Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH POSISI PENGELASAN DAN JENIS ELEKTRODA TEMPER

BEAD WELDING TERHADAP KETANGGUHAN HASIL LAS SMAW PADA


BAJA SS 41

Yanuar Pribadi, Eko Siswanto, Rudy Soenoko,


Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang
Jl. MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia
Email: pribadi.engineer@gmail.com

ABSTRAK

Pengelasan merupakan sebuah proses penyambungan dua atau lebih logam


yang banyak diaplikasikan dalam dunia industri. Dewasa ini terdapat teknik untuk
memerbaiki sifat logam hasil las diantaranya adalah temper bead welding. Penelitian
ini dilakuakan untuk mengetahui pengaruh posisi pengelasan dan jenis elektroda
temper bead welding hasil pengelasan smaw baja ss 41.
Penelitian ini menggunakan dua posisi berbeda, yaitu posisi mendatar (1G) dan
posisi vertikal (3G). Elektroda yang digunakan ada dua jenis, yaitu E6013 dan E7016.
Jenis pengelasan yang digunakan adalah SMAW dengan sambungan tipe butt-joint dan
menggunakan kampuh V 60°.
Nilai ketangguhan terbesar pada posisi pengelasan 3G dengan elektroda E6013
sebesar 21,7 Joule. Nilai ketangguhan terendah pada posisi pengelasan 1G dengan
elektroda E7016. Kekuatan impact terbesar pada posisi pengelasan 3G dengan
elektroda E6013 sebesar 0,271 joule/mm2. Kekuatan impact terendah pada posisi
pengelasan 1G dengan elektroda E7016 sebesar 0,097 joule/mm2.

Kata kunci: jenis elektroda, posisi pengelasan, SMAW, temper bead welding,
ketangguhan, baja SS 41.

PENDAHULUAN penggunaan logam pengisi (Cary,


Dewasa ini teknik las busur 1980). Pemakaian baja karbon rendah
listrik dengan elektrode terbungkus untuk bahan pembentukan struktur
telah dipergunakan secara luas dalam ruang seperti struktur atap, tiang serta
penyambungan batang-batang pada batang kisi menambah keuntungan,
konstruksi bangunan baja dan karena logam mempunyai daya tahan
konstruksi mesin. Luasnya penggunaan yang besar terhadap patahan yang
teknologi ini disebabkan karena disebabkan oleh berbagai beban
konstruksi bangunan baja dan mesin bergerak mekanis (Makowski, 1988).
yang dibuat dengan menggunakan Sering kali pengelasan harus
teknik penyambungan ini lebih ringan dilakukan pada posisi tertentu karena
dan proses pembuatannya juga lebih mengikuti rancangan suatu konstruksi
sederhana sehingga biaya secara seperti pengelasan langit-langit/plafon
keseluruhan menjadi lebih murah bangunan, pada pojok bangunan, diatas
(Wiryosumarto, 2004). Pengelasan lantai dan sebagainya. Terlebih lagi
busur listrik adalah proses pada proses pengelasan berkelanjutan
penyambungan material yang yaitu suatu konstruksi memerlukan
menghasilkan bagian yang menyatu pengelasan yang berurutan dan cepat
atau tumbuh bersama dari material dengan posisi pengelasan yang berbeda-
dengan memanaskannya pada beda. Dengan adanya keharusan posisi
temperatur pengelasan, dengan pengelasan tertentu, maka akan
memberikan hasil yang berbeda ketangguhan hasil las SMAW baja SS
terhadap kekuatan dan kekerasan hasil 41.
lasan (Cary, 1980). DASAR TEORI
Jenis elektroda juga Elektroda
mempengaruhi karakteristik hasil lasan. Pada dasarnya bila ditinjau dari
Setiap elektroda memiliki komposisi logam yang dilas kawat elektroda
yang berbeda serta kecocokan terhadap dibedakan menjadi lima, yaitu : baja
suatu jenis material baja. Selain hal-hal lunak, baja karbon tinggi, baja paduan,
yang disebutkan di atas, dilakukan pula besi tuang dan logam non ferro. Karena
penelitian tentang cara memperbaiki filler metal harus mempunyai kesamaan
sifat-sifat baja hasil las dengan cara sifat dengan logam induk, maka
temper bead welding, yaitu dengan cara sekaligus ini berarti bahwa tiada
pemanasan kembali (temper) logam las elektroda yang dapat dipakai untuk
dengan menggunakan panas las. semua jenis dari pengelasan.
Dari jabaran di atas maka Elektroda terbungkus sudah
dilakukan penelitian tentang pengaruh banyak yang distandarkan
posisi pengelasan dan jenis elektroda penggunaannya, standarisasi elektroda
temper bead welding terhadap berdasarkan JIS didasarkan pada jenis
fluks, posisi pengelasan dan arus las.

