potensial terjadi ketidakpatuhan terhadap aturan terapeutik b.d tidak mau
menerima perubahan pola hidup yang sesuai.
Tujuan :
Tujuan utama mencakup mencegah nyeri, mengurangi cemas, menghindari salah
pemahaman terhadap sifat dasar penyakit dan perawatan yang diberikan,
mematuhi program perawatan diri dan mencegah komplikasi.
Intervensi :
Pencegahan Nyeri : Pasien harus memahami gejala kompleks dan harus
menghindari aktivitas yang diketahui akan menyebabkan nyeri angina seperti
latihan mendadak, pajanan terhadap dingin, dan kegembiraan emosional. Belajar
untuk berubah, menyesuaikan dan beradaptasi terhadap stress tersebut amatlah
penting.
Bagi pasien yang serangannya terutama terjadi pada pagi hari, perlu dilakukan
pembuatan jadwal kegiatan sehari-hari. Pada tahap pertama pasien harus
merencanakan bangun setiap pagi lebih awal setiap pagi agar biasa mandi dan
berdandan dengan lebih santai. Idealnya kegiatan tidak terburu-buru ini dilakukan
sepanjang hari, sehingga semua tugas dan perjanjian yang dirancanakan dapat
dijalankan dengan tanpa terburu-buru atau rasa tertekan.
Setiap pasien dengan angina pektoris memulai semua gerakan yang nyaman,
mencegah pajanan terhadap dingin, mencegah tembakau, makan sedikit dan
teratur dan mempertahankan berat badan dalam batas yang dianjurkan.
Penggunaan obat bebas yan dibeli di toko obat sebaiknya dihindari, terutama pil
diet, dekongestan hidung atau obat lain mengandung zat yang menaikan
frekwensi jantung dan tekanan darah.
Mengurangi Kecemasan. : Pasien-pasien ini biasanya mempunyai rasa takut akan
kematian. Untuk pasien rawat inap, asuhan keperawatan direncanakan sedemikian
rupa sehingga waktu dimana ia jauh dari tempat tidur diusahakan seminimal
mungkin, karena perasaan takut akan meninggal tersebut sering dapat dikurangi
dengan kehadiran fisik orang lain. Pasien rawat jalan harus diberikan informasi
penting mengenai penyakitnya dengan penjelasan mengenai pentingnya mematuhi
petunjuk yang telah diberikan.
Penyuluhan Pasien dan Pendekatan Asuhan Rumah : Program penyuluhan untuk
pasien dengan angina dirancang untuk menjelaskan sifat dasar penyakit dan
menunjukkan data yang diperlukan untuk mengatur kembali kebiasaan hidup
untuk mencapai tujuan sebagai berikut : (1) Mengurangi frekwensi dan beratnya
serangan angina (2) memperlambat perkembangan penyakit yang mendasarinya,
bila mungkin (3) memberikan perlindungan bagi kompklikasi lain.
Evaluasi :
Hasil yang diharapkan :
a. bebas dari nyeri.
b. Menunjukkan penurunan kecemasan.
Memahami penyakit dan tujuan perawatannya.
Mematuhi semua aturan medis.
Mengetahui kapan harus meminta bantuan medis bila nyeri
menetap atau sifatnya berubah.
Menghindari tinggal sendiri disaat terjadi episode nyeri.
c. Memahami cara mencegah komplikasi dan menunjukkan tanda bebas dari
komplikasi.
Menjelaskan proses terjadinya angina.
Menjelaskan alasan tindakan pencegahan komplikasi.
EKG dan kadar enzim jantung normal.
Bebas dari tanda dan gejala infark miokardium akut.
d. Mematuhi program perawatan diri
Menunjukkan pemahaman mengenai terapi farmakologi.
Kebiasaan sehari-hari mencerminkan penyesuaian gaya hidup.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas Klien :
Nama : Nn.R
Umur : 21 tahun
Alamat : Jl. Abd. Daeng Sirua
No. Register :-
Pendidikan : Mahasiswa STIMIK
Pekerjaan : Mahasiswa
Tgl MRS : 23 Oktober 2004
Tgl. Pengkajian : 23 Oktober 2004
Dx. Medis : Iskemik Miokard
2. Keluhan Utama :
Klien masuk dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri tembus sampai ke
belakang disertai sesak napas.
Riwayat Keluhan utama : nyeri dialami klien sejak tadi malam dan semakin
menghebat pada pagi harinya dan disertai sesak napas, pusing, mual akral
dingin,keringat dingin, sianosis perifer. Klien pernah dirawat di RS dengan
keluhan yang sama, riwayat pengobatan tidak teratur.
3. Status Generalis
o Tampak sakit berat, gizi baik, kesadaran komposmentis.
o Keadaan kejiwaan : klien tampak cemas.
o Pupil isokor ka/ki 2 cm, refleks cahaya +/+
4. Primery Survey
A : Tidak ada obstruksi
B : Spontan, tachipnea 40 x/menit, retraksi otot-otot dada (+).
C : TD 30/90 mmHg, nadi 120 x/manit cepat, lemah, regular, CRT > 3 detik,
akral dingin, terdapat sianosis perifer.
D : GCS : E4 V5 M6 = 15
E : EKG : sinus takikardia, wall anterior ischemic miocardiac.
5. Secondary Survey
a. Sirkulasi
TD : 130/90 mmHg, nadi 120 x/menit, cepat, lemah dan regular, CRT > 3
detik akral dingin, sianosis perifer, BJ 1 dan BJ 2 murni, bunyi tambahan
tidak ada. Tidak ada distensi vena jugularis.
b. Pernapasan
Tachipnea 40 x/menit, bunyi napas bronchovesikuler, bunyi tambahan
tidak ada, tidak ada batuk dan sputum, tidak ada riwayat merokok.
c. Nyeri/Ketidaknyamanan
Nyeri dada sebelah kiri tembus ke belakang dialami klien setelah
beraktivitas di kampus, nyeri hilang dengan beristirahat, ekspresi wajah
meringis, tangan klien selalu memgang dada sebelah kirinya.
d. Integritas Ego
Klien nampak tegang, gelisah dan khawatir tentang penyakitnya.
e. Neurosensori
Klien merasa pusing bila bangun dari tempat tidur.
B. Tindakan Keperawatan
1. Mengatur posisi tidur/baring semi fowler.
2. Memasang oksigen binasal 5 liter/menit.
3. melakukan akses IV kateter, IVFD RL 20 tetes/menit.
4. Merekam EKG 12 lead, hasil : sinus takikardia, iskemik miokardial, wall
anterior ischemia.
Mengukur tanda-tanda vital , hasil : TD 130/90 mmHg, Nadi 120 x/menit,
pernapasan 40 x/menit, SB 36,20C.
5. Kolaborasi dalam pemeriksaan radiology/foto thorax dan laboratorium
Hasil Laboratorium :
Hb 12 g%
Leuko 7000 mm3
GDS 103 gr/dl
Hasil radiology : Cordae Pulmo kesan normal

