Anda di halaman 1dari 12

Data Pasien: Nama : Nn.

B Nomor Registrasi :
Topik:Wahana
Nama Gangguan Afektif
: RST TK Bipolar
IV Episode
Telp : Manik Terdaftar sejak :
Tanggal
Data (kasus)
utama : 15/02/2016
untuk bahan diskusi:Presenter: dr. Shendy Setiawan
Tanggal presentasi
1. Diagnosis/ :
Gambaran Klinis: Pendamping: dr. Nur Fitriasari
Tempat presentasi : RST TK IV Samarinda
Gangguan afektif bipolar episode manik. Sejak 2 minggu terakhir pasien sering marah marah, berdandan
Objektif presentasi :
Keilmuan dan sulit tidur.
belebihan Ketrampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik
Riwayat
2. pengobatan: Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Tidak ada.
Deskripsi: Wanita, 24 tahun mengeluh sulit tidur dan sering marah.
3. Riwayat kesehatan/ penyakit:

Tidak ada
Tujuan
Riwayat: Mendiagnosis
dan melakukan penatalaksanaan pada gangguan afektif bipolar.
4. keluarga:
Bahan bahasan: Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit
Tidak ada keluarga yang menderita keluhan serupa.
Presentasi dan
Cara membahas: Diskusi Email Pos
5. Riwayat pekerjaan: diskusi
Pasien seorang mahasiswa.
6. Riwayat penggunaan zat psikoaktif / alkohol:
Pasien tidak memiliki riwayat merokok dan pemakaian NAPZA.
Kasus 1

1
Daftar Pustaka:
a. Sungkar AS. Pedoman diagnosis dan terapi lab/upf ilmu kedokteran jiwa.Surabaya: RSUD Dr. Soetomo, 1994.
b. Maslim R. Panduan praktis penggunaan klinis obat psikotropik edisi ketiga. Jakarta : Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa
FK Unika Atma Jaya, 2007.
c. Maslim R. Buku saku diagnosis gangguan jiwa. Rujukan Ringkasan dari PPDGJ III dan DSM- 5. Jakarta : Bagian
Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya, 2013.
d. Bipolar disorders. The Merck Manuals: The Merck Manual for Healthcare Professionals.
e. Mood disorders. In: Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders DSM-IV-TR. 4th ed. Arlington, Va.:
American Psychiatric Association; 2000.
Hasil Pembelajaran:
1. Definisi gangguan afektif bipolar
2. Klasifikasi gangguan afektif bipolar
3. Diagnosis gangguan afektif bipolar
4. Tatalaksana gangguan afektif bipolar

2
Nama : Nn.B
Umur : 24 tahun

Subjektif

1. Riwayat Penyakit Sekarang


Berdasarkan auto dan alloanamnesis (ibu pasien), sejak 2 minggu terakhir pasien
sering marah-marah tanpa sebab yang jelas terhadap keluarga dan tetangga sekitarnya.
Pasien mengaku marah-marah karena ia merasa stress telat wisuda dan banyak tekanan dari
orang sekitarnya untuk segera menyelesaikan studinya serta pasien baru putus dari pacarnya
3 bulan yang lalu. Pasien juga mudah tersinggung. Pasien juga selalu membongkar barang-
barang di rumahnya yang mana barang tersebut sudah pasien rapikan pada awalnya. Pasien
juga biasanya suka berdandan dan berganti-ganti baju, sehingga hampir 4-5 helai baju tiap
hari. Pasien mengaku sulit tidur dan biasanya tidur sekitar 2-3 jam saja kemudian bangun
dan sudah tidak tidur lagi sampai pagi.
Menurut ibu pasien, perubahan tingkah laku ini dimulai pada 3 bulan yang lalu,
setelah pasien diputuskan oleh pacarnya. Sejak saat itu, pasien mulai gelisah dan kadang-
kadang lebih sering menyendiri dan bicara melantur. Nafsu makan pasien juga kurang dan
sering merasa bersalah hingga menangis sendiri walaupun tidak tahu apa penyebabnya.
Kadang juga pasien teramat sedih dan melamun memikirkan nasibnya dan pernah bilang
lebih baik mati saja.