Tabel 1 Spesifikasi Elektroda Terbungkus dari Baja Lunak


Klasifikasi Jenis Fluks Posisi Jenis Kekutan Kekuatan Perpanjangan
AWS-ASTM Pengelasan Listrik Tarik Luluh (%)
(MPa) (MPa)

DC
High
E6010 F,V,OH,H Polaritas 510 430 27
Cellulose
Balik
AC/DC
High
E6013 F,V,OH,H Polaritas 510 450 25
Tytania
Ganda
AC/DC
E 6019 Ilmenit F,V,OH,H Polaritas 460 410 32
Ganda
AC/DC
Low
E 7016 F,V,OH,H Polaritas 570 500 32
Hydrogen
Balik
Iron
AC/DC
Powder
E 7018 F,V,OH,H Polaritas 560 500 31
Low
Balik
Hydrogen
Iron AC/DC
E 7024 Powder H-S, F Polaritas 540 480 29
Tytania Ganda

Tabel 2 Komposisi elektroda E6013 dan E7016

Dari tabel diatas diperoleh data elektroda E 7016 lebih tinggi


bahwa persentase komposisi Mn dibandingkan elektroda E6013, dimana
(mangan) dan Si (silikon) pada komposisi Mn dan Si dapat
meningkatkan kekuatan dan kekerasan digunakan pada E 7016. Elektroda E
sambungan las. Dengan kadar Mn yang 6013 menggunakan tipe high cellulose
leih banyak pada elektroda E 7016 sebagai bahan fluks dengan bahan
maka unsur karbida mangan (Mn3C) utama adalah zat
yang terbentuk akan lebih banyak jika organik sedangkan elektroda E 7016
dibandingkan dengan elektroda E 6013. menggunakan tipe low hydrogen
Sedangkan untuk persentase komposisi sebagai bahan fluks dengan bahan
P (fosfor) dan S (sulfur) pada elektroda utama adalah kapur dan fluorat. Kedua
E 6013 lebih tinggi dibandingkan E jenis fluks ini memiliki fungsi utama
7016 dimana komposisi P dan S yang yang sama yaitu sebagai pelindung
tinggi dapat menimbulkan selama proses pengelasan agar tidak ada
kecenderungan retak lebih tinggi dan reaksi dengan udara luar seperti
menurunkan mampu las. Persentase hidrogen dan oksigen yang masuk ke
komposisi C (karbon) pada kedua jenis dalam proses pengelasan dikarenakan
elektroda sama. menyebabkan cacat seperti terjadinya
Jenis fluks yang digunakan pada retak (cracking) pada sambungan las.
elektroda E 6013 berbeda dengan yang

Gambar 1 Macam posisi pengelasan

Didalam kenyataannya kerja yang akan dilas. Posisi-posisi


pemilihan ukuran diameter tergantung pengelasan sesuai dengan standar AWS
dari perencanaan, ukuran las, posisi (American Welding Society )
pengelasan, input panas serta keahlian ditunjukkan pada gambar 1.
tukang lasnya. Ini bisa pula berarti Peneliti sebelumnya Ahmadil
bahwa tiap ukuran diameter elektroda Amin (2012) melakukan pengelasan
mempunyai kaitan dengan besarnya temper bead yaitu dengan cara
Ampere yang lewat pada elektroda pemanasan kembali melalui panas las.
tersebut. Melalui temper bead welding
sebenarnya secara tidak langsung telah
Posisi Pengelasan dilakukan usaha penurunan
Yang dimaksud dengan posisi penggetasan. Dalam hal ini lapisan las
pengelasan adalah pengaturan posisi yang ada di bawah dipanaskan oleh
atau letak gerakan elektroda las. Posisi lapisan diatasnya sehingga dicapai
pengelasan yang diambil oleh operator temperatur di atas titik transformasi Ac3
las biasanya tergantung dari letak yang menyebabkan terbentuknya butir-
kampuh-kampuh atau celah-celah benda butir kristal yang halus. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada perbaikan
yang signifikan pada mikrostruktur,
ukuran HAZ dan pengurangan
kekerasan sebagai akibat dari lapisan
tumpang tindih temper bead.