C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan penurunan suplai oksigen ke miokard.

LAPORANANALISA
ANALISASINTESA
SINTESATINDAKAN
TINDAKANKEPERAWATAN
KEPERAWATAN
LAPORAN
PADAKLIEN
KLIENNn.
Nn.RRDENGAN
DENGANISKEMIK
ISKEMIKMIOKARD
MIOKARD
PADA
DIRUANG
RUANGIRD
IRDNON
NONBEDAH
BEDAH
DI
RSDR.
DR.WAHIDIN
WAHIDINSUDIROHUSODO
SUDIROHUSODO
RS
MAKASSAR
MAKASSAR

A. Identitas Klien
Nama : Nn. R
Umur : 21 Tahun
Alamat : Jl. Abd. Daeng Sirua
Dx. Medis : Iskemik Miokardial
B. Data Pengkajian
Keluhan Utama : Nyeri dada
Riwayat Keluhan Utama : Nyeri dada sebelah kiri menyebar ke punggung, dialami
klien sejak tadi malam dan semakin menghebat pada pagi harinya disertai sesak
napas, pusing, mual, akral dingin, keringat dingin, sianosis perifer. Klien pernah di
rawat di RS 2 kali dengan keluhan yang sama. Riwayat pengobatannya tidak teratur.
Observasi tanda-tanda vital :
TD : 130/90 mmHg, nadi 120 x/menit, SB : 36,20C, pernapasan 40 x/menit.
Terpasang IVFD RL 20 tetes/menit.
C. Diagnosa Keperawatan
Nyeri berhubungan dengan penurunan suplai oksigen ke miokard ditandai dengan :
DS : - Klien mengatakan nyeri dada hingga tembus ke punggung belakang disertai
sesak napas.
DO : - CRT > detik - Akral dingin
- Sianosis perifer - Respirasi 40 x/menit
D. Prinsip-prinsip Tindakan dan Rasional
Pemberian oksigen sesuai kebutuhan klien dengan memperhatikan prosedur dan
teknik aseptik serta antiseptik.
Rasional : memenuhi kecukupan oksigen ke jaringan tanpa menimbulkan komplikasi.
Persiapan alat :
Kanula nasal steril
Selang oksigen steril
Humidifier
Sumber oksigen dan flow meter
Plester
Langkah-langkah dan Rasional :
1. Mencuci tangan, Rasional : mengurangi transmisi mikroorganisme.
2. Hubungkan kanula ke selang oksigen, rasional : menciptakan hubungan
dengan sumber oksigen, selang oksigen mempunyai panjang tambahan
sehingga klien dapat bergerak.
3. Atur aliran oksigen sampai kecepatan yang ditentukan, biasanya antara 1-6
liter/menit. Observasi bahwa air di humidifier bergelembung, rasional :
memeberikan oksigen pada kecepatan yang ditentukan. Kecepatan aliran
oksigen lebih besar dari 6 liter/menit akan meningkatkan konsentrasi oksigen
tetapi dapat mengiritasi mukosa nasal, menyebabkan tertelannya gas dan
distensi abdominal.
4. Pasang slang kanula pada hidung klien dan atur pengikat untuk kenyamanan
klien, rasional : mengurangi kesempatan klien untuk melepaskan kanula
karena ketidaknyamanan.
5. Periksa kanule tiap 8 jam serta kecepatan aliran oksigen, rasional : menjamin
potensi kanule dan aliran oksigen.
6. Pertahankan humidifier terisi setiap saat, rasional : mencegah inhalasi oksigen
yang tidak lembab.
7. Kaji cuping hidung, septum dan hidung eksternal klien terhadap kerusakan
mukosa dan/kulit tiap 6-8 jam, rasional : penggunaan jangka panjang oksigen
