Anda di halaman 1dari 11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Zeolit
Zeolit adalah senyawa zat kimia alumino silikat berhidrat dengan kation
natrium, kalium, dan barium. Secara umum, zeolit memiliki molekular struktur
yang unik dimana atom silikon dikelilingi oleh empat atom oksigen sehingga
membentuk semacam jaringan dengan pola yang teratur. Di beberapa tempat
jaringan ini, atom silikon digantikan dengan atom aluminium yang hanya
terkoordinasi dengan tiga atom oksigen. Atom aluminium ini hanya memiliki
muatan 3+ sedangkan silikon sendiri memiliki muatan 4+. Keberadaan atom
aluminium ini secara keseluruhan akan menyebabkan zeolit memiliki muatan
negatif. Muatan negatif inilah yang menyebabkan zeolit mampu mengikat kation.
2.1.1. Struktur Zeolit
Zeolit secara garis besar strukturnya terbentuk dari unit bangun primer
berupa tetrahedral yang kemudian menjadi unit bangun sekunder polihedral dan
akhirnya menjadi unit struktur zeolit. Zeolit juga sering disebut sebagai molecular
sieve atau molecular mesh (saringan molekuler), karena zeolit memiliki pori-pori
berukuran molekuler, sehingga mampu memisahkan atau menyaring molekul
dengan ukuran tertentu. Zeolit mempunyai sifat mudah melepas air akibat
pemanasan, tetapi juga mudah mengikat kembali molekul air dalam udara lembap
karena sifatnya tersebut maka zeolit banyak digunakan sebagai bahan pengering.
Di samping itu, zeolit juga mudah melepas kation dan diganti dengan
kation lainnya, misalkan zeolit melepas natrium dan digantikan dengan mengikat
kalsium atau magnesium. Sifat ini pula menyebabkan zeolit dimanfaatkan untuk
menghilangkan kesadahan air. Zeolit dengan rongga tertentu digunakan pula
sebagai katalis untuk mengubah alkohol menjadi hidrokarbon sehingga alkohol
tersebut dapat digunakan sebagai bahan bakar minyak yang berupa bensin.
Zeolit di alam banyak ditemukan di India, Siprus, Jerman, dan Amerika
Serikat. Bagian primary dari zeolit adalah TO4 dimana T adalah Si atau Al.
Sekarang zeolit diklasifikasi sebagai suatu jenis mineral tersendiri, yang
sebelumnya dimasukkan dalam jenis batuan lempung atau jenis mineral silikat.

4
15

Walaupun batuan lempung merupakan mineral alumino silikat tetapi mempunyai


struktur lapisan (layer). Berikut ini rumus kimia beberapa jenis mineral zeolit:

Tabel 2.1. Contoh mineral zeolit dan rumus kimianya


Nama Mineral Rumus Kimia Unit Sel
Analsim Na16(Al16Si32O96).16H2O
Kabasit (Na2,Ca)6 (Al12Si24O72).40H2O
Klipnoptolotit (Na4K4)(Al8Si4O96).24H2O
Erionit (Na,Ca5K) (Al9Si27O72).27H2O
Ferrierit (Na2Mg2)(Al6Si30O72).18H2O
Heulandit Ca4(Al8Si28O72).24H2O
Laumonit Ca(Al8Si16O48).16H2O
Laumonit Ca(Al8Si16O48).16H2O
Mordenit Na8(Al8Si40O96).24H2O
Filipsit (Na,K)10(Al10Si22O64).20H2O
Natrolit Na4(Al4Si6O20).4H2O
Wairakit Ca(Al2Si4O12).12H2O
(Sumber: Wibowo, 2011)