METODE PENELITIAN
Variabel bebas yang digunakan
adalah posisi pengelasan dan jenis
elektroda, sedangkan variabel terikat
yang diamati yaitu ketangguhan dan
kekuatan impact hasil lasan.
Parameter yang dipakai pada
penelitian sebagai berikut:
Posisi pengelasan: 1G = Mendatar dan
3G = Vertikal.
Beda elektroda: E6013 dan E7016. Gambar 3 Dimensi spesimen
Jadi, terdapat 4 perlakuan yaitu: P1 =
1G, E6013; P2 = 1G, E7016; P3 = 3G, Langkah kedua, spesimen yang
E6013 dan P4 = 3G, E7016. telah dilas dibentuk sesuai standar uji
Bahan penelitian adalah baja impact ASTM E 23-96.
karbon rendah (SS 41) dengan ukuran
panjang 100 mm, lebar 45 mm dan tebal
10 mm. Bentuk kampuh las V tunggal
dengan sudut 60° dan tipe sambungan
butt-joint.

Gambar 4 Spesimen Uji Impact

Langkah ketiga, yaitu


pengambilan data uji impact untuk
menentukan nilai ketangguhan dan
kekuatan impact spesimen.
Gambar 2 Ilustrasi kondisi
𝑘𝑒𝑘𝑢𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑖𝑚𝑝𝑎𝑐𝑡 =
pengelasan 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑝𝑎𝑡𝑎ℎ 𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒
(1)
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑎𝑡𝑎ℎ 𝑚𝑚2
Prosedur pengambilan data 𝐺×𝑅 =
𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑝𝑎𝑡𝑎 ℎ
Pertama, Dilakukan pengelasan …………………………(2)
cos 𝛽 −𝑐𝑜𝑠 𝛼
sesuai dengan perlakuan P1, P2, P3
sampai P4. Setelah pengelasan lapisan Hasil pengelasan dilakukan uji
pertama dilakukan quenching dengan struktur mikro untuk mengetahui
media air. Lalu dilakukan pengelasan kondisi pada lapisan 1, lapisan 2 dan
lapisan kedua. daerah HAZ.
HASIL DAN PEMBAHASAN Pada gambar 6 dapat dilihat
Pembahasan Grafik grafik perbandingan nilai impact pada
logam las. Spesimen yang memberikan
nilai impact logam las tertinggi terjadi
pada perlakuan P3 yaitu sebesar 0,271
joule/mm2. Spesimen dengan perlakuan
P2 memiliki nilai impact terendah yaitu
0,097 joule/mm2. Spesimen tanpa
perlakuan memberikan nilai impact
yang paling besar dibandingkan dengan
spesimen pada semua perlakuan.
Spesimen tanpa perlakuan (TP)
Gambar 5 Grafik perbandingan memiliki nilai impact sebesar 0,304
ketangguhan joule/mm2.
Dari kedua grafik dapat
Pada gambar 5 dapat dilihat disimpulkan, perlakuan P3 dan P4
grafik perbandingan ketangguhan pada dengan posisi pengelasan vertikal
logam las. Spesimen yang memberikan memiliki ketangguhan dan nilai impact
ketangguhan logam las tertinggi terjadi lebih besar dibandingkan dengan posisi
pada perlakuan P3 yaitu sebesar 21,700 mendatar. Hal ini terjadi karena arus
joule. Spesimen dengan perlakuan P2 yang digunakan pada pengelasan
memiliki ketangguhan terendah yaitu mendatar lebih besar dari posisi
7,727 joule. Spesimen tanpa perlakuan vertikal, sehingga input panas yang
memberikan ketangguhan yang paling diterima juga lebih besar, yang
besar dibandingkan dengan membuat logam las posisi mendatar
ketangguhan spesimen pada semua lebih keras. Sedangkan hasil las
perlakuan. Spesimen tanpa perlakuan elektroda E6013 memiliki ketangguhan
(TP) memiliki ketangguhan sebesar dan nilai impact lebih besar
24,329 joule. dibandingkan elektroda E7016 sesuai
Perlakuan P3 dan P4 dengan dengan tabel 1, yang menyebutkan
posisi pengelasan vertikal memiliki bahwa kekuatan tarik Elektroda E7016
ketangguhan lebih besar dibandingkan lebih besar dibanding elektroda E6013.
dengan posisi mendatar. Sedangkan Dalam teori, kekuatan tarik berbanding
hasil las elektroda E6013 memiliki terbalik dengan kekuatan impact.
ketangguhan lebih besar dibandingkan Selain itu, dapat diketahui
elektroda E7016. bahwa ketangguhan dan nilai impact
seluruh perlakuan lebih rendah jika
dibandingkan dengan tanpa perlakuan
(TP) yang dijadikan sebagai
pembanding.
Hal ini tidak sesuai dengan
tujuan dari temper bead welding itu
sendiri, yaitu usaha penurunan
penggetasan melalui perbaikan struktur
mikro yang terjadi dengan cara
pemanasan kembali menggunakan
panas las. Hal ini terjadi karena proses
Gambar 6 Grafik perbandingan nilai quenching yang digunakan setelah
impact pengelasan lapisan pertama dengan
media air. Hal ini mengakibatkan
perubahan struktur pada logam las
karena pendinginan cepat. Struktur
butiran yang terbentuk cenderung
kecil/halus. Selain itu terjadi
dekomposisi fasa dari austenite menjadi
martensite.
Hal ini mengakibatkan logam
las menjadi keras tapi bersifat brittle,
sehingga memiliki nilai impact kecil.

