Pleura merupakan membran serosa yang melingkupi parenkim paru, mediastinum,diafragma serta
tulang iga; terdiri dari pleura viseral dan pleura parietal (Moore et al. 2010; Lee & Colt. 2005).
Ronggapleura terisi sejumlah tertentu cairan yang memisahkan kedua pleura tersebutsehingga
memungkinkan pergerakan kedua pleura tanpa hambatan selamaproses respirasi(Moore et al.
2010,Light. 2007a) Cairan pleura berasal dari pembuluh-pembuluh kapiler pleura,ruang interstitial
paru, kelenjar getah bening intratoraks, pembuluh darah intratoraks danrongga peritoneum. Jumlah
cairan pleura dipengaruhi oleh perbedaan tekanan antarapembuluh-pembuluh kapiler pleura dengan
rongga pleura sesuai hukum Starling sertakemampuan eliminasi cairan oleh system penyaliran limfatik
pleura parietal (Light. 2007a; Miserocchi. 2009). Tekananpleura merupakan cermin tekanan di dalam
rongga toraks (Light. 2007; De Troyer & Leduc. 2007) Perbedaan tekanan yangditimbulkan oleh pleura
berperan penting dalam proses respirasi.(Light. 2007b). Karakteristik pleuraseperti ketebalan,
komponen selular serta faktor-faktor fisika dan kimiawi pentingdiketahui sebagai dasar pemahaman
patofi siologi kelainan pleura dan gangguanproses respirasiTinjauan pustaka ini akan membahas
anatomi dan fisiologi pleura (Irandi et al. 2013;Light. 2007)
ANATOMI PLEURA
Pleura merupakan membran serosa yang tersusun dari lapisan sel yang embriogenikberasal dari
jaringan selom intraembrional dan bersifat memungkinkan organ yangdiliputinya mampu berkembang,
mengalami retraksi atau deformasi sesuai dengan prosesperkembangan anatomis dan fisiologis suatu
organisme (Wang. 1985; 1998; Antony. 2003). Pleura viseral membatasipermukaan luar parenkim paru
termasuk fi sura interlobaris, sementara pleura parietalmembatasi dinding dada yang tersusun dari otot
dada dan tulang iga, serta diafragma,mediastinum dan struktur servikal (Gambar 1). (Moore et al. 2010)
Pleura viseral dan parietal memilikiperbedaan inervasi dan vaskularisasi. Pleura viseral diinervasi
saraf-saraf otonom danmendapat aliran darah dari sirkulasi pulmoner, sementara pleura parietal
diinervasi saraf-sarafinterkostalis dan nervus frenikus serta mendapat aliran darah sistemikPleura
visceral dan pleura parietal terpisah oleh rongga pleura yang mengandung sejumlah tertentucairan
pleura(Irandi et al. 2013;Light. 2007).
Gambar 1. Pleura viseral dan parietal serta struktur sekitar pleura
(Moore et al. 2010; Light. 2007a; Irandi et al. 2013)
FISIOLOGI PLEURA
Pleura berperan dalam sistem pernapasan melalui tekanan pleura yang ditimbulkanoleh rongga
pleura. Tekanan pleura bersama tekanan jalan napas akan menimbulkantekanan transpulmoner yang
selanjutnya akan memengaruhi pengembangan paru dalam proses respirasi (Washko et al. 2006)
Pengembangan paru terjadi bila kerja otot dan tekanan transpulmoner berhasil mengatasi recoil elastik
(elastic recoil) paru dan dinding dada sehingga terjadi proses respirasi (Lai-Fook. 2004) Jumlah cairan
rongga pleura diatur keseimbangan Starling yang ditimbulkan oleh tekanan pleura dan kapiler,
kemampuan sistem penyaliran limfatik pleura serta keseimbangan elektrolit (Zocchi. 2002).
Ketidakseimbangan komponen-komponen gaya ini menyebabkan penumpukan cairan sehingga terjadi
efusi pleura (Light. 2007b; Antony. 2003; Irandi et al. 2013)
Gambar 3 Perubahan volume paru, tekanan alveolar, tekanan pleura dan tekanan transpulmoner
selama respirasi biasa (Guyton, 2006; Irandi et al. 2013)
Gambar 4.Skema tekanan dan pergerakan cairan pada rongga pleura manusia (Light. 2007b; Irandi
et al. 2013)
Perpindahancairan dari jaringan interstitial paru ke ronggapleura dapat terjadi seperti akibat
peningkatantekanan baji jaringan paru pada edema parumaupun gagal jantung kongestif. Hipotesis
Neergard tidak sepenuhnyamenjelaskan eliminasi akumulasi cairanpleura karena tidak menyertakan
factor jaringan interstitial dan sistem limfatikpleura. Jaringan interstitial secara fungsionalmengalirkan
cairan ke sistem penyaliranlimfatik. Cairan pleura yang difi ltrasi padabagian parietal mikrosirkulasi
sistemik masukke jaringan interstitial ekstrapleura menujurongga pleura dengan gradien tekanan(aliran
cairan) yang lebih kecil (Gambar 5).Rongga pleura secara fisiologis terbagimenjadi lima ruang yaitu
sirkulasi sistemikparietal, jaringan interstitial ekstrapleura,rongga pleura, jaringan interstitial paru
danmikrosirkulasi viseral. Membran endotelsirkulasi viseral membatasi mikrosirkulasiviseral dengan
jaringan interstitial paru danmembran endotel sirkulasi sistemik parietalmembatasi sirkulasi sistemik
dengan jaringaninterstitial rongga pleura. Rongga pleuradibatasi oleh pleura viseral dan pleura
parietalyang berfungsi sebagai membran. Penyaliranlimfatik di lapisan submesotel pleura
parietalbercabang-cabang serta berdilatasi dandisebut lakuna. Lakuna di rongga pleuraakan membentuk
stoma. Aliran limfatikpleura parietal terhubung dengan ronggapleura melalui stoma dengan diameter2
6 nm (Miserocchi. 2009; Irandi et al. 2013).