2.1.2. Sifat-Sifat Zeolit


Sifat dehidrasi, zeolit melepaskan molekul air dari rongga permukaan,
medan listrik meluas ke dalam rongga utama dan efektif terinteraksi dengan
molekul yang di adsorpsi. Jumlah molekul air sesuai dengan jumlah pori-pori atau
volume ruang hampa yang terbentuk bila unit sel kristal zeolit dipanaskan . Sifat
katalis, zeolit merupakan katalisator yang baik karena mempunyai pori-pori yang
besar dengan permukaan yang maksimum. Zeolit sebagai katalis hanya
mempengaruhi laju reaksi tanpa mempengaruhi kesetimbangan reaksi karena
menaikkan perbedaan lintasan molekular dari serangkaian reaksi yang terjadi.
Sifat absorbsi, sifat ini tergantung pada jumlah ruang hampa dan luas
permukaan. Mineral zeolit mampu menyerap gas atau zat hingga 30% dari
beratnya pada keadaan kering. Sifat penyaring atau pemisah, zeolit dapat
memisahkan molekul gas atau zat lain dari satu campuran tertentu karena
mempunyai ruang hampa yang cukup besar dengan garis tengah yang bermacam-
macam. Volume dan ukuran garis tengah ruang hampa dalam kisi-kisi ini menjadi
dasar kemampuan zeolit untuk bertindak sebagai penyaring molekul . Molekul
yang memiliki ukuran lebih kecil dapat melintas dan yang berukuran lebih besar
dari ruang hampa akan tertahan. Sifat penukar ion, dalam struktur kristal zeolit
15

logam Al dan Si berfungsi sebagai anion sedangkan logam-logam alkali berfungsi


sebagai kation. Ion-ion dapat bergerak bebas sehingga pertukaran ion yang terjadi
tergantung pada ukuran pori, KTK, dan muatan serta jenis zeolitnya.
Sifat zeolit sebagai adsorben dan penyaring molekul salah satunya
dikarenakan struktur zeolit yang berongga, sehingga zeolit mampu menyerap
sejumlah besar molekul yang memiliki ukuran lebih kecil atau sesuai dengan
ukuran rongganya. Selain itu kristal zeolit yang telah terdehidrasi merupakan
adsorben yang selektif dan mempunyai efektivitas adsorpsi tinggi. Selain itu
kemampuan zeolit sebagai katalis berkaitan dengan tersedianya pusat-pusat aktif
dalam saluran antar zeolit. Pusat-pusat aktif tersebut terbentuk karena adanya
gugus fungsi asam tipe yang dikemukakan oleh Bronsted maupun Lewis.
Perbandingan kedua jenis asam ini (Bronsted dan Lewis) tergantung pada
proses aktivasi zeolit dan kondisi reaksi. Pusat-pusat aktif yang bersifat asam ini
selanjutnya dapat mengikat molekul-molekul basa secara kimiawi . Sedangkan
sifat zeolit sebagai penukar ion karena adanya kation logam alkali dan alkali
tanah. Kation tersebut dapat bergerak bebas di dalam rongga dan dapat
dipertukarkan dengan kation logam lain dengan jumlah yang sama . Akibat dari
struktur zeolit yang berongga, maka anion atau molekul berukuran lebih kecil atau
sama dengan rongga dapat masuk dan terjebak pada pori zeolit tersebut.
Dari sifat-sifat unik zeolit, para peneliti menjadikan zeolit sebagai mineral
serba guna. Umumnya struktur kerangka zeolit akan menyusut tetapi kerangka
dasarnya tidak mengalami perubahan secara nyata. Disini molekul H2O seolah-
olah mempunyai posisi yang spesifik dan dapat dikeluarkan secara reversibel .
Karakteristik struktur zeolit yaitu, sangat berpori, karena kristal zeolit merupakan
kerangka yang terbentuk dari jaring tetrahedral SiO4 dan AlO4. Pori-porinya
berukuran molekul karena pori zeolit terbentuk dari tumpukan cincin
beranggotakan 6, 8, 10, atau 12 tetrahedral sehingga dapat menukarkan kation.
Karena perbedaan muatan Al3+ dan Si4+ menjadikan atom Al dapat
kerangka kristal bermuatan negatif dan membutuhkan kation penetral. Kation
penetral yang bukan menjadi bagian kerangka ini mudah diganti dengan kation
lainnya. Karena penggantian kation penetral dengan proton menjadikan zeolit
15