2. Riwayat kehidupan pribadi


a. Riwayat Prenatal
Pasien lahir didukun, dengan kehamilan cukup bulan dan langsung menangis.
b. Riwayat Masa kanak awal (0-3 tahun)
Pasien tidak mengetahui masa kanak-kanaknya.
c. Riwayat Masa kanak pertengahan (3-11 tahun)
Pasien mulai sekolah saat usia 5 tahun, saat itu pasien sekolah TK terlebih dahulu. Saat
disekolah pasien memiliki banyak teman. Di sekolah pasien merupakan anak yang
pandai. Prestasi pasien saat di SD tidak menonjol tetapi pasien tidak pernah tinggal
kelas.

3
d. Riwayat Masa Remaja
Pasien mengatakan pada usia 15 tahun pasien pertama kali menstruasi, lulus SMA usia
17 tahun.
e. Riwayat Dewasa Muda
Pasien tumbuh menjadi remaja yang periang dan memiliki banyak teman
f. Riwayat Pendidikan
Pasien masuk kelas 1 SD pada usia 6 tahun. Menurut pasien nilai pasien biasa saja dan
pasien tidak pernah tinggal kelas. Lalu pasien melanjutkan ke SMP pada umur 12 dan
lulus SMA pada usia 17 tahun dengan nilai yang cukup. Pasien melanjutkan
pendidikan S1 di jurusan ekonomi.
g. Riwayat Pekerjaan
Pasien belum bekerja
h. Riwayat Pernikahan
Pasien belum menikah
i. Riwayat Kehidupan Beragama
Pasien adalah seorang muslin dan jarang melakukan sholat 5 waktu.
j. Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak pernah berurusan dengan pihak kepolisian dan tidak pernah masuk
penjara
3. Riwayat keluarga
Pasien anak pertama dari 3 bersaudara. Pasien saat ini tinggal di rumah bersama orang tua
dan kedua adiknya.

Keterangan:
: Pasien
: Laki-laki
: Perempuan

4
Objektif
1. Status mental
Penampilan
Seorang perempuan terlihat sesuai usianya, penampilan terkesan berlebihan, kulit
kuning langsat, rambut terpotong pendek berwarna hitam, ber make-up dan
menggunakan aksesoris yang berlebihan, kebersihan diri cukup baik.
Perilaku dan aktivitas motorik
Selama wawancara pasien tidak dapat duduk tenang, sering melakukan gerakan-gerakan
pada tangan dan kaki pasien. Kontak mata dengan pemeriksa cukup.
Pembicaraan
Pasien banyak berbicara, dapat menjawab pertanyaan dengan baik tetapi pasien sering
menceritakan sesuatu diluar pertanyaan. Pasien sering bercerita dengan spontan
mengenai keadaan dirinya saat ini. Pembicaraan dapat dimengerti. Tidak ada hendaya
dalam berbahasa.
Sikap terhadap pemeriksa
Pasien kooperatif, kontak mata adekuat. Pasien selalu menjawab pertanyaan dengan
melihat kearah pemeriksa. Pasien dapat menjawab pertanyaan dengan cukup baik
Mood dan Afek Emosi
Mood : Elevated mood; Afek : Euforia
Gangguan Persepsi
Halusinasi : Tidak ada
Ilusi : Tidak ada
Depersonalisasi : Tidak ada
Derealisasi:Tidak ada
Pikiran
Proses berpikir
Produktivitas : meningkat, pasien dapat menjawab spontan bila diajukan pertanyaan
serta sering menceritakan hal-hal yang tidak berhubungan satu dengan yang lain serta
melebih-lebihkan.
Kontuinitas : Flight of idea

