Anda di halaman 1dari 104

TEKNIK PENGECORAN LOGAM

Penerapan Metode Sentrifugal pada Proses


Pengecoran Produk

disusun oleh :

ANANG SURYA 21050115060031


ADAM IZZUDIN 21050115060030
Teknologi dan Rekayasa
Penerapan Metode Sentrifugal pada
Proses Pengecoran Produk
DIAGRAM PENCAPAIAN KOMPETENSI

Teknologi dan Rekayasa


KOMPETENSI DASAR PTT

Teknologi dan Rekayasa


Proses Penuangan

Proses penuangan
(pengecoran) ialah
pengisian rongga
cetakan dengan bahan
tuangan yang telah
dileburkan (dicairkan)

Teknologi dan Rekayasa


Centrifugal Casting

Proses penuangan (pengecoran) dengan


metoda sentrifugal dilakukan pada
pengecoran dengan menggunakan cetakan
logam (die casting)

Tidak semua bentuk benda tuangan dapat


dilakukan dengan metoda ini

Benda-benda bulat silinder dan simetris


sesuai dengan konstruksinya dapat di cor
dengan metoda sentrifugal ini

Teknologi dan Rekayasa


Centrifugal Casting

Ada 3 jenis centrifugal casting, yaitu :

Centrifugal casting dengan posisi vertikal

Centrifugal casting dengan posisi Horizontal

Semi centrifugal casting

Teknologi dan Rekayasa


Centrifugal Casting
Prinsip kerja :

1. Logam cair dituangkan ke dalam rongga cetakan

2. Cetakan logam diputar dengan menggunakan putaran yang


tinggi dari dies

3. Logam cair yang cukup berat akan terlempar keluar dari


posisi penuangan

4. Logam cair mengisi bentuk dies sebagai bentuk benda


kerja yang kita kehendaki

Teknologi dan Rekayasa


Centrifugal Casting Posisi Vertikal

Teknologi dan Rekayasa


Centrifugal Casting Posisi Horisontal

Teknologi dan Rekayasa


Keuntungan Sentrifugal Casting

Hasil penuangan yang


padat

Permukaan tuangan yang


halus

Dapat membentuk
dinding tuangan pada
ukuran yang tipis

Teknologi dan Rekayasa


Continuous Casting
Ialah penuangan berlanjut

Menghasilkan benda tuangan


yang panjang yang dapat
dipotong sesuai dengan
kebutuhan benda kerja

Pembentukan bagian yang


berukuran kecil

Menghasilkan produk dengan


kualitas baik

Teknologi dan Rekayasa


Prinsip Kerja Continuous Casting
Logam cair dituangkan pada bagian
yang sejajar dengan saluran pada
bejana

Logam cair mengalir ke dalam


cetakan (Mould) dari bahan tembaga
yang berbentuk pipa sepanjang 1m
dengan dinding yang dilapisi dengan
chromium, bagian ini dilengkapi
juga dengan air pendingin.

Teknologi dan Rekayasa


Prinsip Kerja Continuous Casting
Setelah casting melewati
cetakan juga didinginkan yang
selanjutnya ditarik dan
diarahkan oleh roller khusus
(straightening roller)

Setelah sampai pada sistem


pemotongan(flying shears),
coran akan dipotong sesuai
dengan yang diinginkan
Teknologi dan Rekayasa
Prinsip Kerja Continuous Casting

Teknologi dan Rekayasa


Gravity Die Casting
Gravity die Casting (penuangan
curah) ialah proses penuangan
logam cair kedalam cetakan
dengan cara dicurahkan melalui
saluran-saluran cetakan yang
telah disediakan pada cetakan
dengan menggunakan panci
tuang (ladle)

Teknologi dan Rekayasa


Contoh Produk Gravity Die Casting

Teknologi dan Rekayasa


Invesment Casting
Cetakan yang digunakan dari pasir
cetak(sand casting)

Bahan pola dipilih yang memiliki titik


cair rendah (lilin)

Untuk pembuatan benda dengan


tingkat kerumitan tinggi

1 pola untuk 1 kali penuangan

Teknologi dan Rekayasa


Proses Invesment Casting
1. Pola (dari lilin)dibentuk dengan
cara injeksi pada cetakan
logam

2. Pola lilin dilapisi dengan bahan


pelapis seperti ethil atau
sodium silikat untuk
menghaluskan permukaan
model.