nasal dapat meningkatkan risiko kerusakan mukosa pada septum. Plester dapat
mengiritasi batang hidung. Pengikat elastik dapat menekan daun telinga.
8. Catat pada catatan klien waktu pemberian, kecepatan aliran dan respon klien,
rasional : mendokumentasikan bahwa prosedur telah dilakukan dan sebagai
media informasi kepada tim kesehatan/perawat lainnya.
9. Mencuci tangan, rasional : mencegah transmisi mikroorganisme.
E. Tujuan Tindakan Dilakukan
1. Meningkatkan fungsi jaringan yang adekuat.
2. Mempertahankan oksigenasi yang adekuat.
3. Mencegah kerusakan otak.
F. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi
1. Iritasi pada mukosa nasal, trachea dan bronckus
Pencegahan :
1. Gunakan humidifier yang dipanaskan secara langsung dengan filter bakteri,
uap dingin tak di anjurkan karena tahan terhadap sterilisasi sehari-hari.
2. Gunakan air yang steril pada humidifier.
3. Jangan berikan oksigen dengan aliran melebihi 6 liter/menit jika tidak
menggunakan highflow.
2. dapat terjadi infeksi nosokomial apabila kanule tidak pernah
dibersihkan.
Pencegahan :
1. Selang/kanule yang telah di pakai di rendam dengan savlon/alkohol 90%,
dibersihkan lalu dikeringkan (simpan ditempat steril).
2. Terdapat persediaan selang steril dan siap pakai.
3. Sebaiknya tidak menggunakan air PAM karena seringkali terkontaminasi oleh
pseudomonas/mikroorganisme lain.
G. Hasil didapatkan dan maknanya
1. Klien mengatakan nyeri dapat berkurang
2. Klien tidak sanosis (kuku jari tangan dan kaki), hasil : jari tangan dan kaki klien
nampak berwarna merah muda setelah jam pemasangan oksigen
3. Perfusi jaringan berjalan baik, hasil : CRT : 2 detik.
4. Pernapasan normal, hasil : P : 28 x/menit, nadi : 28 x/menit setelah pemberian
oksigen.
5. Terpenuhinya kebutuhan oksigen ke seluruh jaringan tubuh.
Maknanya : suplai oksigen yang adekuat akan memnuhi kebutuhan metabolisme sel
miokard, sehingga iskemia mokard tidak berlangsung lama atau tidak terjadi
kerusakan jaringan miokard lebih lanjut (terjadi infark miokard).
H. Identifikasi tindakan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah/dx. Keperawatan tersebut (mandiri/kolaborasi) :
1. Pantau tanda-tanda vital terutama pernapasan meliputi pola, irama seperti apnea.
2. Lakukan pemantauan adanya tanda-tanda sianosis.
3. Mempertahankan posisi kepala dengan meninggikan tempat tidur 30 derajat
untuk menurunkan tekanan vena intrakranial.
4. Kolaborasi : Pemeberian oksigen dalam liter/menit, pemeriksaan gas darah arteri.
I. Evaluasi Diri
Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan tersebut, sebagian dari prinsip tindakan
telah dilakukan. Hal lain yang belum dapat dilaksanakan adalah observesi
mukosa/kulit/cuping tiap 8 jam. Hal ini disebabkan karena segera setelah 6-8 jam
setelah observasi di Ruang IRD Non Bedah, klien langsung dipindahkan ke ruang
ICCU RS Akademis.
BAB IV
PEMBAHASAN