5
Hendaya berbahasa : tidak ada
Isi pikiran: Waham (-)
Fungsi Intelektual
Orientasi
Waktu : Baik, pasien mengetahui waktu wawancara dilakukan yaitu pagi hari.
Tempat : Baik, pasien mengetahui dia sedang berada poli di RST Samarinda.
Orang : Baik, pasien mengetahui nama ibu dan saudara saudaranya. Selain itu pasien
juga mengetahui dirinya diwawancarai oleh siapa.
Situasi : Baik, pasien mengetahui bahwa dia sedang konsultasi dan wawancara.
Daya ingat
Daya ingat jangka panjang : Baik, pasien masih dapat mengingat beberapa nama teman
pasien pada saat di Sekolah Dasar.
Daya ingat jangka menengah : Baik, pasien dapat mengingat kejadian seminggu yang
lalu.
Daya ingat jangka pendek : Baik, pasien dapat mengingat secara tepat apa aktivitas yang
dilakukannya kemarin pagi.
Daya ingat segera : Baik, pasien dapat mengingat nama pemeriksa.
Daya konsentrasi : Pasien dapat berkonsentrasi dengan baik. Pasien dapat menghitung
denganbenar (3 x 12 dan 30 : 15)
Kemampuan membaca dan menulis : Baik, pasien dapat menulis beberapa kalimat
sederhana
Visuospasial Baik, pasien dapat meniru gambar yang berhimpitan satu sudut, seperti
segitiga dan lingkaran.
Pikiran abstrak : Baik, pasien dapat menjelaskan persamaan buah jeruk dan buah apel.
Bakat kreatif : Pasien memiliki bakat menjadi seorang model
Kemampuan menolong diri sendiri : Pasien dapat mandi dan makan sendiri tanpa
arahan.

2. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Baik.
Kesadaran : Compos Mentis.

6
Tanda vital :
Nadi : 88 kali/menit
Frekuensi nafas : 18 kali/menit.
Suhu : 36,7 oc.
Kepala/leher : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Thoraks : Tidak ditemukan adanya kelainan.
Abdomen : Tidak ditemukan adanya kelainan.
Ekstremitas : Tidak ditemukan adanya kelainan.

Assessment
Definisi
Gangguan bipolar adalah suatu gangguan yang ditandai dengan episode berulang yang
menunjukan pada waktu tertentu terjadi peninggian suasana perasaan (mood) serta
peningkatan energi dan aktivitas (mania atau hipomania), dan pada lain waktu berupa
penurunan suasana perasaan serta pengurangan energi dan aktivitas (depresi), dan biasanya
ada periode penyembuhan sempurna antar episode. Episode manik biasanya terjadi dengan
tiba-tiba dan berlangsung antara 2 minggu sampa 4-5 bulan (rata-rata 4 bulan), sedangkan
depresi cenderung berlangsung lebih lama, rata-rata sekitar 6 bulan yang mana pada orang
tuadapat berlangsung 1 tahun.
Epidemiologi
Dapat dikatakan insiden gangguan bipolar tidak tinggi, berkisar antara 0,3-1,5%. Namun,
angka itu belum termasuk yang misdiagnosis. Risiko kematian terus membayangi penderita
bipolar. Biasanya kematian itu dikarenakan mereka mengambil jalan pintas yaitu bunuh diri.
Risiko bunuh diri meningkat pada penderita bipolar yang tidak diterapi yaitu 5,5 per 1000
pasien. Sementara yang diterapi hanya 1,3 per 1000 pasien. Gangguan pada laki-laki dan
perempuan sama, umumnya timbul di usia remaja atau dewasa. Hal ini paling sering dimulai
sewaktu seseorang baru menginjak dewasa, tetapi kasus-kasus gangguan bipolar telah
didiagnosis pada remaja dan bahkan anak - anak.
Klasifikasi Gangguan Bipolar