3. Pola ditempatkan (invested)


dalam bahan cetakan seperti
pasir resin
Teknologi dan Rekayasa
Proses Invesment Casting
4. Investment dikeringkan melalui
pemanasan dari 100-110oC

5. Pola mencair melalui pori-pori


bahan cetakan

6. Rongga terbentuk sesuai dengan


bentuk produk yang diinginkan

7. Pemanasan dilanjutkan sampai


1000C untuk mengeraskan cetakan
tersebut

Teknologi dan Rekayasa


Proses Invesment Casting

8. Penuangan cairan
logam ke dalam
cetakan

9. Pembongkaran cetakan

Teknologi dan Rekayasa


Contoh Produk Invesment Casting

Teknologi dan Rekayasa


Perkembangan industri pengecoran semestinya tidak
terlepas dari penelitian awal tentang
pembelajaran yang ada di lingkungan sekolah. Sehingga
satu produk yang baik adalah produk
yang terlebih dahulu diteliti dan diuji dalam lingkungan
industry dalam sekolah, sehingga
membuat rasa puas ketika menggunakannya, dan salah
satu produk itu adalah velg, part yang
digunakan pada roda sepeda motor.

Teknologi dan Rekayasa


Tetapi sayangnya velg yang ada sering dikeluhkan
karena kualitasnya rendah. Untuk memperbaiki kualitas velg agar dapat
diterima oleh
konsumen, maka kualitasnya harus ditingkatkan melalui proses
pembuatannya. Baik metoda
dan teknik penambahan paduan dicoba dengan menggunakan proses
vertical centrifugal
casting (VCC) pada putaran 1000 Rpm dengan penambahan inokulan
sebagai unsur
penghalus butir, inokulan akan dicampurkan kedalam 5 kg cairan
aluminium dengan rasio
variasi campuran tertentu untuk selanjutnya dituangkan ke dalam
cetakan dengan
menggunakan temperature awal 250oC pada cetakan logam.

Teknologi dan Rekayasa


Selanjutnya velg lokal dan velg
VCC diuji secara fisis dan mekanis menggunakan pengujian
standar yaitu; uji kekerasan, uji
tarik dan uji impak dengan menggunakan Standar pengujian
ASTM dan struktur mikro
nya.Pengamatan struktur mikro menunjukkan bahwa ukuran
butiran pada tuangan sentrifugal
akan semakin halus butirannya pada sisi terluar. Penjelasan dari
hasil pengamatan ini
disebabkan karena adanya gaya sentrifugal (CF) selama proses
penuangan kedalam cetakan.

Teknologi dan Rekayasa


Logam cair akan dilempar oleh gaya sentrifugal
sehingga menimbulkan tekanan pada setiap
layer, hal ini juga menjelaskan bahwa produk yang
dibuat dengan menggunakan metoda ini
bebas cacat, sisi terluar dari produk sentrifugal akan
memiliki sifat mekanis yang baik
dibandingkan dengan sisi tengah produk akibat tekanan
gaya sentrifugal. Temperatur cetakan
juga berpengaruh pada nilai kekerasan produk dari
metoda ini.

Teknologi dan Rekayasa


Penggunaan teknologi tepat guna dalam lingkungan industri kecil
adalah baris terdepan dari
kehidupan masyarakat Indonesia, salah satunya adalah industri
kecil pengecoran yang ada di dalam sekolah dan menggunakan
bahan baku aluminium bekas. Metode pengecoran yang sering
digunakan
dan paling sederhana adalah menggunakan metode pengecoran
gravitasi. Metode pengecoran
gravitasi seperti ini biasanya banyak memiliki kekurangan pada
produk coran, yaitu banyaknya produk
yang memiliki cacat.

Teknologi dan Rekayasa


Cacat yang sering terjadi pada metode
pengecoran gravitasi salah satunya
adalah keropos (porositas), hal ini disebabkan
karena selama proses pengecoran logam cair
masuk
kedalam rongga cetak dengan hanya
memanfaatkan gaya gravitasi sehingga
menyebabkan produk
coran menjadi cacat

Teknologi dan Rekayasa


Cacat lainnya yang sering timbul diantaranya adalah cacat salah
alir, rongga udara dan rongga
penyusutan yang mana cacat coran tersebut akan memberikan
pengaruh pada kualitas coran yang
kurang baik. Peningkatan kualitas produk coran dapat dilakukan
dengan perbaikan proses
pengecorannya dengan memberikan gaya dorong pada logam cair
selama proses pengisian rongga
cetak, gaya dorong pada proses pengecoran akan didapat jika
metode pengecorannya menggunakan
metode pengecoran sentrifugal, hal lainya adalah kualitas
bahan/material coran dengan penambahan
inokulan untuk peningkatan kualitas produk coran.