Dari hasil pengkajian yang telah kami lakukan dengan menggunakan gabungan
antara Pengkajian Sistem Divisi dan Analisa Sintesa Tindakan Keperawatan pada kasus
dengan diagnosa medis : iskemik miokard yang didapatkan, kami menemukan 1 diagnosa
keperawatan actual yaitu : nyeri (akut) b.d penurunan suplai oksigen ke jaringan miokard.
Hal ini kurang representative jika dibandingkan dengan teori telah disebutkan terdapat 5
diagnosa keperawatan actual. Tetapi kami baranggapan bahwa penerapan Asuhan
Keperawatan pada kondisi kegawat daruratan yang kami lakukan telah menjawab
permasalahan utama yang muncul dari respon klien pada saat itu yaitu : nyeri (akut).
Klien hanya berada dirungan IRD Non Bedah untuk dilakukan observasi 6-8 jam guna
menstabilkan keadaan umum klien.
Dari diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan dan setelah dilakukan intervensi
dengan seksama yaitu dengan pemberian oksigen sesuai kebutuhan klien dengan
memperhatikan prosedur teknik aseptic dan antiseptik, dalam waktu 2 jam setelah
dievaluasi tujuan dapat tercapai dengan criteria yaitu : Klien mengatakan nyerinya
berkurang, klien tidak sanosis (kuku jari tangan dan kaki), hasil : jari tangan dan kaki
klien nampak berwarna merah muda setelah jam pemasangan oksigen. Perfusi jaringan
berjalan baik, hasil : CRT : 2 detik. Pernapasan normal, hasil : P : 28 x/menit, nadi : 88
x/menit setelah pemberian oksigen.
BAB V PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Iskemik miokard adalah suatu kondisi yang terjadi pada jaringan
miokardium dimana jaringan miokard mengalami penurunan suplai oksigen
oleh karena terjadi penyempitan arteri koroner.
2. Gejala yang khas pada iskemik miokard adalah nyeri dada yang akut dan
sesak napas seperti rasa tercekik.
3. Dari pengkajian keperawatan secara teori didapatkan 5 masalah
keperawatan yaitu :
a. Gangguan perfusi jaringan.
b. Nyeri
c. Cemas
d. Kurang pengetahuan tentang sifat dasar penyakit dan metode untuk
menghindari komplikasi.
e. Potensial terjadi ketidakpatuhan terhadap aturan terapeutik .
Sedangkan pada tinjauan kasus ditemukan 1 masalah keperawatan yaitu :
a. Nyeri (akut)
4. Dari intervensi yang telah dilakukan dengan tepat dan efektif yaitu dengan
pemberian oksigen sesuai kebutuhan dan dilakukan evaluasi didapatkan hasil
yaitu : nyeri dapat teratasi dengan criteria :
o Klien mengatakan nyeri yang dirasakan berkurang.
o Klien tidak sanosis (kuku jari tangan dan kaki), hasil :
jari tangan dan kaki klien nampak berwarna merah muda setelah jam
pemasangan oksigen
o Perfusi jaringan berjalan baik, hasil : CRT : 2 detik.
o Pernapasan normal, hasil : P : 28 x/menit, nadi : 88
x/menit setelah pemberian oksigen.
o Terpenuhinya kebutuhan oksigen ke seluruh jaringan
tubuh.

B. Saran
1. Diharapkan dalam melakukan tindakan
keperawatan Gawat Darurat, perawat harus benar-benar memperhatikan hal-hal
yang sangat prioritas bagi klien berdasarkan prinsip-prinsip kegawatdaruratan
(Sistem Air way, breathing, circulation).
2. Diharapkan kepada perawat dalam
melaksanakan tindakan keperawatan pada ruangan Intensif Rawat Darurat agar
lebih memperhatikan teknik aseptic dan antiseptic serta memperhatikan
prosedur penatalaksanaan tetap yang telah ditetapkan guna mengindari
penyebaran mikroorganisme ke klien dan kepada perawat sendiri sebagai
pelaksana Asuhan Keperawatan, agar dapat memberikan Asuhan Keperawatan
yang berkualitas kepada klien.
DAFTAR PUSTAKA

Pusat Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah Nasional Harapan Kita, Buku Ajar
Keperawatan Kardiovaskuler, Edisi Pertama, Penerbit Bidang Diklat Pusat
Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah Nasional Harapan Kita, Jakarta 2001.

Lily Janudiati Pikantono dkk, Buku Ajar Kardiologi, Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, 2002.

Doenges, Moorhouse, Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman Untuk Perencanaan


dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3, EGC, Jakarta, 1999.

Susan C. Woods, Cardiac Nursing, Fourth Edition, Lippincott Williams dan Wilking
2000, 227 East Washington square, Philadelphia, PA 19106.

Direktorat Keperawatan dan Keteknikan Medik, Rancangan Pedoman Peran dan


Fungsi Perawat pada Safe Community, Direktorat Jenderal Pelayanan Medik,
Departemen Kesehatan RI, 2003.

Anda mungkin juga menyukai