Stoma ini berbentuk bulat ataucelah ditemukan pada pleura mediastinaldan interkostalis
terutama pada area depresiinferior terhadap tulang iga bagian inferiordengan kepadatan 100
stomata/cm2 dipleura interkostalis dan 8.000 stomata/cm2di pleura mediastinal (Light. 2007b;
Miserocchi. 2009)Jumlah cairan pleura tergantung mekanismegaya Starling (laju fi ltrasi kapiler di
pleuraparietal) dan sistem penyaliran limfatikmelalui stoma di pleura parietal (Zocchi. 2002) Senyawa-
senyawaprotein, sel-sel dan zat-zat partikulatdieliminasi dari rongga pleura melalui penyaliranlimfatik
ini. Menurut Stewart (1963),nilai rerata aliran limfatik dari satu sisi ronggapleura adalah 0,4 mL/kg
berat badan/jam padatujuh orang normal, sementara Leckie danTothill (1965) menemukan bahwa nilai
rerataalisan listrik limfatik sebesar 0,22 mL/jam padatujuh pasien dengan gagal jantung kengestif
(Irandi et al. 2013)
Dalam kedua penelitian ini, variabilitas yangmencolok dijumpai antar-pasien. Bila hasilpada
pasien dengan gagal jantung kongestifdiekstrapolasi ke individu normal, seseorangdengan berat badan
60 kg akan memilikinilai aliran limfatik dari masing-masing sisi rongga pleura sebesar 20 mL/jam atau
500mL/hari. 4 Peningkatan volume tidal maupunfrekuensi respirasi meningkatkan eliminasilimfatik
pleura (Pearse et al. 2005) Kapasitas eliminasi limfatikpleura secara umum 20 28 kali lebih
besardibandingkan pembentukan cairan pleura (Light. 2007b).Akumulasi berlebih cairan pleura
hingga300 mL disebut sebagai efusi pleura, terjadiakibat pembentukan cairan pleura
melebihikemampuan eliminasi cairan pleura (Light. 2007c)Faktor-faktor dan keadaan-keadaan
penyebabpeningkatan pembentukan cairan pleura ataupenurunan eliminasi cairan pleura pada
keadaanefusi pleura dirangkum dalam Tabel 1.Efusi pleura umumnya dibagi menjadicairan transudat
dan eksudat. Efusi pleuratransudatif terjadi saat faktor sistemikberperan dalam perubahan
pembentukanatau eliminasi cairan pleura. Efusi pleuraeksudatif terjadi saat faktor permukaan
pleuraatau pembuluh kapiler di pleura mengalamiperubahan (Irandi et al. 2013)
Kriteria Light menyatakanbahwa efusi pleura eksudatif bila minimalsatu hal berikut terpenuhi:
perbandingankadar protein cairan pleura dengan kadarprotein serum > 0,5, perbandingan kadarlaktat
dehidrogenase (LDH) cairan pleuradengan kadar LDH serum > 0,6 dan/ataukadar LDH cairan pleura >
0,6 atau lebihtinggi 2/3 kali dibandingkan nilai ambangatas kadar LDH serum. Langkah diagnostic
selanjutnya lebih ditekankan pada efusicairan eksudatif (Light. 2007c). Efusi pleura
menyebabkanperubahan parameter spirometri. PenelitianSpyratos dkk. yang melibatkan 21 pasienefusi
pleura yang menjalani spirometry sebelum dan sesudah pungsi pleura (cairanpleura dikeluarkan
sebanyak 1.581 } 585mL) mendapatkan peningkatan kapasitasvital paksa (KVP), volume ekspirasi
paksadetik pertama (VEP1) dan kapasitas inspirasi(KI) setelah pungsi pleura. Jumlah cairanyang
dikeluarkan tidak berkorelasi denganpeningkatan volume paru dan aliran udaraparu (Spyratos et al.
2007; Irandi et al. 2013)
SIMPULAN
1. Pleura di dalam rongga dada meliputiparenkim paru dan mediastinum, diliputidiafragma serta
tulang-tulang iga, terdiri daripleura viseral dan pleura parietal.
2. Karakteristik pleura seperti ketebalanpleura, komponen seluler serta factor-faktorfi sika dan kimiawi
serta cairan pleuraberhubungan dengan proses respirasi.