Teknologi dan Rekayasa


Tujuan peneliti mencoba menganalisa pengaruh temperatur
cetakan yang berkaitan dengan
prosesnya dan 3 variasi penambahan inokulan Al-Ti-B yang
berkaitan dengan peningkatan kualitas
material coran. Kedua metodologi tersebut memberikan
pengaruh terhadap pengurangan cacat coran
dan peningkatan kualitas material hasil coran. Manfaat dari
penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi terhadap pengrajin coran dalam
mengurangi cacat coran yang terjadi serta
meningkatkan kualitas produk coran dengan adanya penambahan
inokulan Al-Ti-B dengan
memanaskan cetakan terlebih dulu pada awal mencetak.
Sehingga dapat menghemat biaya produksi
serta menghasilkan produk coran yang lebih baik.

Teknologi dan Rekayasa


Peneliti ini dilakukan dengan tahapan dari persiapan material
dalam hal ini material yang
digunakan adalah material velg bekas kendaraan roda empat,
karena material ini yang sering
digunakan pengrajin cor dalam memproduksi velg kendaraan
sepeda motor dengan ukuran 14 inch .
Cetakan yang digunakan adalah cetakan baja, material tersebut
dibuat dengan menggunakan proses
pemesinan CNC [3] membentuk rongga cetakan berbentuk velg
sepeda motor. Selanjutnya velg ini
dibentuk dan digunakan untuk spesimen benda uji.

Teknologi dan Rekayasa


Persiapan peleburan diantaranya memotong velg bekas
menjadi potongan kecil tujuannya agar
mudah dimasukkan kedalam mangkuk dapur lebur serta
mempercepat proses pencairannya. Minyak
pelumas bekas digunakan sebagai bahan bakar
peleburannya dan juga thermokopel dipersiapkan
untuk mengetahui temperature cairan logam. Setelah
dilakukan persiapan peralatan yang diperlukan
selanjutnya adalah proses peleburan pada tungku
peleburan, pengukuran temperatur lebur pada
logam cair digunakan pembaca digital dengan sensor
unitnya thermokopel tipe K.

Teknologi dan Rekayasa


Pada temperatur
lebur sekitar 725oC [15] dilakukan pembuangan terak
dari permukaan mangkuk peleburan. Jika
paduan inokulasi Al-Ti-B [14] diinginkan maka
penambahannya dilakukan setelah tahapan ini pada
ladel tuang. Sementara proses peleburan berlangsung
persiapan lainnya dilakukan yaitu
memanaskan cetakan dengan menggunakan pemanas
yang khusus digunakan dan dibuat untuk
memanaskan cetakan, pemanas ini menggunakan bahan
bakar LPG.

Teknologi dan Rekayasa


Bersih, aman dan mudah
menggunakannya adalah alasan mengapa
menggunakan LPG.
Proses pemanasan cetakan ini kurang lebih 1
jam hingga tercapai temperatur yang berkisar
250oC
untuk specimen (I25,J25,K25,L25) [8][13].
Pengontrolan temperatur digunakan
thermokopel sambil
menjaga temperatur cairan logam pada
temperatur 725o C.

Teknologi dan Rekayasa


Selanjutnya dilakukan penuangan dengan
1 variasi temperatur cetakan logam dan variasi
penambahan inokulan Al-Ti-B (I25) 0, (J25) 81, (K25)
102, dan (L25) 156 gram dari setiap 5 Kg bahan baku ,
setelah cetakan dingin dilakukan pelepasan
spesimen coran dari cetakannya kemudian dilakukan
analisa kekerasannya, kekuatan tariknya untuk
mengetahui kekuatan mekaniknya. Dari analisa ini bisa
diketahui pada temperatur cetakan 250oC [13]
didapat kekuatan mekanik yang baik

Teknologi dan Rekayasa


Penambahan inokulan Al-Ti-B [14] dilakukan
dengan cara memasukan serbuk Al-Ti-B kedalam
cairan logam pada ladel, lakukan pengadukan
agar paduan homogen dan segera dilakukan
penuangan. Setelah pemberian variasi inokulan
Al-Ti-B selesai selanjutnya dilakukan
pemeriksaan
produk.

