Anda di halaman 1dari 4

BENCANA ALAM YANG DISEBABKAN

OLEH PERBUATAN MANUSIA

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:

AHMAD YANI
ARIANTO
EMMI JUNITA
NUR AISYAH
PUTRI ANANDA
SYAMSUL BAHRI
SITI AISYAH

KELAS : XI IPS - 3
1. BANJIR
Banjir adalah bencana akibat curah hujan yang tinggi dengan tidak diimbangi dengan saluran
pembuangan air yang memadai sehingga merendam wilayah-wilayah yang tidak dikehendaki
oleh orang-orang yang ada di sana. Banjir bisa juga terjadi karena jebolnya sistem aliran air yang
ada sehingga daerah yang rendah terkena dampak kiriman banjir.
Penyebab Terjadinya Banjir
Secara umum, penyebab terjadinya banjir adalah sebagai berikut :
a) Penebangan hutan secara liar tanpa disertai reboisasi,
b) Pendangkalan sungai,
c) Pembuangan sampah yang sembarangan, baik ke aliran sungai mapupun
gotong royong,
d) Pembuatan saluran air yang tidak memenuhi syarat,
e) Pembuatan tanggul yang kurang baik,
f) Air laut, sungai, atau danau yang meluap dan menggenangi daratan.
Dampak Dari Banjir
Banjir dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup berupa:
a) Rusaknya areal pemukiman penduduk,
b) Sulitnya mendapatkan air bersih, dan
c) Rusaknya sarana dan prasarana penduduk.
d) Rusaknya areal pertanian
e) Timbulnya penyakit-penyakit
f) Menghambat transportasi darat
Cara Mengantisipasi Banjir
Untuk mengantisipasi bencana banjir banyak hal yang harus dilakukan, diantaranya adalah :
membersihkan saluran air dari sampah yang dapat menyumbat aliran air sehingga menyebabkan
terjadinya banjir.
mengeruk sungai-sungai dari endapan-endapan untuk menambah daya tampung air.
membangun rute-rute drainase alternatif (kanal-kanal sungai baru, sistem-sistem pipa) sehingga
dapat mencegah beban yang berlebihan terhadap sungai.
tidak mendirikan bangunan pada wilayah (area) yang menjadi daerah lokasi penyerapan air.
tidak menebangi pohon-pohon di hutan, karena hutan yang gundul akan sulit menyerap air,
sehingga jika terjadi hujan lebat secara terus menerus air tidak dapat diserap secara langsung
oleh tanah bahkan akan menggerus tanah, hal ini pula dapat menyebabkan tanah longsor.
membuat tembok-tembok penahan dan tanggul-tanggul di sepanjang sungai, tembok-tembok
laut di sepanjang pantai-pantai dapat menjaga tingkat ketinggian air agar tidak masuk ke dalam
daratan.
2. PEMANASAN GLOBAL ATAU GLOBAL WARMING
Pemanasan global merupakan fenomena global yang disebabkan oleh aktivitas manusia di
seluruh dunia, pertambahan populasi penduduk, serta pertumbuhan teknologi dan industri. Oleh
karena itu peristiwa ini berdampak global. Beberapa aktivitas manusia yang menyebabkan
terjadinya pemanasan global terdiri dari:
Konsumsi energi bahan bakar fosil. Sektor industri merupakan penyumbang emisi karbon
terbesar, sedangkan sektor transportasi menempati posisi kedua. Menurut Departemen Energi
dan Sumberdaya Mineral (2003), konsumsi energi bahan bakar fosil memakan sebanyak 70%
dari total konsumsi energi, sedangkan listrik menempati posisi kedua dengan memakan 10% dari
total konsumsi energi. Dari sektor ini, Indonesia mengemisikan gas rumah kaca sebesar 24,84%
dari total emisi gas rumah kaca.

Pemanasan global atau Global Warming adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata
atmosfer, laut, dan daratanBumi.
Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 0.18 C (1.33 0.32 F)
selama seratus tahun terakhir.Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)
menyimpulkan bahwa, sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad
ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kacaakibat
aktivitas manusia melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh
setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-
negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa
kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.

Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan
meningkat1.1 hingga 6.4 C (2.0 hingga 11.5 F) antara tahun 1990 dan 2100. Perbedaan angka
perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas
rumah kaca di masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun
sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air
lautdiperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas
rumah kaca telah stabil. Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan.
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain
seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim, serta
perubahan jumlah dan polapresipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah
terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.
3. KEKERINGAN
Akibat Alam
Kekeringan Meteorologis; berkaitan dengan tingkat curah hujan di bawah normal dalam satu
musim. Pengukuran kekeringan meteorologis merupakan indikasi pertama adanya kekeringan.
Kekeringan Hidrologis; berkaitan dengan kekurangan pasokan air permukaan dan air tanah.
Kekeringan ini diukur berdasarkan elevasi muka air sungai, waduk, danau, dan elevasi muka air
tanah. Terdapat tenggang waktu mulai berkurangnya hujan sampai menurunnya elevasi muka air
sungai, waduk, danau, dan elevasi muka air tanah. Kekeringan hidrologis bukan merupakan
indikasi awal adanya kekeringan.
Kekeringan Pertanian; berhubungan dengan kekurangan lengas tanah (kandungan air dalam
tanah), sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan tanaman tertentu pada periode waktu
tertentu pada wilayah yang luas. Kekeringan pertanian ini terjadi setelah gejala kekeringan
meteorologi.
Kekeringan Sosial Ekonomi; berkaitan dengan kekeringan yang memberi dampak terhadap
kehidupan sosial ekonomi, seperti: rusaknya tanaman, peternakan, perikanan, berkurangnya
tenaga listrik dari tenaga air, terganggunya kelancaran transportasi air, dan menurunnya pasokan
air baku untuk industri domestik dan perkotaan.
Kekeringan Hidrotopografi; berkaitan dengan perubahan tinggi muka air sungai antara musim
hujan dan musim kering dan topografi lahan.
Akibat Ulah Manusia
Kekeringan tidak taat aturan terjadi karena:
Kebutuhan air lebih besar daripada pasokan yang direncanakan akibat ketidaktaatan pengguna
terhadap pola tanam atau pola penggunaan air.
Kerusakan kawasan tangkapan air dan sumber-sumber air akibat perbuatan manusia.
Berdasarkan klasifikasi kekeringan tersebut, maka prioritas penanggulangan bencana kekeringan
disesuaikan dengan kemampuan masing-masing daerah. Khusus untuk kekeringan yang
disebabkan oleh ketidaktaatan para pengguna air dan pengelola prasarana air, diperlukan
komitmen dari semua pihak untuk melaksanakan kesepakatan yang sudah ditetapkan. Kepada
masyarakat perlu dilakukan sosialisasi yang lebih intensif, sehingga memahami dan
melaksanakan pola pengguna air sesuai peraturan/ketetapan

Anda mungkin juga menyukai