padatan asam tipe Bronsted mudah dimodifikasi karena setiap tetrahedral dapat
dikontakkan dengan bahan-bahan pemodifikasi, misalnya jenis surfaktan.
2.1.3. Proses Pengolahan Zeolit
Pengolahan zeolit secara garis besar dibagi dua tahap, yaitu preparasi
dan aktivasi. Tahapan preparasi zeolit diperlukan agar mendapatkan zeolit
yang siap olah dengan ukuran produk yang sesuai tujuan penggunaan.
Preparasi terdiri dari tahap crushing sampai grinding. Tahap aktivasi, dapat
dilakukan secara fisis dan kimiawi. Aktivasi secara fisis berupa pemanasan
zeolit dengan tujuan untuk menguapkan air yang terperangkap dalam pori-pori
kristal zeolit sehingga luas permukaan pori-pori bertambah. Pemanasan
dilakukan dalam oven biasa pada suhu 300-400 oC (skala laboratorium) atau
menggunakan tungku putar dengan pemanasan selama 5-6 jam (skala besar).
Aktivasi secara kimia dilakukan dengan larutan asam H 2SO4 atau basa
NaOH dengan tujuan untuk membersihkan permukaan pori, membuang
senyawa pengotor dan mengatur kembali letak atom yang dipertukarkan.
Pereaksi kimia ditambahkan pada zeolit yang telah disusun dalam tangki dan
diaduk dalam jangka waktu tertentu. Zeolit kemudian dicuci dengan air sampai
netral dan selanjutnya dikeringkan. Melapisi zeolit dengan polimer organik
vinil piridin, polimer organik alam atau dengan mangan merupakan cara yang
dapat dilakukan untuk memodifikasi zeolit. Rumus umum zeolite yaitu,

Mx/n [ (AlO2)x(SiO2)y ]mH2O


Keterangan:
Mx/n = kation bermuatan
[] = kerangka aluminosilika
x = jumlah AlO4
y = jumlah SiO4, y>x
z = jumlah H2O
15

Gambar 2.2. Struktur Zeolit


(Sumber: Wibowo, 2011)

Primary Building Unit (PBU) merupakan satuan pembangun dasar zeolit,


yaitu TO4 (T = Si/Al) berupa tetrahedral (AlO4)5- atau (SiO yang terikat bersama
membentuk jembatan oksigen). Tetrahedral Si-O bermuatan listrik netral apabila
saling berikatan di dalam kerangka tiga dimensinya . Jika Si(IV) diganti oleh
Al(III) maka muatan listrik menjadi tidak netral (negatif). Untuk menetralkan
muatan zeolit ini, diperlukan adanya kation-kation yang jumlah total muatan
positifnya sama dengan muatan negatif zeolit. Setiap penggantian sebuah atom
silikon oleh aluminium, berarti menyumbangkan satu muatan negatif. Kation-
kation ini dapat dipertukarkan. Kation-kation ini mudah bergerak dan dapat
digantikan oleh kation lain, sehingga zeolit dapat digunakan sebagai penukar
kation. Perubahan posisi kation menyebabkan perubahan distribusi muatan di
dalam rongga sehingga mempengaruhi sifat adsorpsi dan aktivitas katalitik zeolit.

Tabel 2.2. Aplikasi Zeolit Pada Beberapa Bidang/Sektor


Bidang/Sektor Aplikasi
Pertanian Penetral keasaman tanah, meningkatkan aerasi tanah,
sumber mineral pendukung pada pupuk dan tanah, serta
sebagai pengontrol yang efektif dalam pembebasan ion
amonium, nitrogen, dan kalium pupuk.

Perikanan Membersihkan air kolam ikan yang mempunyai sistem


resikurlasi air, dapat mengurangi kadar nitrogen pada
kolam ikan.
Energi Sebagai katalis pada proses pemecahan hidrokarbon
15

minyak bumi, sebagai panel-panel pada pengembangan


energi matahari, dan penyerap gas freon.
Industri Pengisi (filter) pada industri kertas, semen, beton, kayu
lapis, besi baja, dan besi tuang, adsorben dalam industri
tekstil dan minyak sawit, bahan baku pembuatan keramik.
(Sumber : Putra E.S., 2003)