Teknologi dan Rekayasa


Teknologi dan Rekayasa
Setelah proses penuangan selesai dilakukan selanjutnya
proses pembuatan spesimen uji.
Pembuatan specimen uji dilakukan melalui beberapa
proses pemesinan, mesin yang digunakan untuk
produksi adalah mesin yang berada di Laboratorium
Pemesinan Politeknik Negeri Bandung, tahapan
prosesnya ditunjukkan pada Gambar 3. Agar
memudahkan dalam pengumpulan data maka setiap
specimen diberikan nama sesuai dengan komposisi
kandungan Ti-B nya

Teknologi dan Rekayasa


Pengujian kekerasan dilakukan menggunakan
metoda Brinnel, indentor yang digunakan
menggunakan bola baja yang dikeraskan
berdiameter 2.5 mm dengan beban 613 N [2].
Produk
dicetak pada cetakan dengan temperature
250oC, di ambil pada posisi yang sama. Hasil uji
kekerasan
ditunjukkan pada Tabel 2 dan disajikan dalam
bentuk grafik

Teknologi dan Rekayasa


Nilai sebaran kekerasan Brinnel pada setiap
spesimen I,J,K dan L terdistribusi tidak
proporsional atau berbeda-beda, hal ini
memperlihatkan adanya pengaruh gaya
sentrifugal yang
bekerja pada logam cair selama proses
pengisian proses penuangan dan sebaran
inokulan yang tidak
homogen disetiap posisi produk tuangan.

Teknologi dan Rekayasa


Untuk mengetahui ketangguhan velg VCC
dilakukan uji impak. Uji impak dilakukan pada
produk
penuangan yang dilakukan dengan temperatur
cetakan 250oC dan variasi paduan Al-Ti-B (0, 81,
102,
156 gram) dari 5 Kg bahan baku, benda uji
impak menggunakan standar pengujian ASTM E23
type A
[1][11], hasil pengujian ini menunjukan material
mengalami peningkatan ketangguhan
(toughness)
Teknologi dan Rekayasa
hasil tertinggi didapat pada cetakan dengan
temperature 250oC, dengan paduan Al-Ti-B 156 gr/5 Kg
bahan baku, Pengujian tarik menggunakan standar
specimen ASTM E8M [1], kekuatan tarik terbesar terjadi
pada produk yang dicetak pada temperature 250oC
dengan penambahan 156 gram inokulan Al-Ti-B
untuk setiap 5 Kg bahan baku, ada kenaikan sekitar 78
MPa (209,44-131,45Mpa) jika di bandingkan
dengan produk lokal yang beredar di pasar,

Teknologi dan Rekayasa


Gambar 7. Struktur mikro Velg VCC
dengan 4 variasi Al-Ti-B (suhu 2500C)

Teknologi dan Rekayasa


Gambar 8. Struktur mikro bahan baku

Teknologi dan Rekayasa


Dari gambaran struktur mikro yang di perbesar
200 X [2] memperlihatkan adanya perubahan
ukuran butiran, ukuran butiran berubah dari
Spesimen I sampai pada specimen L. Pada
specimen J
dan K ukuran butirannya adalah 45 mm, tetapi
ukuran butiran pada spesimen L lebih kecil dari
ukuran
butiran yang lainnya I,J dan K yakni butirannya
berukuran 20-25 mm.

Teknologi dan Rekayasa


Pada Gambar 8 memperlihatkanbahwa besar butiran
bahan baku sedikit lebih besar dari hasil penuangan
vertical sentrifugal casting.
Besar butir pada struktur mikro tentunya membawa
keuntungan tersendiri pada sifat mekanis dari
produk pengecoran, perubahan ukuran butitan ini
disebabkan oleh gaya sentrifugal yang bekerja pada
saat penuangan dan juga pengaruh inokulan Al-Ti-B
yang bekerja sebagai penghalus butir pada
aluminium.

Teknologi dan Rekayasa


Portable Sander
Teknologi dan Rekayasa
Jenis-Jenis Proses Pengecoran

Berdasarkan cetakan dan inti


Cetakan/inti hilang
Cetakan/inti tetap
Berdasarkan pola
Pola hilang
Pola tetap
Berdasarkan pengisian rongga cetak
Grafitasi
Tekanan
Alur Proses Pengecoran
Logam
Penentuan teknik pengecoran
Persiapan bahan cetakan, pembuatan
pola, persiapan bahan peleburan
Pembuatan cetakan dan inti,
peleburan logam
Penuangan
Pembersihan coran
Perlakuan panas dan pengerjaan akhir
Pemeriksaan and pengujian
Coran siap kirim
Proses pembuatan cetakan pasir

Pola dan rangka cetak


bagian bawah
diletakkan pada
landasan
Rangka cetak bagian
bawah diisi dengan
pasir

Rangka cetak bagian


bawah dibalik
Proses pembuatan cetakan pasir

Pola, kelengkapan
pola, rangka cetak
bagian atas dan
perlengkapan lainnya
dipasang

Rangka cetak bagian


atas diisi dengan
pasir cetak
Proses pembuatan cetakan pasir

Cetakanbagian atas
dan bawah dipisahkan
pola dan
kelengkapannya
dibuka.
Proses pembuatan cetakan pasir