3. Keseimbangan jumlah cairan pleura diaturoleh komponen-komponen gaya Starling dansistem
penyaliran limfatik pleura.
4. Efusi pleura terjadi akibat tingkatpembentukan cairan pleura melebihikemampuan eliminasi cairan
pleura.
1. Moore KL, Dalley AF, Agur AMR eds. Clinically Oriented Anatomy, 6th ed. Ch. 1, Thorax.
Baltimore: Lippincott Williams & Wilkins; 2010. p. 72180.
2. Lee P, Colt HG eds. Flex-rigid Pleuroscopy Step-by-step. Steps to understanding thoracic
anatomy. Singapore: CMPMedica Asia Pte Ltd; 2005. p. 107.
3. Light RW ed. Pleural Diseases, 5th ed. Ch. 1, Anatomy of the pleura. Tennessee: Lippincott
Williams & Wilkins; 2007. p. 27.
4. Light RW ed. Pleural Diseases, 5th ed. Ch. 2, Physiology of the pleural space. Tennessee:
Lippincott Williams & Wilkins; 2007. p. 816.
5. Miserocchi G. Mechanisms controlling the volume of pleural fl uid and extravascular lung
water. Eur Respir Rev. 2009;114(18):24452.
6. De Troyer A, Leduc D. Role of pleural pressure in the coupling between the intercostal muscles
and the ribs. J Appl Physiol. 2007;102:23327.
7. Wang NS. Anatomy and physiology of the pleural space. Clin Chest Med. 1985;6(1):3-16.
[abstract]
8. Wang NS. Anatomy of the pleura. Clin Chest Med. 1998;19(2):22940. [abstract]
9. Antony VB. Immunological mechanisms in pleural disease. Eur Respir J. 2003;21:53944.
10. Neas JF. Respiratory system embryological development. In: Martini FH, Tallitsch RB,
Timmons MJ, eds. Human Anatomy, 6th ed. San Fransisco: Benjamin-Cummings Pub. Co.;
2008. p.63856.
11. Embryology.ch: Respiration tract - Somatic cavities [Internet]. Geneve: Swiss Virtual Campus;
2010 [updated 2010, cited 2010 Sept 25]. Available from:
http://www.embryology.ch/anglais/rrespiratory/korperhohlen01.html.
12. Lee YCG, Knight DA, Lane KB, Cheng DS, Koay MA, Teixeira LR, et al. Activation of
proteinase-activated receptor-2 in mesothelial cells induces pleural infl ammation. Am J Physiol
Lung CellMol Physiol. 2005;288:L73440.
13. Light RW (ed). Pleural Diseases, 5th ed. Ch. 5, Cytokines and the pleura. Tennessee: Lippincott
Williams & Wilkins; 2007. p. 4554.
14. Zocchi L. Physiology and pathophysiology of pleural fl uid turnover. Eur Respir J.
2002;20:154558.
15. Peek GJ, Morcos S, Cooper G. The pleural cavity. BMJ. 2000;320:131821.
16. Kouritas VK, Hatzoglou C, Foroulis CN, Hevas A, Gourgoulianis KI, Molyvdas PA. Low
glucose level and low pH alter the electrochemical function of human parietal pleura. Eur
Respir J.2007;30:3547.
17. Washko GR, ODonnell CR, Loring SH. Volume-related and volume-independent eff ects of
posture on esophageal and transpulmonary pressures in healthy subjects. J Appl
Physiol.2006;100:7538.
18. Lai-Fook SJ. Pleural mechanics and fl uid exchange. Physiol Rev. 2004:84;385410.
19. Astowo P. Pneumotoraks. In: Swidarmoko B, Susanto AD, eds. Pulmonologi Intervensi dan
Gawat Darurat Napas. Jakarta: Penerbit Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran
RespirasiFakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2010. p. 5471.
20. Guyton AC, Hall JE, eds. Textbook of Medical Physiology, 11th ed. Ch. 37, Pulmonary
Ventilation. Philadelphia: WB Saunders Co.; 2006. p. 47182.
21. Pearse DB, Searcy RM, Mitzner W, Permutt S, Sylvester JT. Eff ects of tidal volume and
respiratory frequency on lung lymph fl ow. J Appl Physiol. 2005;99:55663.
22. Light RW (ed) c. Pleural Diseases, 5th ed. Ch. 7, Clinical manifestations and useful tests.
Tennessee: Lippincott Williams & Wilkins; 2007. p. 73109.
23. Spyratos D, Sichletidis L, Manika K, Kontakiotis T, Chloros D, Patakas D. Expiratory fl ow
limitation in patients with pleural eff usion. Respiration 2007;74:5728.
24. Irandi Putra Pratomo, Faisal Yunus . 2013. Anatomi dan Fisiologi Pleura, CDK-205/ vol.
40 no. 6, th. 2013 pp 407-412
25. Wing S To & Kim S Midwoo. 2011. Plasma And Cellular Fibronectin: Distinct And
Independent Functions During Tissue Repair. Fibrogenesis & Tissue Repair: 4:21