Hasil foto mikrostruktur


Gambar 8 Diagram TTT

Pada lapisan kedua logam lasan


tidak dilakukan pendinginan cepat
(quenching), tetapi dengan pendinginan
udara atau normalisasi. Sehingga
(a) P1 lapisan 1 (b) P1 lapisan 2
struktur yang terbentuk adalah pearlite.
Tampak pada gambar 7 pada lapisan
logam lasan kedua ukuran butiran lebih
besar/kasar dari pada lapisan pertama.
Selain itu, tingkat homogenitas
struktur butiran juga mempengaruhi
(c) P2 lapisan 1 (d) P2 lapisan 2
kekuatan impact. Semakin rendah
homogenitasnya maka kekuatan impact-
nya akan semakin tinggi. Hal ini tampak
pada gambar P3, struktur butirannya
paling kasar dan homogenitasnya
(f) P3 lapisan 1 (g) P3 lapisan 2 rendah dibandingkan perlakuan lainnya,
sehingga memiliki kekuatan impact
paling tinggi.

(h) P4 lapisan 1 (i) P4 lapisan 2


Gambar 7 Foto mikrostruktur logam
las

Pada lapisan pertama logam


lasan dilakukan pendinginan cepat
Gambar 9 Foto mikrostruktur baja
(quenching) dengan media air. Maka
SS41 tanpa perlakuan
dari itu, struktur yang terbentuk adalah
martensite. Struktur martensite
Baja SS41 termasuk kelas baja
memiliki ukuran butiran yang
karbon rendah. Dari diagram Fe-Fe3C
kecil/halus, tampak pada gambar 7 dari
struktur mikro yang terbentuk dari
seluruh perlakuan pada lapisan pertama.
karbon di bawah garis eutectoid adalah
Ukuran butiran yang kecil/halus
campuran antara ferrite dan pearlite
memiliki ikatan antar atom yang jelek,
yang tampak seperti pelat-pelat yang
sehingga kekuatan impact-nya rendah.
tersusun secara bergantian. Dilihat dari
ukuran butirannya besar dan kasar maka 5. David, S. A. 2003, Welding:
akan bersifat lunak dan ulet. Sehingga Solidification and Microstructure.
impact-nya tinggi. TMS Online.
tms.org/pubs/journals/JOM/0306/D
KESIMPULAN avid-0306.html. (diakses 2 Juni
1. Pengelasan dengan posisi vertikal 2014).
(3G) memiliki ketangguhan dan nilai 6. Kobelco. Welding Handbook.
impact lebih besar dibandingkan 7. Kou, S. 2003. Welding Metallurgy,
dengan posisi mendatar (1G), Second edition, New Jersey: John
sedangkan pengelasan dengan Wiley & Son Inc.
elektroda E6013 memiliki 8. Messler, Robert, W. 1999.
ketangguhan dan nilai impact lebih Principle of Welding Processes,
besar dibandingkan dengan elektroda Physics,Chemistry, & Metallurgy,
E7016. New York: John Wiley & Son.
2. Nilai ketangguhan tertinggi adalah 9. Pamungkas, 2009, Perbandingan
perlakuan P3 dengan 21,700 joule, Elektroda 7016 dan 7018 Proses
sedangkan nilai ketangguhan SMAW pada Plat ASTM A36