Cetakan dibersihkan
Cetakan dirakit dan
diberi pemberat
dan/atau klem
Cetakan siap di cor
Bagian-bagian Cetakan
Proses Penuangan
Teknik pengecoran logam

Pendahuluan
Teknik pola pengecoran logam
Teknik cetakan
Teknik peleburan
Teknik pengerjaan akhir
Pola Pengecoran Logam

Pola adalah alat bantu yang digunakan untuk


membentuk rongga cetak
Pola dapat dibuat dari kayu, logam, plastik atau
komposit.
Tidak ada pola, tidak ada benda cor

Patterns come in all sizes


Jenis-jenis pola

Berdasarkan umur pakai :


Pola hilang/habis pakai
Pola reusable/dapat dipakai berulang kali
Pola tunggal, pola plat, pola khusus, kotak inti

Berdasarkan bahan pola


Pola sementara, contoh pola kayu, pola lilin
Pola tetap/permanen, contoh pola plastik, pola logam
Kotak inti

Digunakan untuk membuat inti


Inti adalah bagian dari cetakan yang berfungsi untuk
membuat rongga dalam benda coran yang tidak bisa
dibentuk dengan cetakan
Inti menjadi bagian dari cetakan pada saat perakitan
Pembuatan pola

Pola untuk pengecoran logam memiliki fungsi utama


untuk membentuk rongga pada cetakan
Untuk memperoleh benda cor yang baik maka perlu
beberapa fitur yang perlu dipertimbangkan pada
perancangan dan pembuatan pola
Fitur-fitur tambahan pada
pola
Permukaan pisah/belahan/parting line
Tambahan ukuran
Kemiringan, tambahan penyusutan, tambahan untuk proses
pemesinan, tambahan pelenturan (distortion)
Telapak inti (core print)
Penambah dan sistem saluran
Tambahan untuk kemudahan proses pemesinan
Penyusutan pada benda cor
Material untuk pola

Kayu
Logam
Material sintetis
Resin, RTV rubber, dempul, lem, cat, dll
Material tambahan
Paku, sekrup, pena, amplas, dll
Wood for Pattern Making

Kayu biasa digunakan karena relatif murah dan mudah


untuk di bentuk
Pola kayu rentan terhadap penyusutan dan perubahan
bentuk karena perubahan kelembaban udara
Pola dapat juga dibentuk dari multiplek/kayu lapis
Metal for Pattern Making

Pola logam digunakan untuk produksi jangka panjang


Pola logam biasanya lebih mahal, lebih kuat, lebih
tahan gesek dan lebih stabil terhadap perubahan
kelembaban
Pola logam biasanya terbuat dari paduan aluminium,
besi cor, besi cor bergrafit bulat atau dari baja
Synthetic Materials
Epoxy resins Lem
RTV rubber Cat
Polyurethane Polyester foam
Dempul patterns
Fiberglass Gipsum

Kayu tiruan
Menentukan Jenis Pola

Jumlah casting yang akan diproduksi


Metoda pembuatan cetakan dan inti
Casting Design
Toleransi dimensi yang diinginkan
Jenis dan ukuran rangka cetak dan mesin cetak
The life and cost of pattern
Alat-alat untuk pembuatan
pola
Alat ukur
Hand tools
Marking tools, ketam, pahat, kikir, dll
Machine tools : stationary and portable
Mesin amplas, mesin gurdi, mesin gergaji, mesin ketam,
bubut, frais, dll
Alat Ukur

Alat ukur khusus dengan shrinkage allowance


2 metoda pengukuran :
Direct : ruler, caliper, gauge, etc
Indirect
Direct Measuring Indirect Measuring
Patternmaker Benchwork
Patternmaker Benchwork
Hand Tools

Marking tools
Planes
Saws
Chisels
Lathe or turning tools
Marking Tools
Planer
Saw
Chisel
Files
Stationary Machine Tools

Sander
Drill press
Band saw
Milling machine
Lathe
Circular Saw
Circular Saw
Bend Saw
Bend Saw
Planer
Planer
Planer
Planer
Manual Milling Machine
Duplicating Machine
Milling Machine
Making Core Box With
Milling Machine
Lathe
Making ball shape with
turning machine
Disk Sander
Circular Sander
Portable Machine Tools

Portable router
Portable circular saw
Portable saber saw
Portable planer
Portable drilling
Portable Sander
Portable Planer
Portable Saber Saw
Portable Drilling
Portable Circular Saw
Portable Sander
Teknologi dan Rekayasa

Anda mungkin juga menyukai