7
Terdapat dua pola gejala dasar pada Gangguan bipolar yaitu, episode depresi dan episode
mania.
1. Episode manik/mania
Paling sedikit satu minggu (bisa kurang, bila dirawat) pasien mengalami mood yang elasi,
ekspansif, atau iritabel. Pasien memiliki, secara menetap, tiga atau lebih gejala berikut:
- Grandiositas atau percaya diri berlebihan
- Berkurangnya kebutuhan tidur
- Cepat dan banyaknya pembicaraan
- Lompatan gagasan atau pikiran berlomba
- Perhatian mudah teralih
- Peningkatan sosial dan hiperaktivitas psikomotor
- Meningkatnya aktivitas bertujuan (sosial, seksual, pekerjaan dan sekolah)
- Tindakan-tindakan sembrono (ngebut, boros, investasi tanpa perhitungan yang matang
Gejala yang derajatnya berat dikaitkan dengam penderitaan, gambaran psikotik,
hospitalisasi untuk melindungi pasien dan orang lain, serta adanya gangguan fungsi sosial
dan pekerjaan.
2. Hipomania
Hipomania ialah derajat yang lebih ringan daripada mania. Adanya peningkatan ringan
dari suasana perasaan (mood) yang menetap (sekurang-kurangnya selama beberapa hari
berturut-turut), peningkatan enersi dan aktivitas, dan biasanya perasaan sejahtera yang
mencolok dan efisiensi baik fisik maupun mental. Sering ada peningkatan kemampuan
untuk bergaul, bercakap, keakraban yang berlebihan, peningkatan enersi seksual, dan
pengurangan kebutuhan tidur; namun tidak sampai menjurus kepada kekacauan berat
dalam pekerjaan atau penolakan oleh masyarakat. Lebih sering ini bersifat pergaulan
social euforik, meskipun kadang-kadang lekas marah, sombong, dan perilaku yang tidak
sopan dan mengesalkan (bualan dan lawakan murah yang berlebihan). Konsentrasi dan
perhatiannya dapat mengalami hendaya, sehingga kurang bisa duduk dengan tenang untuk
bekerja, atau bersantai dan menikmati hiburan; tetapi ini tidak dapat mencegah timbulnya
minat dalam usaha dan aktivitas baru, atau sifat agak suka menghamburkan uang.
3. Episode Depresi

8
Pada semua tiga variasi dari episode depresif khas yang tercantum di bawah ini, ringan,
sedang, dan berat, individu biasanya menderita suasana perasaan (mood) yang depresif,
kehilangan minat dan kegembiraan, dan berkurangnya enersi yang menuju meningkatnya
keadaan mudah lelah dan berkurangnya aktivitas. Biasanya ada rasa lelah yang nyata
sesudah kerja sedikit saja. Gejala lazim lainnya adalah :
- Konsentrasi dan perhatian berkurang;
- Harga diri dan kepercayaan diri berkurang;
- Gagasan tentang perasaan bersalah dan tidak berguna (bahkan pada episode tipe
ringan sekali pun);
- Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis;
- Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri;
- Tidur terganggu;
- Nafsu makan berkurang.
4. Episode Campuran
Paling sedikit satu minggu pasien mengalami episode mania dan depresi yang terjadi
secara bersamaan. Misalnya, mood tereksitasi (lebih sering mood disforik), iritabel,
marah, serangan panic, pembicaraan cepat, agitasi, menangis, ide bunuh diri, insomnia
derajat berat, grandiositas, hiperseksualitas, waham kejar dan kadang-kadang bingung.
Kadang-kadang gejala cukup berat sehingga memerlukan perawatan untuk melindungi
pasien atau orang lain, dapat disertai gambaran psikotik, dan mengganggu fungsi personal,
social dan pekerjaan.
Siklus Cepat
Siklus cepat yaitu bila terjadi paling sedikit empat episode depresi, hipomania, atau
mania dalam satu tahun. Seseorang dengan siklus cepat jarang mengalami bebas gejala
dan biasanya terdapat hendaya berat dalam hubungan interpersonal atau pekerjaan.
Siklus Ultra Cepat
Mania, hipomania, dan episode depresi bergantian dengan sangat cepat dalam beberapa
hari. Gejala dan hendaya lebih berat bila dibandingkan dengan siklotimia dan sangat sulit
diatasi.
Sindrom Psikotik