terendah adalah perlakuan P2 dengan dengan Tipe Butt Joint terhadap
7,727 joule. Kekuatan Tarik dan Lebar HAZ,
Kekuatan impact tertinggi adalah Tugas Akhir Jurusan D3 Teknik
perlakuan P3 dengan 0,271 Mesin Fakultas Teknologi Industri
joule/mm2, sedangkan kekuatan Institut Teknologi Sepuluh
impact terendah adalah perlakuan P2 Nopember, Surabaya.
dengan 0,097 joule/mm2. 10. Santhiarsa, I Gusti Ngurah Nintya,
dan Budiarsa, I Nyoman. 2008.
DAFTAR PUSTAKA Pengaruh Posisi Pengelasan dan
1. Abdulkareem S. Aloraiera, Suraj Gerakan Elektroda Terhadap
Joshib, Mahyar Asadic, Rubicel G. Kekerasan Baja JIS SSC 41, Jurnal
Alenac, John A. Goldakd. 2010. Ilmiah Teknik Mesin CAKRAM.
Microstructural and hardness Vol. 2 No. 2.
modeling: Effect of multiple bead 11. Schmid. 2008. Manufacturing
deposition in temper bead welding Process For Engineering Material
technique. International Journal of 5th edition, Pearson Education
Energy & Technology. 2 (16) 1-11. Inc.
ISSN 2035-911X. 12. Setyo, Rendy, P. 2013. Pengaruh
2. Amin, Ahmadil. 2012. Pengaruh Kecepatan Pengelasan dan Jenis
Besar Arus Temper Bead Welding Elektroda Terhadap Kekuatan
Terhadap Ketangguhan Hasil Las Tarik Hasil Pengelasan SMAW
Smaw Pada Baja St 37, Jurnal baja ST60, Jurnal Teknik Mesin
Ilmiah Media SainS. Volume 4 Univ. Brawijaya Malang.
Nomor 1. 13. Sonawan H., dan Suratman R.
3. Andrew D. A., Carl H. T., William 2006. Pengantar untuk Memahami
A. B., Kevin E. B., and Mark A. B. Proses Pengelasan Logam,
2011. Modern Welding 11th Cetakan kedua, Bandung: CV
Edition. Illinois: Goodheart- Alfabeta.
Willcox Co., Inc. 14. Suharno. 2008. Prinsip-Prinsip
4. Avner. 1974. Introduction to Teknologi dan Metalurgi
Physical Metallurgy (Second Pengelasan Logam, Surakarta:
Edition). New York: McGraw-Hill UNS Press.
International Book Company.
15. Supardi, E., 1996, Pengujian
Logam. Bandung: Angkasa.
16. Surdi T., dan Saito S. 1999.
Pengetahuan Bahan Teknik,
Cetakan Keempat, Jakarta: Pradnya
Paramita.
17. Tewari, S. P. 2010. Effect of
Welding Parameters On The
Weldability Materials,
International Journal of
Engineering Science and
Technology, Vol. 2(4), 2010, 512-
516.
18. Walpole, Ronald E. 2007.
Probability & Statistics for
Engineers & Scientists Eight
Edition, New York: Pearson
Education Inc.
19. Widharto S. 2006. Petunjuk Kerja
Las, Cetakan keenam, Jakarta: PT
Pradnya Paramita.
20. Wiryosumarto, H. dan Okumura, T.
2000. Teknologi Pengelasan
Logam, Cetakan Delapan. Jakarta:
21.
PT. Pradnya Paramita.

Anda mungkin juga menyukai