2.1.4. Rekayasa Zeolit


Penelitian mengenai zeolit telah berkembang menuju preparasi material
baru dengan memasukkan berbagai molekul atau ion ke dalam sangkar zeolit.
Misalnya pigmen ultramarine pada struktur sodalite dan mengandung ion S3- yang
terjerat pada sangkar yang memberikan warna biru yang menarik. Penelitian di
bidang ini terfokus pada pembentukan deposit material semikonduktor pada
sangkar zeolit. Hasilnya yaitu berupa partikel yang sangat kecil yang disebut titik
quantum (quantum dots). Partikel tersebut mempunyai sifat elektronik, magnetik
dan optikal yang sangat menarik. Selama proses pengisian pori, titik quantum
menjadi bersambung dan material yang dihasilkan mempunyai sifat intermediet
diantara partikel diskrit dan bulk semikonduktor. Salah satu contohnya band
gap semikonduktor CdS yang membentuk kubik diskrit klaster (CdS) 4 pada
sangkar sodalite dari zeolit -A, -X, dan -Y yang berbeda dengan bulk CdS.
Berbagai molekul atau ion lain dapat dimasukkan ke dalam -cages dari
zeolit termasuk logam alkali, perak dan garam perak, selenium serta berbagai
polimer konduktif. Berbagai material baru ini sedang diteliti dengan pusat
perhatian pada sifat fisika yang penting (semikonduktor, fotokonduktif dan
konduktivitas ion, luminescence, warna dan efek ukuran quantum) yang kemudian
mempunyai kemungkinan eksploitasi untuk tujuan komersial.

2.2. Surfactant Modified Zeolite (SMZ)


Zeolit permukaannya bermuatan negatif sehingga dia mampu mengikat
ion-ion positif seperti Na+, Ca2+ yang bisa ditukar dengan ion lain. Sebenarnya,
dengan bantuan surfaktan permukaan zeolit dapat dimodifikasi sehingga
bermuatan positif yang dikenal dengan sebutan SMZ (surfactant modified zeolite).
Muatan kation dalam zeolit (Na+, K+, Ca2+, and Mg2+) dapat digantikan dengan
hexadecyltrimethylammonium (HDTMA) yaitu suatu surfaktan yang memiliki
15

berat molekul yang tinggi. Tidak hanya dengan hexadecyltrimethylammonium


(HDTMA) saja, zeolit juga dapat dimodifikasi dengan jenis surfaktan lainnya.
Surfaktan (surface actitive agent) adalah suatu zat yang teradsorbsi pada
antarmuka atau permukaan dan dapat merubah sifat antarmuka, misalnya daya
bersih, daya dispers, tegangan permukaan, dan lain-lain. Klasifikasi surfaktan
yang paling sering digunakan berdasarkan gugus hidrofiliknya, yaitu:
1. Surfaktan kationik, yaitu surfaktan dengan bagian permukaannya
bermuatan positif. Surfaktan yang termasuk golongan ini adalah garam-
garam amina atau diamin, hexadecyltrimethyl ammonium C16H33N(CH3)3+ .

2. Surfaktan anionik, yaitu surfaktan dengan bagian aktif permukaannya


bermuatan negatif, dodesil sulfat CH3(CH2)11OSO3-.
3. Surfaktan amfoter, yaitu surfaktan yang mengandung muatan negatif
maupun positif pada permukaannya tergantung pada pH larutan, contoh
hexadecyltrimethyl ammonium bromide C16H33N(CH3)3+Br-.
4. Surfakatn non ionik, yaitu surfaktan dengan bagian aktif permukaannya
tidak bermuatan (tidak terionisasi di dalam larutan).

Gambar 2.2. Surfactant Modified Zeolite


(Sumber: Wibowo, 2011)

Gambar 2.1. menjelaskan bahwa diatas permukaan zeolite surfaktan akan


membentuk dua lapisan. Lapisan surfaktan pertama kepala surfaktan yang
bermuatan positif menempel pada permukaan zeolit yang bermuatan negatif
sedangkan ekornya mengarah keatas. Kemudian lapisan kedua, ekor surfaktan
menempel pada ekor surfaktan lapisan pertama sehingga kepala yang bermuatan
15