9
Pada kasus berat, pasien mengalami gejala psikotik. Gejala psikotik yang paling sering
yaitu :
Halusinasi (auditorik, visual, atau bentuk sensasi lainnya)
Waham Misalnya, waham kebesaran sering terjadi pada episode mania sedangkan waham
nihilistic terjadi pada episode depresi. Ada kalanya simtom psikotik tidak serasi dengan
mood. Pasien dengan Gangguan bipolar sering didiagnosis sebagai skizofrenia. Ciri
psikotik biasanya merupakan tanda prognosis yang buruk bagi pasien dengan Gangguan
bipolar. Faktor berikut ini telah dihubungkan dengan prognosis yang buruk seperti: durasi
episode yang lama, disosiasi temporal antara Gangguan mood dan gejala psikotik, dan
riwayat penyesuaian social pramorbid yang buruk. Adanya ciri-ciri psikotik yang memiiki
penerapan terapi yang penting, pasien dengan symptom psikotik hampir selalu
memerlukan obat anti psikotik di samping anti depresan atau anti mania atau mungkin
memerlukan terapi antikonvulsif untuk mendapatkan perbaikan klinis.

Plan
Diagnosis
Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan mood yang menyebabkan hubungan pasien
dengan orang lain menjadi tidak baik, sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien ini mengalami
gangguan jiwa. Setelah dilakukan anamnesis, tidak ditemukan riwayat trauma kepala, kejang
sebelumnya ataupun adanya kelainan organik. Hal ini dapat menjadi dasar untuk menyingkirkan
diagnosis gangguan mental organik. Pasien juga tidak memiliki riwayat penggunaan zat
psikoaktif sehingga diagnosis gangguan mental dan prilaku karena zat psikoaktif dapat
disingkirkan, walaupun sebaiknya dilakukan pemeriksaan kandungan NAPZA dalam urin atau
darah untuk mendukung penyingkiran diagnosis. Pada pasien didapatkan gangguan afek berupa
sering marah tanpa sebab, suka berdandan berlebihan dan banyak berbicara (manik). Gejala ini
tanpa diikuti dengan gangguan halusinasi ataupun waham. Berdasarkan pengakuan ibu pasien,
sejak 3 bulan yang lalu sebelum pasien sering marah-marah pasien sering bersedih, menyendiri,
tidak mau makan dan merasa bersalah (episode depresif). maka diagnosisnya adalah Gangguan
Afektif Bipolar episode Kini Manik tanpa Gejala Psikotik
Pengobatan

10
Litihum 3 x 600 mg.
Setelah gejala mereda dosis dapat diturunkan 3 x 300 mg.

Pendidikan

Kepada pasien:

- Pengenalan terhadap penyakitnya, manfaat pengobatan, cara pengobatan dan efek samping
pengobatan
- Memotivasi pasien agar minum obat secara teratur dan rajin kontrol.
- Membantu pasien untuk menerima kenyataan dan menghadapinya.
- Mendorong pasien agar dapat kembali melakukan aktivitas sehari-hari secara bertahap.
- Menggali kemampuan yang ada pada diri pasien agar bisa dikembangkan.
Kepada keluarga:
- Memberikan pengertian dan penjelasan kepada keluarga pasien tentang gangguan yang
dialami pasien.
- Menyarankan kepada keluarga pasien agar lebih berpartisipasi dalam pengobatan pasien
secara teratur seperti memberikan suasana/lingkungan yang kondusif bagi penyembuhan dan
pemeliharaan pasien, mengingatkan pasien agar teratur minum obat, serta mengantar pasien
saat pasien kontrol

Konsultasi

Dijelaskan secara rasional perlunya konsultasi dengan spesialis kesehatan jiwa untuk
penanganan lebih lanjut.

Samarinda, 3 Juni 2016

11
Dokter Internsip Dokter Pembimbing

dr. Shendy Setiawan dr. Nur Fitriasari

12

Anda mungkin juga menyukai