Bab Ii WT Fix
Bab Ii WT Fix
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Zeolit
Zeolit adalah senyawa zat kimia alumino silikat berhidrat dengan kation
natrium, kalium, dan barium. Secara umum, zeolit memiliki molekular struktur
yang unik dimana atom silikon dikelilingi oleh empat atom oksigen sehingga
membentuk semacam jaringan dengan pola yang teratur. Di beberapa tempat
jaringan ini, atom silikon digantikan dengan atom aluminium yang hanya
terkoordinasi dengan tiga atom oksigen. Atom aluminium ini hanya memiliki
muatan 3+ sedangkan silikon sendiri memiliki muatan 4+. Keberadaan atom
aluminium ini secara keseluruhan akan menyebabkan zeolit memiliki muatan
negatif. Muatan negatif inilah yang menyebabkan zeolit mampu mengikat kation.
2.1.1. Struktur Zeolit
Zeolit secara garis besar strukturnya terbentuk dari unit bangun primer
berupa tetrahedral yang kemudian menjadi unit bangun sekunder polihedral dan
akhirnya menjadi unit struktur zeolit. Zeolit juga sering disebut sebagai molecular
sieve atau molecular mesh (saringan molekuler), karena zeolit memiliki pori-pori
berukuran molekuler, sehingga mampu memisahkan atau menyaring molekul
dengan ukuran tertentu. Zeolit mempunyai sifat mudah melepas air akibat
pemanasan, tetapi juga mudah mengikat kembali molekul air dalam udara lembap
karena sifatnya tersebut maka zeolit banyak digunakan sebagai bahan pengering.
Di samping itu, zeolit juga mudah melepas kation dan diganti dengan
kation lainnya, misalkan zeolit melepas natrium dan digantikan dengan mengikat
kalsium atau magnesium. Sifat ini pula menyebabkan zeolit dimanfaatkan untuk
menghilangkan kesadahan air. Zeolit dengan rongga tertentu digunakan pula
sebagai katalis untuk mengubah alkohol menjadi hidrokarbon sehingga alkohol
tersebut dapat digunakan sebagai bahan bakar minyak yang berupa bensin.
Zeolit di alam banyak ditemukan di India, Siprus, Jerman, dan Amerika
Serikat. Bagian primary dari zeolit adalah TO4 dimana T adalah Si atau Al.
Sekarang zeolit diklasifikasi sebagai suatu jenis mineral tersendiri, yang
sebelumnya dimasukkan dalam jenis batuan lempung atau jenis mineral silikat.
4
15
padatan asam tipe Bronsted mudah dimodifikasi karena setiap tetrahedral dapat
dikontakkan dengan bahan-bahan pemodifikasi, misalnya jenis surfaktan.
2.1.3. Proses Pengolahan Zeolit
Pengolahan zeolit secara garis besar dibagi dua tahap, yaitu preparasi
dan aktivasi. Tahapan preparasi zeolit diperlukan agar mendapatkan zeolit
yang siap olah dengan ukuran produk yang sesuai tujuan penggunaan.
Preparasi terdiri dari tahap crushing sampai grinding. Tahap aktivasi, dapat
dilakukan secara fisis dan kimiawi. Aktivasi secara fisis berupa pemanasan
zeolit dengan tujuan untuk menguapkan air yang terperangkap dalam pori-pori
kristal zeolit sehingga luas permukaan pori-pori bertambah. Pemanasan
dilakukan dalam oven biasa pada suhu 300-400 oC (skala laboratorium) atau
menggunakan tungku putar dengan pemanasan selama 5-6 jam (skala besar).
Aktivasi secara kimia dilakukan dengan larutan asam H 2SO4 atau basa
NaOH dengan tujuan untuk membersihkan permukaan pori, membuang
senyawa pengotor dan mengatur kembali letak atom yang dipertukarkan.
Pereaksi kimia ditambahkan pada zeolit yang telah disusun dalam tangki dan
diaduk dalam jangka waktu tertentu. Zeolit kemudian dicuci dengan air sampai
netral dan selanjutnya dikeringkan. Melapisi zeolit dengan polimer organik
vinil piridin, polimer organik alam atau dengan mangan merupakan cara yang
dapat dilakukan untuk memodifikasi zeolit. Rumus umum zeolite yaitu,
positif berada diatas. Hal ini mengakibatkan SMZ bermuatan positif dan siap
untuk menyerap molekul atau ion bermuatan negatif (anion-anion).
Manfaat lain dari Surfactant Modified Zeolite yaitu mampu menjerap
molekul organik yang tidak bermuatan yang akan terjerap di sekitar ekor-ekor
surfaktan. ZSM-5 adalah zeolit yang memiliki rasio Si/Al tinggi (Si/Al 10-100)
dengan bentuk framework MFI dan rumus umumnya Nan(AlO2)n(SiO2)96-n.16H2O.
Berikut ini data mengenai zeolit ZSM-5 dari International Zeolite Assosiassion.
Cell Parameters : a = 20.090 b = 19.738 c = 13.142
= 90.000 = 90.000 = 90.000
Volume : 5211.29
RDLS : 0.0020
Framework density : 8.4 T/1000
Ring size (# T-atoms) : 10 6 5 4
Channel System : 3-dimensional
Secondary Building Unit : 5-1
Zeolit ZSM-5 memiliki unit pembangun sekunder 5-1 atau disebut dengan
unit pentasil. Unit pentasil tersebut kemudian saling berhubungan membentuk
rantai pentasil. Pada tahap selanjutnya rantai pentasil ini akan membentuk
kerangka zeolit ZSM-5. Zeolit ZSM-5 memiliki pori berukuran sedang (5.1 -
5.5) dan channel 3 dimensi. Selain itu zeolit ini memiliki selektivitas yang unik
serta kestabilan termal yang tinggi. Sifat-sifat ini membuat ZSM-5 sering
digunakan sebagai katalis dibidang petroleum dan petrokimia. Pemanfaatan zeolit
ZSM-5 dibidang katalitik seperti konversi metanol menjadi gasoline, metanol
menjadi olefin, hidrocracking, alkilasi benzena, dan oksidasi parsial metana.
2.2.1. Aplikasi SMZ
Melakukan modifikasi permukaan dengan surfaktan sebagaimana
dilakukan oleh Prof. R. S. Bowman dkk., Mereka mereaksikan surfaktan misalnya
hexadecyltrimethylammonium (HDTMA) dengan clinoptilolite menghasilkan
SMZ atau Surfactant Modified Zeolite. Sifat yang menarik dari SMZ adalah
kemampuannya menyerap anion, senyawa organik dan masih menyisakan
kemampuan menyerap kation. Dari literatur diketahui bahwa SMZ dapat
15