positif berada diatas. Hal ini mengakibatkan SMZ bermuatan positif dan siap
untuk menyerap molekul atau ion bermuatan negatif (anion-anion).
Manfaat lain dari Surfactant Modified Zeolite yaitu mampu menjerap
molekul organik yang tidak bermuatan yang akan terjerap di sekitar ekor-ekor
surfaktan. ZSM-5 adalah zeolit yang memiliki rasio Si/Al tinggi (Si/Al 10-100)
dengan bentuk framework MFI dan rumus umumnya Nan(AlO2)n(SiO2)96-n.16H2O.
Berikut ini data mengenai zeolit ZSM-5 dari International Zeolite Assosiassion.
Cell Parameters : a = 20.090 b = 19.738 c = 13.142
= 90.000 = 90.000 = 90.000
Volume : 5211.29
RDLS : 0.0020
Framework density : 8.4 T/1000
Ring size (# T-atoms) : 10 6 5 4
Channel System : 3-dimensional
Secondary Building Unit : 5-1
Zeolit ZSM-5 memiliki unit pembangun sekunder 5-1 atau disebut dengan
unit pentasil. Unit pentasil tersebut kemudian saling berhubungan membentuk
rantai pentasil. Pada tahap selanjutnya rantai pentasil ini akan membentuk
kerangka zeolit ZSM-5. Zeolit ZSM-5 memiliki pori berukuran sedang (5.1 -
5.5) dan channel 3 dimensi. Selain itu zeolit ini memiliki selektivitas yang unik
serta kestabilan termal yang tinggi. Sifat-sifat ini membuat ZSM-5 sering
digunakan sebagai katalis dibidang petroleum dan petrokimia. Pemanfaatan zeolit
ZSM-5 dibidang katalitik seperti konversi metanol menjadi gasoline, metanol
menjadi olefin, hidrocracking, alkilasi benzena, dan oksidasi parsial metana.
2.2.1. Aplikasi SMZ
Melakukan modifikasi permukaan dengan surfaktan sebagaimana
dilakukan oleh Prof. R. S. Bowman dkk., Mereka mereaksikan surfaktan misalnya
hexadecyltrimethylammonium (HDTMA) dengan clinoptilolite menghasilkan
SMZ atau Surfactant Modified Zeolite. Sifat yang menarik dari SMZ adalah
kemampuannya menyerap anion, senyawa organik dan masih menyisakan
kemampuan menyerap kation. Dari literatur diketahui bahwa SMZ dapat
15

menurunkan konsentrasi arsen dalam limbah dengan recovery 74 - 100% dan


konsentrasi surfaktan yang digunakan 42,6 g HDTMA/kg zeolit.
SMZ juga dapat menyerap nitrat dalam air yang tercemarkan oleh pupuk
N dan dapat berfungsi sebagai slow-release fertilizer. Dan beberapa penelitian
juga telah membuktikan bahwa SMZ dapat menukar logam-logam berat seperti
Hg dan Pb serta kontaminan-kontaminan lain baik organik maupun anorganik.
Dari sebuah percobaan diketahui bahwa SMZ (surfactant modified zeolite) dapat
digunakan untuk menurunkan salinitas dan TDS air payau.

2.3. Mekanisme Adsorpsi oleh SMZ


Secara umum, zeolit mampu menyerap dan menukar kation karena
memiliki pori dan logam-logam alkali dipermukaannya yang dapat dipertukarkan.
Namun kemampuan zeolit alam untuk menukar anion atau kation sangat kurang.
Hal ini karena zeolit alam mengandung logam-logam lain, sehingga dapat
mengakibatkan adanya kompetisi pertukaran dengan logam yang tidak diinginkan.
Oleh karena itu, untuk mengatasinya perlu dibuat zeolit sintetis yang mempunyai
komposisi jelas seperti zeolit A. Selain dengan menggunakan zeolit A,
kemampuan adsorpsi dapat ditingkatkan dengan penambahan zat lain, salah
satunya hexadechyltrimethylammonium (HDTMA). Setiap kubo-oktahedral
dihubungkan dengan kubo-oktahedral yang lain melalui 4 cincin dan 8 alumino
silikat. Oktahedral terhubung dengan cara yang sama membentuk suatu ruang
yang memungkinkan molekul adsorbat dapat masuk dengan cara adsorpsi.

Gambar 2.3. Proses Surfactant Modified Zeolite

(Sumber: Gustian, 2005)


15

HDTMA atau cetrimonium ((C16H33)N(CH) merupakan salah satu


surfaktan kationik. HDTMA sering digunakan sebagai bahan untuk modifikasi
adsorben dalam meningkatkan kapasitas adsorpsinya. Adsorben yang
termodifikasi hexadecyltrimethylammonium dapat meningkatkan kapasitas
adsorpsi terhadap senyawa fosfat (PO43), yaitu dari 2,36 mg/g menjadi 16,95
mg/g. Zeolit termodifikasi HDTMA akan membentuk bilayer pada permukaan
luar zeolit sehingga menurunkan sifat hidrofiliknya, sehingga zeolit dapat
menyerap ion seperti fosfat. Penambahan surfaktan kation terhadap permukaan
bermuatan negatif melibatkan pertukaran kation dan ikatan hidrofobik.

