Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

Nama Mahasiswa : Syafril R Tanggal : 1 Nopember 2004


NPM : C 120 02 041 Tempat : ICU WS

1. Identitas Pasien:
N a m a : An. AS
U m u r : 14 tahun
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Tambi Mamuju
Agama : Islam
Tanggal Masuk ICU : 1 Nopember 2004, jam 15.30
Diagnosa Medis : Post Operasi Karsinoma Nasofaring (T3-4)

2. D a ta
- Keadaan umum lemah, Bed rest total, Terpasang Cuff selang
Trakesotomi dan selang oksigen, terpasang selang drainase pada
luka operasi diarea trakhea, Luka operasi masih basah, terpasang
NGT dan Infus.Klien belum dapat berbicara dengan jelas, wajah
nampak udema, pernafasan 24 x/m, TD 120/80 mmHg, N 90 x/m.

3. Diagnosa Keperawatan.
Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan hambatan fisik
(selang trakheostomi) yang dibuktikan dengan ketidakmampuan
berbicara dan perubahan pada karkterstik bicara.

4. Prinsip-prinsip tindakan dan


rasional
Pasien membutuhkan pemantauan dan pengkajian kontinu. Lubang
yang baru saja dibuat harus dijaga agar tetap paten dengan
pengisapan sekresi.
Perawatan post operasi:
a. Inspkesi balutan Trakesotomi terhadap kelembaban
atau drainase
Rasional : Balutan trakheostomi diganti sesuai kebutuhan untuk
menjaga kulit tetap bersih dan kering. Jangan biarkan balutan
basah tetap terpasang diatas kulit.
b. Cuci tangan
Rasional: Pencucian tangan mengrangi bakteri pada tangan
c. Jelaskan prosedur pada pasien
Rasional: Pasien dengan Trakesotomi nampak cemas dan gelisah
dan membutuhkan penenangan serta dukungan terus menerus.
7
d. Kenakan sarung tangan , lepaskan balutan yang
basah dan buang
Rasional : Dengan mengamati isolasi substansi tubuh dengan
balutan yang terkontaminasi mengurangi kontaminasi silang
e. Bersihkan luka dan lempeng selang Trakesotomi
dengan aplikator steril yang dibasahi dengan hidrogen perioksida .
Bilas dengan salin steril.
Rasional : Hidrogen perioksida efektif untuk mencairkan sekresi
yang mengering . Pembilasan mencegah residu kulit.
f. Gunakan salaf bakteriostatik pada pinggir luka
Trakesotomi
Rasional : Memberikan perlindungan bakteriostatik topikal
g. Letakan tali twill dalam posisinya untuk
mengamankan selang Trakesotomi. Lingkarkan tali tersebut
sekeliling leher. Aamankan tali tersebut dengan simpul .
Kencangkan sampai 2 jari yang dapat menyusup diantara tali
tersebut.
Rasional : Memberikan ketebalan ganda pada tali sekitar leher .
Selang trakesotomi dapat terlepas dengan gerakan atau batuk
yang kuat jika diberikan tidak diikat. Akan sulit untuk memasukan
selang trakesotomi kemlai, dan gawat nafas dapat terjadi jika
selang trakesotomi terlepas
h. Gunakan balutan trakesotomi steril, dan paskan
dengan baik dibawah tali will dan flange selang trakesotomi
sehingga insisi tertutup.
Rasional : Balutan yang dapat terlepas-lepas benangnya tidak
digunakan di sekitar tarkesotomi karena bahaya dari meterial ,
kain tiras, atau benang yang dapat masuk ke dalam selang dan
tersangkut ke dalam trakea sehingga menyebabkan obstruksi
atau pembentukan abses.
i. Bila tanda-tanda vital stabil , pasien dibaringkan
dalam posisi semifowler untuk memudahkan ventilasi,
menggalakan drainase, meminimalkan edema.
j. Kolaborasi pemberian obat analgesik dan sedatif
diberikan dengan hati-hati karena efek merugikannya yang
menekan refleks batuk.
k. Pengisapan trakea dilakukan ketika bunyi nafas
tambahan terdeteksi atau ketika terdapat sangat banyak sekresi.
Pengisapan yang tidak diperlukan menyebabkan bronkospasme
dan menyebabkan trauma pada mukosa trakea.

5. Tujuan tindakan :
Sasaran utama asuhan keperawatan dalam trakesotomi adalah
untuk mengurangi kegelisahan pasien dan memberikan cara
8
komunikasi yang efektif, serta mencegah terjadinya komplikasi yang
memperbrat keadaan klien.

6. Bahaya-bahaya yang mungkin


terjadi akibat tindakan tersebut dan cara pencegahannya
a. Bila perawatan post operasi tidak adekuat bisa
menyebabkan infeksi. Untuk mencegahnya Semua peralatan yang
kontak langsung dengan jalan nafas bawah pasien harus steril
sehingga mencegah infeksi paru dan sistemik yang
membahayakan.
b. Dapat terjadi komplikasi misalnya perdarahan,
pneumotoraks, embolisme udara, aspirasi, emfisema sub kutan
atau mediastinum, kerusakan saraf laring. Untuk mencegahnya,
perawatan secara intensif, teratur dan kontinu sangatlah
diperlukan.

7. Hasil Yang didapat dan


maknanya
Hasil : Pasien masih dalam kondisi lemah, belum bisa berbicara, luka
trakesotomi masih basah, infus, selang drainase, keteter, NGT masih
terpasang. Tidak nampak tanda-tanda infeksi dan komplikasi lainnya.
Makna : Pasien belum dapat melakukan komonikasi verbal secara
efektif, Perawatan post operasi adekuat.

8. Identifikasi tindakan
keperawatan lainnya yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah.
a. Tentukan apakah pasien mempunyai gangguan
komunikasi lain. Contoh pendengaran, penglihatan atau literasi.
b. Berikan cara-cara yang cepat dan kontinu untuk
memanggil perawat/petugas bila ada sesuai yang perlu
disampaikan.
c. Berikan komonikasi nonverbal contoh sentuhan dan
gerak fisik , antisipasi kebutuhan.
d. Konsul dengan anggota tim kesehatan terapis
rehabilitasi (contoh patologis wicara, pelayanan sosial).

9. Evaluasi diri
a. Dalam pelaksanaan tidakan kami ragu
malaksanakannya, karena khawatir akan terjadinya komplikasi
yang dapat memperberat pasien.

9
b. Selama praktek di ruang ICU kami lebih banyak
mengobservasi tindakan keperawatan yang dilakukan oleh petugas
ruangan.

Makassar, 1 Nopember 2004


Mahasiswa

S Y A F R I L. R)

10

Anda mungkin juga menyukai