Gambar 2.4. Mekanisme Modifikasi Zeolit dengan HDMTA


(Sumber: Jamali, 2003)
2.4. Pengolahan Air Payau dengan SMZ
Salinity atau salinitas adalah jumlah garam yang terkandung dalam
satu kilogram air. Kandungan garam dalam air ini dinyatakan dalam ppt
atau part per thousand karena satu kilogram sama dengan 1000 gram atau dalam
gram/liter. Cara sederhana mengukur salinitas air laut adalah dengan mengukur
kadar ion Cl- dalam air dengan titrasi perak nitrat (argentometri). Air payau atau
brackish water adalah air yang mempunyai salinitas antara 0,5 ppt s/d 17 ppt. Air
ini banyak dijumpai di daerah pertambakan, estuary yaitu pertemuan air laut dan
air tawar serta sumur-sumur penduduk di pulau-pulau kecil atau pesisir yang telah
terintrusi air laut. Sebagai perbandingan, air tawar mempunyai salinitas < 0,5 ppt
dan air minum maksimal 0,2 ppt. Dari sumber literatur lain, air tawar
maksimal mempunyai salinitas 1 ppt sedangkan air minum 0,5 ppt. Sementara itu
air laut rata-rata mempunyai salinitas (kadar garam) 35 ppt.
15

Pada umumnya dengan komposisi kimia air payau yang perlu


diperhatikan dalam pengolahan ini adalah kandungan Cl, Ca, Mg, dan Na. Air
payau yang mengandung Na melebihi batas, misalnya lebih besar dari 200 ppm,
jika dikonsumsi dalam waktu yang lama dapat mengganggu kesehatan. Demikian
pula jika air tersebut digunakan untuk menyiram tanaman misalnya sayuran, maka
hasil panen yang diperoleh berkurang jika dibandingkan dengan hasil penyiraman
air tawar. Jumlah penurunan hasil panen tergantung dari besaran salinitas air dan
jenis tanaman. Untuk keperluan industri, adanya NaCl dan MgCl2 dalam air yang
melebihi batas akan menyebabkan korosi pada pipa-pipa dan peralatan proses.
Proses pertukaran ion dapat digunakan sebagai proses desalinasi
untuk memperoleh air minum. Untuk tujuan tersebut diperlukan beberapa
persyaratan di antaranya, resin penukar ion atau mineral penukar ion harus
mempunyai kapasitas tukar yang tinggi. Keperluan asam dan basa untuk
regenerasi hendaknya murah. Pencucian resin setelah regenerasi hendaknya
memerlukan air yang sedikit sehingga tidak banyak mengurangi kapasitas
operasi resin. Volume regeneran yang terbuang dapat diminimalisir dan regeneran
yang tidak terpakai dapat digunakan lagi di kesempatan berikutnya.
Zeolit adalah mineral alami yang merupakan senyawa alumunium silikat
hidrat yang mempunyai luas permukaan yang besar dan kapasitas tukar kation
yang tinggi. Pada awal pemanfaatan proses pertukaran ion dalam industri, resin
penukar ion berasal dari senyawa-senyawa inorganik mineral zeolit. Dengan
berkembangnya resin sintetis organik yang berkapasitas tukar kation lebih besar
daripada pemakaian mineral zeolit sebagai penukar ion semakin sedikit.
Pemakaiannya dapat ditingkatkan jika kapasitas tukar kation dapat
ditingkatkan mendekati resin-resin organik dengan harga yang lebih murah.
Dalam pengolahan air payau diperlukan material penukar ion baik
kation maupun anion, oleh sebab itu zeolit alam perlu dimodifikasi atau diaktifkan
agar dapat menyerap keduanya. Teknik rinci cara memodifikasi tidak
disebutkan ,dengan perlakuan asam zeolit dapat dimodifikasi menjadi H-Z
atau zeolit, dengan kation H+. Bentuk H-Z diperlukan dalam pengolahan air
payau untuk menukar Ca, Mg dan Na tanpa menambahkan kation lain selain H+.

Anda mungkin juga menyukai